Pengantar Metrologi
Pengantar Metrologi
Metrology in Short
2nd edition
Diterjemahkan dengan ijin pemegang hak cipta oleh: A. Praba Drijarkara & Ghufron Zaid
dan
Metrologi,
ISBN: 979-99322-2-X
Prakata
Tujuan utama penerbitan buku ini adalah meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat tentang metrologi dan menyamakan pandangan tentang metrologi.
Diharapkan bahwa buku ini dapat memberikan informasi dasar yang jelas dan transparan
tentang metrologi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan metrologi.
Perekonomian global saat ini bergantung sangat erat pada pengukuran dan pengujian
yang andal, terpercaya dan diakui secara internasional. Seyogyanya tidak ada hambatan
teknis dalam perdagangan (technical barriers to trade, TBT). Prasyaratnya adalah
adanya infrastruktur metrologi yang mantap dan dimanfaatkan seluas-luasnya.
Buku ini berisi uraian mengenai metrologi ilmiah, industri dan legal. Juga diuraikan
bidang-bidang teknis metrologi dan satuan-satuan ukur metrologi yang digunakan.
Kemudian ada uraian mengenai infrastruktur kemetrologian nasional, regional dan
internasional. Daftar istilah-istilah yang berkaitan dengan metrologi disajikan
berdasarkan acuan dari standar-standar internasional. Terakhir, ada daftar lembagalembaga dan organisasi-organisasi yang relevan beserta alamatnya.
Judul asli buku ini adalah Metrology in short 2nd edition yang merupakan edisi
internasional dan diterbitkan oleh Euramet e.V. (www.euramet.org). Selain edisi bahasa
Inggris tersebut, buku tersebut juga telah diterbitkan dalam bahasa lokal di Ceko,
Kroasia, Denmark, Finlandia, Lithuania, Portugal, Korea dan Italia.
Edisi Bahasa Indonesia ini diterbitkan oleh Puslit KIM-LIPI dalam rangka penyebarluasan
informasi mengenai metrologi, yang merupakan salah satu tugasnya selaku lembaga
metrologi nasional Indonesia. Isi terjemahan ini disesuaikan untuk konteks Indonesia
dengan menambahkan hal-hal yang relevan dengan lingkup metrologi di Indonesia dan
Asia-Pasifik. Penerjemahan dan penerbitan edisi Bahasa Indonesia ini seijin Euramet e.V.
sebagai pemegang hak cipta buku aslinya.
Daftar Isi
1
Pendahuluan..........................................................................7
1.1 Pengukuran dalam Kehidupan Manusia...............................................7
1.2 Pembagian Kategori dalam Metrologi.................................................9
Metrologi.............................................................................10
2.1 Metrologi Industri dan Ilmiah.........................................................10
2.1.1 Bidang-bidang Metrologi.......................................................10
2.1.2 Standar-standar Pengukuran..................................................14
2.1.3 Bahan Acuan Bersertifikat....................................................14
2.1.4 Ketertelusuran dan Kalibrasi.................................................15
2.1.5 Prosedur Acuan.................................................................16
2.1.6 Ketidakpastian..................................................................17
2.1.7 Pengujian........................................................................19
2.2 Metrologi Legal ........................................................................20
2.2.1 Perundang-undangan Mengenai Peralatan Ukur............................20
2.2.2 Uni Eropa Perundang-undangan Mengenai Peralatan Ukur.............20
2.2.3 Penegakan Hukum Perundang-undangan Peralatan Ukur di EU..........21
2.2.4 Tanggung jawab Penegakan Hukum.........................................22
2.2.5 Pengukuran dan Pengujian Dalam Perundang-Undangan.................23
Organisasi Metrologi...............................................................25
3.1 Infrastruktur Internasional............................................................25
3.1.1 Konvensi Meter.................................................................25
3.1.2 Pengaturan Saling Mengakui (MRA) CIPM....................................25
3.1.3 Lembaga Metrologi Nasional..................................................28
3.1.4 Laboratorium Nasional yang Ditunjuk.......................................28
3.1.5 Laboratorium Terakreditasi...................................................28
3.1.6 ILAC..............................................................................29
3.1.7 OIML..............................................................................29
3.1.8 IUPAP............................................................................30
3.2 Infrastruktur Asia Pasifik..............................................................31
3.2.1 Metrologi APMP..............................................................31
3.2.2 Akreditasi APLAC............................................................31
3.2.3 Metrologi Legal APLMF......................................................34
3.3 Infrastruktur Eropa....................................................................34
3.3.1 Metrologi EUROMET.........................................................34
3.3.2 Akreditasi EA.................................................................35
3.3.3 Metrologi Legal WELMEC....................................................35
3.3.4 EUROLAB........................................................................36
3.3.5 EURACHEM......................................................................36
3.3.6 COOMET.........................................................................36
Satuan Metrologis..................................................................39
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
Metrologi di Indonesia.............................................................49
5.1 Infrastruktur Metrologi Indonesia....................................................49
5.1.1 Lembaga Metrologi Nasional Puslit KIM-LIPI.............................49
5.1.2 Badan Akreditasi KAN.......................................................49
5.1.3 Badan Standardisasi BSN....................................................50
5.1.4 Metrologi legal Direktorat Metrologi Departemen Perdagangan .....50
5.2 Undang-undang Mengenai Metrologi di Indonesia.................................50
Kosakata..............................................................................51
Daftar Pustaka......................................................................64
Kata Pengantar
Buku yang mengupas pemahaman mengenai metrologi secara umum dan ditulis dalam
bahasa Indonesia bisa dikatakan masih tergolong sangat langka, kalau memang tidak bisa
dikatakan tidak ada sama sekali, padahal pemahaman mengenai metrologi di Indonesia
harus sudah mulai menjadi milik masyarakat luas yang terdiri atas berbagai lapisan dan
tidak hanya terbatas bagi para ilmuwan atau para akademisi saja.
Metrologi secara sederhana disebut sebagai suatu ilmu pengukuran, dan dalam
kehidupan sehari-hari kita sering dihadapkan pada suatu kegiatan ukur mengukur serta
bagaimana pentingnya kebenaran dalam mengukur. Misalnya saja, dalam keperluan jual
beli barang untuk kebutuhan sehari-hari baik barang-barang di pasar tradisional maupun
di pasar modern seperti di pusat-pusat perbelanjaan. Berbagai komoditas
diperjualbelikan dengan suatu harga yang didasarkan pada suatu ukuran tertentu.
Kebutuhan lain di tempat tinggal kita seperti air ledeng, listrik dan gas perlu diukur.
Keinginan memiliki sebidang tanah atau pun rumah (properti) dihadapkan pada perlunya
pengukuran. Melakukan aktivitas perjalanan ke tujuan kita memerlukan ukuran tentang
waktu maupun jarak. Di dunia kedokteran, demi kesehatan dan keselamatan pasien
dibutuhkan alat-alat ukur yang terjamin kebenarannya dalam mengukur. Di dunia
industri, jaminan mutu berbagai jenis produk industri ditentukan oleh rangkaian uji
produk dengan melalui mekanisme pengukuran yang terjamin keandalan alat ukurnya.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa hampir tidak mungkin bagi kita berhadapan
dengan sesuatu tanpa menggunakan suatu ukuran.
Puslit KIM-LIPI (Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia) sebagai lembaga yang berkompetensi di bidang metrologi tentu
memiliki kewajiban untuk menyebarluaskan pemahaman metrologi ke berbagai lapisan
masyarakat, baik pemahaman tentang metrologi secara umum maupun metrologi secara
khusus bagi kepentingan kalangan tertentu. Dengan demikian Puslit KIM-LIPI merasa
berkepentingan untuk menerbitkan buku ini sebagai sebuah pengantar bagi para
pembacanya ke arah pemahaman mengenai metrologi. Puslit KIM-LIPI telah menugasi
dua orang stafnya yaitu Praba Drijarkara dan Ghufron Zaid untuk menerjemahkan buku
yang saat ini ada di hadapan Anda, dari buku aslinya berjudul Metrology in Short 2nd
edition. Dalam buku terjemahan ini telah ditambahkan hal-hal yang berkaitan dengan
infrastruktur kemetrologian di Indonesia.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Februari 2005
Kepala Puslit KIM-LIPI
Dr. Ir. Husein Avicenna Akil, M.Sc.
1 Pendahuluan
1.1 Pengukuran dalam Kehidupan Manusia
Barangsiapa lalai atau lupa mengalibrasi standar satuan panjang setiap bulan purnama
diancam dengan hukuman mati. Itulah resiko yang dihadapi oleh arsitek resmi kerajaan
yang bertanggungjawab atas pembangunan kuil-kuil dan piramid-piramid Firaun pada
jaman Mesir kuno, 3000 tahun sebelum Masehi. Satuan cubit resmi yang pertama
dinyatakan sebagai panjang lengan Firaun yang berkuasa, dari siku hingga ke ujung jari
tengah yang diluruskan, ditambah lebar tangannya. Hasil pengukuran asli direkam
dengan cara ditatah pada granit hitam. Standar ukuran ini kemudian diperbanyak
menggunakan granit atau kayu dan dibagi-bagikan kepada para pekerja, dan para arsitek
bertanggungjawab untuk memeliharanya.
Demikianlah salah satu contoh pengukuran presisi yang terekam dalam sejarah.
Walaupun kisah di atas terjadi di suatu masa dan tempat yang jauh, pentingnya
pengukuran sudah disadari umat manusia pada umumnya. Sejarah pengukuran yang
sedikit lebih mutakhir adalah pencanangan Sistem Metrik di Paris tahun 1799, dengan
ditetapkannya dua buah benda standar terbuat dari platinum: satu mewakili meter, dan
satu lagi mewakili kilogram, sebagai 'nenek moyang' Sistem Internasional Satuan yang
kita kenal sekarang, atau disingkat SI.
