Arif Hidayat
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biologi perikanan adalah studi mengenai ikan sebagai sumberdaya yang
dapat dipanen oleh manusia, yang mencakup biologi ikan dimana penekanannya
terhadap spesies penting sebagai sumberdaya. Tujuan biologi perikanan
merupakan suatu usaha agar orang yang mempelajarinya mengerti dan memahami
sumberdaya perikanan serta bagaimana pemanfaatan sumberdaya tersebut secara
optimum dan membuat rekomendasi dalam pemanfaatan serta perbaikannya
(Effendie, 2002).
Tujuan yang terkandung dalam biologi perikanan diantaranya merupakan
suatu usaha agar orang yang mempelajari, mengerti dan memahami sumberdaya
tersebut secara optimum dan membuat rekomendasi dalam pemanfaatan serta
perbaikannya. Jadi aplikasi pengetahuan biologi perikanan sebagai alat
pengelolaan perikanan, dimana pengelolaan perikanan itu akan berhubungan
dengan sumberdaya masyarakat. Oleh karena itu selain harus mengetahui dan
memahami biologi perikanan pengelola perikanan itu harus membekali diri
dengan pengetahuan lainnya yang berhubungan dengan ekonomi, keteknikan,
sosiologi, pemerintahan dan sebagainya (Effendie, 2002).
Dengan memahami teori-teori yang ada dalam biologi perikanan
selanjutnya diaplikasikan ke lapangan diharapkan pemanfatan sumberdaya
perikanan dapat mencapai optimal dengan tetap menjaga keseimbangan dan
kelestarian perairan di Indonesia, serta dapat mengandalkan berbagai jenis
komoditas ikan yang bernilai ekonomis tinggi (Cahyono, 2000).
Tujuan dari pemahaman biologi perikanan adalah untuk memahami dan
mengerti sumberdaya perikanan sebagaimana pemanfaatan sumberdaya itu
termanfaatkan secara optimal serta merekomendasikan dalam pemanfaatan serta
perbaikannnya (Effendi, 2002).
B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum Biologi Perikanan ini adalah :
1. dapat melakukan analisis morfometri pada ikan sampel sehingga dapat
diketahui korelasi antara beberapa parameter bagian tubuh dari satu jenis ikan
2. dapat melakukan identifikasi individu ikan, serta dapat membedakan ikan
jantan dan ikan betina
3. mengetahui cara memperoleh indeks kematangan gonad, tingkat kematangan
gonad, dan menghitung nilai fekunditas dari suatu individu
4. dapat menganalisis pola kebiasaan makan dari suatu spesies ikan
5. dapat mengukur diameter telur
: Chordata
klass
: Pisces
ordo
: Percomorphoidae
sub ordo
: Anabantoidea
famili
: Anabantidae
genus
: Anabas
spesies
: Anabas testudineus
Betok adalah nama sejenis ikan yang umumnya hidup liar di perairan
tawar. Ikan ini juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti bethok atau bethik
(Jawa), puyu (Melayu) atau pepuyuk (bahasa Banjar). Dalam bahasa Inggris
dikenal sebagai climbing gouramy atau climbing perch, merujuk pada
kemampuannya memanjat ke daratan. (Anonim, 2010)
Ikan yang umumnya berukuran kecil, panjang hingga sekitar 25 cm,
namun kebanyakan lebih kecil. Berkepala besar dan bersisik keras kaku. Sisi atas
tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan atau kehijauan. Sisi samping
(lateral) kekuningan, terutama di sebelah bawah, dengan garis-garis gelap
melintang yang samar dan tak beraturan. Sebuah bintik hitam (terkadang tak jelas
kelihatan) terdapat di ujung belakang tutup insang. Sisi belakang tutup insang
bergerigi tajam seperti duri. Dalam keadaan normal, sebagaimana ikan umumnya,
betok bernafas dalam air dengan insang. Akan tetapi seperti ikan gabus dan lele,
betok juga memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen langsung dari udara.
