Anda di halaman 1dari 31

KERUSAKAN BETON BERTULANG

PADA BANGUNAN GEDUNG AKIBAT


KEBAKARAN DAN METODE
PERBAIKANNYA

Mata Kuliah : Teknologi Beton


Jurusan Teknik Sipil
KELOMPOK III
1. Mega Tresnanda
Fakultas Teknik
2. M.Novryansyah
3. Pinangga Prianda
Putri
Universitas
Bangka Belitung
4. M.Fajar
TAHUN 2014
5. Syawaludin
6. Nori Chandrawati

PENDAHULUAN

Salah satu kegagalan pada struktur konstruksi beton


adalah saat terjadi kebakaran pada konstruksi tersebut, hal
ini akan mengakibatkan terjadinya peningkatan suhu tinggi
secara signifikan yang mempengaruhi kualitas/kekuatan
struktur beton tersebut. Sehingga menyebabkan kekuatan
beton menurun, dan penggunaan
struktur bangunan
tersebut juga akan berkurang (tidak maksimal).
Pada kondisi ini struktur konstruksi mengalami penurunan
kemampuan untuk mendukung beban yang ada bahkan
pada kondisi tertentu konstruksi beton tidak mampu lagi
mendukung beban yang bekerja dan dipastikan konstruksi
tidak dapat lagi digunakan atau dimanfaatkan sebagaimana
fungsi awal konstruksi beton tersebut.

Apakah struktur bangunan


yang terbakar masih bisa
digunakan atau tidak?

kalau masih bisa,


sejauh mana
perbaikan atau
perkuatan
diperlukan?

Apa bangunan
tersebut langsung
dibongkar dan
dihancurkan ?

Masalah utama yang dihadapi dalam menangani bangunan


pasca kebakaran adalah bagaimana melakukan tindakan perbaikan
untuk memulihkan kondisinya seperti semula. Sehingga bangunan
yang telah mengalami kebakaran dapat difungsikan kembali. Selama
ini, bangunan yang telah mengalami kebakaran langsung
dibongkar/dihancurkan (demolished action), padahal mungkin
elemen struktur bangunan yang terbakar tersebut
masih memiliki kekuatan.

Jenis kerusakan yang sering terjadi


akibat kebakaran antara lain :
Retak ringan,
Retak berat/struktur,
Beton pecah/terkelupas,
Voids ( lobang-lobang yang cukup
dalam atau keropos,
Lendutan balok
Tulangan putus, hilang atau tekuk.
Perubahan atau
atau kerusakan
kerusakan akibat
akibat
Perubahan
kebakaran dipengaruhi
dipengaruhi oleh
oleh ::
kebakaran
a) ketinggian
ketinggian suhu,
suhu,
a)
b) lama
lama pembakaran,
pembakaran,
b)
c) jenisbahan
jenisbahan pembentuk
pembentuk
c)
campuran beton,dan
beton,dan
campuran
d) perilaku
perilaku pembebanan.
pembebanan.
d)

PENGARUH SUHU/TEMPERATUR
TERHADAP BETON
Beton sebenarnya tahan terhadap suhu yg tinggi
dan sebagai penghantar panas yg rendah. Namun
demikian, pada suhu tinggi yang berlangsung lama,
terjadi perubahan komposisi sehingga kuat tekannya
berkurang cukup drastis.
Hasil penelitian menunjukan adanya penurunan kuat
tekan beton jika terjadi kenaikan temperatur pada beton
. Pada temperatur 200C, 400C dan 550C secara
berturut-turut besarnya sisa kekuatan tekan adalah 95%,
62% dan 25%.
Pada saat suhu pembakaran, keadaan panas yang
diterima beton di permukaan berbeda dengan suhu yang
ada di tengah suatu beton. Sehingga terkadang tingkat
kerusakan beton hanya terjadi di permukaan saja
yang ditandai dengan retak rambut.
Panas yang dialami beton akan diterima langsung oleh
permukaan beton pada semua sisinya, sedangkan suhu
di dalam beton ( tengah ) masih dingin. Hal ini akan
menyebabkan kerusakan pada beton.

