Gengogaku
Nyuumon
Gramatika Bahasa Jepang:
Nihongo no Hinshi
01
Bahasa S1 Bahasa Jepang 201731008 Tim Dosen MK Gengogaku
Abstract Kompetensi
Materi dalam modul ini akan berisi Mahasiswa memiliki kemampuan
tentang teori hishi (kelas kata bahasa untuk menjelaskan tentang kelas kata
Jepang) dan linguistik bahasa bahasa Jepang (hinshi) dan linguistik
Jepang. Serta merupakan mata bahasa Jepang.
kuliah yang berjenjang sebagai
syarat dalam mengambil MK
gengogaku pada semester 4 (empat).
山田先生は学校へ行かれませんでした。
Yamada sensei wa gakkoo e ikaremasen deshita.
„Pak Yamada tidak pergi ke sekolah‟
Kalimat di atas terdiri dari tiga bunsetsu; bunsetsu pertama terdiri dari sebuah jiritsugo
(Yamada sensei) dan sebuah fuzokugo (wa), begitu juga bunsetsu kedua terdiri dari sebuah
jiritsugo (gakkoo) dan sebuah fuzokugo (e). Sedangkan bunsetsu ketiga terdiri dari sebuah
jiritsugo (ika) dan lima buah fuzokugo (re, mase, n, deshi, dan ta). Untuk memahami kalimat
itu secara keseluruhan tidak cukup kalau hanya mengandalkan kamus tanpa menguasai
gramatika bahasa Jepang dengan baik. Kata-kata yamada sensei, wa, gakkoo, e, mudah
dipahami walau hanya dengan membuka kamus. Namun kata ikaremasen deshita tidak
muncul di dalam kamus mana pun sehingga untuk memahaminya diperlukan pengetahuan
tentang gramatika bahasa Jepang dengan baik.
kalimat di atas dapat dibagi menjadi beberapa tango yakni watashi, wa, mainichi, gakkoo, e,
iki, masu. Masing-masing tango memilki arti tertentu walaupun ada juga tango yang tidak
memiliki arti yang pasti apabila tidak digabungkan dengan tango lain yang dapat berdiri
sendiri.
Iwabuchi (1989:105-106) menyebut tango dengan istilah go. Dia menyebutkan bahwa tsuki,
hashiru, omoshiroi, rippada, sono, mettani, shikashi, rareru, dan sebagainya disebut go atau
tango. Go merupakan satuan terkecil di dalam kalimat. Misalnya:
花が咲く。
hana ga saku
„bunga berkembang‟
Jika kalimat di atas dibagi-bagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil akan menjadi hana-
ga-saku, bagian-bagian kalimat ini tidak dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil
lagi. Kalaupun dibagi-bagi lagi maka akan menjadi ha-na-ga-sa-ku yang hanya merupakan
deretan silabel (onsetsu) yang tidak mempunyai arti apapun. Go memiliki arti tertentu,
diucapkan sekaligus, dan memiliki aksen tertentu. Di dalam cara-cara pembentukannya, go
dapat dibagi menjadi jiritsugo dan fuzokugo.
Pada umumnya masing-masing tango dapat berdiri sendiri dan memiliki arti yang pasti, tetapi
ada juga tango yang tidak memiliki arti tertentu tanpa bantuan tango lain yang dapat berdiri
sendiri. Tango yang dapat berdiri sendiri dan dapat menunjukkan arti tertentu disebut
jiritsugo (termasuk didalamnya dooshi, i-keiyooshi, na-keiyooshi, meishi, rentaishi, fukushi,
setsuzokushi, dan kandooshi), sedangkan yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak memiliki
arti tertentu disebut fuzokugo (termasuk didalamnya jodooshi dan joshi).
Contoh nomor (1) dan (2) di atas merupakan kalimat yang sama. Kedua kalimat tersebut
dibagi-bagi dengan dua cara sehingga menjadi satuan-satuan yang lebih kecil daripada
kalimat tersebut. Satuan hasil pemenggalan seperti kalimat (1) disebut tango, sedangkan
satuan hasil pemenggalan kalimat (2) disebut bunsetsu. Jadi, pada dasarnya kalimat dibentuk
oleh bunsetsu dan bunsetsu dibentuk oleh tango. Ada kalimat yang terbentuk hanya dari satu
bunsetsu tetapi ada juga yang terbentuk dari sejumlah bunsetsu. Begitu juga ada satu bunsetsu
yang terdiri dari satu tango (yang termasuk kelompok jiritsugo) dan ada juga bunsetsu yang
terbentuk dari beberapa tango (sebuah jiritsugo ditambah fuzokugo). Hirai (1982:141)
menjelaskan bahwa bunsetsu adalah unsur atau elemen yang membentuk kalimat. Ada
bunsetsu yang terdiri dari sebuah jiritsugo dan ada juga yang terdiri dari sebuah jiritsugo
ditambah fuzokugo. Ada kalimat yang terbentuk dari sebuah bunsetsu, dan ada juga kalimat
yang terbentuk dari sejumlah bunsetsu.
