ALKANA
Sukar bereaksi
CH3-CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 (heksana)
sikloheksana
PEMBUATAN ALKANA :
Hidrogenasi senyawa Alkena
Reduksi Alkil Halida
Reduksi metal dan asam
PENGGUNAAN ALKANA :
TD (oC)
Jumlah C
< 30
30 - 180
180 - 230
230 - 305
305 - 405
1-4
5 -10
11 - 12
13 - 17
18 - 25
Nama
Fraksi gas
Bensin
Minyak tanah
Minyak gas ringan
Minyak gas berat
Penggunaan
Bahab bakar gas
Bahan bakar mobil
Bahan bakar memasak
Bahan bakar diesel
Bahan bakar pemanas
Sisa destilasi :
1. Minyak mudah menguap, minyak pelumas, lilin dan vaselin
2. Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas dari m. bumi
ALKENA
CH3-CH2-CH=CH2 (1-butena)
Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam
udara (pada konsentrasi 3 34 %)
PENGGUNAAN ETENA :
PEMBUATAN ALKENA :
Dehidrohalogenasi alkil halida
Dehidrasi alkohol
Dehalogenasi dihalida
Reduksi alkuna
ALKUNA
Struktur ALKUNA :
CnH2n-2
CH=CH (etuna/asetilen)
Sifat-sifat :
Suatu senyawaan endoterm, maka mudah meledak
Suatu gas, tak berwarna, baunya khas
Penggunaan etuna :
Pada pengelasan : dibakar dengan O2 memberi suhu yang tinggi (+3000oC), dipakai untuk mengelas besi dan baja
Untuk penerangan
Untuk sintesis senyawa lain
PEMBUATAN ALKUNA
BENZEN =C6H6
Sifat fisika : cairan, td. 80oC, tak berwarna, tak larut dalam air, larut dalam
kebanyakan pelarut organik, mudah terbakar dengan nyala yang berjelaga
dan berwarna (karena kadar C tinggi)
Pengunaan Benzen :
Dahulu sebagai bahan bakar motor
Pelarut untuk banyak zat
Sintesis : stirena, fenol, nilon, anilin, isopropil benzen, detergen, insektisida,
anhidrida asam maleat, dsb
ALKIL HALIDA
(CH3)2CH-Br
Primer
sekunder
tersier
CH2-Cl
Benzil khlorida
(CH3)3C-Br
CH2=CH2-Cl
Vinil khlorida
ALKOHOL
Struktur Alkohol : R - OH
R-CH2-OH
(R)2CH-OH
(R)3C-OH
Primer
sekunder
tersier
PEMBUATAN ALKOHOL :
Oksi mercurasi demercurasi
Hidroborasi oksidasi
Sintesis Grignard
Hidrolisis alkil halida
PENGGUNAAN ALKOHOL :
FENOL
Mudah dioksidasi
struktur
OH
ETER
Eter : isomer atau turunan dari alkohol (unsur H pada OH diganti oleh alkil
atau aril)
Eter : mengandung unsur C, H, dan O
Unsur C yang sama TD eter > TD alkana dan < TD alkohol (metil, n-pentil
eter 100oC, n-heptana 98oC, heksil alkohol 157oC).
Struktur eter : R O R
PEMBUATAN ETER :
Sintesis Williamson
Alkoksi mercurasi demercurasi
PENGGUNAAN ETER :
Dietil eter : sbg obat bius umum, pelarut dari minyak, dsb.
Eter-eter tak jenuh : pada opersi singkat : ilmu kedokteran gigi dan ilmu
kebidanan.
AMINA
Primer
sekunder
(CH3)2NH
(CH3)3N
tersier
PEMBUATAN AMINA :
Reduksi senyawa nitro
Reaksi alkil halida dengan amonia dan amina
PENGGUNAAN AMINA :
Sebagai katalisator
ALDEHID
PEMBUATAN ALDEHID :
Oksidasi dari alkohol primer
PEMBUATAN KETON
Mengandung gugus COOH yang terikat pada gugus alkil (R-COOH) maupun
gugus aril (Ar-COOH)
CH3-CH2-CH2-CH2COOH
COOH
Valelat
CH3-COOH (asam asetat)
ASAM FORMAT = HCOOH
Asam benzoat
Sifat fisika : cairan, tak berwarna, merusak kulit, berbau tajam, larut dalam
H2O dengan sempurna.