Beton yang terkena suhu pembakaran / beton yang terbakar,


sebenarnya pada suhu 200C biasanya struktur beton belum
akan terpengaruh, meskipun secara teoretis pada suhu 100C
air yang terkandung dalam pori sudah menguap.
Tetapi berhubung air tersebut terjebak di antara pori, maka air
tersebut baru akan habis menguap pada suhu 200 C. Pada
suhu antara 200 C - 600 C air dalam pori sudah menguap
seluruhnya dan meninggalkan pori-pori kosong yang akan
mengurangi kuat tekan beton.
Selama pemanasan akan terjadi penguapan air yang terdapat
pada pori-pori sehingga tekanan uap pada pori beton akan
meningkat dan mengakibatkan terjadi explossive spalling yang
menyebabkan sebagian segmen beton terlepas dari permukaan
beton.
Sedangkan pada suhu 700 C - 900 C terjadi proses kalsinasi,
CaCO berubah menjadi CaO dan CO yg
mengakibatkanCracksehingga kuat tekannya hanya tinggal 1020%.
(Sudarmoko,2000:1).

Pengaruh Kebakaran Terhadap


Struktur Beton Bertulang
Berpengaruh pada Kekuatan struktur bangunan yang
ditentukan oleh durasi waktu yang diterima bangunan
terhadap api pada saat terbakar.
PERUBAHAN FISIK BETON
- Perubahan warna pada beton
Warna beton setelah terjadi proses pendinginan membantu
dalam mengindikasikan temperatur maksimum yang
pernah dialami beton dalam beberapa kasus.
Suhu di atas 300 C mengakibatkan perubahan warna beton
menjadi sedikit kemerahan (pink).
Jika sampai di atas 600 C akan menjadi abu-abu agak
hijau,
Jika sampai di atas 900C menjadi kekuning-kuningan
Namun jika sampai di atas 1200 C akan berubah menjadi
kuning.
Menurut Hansen T.C (1976), Warna beton yang terbakar dapat
menentukan tingkat kebakaran. Seperti warna mulai dari abuabu sampai merah dapat menunjukkan bahwa kebakaran
tersebut cukup parah. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Pengaruh pada BAJA TULANGAN


Pengaruh baja akibat kenaikan suhu yaitu umumnya kekuatannya
pulih pada saat setelah dingin kembali bila mengalami kenaikan suhu
tidak melebihi 600 celcius. Jika diatas suhu ini akan terjadi penurunan
permanent dari kuat leleh baja
Baja tulangan merupakan bahan dengan daya hantar panas yang
baik. Kekuatan baja tulngan sangat dipengaruhi oleh kondisi
temperatur. Pada saat temperatur mencapai 500oC, tegangan
leleh baja menurun menjadi 50%. Pada kondisi pendinginan
kembali, tegangan leleh hampir pulih kembali. Karena tegangan
leleh menurun, pemanasan yang tinggi akan membuka peluang
terjadinya tekuk, terutama pada baja tulangan yang mengalami gaya
tekan. Meskipun sifat mekanik baja tulangan sangat
dipengaruhi suhu tinggi, namun dapat diatasi dengan cara
pemberian selimut beton dengan ketebalan cukup yang dapat
memperpanjang rembetan panas dari luar ke bajanya.

