Makalah Pembangunan
Makalah Pembangunan
Oleh :
Publik-E/ Kelompok 5
NUR LAILY FAJARWATI
125030100111099
125030100111106
YUNIAR RAHMAWATI
125030100111111
ARIK ARIYANI
125030100111103
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDU
.....................................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1
Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah...............................................................................................................2
1.3
Tujuan Penulisan.................................................................................................................2
Pembangunan Kapasitas.....................................................................................................3
2.2
Birokrasi...............................................................................................................................4
2.3
Revolusi Mental..................................................................................................................5
3.2
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................16
4.1
Kesimpulan........................................................................................................................16
4.2
Saran...................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
organizational
(kapasitas
organisasi)
dan
community
hal
tersebut,
maka
penulis
mengangkat
judul
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembangunan Kapasitas
2.1.1 Pengertian Pembangunan Kapasitas
Janet L. Finn & Barry Checksoway menjelaskan definisi
Capacity Building sebagai the extent to which they (staff)
demonstrate concrete contributions to personal, organizational and
community development. (Sampai seberapa jauh staf mampu
menunjukkan kontribusi yang nyata terhadap pengembangan personal,
organisasi dan masyarakat). Janet L. Finn & Barry Checksoway, 1998,
hlm.4, dalam Warsito dan Yuwono, (2003, h.3) dalam definisi ini
maka konsep dasarnya jelas bahwa konstektualitas capacity building
mengacu pada tiga hal pokok, yaitu kemampuan personal (kapasitas
individual), organizational (kapasitas organisasi) dan community
(masyarakat).
Katty Sessions, (1993:15) dalam Warsito dan Yuwono, (2003,
h.5) menjelaskan bahwa pembangunan kapasitas umumnya dipahami
sebagai upaya membantu pemerintah, masyarakat ataupun individu
dalam mengembangkan keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan
untuk mewujudkan tujuan-tujuan mereka. Program pembangunan
kapasitas seringkali didesain untuk memperkuat kemampuan mereka
dalam
mengevaluasi
pilihan-pilihan
kebijakan
mereka
dan
kepemimpinan,
faktor
(conducive
leadership),
budaya
organisasi,
komunikasi,
struktur
manajerial.
3) Reformasi kelembagaan
Berfokus pada sistem manajemen dan sistem makro dengan
menunjukkan aktivitas berupa: aturan permainan untuk ekonomi
dan rezim politik, kebijaksanaan dan perubahan legal, reformasi
konstitusi.
2.2 Birokrasi
Birokrasi menurut Evers dalam Zauhar (1996) dapat diklasifikasikan
ke dalam tiga kategori yaitu:
1. Birokrasi dipandang sebagai rasionalisme prosedur pemerintahan dan
aparat administrasi publik. Makna ini adalah sejalan dengan ide Weber
tentang birokrasi, dan oleh Evers dinamakan Birokrasi Weber (BW).
2. Birokrasi dipandang sebagai bentuk organisasi yang membengkak dan
jumlah pegawai yang besar. Konsep inilah yang sering disebut Parkinson
Law.
Birokrasi
sebagai
alat
untuk
memperoleh,
static),
tatacara
yang
berlebihan
(ritualism)
dan
kebudayaan
akan
ditangani,
supaya
tercapai
(citizens)
untuk
melaksanakan
transformasi
secara
2.3.4
jawab,
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembangunan Kapasitas Birokrasi Melalui Revolusi Mental
Pembangunan kapasitas birokrasi melalui revolusi mental ini
dilaksanakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi yang berdasarkan pada Undang-undang Aparatur Sipil
Negara No. 5 tahun 2015. Aparatur Sipil Negara sebagai unsur aparatur
negara di cantumkan dalam pasal 8 Undang-undang No.5 tahun 2014
pegawai ASN berfungsi sebagai Pelaksanaan kebijakan publik, Pelayanan
publik, Perekat dan pemersatu bangsa.
Pembangunan kapasitas memiliki tiga dimensi, yaitu sebagai berikut
yang akan dianalisis melalui revolusi mental
1. Reformasi kelembagaan
Berfokus
pada
sistem
manajemen
dan
sistem
makro
dengan
10
mana para PNS akan disuruh bekerja tujuh hari dalam seminggu.
Tapi, akan tetap ada libur dihari-hari tertentu saja.
g. Moratorium CPNS
Kebijakan pemerintah terkait moratorium CPNS yaitu penundaan
pengangkatan CPNS akan mulai dilaksanakan pada tahun 2015
hingga 5 tahun mendatang. Tujuan moratorium pada saat itu adalah
dikarenakan pemerintah ingin melakukan penataan birokrasi yang
gemuk. PNS didistribusikan ke daerah atau kementerian yang
kekurangan tenaga.
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Berfokus pada ketersediaan tenaga teknis dan profesional dengan
menunjukkan aktivitas berupa pelatihan, gaji, kondisi kerja, dan
perekrutan. Dalam dimensi pertama ini, revolusi mental yang dilakukan
yaitu pada Revolusi Mental pada Aparatur Birokrasi yang merupakan
satu kesatuan dan saling terkait satu sama lain yakni rekrutmen,
pembinaan, dan pengawasan. Ketiganya berperan membentuk aparatur
birokrasi yang bersih, kompeten, dan melayani sebagaimana visi
Kemeterian PAN RB.
Pada rekrutmen yaitu penerimaan PNS dan PPPK (Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Rekrutmen tersebut harus dilakukan
dengan prinsip terbuka, transparan, profesional, dan sesuai kebutuhan.
Terbuka bermakna setiap warga negara yang memenuhi syarat memiliki
kesempatan yang sama untuk mengikuti proses rekrutmen. Transparan
berarti semua tahapan prosesnya bisa diketahui oleh setiap peserta maupun
publik, termasuk kriteria penilaian untuk menentukan diterima atau
tidaknya calon aparatur dimaksud. Profesional diartikan bahwa seluruh
proses rekrutmen dilaksanakan sesuai standar dan tidak melanggar
peraturan perundang-undangan, serta berlangsung jujur. Sesuai kebutuhan,
maksudnya, rekrutmen itu berdasarkan pada analisis kebutuhan pegawai
yang dilakukan secara obyektif. Secara umum kondisi eksisting aparatur
11
dengan
meningkatkan
sadar,
integritas,
berencana,
teratur,
profesionalitas,
dan
terarah
kompetensi,
untuk
kapabilitas,
pada
sistem
manajemen
dan
mengembangkan
12
13
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pembangunan kapasitas birokrasi melalui revolusi mental ini
dilakukan dengan tiga dimensi yaitu reformasi kelembagaan yang dilakukan
melalui
kebijakan-kebijakan
revolusi
mental
yang
diterapkan,
4.2 Saran
Dalam pembangunan kapasitas birokrasi melalui revolusi mental
diperlukan pola pikir budaya yang tidak instan serta tidak adanya
pragmatisme politik agar tidak menjadi penghambat. Oleh karena itu,
pemerintah diharapkan mampu mengubah pola pikir baik melalui sosialisasi
maupun dengan pemberlakukan kebijakan yang tegas dengan adanya sanksi
yang tegas pula. Namun, pada dasarnya semua itu harus dikembalikan lagi
ke masing-masing individu agar memiliki kesadaran diri dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
16
DAFTAR PUSTAKA
____.Gubernur Dukung Revolusi Mental PNS Babel(Online). Melalui
http://babelterkini.com/gubernur-dukung-revolusi-mental-pns-babel/.
Diakses pada 9 April 2015.
____.http://www.menpan.go.id. Diakses pada 8 April 2015.
17
18