Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PENGGUNAAN KONJUNGSI SORENI DAN SOSHITE DALAM KALIMAT

BAHASA JEPANG
I.

PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG

Dalam bahasa jepang kelas kata dibagi menjadi 10 kelas kata, salah satu diantaranya
adalah setsuzokushi atau disebut juga dengan konjungsi. Kata sambung (setsuzokushi) dalam
bahasa Jepang termasuk ke dalam kelompok jiritsugo yang mana merupakan kelas kata yang
dapat berdiri sendiri. menurut Sudjianto dan Dahidi (dalam Diah Made, 2012), Kelas kata
setsuzokushi tidak dapat menjadi subjek, objek, predikat, ataupun kata yang menerangkan kata
lain.Setsuzokushi berfungsi menyambungkan suatu kalimat dengan kalimat lain atau
menghubungkan bagian kalimat dengan bagian kalimat lain.
Bagi pembelajar bahasa jepang, pemahaman terhadap setsuzokushi sangatlah penting.
Apabila terdapat pemahaman yang baik terhadap penggunaan setsuzokushi, maka pembelajar
bahasa jepang dapat mengetahui hubungan antar kalimat sehingga bisa menyampaikan dan
menerima informasi dengan baik.
Permasalahan yang sering muncul saat pembelajar bahasa jepang melakukan percakapan
atau kaiwa adalah masalah kekeliruan dalam penggunaan setsuzokushi. Hal ini dapat
mengakibatkan kesalahan arti sehingga maksud yang disampaikan pembicara menjadi keliru.
Begitu juga dalam menulis sakubun, pembelajar yang mengerti fungsi setsuzokushi dengan baik
akan sangat terampil dalam menulis sakubun dibandingkan dengan pembelajar yang kurang
memahami fungsi setsuzokushi.
Dalam bahasa jepang terdapat berbagai jenis setsuzokushi, salah satunya yang menarik
bagi penulis adalah tenka no setsuzokushi atau setsuzokushi yang menyatakan hubungan
tambahan. Diantaranya adalah soshite, dan soreni yang akan dijadikan bahan penelitian oleh
penulis.

I.2 RUMUSAN MASALAH


1.Bagaimana persamaan penggunaan soshite, dan soreni dalam kalimat bahasa Jepang
2. Bagaimana perbedaan penggunaan soshite, dan soreni dalam kalimat bahasa Jepang

II.

KERANGKA TEORI

2.1 Setsuzokushi
Ogawa (dalamNita, 2009) mengemukakan bahwa pengertian setsuzokushi dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang misalnya cara-cara pemakaiannya, berdasarkan artinya, atau berdasarkan
fungsinya. Berdasarkan cara-cara pemakaiannya setsuzokushi dapat diartikan sebagai kelas kata

yang dipakai diantara dua kata, dua bunsetsu, ku, dua bun atau lebih untuk menghubungkan
bagian-bagian tersebut. Lalu berdasarkan artinya setsuzokushi dapat dikatakan sebagai kelas kata
yang menunjukan hubungan isi ungkapan sebelumnya dengan ungkapan isi berikutnya.
Sedangkan berdasarkan sudut pandang fungsinya, setsuzokushi merupakan kata yang dipakai
setelah ungkapan sebelumnya dan fungsi untuk mengembangkan ungkapan berikutnya
2.2. Jenis-Jenis Setsuzokushi
Hirao Masao (dalam Nita ,2009) mengemukakan bahwa setsuzokushi dibagi menjadi
tujuh yaitu :
1. Heiretsu no setsuzokushi yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat menunjukan sesuatu yang
berderet dengan yang lainnya yang ada pada bagian sebelumnya. Setsuzokushi yang termasuk
kelompok ini adalah mata, oyobi, dan narabi.
2. Gyakusetsu no setsuzokushi yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat menunjukan sesuatu
yang ada pada bagian berikutnya yang tidak sesuai, tidak pantas, atau bertentangan dengan
sesuatu yang ada pada bagian sebelumnya. Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini adalah
daga, ga, shikamo, shikashi, tadashi, keredomo, dakedo, demo, desu ga, towa ie, sorenanoni,
soreni, shitemo, mottomo.
3. Junsetsu no setsuzokushi yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat menunjukan hasil, akibat,
atau kesimpulan yang ada pada bagian berikutnya bagi sesuatu yang ada pada bagian
sebelumnya yang menjadi sebab-sebab atau alasannya. Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini
adalah dakara, sorede, soreyue, yueni, shitagatte, sokode, suruto dan sooshite.
4. Tenka no setsuzokushi yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat mengembangkan atau
menggabungkan sesuatu yang ada pada bagian berikutnya dengan sesuatu yang ada pada bagian
sebelumnya. Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini adalah soshite, sorekara, katsu, sonoue,
soreni, awasete, sarani, nao, tsugini, shikamo, omaneki, dan mashite.
5. Hostsu no setsuzokushi yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat menambahkan penjelasan
atau rincian berkenaan dengan sesuatu yang ada pada bagian sebelumnya. Setsuzokushi yang
termasuk kelompok ini adalah tsumari, sunawachi, tatoeba, nazenara, nantonareba, tadashi,
mottomo.
6. Sentaku no setsuzokushi yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat menyatakan pilihan antara
sesuatu yang ada pada bagian sebelumnya dan yang ada pada bagian berikutnya. Setsuzokushi
yang termasuk kelompok ini adalah matawa, aruiwa, soretomo, dan naishiwa.
7. Tenkan no setsuzokushi yaitu setsuzokushi yang dipakai pada saat mengganti atau mengubah
pokok pembicaraan. Setsuzokushi yang termasuk kelompok ini adalah sate, tokoroda, tokini,
tsugini, dan dewa.
2.3 soshite dan soreni
Iori Isao (2001:473) menyatakan bahwa:

Soshite,lcsdkclkmclkmclsmc
Sohite,s,s digunakan untuk mnyatakan benda dan hal tambahan.

