Pencemaran Udara
Pencemaran Udara
PENCEMARAN UDARA
DISUSUN OLEH :
Poso Nasution
21080110110031
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan
limpahan rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya penyusun dapat menyelesaikan buku yang berjudul
Pendahuluan Pencemaran Udara. Buku yang disusun ini merupakan salah ujian pengganti
matakuliah Pencemaran Udara. Penyusunan buku ini berfungsi untuk menambah wawasan serta
pengetahuan pembaca mengenai Pencemaran Udara.
Atas tersusunnya buku ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusun, hingga terselesaikannya buku ini. Namun penyusun
penyusun susun ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penyusun
harapkan dari berbagai pihak. Sebagai manusia biasa, penyusun berusaha dengan sebaik-baiknya dan
semaksimal mungkin, dan sebagai manusia biasa juga penyusun tidak luput dari segala kesalahan dan
kekhilafan dalam menyusun buku ini.
Untuk menyempurnakan buku ini, penyusun dengan senang hati akan menerima kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak. Sehingga di kemudian hari penyusun dapat
menyempurnakan buku ini dan penyusun dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah penyusun
lakukan.
Akhirnya penyusun berharap semoga buku ini dapat bermanfaat khusunya bagi penyusun dan
umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan. Amin.
BHOPAL TRAGEDY
Tragedi Bhopal pada 3 Desember 1984 adalah musibah industri terburuk
dalam sejarah dunia. Ia diakibatkan pengeluaran 40 metrik ton metil isosianat
(MIC) secara tak sengaja dari pabrik pestisida Union Carbide yang terletak di kota
Bhopal, di negara bagian Madhya Pradesh di India.
Pabrik tersebut dibuka pada 1969 dan diperluas untuk menghasilkan
karbaril pada 1979. MIC merupakan perantara dalam pemhasilan karbaril.
Tragedi Bhopal merupakan salah satu insiden industri paling mematikan di
dunia. Lebih dari 500.000 penduduk terkena dampak gas beracun. 120.000 di
antaranya bahkan menderita berbagai penyakit, seperti kebutaan, kesulitan
bernafas, serta kerusakan ginjal dan hati.
Kejadian ini terjadi pada dini hari, awan gas metil melayang-layang di
atmosfer Bhopal. Ketika itu warga yang masih tidur terbangun akibat ledakan
dahsyat. Mereka berlarian keluar dari rumah. Namun hal itu malah membuat
mereka mengalami kontak langsung dengan gas yang mematikan. Di luar tembok
pabrik, ketenangan warga dengan cepat menjadi kekacauan. Orang berlari ke
segala arah. Dalam waktu beberapa jam saja, lebih dari 3.000 orang tewas. Ribuan
lainnya tewas pada hari-hari, bulan-bulan, dan tahun-tahun berikutnya. Orang
masih terus meninggal (akibat bencana itu). Gas beracun methyl-isocyanat ini
dalam jumlah kecilpun dapat membuat mata terbakar, begitu juga selaput lendir
serta paru-paru. Beberapa bulan setelah kejadian itu ratusan bayi terlahir mati atau
cacat berat. Sejumlah penduduk buta. Sampai sekarang ribuan warga menderita
penyakit paru-paru, kanker atau kemandulan.
Banyak orang yang menghirup udara yang sangat beracun pada malam itu
mengalami kematian yang mengerikan dengan kegagalan beberapa organ. Mereka
yang selamat pun enderita beberapa penyakit selama 25 tahun.Sebuah laporan dari
Departemen Relief tragedi Gas Negara mengatakan bahwa tingkat morbiditas
(kejadian penyakit) adalah hampir 20% di antara orang yang terkena dampak gas
dibandingkan dengan sekitar 5% di kalangan penduduk yang tidak terpengaruh.
1
Dampak yang timbul bila menghirup gas MIC (methyl isocyanate), penguhirup
akan mengalami penyakit jangka pendek
1. Kebutaan
2. Kesulitan bernafas
3. Kerusakan Ginjal dan Hati
Dampak penyakit Jangka panjang :
1. Keturunan cacat
2. Kanker
3. Kebutaan
Dampak lain dari tragedi yang sedang berlangsung dari Bhopal adalah
limbah kimia beracun tergeletak di tempat ditinggalkan pabrik pestisida. Beberapa
komite sempat memeriksa dan menemukan 44.000 kg residu gas beracun dan
25.000 kg naphthol alpha berbaring di tempat terbuka sejak tahun 1984. Berbagai
penelitian telah menetapkan bahwa tanah, air tanah, sayuran dan bahkan air susu
ibu memiliki jejak-jejak bahan kimia beracun.
Air yang mereka minum masih mengandung kadar racun yang tinggi dan anakanak mereka pun lahir cacat. Studi Medis Bhopal (BMA) yang berpusat di Inggris
melaporkan bahwa bencana itu masih menyisakan level toksin yang tinggi.
Kandungan zat beracun carbon tetrachloride dari air tanah di Bhopal masih 9002.400 kali lebih tinggi dari ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan
Dunia. Selain itu, kadar chloroform dari air tanah itu dua kali lipat lebih besar dari
batas maksimal yang ditetapkan Badan Perlindungan Lingkungan Hidup
AS.Pabrik mengeluarkan porsi sampah beracun yang sangat besar ungkap Colin
Toogood Pemimpin Studi Ilmiah BMA. Di beberapa bagian pabrik dengan
kedalaman tanah 100 meter ditemukan kadar racun mencapai 100 persen. Ada
juga area di mana kita bisa menemukan sampah merkuri di atas permukaan tanah,
kata Toogood. Sementara itu, ratusan ribu orang lainnya menderita penyakit
kronis jangka panjang. Akibatnya, banyak anak yang lahir 25 tahun setelah
kejadian terinfeksi gas beracun
Penggunaan bahan kimia berbahaya atau B3, dalam hal ini methyl
isocyanate, menggantikan bahan kimia yang kurang berbahaya, karena
alasan biaya produksi.
para korban dan menghukum mereka yang bertanggung jawab atas kebocoran gas.
Pabrik pestisida yang mengalami kebocoran gas merupakan milik Union Carbide
India, sebuah anak perusahaan dari Union Carbide yang berbasis di Amerika
Serikat. Mereka diminta untuk membayar kompensasi dan mengatur perawatan
medis untuk korban.
KESIMPULAN
Tragedi Bhopal terjadi pada 3 Desember 1984 di kota Bhopal, di negara bagian
Madhya Pradesh di India. Tragedi ini terjadi karena pengeluaran 40 metrik ton
metil isosianat (MIC) secara tak sengaja dari pabrik pestisida Union Carbide yang
terletak di kota Bhopal. . Lebih dari 500.000 penduduk terkena dampak gas
beracun. 120.000 Di antaranya bahkan menderita berbagai penyakit, seperti
kebutaan, kesulitan bernafas, serta kerusakan ginjal.
4
Nomor
Kep-
6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep16/MENLH/4/1996 tentang Penetapan Prioritas Propinsi Daerah Tingkat I
Program Langit Biru;
7. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor :
Kep-135 Tahun 1995 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan;
8. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor :
Kep-136 Tahun 1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Wilayah (Bapedal Wilayah).
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KEPUTUSAN KEPALA
BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
TENTANG
6
PEDOMAN TEKNIS
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA
BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
NOMOR : KEP-205/BAPEDAL/07/1996
TANGGAL : 10 JULI 1996
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
SUMBER TIDAK BERGERAK
PELAKSANAAN PEMANTAUAN KUALITAS UDARA
1. Mekanisme Kunjungan Pendahuluan
Mekanisme kunjungan pendahuluan meliputi:
a. Perencanaan
Perencaan dalam kunjungan pendahuluan meliputi:
harus
b. Evaluasi Pendahuluan
Evaluasi pendahuluan meliputi:
2. Periode pemantauan
Pemantauan kualitas udara emisi oleh pihak Industri harus dilakukan
secara terus menerus untuk parameter yang mempunyai fasilitas
pengukuran secara otomatis dan periode 6 bulan untuk peralatan menual
dan dilaporkan kepada Gubernur/Pemerintah Daerah setempat dengan
tembusan kepada BAPEDAL. Jika terjadi kasus pencemaran atau dari
hasil
pemantauan
rutin
menunjukkan
kondisi
kualitas
udara
dilakukan
oleh Pemerintah
seperti
yang
10
Catatan:
Jarak
lokasi
berdasarkan
pemantauan
hasil
dari
pemodelan
industri
dispersi,
ditentukan
pengamatan
11
kondisi
kondisi
12
o Pelaporan
1. Laporan hasil pemantauan kualitas udara serta kapasitas produksi
diserahkan ke Gubernur dengan tembusan kepada BAPEDAL, tiap
periode waktu:
Produksi perbulan
13
14
untuk
memperbaiki
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN KEPALA
BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
NOMOR : KEP-205/BAPEDAL/07/1996
TANGGAL : 10 JULI 1996
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
SUMBER TIDAK BERGERAK
PENGAMBILAN CONTOH UJI DAN ANALISIS
1. Metode Penentuan Tempat Pengambilan Contoh Uji dan Titik-titik Lintas
dalam Emisi Sumber Tidak Bergerak.
2. Metode Penentuan Kecepatan Aliran dan Tingkat Aliran Volumetrik Gas
dalam Emisi Sumber Tidak Bergerak.
3. Metode Penentuan Komposisi dan Berat Molekul Gas dalam Emisi
Sumber Tidak Bergerak.
4. Metode Penentuan Kandungan Uap Air Gas Buang dalam Cerobong dari
Emisi Sumber Tidak Bergerak.
5. Metode Pengujian Kadar Partikulat dalam Emisi Sumber Tidak Bergerak
dengan Alat Spektrofotometer secara Turbidimeteri.
6. Metode Pengujian Opasitas dalam Emisi Sumber Tidak Bergerak Secara
Visual.
7. Metode Pengujian Kadar Sulfur Dioksida (SO2) dalam Emisi Sumber
Tidak Bergerak dengan Alat Spektrofotometer secara Turbidimeteri.
8. Metode Pengujian Kadar Sulfur Dioksida (SO2) dalam Emisi Sumber
Tidak Bergerak secara Titrimetri.
9. Metode Pengujian Kadar Nitrogen Oksida (NOx) dalam Emisi Sumber
Tidak Bergerak dengan Alat Spektrofotometer secara Kolorimetri.
10. Metode Pengujian Kadar Total Sulfur Tereduksi (TRS) dalam Emisi
Sumber Tidak Bergerak secara Oksida Termal.
15
11. Metode Pengujian Kadar Klorin dan Klor Dioksida (Cl 2 dan ClO2) dalam
Emisi Sumber Tidak Bergerak secara Titrimetri.
12. Metode Pengujian Kadar Hidrogen Klorida (HCl) dalam Emisi Sumber
Tidak Bergerak dengan Alat Spektrofotometer secara Merkuri Tiosianat.
13. Metode Pengujian Kadar Hidrogen Klorida (HCl) dalam Emisi Sumber
Tidak Bergerak secara Titrimetri.
16
LAMPIRAN III
KEPUTUSAN KEPALA
BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
NOMOR : KEP-205/BAPEDAL/07/1996
TANGGAL : 10 JULI 1996
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
SUMBER TIDAK BERGERAK
1. Persyaratan Cerobong
Cerobong udara harus dibuat dengan mempertimbangkan aspek
pengendalian pencemaran udara yang didasarkan pada lokasi dan tinggi
cerobong. Pertimbangan kondisi meteorologis dan tata guna tanah
merupakan salah satu pertimbangan untuk mendapatkan lokasi dan tinggi
cerobong yang tepat, dimana dengan perhitungan modelling pencemaran
udara akan dapat ditentukan dispersi udara, dari cerobong terhadap
kondisi udara sekitarnya. Dari dispersi udara, dapat ditentukan konsentrasi
udara di atas permukaan tanah yang sesuai dengan standar kualitas udara
ambien. Rancang bangun atau disain cerobong disesuaikan kondisi pabrik
dengan pertimbangan emisi yang akan dikeluarkan tidak melebih baku
mutu emisi yang ditetapkan.
Disamping itu beberapa persyaratan perencanaan cerobong secara umum
seperti berikut:
1. Tinggi cerobong sebaiknya 2 - 2 1/2 kali tinggi bangunan
sekitarnya sehingga lingkungan sekitarnya tidak terkena
turbulensi.
