Anda di halaman 1dari 17

PERUBAHAN

SISTEM
MUSKULOSKELET
AL DAN
KARDIOVASKULE
R PADA MASA
KEHAMILAN
[Type the document subtitle]
Irmayanti Sirman

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Salawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis mampu
menyelesaikan

tugas

makalah

Perubahan

Sistem

Muskuloskeletal

dan

Kardiovaskuler Pada Masa Kehamilan.


Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, temanteman, pembimbing dan yang lainnya sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen
pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya
di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .. 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
A. LATAR BELAKANG 3
B. TUJUAN 3
BAB II PEMBAHASAN . 4
A. PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 4
Pengertian Sistem Muskuloskeletal.... 4
Perubahan Sistem Muskuloskeletal 5
1. Dinding perut dan peritoneum.. 5
2. Kulit abdomen.. 5
3. Striae 6
4. Perubahan ligament 6
5. Simpibis pubis... 6
-Gejala Perubahan Sistem Muskuloskeletal.. 7
1. Nyeri Punggung Bawah 7
2. Sakit kepala dan nyeri leher 7
3. Nyeri Pelvis Posterior 7
4. Disfungsi Simpibis Pubis 8
5. Diastase Rekti 8
6. Osteoporosis akibat kehamilan.. 8
7. Dsifungsi Dasar Panggul... 9
B. PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA
KEHAMILAN. 9
Pengertian Kardiovaskuler 9
Sistema Kardiovaskuler.. 10
1. Volume darah. 10
2. Perubahan sistem kardiovaskuler.. 12
3. Tekanan darah.. 14
4. Kompresi aortokaval. 15
5. Implikasi klinik.. 15
BAB III PENUTUP.. 16
A. KESIMPULAN 16
DAFTAR PUSTAKA. 17

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Proses kehamilan sampai kelahiran merupakan rangkaian dalam
satu kesatuan yang dimulai dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi ibu
terhadap nidasi, pemeliharaan kehamilan, perubahan endokrin sebagai
persiapan menyongsong kelahiran bayi dan persalinan dengan kesiapan
untuk memelihara bayi.
Dalam menjalani proses kehamilan tersebut, ibu hamil mengalami
perubahan-perubahan anatomi pada tubuhnya sesuai dengan usia
kehamilannya. Mulai dari trimester I, sampai dengan trimester III
kehamilan.Perubahan-perubahan anatomi tersebut meliputi perubahan
sistem pencernaan, perubahan sistem perkemihan, dan perubahan sistem
muskuloskeletal.
Dari masa kehamilan, persalinan dan nifas tentunya akan
mengalami perbedaan dan perubahan fisiologis pada sistem-sistem yang
terjadi di dalamnya, salah satunya adalah perubahan fisiologis masa nifas
pada sistem musculoskeletal dan kadiovaskuler. Mengingat adanya
perubahan itulah maka penyusun membuat makalah yang membahas
tentang perubahan sistem kardiovaskuler dan musculoskeletal pada masa
kehamilan.

B. TUJUAN
Mengetahui perubahan perubahan fisiologis yang terjadi pada system

muskuloskeletal dan kardiovaskuler ibu nifas.


Mengetahui masalah sistem muskuloskeletal dan kardiovaskuler
pada ibu nifas

BAB II
PEMBAHASAN

A. PERUBAHAN

SISTEM

MUSKULOSKELETAL

PADA

MASA

KEHAMILAN
PENGERTIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system
musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari
-

Muskuler/Otot : Otot, tendon,dan ligament

Skeletal/Rangka : Tulang dan sendi

Otot adalah jaringan tubuh yang mempunyai kemampuan mengubah


energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Sedangkan rangka adalah
bagian tubuh yang terdiri dari tulang -tulang yang memungkinkan tubuh
mempertahankan bentuk, sikap dan posisi. Sebagai kerangka tubuh sistem
muskuloskeletal memberi bentuk bagi tubuh.
muskuloskeletal

melindungi

organ-organ

Sebagai proteksi sistem


penting,

misalnya

otak

dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, jantung dan paru-paru terdapat


pada rongga dada (cavum thorax) yang dibentuk oleh tulang-tulang kostae
(iga).
Perubahan sistem muskuloskeletal terjadi pada saat umur kehamilan
semakin betambah. Adaptasi ini mencakupi peningkatan berat badan,
bergesernya pusat akibat pembesaran rahim, relaksasi dan mobilitas. Namun
demikian, pada saat psot partum system muskuloskeletal akan berangsurangsur pulih kembali.

