Jtptunimus GDL Caturindri 5155 2 Bab2
Jtptunimus GDL Caturindri 5155 2 Bab2
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37- 42 minggu) ,lahir spontan dengan
presentabelakang kepala berlangsung dalam 18-24 jam tanpa komplikasi baik
pada ibu ataupun pada janin.(Wiknjosastro,2000)
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan , disusul dengan
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu.(FK UNPAD, 1983)
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin)
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar secara
spontan tanpa bantuan alat dan tidak melukai ibu dan janin yang berlansung
sekitar 18-24 jam,dengan letak janin belakang kepala.( Varneys,2003)
Jadi kesimpulan yang dapat penulis ambil,persalinan normal adalah
proses pengeluaran janin yang dapat hidup dari dalam uterus dan keluar
melalui vagina secara spontan pada kehamilan cukup bulan tanpa bantuan
alat dan tidak terjadi komplikasi pada ibu ataupun pada janin dengan
presentasi
belakang
kepala
berlangsung
dalam
kurang
dari
24
ovulasi,
fertilisasi
ovum,
transportasi
blastocyst,
implantasi,
1. Genetalia Ekasterna
Vulva tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi
perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris,
hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada
dinding vagina.
a. Mons pubis / mons veneris
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa
pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
b. Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang,
banyak mengandung pleksus vena. Ligamentum rotundum uteri
berakhir pada batas atas labia mayora. Di bagian bawah perineum,
labia mayora menyatu (pada commisur posterior).
c. Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel
rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung
serabut saraf.
d. Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior
vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior
minora.
Berasal
dari
sinus
urogenital.
Terdapat
g. Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix
uteri di bagian kranial dorsal sampai ke vulva di bagian kaudal
ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4
kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan
dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang
elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus
haid.
Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk
jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas vagina
terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas
dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di
sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik
daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitif
terhadap stimulasi orgasmus vaginal.
h. Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otototot diafragma pelvis (m.levator ani, m.coccygeus) dan diafragma
urogenitalis
(m.perinealis
transversus
profunda,
m.constrictor
10
11
a. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan /
menembus dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri
dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan
glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu
portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri externum
(luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks,
dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan
(nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis
melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina
ischiadica. Kelenjar mukosa serviks menghasilkan lendir getah
serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan
larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan
viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
b. Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum
latum
uteri
di
intraabdomen,
tengah
lapisan
12
infundibulopelvicum,
ligamentum
vesicouterina,
ligamentum rectouterina.
d. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna,
serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.
e. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang
tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi
ovum dari ovarium sampai cavum uteri. Dinding tuba terdiri tiga
lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa
dengan
epitel
bersilia.
Terdiri
dari
atas
pars
isthmica
13
oleh
ligamentum
ovarii
proprium,
ligamentum
14
15
4. Hormon-hormon Reproduksi
a. GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone)
Diproduksi
di
hipotalamus,
kemudian
dilepaskan,
berfungsi
(Follicle
Stimulating
Hormone)
memicu
pematangan
sperma
di
testis).
Selama
mempertahankan
menghasilkan
fase
fungsi
luteal
siklus,
korpus
LH
luteum
meningkatkan
pascaovulasi
dan
dalam
progesteron.
16
pada
berbagai
organ
reproduksi
wanita.
17
18
19
4. Faktor nutrisi
Suplai nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan
dikeluarkan.
5. Faktor partus
Partus sengaja ditimbulkan oleh penolong dengan menggunakan
oksitosin, amniotomo gagang laminaria.(prawirohardjo,1997)
D. Penyebab
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui
secara pasti/jelas. Terdapat beberapa teori antara lain :
1. Penurunan kadar progesteron :
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya Estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim.
Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar Progesteron dan
Estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar Progesteron
menurun sehingga timbul his.
2. Teori oxytosin :
Pada akhir kehamilan kadar oxytocsin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot rahim.
3. Keregangan otot-otot :
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya
teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk
mengeluarkan isinya.
20
21
4. False labair pain yaitu perasaan sakit diperut dan pinggang karena
adanya kontraksi lemah dari uterus.
5. Serviks menjadi lembek, mendatar dan mengeluarkan sekresi lendir,
darah dari vagina (bloedy show). (Praworohardjo, 2000)
Ibu melakukan
22
3. Passanger
Cara penumpang ( passanger ) atau janin bergerak disepanjang jalan
lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni : ukuran kepala
janin, presentasi letak kepala, letak, sikap, dan posisi janin.