Ikan
ini
memiliki organ
labirin (labyrinth
organ)
di
kepalanya,
yang
memungkinkan hal itu. Alat ini sangat berguna manakala ikan mengalami
kekeringan dan harus berpindah ke tempat lain yang masih berair. Betok mampu
merayap naik dan berjalan di daratan dengan menggunakan tutup insang yang
dapat dimegarkan, dan berlaku sebagai semacam kaki depan. Namun tentu saja
ikan ini tidak dapat terlalu lama bertahan di daratan, dan harus mendapatkan air
dalam beberapa jam atau ia akan mati (Bloch, 1792).
B. Analisa Morfometri Ikan
Ikan betok yang umumnya berukuran kecil, panjang hingga sekitar 25 cm,
namun kebanyakan lebih kecil. Berkepala besar dan bersisik keras kaku. Sisi atas
tubuh (dorsal) gelap kehitaman agak kecoklatan dan kehijauan. Sisi samping
(lateral) kekuningan, terutama di sebelah bawah, dengan garis-garis melintang
yang samar dan tak beraturan. Sebuah bintik hitam (kadang-kadang tak jelas
kelihatan) terdapat duri di ujung belakang tutup insang. Sisi belakang tutup insang
bergerigi tajam seperti duri (Effendie, 2002).
Ikan ini memiliki karakter meristik meliputi jumlah jari-jari sirip dan
jumlah sisik, yaitu Jumlah jari-jari sirip dorsal, jari-jari sirip anal,
ventral, jari-jari sirip pektoral,
jari-jari sirip
sisik di atas garis rusuk (LL), sisik di bawah garis rusuk, sisik di muka sirip
dorsal, sisik pada pipi, sisik sekeliling
badan,
pada bagian perut diurut akan keluar telur, alat kelamin berwarna kemerahmerahan (Effendie, 2002).
Dalam sistem reproduksi ikan, kelenjar gonad memiliki peran yang sangat
penting. Untuk ikan kelamin betina, gonad disebut ovarium. Sedangkan untuk
ikan kelamin jantan diebut testes. Pada ikan betina bentuk ovarium umumnya
memanjang dan bulat. Letak ovarium ikan ada yang melekat langung pada
dinding rongga tubuh sebelah dorsal dan ada pula yang mengantung pada rongga
tubuh. Luas rongga tubuh pada ikan yang digunakan untuk perletakan ovarium
sangat beragam. Hal ini berkaitan dengan tingkat perkembangan kelamin ikan
(Murtidjo, 2001).
D. Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
Dasar yang dipakai untuk menentukan tingkat kematangan gonad dengan
cara morfologi ialah bentuk, ukuran panjang dan berat, warna, dan perkembangan
gonad yang dapat dilihat. Perkembangan gonad ikan betina lebih banyak
diperhatikan daripada ikan jantan karena perkembangan diameter telur yang
terdapat dalam gonad lebih mudah dilihat daripada sperma yang terdapat dalam
testes (Effendie, 2002).
Tingkat kematangan gonad ikan betook (Anabas testudineus) menurut
makwin (2009) adalah sebagai berikut:
I.
V. Ovari berkerut, dinding tebal butir telur sisa terdapat didekat pelepasan,
banyak telur seperti pada TKG II Testes bagian belakang kempis dan dibagian
pelepasan masih kempis.
E. Indeks Kematangan Gonad (IKG)
Gonad ikan betok akan bertambah berat seiring dengan semakin besar
ukurannya termasuk garis tengah telurnya. Berat gonad akan mencapai maksimum
disaat akan memijah, kemudian berat gonad menurun dengan cepat selama
pemijahan berlangsung sampai selesai (Pellokila, 2009).
Pada ikan betok jantan (testes) bersifat internal dan bentuknya memanjang,
umumnya berpasangan. Ukuran dan warna gonad bervariasi tergantung kepada
tingkat kematangannya. Berat bisa mencapai 12% atau lebih dari berat tubuhnya.