Penggunaan : untuk koagulasi lateks, penyamakkan kulit, industri tekstil, dan
fungisida.
ASAM ASETAT = CH3-COOH
Sifat : cair, TL 17oC, TD 118oC, larut dalam H2O dengan sempurna
Penggunaan : sintesis anhidrat asam asetat, ester, garam, zat warna, zat
wangi, bahan farmasi, plastik, serat buatan, selulosa dan sebagai penambah
makanan.
PEMBUATAN ASAM KARBOKSILAT
PEMBUATAN AMIDA :
Reaksi asam karboksilat dengan amoniak
PENGGUNAAN AMIDA :
ESTER
PENGGUNAAN ESTER :
Asam asetat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Asam asetat
Informasi
Nama sistematis
Asam etanoat
Asam asetat
Nama alternatif
Asam metanakarboksilat
Asetil hidroksida (AcOH)
Hidrogen asetat (HAc)
Asam cuka
Rumus molekul
CH3COOH
Massa molar
60.05 g/mol
Titik lebur
Titik didih
Penampilan
Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format.
Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi
sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku
industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena
tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam
industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam
asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan
asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur
ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimia maupun dari sumber hayati.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Penamaan
2 Sejarah
3 Sifat-sifat kimia
4 Biokimia
o
5 Produksi
o
6 Penggunaan
7 Keamanan
8 Lihat pula
9 Referensi
10 Pranala luar
[sunting] Penamaan
Asam asetat merupakan nama trivial atau nama dagang dari senyawa ini, dan merupakan nama
yang paling dianjurkan oleh IUPAC. Nama ini berasal dari kata Latin acetum, yang berarti cuka.
Nama sistematis dari senyawa ini adalah asam etanoat. Asam asetat glasial merupakan nama
trivial yang merujuk pada asam asetat yang tidak bercampur air. Disebut demikian karena asam
asetat bebas-air membentuk kristal mirip es pada 16.7 C, sedikit di bawah suhu ruang.
Singkatan yang paling sering digunakan, dan merupakat singkatan resmi bagi asam asetat adalah
AcOH atau HOAc dimana Ac berarti gugus asetil, CH3C(=O). Pada konteks asam-basa, asam
asetat juga sering disingkat HAc, meskipun banyak yang menganggap singkatan ini tidak benar.
Ac juga tidak boleh disalahartikan dengan lambang unsur Aktinium (Ac).
[sunting] Sejarah
tetraklorida, diikuti dengan pirolisis menjadi tetrakloroetilena dan klorinasi dalam air menjadi
asam trikloroasetat, dan akhirnya reduksi melalui elektrolisis menjadi asam asetat.
Sejak 1910 kebanyakan asam asetat dihasilkan dari cairan piroligneous yang diperoleh dari
distilasi kayu. Cairan ini direaksikan dengan kalsium hidroksida menghasilkan kalsium asetat
yang kemudian diasamkan dengan asam sulfat menghasilkan asam asetat.
Dimer siklis
Dimer siklis dari asam asetat, garis putus-putus melambangkan ikatan hidrogen.
Struktur kristal asam asetat menunjukkan bahwa molekul-molekul asam asetat berpasangan
membentuk dimer yang dihubungkan oleh ikatan hidrogen.[3] Dimer juga dapat dideteksi pada
uap bersuhu 120 C. Dimer juga terjadi pada larutan encer di dalam pelarut tak-berikatanhidrogen, dan kadang-kadang pada cairan asam asetat murni.[4] Dimer dirusak dengan adanya
pelarut berikatan hidrogen (misalnya air). Entalpi disosiasi dimer tersebut diperkirakan 65.0
66.0 kJ/mol, entropi disosiasi sekitar 154157 J mol1 K1.[5] Sifat dimerisasi ini juga dimiliki
oleh asam karboksilat sederhana lainnya.