2. Kecepatan aliran gas dari cerobong sebaiknya lebih besar dari 20
m/detik sehingga gas-gas yang keluar dari cerobong akan terhindar
dari turbulensi.
3. Gas-gas dari cerobong dengan diameter lebih kecil dari 5 feet dan
tinggi kurang dari 200 feet akan mengakibatkan konsentrasi di
17
18
19
4. Penempatan sumber
pengambilan sampel.
aliran
listrik
dekat
dengan
lubang
LAMPIRAN IV
KEPUTUSAN KEPALA
BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
NOMOR : KEP-205/BAPEDAL/07/1996
TANGGAL : 10 JULI 1996
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
SUMBER TIDAK BERGERAK
Pengendalian pencemaran udara secara garis besar meliputi pengendalian
partikulat dan pengendalian gas. Terdapat beberapa peralatan yang secara spesifik
dapat mengurangi emisi dari partikulat dan gas, dimana mekanisme
20
peralatan
pengendalian
2. Siklon
Siklon merupakan peralatan penangkap debu yang bekerja berdasarkan
gaya
centrifugal
dimana
udara
21
yang
masuk
secara
tangensial,
22
debu pada "bags" yang memisahkan debu dari udara bersih. "Bags"
dibersihkan dengan menggunakan getaran mekanik yang lain, kebalikan
dari proses udara atau getaran dengan penekanan udara.
Secara deskiptif proses pengendalian pencemaran udara yang telah
dilakukan oleh industri dapat dilihat dari hasil isian tabel di bawah ini.
Setiap jenis peralatan pengendalian pencemaran udara mempunyai tabel
isian tersendiri (Form PM 01-05). Setiap industri disarankan mempunyai
sistem pemantauan peralatan pengendalian pencemaran udara dengan
pengecekan dan pengamatan sesuai dengan formulir yang ada sesuai
dengan peralatan yang digunakan. Periode waktu pengecekan dan
pengamatan disesuaikan dengan jadwal rutin yang telah disusun oleh
pihak industri. Peralatan pengendalian pencemaran udara yang umum
digunakan dalam industri seperti dalam gambar-gambar berikut, namun
jika dimungkinkan industri mempunyai jenis/sistem pengendalian
pencemaran udara yang lain yang dianggap lebih efektif dan efisien maka
dapat diterapkan juga.
23
Penyebaran gas bawah inversi dangkal tersebut menyebar dengan tenang dan
mengkibatkan udara berkabut yang sangat beracun.
KEMUNGKINAN TERJADINYA KECELAKAAN
Suatu kondisi dimana alat penutup khusus pada instalasi produksi dan
Pencegah Semburan Liar ( Blow Out Preventer ) gagal bekerja pada suatu titik
batas yang telah ditetapkan dan terjadinya kebocoran pipa saluran yang tidak
diharapkan. Pada kondisi tersebut kemungkinan dapat menimbulkan paparan gas
H2S keudaraatmosfer, yang
keselamatan jiwa manusia, sehingga akan segera memerlukan suatu tindaka dan
langkah penyelamatan darurat yang terkoordinasi demi keselamatan jiwa manusia
yang mungkin terkena dampak paparan gas H2S tersebut. ( EmergencyContigency
Plan JOB PertaminaPetroChinaEst Java, April 7 2007)
24
akan berkurang karena area paparan gas H2S akan melebar. Metode menetralisir
gas H2S dapat dilakukan dengan Sulfur Recovery Unit, yaitu dengan suatu alat
yang dapat menguraikan unsure Hidrogen dan Sulfur secara reaksi kimiawi.
Penguraian ini akan menjadikan dua unsure netral atau tidak beracun. Hasil
akhirnya Hidrogen akan dibuang dalam bentuk gas dan Sulfur ditampung dalam
bentuk padat.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN PAPARAN GAS H2S
Jika terjadi korban akibat paparan gas H2S pada tingkat rendah, yang dapat
dilakukan sebagai pertolongan darurat adalah sebagai berikut :
1
Pindahkan korban ketempat dengan udara segar dan berlawanan dengan arah
2
3
4
angin.
Bila korban pada kondisi berhenti nafas, segera berikan bantuan pernafasan.
Jaga kondisi tubuh korban tetap hangat.
Hubungi paramedik.
Sistem alarm merupakan perangkat yang berfungsi sebagai tanda
peringatan awal jika terjadi paparan gas H 2S. Perangkat ini terdiri dari : lampu
kilat ( Strobo Light ) dan Sirene yang terhubung dengan sistem monitoring.
Aktifasi perangkat alarm tersebut terkendali secara otomatis melalui perangkat
komputer yang didasarkan pada hasil monitoring sensor H2S.
KESIMPULAN
1 Tragedi Poza Rica terjadi pada tanggal 24 November 1950 dimana kejadian
tersebut berasal dari salah satu pabrik yang menyimpan sejumlah belerang
alami.
2 Kecelakaan dapat terjadi pada
instalasi produksi dan gagal bekerja pada suatu titik batas yang telah
ditetapkan dan terjadinya kebocoran pipa saluran yang tidak diharapkan.
25
3 Seseorang menghirup udara yang telah tercampur dengan gas H2S maka
komposisi oksigen yang masuk kedalam tubuh akan berkurang, sehingga
kinerja otak akan terganggu.
4
Pertolongan yang dapat dilakukan pada korban akibat paparan gas H2S, yaitu :
a. Pindahkan korban ketempat dengan udara segar dan berlawanan dengan
arah angin.
b. Bila korban pada kondisi berhenti nafas, segera berikan bantuan
pernafasan.
c. Jaga kondisi tubuh korban tetap hangat.
d. Hubungi paramedik.
Danau Nyos, Danau yang Telah Membunuh 1800 Jiwa
Wilayah Afrika
Afrika adalah benua terbesar kedua dunia dan kedua
26
protohuman tujuh juta tahun yang lalu. Afrika merupakan satusatunya benua yang ditinggali nenek moyang manusia hingga
sekitar dua juta tahun lampau ketika Homo erectus berkembang
ke luar Afrika menuju Eropa dan Asia. Lebih dari 1,5 juta tahun
kemudian, populasi dari tiga benua itu mengikuti evolusi yang
berlainan sehingga mereka menjadi spesis yang berbeda. Yang di
Eropa menjadi Neanderthal, yang di Asia tetap Homo erectus,
tetapi yang di Afrika berevolusi menjadi Homo sapies.
Afrika Barat adalah sebuah wilayah di bagian barat Afrika.
Afrika Barat berbatasan dengan Samudra Atlantik di sebelah
barat dan selatan, Gurun Sahara di utara, dan Gunung Kamerun
hingga Danau Chad di timur.
Danau Nyos
Danau Nyos, danau luas yang terdapat di kawasan Kamerun,
Afrika Barat. Kedalaman danau ini mencapai 157 m dengan
bagian terdalamnya 208 meter. Ada banyak penduduk yang
tinggal dilembah di sekeliling danau Nyos. Namun, pada tahun
1986, terjadi keanehan di pemukiman penduduk tersebut.
Sekitar 1700 orang meninggal secara mendadak dan bersamaan.
Yang lebih anehnya, semua penduduk yang meninggal tersebut
tewas dalam posisi ketika sedang melakukan pekerjaan seharihari. Ada yang tewas sambil memompa air, sedang memasak
dan ada juga yang tewas ketika sedang meminum segelas air.
Beberapa
orang
yang
selamat
dari
peristiwa
tersebut
27
persegi
dengan
kedalaman
594
meter.
Sehingga
terbawa
hembusan
angin.
Sehingga
tidak
terlalu
membahayakan.
Proses pergantian musim juga sangat mempengaruhi. Pada
musim dingin, perputaran air akan terdorong ke bawah karena
suhu dibawah lebih hangat. Sebaliknya pada musim panas,
28
30
Islandia terletak di sebuah gunung berapi besar di tengah Laut Atlantik. Erupsi
adalah hal biasa dalam sejarah negara itu. Letusan biasanya disebabkan aktivitas
seismik karena pergerakan lempeng bumi sehingga mendorong magma keluar dari
dalam tanah dan menyembur ke permukaan. Seperti halnya gempa bumi, erupsi
gunung berapi juga sulit untuk diperkirakan.
Menurut para ahli, setiap gunung memiliki sistem aliran magma. Sistem aliran
magma Gunung Eyjafjallajokull sangat rumit, namun dengan bantuan berbagai
alat seperti radar, GPS dan seismometer, para ahli bisa memetakan aliran ini.
Dari sini para ilmuwan melacak jalur magma. Besarnya magma yang keluar
dari perut bumi dan naik ke atas melalui berbagai rongga di badan gunung
membuat ukuran gunung ini bertambah 2 cm per hari.
Ada dua jenis letusan khas, pertama bulan Maret dan yang kedua bulan April.
Pada letusan kedua inilah awan abu menyebabkan gangguan penerbangan.
Letusan kedua ini mungkin dipicu oleh pertemuan antara aliran magma dewasa ini
dan sisa-sisa magma yang berasal dari letusan hebat sekitar 200 tahun yang lalu.
Peta Eropa Gunung Eyjafjallajkull ini terletak disebelah Barat Laut Inggris
(UK).
31
Eyjafjallajkull yang berarti Pulau gunung gletser ini puncaknya sering diliputi
salju . Tentu saja menjadi menarik karena disitu bertemunya panas magma dan
dinginnya salju. Letusannya bisa mirip seperti letusan Gunung Kelut dimana air
bertemu dengan magma.Letusan Hydrovolkanik yang berkembang menjadi
Magmatik
32
M), dengan kedalaman 7-10 kilometer (4,3-6,2 mil) di bawah gunung berapi. Pada
tanggal 26 Februari 2010, hanya terjadi aktivitas seismik biasa seiring dengan
perkembangan yang cepat dari kerak bumi telah dicatat oleh Lembaga
Meteorologi Islandia. Hal ini memberikan tanda-tanda pada ahli geofisika sebagai
bukti bahwa magma sedang bergerak naik dari bawah kerak ke dalam dapur
magma gunung berapi Eyjafjallajkull dan diketahui tekanan ini berasal dari
proses yang menyebabkan perpindahan kerak besar di daerah peternakan di
orvaldseyri. Aktivitas seismik terus meningkat, dan sejak tanggal 3-5, tercatat
3000 gempa bumi dangkal yang diukur di pusat gunung berapi.
1. Letusan pada 20 Maret-19 April 2010
Letusan tersebut diperkirakan telah dimulai pada 20 Maret 2010, sekitar 8
kilometer (5.0 mil) timur kawah puncak gunung berapi di wilayah yang sering
dipakai untuk kegiatan hiking yang populer disebut Fimmvruhls. Ini letusan
pertama, dalam bentuk fisura sebuah lubang, tidak terjadi di bawah gletser dan
dalam skala lebih kecil daripada telah dipikirkan oleh beberapa ahli geologi.
Pada tanggal 14 April 2010 Eyjafjallajkull kembali meletus setelah jeda
singkat, kali ini dari atas kawah di tengah gletser, menyebabkan banjir meltwater
(juga dikenal sebagai dekat dengan jokulhlaup) bergegas ke sungai terdekat, dan
membutuhkan 800 orang untuk dievakuasi. Letusan ini ledakan di alam dan
diperkirakan sepuluh sampai dua puluh kali lebih besar dari yang sebelumnya di
Fimmvruhls. Letusan kedua ini melemparkan abu vulkanik beberapa kilometer
di atmosfer yang menyebabkan gangguan perjalanan udara di barat laut Eropa
mulai pada tanggal 15 April 2010, termasuk penutupan wilayah udara di sebagian
besar Eropa.
Pada tanggal 19 April 2010, tujuh belas bandara dinyatakan
tertutup
33
atau
cedera.
Pihak berwenang semula mengatakan letusan itu terjadi dibawah gletser tersebut.
Namun demikian, para ilmuwan yang melakukan penyelidikan dari udara pada
siang hari dapat menemukan lokasi letusan dan letusan itu tidak terjadi dibawah
es, hingga mengurangi peluang banjir akibat mencairnya gletser itu."Ini
merupakan kemungkinan terbaik bagi suatu ledakan, karena kawasan itu tidak
diselimuti es," kata Tumi Gudumundsson, kata ahli geologi di Universitas Iceland
dalam wawancara dengan stasiun televisi nasional, RUV.Para ilmuwan dapat
melihat lahar mengalir dalam retakan 1 kilometer,dan pihak berwenang terus
mengamati kegiatannya lebih lanjut.