III.

PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menganalisis satu persatu objek dalam
penelitian ini yaitu kalimat-kalimat yang mengunakan kata soshite,
dan soreni. Dengan tujuan yaitu untuk mengetahui bagaimana
persamaan dan perbedaan soshite, dan soreni dalam kalimat baha sa
Jepang.
Berikut beberapa data yang sudah penulis kumpulkan.
1.
Hiru haisshokenmeihatariki,soshoahfi yjtrjijithj
Siang bekerja sekuat tenaga, kemudian belajar hingga larut malam.
2.
Jnkxvkxnxdmvxdmv.,xdvxd.binkanda
Cinderela adalah gads cantik, dengan style yang bagus . Dan
dandanannya cocok.
3.

Sjhflsjlksfds,
Saya pergi ke kota. Dan saya membeli buku disana.(
http://study.kantsuu.com/200502/20050221103300_13305.sht
ml)

4.
Kjanlkfsn
Setelah belajar matian slam 1 th. Dan akhirnya aya lulus di sekolah
piliuagh
(http://pothos.main.jp/html/20140424d.htm)

5.
Alksdm.msmvvmsd
Rumah ini dapat cahaya matahari yang cukup,kamarnya pun
banyak, lalu harga sewanya pun murah .
6.
Hsgdkzhjkhvzlvh
Snack ini sedang promo. Enak, dan murah.
7.

Jsd,msnshflksflksnf.

Sep

eda ini,sangat direkomendasikan,karena memiliki

keadaan yang bagus,desainnyapun keren. Di tambah lagi, ini


limitedmodel hanya ada 10 unit di Jepamd.
(http://pothos.main.jp/html/kanbun1010.htm)
III.1

persamaan penggunaan soshite dan soreni dalam

kalimat b j
a. baik sishite dan soreni penggunaannya digunakan untuk mengungk
apkan hubungan tambahan dalam suatu kalimat bj. Seperti yang terlihat
pada kalimat 3 dan 6. Soshite pada kalimat 3 menunjukkan bahwa si
pembicara pergi ke kota, dan tambahannya adalah dia membeli buku
disana. dengan kata lain dia tidak hanya pergi ke kota tapi juga membeli
buku di kota tersebut. Kemudian sorenai yang terdapat pada kalimat 6
menunjukkan bahwa si pembicara menceritakan snak itu tidak hanya enak
tapi juga murah sebagai tambahannya.
b. Digunakan untuk menunjukkan hubungan parallel atau sejajar di dalam
kalimat bj. Seperti yang terdapat pada kalimat 2 dan 5. Soshite pada
kalimat 2 menunjukkan adanya kesejajaran makna kata dalam
kalimat.dalam hal ini terlihat pada penilaian pembicara terhadap
Cinderella, yaitu beerparas cantik, style yg baik dan dandanan yg cocok.
Begitu juga dengan soreni yang terdapat pada kalimat 5.
III.2

perbedaan penggunaan s dan s dalam k bj

Pada dasarnya soshite memang memiliki perbedaan dengan soreni. Dari analisis penggunaan
soshite dan dorenidi atas, walaupun sekilas memiliki makana yg sama yaitu dandalam
bahasa Indonesia, namun dalam penggunaanya terdapat perbedaan-perbedaan sebagai
berikut :

a. soshite

soshite selain menunjukkan hubungan tambahan dan hub parallel, dia jufga
bisa menunjukkan penekanan waktu dan urutan tindakan atau kegiatan.
Seperti yang terdapat pada kalimat 1 .soshite pada kalimat 1 menunjukkan
penekanan waktu terhadap dua tindakan yang terjadi secara urut yang
ditandai dengan terdapatnya keterangan waktu siang hari pada klausa
pertama, lalu dia melanjutkan kegiatan kedua yang menekankan waktu
berikutnya yaitu dimalam hari.

Soshite digunakan untuk menunjukkan natural cause alias penyebab alami.


Terdapat pada kalimat 4 yang menunjukkan bahwa si pembicara lulus
disebabkan oleh usahany abelajaar matian selama 1 tahun.

b. Soreni
Penggunaan soreni yang paling mendasar adalah di gunakan untuk menunjukkan
narasi objektif, dan memberi penekanan tambahan terhadap hal atau permasalh
an yag dipaparkan sebelumnya. Dalam hal ini soreni bermakna apalagi dan
ditambah lagi. Seperti yang terdapat pada kalimat 7.

IV.

KESIMPULA N
IV.1
persamaan penggunaan soshite dan soreni dalam kalimat bj
Setelah melakukan analisis pada kalimat-kalimat bahasa Jepang
yang mengandung soshite dan soreni, penulis menarik kesimpulan
bahwa soshite dan soreni sama-sama bisa digunakan untuk
menunjukkan hubungan tambahan dan hubungan parallel dalam
kalimat bj. Dalam hal ini, untuk membuat kalimat yang
menunjukkan kedua hubungan diatas soshite dan soreni dapat
saling bersubstitusi.
IV.2
perbedaan ggfgh
soshite pada khususnya menunjukkan penekanan waktu dan urutan
tindakan atau kegiatan dan juga menunjukkan natural
cause alias penyebab alami yang tidak dapat digantikan
oleh soreni. Begitu juga sebaliknya, soshite tidak bisa
menggantikan soreni untuk mengungkpkan

narasi objektif, dan memberi penekanan tambahan terhadap


masalah yang disebutkan sebelum kata soreni. Soreni sendiri
juga punya arti apalagi ya ng tidak dimiliki oleh soshite.

Anda mungkin juga menyukai