Kuat tekan
tekan dan
dan kuat
kuat tarik
tarik beton
beton berkurang
berkurang
Kuat

Modulus elastisitas
elastisitas beton
beton berkurang
berkurang
Modulus

Kuat lekat
lekat antara
antara agregat
agregat dan
dan pasta
pasta semen
semen berkurang
berkurang
Kuat

Kuat lekat
lekat antara
antara beton
beton dan
dan baja
baja tulangan
tulangan berkurang
berkurang
Kuat

Pengelupasan permukaan
permukaan beton
beton
Pengelupasan
Explosiv spalling,
spalling, lendutan
lendutan balok
balok disertai
disertai dengan
dengan retak-retak
retak-retak
Explosiv
geser dan
dan lentur
lentur
geser
Dalam luasan
luasan yang
yang cukup
cukup besar
besar dapat
dapat berakibat
berakibat tulangan
tulangan tampak
tampak
Dalam

KERUSAKAN AKIBAT KEBAKARAN


Kerusakan- Kerusakan pada Beton
:

1. Spalling
Spalling adalah gejala melepasnya
sebagian permukaan beton dalam
bentuk lapisan tipis (beberapa cm).
2. Crazing
Crazing adalah gejala retak remuk
pada permukaan beton. Kedua hal ini
berkatian langsung dengan kenaikan
temperature pada beton.

3. Retak (cracking)

1. Keretakan (cracking)
Retak (cracks) adalah pecah pada
beton dalam garis-garis yang relatif
panjang dan sempit, retak ini dapat
ditimbulkan oleh berbagai sebab:
diantaranya : evaporasi air dalam
campuran beton terjadi dengan
cepat akibat cuaca yang panas,
kering atau berangin.
a. Retak ringan, yakni pecah pada
bagian luar beton yang berupa
garis-garis yang sempit dan tidak
terlalu panjang dengan pola
menyebar. Retak ini disebabkan oleh
proses penyusutan beton pada saat
terjadi kebakaran.
b. Retak berat, yakni ukuran retak
lebih dalam dan lebar, terjadi
secara tunggal atau kelompok
(Triwiyono, 2000:2).

2. Spalling ( pengelupasan )
Pada saat kebakaran, spalling disebabkan oleh perbedaan pemuaian
antara agregat dan mortal yg saling kontradiktif. Pada suhu tinggi,
agregat akan memuai, setelah suhu menjadi normal kembali ukuran
agregat akan kembali seperti semula. Sedangkan mortal memuai
hnaya sampai sekitar suhu 200o C, setelah itu menyusut kembali.
Perbedaan ini menimbulkan tegangan lokal pada bidang batas antara
kedua batas bahan ini, jika tegangan lekat melabihi kuat lekatnya kan
terjadi retak/pecah, yang berlanjut dengan spalling. Spalling adalah
gejala melepasnya sebagian permukaan beton dalam bentuk
lapisan tipis beberapa cm. Spalling dapat diartikan juga dengan
penampakan bagian permukaan beton yang keluar/lepas/terpisah

3. Voids
Lubang-lubang yang cukup dalam
atau
keropos
yang
biasanya
disebabkan
oleh pemadatan saat pelaksanaan
yang kurang baik dimana mortar
tidak dapat
mengisi rongga-rongga antar agregat.
Biasanya
disebabkan
oleh:
Pemadatan saat pelaksanaan yang
kurang baik sehingga mortal tidak
dapat mengisi rongga-rongga antar
agregat. Kebocoran pada bekisting
yang menyebabkan air atau pasta
semen keluar. Campuran yang terlalu
banyak air. Gradasi campuran yang
kurang baik. Macam-macam voids
antara lain: honey combing, sand
streaking,
bugholes
dan
form
scabbing.
4. Crazing adalah gejala remuk pada

Prosedur umum yang dilakukan untuk mengetahui kekuatan


sisa struktur beton bertulang akibat kebakaran :
1) Metode penaksiran(assessment)pertama yang
dilakukan tentunya adalah peninjauan ke lapangan
dan melakukan pengamatan visual.
Untuk :
-) Mengetahui situasi lapangan (perubahan warna beton,
ada tidaknya crakcs dan deformasi plastis). Digunakan
untuk mendeteksi temperatur tertinggi, kekuatan
dan kekakuan struktur.
-) Mencari tahu, lamanya waktu kebakaran dan penyebab
kebakaran.
-) Mengambil data pengujian material
-) Pengamatan visual ini harus didokumentasikan dengan
detail(close up)
2) Dibuat laporan awal yang isinya gambaran secara
visual keadaan struktur bangunan pasca kebakaran.
3) Pengumpulan data primer berupa pengambilan
sampel dan pengujian di lapangan maupun di
laboratorium. Pengambilan data ini dapat dengan
caranon destructive testdandestructive tes.