Memang, biaya untuk melakukan pengukuran cukup besar, namun manfaatnya lebih
besar lagi. Dengan demikian, metrologi telah menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari
yang sangat alamiah dan vital. Komoditas seperti sembako atau bahan bangunan
diperjualbelikan berdasarkan berat atau ukuran; air ledeng, listrik dan gas harus diukur,
dan semua hal ini mempengaruhi kehidupan pribadi kita. Kadar zat aktif dalam obatobatan, pengukuran sampel darah, dan keefektifan laser yang digunakan untuk
pembedahan harus diukur dengan teliti agar kesehatan dan keselamatan pasien
terjamin. Hampir segala sesuatu kita nyatakan dalam ukuran: suhu udara, tinggi badan,
nilai kalori makanan, berat paket kiriman, tekanan udara ban kendaraan, dan
seterusnya. Hampir tidak mungkin kita berbicara tanpa menggunakan kata-kata yang
berkaitan dengan timbangan atau ukuran.
Kemudian, ada perdagangan, kegiatan ekonomi dan peraturan-peraturan yang sangat
bergantung pada timbangan dan ukuran. Seorang pilot pesawat terbang harus mengamati
dengan cermat ketinggian pesawat, arah, penggunaan bahan bakar dan kecepatan;
pengawas obat-obatan dan makanan mengukur kandungan bakteri dan zat beracun;
perusahaan membeli bahan baku berdasarkan timbangan dan ukuran, dan menyatakan
produknya dalam satuan yang serupa. Umumnya setiap proses dipantau berdasarkan
pengukuran, dan setiap penyimpangan akan ketahuan dari hasil pengukuran tersebut.
Pengukuran sistematis dengan tingkat ketidakpastian yang terukur merupakan landasan
pengendalian mutu di industri; pada industri modern biaya untuk melakukan pengukuran
memakan porsi 10% hingga 15% dari ongkos produksi.
Ilmu pengetahuan sangat bergantung pada pengukuran. Para geolog mengukur kekuatan
gelombang kejut ketika terjadi gempa bumi; para astronom dengan seksama mengukur
cahaya lemah yang dipancarkan sebuah bintang untuk mengetahui umurnya; para
fisikawan yang mempelajari partikel elementer harus melakukan pengukuran waktu
dalam orde sepersejuta sekon untuk memastikan adanya partikel yang amat sangat
kecil. Ketersediaan alat ukur dan kemampuan menggunakannya sangatlah esensial bagi
para ilmuwan untuk merekam hasil penelitian mereka secara objektif. Maka, ilmu
pengukuran, atau Metrologi, bisa jadi adalah ilmu yang tertua di dunia dan pengetahuan
tentang penggunaannya adalah syarat mutlak dalam segala profesi yang berbasis ilmu
pengetahuan.
2.
3.
Ada lagi istilah Metrologi fundamental yang tidak mempunyai definisi internasional,
namun menyiratkan tingkat akurasi tertinggi dalam suatu cabang. Jadi bisa juga
dikatakan sebagai ranting tertinggi dalam metrologi ilmiah.
2 Metrologi
2.1 Metrologi Industri dan Ilmiah
Metrologi industri dan metrologi ilmiah adalah dua dari tiga kategori metrologi yang
diuraikan dalam butir 1.2.
Kegiatan-kegiatan kemetrologian, pengujian dan pengukuran memberikan masukan
penting dalam menjamin kualitas berbagai kegiatan industri. Hal ini mencakup
kebutuhan akan adanya ketertelusuran, yang menjadi sangat penting sebagaimana
halnya pengukuran itu sendiri. Pengakuan atas kompetensi kemetrologian pada tiap
tingkat dalam rantai ketertelusuran itu dapat dicapai dengan membuat suatu pengaturan
saling mengakui (mutual recognition arrangement, disingkat MRA). Contohnya adalah
CIPM MRA dan ILAC MRA. Selain dengan MRA, pengakuan itu bisa didapat dari akreditasi
atau peer review.
2.1.1
Bidang-bidang Metrologi
Metrologi ilmiah dibagi oleh BIPM (Bureau International des Poids et Mesures, Biro
Internasional Timbangan dan Takaran) menjadi 9 bidang teknis:
Di samping itu masih ada bidang lain, misalnya aliran dan metrologi antar-disiplin, yang
belum secara formal ditetapkan oleh BIPM.
Bidang-bidang dan sub-bidang beserta contoh-contoh standar pengukuran yang berkaitan
disajikan dalam Tabel 2.1.
10
Tabel 2.1
Bidang pengukuran, subbidang dan standar ukuran yang penting.
Hanya bidang teknis yang dicantumkan.
Bidang
Pengukuran
Sub-bidang
Massa dan
Pengukuran massa
besaran terkait
Kelistrikan AC
Panjang
Metrologi dimensi
Pengukuran sudut
11
Bidang
Pengukuran
Panjang
Waktu dan
frekuensi
Termometri
Radiasi
pengion dan
radioaktivitas
Sub-bidang
Bentuk
Kualitas permukaan
Pengukuran waktu
Frekuensi
Kelembaban
Perlindungan terhadap
radiasi
Radioaktivitas
12
Bidang
Pengukuran
Fotometri dan
radiometri
Aliran
Sub-bidang
Radiometri optis
Fotometri
Kolorimetri
Spektrofotometer
Serat optis
Anemometri
Anemometer
Akustik,
Pengukuran akustik dalam Mikrofon standar, pistonphone, mikrofon
ultrasound dan gas
kondensor, kalibrator suara
vibrasi
Akselerometri
Jumlah zat
Ultrasound
Kimia lingkungan
Kimia klinis
Kimia bahan
Kimia pangan
Biokimia
Mikrobiologi
Pengukuran keasaman
CRM
13
2.1.2
Standar-standar Pengukuran
Standar pengukuran adalah bahan ukur, alat ukur, bahan acuan atau sistem pengukuran
yang dimaksudkan untuk mendefinisikan, mewujudkan, memelihara, atau mereproduksi
suatu satuan atau suatu nilai dari suatu besaran, untuk dipakai sebagai acuan.
Contoh:
Berbagai jenis standar ukur dalam berbagai tingkat dalam rantai ketertelusuran
ditampilkan dalam Gambar 2.1. Bidang-bidang metrologi, sub-bidang dan standarstandar ukur yang penting dicantumkan dalam Tabel 2.1 pada sub-bagian 2.1.1.
Definisi-definisi berbagai standar diuraikan di Kosa Kata, Bab 6.
2.1.3
Bahan acuan bersertifikat (certified reference material, disingkat CRM; atau di AS sering
disebut standard reference material atau SRM) adalah suatu bahan acuan yang sifatsifatnya disertifikasi melalui suatu prosedur yang memberinya ketertelusuran ke satuan
dasarnya. Sifat-sifat tadi dinyatakan sebagai nilai dengan satuan yang sama dengan
satuan dasar tadi. Setiap nilai yang dicantumkan dalam sertifikat disertai dengan
ketidakpastian pada tingkat kepercayaan tertentu.
CRM pada umumnya dibuat dalam batch. Nilai dari sifat-sifatnya ditentukan berdasarkan
pengukuran pada sampel-sampel yang mewakili seluruh batch.
14
2.1.4
Ketertelusuran
Sebuah rantai ketertelusuran, seperti pada Gambar 2.1, adalah suatu rantai tak terputus
dari beberapa perbandingan, yang masing-masing dinyatakan dengan suatu
ketidakpastian. Hal ini untuk memastikan bahwa suatu hasil pengukuran atau nilai dari
suatu standar terpaut dengan suatu acuan yang lebih tinggi, dan seterusnya hingga
standar primer.
BIPM
(Bureau International
des Poids et Mesures)
Definisi satuan
Standar Primer
Negara Lain
Lembaga kalibrasi,
khususnya yang terakreditasi
Standar Primer
Nasional
Standar Acuan
Standar Industri
Perusahaan
Pengukuran
Pengguna akhir
Infrastruktur
Metrologi Nasional
Ketidakpastian pengukuran:
semakin ke bawah, semakin besar
Dalam kimia dan biologi, ketertelusuran biasanya didapat menggunakan CRM dan
prosedur-prosedur standar; lihat Bab 2.1.3 dan 2.1.5.
Seorang pemakai dapat memperoleh ketertelusuran hingga ke tingkat tertinggi di tingkat
internasional, baik secara langsung (melalui suatu lembaga metrologi nasional) maupun
tidak langsung (melalui suatu laboratorium kalibrasi sekunder). Berkat adanya berbagai
pengaturan saling mengakui (Mutual Recognition Arrangement, MRA), ketertelusuran
juga dapat diperoleh dari laboratorium di negara-negara lain.
Kalibrasi
Untuk menjamin ketertelusuran suatu hasil pengukuran, maka alat ukur dan bahan ukur
yang digunakan harus dikalibrasi. Proses kalibrasi dapat menentukan nilai-nilai yang
berkaitan dengan kinerja suatu alat ukur atau bahan acuan. Hal ini dicapai dengan
pembandingan langsung terhadap suatu standar ukur atau bahan acuan bersertifikat.
Keluaran dari kalibrasi adalah sertifikat kalibrasi. Selain sertifikat, biasanya juga ada
label atau stiker yang disematkan pada alat yang sudah dikalibrasi.
Ada tiga alasan penting mengapa sebuah alat ukur perlu dikalibrasi:
1.
2.
3.
Memastikan bahwa penunjukan alat tersebut sesuai dengan hasil pengukuran lain.
Menentukan akurasi penunjukan alat.