PERUBAHAN SISTEM MUSULOSKELETAL


Adapun perubahan sistem muskuloskeletal pada masa nifas meliputi :

1.
2.
3.
4.
5.
1.

Dinding perut dan peritoneum


Kulit abdomen
Striae
Perubahan ligament
Simpisis pubis
Dinding perut dan peritoneum
Peritoneum adalah membran berkilau yang melapisi semua organ
perut.

Dengan

mengeluarkan

cairan

peritoneal,

membran

ini

memungkinkan isi perut bergerak dengan lancar selama pengolahan


makanan di usus. Luas permukaan peritoneum sama besar dengan
permukaan kulit, sekitar dua meter persegi.
Dinding perut akan longgar pasca persalinan. Keadaan ini akan
pulih kembali dalam 6 minggu. Pada saat wanita asthenis terjadi
diastasis dari otot-otot rectus abdonimis, sehingga sebagian dari dinding
perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum, fasia tipis, dan kulit.
2. Kulit Abdomen
Abdomen adalah istilah yang digunakan untuk menyebut
bagian dari tubuh yang berada di antara thorax atau dada dan pelvis di
hewan mamalia dan vertebrata lainnya. Pada arthropoda, abdomen
adalah bagian paling posterior tubuh, yang berada di belakang thorax
atau cephalothorax (sefalotoraks). Dalam bahasa Indonesia umum,
sering pula disebut dengan perut. Bagian yang ditutupi atau dilingkupi
oleh abdomen disebut cavitas abdominalis atau rongga perut.
Selama masa kehamilan, kulit abdomen akan melebar, melonggar
dan mengendur hingga berbulan-bulan. Otot-otot dari dinding abdomen
dapat kembali normal kembali dalam beberapa minggu pasca melahirkan
dengan latihan post natal.
3. Striae
Striae adalah suatu perubahan warna seperti jaringan parut pada
dinding abdomen. Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang
sempurna melainkan membentuk garis lurus yang samar. Tingkat diastasis
muskulus trektus abdominis pada ibu post partum dapat dikaji melalui
5

keadaan umum, aktivitas, paritas, dan jarak kehamilan, sehingga dapat


membantu menentukan lama pengembalian tonis otot menjadi normal.
4. Perubahan Ligamen
Ligamen (ligamentum) adalah jaringan berbentuk pita yang
tersusun dari serabut-serabut liat yang mengikat tulang satu dengan tulang
lain pada sendi
Setelah janin lahir, ligamen-ligamen, diafragma pelvis dan fasia
yang meregang sewaktu kehamilan dan partus berangsur-angsur menciut
kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligametum rotundum menjadi
kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.
5. Simpisis pubis
Pemisahan simpisis pubis jarang terjadi. Namun demikian, hal ini
dapat menyebabkan mordibitas maternal. Gejala dari pemisahan simpisis
pubis antara lain : nyeri tekan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat
bergerak di tempat tidur ataupun waktu berjalan. Pemisahan simpisis
dapat dipalapasi. Gejala ii dapat menghilang setelah beberapa minggu
atau bulan pasca meahirkan, bahkan ada yang menetap.
GEJALA PERUBAHAN SISEM MUSKULOSKELETAL
Beberapa gejala sistem muskuloskeletal yang timbul pada masa pasca partum
antara lain :
1. Nyeri punggung bawah
2. Sakit kelapa dan nyeri leher
3. Nyeri pelvis posterior
4. Disfungsi simpisis pubis
5. Diastasis rekti
6. Osteoporosis akibat kehamilan
7. Disfungsi rongga panggul

1. Nyeri punggung bawah


Nyeri punggung merupakan gejala pasca partum jangka panjang yang
sering terjadi. Hal ini disebabkan adanya ketegangan postural pada sistem
muskuloskeletal akibat posisi saat persalinan.