Caranon destructive testadalah cara untuk mendapatkan data


struktur tanpa merusaknya, misalnya untuk
memperkirakan kuat desak beton dengan menggunakan
alatSchmidt Hammer,
untuk mengetahui/mendeteksi letak tulangan, diameter tulangan,
jarak antar tulangan dan tebal selimut beton menggunakan
alatrebar detector,
untuk mengukur lebar retak yang berukuran kecil dapat
menggunakan alatmicrocrackmeter,alat ini mempunyai ketelitian
sampai 0.01 mm,
untuk memprediksi mutu beton, modulus elatisitas beton, retak,
porositas (rongga atau pelapukan) menggunakan alat
UPV(ultrasonic pulse velocity),
kimia tes juga dilakukan untuk memperkirakan temperatur
tertinggi yang pernah dialami, misalnya dengan phenolphthalein
(PP-test)atau tes kadar kapur bebas(CaO free test).

Caradestructive testadalah pengambilan data dengan merusak


material struktur untuk pengambilan sampel, misalnya
pengambilan sampel beton dengan core drill (berdiameter 10
cm) dancore case(berdiameter 5 cm). Sampel ini dibawa ke
laboratorium untuk dilakukan tes kuat desak, kuat tarik.

Jika pemilik gedung mengijinkan maka dapat


dilakukan tes pembebanan skala penuh langsung di
lapangan pada bagian-bagian struktur yang paling
parah sampai dua kali beban rencana dan merekam
respon lendutan yang terjadi di beberapa titik kritis
untuk memperkirakan kekuatan sisa, kekakuan,
stabilitas, dan batas respon elastiknya. Uji
pembebanan ini dapat dilakukan dengan air,
4) Langkah berikutnya adalah melakukan
analisis ulang struktur dengan mendasarkan
pada properti material pasca kebakaran dan
peraturan yang terbaru. Dari hasil analisis ulang ini
dapat diketahui gambaran elemen-elemen struktur
mana yang perlu perbaikan dan atau perkuatan.

Metode perbaikan
Secara garis besar, metode perbaikan dapat
dikelompokkan menurut bahan yang digunakan, yaitu
resin, polymer, cement mortar, plesteran, mineral yang
diaplikasi dengan cara penyemprotan dan proses beton
semprot (sprayed concrete).

1. Perbaikan dengan resin


Perbaikan dengan bahan resin mencakup
berbagai konfigurasi tambalan dan isian, dengan
bahan epoxy resin, polyester resin dan mortar
acrylic. Resin dapat mengisi celah- celah retak
dan berfungsi untuk menyatukan kembali beton
yang sudah retak. Resin juga dapat digunakan
pada daerah- daerah yang mengalami spalling
setempat.
2. Plesteran
Berupa adukan semen yang dicampur dengan
pasir. Plesteran dapat digunakan untuk
menambah bagian- bagian yang rusak.
Ketahanan kebakaran dapat dikembalikan
sampai suatu taraf tertentu, namun

3. Sprayed Mineral
Bahan - bahan jenis ini umumnya dijual di
pasaran dengan merek dagang tertentu. Material
ini dapat disemprotkan ke permukaan elemen
struktur yang ingin dilindungi terhadap
kebakaran. Perlu dicatat material ini tidak dapat
dipakai untuk keperluan struktural.
4. Polymer Modified Mortar
Bahan ini umumnya dipakai sebagai bahan
tambahan untuk menutup bagian kecil yang
dikerjakan secara manual, dengan ketebalan
sampai 30 mm. Bahan yang sering dipakai adalah
SBR (styrene butadiene rubber). Dalam hal ini
perlu dipelajari sifat ketahanan api dari bahan
tersebut.