Mengetahui keandalan alat, yaitu bahwa alat tersebut dapat dipercayai.
2.1.5
Prosedur Acuan
Prosedur acuan bisa diartikan sebagai suatu prosedur untuk melakukan pengujian,
pengukuran atau analisis, yang ditelaah dengan seksama dan dikontrol dengan ketat.
Tujuannya adalah untuk mengkaji prosedur lain untuk pekerjaan yang serupa, atau untuk
menentukan sifat-sifat bahan acuan (termasuk objek acuan), atau untuk menentukan
suatu nilai acuan.
Ketidakpastian dalam hasil kerja suatu prosedur acuan harus diperkirakan dengan
memadai dan sesuai untuk penggunaan yang dimaksudkan.
Menurut definisi ini, maka prosedur acuan dapat digunakan untuk:
memvalidasi pengukuran lain atau prosedur pengujian lain, yang digunakan untuk
pekerjaan yang serupa, dan menentukan ketidakpastiannya;
menentukan nilai acuan sifat-sifat dari suatu bahan, yang dapat disusun dalam buku
panduan atau pangkalan data, atau nilai acuan yang terkandung dalam bahan acuan
atau objek acuan.
16
2.1.6
Ketidakpastian
2.
3.
Ketidakpastian baku u(x) sama dengan akar kuadrat dari estimasi variansi
V(X).
4.
Evaluasi tipe A: nilai harapan dan variansi diestimasi secara statistik dari
sehimpunan pengukuran.
5.
17
2.
3.
4.
5.
18
Contoh
Suatu hasil pengukuran dilaporkan dalam suatu sertifikat dengan format:
Y=yU
Nilai ketidakpastian U hanya boleh dinyatakan dengan paling banyak dua
angka penting. Sesuai dengan itu, maka nilai y pun harus dibulatkan
sehingga mempunyai digit yang sama dengan U; dalam contoh di bawah ini,
7 digit.
Sebuah pengukur tahanan (resistance meter) menunjukkan nilai
1,000 052 7 ketika mengukur suatu tahanan. Pengukur tahanan itu sendiri,
menurut spesifikasi pembuatnya, mempunyai ketidakpastian 0,081 m.
Maka hasil yang dinyatakan dalam sertifikat adalah
R = (1,000 053 0,000 081)
Faktor cakupan (coverage factor) k = 2
Ketidakpastian yang disebut dalam laporan pengukuran biasanya adalah
ketidakpastian terentang, yang dihitung dengan cara mengalikan
ketidakpastian baku gabungan dengan suatu faktor cakupan numerik,
biasanya k = 2, yang berkaitan dengan rentang pada tingkat kepercayaan
kira-kira 95%.
2.1.7
Pengujian
Pengujian adalah suatu kegiatan untuk menentukan sifat-sifat suatu produk, proses atau
jasa, menurut suatu prosedur, metodologi atau persyaratan tertentu.
Tujuan pengujian misalnya untuk memastikan apakah suatu produk memenuhi spesifikasi
tertentu, misalnya persyaratan keselamatan atau karakteristik yang berkaitan dengan
perdagangan. Dalam hal ini, maka pengujian berkaitan dengan penilaian kesesuaian.
Kegiatan pengujian dilakukan di mana-mana dan bisa mencakup beberapa bidang
pengukuran. Pengujian bisa dilakukan pada berbagai tahap dalam suatu kegiatan dan
tingkat akurasinya pun beragam.
Pengujian dilakukan oleh berbagai laboratorium, baik laboratorium pihak pertama,
kedua maupun pihak ketiga. Laboratorium pihak pertama adalah bagian dari organisasi
produsen; laboratorium pihak kedua dimiliki oleh pembeli, sedangkan laboratorium
pihak ketiga bersifat independen.
Metrologi adalah perangkat yang memungkinkan agar hasil-hasil pengujian dapat
diperbandingkan, misalnya dengan cara mendefinisikan satuan pengukuran dan
menyediakan alur ketertelusuran serta ketidakpastian yang terkait dengan hasil-hasil
pengukuran pada pengujian.
19
2.2.1
ketika digunakan
selama waktu penggunaan
dengan kesalahan yang tidak melebihi batas tertentu.
Oleh karena itu, ada persyaratan yang dibuat dalam bentuk peraturan-peraturan
mengenai alat-alat ukur serta metode pengukuran dan pengujian, termasuk untuk
produk-produk jadi.
Di seluruh dunia, negara-negara membuat peraturan mengenai peralatan ukur dan
penggunannya dalam bidang-bidang tersebut di atas.
2.2.2
Di Eropa, harmonisasi peralatan ukur yang diatur secara hukum saat ini didasarkan pada
Direktif (Panduan) 71/316/EEC yang memuat persyaratan untuk semua kategori
peralatan ukur dan juga panduan-panduan lain yang mencakup kategori-kategori khusus
yang diterbitkan sejak 1971. Peralatan ukur yang telah mendapat EEC type approval
(persetujuan tipe) dan EEC initial verification (verifikasi awal) boleh dipasarkan dan
digunakan oleh negara-negara anggota tanpa pengujian tambahan.
20
Karena sejarahnya, lingkup metrologi legal berbeda-beda di tiap negara. Suatu panduan
baru, Measuring Instruments Directive (MID) telah dikembangkan dan bilamana panduan
ini berlaku nantinya, semua panduan lain berkaitan dengan peralatan ukur akan ditarik.
meter air
meter gas
meter energi listrik dan transformator ukur
meter kalor
peralatan ukur untuk likuida selain air
peralatan timbang otomatis
meter taxi
bahan-bahan ukur
sistem pengukuran dimensi
penganalisis gas buang
Perangkat lunak yang digunakan dalam peralatan tersebut tidak tercakup dalam panduan
yang ada sekarang, namun aka dicakup oleh MID.
2.2.3
Kontrol Legal
Tindakan pencegahan dilakukan sebelum peralatan dipasarkan, yaitu, peralatan harus
diuji tipe dan diverifikasi. Pembuat alat diberi persetujuan tipe (type approval) oleh
suatu badan yang berwenang dan kompeten bilamana alat tersebut memenuhi semua
persyaratan legal yang terkait. Untuk alat-alat yang diproduksi secara berantai,
verifikasi memastikan bahwa tiap-tiap alat memenuhi semua persyaratan.
Pengawasan pasar adalah tindakan hukum untuk menemukan segala penggunaan ilegal
peralatan ukur. Untuk peralatan yang sedang digunakan, inspeksi atau re-verifikasi
dilakukan untuk memastikan bahwa peralatan ukur memenuhi persyaratan hukum.
Persyaratan tersebut berbeda-beda di tiap-tiap negara, namun standar-standar untuk
inspeksi dan pengujian harus tertelusur ke standar internasional atau nasional.
Perlindungan konsumen berbeda di tiap-tiap negara anggota dan karenanya persyaratan
tentang penggunaan peralatan ukur menjadi lingkup negara masing-masing. Negaranegara anggota EU boleh membuat persyaratan untuk peralatan ukur yang tidak dicakup
MID.
21
2.2.4
Panduan menetapkan:
Pengawasan Pasar
Kewajiban pemerintah di atas dilaksanakan melalui pengawasan pasar (market
surveillance). Untuk melakukannya, pemerintah memberikan wewenang bagi inspektur
untuk:
22
2.2.5
Perekonomian dunia dan taraf kehidupan kita sehari-hari bergantung pada pengukuran
yang andal dan pengujian yang dapat dipercaya, diterima secara internasional, serta
tidak membentuk suatu halangan perdagangan (barrier to trade). Di samping peraturanperaturan yang mewajibkan tera peralatan ukur, ada peraturan tersendiri di bidangbidang tertentu yang juga menuntut pengukuran dan pengujian guna menilai kesesuaian,
entah dengan peraturan atau pun berdasarkan standar dokumenter wajib. Contohnya
penerbangan, kir kendaraan, pengendalian dampak lingkungan, dan keamanan mainan
anak-anak. Banyak peraturan yang menekankan pentingnya mutu data, pengukuran dan
pengujian.
Lembaga metrologi nasional dan lembaga-lembaga lain dapat memberikan saran dan
panduan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengukuran bagi pengguna.
Penyusunan peraturan
Pengawasan pasar
23
an
rd
ku nya
u
lat aya
n a ta bi
a
a
r
di e
se , s
l
ter ujian
siona
e
K ng
terna
ar in
pe
d
n
sta
aan
ggun
Pen ada
yang
Regulasi yang
Lebih Baik
tang akreditasi,
Kajian aw al ten n infrastruktur
pemanfaata
Pengembangan sta
ndar baru,
konsultasi dengan
mitra dagang
Pe
ha rsya
mb ra
ata tan
n t se
ek rtif
nis ika
pe si,
rda hin
ga dar
nga i
n
a
dat i
kanmada
r
a
e
as
erd g m
o b yan
ir sik
Pe
ngu
k
dal uran
am ya
rise ng b
t da aik
sar
e
tod
me
an
ang
mb
nge ih
Pe g sah
yan
is
alis
An
Bahan acuan
Pe
nja
me min
tro an
log ke
is ter
Pem
ya tel
ber
ng usu
laku
an
se ra
stan
su n
dar
ai
uku
tepa r ba
t w ru
aktu
Paling sedikit ada 8 topik penting pengukuran yang mungkin perlu diperhatikan dalam
tiap tingkat, selain hal-hal di atas:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
24
3 Organisasi Metrologi
3.1 Infrastruktur Internasional
3.1.1
Konvensi Meter
Pada pertengahan abad ke-19, disadari adanya kebutuhan akan suatu sistem metrik
desimal yang universal, khususnya pada saat pameran-pameran universal yang pertama.