Sedangkan
G. Feeding Habits
Ikan betok merupakan karnivora yang biasa memangsa larva udang
ataupun benih ikan yang ada di perairan. Namun apabila jenis nutrisi ini sedikit,
ikan betok mampu mengkonsumsi berbagai tumbuhan air renik maupun
makrophyta, misalnya fitoplankton atau ganggang air tawar yang lainnya
(Cahyono, 2000).
Ukuran mulut ikan dapat memberikan petunjuk terhadap kebiasaan
makan, terutama bila dikaitkan dengan ukuran dan tempat gigi berada. Begitu
pun pada lambungnya yang menunjukkan beberapa adaptasi dalam bentuknya
(Tim Iktiologi, 1989).
H. Diameter Telur
Fekunditas individu ikan betok yang berukuran panjang total 18 cm
sebanyak 17.235 butir telur. Ikan ini mulai matang kelamin pada ukuran 14 cm.
Musim pemijahannya pada awal musim penghujan. Kisaran fekunditas total ikan
betok adalah 964-30.208 butir dengan panjang total berkisar antara 0,36-6,37
gram. Kisaran diameter telur ikan betina yang telah matang gonad (TKG III dan
IV) adalah 0,23-1,42 mm. Berdasarkan pola penyebaran diameter telur TKG III
dan IV dapat diduga bahwa pola pemijahan ikan betok berdasarkan 3 bulan
penelitian adalah pemijahan secara serentak (total spawning) (Pellokila, 2009).
I. Acetocarmin
Acetocarmin adalah zat pewarna, sehingga jelas fungsinya adalah untuk
memberi pigmen kepada sel-sel sehingga mudah sekali untuk diamati.
Acetocarmin pada suatu larutan memiliki sifat member warna pada kromosom
dan pada larutan acetocarmin bersifat asam. Fungsi dari zat warna aceocarmn
timbangan analitik/digital
- Sirip dada
- Sirip punggung
- Sirip perut
- Warna tubuh
- Bentuk kepala
b. Menuliskan data/hasil pengamatan dalam tabel/lembar kerja.
3. Indeks kematangan Gonad (IKG)
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Membersihkan tubuh ikan dari segala kotoran dan keringkan dengan kertas
tissu
b. Menimbang berat ikan beserta gonadnya (Bt)
c. Membedah ikan pada bagian perutnya dan keluarkan gonad dengan hati-hati,
jangan sampai pecah
d. Keringkan gonad tersebut dengan kertas tissu dan timbang (Bg)
e. Menentukan IKG dengan persamaan sebagai berikut
IKG = Bg x 100%
Bt
4. Tingkat kematangan Gonad (TKG)
Cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Ikan yang sudah diperoleh nilai IKG-nya disiapkan untuk diamati, baik dengan
mata biasa maupun dengan kaca pembesar
b. Pengamatan terhadap gonad ikan meliputi
Ukuran ikan jantan :
- Bentuk testes
- Besar kecilnya testes
- Warna testes
- Pengisian testes dalam rongga tubuh
- Keluar tidaknya testes dalam tubuh ikan (dalam keadaan segar)
d. Pisahkan jenis usus yang berukuran besar ataupun kecil, identifikasi jenisnya
dan jika mungkin ukur volumenya sesuai prosedur.
e. Aduk hingga homogen dan ambil dengan pipet, tuangkan ke kaca objek dan
amati di bawah mikroskop.