4. Psikologikal respon
Penampilan dan perilaku wanita serta pasangannya secara keseluruhan
merupakan petunjuk yang berharga tentang jenis dukungan yang ia akan
perlukan.
5. Posisi ibu
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.
Posisi tegak memberikan sejumlah keuntungan. Mengubah posisi
membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki
sirkulasi ( melzack,dkk,1991). Posisi tegak meliputi posisi berdiri,
berjalan, duduk, dan jongkok.
23
1)
2)
3)
24
25
15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada
fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.
4. Kala IV
Dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama post partum.
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Rata-rata
perdarahan normal adalah 250 cc. Perdarahan persalinan yang lebih dari
500cc adalah perdarahan abnormal.
( Prawirohardjo,2007)
26
3. Fleksi
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul,
atau dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu
didekatkan kearah dada janin.
4. Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika. Setiap
kali terjadi kontraksi kepala janin diarahkan ke bawah lengkung pubis, dan
kepala hampir selalu berputar saat mencapai otot panggul.
5. Ekstensi
Saat kepala janin mancapai perineum, kepala akan defleksi ke arah
anterior oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah
simfisis pubis, kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi.
6. Restitusi dan putaran paksi luar
Restitusi adalah gerakan berputar setelah kepala bayi lahir hingga
mencapai posisi yang sama dengan saat ia memasuki pintu atas. Putaran
paksi luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan mirip
dengan gerakan kepala.
7. Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan
badan bayi di keluarkan dengan gerakan fleksi lateral kearah simfisis
pubis.
27
28
2. Adaptasi ibu
a. Perubahan kardiovaskuler
Pada setiap kontraksi, 2100 ml darah dikeluarkan dari uterus dan
masuk kedalam system vaskuler ibu. Hal ini meningkatkan curah
jantung sekitar 10-15% pada tahap I persalinan dan sekitar 30 % - 50
% pada tahap II persalinan.
b. Perubahan pernafasan
Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian O2 terlihat dari
peningkatan frekuensi pernafasan. Hiperventilasi dapat menyebabkan
alkalosis respiratorik ( PH meningkat ) hipoksia dan hipokapnea ( CO 2
menurun)
c. Perubahan pada ginjal
Pada trimester ke II kandung kemih menjadi organ abdomen. Apakah
terisi kandung kemih dapat teraba diatas simpisis pubis. Selama
persalinan wanita dapat mengalami kesulitan untuk berkemih secara
spontan akibat dari :
1) Oedema jaringan akibat tekanan bagian presentasi
2) Rasa tidak nyaman
3) Sedasi dan rasa malu
d. Perubahan integument
Terlihat pada daya distensibilitas daerah introtus vagina ( muara
vagina). Pada setiap individu tingkat distensibilitas berbeda, meskipun
29
30
h. Perubahan endokrin
Sistem endokrin aktif selama persalinan. Awitan persalinan dapat
diakibatkan oleh penurunann kadar progresteron dan peningkatan
estrogen, prostaglandin dan oksitosin. Metabolisme meningkat dan
kadar aliran darah dapat menurun akibat proses persalinan.
31
K. Pathways
-
Faktor hormone
Faktor syaraf
Faktor kekuatan
plasenta
Faktor nutrisi
Faktor partus
Kala I
laten
Estrogen
dan
progrestero
Rahim
besar dan
menegang
aktif
Nafas mulut
transisi
Kepala bayi
kontraksi
Meningkatnya
metabolisme
Dilatasi
uterus 4-8 cm
Kadar aliran
darah menurun
Menekan
jaringan
Aliran balik
vena
menurun
Hipoksia
jaringan
Oksitosin
Kadar
prostaglandin
Ischemia
alat rahim
Sirkulasi
uteroplasenta
terganggu
Kontraksi
uterus
Hipoksia
jaringan
Nyeri akut
Resti cidera
pada janin
Sirkulasi O2
maternal
Hipoksia
jaringan janin
Resti
kerusakan
pertukara gas
janin
Tekanan pada
jaringan
Nyeri
akut
Resti penurnan
curah jantung
32
Kala II
Kala III
Pembukaan cerviks
10 cm
Bayi lahir
Mengeran involunter
Kontraksi uterus
Kepala janin menurun
Resti kekurangan
cairan
Nyeri akut
Resti kekurangan
volume cairan
Terjadi laserasi
Kehilangan
darah
Menekan
saraf/penegangan jarinan
trauma jaringan
Kala IV
Nyeri akut
Plasenta lahir
Kontraksi uetrus
Kelahiran bayi
Pemulihan sistem
tubuh
Sirkulasi uteroplasenta
berlnjut
Tremor otot
perdarahan
Trauma
mekanis/edma
otot
Pertambahan
anggota keluarga
Perubahan proses
keluarga
Nyeri akut
33
L. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian kala I
a. fase laten
1) Integritas ego : senang atau cemas
2) Nyeri atau ketidaknyamanan
a) Kontraksi regular, frekuensi, durasi, dan keparahan
b) Kontraksi ringan masing-masing 5-30 menit berkisar 10-30
detik
3) Keamanan : irama jantung janin paling baik terdengar pada
umbilicus
4) Seksualitas :
a) membrane makin tidak pecah.