Khawatir akan terjadi banjir, pihak berwenang mengungsikan sebanyak
450 orang di kawasan itu 160 kilometer tenggara ibukota, Reykjavik, sebagai
langkah pencegahan tapi dilaporan tidak sampai menimbulkan kerusakan atau
korban cedera, kata Vidir Reynisson,kepala bagian Departemen Perlindungan
Warga Sipil Islandia.Keadaan darurat diumumkan di kawasan-kawasan dekat
gletser seluas 160 kilometer persegi.
34
35
36
tidak terlalu terasa dan terlihat, namun bahayanya sangat fatal. Air laut tiba-tiba
bisa pasang dan menghantam kapal.
Akibat letusan ini, beberapa penerbangan di Islandia juga dibatalkan
hingga ada pemberitahuan lebih lanjut. Islandia adalah negara yang berdiri sejak
Kerajaan Viking menguasai Eropa di abad ke-9. Islandia juga dikenal sebagai
daratan api dan es karena gunung berapi dan gletser menjadi satu di daerah ini.
38
39
besar di kawasan Eropa. Menurut beberapa sumber, asap tebal ini bisa bertahan
sampai 1 bulan.
40
Padahal, pedagang itu sudah menerima banyak pesanan bunga untuk menjadi
hiasan berbagai pesta di akhir pekan. "Penyusun harap situasi ini tidak
berlangsung terlalu lama," kataAndrew D'Amore, pedagang toko kembang
Fischer and Page.David Pilat, pedagang ikan di Whole Foods Market di New
York, juga khawatir bahwa kiriman ikan salom dari Eropa bakal terlambat datang.
Pasalnya, selama ini dia mengandalkan layanan kargo lewat udara.
DONORA FOG
Kasus pencemaran udara kerap kali terjadi di berbagai belahan dunia. Salah
satu kasus pencemaran udara akibat aktifitas manusia terparah, pernah terjadi di
Donora, Pennsylvania, AS tahun 1948. Peristiwa pencemaran udara ini dianggap
terburuk di AS karena menewaskan 20 nyawa manusia, ratusan hewan ternak
mati, tumbuhan-tumbuhan layu, dan 6000 orang menderita mual, muntah, dan
41
sesak nafas sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Oleh karena itulah, beberapa
ahli ekologi menganggap peristiwa ini sebagai salah satu bentuk krisis ekologi
yang pernah terjadi dalam peradaban manusia.
Peristiwa ini terjadi akibat terbentuknya lapisan inversi, dimana udara yang
dekat dengan tanah suhunya lebih dingin dari pada udara yang berada diatasnya,
pada kondisi atmosfer normal, dan membentuk lapisan. Gas polutan yang berasal
dari asap pabrik peleburan baja, dan pabrik-pabrik lain yang berada di lembah
sungai Monongahela, tempat Donora berada, terperangkap di bawah lapisan
inversi bersama udara dingin yang stagnan dan tidak dapat keluar. Akibatnya gas
polutan menyelimuti kota Donora, membentuk kabut asap tebal, menghalangi
pandangan dan membuat orang sesak nafas.
2.
42
3.
Kronologis Kejadian
Kejadian ini dimulai tanggal 27 Oktober 1948, kabut asap tebal mulai
menyelimuti kota Donora, di lembah sungai Monongahela. Setelah 24 jam
munculnya kabut asap, dilaporkan banyak penduduk Donora yang mengalami
batuk-batuk dan berlanjut dengan kesulitan bernafas akibat keberadaan kabut yang
semakin menebal. Hari-hari berikutnya, jumlah penduduk yang mengalami
gangguan pernafasan semakin banyak. Sehingga seluruh rumah sakit yang ada di
kota tersebut dipenuhi oleh pasien yang menderita pusing, mual, muntah, sesak
nafas, bahkan ada yang sekarat dan mati. Kondisi ini berlanjut hingga tanggal 31
Oktober 1948, dengan jumlah korban yang semakin meningkat dari hari ke hari.
Selama empat hari kejadian,Tim Pemadam Kebakaran Donora menyiapkan
800 feetoksigen untuk membantu pasien yang kesulitan bernafas. Delapan dokter
dari Donora Medical Assosiation bersiaga menangani pasien yang berdatangan
dalam jumlah yang tidak lazim, dengan gejala penyakit yang sama.
Aktifitas penduduk kota lumpuh total, karena kabut asap tebal menghalangi
pandangan. Penduduk yang berusaha melarikan diri keluar kota, tidak berhasil
karena kesulitan dalam mengendarai kendaraan akibat keterbatasan jarak pandang.
Karena itu, penduduk seolah-olah terjebak di kota yang telah terkepung oleh kabut
asap tebal.
43
4.
Dampak
Meskipun hanya berlangsung lima hari, peristiwa ini menyebabkan 20 orang
meninggal, 6000 orang lainnya menderita mual, muntah, dan sesak nafas, 800
ekor hewan ternak dan peliharaan mati, dan hampir seluruh vegetasi yang ada di
wilayah tersebut layu dan mati (en.wikipedia.org). Penduduk yang meninggal
rata-rata berusia 52-85 tahun (Peterman, 2009). Kematian disebabkan karena
udara terpolusi oleh belerang oksida, asam sulfat, nitrogen oksida, flour dan gas
lainnya yang bersifat toksik. Gas-gas tersebut ketika terhirup oleh manusia atau
hewan melalui respirasi, akan mengganggu pengikatan oksigen oleh haemoglobin,
sehingga respirasi seluler terganggu yang diwujudkan dengan terjadinya sesak
nafas. Selain itu, korban meninggal kabanyakan memiliki sejarah masalah
kesehatan. Sehingga pada kondisi buruk seperti yang terjadi saat itu, mereka tidak
dapat bertahan.
Selama kurun waktu 5 hari, kota diselimuti kabut asap tebal yang
menghalangi datangnya sinar matahari yang dibutuhkan tumbuhan untuk
44
5.
45
terperangkap ditambah terus-menerus oleh polusi asap pabrik yang pada awalnya
tidak mau berhenti beroperasi. Udara berbau menyengat dan membuat mual,
karena mengandung sulfur dioksida yang berasal dari hasil pembakaran batu bara
dan peleburan baja. Kabut asap yang mengandung polutan tidak beranjak dari
daerah itu selama lima hari. Kondisi ekstrim ini bertahan dan menciptakan
micrometeorologi yang ganjil.
Kemiringan lereng di lembah sungai Monongahela meningkat secara tajam
pada ketinggian 100 m ke arah timur Webster, dan disebelah barat Donora
peningkatan kemiringan lereng tidak terlalu tajam. Dataran yang ada di dasar
lembah membentuk drainage basin untuk pergerakan angin lereng-bawah
(downslope) dingin yang bertiup pada malam hari. Pada saat kejadian, Groundbased inversion diperkuat oleh pendinginan radiasional pada lantai lembah, dan
bersama-sama menghasilkan suhu inversi yang kuat dengan gradien suhu 33 C
pada tiap ketinggian 1 kilometer, seperti hasil pengukuran yang dilakukan setelah
kejadian berlangsung.
Malam hari tanggal 25 Oktober 1948, tanah menjadi dingin dan kelembaban
relatif tinggi terjadi karena badai antisiklon dingin yang terjadi sebelum peristiwa
itu, dengan cepat membuat kondisi jenuh di daerah yang lebih rendah. Evaporasi
yang terjadi terus menerus, kelembaban udara meningkat dan konsentrasi aerosol
yang tinggi dalam udara yang terpolusi mendorong terbentuknya droplet air dalam
jumlah besar. Kabut yang terbentuk dekat dengan tanah karena kestabilan
kenaikan lapisan inversi.
Pada kondisi tersebut, kabut asap mengabsorbsi seluruh radiasi thermal
bumi yang dekat dengan tanah dan menghalangi perkembangan lebih jauh inversi
radiasional ground-based. Lapisan kabut asap yang lebih tinggi melanjutkan
radiasi energi mereka ke udara dan kemudian menjadi dingin. Pendinginan juga
ditemukan pada lapisan yang lebih tinggi, diatas awan stratus. Karena lapisan atas
kabut menjadi dingin, profil suhu dibawah berubah menjadi tidak stabil. Sejak
udara menjadi jenuh, laju perubahan yang tidak stabil akan tetap terjadi jika
penurunan suhu pada setiap ketinggian lebih besar daripada laju perubahan
kebasahan adiabatic sekitar 6C/Km. Pada malam hari mungkin terjadi
pencampuran umum polutan akibat dingin. Lapisan kabut bagian atas yang tebal
46
menghilang dan digantikan dengan udara yang lebih hangat dari bawah. Lapisan
inversi yang stabil berperan seperti selimut yang mengurung kabut dan
memendam polutan.
Pada kondisi biasa, kabut akan pergi setelah ada sinar matahari menembus
kabut dan menghangatkan tanah. Peningkatkan konveksi, akan menghilangkan
lapisan inversi. Tapi hal ini tidak terjadi pada saat itu, karena kondisi kabut yang
terlalu tebal. Lapisan bagian atas memantulkan sebagian besar energi matahari.
Albedo dari awan stratus sama halnya kabut, tergantung pada ketebalannya.
Beberapa pengukuran mengindikasikan albedo dari awan stratus bervariasi antara
40% untuk ketebalan 150 m hingga 80% untuk ketebalan 500 m. Pada setiap
kenaikan awan, hanya sedikit radiasi yang diserap, yakni sekitar 7% untuk awan
yang tebal. Sebagian besar diabsorpsi dilapisan yang lebih tinggi. Jika terjadi
pemanasan yang cukup besar, itu terjadi pada lapisan kabut bagian atas, dan
hasilnya adalah kesetabilan udara di dalam kabut meningkat (gambar 6.9 (b)).
Lambatnya pemanasan tanah, diikuti oleh laju perubahan yang stabil,
memperkecil konveksi energi ke arah atas yang akan menghangatkan udara dan
menguapkan droplet-droplet kabut. Stabilitas dietime di dalam kabut ditentukan
oleh akumulasi polutan (www.aerosoleas.gatech.edu).
Kabut pada akhirnya menghilang karena 2 hal, yang pertama karena
ditutupnya pabrik-pabrik yang ada di Donora, termasuk diantaranya American
Steel & Wire Co dan Zink Donora Work yang diduga menghasilkan gas polutan
dalam jumlah besar sehingga meningkatkan ketebalan dan ketoksikan kabut ketika
dihirup. Penyebab kedua adalah terjadinya badai yang bergulir ke kota, pada 31
Oktober 1948. Badai dianggap telah menyelamatkan kota karena memecahkan
inversi suhu yang dimulai pada minggu terakhir bulan Oktober. Inversi suhu
merupakan kondisi yang tidak biasa, karena biasanya suhu udara akan meningkat
seiring dengan ketinggian. Namun dalam kasus ini udara dingin terperangkap
dekat dengan tanah, dan udara hangat berada di atasnya. Dalam Weather Channel
Dokumenter, ahli meteorologi DeNardo Joe mengatakan bahwa terjadinya suhu
inversi diperumpamakan seperti meletakkan rokok di dalam mangkuk dan
kemudian meletakkan sebuah selimut di atasnya. asap terus-menerus mengisi
mangkuk dan tidak memiliki cara untuk keluar (Peterman, 2009).
47
48
Smog merupakan gabungan dari kata smoke dan fog. Istilah ini pertama
kali disampaikan oleh Dr. Henry Antoine Des Voeux yang digunakan untuk
menggambarkan keadaan udara yang berkabut dan tampak seperti berasap.
Istilah ini pada awalnya digunakan untuk menamai pea soup fog, sebuah
permasalahan udara yang cukup serius di London di abad 19 sampai
pertengahan abad 20. Jenis smog yang terjadi di Lomdon ini disebabkan oleh
pembakaran batubara dalam jumlah yang banyak dalam sebuah kota.
Sedangkan modern smog, seperti yang ditemukan di Los Angeles, merupakan
tipe pencemaran udara yang terjadi karena emisi bahan bakar dan hasil
pembakaran industri yang bereaksi di atmosfer dengan matahari membentuk
polutan kedua yang bersama emisi awal tersebut membentuk photochemical
smog.