Pada tahun 1875, sebuah pertemuan diplomatis tentang meter dilakukan di Paris dan
dihadiri 17 pemerintahan yang menandatangani perjanjian (treaty) Konvensi Meter.
Para penandatangan sepakat untuk menciptakan dan mendanai sebuah lembaga ilmiah:
Biro Internasional Timbangan dan Takaran (Bureau International des Poids et Mesures,
BIPM).
Konferensi Umum Timbangan dan Takaran (Confrence Gnrale des Poids et Mesures,
CGPM) membahas dan memeriksa pekerjaan yang dilakukan lembaga-lembaga metrologi
nasional dan BIPM, dan membuat rekomendasi mengenai ketetapan-ketetapan
metrologis fundamental dan segala hal penting yang berkaitan dengan BIPM.
Pada tahun 2003, 51 negara telah menjadi anggota Konvensi Meter dan 10 negara lagi
menjadi anggota associate CGPM. Indonesia menjadi anggota Konvensi Meter sejak 1960.
Beberapa Komite Bersama (Joint Committee) antara BIPM dan organisasi-organisasi
internasional lainnya telah dibentuk untuk melakukan tugas-tugas khusus, misalnya:
3.1.2
Pada bulan Oktober 1999, dibuatlah Pengaturan Saling Mengakui (Mutual Recognition
Arrangement) CIPM, atau CIPM MRA, untuk standar-standar ukur nasional dan untuk
sertifikat-sertifikat kalibrasi dan pengukuran yang dikeluarkan oleh lembaga-lembaga
metrologi nasional. Pada awal 2005, CIPM MRA telah ditandatangani oleh 45 negara
anggota Konvensi Meter, 16 anggota associate CGPM, dan 2 organisasi internasional.
25
Konvensi Meter
Konvensi internasional, didirikan tahun 1875 dengan anggota 51 negara pada
tahun 2003
CEN
IEC
ISO
Lain-lain
BIPM
Consultative Committee:
Biro Internasional
Timbangan dan Takaran
Melakukan riset
internasional dalam
bidang satuan dan
standar fisik.
CCL: Panjang
CCM: Massa dan besaran terkait
Tujuan dari CIPM MRA adalah untuk membuat landasan yang kokoh agar pemerintahan di
berbagai negara dan pihak-pihak lain dapat membuat kesepakatan-kesepakatan yang
lebih luas berkaitan dengan perdagangan internasional dan peraturan-peraturan. Hal ini
dicapai dengan dua mekanisme:
26
1.
2.
3.
4.
Dua kriteria pertama di atas merupakan dasar teknis pengakuan menurut bagian pertama
MRA. Pemenuhan kriteria 3 dan 4 memungkinkan pengakuan menurut bagian kedua MRA.
Sebagai konsekuensinya, keikutsertaan suatu NMI dalam CIPM MRA memberikan
keyakinan pada badan-badan akreditasi dan pihak-pihak lainnya akan kredibilitas dan
keberterimaan hasil pengukuran yang dikeluarkan NMI yang bersangkutan di tingkat
internasional. Hal ini juga memberikan kepercayaan di tingkat internasional bagi
laboratorium-laboratorium kalibrasi dan pengujian terakreditasi, asalkan laboratorium
tersebut dapat menunjukkan ketertelusuran hasil pengukuran mereka ke suatu NMI yang
ikut dalam MRA.
27
3.1.3
Sebuah lembaga metrologi nasional atau kerap disingkat NMI (national metrology
institute) adalah suatu lembaga yang ditunjuk secara nasional untuk mengembangkan
dan memelihara standar-standar ukur nasional untuk satu atau lebih besaran.
Beberapa negara menerapkan sistem terpusat dengan hanya satu NMI. NMI ini bisa saja
mendelegasikan tugas memelihara standar ukur khusus ke laboratorium tertentu yang
tidak mesti berstatus NMI. Sementara negara-negara lain menerapkan sistem tersebar
dengan adanya beberapa lembaga yang semuanya berstatus NMI.
Sebuah NMI mewakili negara tersebut secara internasional dalam berhubungan dengan
NMI negara-negara lain, dengan organisasi metrologi regional, dan dengan BIPM. NMI-NMI
adalah tulang punggung organisasi metrologi internasional seperti digambarkan dalam
Bab 3.1.1.
Daftar NMI tersedia di organisasi metrologi regional. Misalnya, untuk Asia-Pasifik namanama NMI tersebut bisa dilihat di APMP; untuk Eropa di Euromet, dan sebagainya.
Banyak NMI yang melakukan realisasi satuan dasar tingkat primer dan satuan turunan
pada tingkat tertinggi. Dengan demikian, maka NMI tersebut mempunyai standar primer
untuk satuan dasar dan standar tertinggi untuk satuan turunan. Sementara, ada NMI lain
yang hanya mempunyai standar nasional yang tertelusur ke NMI lainnya.
Banyak juga NMI yang melakukan riset yang diakui secara internasional dalam bidangbidang spesifik dan mengembangkan satuan-satuan ukur yang terkait dengan cara
mengembangkan standar-standar primernya. NMI-NMI juga ikut serta dalam uji banding
pada tingkat tertinggi internasional.
3.1.4
Di banyak negara, ada laboratorium tertentu (designated laboratory) yang ditunjuk oleh
NMI untuk bidang ukur tertentu dalam rangka penerapan sistem metrologi di negara
tersebut, sesuai dengan kebijakan pengukuran yang berlaku di negara tersebut.
3.1.5
Laboratorium Terakreditasi
Akreditasi adalah pengakuan oleh pihak ketiga atas kompetensi teknis, sistem mutu dan
ketidakberpihakan suatu laboratorium.
Baik laboratorium milik pemerintah maupun swasta bisa diakreditasi. Akreditasi
sebetulnya bersifat sukarela. Namun, ada beberapa pihak yang berwenang di tingkat
internasional, regional maupun nasional yang mewajibkan laboratorium kalibrasi dan
pengujian dalam bidang tertentu diakreditasi oleh suatu badan akreditasi. Misalnya, di
28
3.1.6
ILAC
3.1.7
OIML
Organisasi metrologi legal internasional OIML didirikan pada tahun 1955 berdasarkan
kesepakatan untuk memajukan harmonisasi global prosedur metrologi legal. OIML adalah
organisasi kesepakatan antarpemerintahan dengan 58 negara anggota yang berpartisipasi
dalam aktivitas teknis dan 51 negara anggota yang bergabung dalam OIML sebagai
pengamat.
OIML bekerjasama dengan Konvensi Meter dan BIPM dalam harmonisasi internasional
metrologi legal. OIML bekerja sama dengan lebih dari 100 lembaga internasional dan
regional berkaitan dengan aktivitas dalam bidang metrologi, standardisasi dan bidangbidang terkait lainnya.
29
Suatu struktur teknis yang mendunia memberikan pedoman metrologis kepada anggota
untuk elaborasi persyaratan nasional dan regional yang berhubungan dengan
pembuatan/manufaktur dan pemakaian peralatan ukur untuk aplikasi metrologi legal.
OIML membuat peraturan acuan dan mengeluarkan rekomendasi internasional yang
memberikan dasar yang diterima secara internasional kepada anggota untuk pembuatan
peraturan nasional bagi bermacam kategori peralatan ukur. Persyaratan teknis dalam
European Measuring Instrument Directive sebagian besar setara dengan rekomendasi
internasional dari OIML.
Elemen utama dari rekomendasi internasional tersebut adalah:
Rancangan rekomendasi dan dokumen OIML disusun oleh komisi teknis atau subkomisi
yang terdiri atas perwakilan negara-negara anggota. Lembaga internasional dan regional
tertentu juga berpartisipasi secara konsultatif. Kesepakatan kerjasama dibangun antara
OIML dan lembaga-lemabaga seperti ISO dan IEC dengan tujuan menghindari persyaratan
yang bertentangan. Dengan demikian, pabrik dan pengguna laboratorium uji peralatan
ukur dapat secara bersamaan menggunakan publikasi dari OIML dan lembaga lain.
Sistem Sertifikat OIML memberikan kemungkinan kepada pabrik untuk mendapatkan
sertifikat OIML dan sebuah laporan pengujian yang menyatakan bahwa suatu jenis
instrumen memenuhi persyaratan-persyaratan rekomendasi internasional OIML terkait.
Sertifikat dikeluarkan negara anggota OIML yang telah mempunyai satu atau lebih
lembaga sertifikasi yang bertugas memroses pendaftaran dari perusahaan yang ingin
mendapatkan sertifikasi untuk jenis instrumen mereka. Sertifikat ini dapat diterima dan
diakui secara sukarela oleh layanan metrologi nasional.
3.1.8
IUPAP
International Union of Pure and Applied PhysicsHimpunan Fisika Murni dan Terapan
Internasionalmemusatkan diri pada
pengukuran fisis,
metrologi murni dan terapan,
nomenklatur dan simbol untuk besaran fisis dan satuan-satuannya,
30
dan mendorong penelitian yang turut andil untuk memperbaiki nilai massa atom dan
konstanta-konstanta fisis dasar yang direkomendasikan dan menfasilitasi adopsinya
secara universal.
IUPAP mengeluarkan Buku Merah berjudul Simbol, Satuan dan Nomenklatur Fisika.
Metrologi APMP
Program Metrologi Asia Pasifik (Asia Pacific Metrology Program, APMP) menyatukan
lembaga metrologi nasional di kawasan tersebut serta bertujuan untuk membangun
pengakuan internasional atas kemampuan pengukuran anggota-anggotanya. APMP
dimulai sejak tahun 1977 dan merupakan organisasi metrologi regional tertua di dunia
yang terus beroperasi. APMP merupakan organisasi metrologi regional untuk Asia Pasifik
di bawah CIPM MRA, lihat Bab 3.1.2.