b) Cerviks dilatasi 0 4 cm bayi mungkin pada 0 (
primigravidarum ) atau dari 0 - 2 cm ( multigravida ).
c) Rabas vagina sedikit, mungkin lender merah muda (
show), kecoklatan, atau terdiri dari plak lendir.
b. fase aktif
1) Aktivitas/istirahat : dapat menunjukan bukti kelelahan
34
2) Integritas ego :
a) dapat lebih serius dan terhanyut pada proses persalinan.
b) ketakutan tentang kemampuan pengendalian pernafasan dan
atau melakukan teknik relaksasi.
3) Nyeri/kenyamanan: kontraksi sedang tiap 3,5 -5 menit berakhir
30-40 menit
4) Keamanan :
a) irama jantung janin terdeteksi agak dibawah pusat pada
posisi vertex.
b) Denyut jantung janin ( DJJ ) bervariasi dan perubahan
periodik umumnya tramati pada respons terhadap kontraksi,
palpasi abdominal, dan gerakan janin.
5) Seksualitas :
a) dilatasi serviks dari kira-kira 4 sampai 8 cm ( 1,5 cm/jam
miltipara, 1,2 cm/jam nulipara ).
b) perdarahan dalam jumlah sedang.
c) janin turun 1-2 cm dibawah tulang iskial .
35
c. Fase transisi
1) Sirkulasi : TD meningkat 5-10 mmHg diatas nilai normal kien,
nadi meningkat.
2) Integritas ego :
a) perilaku peka.
b) munkin mengalami kesulitan mempertahankan control.
c) memerlukan pengingat tentang pernafasan.
d) mungkin amnestik, dapat menyatakan saya tidak tahan
lagi .
3) Eliminasi : dorong untuk menghindari atau defekasi melalui
fekal ( janin pada posisi posterior).
4) Makanan/ cairan : terjadi mual muntah.
5) Nyeri / ketidaknyamanan :
a) Kontraksi uterus kuat setiap 2-3 menit dan berakhir 4560 detik.
b) Ketidaknyamanan hebat pada area abdomen / sakral.
c) Dapat menjadi sangat gelisah.
d) Menggeliat-geliat karena nyeri / ketakutan.
36
ketidakmampuan
melakukan
dorongan
sendiri/teknik relaksasi.
3) Letargi.
4) Lingkaran hitam di bawah mata.
b. Sirkulasi : TD dapat meningkat 5-10 mmHg diantara kontraksi
37
c. Integritas ego :
1) Respon
emosional
dapat
di
rentang
dan
perasaan
fear/irritation/relief/ joy.
2) Dapat merasa kehilangan control atau sebaliknya seperti saat ini
klien terlibat mengejan secara aktif.
d. Eliminasi :
1) Keinginan untuk defekasi atau mendorong involunter pada
kontraksi disertai dengan tekanan intra abdomen dan tekanan
uterus.
2) Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan
3) Distensi kandung kemih mungkin ada, urin harus dikeluarkan
selama upaya mendorong.
e. Nyeri / ketidaknyamanan :
1) Dapat merintih atau meringis selama kontraksi.
2) Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat.
3) Melaporkan rasa terbakar / meregang dari perineum.
4) Kaki gemetar selama upaya mendorong.
5) Kontraksi uterus kuat, terjadi 1,5-2 menit masing-masing dan
berakhir 60-90 detik.
38
39
b. Sirkulasi :
1) TD meningkat saat curah jantung meningkat kemudian kembali
normal dengan cepat.
2) Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan
anestesi.
3) Frekuensi nadi melambat pada respon terhadap perubahan curah
jantung.
c. Makanan / cairan : kehilangan darah normal 250-300cc.
d. Nyeri / ketidaknyamanan : dapat mengelih tremor kaki/menggigil.
e. Keamanan :
1) Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan adanya
robekan atau laserasi.
2) Perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir mungkin ada.
f. Seksualitas :
1) Darah berwarna kehitaman dari vagina terjadi saat plasenta lepas
dari endometrium, biasanya 1-5 mnt setelah melahirkan bayi.