2. Sakit kepala dan nyeri leher


Pada minggu pertama dan tiga bulan setelah melahirkan, sakit kepala dan
migraine bisa terjadi. Gejala ini dapat mempengaruhi aktifitas dan
ketidaknyamanan pada ibu post partum. Sakit kepala dan nyeri leher yang
jangka panjang dapat timbul akibat setelah pemberian anestasi umum.
3. Nyeri pelvis posterior
Nyeri pelvis posterior ditunjukkan untuk rasa nyeri dan disfungsi area
sendi sakrioiaka. Gejala ii timbul sebelum nyeri punggung bawah dan
disfungsi simfisis pubis yang ditandai nyeri di atas sendi satrioiaka pada
bagian otot penumpu berat badan serta timbul pada saat membalikkan
tubuh di tempat tidur. Nyeri ini dapat menyebar ke bokong dan paha
posterior.
4. Disfungsi simfisis pubis
Disfungsi simfisis pubis merupakan istilah yang menggambarkan
gangguan fungsi sendi simfisis pubis dan nyeri yang dirasakan di sekitar
area sendi. Fungsi sendi simfibis pubis adalah menyempurnakan cincin
tulang pelvis dan memintahkan berat badan melalui pada posisi tegak. Bila
sendi

ii

tidak

menjalankan

fungsi

semestinya,

akan

terdapat

fungsi/stabilitas pelvis yang abnormal, diperburuk dengan terjadinya


perbuhan mekanis, yang dapat mempengaruhi gaya berjalan suatu gerakan
lembur pada sendi simfibis pubis untuk menumpu berat badan dan disertai
rasa nyeri yang hebat.
5. Diastase Rekti
Diastase rekti adalah pemisahan otot rektus abdominis lebih dari 2,5 cm
pada tepat setinggi umbilicus sebagai akibat pengaruh hormone terhadap
linea alba serta akibat dari peregangan mekanis dinding abdomen. Kasus
ini sering terjadi pada multi pariatas, bayi besar , poli hidramnion,
kelemahan otot abdomen dan postur yang salah. Selain itu, juga
disebabkan gangguan kolagen yang lebih ke arah keturunan, sehingga ibu
dan anak mengalami diastasis.
6. Osteoporosis akibat kehamilan
Osteoporosis timbul pada trimester ketiga atau pasca natal. Gejala ini
ditandai dengan nyeri, fraktur tulang belakang dan panggul, serta adanya
7

hendaya (tidak dapat berjalan), ketidak mampuan mengangkat atau


menyusui bayi pasca natal, berkurangnya tinggi badan, postur tubuh yang
buruk.

7. Disfungsi dasar panggul


Disfungsi dasar panggul meliputi :
a. Inkontinensia urin, adalah keluhan rembesan urin yang tidak
disadari. Masalah yang paling umum dalam kehamilan dan pasca
partum adalah inkontinensia stress.
b. Inkontinensia alvi, disebabkan oleh robeknya atau merenggangnya
sfingter anal atau kerusakan yang nyata pada suplai saraf dasar
panggul selama persalinan.
c. Prolaps. Prolaps genetalia, dikaitkan dengan persalinan per vagina
yang dapat disebabkan peregangan dan kerusakan pada fasia dan
persyarafan pelvis. Prolaps uterus adalah penururnan uterus. Sistokel
adalah prolaps kandung kemih dalam vagina, sedangkan rektokel
adalah prolaps rectum ke dalam vagina.

B. PERUBAHAN KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN


Pengertian Kardiovaskuler
Kardiovaskular adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
jantung dan peredaran darah. Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem
peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. Sistem
peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan
jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini

menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme


setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis
cairan tubuh.
Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon
dioksida dalam arah yang berlawanan (lihat respirasi).
Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak,
gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing
untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau
disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau
asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ
ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti
hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem
pembekuan dalam tubuh.
Perubahan fisiologi dan anatomi berkembang pada banyak system
organ dengan terjadinya kehamilan dan persalinan. Perubahan awal terjadi
pada perubahan metabolik oleh karena adanya janin, plasenta dan uterus
dan terutama kenaikan hormon kehamilan seperti progesteron dan
estrogen. Perubahan selanjutnya, pada kehamilan mid trimester adalah
perubahan anatomi disebabkan oleh tekanan akibat berkembangnya uterus.

