PENDAHULUAN
Apa bangunan
tersebut langsung
dibongkar dan
dihancurkan ?
PENGARUH SUHU/TEMPERATUR
TERHADAP BETON
Beton sebenarnya tahan terhadap suhu yg tinggi
dan sebagai penghantar panas yg rendah. Namun
demikian, pada suhu tinggi yang berlangsung lama,
terjadi perubahan komposisi sehingga kuat tekannya
berkurang cukup drastis.
Hasil penelitian menunjukan adanya penurunan kuat
tekan beton jika terjadi kenaikan temperatur pada beton
. Pada temperatur 200C, 400C dan 550C secara
berturut-turut besarnya sisa kekuatan tekan adalah 95%,
62% dan 25%.
Pada saat suhu pembakaran, keadaan panas yang
diterima beton di permukaan berbeda dengan suhu yang
ada di tengah suatu beton. Sehingga terkadang tingkat
kerusakan beton hanya terjadi di permukaan saja
yang ditandai dengan retak rambut.
Panas yang dialami beton akan diterima langsung oleh
permukaan beton pada semua sisinya, sedangkan suhu
di dalam beton ( tengah ) masih dingin. Hal ini akan
menyebabkan kerusakan pada beton.
Kuat tekan
tekan dan
dan kuat
kuat tarik
tarik beton
beton berkurang
berkurang
Kuat
Modulus elastisitas
elastisitas beton
beton berkurang
berkurang
Modulus
Kuat lekat
lekat antara
antara agregat
agregat dan
dan pasta
pasta semen
semen berkurang
berkurang
Kuat
Kuat lekat
lekat antara
antara beton
beton dan
dan baja
baja tulangan
tulangan berkurang
berkurang
Kuat
Pengelupasan permukaan
permukaan beton
beton
Pengelupasan
Explosiv spalling,
spalling, lendutan
lendutan balok
balok disertai
disertai dengan
dengan retak-retak
retak-retak
Explosiv
geser dan
dan lentur
lentur
geser
Dalam luasan
luasan yang
yang cukup
cukup besar
besar dapat
dapat berakibat
berakibat tulangan
tulangan tampak
tampak
Dalam
1. Spalling
Spalling adalah gejala melepasnya
sebagian permukaan beton dalam
bentuk lapisan tipis (beberapa cm).
2. Crazing
Crazing adalah gejala retak remuk
pada permukaan beton. Kedua hal ini
berkatian langsung dengan kenaikan
temperature pada beton.
3. Retak (cracking)
1. Keretakan (cracking)
Retak (cracks) adalah pecah pada
beton dalam garis-garis yang relatif
panjang dan sempit, retak ini dapat
ditimbulkan oleh berbagai sebab:
diantaranya : evaporasi air dalam
campuran beton terjadi dengan
cepat akibat cuaca yang panas,
kering atau berangin.
a. Retak ringan, yakni pecah pada
bagian luar beton yang berupa
garis-garis yang sempit dan tidak
terlalu panjang dengan pola
menyebar. Retak ini disebabkan oleh
proses penyusutan beton pada saat
terjadi kebakaran.
b. Retak berat, yakni ukuran retak
lebih dalam dan lebar, terjadi
secara tunggal atau kelompok
(Triwiyono, 2000:2).
2. Spalling ( pengelupasan )
Pada saat kebakaran, spalling disebabkan oleh perbedaan pemuaian
antara agregat dan mortal yg saling kontradiktif. Pada suhu tinggi,
agregat akan memuai, setelah suhu menjadi normal kembali ukuran
agregat akan kembali seperti semula. Sedangkan mortal memuai
hnaya sampai sekitar suhu 200o C, setelah itu menyusut kembali.
Perbedaan ini menimbulkan tegangan lokal pada bidang batas antara
kedua batas bahan ini, jika tegangan lekat melabihi kuat lekatnya kan
terjadi retak/pecah, yang berlanjut dengan spalling. Spalling adalah
gejala melepasnya sebagian permukaan beton dalam bentuk
lapisan tipis beberapa cm. Spalling dapat diartikan juga dengan
penampakan bagian permukaan beton yang keluar/lepas/terpisah
3. Voids
Lubang-lubang yang cukup dalam
atau
keropos
yang
biasanya
disebabkan
oleh pemadatan saat pelaksanaan
yang kurang baik dimana mortar
tidak dapat
mengisi rongga-rongga antar agregat.
Biasanya
disebabkan
oleh:
Pemadatan saat pelaksanaan yang
kurang baik sehingga mortal tidak
dapat mengisi rongga-rongga antar
agregat. Kebocoran pada bekisting
yang menyebabkan air atau pasta
semen keluar. Campuran yang terlalu
banyak air. Gradasi campuran yang
kurang baik. Macam-macam voids
antara lain: honey combing, sand
streaking,
bugholes
dan
form
scabbing.