5. Semen
Adukan dengan bahan dasar semen ini dapat
diaplikasikan secara manual ke bagian- bagian
yang mengalami kerusakan. Beberapa faktor
yang perlu diperhatikan adalah lekatan bahan
dengan beton lama dan ketebalan plesteran.
Untuk memperoleh lekatan yang baik,
permukaan beton lama harus dibersihkan dan
diperkasar dan diberi bonding agent yang
kompatibel.
6. Beton tembak (shotcrete)
Shotcrete merupakan suatu proses pekerjaan
dengan menyemprotkan mortar atau beton
dengan suatu alat yang bertekanan

Dari seluruh metode perbaikan yang dikenal, shotcrete


merupakan teknik yang paling umum digunakan
untuk memperbaiki sebuah struktur gedung yang
rusak akibat api. Shotcrete dapat dikombinasikan
dengan penambahan tulangan dan teknik ini dapat
menambah kekuatan elemen struktur yang ada. Fungsi
ketahanan terhadap kebakaran dan sebagai lapisan
pelindung untuk menjaga durability elemen struktur juga
bisa dipenuhi. Apabila diaplikasikan pada bidang yang luas,
teknik ini sangat efektif dan merupakan solusi yang tepat
dari segi biaya dan kecepatan.

Alternatif Perbaikan Beton Pasca Kebakaran


Ketika sebuah bangunan yang strukturnya didominasi oleh beton terlalap api,
mungkinkah beton yang telah rusak karena terbakar tersebut dapat dipulihkan
kekuatannya seperti sediakala dan tetap aman untuk dipergunakan?.Menurut Ketua
Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi
dalam tesisnya di Jerman, pemulihan kekuatan beton terbakar sangat mungkin
dilakukan.

Beton memiliki sifat yang


unik.
Meskipun telah berumur, didalam
beton terdapat butiran- butiran
semen yang belum bereaksi atau
dengan kata lain masih utuh
berbentuk butiran semen.
Jika beton terbakar dengan
suhu 500 celcius hingga
700
celcius
selain
akan
mengalami
kerusakan
dan
penurunan kekuatan, beton
tersebut juga akan berubah
Alternatif
cara
memperbaiki beton yang rusak
menjadi
semen
kembali.
karena terbakar yaitu menyiramnya dengan air.
Pemikiran ini berdasarkan ketika beton dalam suhu
tinggi akan terurai menjadi semen. Selanjutnya jika
semen tersebut disiram dengan air akan kembali
berubah menjadi beton

Berapa pun umur beton, didalamnya tetap terdapat


butiran semen yang belum selesai bereaksi dan
retak- retak rambut. Hal inilah yang memberikan
harapan dan memungkinkan dilakukan pemulihan beton
dengan menyiramnya dengan air.
Reduksi kekuatan beton akibat terbakar umumnya
hanya berdampak pada lapisan luar beton ,
berkisar pada ketebalan 3 - 5 cm. Hal ini terkait
dengan prinsip isothermis atau perambatan panas
semakin ke dalam beton, panas yang diterima pun
semakin kecil.
Treatment penyiraman air pada proses pemulihan
kekuatan beton terbakar bertujuan agar air dapat
meresap kedalam beton dan bereaksi dengan
senyawa C2S pada semen akibat beton yang
terbakar. Hasil dari reaksi ini adalah CSH dan
Ca(OH)2. Penyiraman dilakukan hingga kondisi
beton jenuh

Hasilnya..Tingkat recovery
kekuatan beton setelah
dilakukan treatment
penyiraman dengan air
mampu mendekati 100 %
dari kekuatan awal beton
sebelum terbakar
Metode
Metode penyiraman
penyiraman ..
pertama
pertama menggunakan
menggunakan kain
kain goni
goni
yang
yang direndam
direndam air,
air, kemudian
kemudian
dibalutkan
dibalutkan pada
pada beton
beton kolom.
kolom. Kedua
Kedua
menggunakan
menggunakan selang
selang berlubangberlubanglubang
lubang yang
yang dialiri
dialiri air
air kemudian
kemudian
dililitkan
dililitkan pada
pada kolom
kolom dan
dan ketiga
ketiga
menggunakan
menggunakan sprinkler
sprinkler dengan
dengan aliran
aliran
air
air dikontrol
dikontrol dengan
dengan timer
timer sebagai
sebagai
upaya
upaya efisiensi.
efisiensi.