Sistema Kardiovaskuler
Kehamilan akan menyebabkan perubahan sistem kardiovaskuler terutama
peningkatan metabolisme ibu dan janin.
1. Volume darah

Pada masa kehamilan, anatomi pada sistem kardio vaskuler


mengalami perubahan , antara lain :
1. Penebalan otot dinding ventrikel (trimester I)
2. Terjadi dilatasi (pelebaran) secara fisiologis pada jantung Karena
volume rongga perut (abdomen) meningkat menyebabkan
hipertropi jantung dan posisi jantung bergeser ke atasdan ke kiri
3. Pada fonokardiogram terdapat : splitting (bunyi jantung tambahan),
murmur sistolik dan Perubahan tekanan darah
Perubahan-perubahan tersebut mengakibatkan kebutuhan suplai
Fe kepada ibu hamil meningkat sekitar 500 mg/ hari, Ibu hamil sering
lebih cepat mengalami kelelahan dalam beraktifitas, bengkak pada
tungkai bawah, terjadinya anemia fisiologis ( keadaan normal Hb 12 gr
% dan hematokrit 35 %) dan 10% wanita hamil mengalami hipotensi
dan diaphoretic bila berada dalam posisi
Walaupun begitu dalam keadaan normal, kesehatan wanita hamil
tidak akan terganggu. Namun pada ibu hamil denngan riwayat
penyakit jantung, kondisi ini memperburuk keadaan. Sehingga seorang
wanita dengan penyakit atau gangguan pada jantung sebaiknya
berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum merencanakan kehamilan
Volume darah Ibu akan meningkat secara progresif pada
kehamilan 6 8 minggu dan akan mencapai maksimum pada
kehamilan mendekati 32 34 minggu. Peningkatan volume darah
meliputi volume plasma, sel darah merah dan sel darah putih. Volume
plasma meningkat 40 50 %, sedangkan sel darah merah meningkat
15 20 % yang menyebabkan terjadinya anemia fisiologis ( keadaan
normal Hb 12 gr% dan hematokrit 35 %). Oleh karena adanya
hemodilusi, viskositas darah menurun kurang lebih 20%. Mekanisme
yang pasti peningkatan volume darah ini belum diketahui, tetapi
beberapa

hormon

seperti

rennin-angiotensin-aldosteron,

atrial

10

natriuretic peptide, estrogen, progresteron mungkin berperan dalam


mekanisme tersebut. Volume darah, factor I, VII, X, XII dan fibrinogen
meningkat. Pada proses kehamilan, dengan bertambahnya umur
kehamilan, jumlah trombosit menurun. Perubahan perubahan ini
adalah untuk perlindungan terhadap perdarahan katastropik tetapi juga
akan merupakan predisposisi terhadap fenomena tromboemboli.
Karena plasenta kaya akan tromboplastin, maka bila terjadi Solusio
plasentae terdapat risiko terjadinya DIC.
Peningkatan volume darah mempunyai beberapa fungsi penting :
1) Untuk memelihara kebutuhan peningkatan sirkulasi karena
ada pembesaran uterus dan unit foeto-plasenta.
2) Mengisi peningkatan resevoir vena.
3) Melindungi ibu terhadap perdarahan pada saat melahirkan.
4) Selama kehamilan ibu menjadi hiperkoagulopati.
Delapan minggu setelah melahirkan, volume darah kembali normal.
2. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
Cardiac output meningkat sebesar 30 40 % dan peningkatan
maksimal dicapai pada kehamilan 24 minggu. Pada awalnya
peningkatan denyut jantung ketinggalan dibelakang peningkatan
cardiac output dan kemudian meningkat 10 15 kali permenit pada
kehamilan 28 32 minggu. Peningkatan cardiac output mula-mula
tergantung kepada penginkatan stroke volume dan kemudian dengan
peningkatan denyut jantung, tetapi lebih besar perubahan stroke
volume dari pada perubahan denyut jantung.
Dengan ekhokardiografi terlihat adanya peningkatan ukuran
ruangan pada end diastolic dan ada penebalan dinding ventrikel kiri.