The London Smog
a. Proses terbentuknya The Deadly Smog
Pada awal Desember 1952, cuaca London sangatlah dingin,
seperti yang terah terjadi dari beberapa minggu sebelumnya. Cuaca
pada November 1952 juga sebenarnya sedikit lebih dingin daripada
rata-rata suhu normal London, dengan hujan salju yang berat di
bagian selatan Inggris yang berlangsung sampai akhir bulan. Oleh
karena suhu dingin tersebut, untuk menjaga agar tubuh mereka
tetap hangat, warga London membakar lebih banyak batubara dari
jumlah biasanya.
Ribuan emisi pembakaran, partikel tar, dan sulfur dioksida
terakumulasi di udara karena adanya pembakaran batubara
tersebut. Estimasi konsentrasi PM10 selama Desember 1952,
berkisar antara 3000-14000 ug/m3 dengan range tertinggi
diperkirakan 50 kali lebih tinggi daripada level normal pada saat
itu. Estimasi juga menggambarkan banyaknya sulfur dioksida pada
saat itu 7 kali lebih besar dari angka normal, sekitar 700 ppb.
Kabut ringan terjadi pada tanggal 5 Desember, namun hal
ini bukan sesuatu yang diluar kebiasaan. Tetapi, ketika malam
turun, angin yang berkecepatan rendah, udara yang dingin dan
49
sampai
10
Desember,
hingga
akhirnya
angin
50
pernapasan
Kerusakan paru-paru permanen
Meningkatkan resiko terjadinya serangan asma
Meningkatkan resiko kanker
Inggris.
Masyarakat
mulai
mempelajari
hubungan
antara
MEUSE VALLEY
1. Sejarah
Pada awal Desember 1930, kabut tebal terhampar disebagian besar Belgia.
Beberapa kasus paru akut terjadi di Meuse Valley yang padat penduduk dan
terdapat 60 kematian. Sebuah investigasi komisi Belgia menyimpulkan bahwa
52
53
normal dan tidak ada yang sama hasilnya negatif dari tiba di spektroskopi
pemeriksaan darah dan menyeluruh analisis kimia darah dan organ. Komisi
Investigasi Oleh karena itu menyimpulkan bahwa agen aktif telah menjadi racun
iritasi lokal tanpa tindakan terpencil setelah penyerapan.
2.Fluor Akut
Pada saat bencana, toksisitas senyawa fluor tidak banyak dikenal. Dalam
kimia, fluor adalah unsur yang sangat aktif. Dari senyawa memiliki kemampuan
menonjol untuk membentuk kompleks. Biologis, juga senyawa-senyawanya
sangat aktif, karena selain efek korosif lokal pada kulit dan selaput lendir
(dikaitkan dengan asam fluorida tak terdisosiasi-molekul), mempunyai efek yang
ditandai protoplasma, efek toksik tertentu, mekanisme yang hanya sebagian
diketahui. Termasuk kemungkinan presipitasi kalsium, tindakan pada proses
enzimatik, kombinasi dengan albumin.
Pada periode 1873-1935 terjadi 112 kasus keracunan akut peroral dengan
natrium fluorida (NaF), natrium fluosilicate (Na2SiF6), asam fluorida (HF) atau
asam fluosilicic (H2SiF6), dan berakibat fatal. Natrium fluorida atau natrium
fluosilicate, meskipun dalam beberapa hal itu adalah serendah 0,2-0,7 g. natrium
fluosilicate untuk orang dewasa (10, 11). Tingkat penyerapan sangat penting.
Gejala keracunan lokal sebagian dari saluran gastrointestinal (muntah,
sering sanguinolent, nyeri perut, diare), sebagian karena penyerapan. Alternatif
menyakitkan kejang dan pareses, kelemahan, haus, air liur dan keringat yang
berlebihan. Kematian biasanya terjadi dalam beberapa jam dengan dyspnea dan
gagal meningkatkan denyut. Wajah pucat atau mungkin cyanotic. Selain dari
korosi di saluran gastro-intestinal, pos bedah mayat ditemukan sangat sedikit.
Pemeriksaan mikroskopis dapat mengungkapkan lebih atau kurang menonjol
fenomena degenerasi pada organ parenchymatous (khususnya hati dan ginjal).
Menurut penelitian oleh Tappeiner, Schulz dan Muehlberger, dosis minimal letalis
untuk mamalia yang biasa digunakan di laboratorium adalah 0,05-0,2 g. natrium
fluorida per kg perorally diberikan. Demikian akan muncul bahwa manusia adalah
lebih sensitif terhadap senyawa fluor daripada mamalia lain.
54
cara
berikut:
berasal
dari
pencairan
mandi
yang
terbuka.
Beberapa penyelidikan eksperimental yang ada, oleh Ronzani, Machle et al, pada
gas efek dari senyawa fluor, konfirmasikan pengalaman klinis. Seperti iritasi lokal
lain gas, hidrogen fluorida menyebabkan bersin, lachrymation dan batuk.
Kematian terjadi dengan kegelisahan dan peningkatan dyspnea. Universal kejang
kadang-kadang hadir dalam kasus-kasus keracunan berkembang dengan cepat,
tetapi tidak hadir dalam bentuk yang berlarut-larut. Tetrafluorida silikon memiliki
efek yang sama. Ronzani menemukan bahwa kelinci-babi meninggal setelah 24
jam menghirup 0,03 mg. / L hidrogen fluorida, yang merupakan konsentrasi
mematikan terendah. Bedah mayat temuan fenomena iritasi akut pada bagian atas
55
56
c) Kondisi umum
Dalam dosis fluor yang relatif besar menyebabkan, antara lain kondisi,
kehilangan berat badan, asupan makanan yang lebih rendah, anemia dan beberapa
gejala kulit dan mata (kasar, berantakan mantel, pertumbuhan abnormal,
conjunctival ketakutan dipotret dan sekresi). Terminal Hasilnya adalah kondisi
yang kurus bisa disertai dengan tanda-tanda yang nyata atau laten tetany.
Pemeriksaan postmortem menunjukkan lebih atau kurang menonjol perubahan
degeneratif dari parenchymatous organ, termasuk sumsum tulang.
4.Kasus Keracunan Flour
Penyebab bencana Meuse Valley menyebutkan beberapa bentuk khusus
dari keracunan fluor. Ketika sebuah pabrik menggunakan bahan baku yang
mengandung fluor, limbah mungkin berisi gas hidrogen fluorida dalam keadaan
tertentu. Jika silikat atau kuarsa hadir seperti ini sangat sering terjadi dalam
praktek ada juga dapat menjadi emanasi tetrafluorida silikon. Kelembaban udara,
hidrolisis parsial tetrafluorida silikon untuk fluosilicic hidrogen fluorida dan asam,
dan ini sangat aktif senyawa kemudian dalam bentuk atomized dengan permukaan
yang besar. Kemampuan mereka untuk membentuk kabut digunakan bersamasama dengan asam sulfat dan asam hydrofluric, tetapi toksisitas mereka jauh lebih
besar. Kabut tebal ini hanya bubar perlahan-lahan, dan oleh karena itu mampu
vegetasi corroding dalam keadaan di mana udara diperbarui dengan susah payah.
Kerusakan tanaman oleh senyawa fluor telah dijelaskan berkali-kali dari daerahdaerah tertentu axound pabrik-pabrik di Eropa: superfosfat bekerja 1891-96, 1895,
1896, 1931. Aluminium pabrik 1911-18, 1934, 1936. Kimia bekerja 1896, 1902
(34), 1931. Tembaga bekerja 1883. Besi foundries 1931 dan brickworks 1913.
Kerusakan pada tanaman ini tidak dikenal secara luas. Dalam masalah asap
industri, para penyelidik telah tertarik terutama dalam terjadinya produk limbah
belerang (S02, S03), dan hanya sedikit di fluor. Tanaman di lingkungan pabrik
yang berkarat oleh fluoric gas, hal itu terjadi yang sekunder, seperti penyakit
osteomalasia terjadi di antara herbivorants merumput di sana. Gejala tersebut
kekurusan sampai cachexia merasuk, kaku, susah payah berjalan, mungkin gelisah
57
dan kejang otot, nodose thickenings dari tulang ekstremitas khususnya, dan sering
patah tulang spontan. Dalam contoh berikut ini sekunder, keracunan fluor kronis
ternak telah terlibat, hanya kasus pertama menjadi agak ragu-ragu.
5.Analisis Keracunan Flour
i.
beracun dengan konsentrasi yang sebenarnya moderat mempunyai efek lokal dan
efek umum. Bahwa efek lokal masih kecil diucapkan muncul dari kenyataan
bahwa batuk atau kecenderungan untuk batuk, lachrymation adalah langka dan
tidak diucapkan fenomena (terutama menonjol sekitar Engis), dan yang paling
sering iritasi laring hanya menyebabkan perubahan dalam nada suara dan tidak
ditandai suara serak. Hal yang sama ditunjukkan oleh satu-satunya perubahan
yang diamati dalam bronki dan paru-paru pada bedah mayat. Salah satu fakta
penting adalah bahwa tidak ada lagi kematian terjadi segera setelah kabut
terangkat, dan bahwa yang selamat, pulih sangat cepat dalam perjalanan beberapa
hari. Hal ini juga menyatakan bahwa gejala dengan cepat mereda ketika orang
naik ke bukit-bukit yang mengelilingi lembah dan dengan demikian dapat
melampaui kabut. Kesimpulan harus ditarik bahwa racun mempunyai efek
sistemik umum yang kuat setelah penyerapan, dan bahwa efek racun yang sangat
cepat berakhir saat suplai berhenti. Akut kegagalan sirkulasi dan kematian yang
cepat juga menunjukkan efek umum yang parah.
Hasil yang amat kecil dari necropsies, yang dibuat 3 sampai 6 hari setelah
kematian, tidak lebih bertentangan dengan pendapat di atas dari hasil negatif dari
analisis kimia. Mikroskopis perubahan dalam protoplasma sel dapat diabaikan,
penentuan kuantitatif fluor adalah masalah yang sulit. Dalam penjelasan tentang
kelemahan jantung akut Komisi maju suatu hipotesis yang bagi saya tampaknya
tidak mencukupi dan terutama spekulatif, perdarahan mikroskopis yang menyebar
di jaringan paru-paru adalah tanda-tanda hipertensi dalam sirkulasi paru-paru,
serangan asma berkurang menyebabkan sirkulasi di sungai yang lebih besar,
dengan akibat iskemia dari miokardium. Di sini kita harus ingat bahwa orang
yang sehat juga meninggal, walaupun jumlah mereka kecil, dan bahwa dalam
persentase yang besar dari orang-orang menyerang (dan ternak) dyspnea adalah
58
dalam bentuk kontinu polypnea, dan bukan dari asma bronkial. Diamati
perdarahan di paru-paru tidak diragukan lagi ekspresif efek lokal, sedangkan hati
kelemahan tersebut disebabkan oleh efek toksik serap (jantung? Pembuluh?).
Dalam tanda-tanda kemabukan tidak ada indikasi bahwa hal itu mungkin belum
akut keracunan fluor, tetapi banyak yang mendukung asumsi tersebut.
ii.
Dari 27 pabrik di daerah itu, tidak kurang dari 15 adalah kategori yang
59
60
penyakit dan 60 orang meninggal. Setelah survei akut dan keracunan fluor kronis,
sebuah analisis mengenai rincian dari bencana memberikan bukti bahwa penyakit
itu akut keracunan fluor. Dari 27 pabrik di kawasan itu, lima belas adalah cabangcabang industri yang baik menggunakan produk yang mengandung fluor mentah
(superfosfat bekerja, seng pekerjaan) atau menambahkan senyawa fluor ke bahan
baku (baja bekerja, pengecoran besi, kaca karya), melibatkan kemungkinan lewat
senyawa fluor gasseous (SiF4, HF) ke dalam cerobong asap.
data
meteorologi
dan
mekanisme
kimia
transformasi
untuk
i = 1 ... I , j = 1
... J
Dimana :
Ci = Konsentrasi dari spesies I yang diukur pada reseptor
Fij = Fraksi dari spesies i emisi dari sumber j
Sj = Perkiraan kontribusi sumber j
I = Nomer spesies kimia
J = Nomer tipe sumber
2.
62
combustion
5.36
30.10
60.40
2.97
0
0
72.60
69.30
0
3.00
Metallurgical
industry
1.53
0
0
0
288
0.75
0
0
0
0
63
Resuspended
road dust
16.70
0
1900
13.40
852
0.02
0
0
1740
2.07
3.