2) Tali pusat memanjang pada muara vagina.
40
4. Pengkajian kala IV
a. Aktivitas/istirahat : dapat tampak berenergi atau kelelahan/keletihan,
mengantuk.
b. Sirkulasi :
1) Nadi biasanya lambat ( 50-70 dpm), karena hipersensitivitas vagal
2) Tekanan darah bervariasi mungkin lebih rendah pada respon
terhadap analgesia/anestesi, atau meningkat pada respons terhadap
pemberian oksitosin atau hipertensi karena kehamilan ( HKK)
3) Edema bila ada, mungkin dependen ( mis, ditemukan pada
ekstermitas bawah ), atau dapat meliputi ekstermitas atas dan
wajah, mungkin umum ( tanda-tanda HKK ) .
4) Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sempai 400-500
ml untuk kelahiran vaginal atau 600-800 ml untuk kelahiran
sesaria.
c. Integritas ego :
1) Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah; mis, eksitasi
atau perilaku menunjukan kurang kedekatan, tidak berminat (
kelelahan), atau kecewa.
2) Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk perilaku
intrapartum atau kehilangan kontrol; dapat mengekspresikan rasa
41
takut mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan segera pada
neonatal.
d. Eliminasi :
1) Hemoroid sering ada dan menonjol.
2) Kandung kemih mungkin teraba diatas simfisis pubis atau kateter
urinarius terpasang.
3) Dieresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi menghambat
aliaran urinarius, dan/atau cairan I.V. diberikan selama persalinan
dan kelahiran.
e. Makanan/cairan : dapat mengeluh haus, lapar, atau mual.
f. Neurosensori :
1) Sensasi dan gerakkan ekstermitas bawah menurun pada adanya
anesthesia spinal atau analgesia kaudal/epidural.
2) Hiperrefleksia mungkin ada ( menunjukan terjadinya atau
menetapnya hipertensi, khususnya pada diabetika, remaja, atau
klien primipara)
g. Nyeri/ketidaknyamanan : dapat melaporkan ketidaknyamanan dari
berbagai sumber; mis, setelah nyeri, trauma jaringan/perbaikan
episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan dingin/otot tremor
dengan menggigil .
42
h. Keamanan :
1) Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit ( pengerahan tenaga,
rehidrasi).
2) Perbaikan episiotomi utuh, dengan tepi jaringan merapat.
i. Seksual :
1) Fundus keras terkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi
umbilicus.
2) Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap,
dengan hanya beberapa bekuan kecil ( sampai ukuran plam kecil ).
3) Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas.
4) Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara.
5) Payudara lunak, dengan putting tegang.
j. Penyuluhan/pembelajaran : catat obat-obatan yang diberikan, termasuk
waktu dan jumlah.
k. Pemeriksaan diagnostik : hemoglobin/hematokrit ( HB/HT ), jumlah
darah lengkap, urinalisis, pemeriksaan lain mungkin dilakukan sesuai
indikasi dari temuan fisik.
M. Diagnosa keperawatan
1. Kala I
a. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus
43
Kala IV
a. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan transisi/ peningkatan
perkembangan anggota keluarga.
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kelelahan/kegagalan miometri dari mekanisme homeostatik.
c. Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis/edema jaringan,
kelelahan fisik dan psikologis.
44
N. Fokus intervensi
1. Kala I
a. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus
Tujuan : nyeri dapat berkurang
Hasil yang diharapkan :
1) Mengidentifikasi/ menggunakan teknik untuk mengontrol nyeri atu
ketidaknyamanan
2) Melaporkan nyeri berkurang
3) Tampak rileks atau tenang diantara kontraksi
Intervensi :
1) Kaji derajat nyeri melalui isyarat verbal dan nonverbal. Kaji
implikasi pribadi dan budaya dari nyeri.
Rasional : sikap terhadap nyeri dan reaksi terhadap nyeri adalah
individual dan berdasarkan pada pengalaman masa lalu, latar
belakang budaya, dan konsep diri
2) Kaji kebutuhan klien terhadap sentuhan fisik selama kontraksi.
Rasional : sentuhan dapat bertindak sebagai distraksi,
memberikan dukungan untuk tenang, dan dorongan, serta dapat
membantu mempertahankan kontrol/ penurunan nyeri.
3) Pantau frekuensi, durasi, dan intensitas uterus
Rasional : mendeteksi kemajuan dan mengamati respons uterus
abnormal.
45
dapat
meningkatkan
relaksasi,
memperpendek
46
cidera
janin
berhubungan
dengan
hipoksia
jaringan,
hiperkapnea.