11

Cardiac output bervariasi tergantung kepada besarnya uterus dan posisi


Ibu saat pengukuran dilakukan.
Pembesaran uterus yang gravid dapat menyebabkan kompresi
aortocaval ketika wanita hamil tersebut berada pada posisi supine dan
hal ini akan menyebabkan penurunan venous return dan maternal
hipotensi, menimbulkan keadaan yang disebut supine hipotensive
syndrome, 10% wanita hamil mengalami hipotensi dan diaphoretic bila
berada dalam posisi terlentang yang bila tidak dikoreksi dapat
menimbulkan penurunan uterine blood flow dan foetal asfiksia. Efek
ini akan lebih hebat lagi pada pasien dengan polihidramnion atau
kehamilan kembar. Cardiac output meningkat selama persalinan dan
lebih tinggi 50 % dibanding dengan saat sebelum persalinan. Segera
pada periode post partum, cardiac output meningkat secara maksimal
dan dapat mencapai 80 % diatas periode pra persalinan dan kira kira
100 % diatas nilai ketika wanita tersebut tidak hamil. Hal ini
disebabkan karena pada saat kontraksi uterus aterjadi placental
autotransfusi sebanyak 300 500 ml. CVP meningkat 4-6 cm H2O
karena ada peningkatan volume darah ibu. Peningkatan stroke volume
dan denyut jantung adalah untuk mempertahankan peningkatan cardiac
output. Peningkatan cardiac output ini tidak bisa ditoleransi dengan
baik pada pasien dengan kelainan katup jantung ( misal : aorta
stenosis,

mitral

stenosis

atau

apenyakit

jantung

koroner.

Decompensatio cordis yang berat dapat terjadi pada kehamilan 24


minggu, selama persalinan dan segera setelah persalinan.
Cardiac output, denyut jantung, stroke volume menurun
sampai kenilai sebelum persalainan pada 24 72 jam post partum dan
kembali kelevel saat tidak hamil pada 6 8 minggu setelah
melahirkan. Kecuali peningkatan cardiac output, tekanan darah sistolik
tidak berubah selama kehamilan, tetapi tekanan darah diastolic turun 1
15 mmHg. Ada penurunan MAP sebab ada penurunan resistensi

12

vaskuler sistemik. Hormon hormon kehamilan seperti estradiol 17-B


dan progesterone mungkin berperan dalam perubahan vaskuler Ibu.
Turunnya pengaturan a dan b reseptor juga memegang
peranan penting. Selama kehamilan jantung tergeser kekiri dan atas
karena diafragma tertekan ke atas oleh uterus yang membesar.
3. Tekanan darah.
Pada masa kehamilan, kekerapan detak jantung memang agak
meningkat, begitu pula denyut nadi, yang bisa mencapai 88 pulse per
menit, terutama dalam usia kehamilan 34 - 36 minggu. Volume plasma
pada masa kehamilan, juga meningkat. Menurut Adams (1954),
peningkatan volume plasma bermula pada sekitar akhir trimester, dan
mencapai puncaknya pada sekitar minggu ke 32-34, yang kemudian
menetap selama trimester terakhir kehamilan. Pada saat itu, volume
plasma bertambah sebesar 22% dibandingkan pada saat sebelum
mengandung. Peningkatan volume plasma masih berlangsung setelah
12 - 24 jam pasca-persalinan. Setelah proses itu terlewati, volume
plasma akan menurun kembali pada nilai volume plasma seperti
sebelum hamil.
Proses penyesuaian volume plasma ini, berlangsung hingga dua
minggu pascapersalinan. Semua ini merupakan perubahan alamiah,
yang tidak akan berpengaruh pada jantung normal. Tetapi jantung yang
sakit, tentunya bakal kewalahan.
Tekanan darah arteriil tidak meningkat selama kehamilan
normal. Tetapi pada trimester II terjadi sedikit penurunan tekanan
diastolic. Tekanan arterial pulmonal juga relatif konstan.
Bagaimanapun

tonus

vaskuler

lebih

tergantung

pada

pengaruh simpatik disbanding pada wanita tidak hamil. Sehingga

13

hipotensi sering terjadi sebagai akibat blokade simfatik pada spina


maupun ekstradural anaestesi.
Tekanan vena sentral dan tekanan vena brachial tidak berubah
selama kehamilan tetapi tekanan venous femoralis meingkat secara
progressive oleh karena factor mekanik.