64
65
66
KESIMPULAN
Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur
berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan
lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan
kualitas lingkungan.
Berbagai model reseptor antara lain :
A. CHEMICAL MASS BALANCE/KESEIMBANGAN MASSA KIMIA (CMB)
B. EPA UNMIX 6.0 MODEL
C. EPA FAKTORISASI MATRIX POSITIF (PMF) 3.0 MODEL
d. PSCF dan CWT
67
Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur
berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan
lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta
menurunkan kualitas lingkungan.
Kelembaban udara bergantung pada konsentrasi uap air, dan H2O yang
berbeda-beda konsentrasinya di setiap daerah. Kondisi udara di dalam
atmosfer tidak pernah ditemukan dalam keadaan bersih, melainkan sudah
tercampur dengan gas-gas lain dan partikulat-partikulat yang tidak kita
perlukan. Gas-gas dan partikulat-partikulat yang berasal dari aktivitas alam
dan juga yang dihasilkan dari aktivitas manusia ini terus-menerus masuk ke
dalam udara dan mengotori/mencemari udara di lapisan atmosfer khususnya
lapisan troposfer. Apabila bahan pencemar tersebut dari hasil pengukuran
dengan parameter yang telah ditentukan oleh WHO konsentrasi bahan
pencemarnya melewati ambang batas (konsentrasi yang masih bisa diatasi),
maka udara dinyatakan dalam keadaan tercemar.
Pencemaran udara terjadi apabila mengandung satu macam atau lebih
bahan pencemar diperoleh dari hasil proses kimiawi seperti gas-gas CO, CO2,
SO2, SO3, gas dengan konsentrasi tinggi atau kondisi fisik seperti suhu yang
sangat tinggi bagi ukuran manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Adanya
gas-gas tersebut dan partikulat-partikulat dengan konsentrasi melewati
ambang batas, maka udara di daerah tersebut dinyatakan sudah tercemar.
Dengan menggunakan parameter konsentrasi zat pencemar dan waktu
lamanya kontak antara bahan pencemar atau polutan dengan lingkungan
(udara), WHO menetapkan empat tingkatan pencemaran sebagai berikut:
1. Pencemaran tingkat pertama; yaitu pencemaran yang tidak menimbulkan
kerugian bagi manusia.
68
69
i = 1 ... I , j = 1 ... J
Dimana :
Ci = Konsentrasi dari spesies I yang diukur pada reseptor
Fij = Fraksi dari spesies i emisi dari sumber j
Sj = Perkiraan kontribusi sumber j
I = Nomer spesies kimia
J = Nomer tipe sumber
Unmix
Konsep-konsep yang mendasari Unmix telah disajikan secara
geometris dan intuitif dan rincian matematis disajikan di tempat lain.
Jika data terdiri dari observasi banyak spesies n, maka data dapat diplot
70
dalam ruang data n-dimensi di mana koordinat titik data konsentrasi dari
spesies yang diamati selama periode sampling. Masalahnya adalah
menemukan vektor (atau poin) yang mewakili komposisi sumber. Dalam
kasus dua sumber data didistribusikan dalam pesawat melalui titik asal.
Jika salah satu sumber yang hilang dari beberapa titik data, maka poin
akan terletak di sepanjang sinar didefinisikan oleh komposisi sumber
tunggal yang tersisa. Poin yang memiliki satu sumber yang hilang
adalah kunci untuk memecahkan masalah campuran. Sesuai dengan
jumlah vektor-vektor ini (juga disebut faktor) ditentukan dengan
menggunakan metode komputasi intensif dikenal sebagai algoritma
NUMFACT. Algoritma tepi-temuan dikembangkan untuk Unmix benarbenar umum dan bisa diterapkan untuk setiap set poin dalam ruang
dimensi. Unmix sendiri dapat diterapkan untuk semua masalah di mana
data adalah kombinasi cembung faktor yang mendasarinya. Satu-satunya
batasan adalah bahwa data harus benar-benar positif. Beberapa fitur
khusus Unmix adalah kemampuan untuk menggantikan data yang hilang
dan kemampuan untuk memperkirakan sejumlah besar sumber (batas
saat ini 15) menggunakan konsep dualitas diterapkan untuk pemodelan
reseptor. Unmix juga memperkirakan ketidakpastian dalam komposisi
sumber
menggunakan
pendekatan
bootstrap
71
diblokir
yang
Gambar 1. Plot dari tiga sumber dan tiga kasus spesies: titik-titik abu-abu
adalah data mentah diproyeksikan untuk pesawat, dan titik-titik hitam solid
merupakan titik proyeksi yang memiliki satu sumber hilang (titik ujung).
Gambar 1 menggambarkan geometri penting dari model multivariat reseptor
untuk tiga sumber dari tiga spesies, kasus yang paling kompleks yang dapat
dengan mudah digambarkan. Diasumsikan bahwa untuk masing-masing sumber
ada beberapa titik data di mana kontribusi dari sumber tidak hadir atau kecil
dibandingkan dengan sumber lain. Ini disebut titik ujung dan bekerja Unmix
dengan mencari titik-titik ini dan fitting hyperplane melalui mereka; hyperplane
ini disebut tepi (jika N = 3, hyperplane adalah garis). Untuk sejumlah sumber dan
spesies, komposisi sumber relatif dapat diidentifikasi jika ada titik ujung yang
cukup untuk setiap sumber untuk menentukan tepi diidentifikasi dalam ruang
data. Vektor-vektor sumber diplot ke arah komposisi sumber dan lingkaran
terbuka diamati data. Non-negatif kendala pada data dan komposisi sumber
mengharuskan vektor dan data terletak pada kuadran pertama. Selain itu, nonnegatif dari kontribusi sumber mensyaratkan bahwa semua lingkaran terbuka
terletak di dalam daerah yang dibatasi oleh vektor sumber. Ini dibuat lebih mudah
untuk melihat dengan memproyeksikan data dan vektor sumber dari asal ke dalam
pesawat. Vektor-vektor sumber adalah simpul dari sebuah segitiga dalam plot ini
72
dan titik data diproyeksikan adalah lingkaran penuh. Solusi untuk masalah
pemodelan reseptor multivariat sekarang dapat dilihat sebagai menemukan tiga
titik yang mewakili komposisi sumber yang membentuk segitiga yang
membungkus titik data dan terletak pada kuadran pertama, sehingga menjamin
kendala nonnegativity.
Faktorisasi Matriks positif (PMF) telah terbukti menjadi alat yang kuat
dalam reseptor pemodelan dan telah umum diterapkan pada data partikulat dan
baru-baru untuk data VOC (senyawa organik yang mudah menguap)..
p
Xij =
gikfkj + eij
k=1
Dimana :
Xij = konsentrasi pada reseptor untuk ke-j spesies pada sampel ke-i
gik = kontribusi faktor-k ke reseptor pada sampel ke-i
fkj = bagian dari faktor k yaitu spesies j atau profil kimia komposisi faktor k
eij = sisa jenis pada sampel ke-i
PMF menggunakan equation modeling reseptor umum, dengan
pendekatan kuadrat. Model umum mengasumsikan beberapa hal yaitu jenis
sumber atau daerah sumber (disebut faktor) yang berdampak pada reseptor,
dan kombinasi linier dari dampak dari faktor p menimbulkan konsentrasi
diamati dari berbagai jenis.
73
sel. Setelah aerosol dimasukkan ke dalam paket udara, dapat diangkut sepanjang
lintasan ke situs reseptor. Tujuannya adalah untuk mengembangkan bidang
probabilitas menunjukkan lokasi sumber kemungkinan materi yang menghasilkan
nilai yang terukur tinggi di lokasi reseptor.
mij
nij
Dimana :
P[Aij] = ukuran waktu tinggal dari paket udara yang dipilih secara acak di ijth
relatif terhadap periode waktu total sel
P[Bij] = bagian probabilitas yang terkait dengan waktu tinggal paket udara
dalam
sel
ij-th
mij
Dalam metode PSCF saat ini, jaringan sel memiliki PSCF nilai yang sama
dapat hasil dari sampel sedikit lebih tinggi dari konsentrasi kriteria atau
konsentrasi yang sangat tinggi. Akibatnya, sumber yang lebih besar tidak dapat
dibedakan dari sumber moderat. Menurut masalah ini, metode pembobotan
lintasan dengan konsentrasi yang terkait (CWT - konsentrasi lintasan tertimbang)
dikembangkan. Dalam prosedur ini, setiap sel grid mendapat konsentrasi
tertimbang diperoleh :
74
Cij = ijl
l =1
Clijl
l=1
Dimana :
Cij = konsentrasi rata-rata tertimbang dalam sel grid (i, j)
Cl = konsentrasi PM yang diukur dan diamati pada lintasan l
ijl = jumlah titik akhir lintasan dalam sel grid (i, j) yang berhubungan dengan
sampel Cl
M = jumlah lintasan
Mirip dengan model PSCF, filter titik diterapkan sebagai langkah
terakhir dari CWT untuk menghilangkan jaringan sel dengan titik akhir saja.
Bidang konsentrasi tertimbang menunjukkan gradien konsentrasi di potensi
sumber. Cara ini membantu menentukan signifikansi relatif dari sumbersumber potensial.
KESIMPULAN
1. Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur
berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan
lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta
menurunkan kualitas lingkungan.
2. Ada beberapa perhitungan untuk resptor modelling yaitu :
75
Kelebihan:
Kekurangan:
2. Cyclone
Cyclone adalah suatu jenis alat pengumpul debu mekanik yang digunakan
untuk menciptakan aliran berputar (vortex) untuk mengalirkan partikel ke area
dimana partikel tadi akan mengalami kehilangan energi dan terpisah dari aliran
gas
76
Kelebihan:
Kekurangan:
1. High-efficiency Cyclone
Kecepatan gas inlet lebih tinggi dengan demikian memberi gaya
sentrifugal yang lebih tinggi.
2. High-throughput Cyclone
Biasanya mempunyai diameter yang lebih besar dan menangani
kecepatan yang lebih tinggi.
78
79
1
1+ ( d pc + d pj )
j =
pc
pj
Efisiensi siklon secara keseluruhan
o = n j m j
=
m =
j
3. Electrostatic Presipitator (EP)
Alat pengendali debu yang berfungsi untuk memisahkan gas dan abu sebelum
gas tersebut keluar dari stack salah satunya adalah electrostatic precipitator
atau EP.
Instalasi pertama EP berhasil dengan sukses untuk digunakan sebagai
penangkap asam Sulfat. Kemudian dilanjutkan pada industri semen untuk
menangkap debu klinker dan debu semen. Setelah itu digunakan pada
industri pengolahan batu bara yang menggunakan boiler.
EP sangat efektif sebagai pengendali partikulat terutama yang
berukuran kurang dari 10-20 m (dominan pada ukuran submikron). Pada
sebagian besar aplikasinya EP memiliki efisiensi pengumpulan partikulat
sebesar (80-99,9)%.
80
81
Kelebihan :
Dapat menangani debit aliran gas besar dengan kehilangan tekan yang
rendah.
Kehilangan
tekanan
sekitar
2.54
cm
H2O
(<<
Dibutuhkan
personel
yang
memiliki
pemeliharaan EP
Efisiensi Electrostatic Presipitator:
82
keahlian
khusus
dalam
4. Wet Scrubber
Scrubbers adalah alat pengumpul partikulat yang sangat halus pada tetesan
cairan. Kebanyakan partikel halus akan melekat pada tetesan cairan jika
bersentuhan (Nevers, 2000). Prinsip scrubbers adalah mengurangi
partikulat/ gas dengan menyerapnya menjadi cairan yang keluar dengan
cepat karena sentuhan. Mekanisme sentuhan adalah melalui putaran inersia
diikuti penurunan secara gravitasi.
Ukuran partikel
Kecepatan partikel
Kecepatan droplet
83
84
Pengertian monitoring
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan
atas objektif program./ Memantau perubahan, yang fokus pada proses dan
keluaran. Monitoring menyediakan data dasar untuk menjawab permasalahan.
Monitoring akan memberikan informasi tentang status dan kecenderungan bahwa
pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan berulang dari waktu ke waktu,
pemantauan umumnya dilakukan untuk tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap
proses berikut objek atau untuk mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju
tujuan hasil manajemen atas efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan
untuk mempertahankan manajemen yang sedang berjalan.