Sebagai Pelarut
Asam asetat cair adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip seperti air dan etanol. Asam asetat
memiliki konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6.2, sehingga ia bisa melarutkan baik senyawa
polar seperi garam anorganik dan gula maupun senyawa non-polar seperti minyak dan unsurunsur seperti sulfur dan iodin. Asam asetat bercambur dengan mudah dengan pelarut polar atau
nonpolar lainnya seperti air, kloroform dan heksana. Sifat kelarutan dan kemudahan bercampur
dari asam asetat ini membuatnya digunakan secara luas dalam industri kimia.
Reaksi-reaksi kimia
Asam asetat bersifat korosif terhadap banyak logam seperti besi, magnesium, dan seng,
membentuk gas hidrogen dan garam-garam asetat (disebut logam asetat). Logam asetat juga
dapat diperoleh dengan reaksi asam asetat dengan suatu basa yang cocok. Contoh yang terkenal
adalah reaksi soda kue (Natrium bikarbonat) bereaksi dengan cuka. Hapir semua garam asetat
larut dengan baik dalam air. Salah satu pengecualian adalah kromium (II) asetat. Contoh reaksi
pembentukan garam asetat:
Mg(s) + 2 CH3COOH(aq) (CH3COO)2Mg(aq) + H2(g)
NaHCO3(s) + CH3COOH(aq) CH3COONa(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Aluminium merupakan logam yang tahan terhadap korosi karena dapat membentuk lapisan
aluminium oksida yang melindungi permukaannya. Karena itu, biasanya asam asetat diangkut
dengan tangki-tangki aluminium.
[sunting] Biokimia
Gugus asetil yang terdapat pada asam asetat merupakan gugus yang penting bagi biokimia pada
hampir seluruh makhluk hidup. Gugus asetil yang terikat pada koenzim A (Asetil-KoA),
merupakan enzim utama bagi metabolisme karbohidrat dan lemak. Namun demikian, asam asetat
bebas memiliki konsentrasi yang kecil dalam sel, karena asam asetat bebas dapat menyebabkan
gangguan pada mekanisme pengaturan pH sel. Berbeda dengan asam karboksilat berantai
panjang (disebut juga asam lemak), asam asetat tidak ditemukan pada trigliserida dalam tubuh
makhluk hidup. Sekalipun demikian, trigliserida buatan yang memiliki gugus asetat, triasetin
(trigliserin asetat), adalah zat aditif yang umum pada makanan, dan juga digunakan dalam
kosmetika dan obat-obatan.
Asam asetat diproduksi dan diekskresikan oleh bakteri-bakteri tertentu, misalnya dari genus
Acetobacter dan spesies Clostridium acetobutylicum. Bakteri-bakteri ini terdapat pada makanan,
air, dan juga tanah, sehingga asam asetat secara alami diproduksi pada buah-buahan/makanan
yang telah basi. Asam asetat juga terdapat pelumas vagina manusia dan primata lainnya,
berperan sebagai agen anti-bakteri.[6]
[sunting] Produksi
Asam asetat diproduksi secara sintetis maupun secara alami melalui fermentasi bakteri. Sekarang
hanya 10% dari produksi asam asetat dihasilkan melalui jalur alami, namun kebanyakan hukum
yang mengatur bahwa asam asetat yang terdapat dalam cuka haruslah berasal dari proses
biologis. Dari asam asetat yang diproduksi oleh industri kimia, 75% diantaranya diproduksi
melalui karbonilasi metanol. Sisanya dihasilkan melalui metode-metode alternatif.[7]
Produksi total asam asetat dunia diperkirakan 5 Mt/a (juta ton per tahun), setengahnya diproduksi
di Amerika Serikat. Eropa memproduksi sekitar 1 Mt/a dan terus menurun, sedangkan Jepang
memproduksi sekitar 0.7 Mt/a. 1.51 Mt/a dihasilkan melalui daur ulang, sehingga total pasar
asam asetat mencapai 6.51 Mt/a.[8][9] Perusahan produser asam asetat terbesar adalah Celanese
dan BP Chemicals. Produsen lainnya adalah Millenium Chemicals, Sterling Chemicals,
Samsung, Eastman, dan Svensk Etanolkemi.