4. Kompresi aortokaval.
Pada kehamilan trimester II, pembesaran uterus akan
menekan vena kava inferior dan aorta distal ketika Ibu hamil dalam
posisi telentang. Bendungan pada vena kava akan mengurangi venous
return ke jantung sehingga cardiac output juga akan menurun sampai
24 %. Pada keadaan ibu tidak dalam keadaan anestesi maka penurunan
ini akan dikompensasi dengan peningkatan resistensi vaskuler sistemik
dan kenaikan frekuensi denyut jantung.
Pada keadaan Ibu dilakukan anestesi, maka mekanisme tersbut
tidak begitu baik, sehingga tekanan darah berkembang menjadi
hipotensi. Obstruksi pada aorta distal dan cabang cabangnya akan
menyebabkan aliran darah ke ginjal, unit uteroplasenta dan ekstremitas
inferior menurun. Pada kehamilan trimester akhir, fungsi ginjal Ibu
akan menurun pada keadaan ibu telentang dibanding pada posisi
lateral.. Selanjutnya janin juga akan kurang suplai darahnya.
5. Implikasi klinik.
Meskipun terjadi peningkatan kerja jantung selama kehamilan
dan persalinan, kesehatan wanita tidak terganggu oleh karena adanya
reserve jantung. Pada keadaan dimana ibu hamil dengan penyakit
jantung dan rendahnya reserve jantung, peningkatan kerja jantung akan
menyebabkan kelemahan ventrikel dan edema paru. Pada wanita ini,
selanjutnya peningkatan kerja jantung dicegah dengan pemberian
14

analgetika

untuk

menekan

sakit

terutama

dengan

pemberian

ekstradural atau spinal anaestesi. Sejak cardiac output meningkat


segera setelah post partum, blokade simpatik akan dipertahankan
beberapa jam sesudah persalinan dan secara perlahan lahan akan
berkurang.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dan tujuan dalam pembuatan
makalah ini, maka dapat disimpulkan:
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
bertanggung jawab terhadap pergerakan
Perubahan sistem muskuloskeletal pada masa nifas meliputi :
1.
Dinding perut dan peritoneum
2.
Kulit abdomen
3.
Striae
4.
Perubahan ligament
5.
Simpisis pubis
Kardiovaskular adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan jantung
dan peredaran darah
Perubahan pada sistem kardiovaskuler meliputi
1. Penebalan otot dinding ventrikel (trimester I)
2. Terjadi dilatasi (pelebaran) secara fisiologis pada jantung Karena
volume rongga perut (abdomen) meningkat menyebabkan hipertropi
jantung dan posisi jantung bergeser ke atasdan ke kiri
Pada fonokardiogram terdapat : splitting (bunyi jantung tambahan),
murmur sistolik dan Perubahan tekanan darah

15

DAFTAR PUSTAKA

Anisah, N., dkk. 2009. Perubahan Fisiologi Masa Nifas.

Akademi Kebidanan Mambaul Ulum Surakarta.


kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/19/perubahan-dalam-masa-nifas/

diunduh 6 Feb 2010, 02:25 PM.


Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba

Medika (hlm: 59).


http://www.lusa.web.id/perubahan-fisiologis-masa-nifas-pada-sistem-

muskuloskeletal/
ariekasri.wordpress.com/2012/09/30/sistem-kardiovaskuler/
dina07syebid11.wordpress.com/.../makalah-asuhan-kebidanan-1-peruba...
arsisonalia.blogspot.com/p/perubahan-masa-nifas.html

16

Anda mungkin juga menyukai