Program pemantauan kualitas udara (monitoring kualitas udara) merupakan
suatu upaya yang dilakukan dalam pengendalian pencemaran udara. Hal yang
penting diperhatikan dalam program pemantauan udara adalah yang berhubungan
dengan
aspek
pengambilan
contoh
udara
(sampling)
dan
analisis
di
85
Program monitoring kualitas udara merupakan salah satu upaya yang dilakukan
dalam pengendalian pencemaran udara. Hal yang penting diperhatikan dalam
program monitoring kualitas udara adalah berhubungan dengan aspek
pengambilan contoh udara (sampling) dan analisis di laboratoriumnya serta
pengelolaan data dengan metode statistika.
Keabsahan dan keterpecayaan data hasil pemantauan yang diperoleh sangat
ditentukan oleh metode sampling dan analisis yang diterapkan. Seperti diketehui,
program monitoring kualitas udara, baik udara ambien maupun dari sumber emisi
pencemaran udara. Pencemaran udara di suatu daerah akan sangat ditentukan
secara langsung oleh intensitas sumber emisi pencemarnya dan pola
penyebarannya (dispresi, difusi, dan pengenceran) di dalam atmosfer. Konsentrasi
pencemar udara akan berbeda dari satu tempat dengan waktu yang berbeda atau
dengan tempat lainnya. Hubungan skala ruang dan waktu menjadi variabel
penentu besaran konsentrasi zat pencemaran yag diamati. Di lain pihak,
pencemaran udara juga ditentukan oleh jenis pencemar yang diemisikan oleh
sumbernya.
Dua janis pencemar dapat dibedakan di sini, yaitu penemar indikatif dan
spesifik.
jumlah
dilakukanberdasarkan
stasiun
jumlah
monitoring
penduduk
86
di
yaitu
suatu
wilayah
dapat
menggunakan
kurva
87
Sampling kontinu merupakan metode yang paling ideal dalam suatu program
pemantauan dan pengawasan kualitas udara, khususnya di daerah perkotaan
88
Metode Analisa
Berbagai jenis metode pengukuran analitik dapat digunakan untuk analisis zat
pencemar udara, dari mulai metode analitik yang sederhana dengan waktu
pengukuran yang lama seperti titrasi atau gravimetri sampai metode analitik yang
paling mutakhir, yaitu menggunakan prinsip prinsip fisiko- - kimia yang mampu
mengukur zat pencemar secara otomatis dengan waktu pengukuran berskala detik,
serta tidak memerlukan larutan pereaksi.
Manfaat Monitoring Untuk Penilaian Kualitas Udara
Dengan mempertimbangkan faktor faktor sumber pencemar, medium tempat
pencemaran berdispresi dan berdifusi, maupun jenis zat pencemar yang telah
diuraikan diatas, pemantauan udara ambien. Pemantauan kualitas udara dilakukan
terutama untuk mengetahui tingkat emisi dan unsur pencemar spesifik, sedangkan
pemantauan udara ambien dilakukan untuk mengetahui tingkat pencemaran udara
yang didasrkan atas pencemar indikatif yang umum.
89
Untuk megetahui tingkat pencemar udara yang ada di suatu daerah dengan
mengacu pada ketentuan dan peraturan mengenai kualitas udara yang berlaku
dan baku.
91
atmosfer
pencemaran
merupakan
faktor
udara. Dalam
hal
utama
ini,
yang
atmosfer
perlu
dipertimbangkan
selalu
parsial
untuk
Meteorologi
Skala
Waktu
Skala
Detik
Mikro
sampai jam
Skala pengukuran
Horizontal
Vertikal
1mm
-1
Permukaan
km
sampai 100m
Skala
Meso
Jam
sampai hari
1 km -100
km
Kota kecil
dan
kota
besar
Permukaan
sampai 1 km
hari
sampai
tahun
Sumber: Satria, 2006
100 km
sampai
belahan bumi
Permukaan
sampai 20 km
Skala
Makro
Fenomena
yang Terjadi
Angin taufan
turbulensi
kecil,Efek
pergesekan,
Lapisan batas,
Efek topografi
Turbulensi
besar
Turbulensi
besar
Angin
laut
dan darat
Urban heat
island
Angin gunung
dan
Pengendalian
lembah
Efek global
Skala Makro
a. Dalam Skala Regional :
Hujan Asam
Dua gas yang dihasilkan dari pembakaran mesin kendaraan serta pembangkit listrik
tenaga disel dan batubara yang utama adalah sulfur dioksida (SO 2) dan nitrogen dioksida
(NO2). Gas yang dihasilkan tersebut bereaksi dengan oksigen dan uap air di udara
membentuk asam. Misalnya, sulfur dioksida dengan oksigen membentuk sulfur trioksida:
2 SO2 + 2 O2 SO3
Sulfur trioksida kemudian bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfat:
SO3 + H2O
H2SO4
Uap air yang telah mengandung asam ini menjadi bagian dari awan yang akhirnya
turun ke bumi sebagai hujan asam. Hujan asam juga mengakibatkan berkaratnya bendabenda yang terbuat dari logam misalnya jembatan dan rel kereta api, serta rusaknya
berbagai bangunan. Selain itu, hujan asam juga dapat menyebabkan menurunnya pH
tanah, sungai, dan danau, sehingga mempengaruhi kehidupan organisme tanah dan air,
serta kesehatan manusia.
93
Perubahan Iklim
Meningkatnya suhu bumi dan atmosfer bumi akibat pembakaran fosil (minyak
bumi dan batu bara) memberikan dampak terjadinya perubahan iklim. Hal ini terjadi
karena panas yang dipantulkan permukaan bumi terhalang CO2 yang berlebihan dan
memantul kembali ke bumi.
Perubahan iklim ini dapat mengakibatkan daerah yang jarang hujan akan
mendapat curah hujan tinggi, sedangkan daerah lainnya mengalami kekeringan yang
hebat. Selain itu, perubahan iklim dapat menyebabkan es di daerah kutub mencair. Jika ini
terjadi, maka permukaan air laut meningkat dan beberapa kota pantai akan tenggelam.
94
Lapisan ozon adalah lapisan gas yang menyelimuti bumi pada ketinggian 30
km di atas bumi. Lapisan ozon terdapat pada lapisan atmosfer yang disebut stratosfer.
Lapisan ozon ini berfungsi menahan 99% radiasi UV yang dipancarkan matahari.
Kerusakan lapisan ozon terutama diseababkan oleh zat CFC. CFC biasanya digunakan
sebagai refrigeran.
Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin
pengkondisian udara (AC). Zat ini berfungsi untuk menyerap panas dari benda/media
yang didinginkan dan membawanya kemudian membuang panas tersebut ke udara luar.
Skala Mikro
Keracunan Timah
Timah dapat ditemukan di udara, air dan makanan yang kita makan. Keracunan
timah dapat terjadi jika timah terakumulasi di dalam tubuh dalam periode yang
lama. Dalam konsentrasi tinggi, timah dapat menyebabkan tubuh kehilangan kontrol
terhadap tangan dan kaki, kram, koma dan kematian.
Keracunan Gas CO
95
Bila masuk ke dalam tubuh, gas ini mempunyai afinitas (daya ikat) terhadap
haemoglobin (Hb) lebih tinggi daripada oksigen. Oleh sebab itu, bila CO masuk ke
dalam peredaran darah maka Hb akan lebih banyak mengikat CO daripada mengikat
oksigen, menghasilkan HbCO. Bila 70 80 % Hb telah mengikat CO akan
menyebabkan kematian.
Kesimpulan
1. Dalam kedudukan monitoring dalam manajemen kualitas udara mencakup beberapa
skala yang berpengaruh terhadap pencemaran yaitu skala mikro, meso dan makro.
Pergerakan angin dapat terjadi pada skala mikro, meso dan makro.
2. Skala lokal/mikro, memiliki orde jangkauan sampai dengan satuan kilometer. Pada
skala ini pencemaran udara berdampak pada kesehatan manusia. Misalnya udara yang
tercemar gas karbon monoksida (CO) jika dihirup seseorang akan menimbulkan
keracunan. Jika orang tersebut terlambat ditolong maka dapat mengakibatkan
kematian.
3. Skala meso/regional, memiliki jangkauan kilometer sampai dengan ratusan kilometer,
dan dengan segala skala waktu menit sampai beberapa jam. Contohnya peristwa
kebakaran hutan di Kalimantan.
4. Skala makro(jangka panjang), memiliki jangkauan di atas ribuan kilometer, dan
dengan skala waktu lebih besar dari pada satu hari. Dampak pencemaran udaara
berskala makro,misalnya fenomena hujan asam dalam skala regional, sedangkan
dalam skala global adalah efek rumah kaca dan penipisan lapisan ozon.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PEMAKAIAN SETTLER DAN CYCLONE
PENCEMARAN DAN PENGENDALIAN UDARA
Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi
fungsinya.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang
Pengendalian Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pengendalian pencemaran udara
adalah upaya pencegahan dan/atau penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan mutu
udara. Pengendalian pencemaran udara meliputi pengendalian dari usaha dan/atau kegiatan
96
sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak, dan sumber tidak
bergerak spesifik yang dilakukan dengan upaya pengendalian sumber emisi dan/atau sumber
gangguan yang bertujuan untuk mencegah turunnya mutu udara ambien.
Contoh sumber pencemar udara tidak bergerak diantaranya adalah cerobong industry
kimia, flare, eksplorasi minyak dan gas bumi, tambang batubara, dan cerobong PLTU
batubara. Sedangkan sumber pencemar udara bergerak diantaranya berasal dari asap
kendaraan bermotor.
System pengendalian ini harus diawali dengan memahami watak emisi senyawa
pencemar dan lingkungan penerima. Teknologi pengendalian yang sempurna akan
membutuhkan biaya yang besar sekali sehubungan dengan dimensi alat, kebutuhan energy,
keselamatan kerja dan mekanisme reaksi. Sistem pengendalian pencenmaran ini akan selalu
memasang cerobong sebagai upaya untuk mengurangi konsentrasi senyawa pencemar pada
saat pembebasan ke udara. Rancangan cerobong ini harus memiliki persyaratan tingkat
konsentrasi di permukaan dan watak lingkungan udara yang meliputi kemantapan dan derajat
inversi.
TEKNIK PENGENDALIAN EMISI
Emisi yang dikendalikan meliputi
Particulate Matter ( PM )
Particulate Matter dapat mudah terhirup dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan,
PM juga berdampak pada lingkungan yang mengakibatkan penurunan jarak pandang.
Emisi PM pada unit pengolahan limbah bervariasi dengan sifat fisik dan kimia aliran
limbah, volume, ukuran dan lokasinya, iklim serta metode transportasi.Pengendalian
emisi PM termasuk juga pada saat pembuangan dan penimbunan di tanah.
Pengendalian PM dilakukan dengan cara :
Emisi VOC
Pengendalian VOC dilakukan dengan cara :
Member penutup pada tempat limbah yang menimbulkan VOC seperti plastic,
membrane sehingga gas dapat dikumpulkan dan diambil.
2.1
Gambar 1
99
Settling Chamber
Mekanisme: gaya gravitasi dan gaya inersia, jenis: settling chamber sederhana dan
settling chamber Howard ( ada penambahan pelat-pelat ). Efisiensi teoritis dan setelah
diperhitungkan dengan hukum Stokes:
g : percepatangravitasi
dp: diameterpartikel
rp : densitaspartikel
r : densitasgas
m : viscositasgas
K : faktorcunningham
Kelebihan dan Kekurangan Gravity Settler
Kelebihan dari gravity settler adalah:
1. Desain alat sederhana, mudah untuk dibuat konstruksinya
2. Pemeliharaan yang mudah dan biaya pemeliharaan sangatrendah
Kekurangan dari gravity settler adalah:
1. Ukurannya besar, memerlukan lahan yang luas
2. Harus dibersihkan secara manual dalam interval waktu tertentu
3. Hanya dapat menyisihkan partikel berukuran besar (10-50mm)
4.
CYCLONE
Cyclone adalah suatu jenis alat pengumpul debu mekanik yang digunakan untuk
menciptakan aliran berputar (vortex) untuk mengalirkan partikel ke area dimana partikel tadi
akan mengalami kehilangan energi dan terpisah dari aliran gas (Mycock,1995).