Sebelum komersialisasi proses Monsanto, kebanyakan asam asetat diproduksi melalui oksidasi
asetaldehida. Sekarang oksidasi asetaldehida merupakan metoda produksi asam asetat kedua
terpenting, sekalipun tidak kompetitif bila dibandingkan dengan metode karbonilasi metanol.
Asetaldehida yang digunakan dihasilkan melalui oksidasi butana atau nafta ringan, atau hidrasi
dari etilena. Saat butena atau nafta ringan dipanaskan bersama udara disertai dengan beberapa
ion logam, termasuk ion mangan, kobalt dan kromium, terbentuk peroksida yang selanjutnya
terurai menjadi asam asetat sesuai dengan persamaan reaksi dibawah ini.
2 C4H10 + 5 O2 4 CH3COOH + 2 H2O
Umumnya reaksi ini dijalankan pada temperatur dan tekanan sedemikian rupa sehingga tercapai
suhu setinggi mungkin namut butana masih berwujud cair. Kondisi reaksi pada umumnya sekitar
150 C and 55 atm. Produk sampingan seperti butanon, etil asetat, asam format dan asam
propionat juga mungkin terbentuk. Produk sampingan ini juga bernilai komersial dan jika
diinginkan kondisi reaksi dapat diubah untuk menghasilkan lebih banyak produk samping,
namun pemisahannya dari asam asetat menjadi kendala karena membutuhkan biaya lebih banyak
lagi.
Melalui kondisi dan katalis yang sama asetaldehida dapat dioksidasi oleh oksigen udara
menghasilkan asam asetat.
2 CH3CHO + O2 2 CH3COOH
Dengan menggunakan katalis modern, reaksi ini dapat memiliki rasio hasil (yield) lebih besar
dari 95%. Produk samping utamanya adalah etil asetat, asam format dan formaldehida, semuanya
memiliki titik didih yang lebih rendah daripada asam asetat sehingga dapat dipisahkan dengan
mudah melalui distilasi.
[sunting] Penggunaan
monomer vinil asetat (vinyl acetate monomer, VAM). Selain itu asam asetat juga digunakan
dalam produksi anhidrida asetat dan juga ester. Penggunaan asam asetat lainnya, termasuk
penggunaan dalam cuka relatif kecil.
[sunting] Keamanan
Asam asetat pekat bersifat korosif dan karena itu harus digunakan dengan penuh hati-hati. Asam
asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan mata permanen, serta iritasi pada membran
mukosa. Luka bakar atau lepuhan bisa jadi tidak terlihat hingga beberapa jam setelah kontak.
Sarung tangan latex tidak melindungi dari asam asetat, sehingga dalam menangani senyawa ini
perlu digunakan sarung tangan berbahan karet nitril. Asam asetat pekat juga dapat terbakar di
laboratorium, namun dengan sulit. Ia menjadi mudah terbakar jika suhu ruang melebihi 39 C
(102 F), dan dapat membentuk campuran yang mudah meledak di udara (ambang ledakan:
5.4%-16%).
Asam karboksilat
Asetat
Acetobacter
[sunting] Referensi
1. ^ a b http://webbook.nist.gov/cgi/cbook.cgi?ID=C64197&Units=SI&Mask=4#ThermoPhase
2. ^ (en) Roger Blench, Matthew Spriggs, Archaeology and language, Volume 35,
Routledge, 1999, ISBN 0-415-11786-0, 9780415117869
3. ^ Jones, R.E.; Templeton, D.H. (1958). "The crystal structure of acetic acid". Acta
Crystallogr. 11(7), 48487.
4. ^ James M. Briggs; Toan B. Nguyen; William L. Jorgensen. Monte Carlo simulations of
liquid acetic acid and methyl acetate with the OPLS potential functions. J. Phys. Chem.