APMP bekerjasama erat dengan BIPM dan organisasi metrologi regional yang lain untuk
membangun MRA global dan memiliki program uji banding yang dirancang agar anggotaanggotanya mendapatkan akses ke BIPM KCDB, lihat Bab 3.1.2.
3.2.2
Akreditasi APLAC
31
32
33
3.2.3
Forum Metrologi Legal Asia Pasifik merupakan perkumpulan otoritas metrologi legal yang
bertujuan untuk mengembangkan metrologi legal dan mendukung perdagangan bebas
dan terbuka di dalam kawasan melalui harmonisasi dan penghilangan hambatan teknis
dan administrasi perdagangan dalam metrologi legal. Sebagai salah satu organiasi
regional yang bekerjasama erat dengan OIML, APLAC mendorong komunikasi dan
interaksi antarorganisasi metrologi legal dan mencari harmonisasi metrologi legal di
kawasan Asia Pasifik.
APMP, APLAC, APLMF diakui oleh APEC, Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik, sebagai
organisasi regional khusus. Organisasi regional khusus membantu Sub-komisi Standar dan
Kesesuaian (SCSC) APEC untuk memenuhi tujuan dalam menghilangkan hambatan teknis
perdagangan di kawasan Asia Pasifik. Organisasi regional khusus bekerja sama dengan
sejawat regional dan internasional lain.
Metrologi EUROMET
EUROMET adalah forum kerjasama standar pengukuran yang didirikan melalui Nota
Kesepakatan pada tahun 1987. EUROMET bermula dari WEMCKlub Metrologi Eropa Barat
yang dimulai oleh sebuah konferensi metrologi di Eropa barat pada tahun 1973. Di
bawah CIPM MRA, EUROMET adalah RMO untuk Eropa, lihat Bab 3.1.2.
EUROMET merupakan kerjasama sukarela antarlembaga metrologi nasional negaranegara Uni Eropa (EU), EFTA dan negara yang dipilih EU. Komisi Eropa juga merupakan
anggota EUROMET. Negara Eropa lain dapat mendaftar sebagai anggota berdasarkan
kriteria tertentu.
Pada tahun 2003, ada 27 anggota dan 12 pelamar dan lembaga metrologi nasional dari
beberapa negara sedang dalam proses mendaftar menjadi anggota.
EUROMET mempunyai tugas khusus sebagai berikut:
34
3.3.2
Akreditasi EA
Kerjasama Eropa untuk Akreditasi (European Co-operation for Acreditation, EA) adalah
organisasi badan akreditasi di Eropa. Pada bulan Juni 2000 EA didirikan sebagai entitas
legal sesuai hukum negeri Belanda. Anggota EA adalah badan akreditasi yang dikenal
secara nasional di negara-negara anggota atau calon anggota Uni Eropa dan EFTA.
Anggota EA yang telah berhasil melakukan peer evaluation dapat menandatangani
kesepakatan multilateral yang sesuai untuk
3.3.3
Kerjasama Eropa dalam Metrologi Legal, WELMEC, didirikan melalui MoU pada tahun
1990 yang ditandatangani oleh 15 negara anggota EU dan 3 negara anggota EFTA
berkaitan dengan persiapan dan pemberlakuan Pedoman New Approach. Nama ini
diganti menjadi European Cooperation in Legal Metrology (Kerjasama Eropa dalam
Metrologi Legal) pada tahun 1995 namun tetap sama dengan WELMEC. Sejak saat itu,
WELMEC menerima keanggotaan tidak tetap dari negara yang telah melakukan
perjanjian dengan Uni Eropa. Anggota WELMEC adalah otoritas metrologi legal nasional
di negara anggota Uni Eropa dan EFTA sementara otoritas metrologi legal negara-negara
yang masih dalam transisi keanggotaan Uni Eropa menjadi anggota tidak tetap. Pada
tahun 2003 terdapat 30 negara anggota.
Tujuan dari WELMEC adalah
35
Komisi WELMEC terdiri atas delegasi dari negara anggota tetap dan tidak tetap dan
pengamat dari EUROMET, Kerjasama Eropa untuk Akreditasi EA, Organisasi
Internasional Metrologi Legal OIML dan organisasi-organisasi regional lain yang
mempunyai kepentingan dengan metrologi legal. Komisi ini bertemu sekurang-kurangnya
satu kali dalam satu tahun dan didukung oleh tujuh kelompok kerja. Sebuah kelompok
kecil memberikan masukan kepada tentang hal-hal strategis kepada ketua.
WELMEC memberikan masukan kepada Komisi dan Dewan Eropa berkenaan dengan
pengembangan peraturan peralatan ukur.
3.3.4
EUROLAB
3.3.5
EURACHEM
EURACHEM yang didirikan pada tahun 1989 merupakan jaringan organisasi-organisasi dari
31 negara Eropa ditambah dengan Komisi Eropa yang mempunyai tujuan membangun
sistem ketertelusuran internasional pengukuran kimia dan promosi praktek mutu yang
baik. Kebanyakan negara anggota telah membangun jaringan EURACHEM nasional.
EURACHEM dan EUROMET bekerjasama berkenaan dengan pendirian laboratorium yang
ditunjuk, penggunaan bahan acuan, dan ketertelusuran ke satuan SI jumlah zat, mol.
Permasalahan teknis diurus oleh Kelompok Kerja gabungan MetChem.
3.3.6
COOMET
COOMET adalah sebuah organisasi seperti EUROMET dengan anggota dari negara Eropa
tengah, Eropa timur dan Asia.
36
Metrologi SIM
SIM juga mengurus masalah metrologi legal di Amerika. Tujuan kelompok kerja metrologi
legal adalah harmonisasi persyaratan dan aktivitas metrologi legal di Amerika dengan
mempertimbangkan rekomendasi dan dokumen OIML.
3.4.2
Akreditasi IAAC
37
SADC
3.5.2
Metrologi SADCMET
3.5.3
Akreditasi SADCA
3.5.4
3.5.5
Standardisasi SADCSTAN
38
4 Satuan Metrologis
Gagasan di balik sistem metriksebuah sistem satuan yang berdasarkan pada satuan
meter dan kilogrammuncul pada saat revolusi Perancis, yaitu ketika dua buah standar
acuan platina untuk satuan meter dan kilogram dibuat dan disimpan di Pusat Arsip
Nasional Perancis di Paris pada tahun 1799belakangan dikenal sebagai Meter Arsip dan
Kilogram Arsip. Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis ditugasi oleh parlemen untuk
merancang sistem satuan baru untuk digunakan di seluruh dunia dan pada tahun 1946
sistem MKSA (metre, kilogram, second, ampere atau meter, kilogram, sekon, ampere)
diterima oleh negara-negara anggota Konvensi Meter. Pada tahun 1954, sistem MKSA
diperluas dengan memasukkan satuan kelvin dan candela. Sistem ini kemudian memakai
nama Sistem Internasional Satuan, SI, Le Systme International dUnits.
SI ditetapkan pada tahun 1960 dalam CGPM (Konferensi Umum Timbangan dan Takaran)
yang ke-11.
Sistem Internasional Satuan, SI, adalah sistem satuan koheren yang diadopsi dan
direkomendasikan oleh CGPM
Pada pertemuan CGPM ke-14 tahun 1971, SI kembali diperluas dengan memasukkan mol
sebagai satuan dasar untuk jumlah zat. Saat ini SI terdiri dari tujuh satuan atau besaran
dasar yang bersama dengan satuan-satuan turunan membentuk sistem satuan yang
koheren. Selain itu, satuan tertentu lain di luar SI dapat digunakan dengan satuan SI.
Satuan SI
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Satuan dasar SI
Satuan turunan SI dinyatakan dalam satuan dasar SI
Satuan turunan SI dengan nama dan simbol tertentu
Satuan turunan SI yang nama dan simbolnya meliputi satuan turunan SI
dengan nama dan simbol tertentu
Satuan selain SI
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Table 4.7
39
Tabel 4.1
Satuan dasar SI [2]
Besaran
panjang
massa
waktu
arus listrik
suhu termodinamika
kuantitas zat
kuat cahaya
Satuan dasar
meter
kilogram
sekon
amper
kelvin
mole
kandela
Simbol
m
kg
s
A
K
mol
cd
Tabel 4.2
Contoh-contoh satuan turunan SI yang dinyatakan dengan satuan dasar SI [2]
Besaran turunan
luas
isi
kecepatan
percepatan
kecepatan sudut
percepatan sudut
rapat massa
kuat medan magnet
(rapat arus linier)
rapat arus listrik
momen gaya
kekuatan medan listrik
permeabilitas
permisivitas
kapasitas panas spesifik
konsentrasi jumlah zat
luminansi
Satuan turunan
Simbol
2
meter persegi
meter kubik
meter per sekon
meter per sekon kuadrat
radian per sekon
radian per sekon kuadrat
kilogram per meter kubik
ampere per meter
m
m3
ms-1
ms-2
rads-1
rads-2
kgm-3
Am-1
Am-2
Nm
Vm-1
Hm-1
Fm-1
Jkg-1K-1
molm-3
cdm-3
40
41
Tabel 4.3
Satuan turunan SI dengan nama dan simbol tertentu
Besaran turunan
Satuan
turunan SI,
nama khusus
Simbol,
simbol
khusus
Dalam
satuan
SI
Dalam satuan
dasar SI
s-1
mkgs-2
m-1kgs-2
m2kgs-2
frekuensi
gaya
tekanan, stress
energi, kerja, kuantitas
panas
daya, fluks radian
muatan listrik
beda potensial listrik, emf
kapasitas listrik
tahanan listrik
daya hantar listrik /
konduktansi
fluks magnetik
induksi magnet, rapat
fluks magnet
induktansi
fluks luminan
Iluminansi
hertz
newton
pascal
joule
Hz
N
Pa
J
watt
coulomb
volt
farad
ohm
siemens
W
C
V
F
J/s
W/A
C/V
V/A
A/V
m2kgs-3
sA
m2kgs-3A-1
m2kg-1s4A2
m2kgs-3A-2
m-2kg-1s3A2
weber
tesla
Wb
T
VS
Wb/m2
m2kgs-2A-1
kgs-2A-1
henry
lumen
lux
H
lm
lx
Wb/A
Cdsr
Lm/m2
aktifitas (dari
radionuklida)
dosis absorbsi, kerma,
energi
setara dosis
sudut datar
sudut ruang
aktivitas katalitik
becquerel
Bq
m2kgs-2A-2
m2m-2Cd = Cd
m2m-4Cd =
Cdm-2
s-1
gray
Gy
J/kg
m2s-2
sievert
radian
steradian
katal
Sv
Rad
Sr
Kat
J/kg
m2s-2
mm-1 = 1
mm-1 = 1
s-1mol
42
N/m2
Nm
Satuan turunan dinyatakan dalam satuan dasar dengan simbol matematis perkalian dan
pembagian. Contoh-contoh diberikan dalam Tabel 4.2.