Omiai de wa, josei wa wakai koto, shinsen de aru koto ga kachi to sarete ita.
b. いいえ。
iie
き おとこ はや こ
c. 赤いシャツを着ている 男 は、私に「早く来い。」と言った。
Akai shatsu o kite iru otoko wa, watashi ni 「hayaku koi」to itta.
Dari contoh-contoh kalimat di atas dapat kita lihat bahwa diantara kalimat-kalimat itu
ada kalimat pendek yang terbentuk hanya dengan satu kata dan ada juga kalimat
panjang yang terbentuk dari sejumlah kata. Bentuk kalimat juga sangat bervariasi dan
tidak ada aturan-aturannya yang khusus. Memang subjek dan predikat menjadi bagian
yang sangat penting dalam sebuah kalimat, tetapi hal itu pun tidak menjadi syarat
mutlak. Pada umumnya yang dimaksud dengan kalimat adalah bagian yang memiliki
serangkaian makna yang ada di dalam suatu wacana yang dibatasi dengan titik.
Sedangkan di dalam ragam lisan sebuah kalimat ditandai dengan penghentian
pengucapan pada akhir kalimat tersebut. (Iwabuchi, 1989:242-243).
Didalam ragam tulisan keberadaan sebuah kalimat tampak lebih jelas karena pada
bagian akhirnya selalu ditandai tanda titik. Kalau bukan dengan tanda titik, kalimat
ditandai juga dengan tanda tanya atau tanda seru. Bagi kalimat-kalimat panjang, sebuah
kalimat dapat dibagi-bagi lagi menjadi beberapa bagian untuk menghentikan
pengucapan sejenak untuk menarik napas pada bagian yang tepat sebagai usaha untuk
mempermudah cara membacanya dan mempermudah pemahaman maknanya.
Pemotongan kalimat seperti itu dalam ragam tulisan biasanya ditandai dengan
pemakaian tanda koma.
1. 名詞 (Nomina )
どうし
2. 動詞 (Verba)
けいようし
3. 形容詞 (Adjektiva-i)
けいようどうし
4. 形容動詞 (Adjektiva-na)
ふくし
5. 副詞 (Adverbia)
れんたいし
6. 連体詞 (Prenomina)
かんどうし
7. 感動詞 (Interjeksi)
せつぞくし
8. 接続詞 (Konjungsi)
じょどうし
9. 助動詞 (Kopula)
じょし
10. 助詞 (Partikel)
たんご め い し せつぞくし じ り つ ご
単語 dari nomor 1 s.d 8 yaitu mulai dari 名詞 sampai 接続詞 disebut 自立語, yang
た ん ご
artinya berdiri sendiri, sudah memiliki makna tanpa harus digunakan bersama 単語
ふ ぞ く ご
yang lain. Sedangkan nomor 9 dan 10 disebut 付属語, tidak berdiri sendiri, yang dalam
た ん ご じ り つ ご
Kalimat (1) terdiri atas 9 単語, dan kalimat (2) terdiri atas 12 単語, dengan nama
れんたいし
jenisnya masing-masing. Jenis kata yang tidak ada dalam 2 kalimat ini adalah 連体詞,
せつぞくし かんどうし
けいようどうし ご か ん
動詞、形容詞、形容動詞 memiliki 語幹 yaitu bagian dari ketiga jenis kata ini yang
ご び ご か ん ど う し
tidak berubah, serta 語尾 yaitu bagian yang berubah. Misalnya 語幹 dari 動詞「読む」
ご び けいようし
ご び ご か ん かつよう
karena tidak berkonjugasi dan berdiri sendiri maka disebut dengan 体言.
たいげん し ゅ ご しゅだい
(4) さくら
たいへん きれいですね。
桜が
主語 述語
‘(Bunga) sakura sangat indah, ya’
主語 述語
‘Pak Tanaka tadi pagi pergi ke tempat kerja’
Latihan!
Perhatikan bunshoo di bawah ini!
ちい いぬ か ともだち いぬ こ ど も う
わたしは小さいころ犬を飼っていました。友達の犬が子供をたくさん生んだので、
ぴき いえ き ちい
い匹もらったのです。わたしの家に来たときは、小さくておとなしかったので「チ
な おお
ビ」という名をつけました。しかしだんだん大きくなって、よくほえるようになり
ました。
せ わ ぜ ん ぶ つく ちか こうえん さ ん ぽ
チビの世話は全部わたしがやりました。えさを作ったり近くの公園を散歩したり
はん まえ
しました。チビは「おすわり」をおぼえました。「おすわり」というのはご飯の前
ほか
にすわらせることです。その他 には、あまりしつけをしませんでした。チビは1
どきんじょ こ ど も こ ど も
度近所の子供にかみついたことがあります。子供は、けががしませんでしたが、わ
いぬ
たしは犬をつれてあやまりにいきました。
どうぶつ か たいせつ おも
動物を飼ううえで、しつけはとても大切だと思いました。