1991, 95, 3315-3322.
5. ^ James B. Togeas. Acetic Acid Vapor: 2. A Statistical Mechanical Critique of Vapor
Density Experiments. J. Phys. Chem. A 2005, 109, 5438-5444. DOI:10.1021/jp058004j
6. ^ Dictionary of Organic Compounds (6th Edn.), Vol. 1 (1996). London: Chapman &
Hall. ISBN 0-412-54090-8
7. ^ Yoneda, Noriyki; Kusano, Satoru; Yasui, Makoto; Pujado, Peter; Wilcher, Steve (2001).
Appl. Catal. A: Gen. 221, 253265.
8. ^ "Production report". Chem. Eng. News (July 11, 2005), 6776.
9. ^ Suresh, Bala (2003). "Acetic Acid". CEH Report 602.5000, SRI International.
10. ^ Wagner, Frank S. (1978) "Acetic acid." In: Grayson, Martin (Ed.) Kirk-Othmer
Encyclopedia of Chemical Technology, 3rd edition, New York: John Wiley & Sons.
11. ^ Lancaster, Mike (2002) Green Chemistry, an Introductory Text, Cambridge: Royal
Society of Chemistry, pp. 262266. ISBN 0-85404-620-8.
Asetat anhidrida
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
[sunting] Produksi
Anhidrida asetat dihasilkan melalui reaksi kondensasi asam asetat, sesuai persamaan reaksi
25% asam asetat dunia digunakan untuk proses ini [1]. Selain itu, anhidrida asetat juga dihasilkan
melalui reaksi asetil klorida dengan natrium asetat
H3C-C(=O)Cl + H3C-COO Na+ Na+Cl + H3C-CO-O-CO-CH3
[sunting] Reaksi
Anhidrida asetat mengalami hidrolisis dengan pelan pada suhu kamar, membentuk asam asetat.
Ini adalah kebalikan dari reaksi kondensasi pembentukan anhidrida asetat
(CH3CO)2O + H2O 2CH3COOH
Selain itu, senyawa ini juga bereaksi dengan alkohol membentuk sebuah ester dan asam asetat.
Contohnya reaksi dengan etanol membentuk etil asetat dan asam asetat.
(CH3CO)2O + CH3CH2OH CH3COOCH2CH3 + CH3COOH
Anhidrida asetat merupakan senyawa korosif, iritan, dan mudah terbakar. Untuk memadamkan
api yang disebabkan anhidrida asetat jangan menggunakan air, karena sifatnya yang reaktif
terhadap air. Karbon dioksida adalah pemadam yang disarankan.[2]
6) Daun jati (Tectona grandis), daun jati dapat memberikan warna merah kecoklatan. Hal ini dapat dilihat
contohnya pada pembuatan gudeg Jogjakarta, caranya pada saat buah nagka direbus dengan air dan
daging kemudian ditambahkan selembar dau jati yang sudah dicuci terlebih dahulu sehingga gudeg
berwarna merah kecoklatan.
7) Oman,
Oman terbuat dari batang padi (Jawa : damen) yang dibakar dan direndam dalam air sehingga air
berwarna hitam setelah disaring , air inilah yang biasanya digunakan untuk zat warna pada makanan,
misalnya jajanan pasar tradisional cenil, ciwel,gatot dan lain-lainnya.
8) Wortel
Wortel mengandung beta karotin (provitamin A) yang merupakan zat warna kuning pada wortel
9) Keluak (Pangium edule)
Di jawa timur, kita pasti akan menemukan masakan rawon. Rawon dibuat dari daging sapi yang diberi
kuah dengan warna coklat kehitaman, warna ini diperoleh dari bahan yang dinamakan keluak. Caranya
adalah keluak dipecahkan dan isinya kita campur dengan bumbu-bumbu lain.Beta-karoten (provitamin A)
adalah zat warna kuning pada wortel
10) Pewarna alami lainnya misalnya coklat. Coklat selain berfungsi sebagai pewarna, juga berfungsi sebagai
perasa. Coklat diperoleh dair tumbuhan coklat itu sendiri.
