Anda di halaman 1dari 6

KATA KATA BAHASA HUKUM

NO

KATA ASING

Metode Agrumentum Per Analogiam

Argumentum Rechts Vervijning

Argumentum A Contrario

Argumentum Ad Absurdum

Argumentum Ex Ante Scriptum

Argumentum Ex Post Scriptum

Agrumentum Ad Error Judex

Agrumentum Error In Persona

Konstantiring

10

Kualifikasiring

11

Konstituiring

12

Putusan Deklaratoir / declaratoir

13

Putusan Konstitutif / constitutief

14

Putusan Kondemnatoir/ condemnatoir

KATA KATA BAHASA HUKUM


ARTI / DEFINISI
Cara penafsiran dengan memperluas isi ketentuan dalam undang-undang dan kemudian menerapkan pada peristiwa konkrit (Sudikno Mertokusumo, Penemuan
Hukum, Liberty , Yogyakarta , 2001). / Merupakan metode penemuan hokum olehh hakim dimana hakim mencari esensi yang lebih umum pada suatu perbuatan
yang di atur oleh Undang undang dengan pada perbuatan atau peristiwa yang secara konkrit di hadapi hakim.

Bertujuan untuk mengkonkritkan suatu aturan hokum yang terlalu abstrak.


Contoh : perbuatan melanggar hokum
Jadi yang di maksud perbuatan melanggar hokum ( pasal 1365 BW) adalah berbuat atau tidak berbuat yang :
a)Melanggar hak subjek hokum lainnya;
b)Bertentangan dengan kewajiban hokum dari si pelaku;
c)Bertentangan dengan kepatutan yang seyoginya di indahkan dalam kehidupan bersam terhadap intergritas subjek hokum maupum harta
bendanya.
Metode inii menggunakan penalaran bahwa jika undang- undang menetapkan hal- hal tertentu untuk peristiwa tertentu itu dan bagi peristiwa di luarnya berlaku
kebalikannya.
Contoh : masa iddah bagi janda.
argumen yang mencari pembuktian terhadap suatu pernyataan yang benar dengan menunjukkan kesalahan, atau alasan konyol yang dihasilkan dari penolakan
terhadap argumen tersebut, atau dengan menunjukkan bahwa pernyataan tersebut salah melalui menunjukkan hasil kesalahannya, keterbantahannya, dan
kekonyolannya terhadap penerimaan teorinya.
argumen yang ditulis berdasarkan cerita yang ada
agumentasi yang ada setelah dibukukan
Kesalahaan dalam kontruksi hukum yang ada
Error in PersonamaupunError in Objectodigunakan di pengadilan pada tahap eksepsi atas gugatan (kalau di perdata) atau dakwaan (kalau di pidana). Eksepsi
dengan dasarError in Personadi ajukan oleh Tergugat/Terdakwa terhadap Gugatan/ Surat Dakwaan Penggugat/Penuntut Umum karena dakwaan/gugatan tersebut
dialamatkan kepada orang yang salah.

berarti melihat, mengakui atau membenarkan telah terjadinya peristiwa yang diajukan tersebut atau membuktikan benar atau tidaknya peristiwa/fakta yang
diajukan para pihak melalui alat-alat bukti yang sah menurut hukum pembuktian yang diuraikan dalam duduk perkaradan berita acara. Konstatiring meliputi :
a) Memeriksa identitas para pihak.
b) Memeriksa kuasa hukum para pihak (jika ada).
c) Mendamaikan pihak-pihak.
d) Memeriksa seluruh fakta / peristiwa yang dikemukakan para pihak.
e) Memeriksa alat-alat bukti sesuai tata cara pembuktian.
f)Memeriksa jawaban, sangkalan, keberatan dan bukti-bukti pihak lawan.
g) Menetapkan pemeriksaan sesuai hukum acara yang berlaku.
yaitu menilai peristiwa itu termasuk hubungan hukum apa atau yang mana, menemukan hukumnya bagi peristiwa yang telah dikonstatiring itu untuk kemudian
dituangkan dalam pertimbangan hukum. Yang meliputi :
a) Merumuskan pokok-pokok perkara.
b) Mempertimbangan beban pembuktian.
c) Mempertimbangkan keabsahan peristiwa / fakta sebagai peristiwa atau fakta hukum.
d) Mempertimbangkan secara logis, kronologis, dan yuridis fakta-fakta hukum menurut hukum pembuktian.
e) Mempertimbangkan jawaban, keberatan, dan sangkalan-sangkalan serta bukti-bukti lawan sesuai hukum pembuktian.
f) Menemukan hubungan hukum-hukum peristiwa / fakta yang terbukti dengan petitum.
g) Menemukan hukumnya baik tertulis maupun yang tak tertulis dengan menyebutkan sumber-sumbernya.
h) Mempertimbangkan biaya perkara.
yaitu menetapkan hukumnya yang kemudian dituangkan dengan amar putusan (diktum), konstituiring ini meliputi :
a) Menetapkan hukumnya dalam amar putusan.
b) Mengadili seluruh petitum.
c)Mengadili tidak lebih dari petitum, kecuali undang-undang menentukan lain.
d) Menetapkan biaya perkara.
adalah putusan yang menyatakan suatu keadaan sebagai suatu keadaan yang sah menurut hukum. Misalnya, perjanjian antara penggugat dan tergugat
dinyatakan sah menurut hukum dan sebagainya. Amar putusannya selalu berbunyi : Menyatakan ... sah menurut hukum.
adalah putusan yang menciptakan suatu keadaan hukum yang baru. Misalnya, putusan yang membatalkan suatu perjanjian, menyatakan pailit, memutuskan
suatu ikatan perkawinan, dan sebagainya. Amar putusan berbunyi : Menyatakan... dan seterusnya.

adalah putusan yang bersifat menghukum pihak yang kalah untuk memenuhi prestasi. Hak perdata penggugat yang dituntutnya terhadap tergugat, diakui
kebenarannya oleh hakim. Amar putusan selalu berbunyi Menghukum.... dan seterusnya

Anda mungkin juga menyukai