4. Crazing adalah gejala remuk pada
Metode perbaikan
Secara garis besar, metode perbaikan dapat
dikelompokkan menurut bahan yang digunakan, yaitu
resin, polymer, cement mortar, plesteran, mineral yang
diaplikasi dengan cara penyemprotan dan proses beton
semprot (sprayed concrete).
3. Sprayed Mineral
Bahan - bahan jenis ini umumnya dijual di
pasaran dengan merek dagang tertentu. Material
ini dapat disemprotkan ke permukaan elemen
struktur yang ingin dilindungi terhadap
kebakaran. Perlu dicatat material ini tidak dapat
dipakai untuk keperluan struktural.
4. Polymer Modified Mortar
Bahan ini umumnya dipakai sebagai bahan
tambahan untuk menutup bagian kecil yang
dikerjakan secara manual, dengan ketebalan
sampai 30 mm. Bahan yang sering dipakai adalah
SBR (styrene butadiene rubber). Dalam hal ini
perlu dipelajari sifat ketahanan api dari bahan
tersebut.
5. Semen
Adukan dengan bahan dasar semen ini dapat
diaplikasikan secara manual ke bagian- bagian
yang mengalami kerusakan. Beberapa faktor
yang perlu diperhatikan adalah lekatan bahan
dengan beton lama dan ketebalan plesteran.
Untuk memperoleh lekatan yang baik,
permukaan beton lama harus dibersihkan dan
diperkasar dan diberi bonding agent yang
kompatibel.
6. Beton tembak (shotcrete)
Shotcrete merupakan suatu proses pekerjaan
dengan menyemprotkan mortar atau beton
dengan suatu alat yang bertekanan
Hasilnya..Tingkat recovery
kekuatan beton setelah
dilakukan treatment
penyiraman dengan air
mampu mendekati 100 %
dari kekuatan awal beton
sebelum terbakar
Metode
Metode penyiraman
penyiraman ..
pertama
pertama menggunakan
menggunakan kain
kain goni
goni
yang
yang direndam
direndam air,
air, kemudian
kemudian
dibalutkan
dibalutkan pada
pada beton
beton kolom.
kolom. Kedua
Kedua
menggunakan
menggunakan selang
selang berlubangberlubanglubang
lubang yang
yang dialiri
dialiri air
air kemudian
kemudian
dililitkan
dililitkan pada
pada kolom
kolom dan
dan ketiga
ketiga
menggunakan
menggunakan sprinkler
sprinkler dengan
dengan aliran
aliran
air
air dikontrol
dikontrol dengan
dengan timer
timer sebagai
sebagai
upaya
upaya efisiensi.
efisiensi.
2 faktor utama
Terdapat
yang berpengaruh
terhadap proses pemulihan kekuatan beton terbakar.
Pertama mutu beton dengan melihat perbandingan
air dan semennya. semakin kecil kadar airnya berarti
jumlah semen yang belum bereaksi semakin banyak.
sehingga tingkat pemulihan beton akan semakin
tinggi dan cepat.
Kedua lamanya beton terbakar. Semakin lama beton
terbakar berarti panas yang diterima beton akan
semakin tinggi, akibatnya proses pemulihan yang
harus dilakukan semakin lama dan tingkat
pemulihan beton justru tidak terlalu tinggi
Kebakaran yang tidak sengaja terjadi pada bulan Maret 2005 dan telah merusak bagian
struktur dari fasilitas gedung lantai 4 yang dimiliki oleh Industri Manufaktur Yamaha Musik
di Jakarta, Indonesia, sangat menghambat kecepatan produksinya.
Inspeksi awal setelah kebakaranmengungkapkankerusakan beton yang parahdanretakdi
banyakbalok,slabdan kolombeton
bertulang.Berdasarkanpenilaiankeseluruhanelemenstruktural utamasetelah kebakaran,
ditemukanbahwakekuatanbeton danbajatelah memburuksebagaiakibat
daridampakkebakaran.
FyfeAsia PteLtd, Singapurabersama
dengankonsultanstrukturalyangmewakilipemilikmelakukan penilaiantingkat
kerusakandan mengusulkansolusiperkuatanuntuk bagianbangunanyang
terkenadampak kerusakan.Proposalakhirmemberikan saranuntuk memperbesarkolom
danmemperkuatbalokyang rusak dengan menggunakan
SistemTYFOFibrwrapComposite. Sebagian besarbalokdiperkuatuntuk
peningkatankelenturan menggunakanTYFOSCH41CarbonComposite,dan
untukpeningkatangesermenggunakanTYFOSEH51GlassCompositeolehaplikatorbers
ertifikatFyfeAsia Pte Ltddi Indonesia.
Karenakemudahansistemaplikasi,dalamwaktu15hariperkuatanmenggunakanTYFOF
ibrwrapSistemdapatdiselesaikan. Hal inimemungkinkanfasilitasgedung
tersebutmencapaipemulihanstrukturaldan kapasitasproduksiseperti sebelum terjadi
kebakaran.
Thank
You