11) Jeruk dapat memberikan warna kuning alami pada berbagai macam minuman.
12) Arang sekam dapat memberikan warna hitam makanan yang terbuat dari singkong kering ( jawa ;
gentilut )
13) Daun katu dapat memberkan warna hijau pada tape ketan.
14) Gula merah memberikan warna merak pemanis es atau kembang gula ( gulali = gelali )
2. Pewarna Buatan
Pewarna alami lebih aman dikonsumsi tetapi macamnya terbatas, dan sulit untuk
memperolehnya dalam jumlah besar sehingga industri makanan lebih senang menggunakan pewarna
sintetis.Bahan kimia buatan yang sering digunakan bisa berbentuk serbuk, pasta ataupun cairan
pewarna. Namun harus diingat bahwa penggunaan baham kimia buatan ini tidak boleh terlalu banyak,
karena dapat menimbulkan efek samping yang cukup berbahaya.
Bahan pewarna yang masih diperbolehkan untuk dipakai yaitu amarant (pewarna merah),
tartrazine (pewarna kuning), erythrosine (pewarna merah), fast green FCF (pewarna hijau), sunset yellow
(pewarna kuning), dan brilliant blue (pewarna biru). Meskipun bahan pewarna tersebut diizinkan, tetapi
penggunaannya tidak boleh berlebihan sebab dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan tubuh.
Catatan : rhodamin-B (pewarna merah), dan methanil yellow (pewarna kuning). Pewarna ini tergolong
pewarna sintetis. Khusus untuk methanil yellow dan rhodamin-B hanya diperbolehkan untuk pewarna
barang hasil industri seperti plastik, tekstil, kertas, keramik, ubin, dan sebagainya. Zat pewarna sintetis ini
bersifat racun jika digunakan dalam pewarna makanan dan dapat memicu pertumbuhan zat karsinogenik
yang menyebabkan munculnya penyakit kanker.
Penggunaannnya pewarna sintetis harus berhati-hati dan tidak melebihi dosis (< 300 bagian
perjuta/BP). Zat warna yang boleh digunakan dalam makanan harus yang berlabel FD&C (food drugs &
cosmetics).
B. BAHAN KIMIA PEMANIS DALAM MAKANAN
1. Pemanis Alami
Bahan pemanis utama yang digunakan untuk menambah citra rasa manis pada makanan
Pemanis yang utama pada makanan adalah sukrosa. Sukrosa dapat diperoleh baik dalam bentuk gula
pasir, gula jawa atau gula kelapa. Gula selain sebagai pemanis juga dapat berfungsi sebagai sumber
energi yang sangat potensial. Zat pemanis alami yang biasa digunakan, dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut.
1) Pemanis nutritif
Pemanis nutritif adalah pemanis alami yang menghasilkan kalori. Pemanis nutritif berasal dari tanaman
(sukrosa/ gula tebu, gula bit, xylitol dan fruktosa), dari hewan (laktosa, madu), dan dari hasil penguraian
karbohidrat (sirop glukosa, dekstrosa, sorbitol). Kelebihan pemanis ini dapat mengakibatkan obesitas,
karena kandungan kalorinya yang tinggi.
2) Pemanis nonnutritif
Pemanis nonnutritif adalah pemanis alami yang tidak menghasilkan kalori. Pemanis nonnutritif berasal
dari tanaman (steviosida), dan dari kelompok protein (miralin, monellin, thaumatin).
2. Pemanis Makanan Buatan
Sakarin( gula sukrosa ) atau "biang gula" memiliki tingkat kemanisan 350 500 kali gula alami,
penggunaan sakarin yang berlebihan dapat menyebabkan rasa pahit getir pada makanan atau minuman
dan juga berbahaya.
Siklamat, Siklamat merupakan pemanis buatan yang dapat mempertajam rasa manis sampai
300 kali lebih manis dari gula. Siklamat mempunyai nilai kalori yang lebih rendah dibanding gula. Hasil
metabolisme siklamat merupaka zat yang bersifat karsinogenik, sehingga penggunaannya perlu dibatasi
atau dilarang sama sekali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan siklamat dapat
mengakibatkan tumor kantung kemih pada binatang percobaan.