100
Input berupa gas dan partikulat dipercepat dengan gerakan spiral, dimana partikel
ukuran besar terlempar keluar gas dan bertubrukan dengan dinding cyclone oleh gaya
sentrifugal dan turun ke kerucut cyclone untuk ditangkap oleh hopper. Sedangkan gas yang
bersih mengalir keluar melalui stack (Cornwell, 1998).
Cyclone memiliki efisiensi yang rendah untuk partikel berukuran kecil dan efisiensi
tinggi untuk ukuran partikel berukuran besar 5-15m. Alat ini dapat diopeasikan dalam
kondisi basah (melalui injeksi air di inlet) atau kering.Semakintinggi velocity gas, maka
removal efisiensinyajuga semakin besar (Bethea,1978).
Kelebihan dan Kekurangan Cyclone:
Kelebihan (Cooper &Aley, 1986):
1. Modal awal rendah.
2. Mampu beroperasi pada temperatur tinggi.
3. Biaya pemeliharaan rendah.
Kekurangan ( Cooper &Aley,1986):
1. Efisiensi rendah untukpartikel berukuran kecil.
2. Biaya operasi yang tinggi sebab terjadi kehilangan tekanan.
Gambar 2
Skema Cyclone
Tipe - Tipe Cyclone
Berdasarkan efisiensi, selain cyclone conventional, cyclone dibagi atas ( Cooper &
Alley,1994 ):
1. High-efficiency Cyclone
Kecepatan gas inlet lebih tinggi dengan demikian memberi gaya sentrifugal yang lebih
tinggi.
101
2. High-throughput Cyclone
Biasanya mempunyaidiameter yang lebih besar dan menangani kecepatan yang lebih
tinggi.
Tabel 5.1
Standar Dimensi Cyclone
TipeCyclone
High
Conventional
Efficiency
High
Throughout
Diameterbodi,D/D
1,0
1,0
1,0
Tnggiinlet,H/D
0,5
0,5
0,75
Lebarinlet,W/D
0,2
0,25
0,375
Diametergaskeluar
0,5
0,5
0,75
Panjangvortex,S/D
0,5
0,625
0,875
Panjangbodi,Lb/D
1,5
2,0
1,5
Panjangkerucut,Lc/D
2,5
2,0
2,5
Diameteroutletdebu
0,375
0,25
0,375
De/D
Dd/D
Sumber: Cooper & Alley, 1986.
KESIMPULAN
Adapun kelebihan dan kekurangan dari :
1. Settling Chamber
Kelebihan
a. Desain alat sederhana, mudah untuk dibuat konstruksinya
b. Pemeliharaan yang mudah dan biaya pemeliharaan sangat rendah
Kekurangan
a. Ukurannya besar, memerlukan lahan yang luas
102
2. Cyclone
Kelebihan
a. Modal awal rendah.
b. Mampu beroperasi pada temperatur tinggi.
c. Biaya pemeliharaan rendah.
Kekurangan
a. Efisiensi rendah untukpartikel berukuran kecil.
b. Biaya operasi yang tinggi sebab terjadi kehilangan tekanan.
Prinsip kerja dari siklon adalah terdapatnya kumpulan partikel dan gas yang masuk
dalam arah tangensial kedalam siklon pada bagian puncaknya.
103
Kumpulan gas dan partikel ditekan kebawah secara spiral karena bentuk dari siklon.
Gaya sentrifugal dan gaya inersia menyebabkan partikel terlempar kearah luar,
membentur dinding dan kemudian bergerak turun ke dasar siklon.
Dekat dengan bagian dasar siklon, gas bergerak membalik dan bergerak keatas dalam
bentuk spiral yang lebih kecil.
Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih kecil keluar melalui bagian atas dari
cyclone melalui pusat yang bertekanan rendah
Gas yang bersih keluar dari bagian puncak siklon sedangkan partikel keluar dari dasar
siklon.
Dua bentuk utama dari cyclone adalah axial dan tangensial cyclone.
Namun, pada axial flow cyclones materi masuk melalui bagian atas cyclone dan
dipaksa untuk bergerak membentuk sudut pada bagian atas.
104
Pada tangential cyclones, materi masuk dari celah pada sisi yang berada pada posisi
menyudut dengan badan cyclone.
Axial flow cyclones lebih banyak digunakan.
Parameter terpenting dari sebuah cyclone dalam pemisahan berbagai jenis materi adalah
efisiensi pengumpulannya dan penurunan tekanan melalui unitnya.
Efisiensi pengumpulan cyclone dapat ditentukan melalui kemampuannya untuk
menangkap dan menahan partikel debu dimana penurunan tekanan adalah kekuatan yang
diperlukan unit tersebut agar fungsi ini dapat berjalan.
Faktor-faktor yang dapat mengurangi performa dari suatu cyclone antara lain:
1. Kerusakan mekanik dari cyclone
2. Penyumbatan unit disebabkan endapan debu
3. Penggunaan yang berlebihan, biasanya disebabkan oleh abrasi.
Parameter
Ada 3 parameter terpenting dari
dari sebuah cyclone dala
dalam pemisahan berbagai jenis materi
yakni:
Cut diameter (d )
pc
Pressure drop (
(P)
Overall collection efficiency
a. Cut Diameter
dpc = [9Bc / 2N i(p-)]0.5
Dimana:
= viscositas (lb/ft.s.Pa.s)
N = effective number of turns (5-10 untukcyclone padaumumnya)
= inlet gas velocity, ft/s (m/s)
I
3
3
= particle density, lb/ft (kg/m )
p
105
3
3
= gas density, lb/ft (kg/m )
B = inlet width, ft (m)
c
b. Pressure Drop
P = 0.0027q2 / [kcDc2BcHc(Lc/Dc)1/3(Zc/Dc)1/3]
Dimana:
q = volumetric flow rate
k = a dimensionless factor descriptiveof cyclone inlet vanes
c
= impaction parameter
n = vortex exponent
GRAVITY SETTLER
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 mengenai
Pengendalian Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah
masuknya atau dimaksuknya zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam udara ambient
oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara ambient turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan udara ambient tidak memenuhi fungsinya. Sedangkan Pengendalian
pencemaran udara meliputi pengendalian dan usaha dan/atau kegiatan sumber bergerak,
sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak, dan sumber tidak bergerak spesifik
106
yang dilakukan dengan upaya pengendalian emisi dan/atau sumber gangguan yang
bertujuan untuk mencegah turunnya mutu udara ambien.
Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mengendalikan pencemaran udara,
salah satunya adalah settling chamber atau gravity settler.
1. Settling Chamber
Settling Chamber adalah alat pengendali debu pertama yang sering dipakai untuk
menurunkan emisi debu tetapi pada saat ini sudah jarang sekali digunakan. Karena
efisiensi pengumpulnya yang rendah, settling chamber tidak dapat digunakan untuk
memenuhi standar emisi yang ada (peraturan pemerintah yang ada). Tetapi settling
chamber masih dapat digunakan sebagai penangkap debu awal (pre-collection) untuk
alat pengendali partikulat yang lain seperti electrostatic precipitator atau fabric filter
untuk menghilangkan (menangkap) partikel dengan ukuran besar. Gambar 1
menunjukkan typical settling chamber. Bentuk settling chamber dapat beruupa sebuah
kotak yang panjang dan horisontal yang dilengkapi dengan inlet, kamar pengendapan
(chamber), outlet serta hopper.
Mekanisme Kerja
Mekanisme utamanya ada dua yaitu gaya grafitasi dan gaya inersia. Berbeda dengan gaya
grafitasi, gaya inersia ini disebabkan karena perubahan arah aliran yang menyebabkan
partikel terlempar.
Kecepatan aliran gas yang mengandung partikel akan berkurang di dalam chamber.
Semua partikulat di dalam aliran gas akan dipengaruhi oleh gaya grafitasi bumi . Dengan
kecepatan aliran gas yang berkurang (rendah) di dalam chamber, partikel dengan ukuran
diameter besar (>40 m) akan turun ke bawah dan jatuh ke dalam hopper.
Jenis Settling Chamber
Ada dua jenis settling chamber yang umum dipakai:
A. Settling Chamber sederhana, yang terdiri dari kotak panjang yang dilengkapi dengan
inlet dan outlet. Gas yang mengandung debu masuk melalui inlet, partikel dengan
ukuran yang besar akan mulai mengendap secara alami karena adanya gaya grafitasi.
B. Jenis lain adalah Howard Settling Chamber. Terdiri dari beberapa plate tipis yang
dipasang secara horisontal untuk mengurangi volume yang berlebihan untuk
pengendapan partikel.
107
Parameter Desain
Parameter desain dalam pembuatan settling chamber diantaranya adalah:
Parameter
Keterangan
1. Panjang
2. Lebar
3. Tinggi
4. Volume
5. Through put velocity rule of thumb dibawah kecepatan 10 ft/s (0,3048 m/s)
KESIMPULAN
Cyclone separator adalah alat yang menggunakan prinsip gaya sentrifugal dan
tekanan rendah karena adanya perputaran untuk memisahkan materi berdasarkan
perbedaan massa jenis, ukuran, dan bentuk.
Parameter
Ada 3 parameter terpenting dari
dari sebuah cyclone dala
dalam pemisahan berbagai jenis
materi yakni:
108
Cut diameter (d )
pc
Pressure drop (
( P)
Overall collection efficiency
Settling Chamber adalah alat pengendali debu pertama yang sering dipakai untuk
menurunkan emisi debu tetapi pada saat ini sudah jarang sekali digunakan. Karena
efisiensi pengumpulnya yang rendah, settling chamber tidak dapat digunakan untuk
memenuhi standar emisi yang ada (peraturan pemerintah yang ada)
Parameter
1. Panjang
2. Lebar
3. Tinggi
Keterangan
Biasanya di desain dalam industri untuk
menyisihkan semua partikel yang lebih besar dari
diameter spesifik dp*
(Melibatkan parameter 1,2 dan 3) didesain agar
4. Volume
Udara
didefinisikan
sebagai
masuknya
satu
atau
lebih
kontaminan/polutan seperti debu, asap, bau, gas dan uap ke atmosfer dalam jumlah tertentu
dan karakteristik tertentu serta dalam waktu tertentu pula yang dapat membahayakan
kehidupan manusia, hewan, tumbuhan dan mengganggu kenyamanan dalam kehidupan.
Selain polutan-polutan tersebut, aktivitas manusia juga berperan dalam polusi udara (Peavy,
1985).
Tyler (1982) mendefinisikan pencemaran udara sebagai kondisi dimana sebagian
udara yang mengandung satu atau lebih bahan kimia konsentrasi yang cukup tinggi untuk
membahayakan manusia, hewan, vegetasi atau material (Budiharjo dkk, 2008).
109
Nilai Penting Settler dan Cyclone sebagai Pre-Treatment dan Unit Utama
Pada prinsipnya atmosfer memiliki kemampuan alami yang dikenal sebagai self
cleansing untuk mengatasi pencemaran udara yang terjadi. Meskipun begitu, seiring
semakin banyak sumber polutan dan polutan yang dihasilkan maka kemampuan atmosfer pun
menurun sehingga kita mengenal adanya alat pengendalian pencemaran udara. Sistem
pengendalian pencemaran udara dibagi menjadi dua yakni:
1. pengendalian partikulat/debu
2. pengendalian fase gas
Setiap alat pengendali pencemaran udara memiliki kelebihan dan kekurangan. Maka
dalam pemilihan alat harus didasarkan antaralain pada ukuran partikel, efisiensi penyisihan
yang ingin dicapai, besarnya aliran gas, hingga karakteristik partikel. Settler dan Cyclone
merupakan salah satu alat pengendali kering pencemaran udara
2.2.1 Settler
Settler yang dimaksud disini adalah Gravity Settling Chamber yang dipakai sebagai
pre-treatment untuk menghilangkan partikel ukuran besar. Mekanisme yang digunakan adalah
gaya gravitasi dan gaya inersia. Settling chamber terbagi menjadi dua jenis yakni settling
chamber sederhana dan settling chamber Howard.
110
Prinsip kerja Gravity Settling Chamber adalah gas yang mengandung partikulat
dialirkan melalui satu ruang (chamber) dengan kecepatan rendah sehingga memberikan
waktu yang cukup bagi partikulat untuk mengendap secara gravitasi ke bagian pengumpul
debu (dust collecting hoppers).