Berat (g)
Panjang
Total (cm)
1
2
3
4
5
14
10
16
14
20
9,2
9,0
9,5
9,1
10
Panjang
Standar
(cm)
7,5
6,3
8
7,1
8,5
Lebar
Mulut
(cm)
1
1
1,5
1
1
Tinggi
Badan (cm)
2
2,2
3
3
3
Jantan
Betina
Bentuk Tubuh
Ekor
Sirip Dada
Sirip Punggung
Sirip Perut
Warna
Bentuk Kepala
Sisik
Ciri Khusus
lebih kecil
lebih panjang
lebih tebal
lebih kecil
lebih besar
lebih gelap
lebih kecil
lebih kecil
punya labirin
lebih besar
lebih pendek
lebih tipis
lebih besar
lebih kecil
lebih terang
lebih besar
lebih besar
punya labirin
Adanya perbedaan morfometrik ikan jantan dan betina terlihat dalam tabel
di atas yaitu ciri-ciri morfometrik bentuk tubuh pada ikan jantan lebih kecil
sedangkan pada ikan betina terlihat besar di bagian perut. Bentuk ekor pada ikan
jantan agak panjang dan pada betina pendek, sirip dada pada ikan jantan warna
transparan kehitaman dan ikan betina sedikit kehitaman. Sirip punggung ikan
jantan lancip ke belakang sama dengan ikan betina, sirip perut ikan jantan lancip
ke belakang dan ikan betina pun juga. Warna ikan jantan lebih gelap dan betina
agak cerah, bentuk kepala ikan jantan terdapat lekukan dan biasa. Sisik ikan
jantan dan ikan betina sama, ciri khusus ikan jantan tidak ada dan ikan betina
rongga perut lebih besar. Dengan melihat secara kasat mata kita dapat
membedakan antara ikan betok jantan dan ikan betok betina dengan perbedaanperbedaan diatas.
C. Indeks Kematangan Gonad
Dari praktikum yang dilakukan data indeks kematangan gonad dapat
dilihat pada tabel 3, yaitu :
Tabel 3. Indeks Kematangan Gonad ikan betok (Anabas testudineus)
No
1
2
3
4
5
Berat Gonad
(gr)
Berat Tubuh
(gr)
14
10
16
14
20
Dari ketiga sampel ikan tersebut didapat gonad pada ikan keempat dan
kelima mempunyai gonad berupa telur dengan nilai IKG 9,57 % dan 9,4 %
Jenis Kelamin
1
2
3
4
5
jantan
jantan
Jantan
Betina
Betina
Keterangan
Perkembangan II menurut Kesteven
Pemasakan menurut Nikolsky
pemasakan menurut Nikolsky
Bunting menurut Kesteven
Masak menurut Nikolsky
Fekunditas ikan sampel keempat tinggi dikarenakan gonadnya yang besar serta
tingkat kematangan gonadnya yang telah mencapai masa reproduksi.
F. Kebiasaan Makan
Dari praktikum yang dilakukan data kebiasaan makan dapat dilihat pada
tabel 6, yaitu :
Tabel 6. Kebiasaan makan pada ikan betok (Anabas testudineus)
No
Jenis Pakan
Keterangan Pakan
Jumlah
serangga kecil
serangga kecil
serangga kecil
banyak
banyak
banyak
Kebiasaan makan ikan betok diamati dari pengambilan isi lambung dan
usus pada tiap ikan sampel yang diencerkan dengan 100 cc air lalu diamati
dibawah kaca mikroskop lalu didapatlah data seperti yang tertera pada tabel. Dari
data tersebut dapat diketahui bahwa ikan betok mempunyai kebiasaan makan
yaitu karnivora.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum biologi perikanan ini adalah :
1. Pada ikan jantan dan betina ikan betok (Anabas tetudineus) mempunyai
perbedaan secara morfologi.
2. Tingkat kematangan gonad pada ikan betok (Anabas tetudineus) betina yaitu
terjadi pada fase Perkembangan II menurut Kesteven dan pada fase masak
menurut Nikolsky, yang ditandai dengan warna telur kekuningan dan berbentuk
bulat dan jika ditekan perutnya akan keluar melalui lubang pelepasan.
3. Kebiasaan makan pada ikan betok ( Anabas testudineus) adalah karnivora
4. Analisis morfometri mempunyai nilai terbesar pada berat tubuh ikan 20 gr,
panjang total ikan 9,5 cm, panjang standar ikan 8,5 cm, lebar mulut ikan 1,5
cm dan tinggi badan ikan sebesar 3 cm.
5. Indeks kematangan gonad pada ikan betok (Anabas tetudineus)
terbesar
DAFTAR PUSTAKA