CGPM telah menyetujui nama dan simbol khusus untuk beberapa satuan turunan seperti
tampak pada Tabel 4.3.
Beberapa satuan dasar digunakan dalam besaran yang berbeda-beda seperti tampak
pada Tabel 4.4. Sebuah satuan turunan sering dapat dinyatakan dalam kombinasi yang
berbeda-beda dari 1) satuan-satuan dasar dan 2) satuan-satuan turunan dengan nama
khusus. Di lapangan, ada kecenderungan penggunaan nama satuan khusus dan kombinasi
satuan-satuan untuk membedakan antara besaran yang berbeda-beda dengan dimensi
yang sama. Oleh karena itu, peralatan ukur sebaiknya menunjukkan satuan serta besaran
yang diukur.
43
Tabel 4.4
Contoh satuan turunan SI yang nama dan simbolnya terdapat satuan turunan SI dengan
nama dan simbol khusus [2]
Besaran turunan
viskositas dinamik
momen gaya
tegangan permukaan
kecepatan sudut
percepatan sudut
rapat fluks panas, iradiansi
kapasitas panas, entropi
kapasitas panas jenis,
entropi jenis
energi jenis
konduktivitas termal
rapat energi
kekuatan medan listrik
rapat muatan listrik
rapat fluks listrik
permitivitas
permeabilitas
energi molar
entropy molar, kapasitas
panas molar
paparan (sinar dan )
laju dosis absorbsi
intensitas radian
radiansi
konsentrasi katalitik
(aktivitas)
Satuan turunan
Simbol
Dalam satuan
dasar SI
pascal sekon
newton meter
newton per meter
radian per sekon
radian per sekon
kuadrat
watt per meter
persegi
joule per kelvin
joule per kilogram
kelvin
joule per kilogram
watt per meter
kelvin
joule per meter kubik
volt per meter
coulomb per meter
kubik
coulomb per meter
persegi
farad per meter
henry per meter
joule per mole
joule per mole kelvin
Pas
Nm
N/m
Rad/s
Rad/s2
m-1kgs-1
m-2kgs-2
kgs-2
m m-1s-1 = s-1
m m-1s-2 = s-2
W/m2
kgs-3
J/K
J/(khK)
m-2kgs-2K-1
m-2s-2K-1
J/kg
W/(mK)
m-2s-2
mkgs-3K-1
J/m3
V/m
C/m3
m-1kgs-2
mkgs-3A-1
m-3sA
C/m2
m-2sA
F/m
H/m
J/mol
J/(mol/K)
C/kg
Gy/s
W/sr
W/(m2sr)
m-3kg-1s4A2
mkgs-2A-2
m2kgs-2mol-1
m2kgs-2K-1mol-1
kg-1sA
m2s-3
m4m-2 kgs-3 =
m-2 kgs-3
m2m-2 kgs-3 =
kgs-3
m-3s-1mol
44
Kat/m3
Tabel 4.5.
Satuan selain SI yang diterima
Besaran
waktu
sudut permukaan
volume
massa
tekanan udara,
fluida
Satuan
menit
jam
hari
derajat
menit
sekon
nygrad
liter
ton metrik
bar
Simbol
min
h
d
'
"
gon
L,
T
bar
45
Tabel 4.6
Satuan-satuan selain SI yang digunakan pada bidang-bidang tertentu
Besaran
panjang
Satuan
Simbol
mil
nautika
knot
karat
kecepatan
massa
densitas linier
kekuatan sistem
optik
tekanan pada
fluida dalam
tubuh manusia
luas
luas
tekanan
panjang
penampang
tex
dioptre
tex
milimeter
merkuri
mmHg
are
hektar
bar
ngstrm
barn
a
ha
bar
1 a = 100 m2
1 ha = 104 m2
1 bar = 100 kPa = 105 Pa
1 = 0,1 nm = 10-10 m
1 b = 10-28 m2
Tabel 4.7
Satuan-satuan selain SI yang digunakan pada bidang-bidang tertentu dan nilainya
diperoleh dari hasil eksperimen [2]. Ketidakpastian gabungan (faktor cakupan = 1)
sampai dengan 2 digit diberikan dalam tanda kurung.
Besaran
Satuan
Simbol
energi
electron- eV
volt
massa
satuan
massa
atom
panjang
satuan
ua
astronomi
Definisi
1 eV adalah energi kinetik
sebuah elektron yang
melewati beda potensial
sebesar 1 V dalam ruang
hampa
1 u adalah energi kinetik
dari massa sebuah atom
netral C-12 pada ground
state
Dalam satuan SI
1 eV =
1,602 177 33 (49) 10-19 J
1u=
1,660 540 2 (10) 10-27 kg
1 ua =
1,495 978 706 91 (30) 1011
m
46
2.
3.
4.
Nama
prefiks
deka
hekto
kilo
mega
giga
tera
peta
exa
zetta
yotta
Simbol
Faktor
10-1
10-2
10-3
10-6
10-9
10-12
10-15
10-18
10-21
10-24
da
h
k
M
G
T
P
E
Z
Y
47
Nama
prefiks
deci
centi
milli
mikro
nano
pico
femto
atto
zepto
yocto
Simbol
d
c
m
n
p
f
a
z
y
Simbol tidak ditulis dalam huruf besar, tetapi huruf pertama dari simbol ditulis
dalam huruf besar apabila:
Nama satuan berasal dari nama orang, atau
Simbol merupakan awalan dari kalimat.
Contoh: Satuan kelvin ditulis dengan simbol K
2.
3.
Simbol tidak pernah diikuti dengan titik kecuali terletak di akhir kalimat.
4.
5.
6.
7.
8.
Notasi Angka
Sebaiknya diberikan satu spasi antara setiap tiga angka baik pada sebelah kanan atau
sebelah kiri tanda desimal (15 739,012 53). Untuk angka empat digit, spasi boleh
dihilangkan. Titik sebaiknya tidak digunakan sebagai pemisah angka ribuan.
Operasi matematika sebaiknya dipakai hanya untuk simbol satuan (kg/m3), bukan nama
satuan (kilogram/meter kubik)
Penulisan harus jelas menunjukkan simbol satuan untuk setiap nilai besaran dan operasi
matematika yang mana yang berlaku untuk nilai besaran
Contoh:
35 cm 48 cm bukan 35 48 cm
100 g 2 g bukan 100 2 g
48
5 Metrologi di Indonesia
Bab ini merupakan tambahan khusus untuk edisi Bahasa Indonesia buku ini, sebagai
pelengkap untuk informasi mengenai infrastruktur metrologi yang diuraikan di Bab 3 dan
peraturan mengenai metrologi yang diuraikan di Bab 2.
Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi yang merupakan bagian dari
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan disingkat Puslit KIM-LIPI adalah instansi
pemerintah yang menjalankan fungsi lembaga metrologi nasional atau NMI di Indonesia.
Hal tersebut merupakan penjabaran dari Undang-undang Metrologi Legal (UUML) nomor
2 tahun 1981 yang mengharuskan adanya lembaga yang membina standar nasional dan
ditetapkan oleh Keppres. Lalu diturunkan menjadi Keppres no 79 tahun 2001 tentang
Komite Standar Nasional untuk Satuan Ukuran (Komite SNSU), yang menyerahkan
pengelolaan teknis ilmiah SNSU tersebut kepada LIPI. Secara tidak langsung, Keppres ini
berisi penunjukan NMI kepada salah satu unit kerja di LIPI. Dalam hal ini, Puslit KIM
adalah unit organisasi di bawah LIPI yang bidang kegiatannya paling berkaitan dengan
pengelolaan standar nasional.
Puslit KIM-LIPI mempunyai kompetensi di bidang metrologi panjang, waktu, massa dan
besaran terkait, kelistrikan, suhu, radiometri dan fotometri, serta akustik dan getaran.
Kebanyakan standar yang dipelihara oleh Puslit KIM-LIPI adalah standar tertinggi di
Indonesia. Besaran yang tidak ditangani oleh Puslit KIM-LIPI adalah jumlah zat. Standar
dan ketertelusuran untuk besaran ini ditangani oleh Pusat Penelitian Kimia (juga bagian
dari LIPI) untuk metrologi kimia pada umumnya, dan Pusat Teknologi Keselamatan dan
Metrologi Radiasi (PTKMR) di bawah Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) yang
menangani metrologi radiasi pengion dan radioaktivitas.