Tujuan : diharapkan resiko cidera janin tidak terjadi.
Hasil yang diharapkan :
1) Djj dalam batas normal
2) Tidak ada perubahan periodik yang berbahaya
Intervensi :
1) Lakukan pemeriksaan Leopold, maneuver untuk menentukan
posisi janin dan presentasi.
Rasional : abnormalitas seperti presentasi wajah, dagu, dan
posterior juga memerlukan intervensi kusus untuk mencegah
persalinan yang lama.
2) Pantau DJJ baik secara manual atau elektronik, perhatikan
variasi DJJ.
Rasional : DJJ harus di rentang 120 sampai 160 dpm dengan
variasi rata-rata, percepatan dalam respon terhadap aktivitas
maternal, gerakan janin, dan kontraksi uterus.
47
membantu
menghilangkan
mencegah
kontaminasi
yang
pertumbuhan
dapat
bakteri,
menimbulkan
48
49
50
4) Anjurkan klien tirah baring bila bagian tirah baring tidak masuk
Rasional : menurunkan resiko prolaps tali pusat.
5) Perhatikan dan catat warna, jumlah amnion saat ketuban pecah.
Rasional
:pada
presentasi
vertex,
hipoksia
yang
lama
51
52
informasi
dan
dukungan
berhubungan
dengan
kemajuan persalinan.
Rasional : pertahankan supaya pasangan tetap mendapatkan
informasi tentang perkiraan kelahiran; menguatkan bahwa
upaya-upaya yang dilakukan itu berarti dan akhirnya sudah
terlihat .
4) Anjurkan klien untuk upaya meneran
Rasional : anestetik dapat mengganggu kemampuan klien
untuk
merasakan
sensasi
berkenaan
dengan
kntraksi,
53
54
kehilangan
diaforetik.
Tremor
otot
yang
55
besar
dari
500ml
dapat
dimanifestasikan
oleh
56
penyambungan
tepi-tepi
memudahkan
penyembuhan.
57
4.
Kala IV
a. Perubahan
proses
keluarga
berhubungan
dengan
transisi/
bayi,
saat
kondisi
ibu
dan
neonatus
memungkinkan
2) Mendemonstrasikan perilaku kedekatan dan ikatan yang tepat
Intervensi :
1) Anjurkan
klien
untuk
menggendong,
menyentuh,
dan
58
kontraksi
uterus
yang
kuat
pada
59
Intervensi :
1) Tempatkan klien pada posisi rekumben
Rasional : mengoptimalkan aliran darah serebral, dan
memudahkan pemantauan fundus dan aliran vaginal.
2) Catat lokasi dan kosistensi fundus setiap 15 mnt,dan catat
temuan
Rasional : aktivitas miometri uterus menimbulkan hemostasis
dengan mekan pembuluh darah endometrial
3) Dengan perlahan masase fundus bila lunak ( menonjol )
Rasional : masase fundus merangsang kontraksi uterus dan
mengontrol perdarahan.
4) Kaji kepenuhan kandung kemih diatas simfisis pubis.
Rasional : kandung kemih penuh mengubah posisi fundus dan
mengganggu kontraktilitas uterus
5) Kaji jumlah, warna, dan sifat aliran lokhial setiap 15 mnt.
Rasional : membantu mengidentifikasikan laserasi yang
potensial terjadi pada vagina dan serviks, yang dapat
mengakibatkan aliran berlebihan dan merah terang.
6) Kaji TD dan nadi setiap 15 menit
Rasional : bila perpindahan cairan terjadi dan darah di
reduksikan kedalam vena, penurunan sedang pada sistolik dan
diastolik TD dan takikardi ringan dapat terlihat.
60
takut
tentang
ketidaktahuan,
yang
dapat
trauma
dan
edema
meningkatkan
derajat
61
4) Kaji adanya tremor kaki atau tubuh atau gemetar yang tidak
terkontrol.
Rasional : tremor pasca melahirkan mungkin disebabkan
karena bebas dari tekanan pada nervus pelvis secara tiba-tiba
atau mungkin berhubungan dengan tranfusi janin ke ibu yang
terjadi dengan pemisahan plasenta.
5) Lakukan tindakan kenyamanan (mis, memandikan klien )
Rasional : meningkatkan kenyamana, perasaan bersih, dan
kesejahteraan
6) Ajarkan penggunaan teknik pernafasan/relaksasi
Rasional : meningkatkan rasa control dan dapat menurunkan
beratnya
ketidaknyamanan
berkenaan
dengan
afterprin
62
63