Sorbitaol dan Aspartam, Banyak digunakan untuk orang diet atau untuk minuman rendah kalori
dan untuk penderita penyakit kencing manis atau diabetes.
Kalium-asesulfam, Serbuk kristal dengan kemanisan 200 kali gula ini rasa manisnya bersih dan
tidak menetap
Catatan : Tahun 1998, FDA (Food and Drug Administrasion) menyetujui penggunaan pemanis baru yaitu
sukralose yang memiliki tingkat kemanisan 600 kali gula, molekul pemanis ini tidak diserap oleh tubuh.
c)
d)
e)
f)
g)
a.
b.
c.
d.
e.
kaleng dan ikan. Larutan asam sitrat yang encer dapat digunakan untuk mencegah pembentukan bintikbintik hitam pada udang. Penggunaan maksimum dalam minuman sebesar 3 gram/liter sari buah.
Ester metil dan propil paraben atau asam sorbat
Asam sorbat adalah bahan pengawet yang digunakan dalam produk keju, sari buah minuman anggur,
dan produk panggang. Asam sorbat digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur atau khamit pada
derajat keasaman optimum.
Garam nitrit dan nitrat
Garam nitrit dan nitrat merupakan bahan yang digunakan sebagai pengawet daging dan keju.
Asam propionat (natrium propionat atau kalsium propionat)
Sering digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang. Untuk bahan tepung terigu, dosis
maksimum yang digunakan adalah 0,32% atau 3,2 gram/kg bahan; sedangkan untuk bahan dari keju,
dosis maksimum sebesar 0,3% atau 3 gram/kg bahan.
Benzoat (acidum benzoicum, flores benxoes atau benzoic acid)
Benzoat biasa diperdagangkan sebagai gram natrium benzoat, dengan ciri-ciri berbentuk serbuk atau
kristal putih, halus, sedikit berbau, berasa payau, dan pada pemanasan yang tinggi akan meleleh dan
terbakar. Benzoat juga banyak digunakan sebagai pengawet minyak goreng.
Sendawa
Merupakan senyawa organik yang berbentuk krsital putih atau tak berwarna, rasanya asin dan sejuk.
Sendawa mudah larut dalam air dan meleleh pada suhu 377 0C. Ada tiga bentuk sendawa, yaitu kalium
nitrat, kalsium nitrat, dan natrium nitrat. Sendwa dapat dibuat dengan mereaksikan kalium klorida dengan
asam nitrat atau natrium nitrat.
Dalam industri biasa digunakan untuk korek api, bahan peledak, pupupk, dan juga untuk pengawet
bahan pangan. Penggunaan maksmumnya sebanyak 0,1% atau 1 gram / kh bahan.
BHA (butil hidroksianisol)
BHT (butil hidrositoluen)
PG (propilgat)
Tokoferol (vitamin E)
Asam askorat (vitamin C)
b. Aroma buah-buahan
Minuman ringan maupun jajanan anak-anak semacam agar-agar dan bermacam-macam kue memiliki
rasa buah-buahan yang segar. Rasa buah-buahan tersebut didapat dari senyawa kimia tertentu seperti
berikut ini .
Senyawa amil kaproat memberikan aroma apel dan nanas
Senyawa benzaldehida menimbulkan aroma cherry dan almond
Senyawa amil asetat menimbulkan aroma pisang
Senyawa benzil asetat menimbulkan aroma strawberry.
c. Aroma Bunga-bungan : Aroma bunga-bungaan ditimbulkan dari senyawa sitronelal
d. Vanili : Senyawa vanili menjadikan makanan seperti es campur dan kolak pisang terasa lebih lezat.
e. Senyawa diasetil : Dengan menambahkan senyawa diasetil, akan diperoleh aroma mentega.
Senyawa menthol :
Pencampuran senyawa mentol pada kembang gula atau permen dan rokoK akan memberikan
aroma mint yang menyegarkan.