Di forum internasional, Puslit KIM-LIPI adalah wakil Indonesia di Konvensi Meter dan
telah menandatangani CIPM MRA pada tanggal 2 Juni 2004. Di lingkup Asia-Pasifik, Puslit
KIM-LIPI adalah anggota APMP. Sedangkan di tingkat nasional, Puslit KIM-LIPI mendukung
sistem akreditasi laboratorium oleh KAN, di antaranya dengan menjadi laboratorium
acuan dalam uji banding antar laboratorium.
5.1.2
5.1.3
5.1.4
6 Kosakata
[x] merujuk ke acuan atau daftar pustaka no. [x] pada Bab 7.
Akreditasi Lihat Laboratorium terakreditasi
Akurasi pengukuran Kedekatan antara hasil pengukuran dan nilai benar dari besaran
yang diukur
Akurasi peralatan ukur Kemampuan peralatan ukur untuk memberikan nilai mendekati
nilai benar. [4]
Ambang batas resolusi Perubahan terbesar pada stimulan yang tidak berpengaruh pada
respons suatu alat ukur.
APEC Asia-Pacific Economic Cooperation (Kerjasama Ekonomi Se-Asia Pasifik)
APLAC Asia-Pacific Laboratory Accreditation Cooperation (Kerjasama Akerditasi
Laboratorium se Asia Pasifik), lihat Bab 3.3.2.
APLMF Asia-Pacific Legal Metrology Forum (Forum Metrologi Legal Se-Asia Pasifik) lihat
Bab 3.3.3.
APMP Asia Pacific Metrology Programme (Program Metrology Se-Asia Pasifik), lihat Bab
3.3.1.
Artefak Sebuah benda yang dibuat/disiapkan oleh tangan manusia. Contoh artefak yang
dibuat untuk melakukan pengukuran adalah anak timbangan dan mistar.
Badan Standardisasi Nasional Badan yang bertanggungjawab atas penyusunan standar di
Indonesia.
Bahan acuan Bahan atau zat yang satu sifatnya atau lebih cukup homogen dan telah
dibuat dengan baik untuk digunakan dalam kalibrasi peralatan, penilaian metode
pengukuran dan penentuan nilai bahan. [4]
Bahan acuan bersertifikat CRM atau certified reference material, bahan acuan yang
mempunyai sertifikat yang mempunyai satu sifat atau lebih yang nilainya telah
disertifikasi dengan sebuah prosedur yang membuat ketertelusuran ke realisasi satuan
yang akurat di mana nilai tersebut dinyatakan dan masing-masing nilai disertai dengan
nilai ketidakpastian pada tingkat kepercayaan yang ditentukan. [4] lihat Bab 2.1.3.
Bahan acuan primer Bahan acuan yang mempunyai mutu metrologi tertinggi yang
nilainya ditentukan menggunakan metode primer.
Bahan ukur (material measure) Alat yang dimaksudkan untuk memberikan satu atau
lebih nilai yang diketahui dari sebuah besaran secara permanen selama digunakan.
Misalnya anak timbangan, bejana, blok pengukur atau bahan acuan. [4]
Batas kesalahan (untuk peralatan ukur) lihat Kesalahan terbesar yang diperbolehkan.
Besaran berpengaruh Besaran yang bukan besaran yang diukur namun mempengaruhi
hasil pengukuran. [4]
Besaran turunan Besaran yang ditetapkan, dalam sebuah sistem besaran, sebagai
sebuah fungsi dari besaran dasar sistem tersebut. Misalnya kecepatan adalah fungsi dari
panjang dan waktu.
51
52
53
54
55
Nilai sejati konvensional (dari sebuah besaran) Nilai yang diberikan kepada sebuah
besaran tertentu dan diterima melalui konvensi dan memiliki ketidakpastian yang sesuai
untuk tujuan yang dimaksud. Kadang-kadang disebut juga assigned value, perkiraan
terbaik, nilai konvensional atau nilai acuan [4]
Nilai transformasi (sebuah besaran ukur) Nilai dari sebuah sinyal yang mewakili besaran
ukur. [4]
Nilai turunan Kondisi penggunaan untuk menjaga karakteristik metrologi sebuah
peralatan ukur supaya tetap dalam batas-batas tertentu.
NIMT National Institute of Metrology (Thailand), lembaga metrologi nasional Thailand.
NIST National Institute of Standards and Technology, lembaga
Amerika Serikat.
metrologi nasional
NMI Singkatan dalam bahasa Inggris yang sering digunakan untuk lembaga metrologi
nasional (national metrological institute) sebuah negara, lihat Bab 3.1.3.
NMIA National Measurement Institute of Australia (dulu CSIRO-NML), lembaga metrologi
nasional Australia, di bawah Departemen Perindustrian, Wisata, dan Sumber Daya.
NMIJ National Metrology Institute of Japan, lembaga metrologi nasional Jepang.
NMI-VSL Nederlands Meetinstitut Van Swinden Laboratorium, lembaga metrologi
nasional negeri Belanda.
Nominal Lihat Nilai nominal.
NPL National Physical Laboratory, lembaga metrologi nasional Inggris.
NRC National Research Council, Institute for National Measurement Standard, lembaga
metrologi nasional Kanada.
OAS Organisation negara-negara Amerika.
OIML Organisation Intenationale de Mtrologie Lgale, Organisasi metroologi legal
internasional.
Pangkalan data uji banding kunci BIPM BIPM Key Comparison Database Lihat Bab
3.1.2.
Pemeliharaan standar pengukuran Serangkaian tindakan yang diperlukan untuk
menjaga karakteristik metrologi standar pengukuran supaya tetap dalam batasan
tertentu. [4]
Pencegahan Lihat Tindakan pencegahan
Pengaturan peralatan ukur Proses yang dilakukan untuk membuat peralatan ukur
berada dalam kondisi yang sesuai dengan fungsinya.
Pengujian Prosedur teknis yang berisi penentuan satu karakteristik atau lebih dari
sebuah produk, proses atau layanan, sesuai dengan prosedur yang dipersyaratkan.
Pengukuran Serangkaian kegiatan untuk menentukan nilai suatu besaran. [4]
Penilaian kesesuaian Kegiatan yang memberikan bukti bahwa persyaratan tertentu yang
berhubungan dengan sebuah produk, proses, sistem, orang atau badan dapat dipenuhi,
yaitu pesyaratan pengujian, inspeksi, sertifikasi produk, personil dan sistem manajemen,
lihat Bab 2.1.7.
57
Penunjukan peralatan ukur Nilai besaran terukur yang ditunjukkan oleh peralatan ukur.
[4]
Penyimpangan Nilai dikurangi nilai acuan. [4]
Peralatan ukur Alat yang dimaksudkan untuk melakukan pengukuran, baik sendiri
maupun dengan alat bantu lain.
Presisi pengukuran Kedekatan nilai-nilai ukur yang didapatkan dari pengukuran berulang
pada suatu besaran yang dilakukan pada kondisi tertentu. [4]
Prinsip pengukuran Dasar ilmiah dari sebuah metode pengukuran. [4]
Profisiensi Lihat Uji profisiensi laboratorium.
Prosedur pengukuran Serangkaian kegiatan yang digunakan dalam melakukan
pengukuran menurut metode tertentu. [4]
Prototipe Artefak yang mendefinisikan sebuah satuan pengukuran. Prototipe kilogram
(anak timbangan 1 kilogram) di Paris merupakan satu-satunya prototipe dalam sistem
satuan SI.
PTB Physikalisch-Technische Bundesanstalt, lembaga metrologi nasional negara Jerman.
PTS Proficiency Testing Scheme, lihat Bab 7.
Puslit KIM-LIPI Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi-Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, lembaga metrologi nasional Indonesia, lihat Bab 5.1.1.
Quantity Besaran.
Random error Lihat Kesalahan acak.
Rantai ketertelusuran Rantai perbandingan yang tidak terputus yang didefinisikan
dalam ketertelusuran. [4]
Rantai pengukuran Serangkaian elemen dari suatu peralatan ukur atau sistem
pengukuran yang membentuk jalur sinyal pengukuran dari input hingga ke output.
Realisasi satuan Lihat Bab 2.1.2.
Rentang skala Rangkaian nilai yang dibatasi oleh penunjukan paling pinggir dari sebuah
peralatan ukur analog.
Reprodusibilitas hasil-hasil pengukuran Tingkat kedekatan hasil pengukuran besaran
ukur yang sama yang dilakukan pada kondisi pengukuran yang berubah. [4]
Resolusi sistem pengukuran Perubahan terkecil dalam nilai suatu besaran yang diukur
oleh suatu sistem pengukuran yang dapat menimbulkan perubahan yang bisa diamati
pada penunjukannya. [4]
Resolusi tampilan Perubahan terkecil antara penunjukan-penunjukan suatu tampilan
yang dapat dibedakan. [4]
Respons Sinyal input atau masukan untuk sebuah sistem pengukuran dapat disebut
stimulan, dan sinyal output atau keluaran dapat disebut respon.
Riwayat kalibrasi peralatan ukur Catatan lengkap hasil kalibrasi dari sebuah peralatan
ukur selama periode waktu yang lama untuk dapat mengevaluasi stabilitas jangka
panjang dari peralatan tersebut.
58
RMO Regional Metrology Organisation, organisasi metrologi regional. Lihat Bab 3.2 dan
selanjutnya.
SADCMET Southern African Development Community Cooperation in Measurement
Traceability. Lihat Bab 3.6.1.
Satuan dasar (pengukuran) Satuan pengukuran untuk besaran dasar dalam sebuah
sistem besaran. [4]
Satuan pengukuran Besaran tertentu yang didefinisikan dan diadopsi melalui sebuah
konvensi untuk dibandingkan dengan besaran lain untuk menyatakan besarnya nilai
relatif terhadap besaran tersebut. [4] Lihat Bab 4.