2 faktor utama

Terdapat
yang berpengaruh
terhadap proses pemulihan kekuatan beton terbakar.
Pertama mutu beton dengan melihat perbandingan
air dan semennya. semakin kecil kadar airnya berarti
jumlah semen yang belum bereaksi semakin banyak.
sehingga tingkat pemulihan beton akan semakin
tinggi dan cepat.
Kedua lamanya beton terbakar. Semakin lama beton
terbakar berarti panas yang diterima beton akan
semakin tinggi, akibatnya proses pemulihan yang
harus dilakukan semakin lama dan tingkat
pemulihan beton justru tidak terlalu tinggi

SISTEM CONCRETE JACKETING

Sistem Perkuatan Concrete Jacketing


Concrete jacketing adalah salah satu dari sekian banyak teknik yang
digunakan dalam perbaikan dan perkuatan beton bertulang. Concrete Jacketing dilakukan
dengan cara memperbesar penampang melintang beton bertulang yang telah ada dengan
lapisan baru beton tambahan yang juga diperkuat dengan tulangan.
Pada cara inidigunakansuatu materialbeton dengan kekuatan
tinggiyang
lebih
memiliki
daya
tahanpadaelemen
strukturyangakan
diperbaiki
atau
diperkuat
dengan
caradilekatkan
dengan
menggunakan
pengencang
pada
beton.Material yang berpengaruh terhadap bahan pembentuk
beton adalahbinder materialsyang bersifat pozzolan, yang
dapat meningkatkan ketahanan beton, salah satu contoh
materialnya adalah metakaolin yang berperan meningkatkan kuat
tekan, memiliki ketahanan lebih besar, dan penurunan-penurunan

Salah satu kasus kebakaran gedung

Kebakaran yang tidak sengaja terjadi pada bulan Maret 2005 dan telah merusak bagian
struktur dari fasilitas gedung lantai 4 yang dimiliki oleh Industri Manufaktur Yamaha Musik
di Jakarta, Indonesia, sangat menghambat kecepatan produksinya.
Inspeksi awal setelah kebakaranmengungkapkankerusakan beton yang parahdanretakdi
banyakbalok,slabdan kolombeton
bertulang.Berdasarkanpenilaiankeseluruhanelemenstruktural utamasetelah kebakaran,
ditemukanbahwakekuatanbeton danbajatelah memburuksebagaiakibat
daridampakkebakaran.
FyfeAsia PteLtd, Singapurabersama
dengankonsultanstrukturalyangmewakilipemilikmelakukan penilaiantingkat
kerusakandan mengusulkansolusiperkuatanuntuk bagianbangunanyang
terkenadampak kerusakan.Proposalakhirmemberikan saranuntuk memperbesarkolom
danmemperkuatbalokyang rusak dengan menggunakan
SistemTYFOFibrwrapComposite. Sebagian besarbalokdiperkuatuntuk
peningkatankelenturan menggunakanTYFOSCH41CarbonComposite,dan
untukpeningkatangesermenggunakanTYFOSEH51GlassCompositeolehaplikatorbers
ertifikatFyfeAsia Pte Ltddi Indonesia.
Karenakemudahansistemaplikasi,dalamwaktu15hariperkuatanmenggunakanTYFOF
ibrwrapSistemdapatdiselesaikan. Hal inimemungkinkanfasilitasgedung
tersebutmencapaipemulihanstrukturaldan kapasitasproduksiseperti sebelum terjadi
kebakaran.

Thank
You

Anda mungkin juga menyukai