Satuan pengukuran di luar sistem Satuan pengukuran yang tidak ada dalam sistem
satuan terkait. [4]
Satuan pengukuran turunan yang koheren Satuan pengukuran turunan yang dapat
dinyatakan sebagai perkalian dari satuan dasar dengan pangkat dengan koefisien
proporsionalitas 1. [4]
Satuan SI Sebuah satuan dalam SI. Lihat Bab 4.
Satuan turunan (pengukuran) Lihat Bab 4.2.
Scale division Lihat Divisi skala
SCSC APEC Sub-committee on Standard and Conformance, Sub-Komisi Standar dan
Kesesuaian.
Sejarah peralatan ukur Lihat riwayat kalibrasi.
Sensor Elemen dalam sebuah peralatan ukur atau rantai pengukuran yang secara
langsung dipengaruhi oleh besaran ukur. [4]
Sertifikat kalibrasi: Hasil dari sebuah proses kalibrasi dapat dicatat dalam sebuah
dokumen yang kadang-kadang diberi nama sertifikat kalibrasi atau laporan kalibrasi. [4]
SI Sistem Internasional Satuan, kelanjutan dari definisi formal semua satuan dasar SI,
yang disetujui oleh CGPM, lihat Bab 4.
SIM Sistem Metrologi Interamerika, lihat Bab 3.5.1.
Simpangan baku (standard deviation) eksperimental Parameter dari suatu rangkaian n
pengukuran pada besaran yang sama, yang mencirikan penyebaran hasil dan dihitung
dengan rumus untuk simpangan baku.
SIRIM Berhad Standards & Industrial Research Institute of Malaysia Berhad, lembaga
metrologi nasional Malaysia
Sistem metrik Sistem pengukuran berdasarkan pada meter dan kilogram, yang kemudian
dijadikan SI, lihat Bab 4.
Sistem MKSA Seebuah sistem satuan pengukuran yang berdasarkan pada meter,
kilogram, sekon dan ampere. Pada tahun 1954 sistem ini diperluas dengan memasukkan
kelvin dan candela kemudian diberi nama SI, lihat Bab 4.
Sistem pengukuran Serangkaian peralatan ukur dan peralatan lain yang disusun untuk
melakukan pengukuran tertentu. [4]
59
Sistem satuan pengukuran Sejumlah satuan dasar dan satuan turunan yang didefinisikan
sesuai dengan aturan yang diberikan untuk sistem nilai.
Skema uji profisiensi Lihat PTS.
Span Modulus dari perbedaan antara dua batas dari sebuah rentang nominal. [4]
Spasi skala Jarak antara dua tanda skala yang berurutan, diukur sepanjang garis yang
sama dengan panjang skala. [4]
SPRING Singapore Standards, Productivity and Innovation Board of Singapore, lembaga
metrologi nasional Singapura
Stabilitas Kemampuan sebuah peralatan ukur untuk menjaga karakteristik metrologisnya
sepanjang kurun waktu tertentu.
Standar acuan Secara umum, standar dengan mutu metrologi tertinggi yang dapat
diakses di tempat atau organisasi tertentu, yang menjadi acuan pengukuran di lokasi
tersebut. [4] Lihat Bab 2.1.2.
Standar antara Standar yang digunakan sebagai penghubung untuk membandingkan
standar-standar lain. [4]
Standar bergerak Standar yang kadang-kadang secara khusus dibuat untuk perbandingan
antarstandar yang terletak di lokasi yang berbeda.
Standar kerja Standar yang biasanya digunakan untuk mengalibrasi atau mengecek
bahan ukur, peralatan ukur atau bahan acuan. [4]
Standar majemuk Serangkaian bahan ukur atau alat ukur yang mirip yang jika digunakan
bersama-sama membentuk suatu standar.
Standar pengecekan Standar kerja yang digunakan scara rutin untuk memastikan
pengukuran dilakukan dengan benar. [4]
Standar pengukuran Benda ukur, alat ukur, bahan acuan atau sistem pengukuran yang
dimaksudkan untuk mendefinisikan, merealisasikan, menyimpan atau mereproduksi
suatu satuan atau nilai-nilai besaran tertentu sebagai acuan
Standar pengukuran internasional Standar yang oleh kesepakatan internasional diakui
sesuai untuk digunakan secara internasional sebagai dasar untuk menentukan nilai
standar lain pada nilai tertentu.
Standar pengukuran nasional Standar yang diakui dengan keputusan nasional untuk
menjadi dasar pemberian nilai besaran terkait kepada standar lain
Standar primer standar yang dipilih atau yang diakui secara luas mempunyai mutu
metrologi tertinggi yang nilainya dapat diterima tanpa mengacu ke standar lain dari
besaran yang sama [4]. Lihat 2.1.2.
Standar sekunder Standar yang nilainya didapatkan dari perbandingan dengan standar
primer besaran yang sama. [4]
Stimulan Sinyal input atau masukan untuk sebuah sistem pengukuran dapat disebut
stimulan dan sinyal output atau keluaran disebut respons.
TBT Technical barrier to trade - hambatan teknis perdagangan.
Traceability Lihat ketertelusuran.
60
61
Sumber
Metrologi teknis di
Indonesia
Puslit KIM-LIPI
Standardisasi di
Indonesia
Akreditasi
laboratorium di
Indonesia
Metrologi legal di
Indonesia
Akreditasi di Eropa
Laboratorium
terakreditasi
EA European Cooperation in
Accreditation
Akreditasi di Amerika
Akreditasi di Asia
Pasifik
Kimia analitik dan
permasalahan yang
berhubungan dengan
mutu in Eropa
Proyek teknis dan uji
banding EUROMET
Peraturan Komunitas
Eropa Metrologi
Badan standardisasi
nasional Eropa
Organisasi metrologi
regional se Amerika
Organisasi metrologi
internasional
Direktorat Metrologi,
Departemen Perdagangan
Kontak
www.kim.lipi.go.id
Telp. 021-7560562 ext. 3015
Fax 021-7560568
www.bsn.or.id
Telp. 021-5747043
Fax 021-5747045
www.bsn.or.id
Telp. 022-4202773
Fax. 022-4207035, 42667557
Sekretariat: COFRAC 37 rue
de Lyon, FR-75012 Paris
www.europeanaccreditation.org
www.iaac.accreditaion.org
www.ianz.govt.nz/aplac/
www.eurachem.ul.pt
Direktori EURAMET
www.euramet.org
www.europa.e.u.int/eurlex/e
n/lif/reg/en_register_133012.
html
www.cenorm.be
62
www.sim.metrologia.org.br
Pavillon de Breteuil, F-92312
Sevres Cedex, France
www.bipm.fr
Informasi tentang
Terminal data uji
banding kunci
Metrologi legal di Asia
pasifik
Metrologi legal di
Eropa
Metrologi legal
internasional
Laboratorium
pemgukuran,
pengujian dan analitik
di Eropa
Lembaga metrologi
nasional
Lembaga metrologi
nasional di Afrika
Lembaga metrologi
nasional di amerika
Lembaga metrologi
nasional di Asia Pasifik
Lembaga metrologi
nasional di Eropa
Uji profisiensi yang
diselenggarakan
secara berkala oleh
EU
Bahan acuan untuk
analisa kimia
Organisasi metrologi
regional
Panduan regulasi
Standard
Hambatan teknis
perdagangan - TBT
Sistem Internasional
simbol, konstanta,dlll
Sumber
Diterbitkan dalam
Metrologia dan terminal
data ujibaanding kunci BIPM
APLMF (Asia Pacific Legal
Metrology Forum Forum
Metrologi legal Asia Pasifik)
WELMEC
Kontak
www.bipm.fr/kcdb
www.aplmf.org/index.shtml
EUROLAB
Sekretariat WELMEC
www.welmec.org
Sekertariat di BIPM, Paris,
www.oiml.org
www.eurolab.org
BIPM
www.bipm.org
SADCMET
www.bipm.org
SIM
www.sim.metrologia.org.br
APMP
www.apmpweb.org
Direktori EUROMET
www.euromet.org
EPTIS - European
Proficiency Testing
Information system Sistem
Informasi ujji profisiensi
Eropa.
IRMM terminal data COMAR
www.eptis.bam.de
BIPM
www.bipm.org go to useful
links
www.regmet.dk dan
www.euromet.org
www.iso.ch
mkaccdb.eu.int
OIML
Proyek RegMet
ISO
EC DG Trade terminal data
Akses Pasar
BIPM
Buku merah IUPAP
63
www.irmm.jrc.be
www.bipm.fr
www.iupap.org/commissions
8 Daftar Pustaka
Daftar pustaka ditulis sesuai nomor acuan [X]
[1] Geoffrey Williams, Dr. University Oxford, The Assessment of the Economic Role of
Measurement and Testing in Modern Society, Final Report, European Commission DG
Research, Contrat G6MA-2000-2002, July 2002.
[2] BIPM: The International System of Units, 7th Edition 1998.
[3] CCQM: Report of the President of the Comite Consulatif pour la Quantite de Matiere,
April 1995.
[4] BIPM, IEC, ISO, IUPAC, IUPAP, OIML: International Vocabulary of Basic and General
Term in Metrology, 2nd Edition 1993, ISBN 92-67---01075-1.
[5] ISO: Guide to the Expression of Uncertainty in Measurement, First Edition 1995, ISBN
92067-10188-9
[6] ISO/IEC 17025, General requirements for the competence of testing and calibration
laboratories, 1999
[7] Preben Howarth: Metrology in Short, first edition 1999, ISBN 87-988154-0-7
64