:percepatan gravitasi
dp
:diameter partikel
rp
:densitas partikel
:densitas gas
:viscositas gas
:faktor Cunningham
L,B,H didesain untuk semua partikel yang lebih besar daripada dp.
KEKURANGAN
1. Ukurannya besar, memerlukan
lahan yang luas
2. Harus dibersihkan secara manual
111
Cyclone
Menurut Mycock (1995) Cyclone adalah suatu jenis alat pengumpul debu mekanik
yang digunakan untuk menciptakan aliran berputar (vortex) untuk mengalirkan partikel ke
area dimana partikel tadi akan mengalami kehilangan energy dan terpisah dari aliran gas
(Budiharjo dkk, 2008).
Input berupa gas dan partikulat dipercepat dengan gerakan spiral, dimana partikel
ukuran besar terlempar ke luar gas dan bertubrukan dengan dinding cyclone oleh gaya
sentrifugal dan turun ke kerucut cyclone untuk ditangkao oleh hopper. Sedangkan gas yang
bersih mengalir keluar melalui stack (Cornwell, 1998).
Menurut Bethea (1978) Cyclone memiliki efisiensi yang rendah untuk partikel
berukuran kecil dan efisiensi tinggi untuk ukuran partikel berukuran besar 5-15m. Alat ini
dapat dioperasikan dalam kondisi basa (melalui injeksi air di inlet) atau kering. Semakin
tinggi velocity gas, maka removal efisiensinya juga semakin besar (Budiharjo dkk, 2008).
Menurut Cooper & Aley (1986), kekurangan dan kelebihan Cyclone antara lain:
KELEBIHAN
1. Modal awal rendah
2.
Mampu
beroperasi
KEKURANGAN
1. Efisiensi rendah untuk partikel
pada berukuran kecil
temperature tinggi
112
1,0
0,5
0,2
0,5
0,5
1,5
2,5
0,375
Conventio
nal
1,0
0,5
0,25
0,5
0,625
2,0
2,0
0,25
High
Throughout
1,0
0,75
0,375
0,75
0,875
1,5
2,5
0,375
Nilai Penting Settler dan Cyclone sebagai Pre-treatment dan Unit Utama
Settler atau Settling Chamber dianggap sebagai pre-treatment atau pre-cleaner karena
memiliki efisiensi yang cukup rendah untuk partikel ukuran kecil (<20 mikron) sehingga alat
ini sering digunakan sebelum alat pengendali utama seperti cyclone, fabric filter, EP dan
scrubber.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
3.1.1
113
3.1.2 Pada prinsipnya, kerja settling chamber hanya mengandalhkan gaya gravitasi,
dan cyclone mengandalkan gaya sentrifugal yang dihasilkan dari inlet tangensial
dan gravitasi setelah partikel tertumbuk di dinding alat.
Polutan Kriteria dan Non Kriteria yang di Monitor di Manajemen Kualitas Udara
Ambien
Pencemaran Udara
Udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya
pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan.
Udara yang dulunya segar kini kering dan kotor. Hal ini bila tidak segera ditanggulangi,
perubahan tersebut dapat membahayakan kesehatan manusia, kehidupan hewan serta
tumbuhan
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam
udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya.
Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara
dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia. Bila keadaan
seperti itu terjadi maka udara dikatakan telah tercemar
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 41 tahun 1999 mengenai Pengendalian
Pencemaran udara, yang dimaksud dengan pencemaran udara adalah masuknya atau
dimaksuknya zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam udara ambient oleh kegiatan
manusia sehingga mutu udara ambient turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
udara ambient tidak memenuhi fungsinya.
Klasifikasi Pencemar Udara :
114
Zat pencemar indikatif: merupakan zat pencemar yang telah dijadikan indikator pencemar
udara secara umum, yang biasanya tercantum di dalam peraturan kualitas pencemaran udara
yang berlaku. Yang termasuk kelompok zat pencemar indikatif untuk daerah perkotaan dan
pemukiman secara umum adalah suspended particulate matter (debu), karbon monoksida,
total hidrokarbon (THC), oksida-oksida nitrogen (NOx), sulfur dioksida (SO2) dan oksidan
fotokimia (ozon).
Kelompok pencemar spesifik: merupakan zat pencemar udara yang bersifat spesifik yang
diemisikan dari sumberntya, contohnya gas chlor, ammonia, hidrogen sulfida, merkaptan,
formaldehida, dan lain-lain.
115
Jumlah stasiun pengamat, termasuk lokasi, durasi periode sampling serta metode
sampling yang digunakan
Untuk mengetahui tingkat pencemaran udara yang ada di suatu daerah dengan
mengacu pada ketentuan dan peraturan mengenai kualitas udara yang berlaku dan
baku.
Untuk menyediakan pengumpulan data ( data base) yang diperlukan dalam evaluasi
pengaruh pencem aran dan pertimbangan pe rencanaan, seperti pengembangan kota
dan tata guna lahan,
pengendalian penc emaran yang telah dilakukan, validasi pengembangan model difusi
dan dispersi pencemaran udara.
-
pengumpulan dan peralatan tertentu. Teknik pengumpulan gas yang umum digunakan untuk
menangkap gas di udara ambien adalah teknik absorpsi, adsorpsi, pendinginan dan
pengumpulan pada kantong udara (bag sampler atau tube sampler).
-
harus spesifik artinya hanya dapat bereaksi dengan gas pencemar tertentu yang akan
dianalisis. Untuk beberapa jenis gas pencemar yang dianalisis dengan metode
colorimetri, selalu menggunakan teknik absorpsi untuk mengumpulkan contoh gas,
misalnya pengukuran gas SO2 dengan metode pararosaniline.
-
Teknik adsorpsi yaitu berdasarkan kemampuan gas teradsorpsi pada permukaan padat
adsorbent (karbon aktif atau aluminium oksida), terutama untuk gas-gas hidrokarbon
yang mampu terserap dalam permukaan karbon aktif.
Teknik pendinginan yaitu teknik sampling dengan cara membekukan gas pada titik
bekunya, sedangkan pengumpulan contoh dengan kantong udara sering digunakan
untuk gas pencemar yang tidak
pengumpulan contoh udara diperlukan peralatan peng ambilan contoh udara yang
pada umumnya terdiri dari collector, flowmeter dan pompa vacuum. Collector
berfungsi untuk mengumpulkan gas yang tertangkap, dapat berupa impinger, fritted
bubbler atau tube adsorber. Untu k mengetahui volume udara ambien yang terkumpul
digunakan flowmeter baik berupa dry gas meter, wet gas meter atau rotameter. Pompa
vacuum dihindari digunakan untuk menghisap udara ke dalam collector. Kesalahan
yang harus dihi ndari adalah keboc oran dari sistem pengambilan contoh.
-
Metoda Analisa Berbagai jenis metode pengukuran analitik dapat digunakan untuk
analisis zat pencemar udara, dari mulai metode analitik yang sederhana dengan waktu
pengukuran yang lama seperti titrasi atau gravimetri sampai metode analitik yang
paling mutakhir, yaitu menggunakan prinsip-prinsip fisiko-kimia yang mampu
mengukur zat pencemar secara otomatis dengan waktu pengukuran berskala detik,
serta tidak memerlukan larutan pereaksi.
tidak mudah terbakar diudara, sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen yang tidak
reaktif.
Pembakaran bahan-bahan yang mengandung Sulfur akan menghasilkan kedua bentuk
sulfur oksida, tetapi jumlah relatifmasing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang
tersedia. Di udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah besar JumlahSO3 yang terbentuk
bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx.
Mekanisme pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai berikut :
S
2 SO2
SO2
2 SO3
SO3di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air sangat
rendah. Jika konsentrasi uap air sangatrendah. Jika uap air terdapat dalam jumlah cukup, SO3
dan uap air akan segera bergabung membentuk droplet asam sulfat (H2SO4) dengan reaksi
sebagai berikut :
SO SO2 + H2O2 ------------ > H2SO4
Komponen yang normal terdapat di udara bukan SO3 melainkan H2SO4 Tetapi jumlah
H2SO4 di atmosfir lebih banyak dari padayang dihasilkan dari emisi SO3 hal ini
menunjukkan bahwa produksi H2SO4 juga berasal dari mekanisme lainnya.
Setelah berada diatmosfir sebagai SO2 akan diubah menjadi SO3 (Kemudian menjadi
H2SO4) oleh proses-proses fotolitik dankatalitik Jumlah SO2 yang teroksidasi menjadi
SO3dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk jumlah air yang tersedia,intensitas, waktu dan
distribusi spektrum sinar matahari. Jumlah bahan katalik, bahan sorptif dan alkalin yang
tersedia. Padamalam hari atau kondisi lembab atau selama hujan SO2 di udara diaborpsi oleh
droplet air alkalin dan bereaksi pada kecepatan tertentu untuk membentuk sulfat di dalam
droplet.
b. Sumber dan distribusi
Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfir merupakan hasil kegiatan
manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga hasil kegiatan manusia dan
kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga bagia lagi berasal dari sumber-sumberalam
seperti vulkano dan terdapat dalam bentuk H2S dan oksida. Masalah yang ditimbulkan oleh
bahan pencemar yang dibuatoleh manusia adalah ditimbulkan oleh bahan pencemar yang
dibuat oleh manusia adalah dalam hal distribusinya yang tidakmerata sehingga terkonsentrasi
pada daerah tertentu. Sedangkan pencemaran yang berasal dari sumber alam biasanya
lebihtersebar merata. Tetapi pembakaran bahan bakar pada sumbernya merupakan sumber
118
pencemaran Sox, misalnya pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu dan sebagainya
Sumber SOx yang kedua adalah dari proses-proses industri seperti pemurnian petroleum,
industri asam sulfat, industri peleburan baja dan sebagainya.
c. Dampak terhadap kesehatan
Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan, kerusakan pada
tanaman terjadi pada kadasr sebesar 0,5 ppm.
Pengaruh utama polutan Sox terhadap manusia adalah iritasi sistim pernafasan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar
5 ppm atau lebih bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2
ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua
dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.
2. Carbon Dioksida
a. Sifat fisika dan kimia
Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senjawa karbon monoksida (CO)
sebagai hasil pembakaran yang tidaksempurna dan karbon dioksida (CO2) sebagai hasil
pembakaran sempurna. Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak
berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak seperti
senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk
ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin.
b. Sumber dan distributri
Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, tetapi sumber
utamanya adalah dari kegiatan manusia,Korban monoksida yang berasal dari alam termasuk
dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan badai listrik alam.
Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang menggunakan bahan bakar
bensin. Berdasarkan estimasi,Jumlah CO dari sumber buatan diperkirakan mendekati 60 juta
Ton per tahun. Separuh dari jumlah ini berasal dari kendaraanbermotor yang menggunakan
bakan bakar bensin dan sepertiganya berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran
batubara dan minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik. Didalam laporan WHO
(1992) dinyatakan paling tidak 90% dari CO diudara perkotaan berasal dari emisi kendaraan
bermotor. Selain itu asap rokok juga mengandung CO, sehingga para perokok dapat memajan
dirinya sendiri dari asap rokok yang sedang dihisapnya.
Kadar CO diperkotaan cukup bervariasi tergantung dari kepadatan kendaraan
bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin dan umumnya ditemukan kadar maksimum
119
CO yang bersamaan dengan jam-jam sibuk pada pagi dan malam hari. Selain cuaca, variasi
dari kadar CO juga dipengaruhi oleh topografi jalan dan bangunan disekitarnya. Pemajanan
CO dari udara ambien dapat direfleksikan dalam bentuk kadar karboksi-haemoglobin
(HbCO) dalam darah yang terbentuk dengan sangat pelahan karena butuh waktu 4-12 jam
untuk tercapainya keseimbangan antara kadar CO diudara dan HbCO dalam darah Oleh
karena itu kadar CO didalam lingkungan, cenderung dinyatakan sebagai kadar rata-rata dalam
8 jam pemajanan Data CO yang dinyatakan dalam rata-rata setiap 8 jam pengukuran sepajang
hari (moving 8 hour average concentration) adalah lebih baik dibandingkan dari data CO
yang dinyatakan dalam rata-rata dari 3 kali pengukuran pada periode waktu 8 jam yang
berbeda dalam sehari.
c. Dampak bagi kesehatan
Karakteristik biologik yang paling penting dari CO adalah kemampuannya untuk
berikatan dengan haemoglobin, pigmen sel darah merah yang mengakut oksigen keseluruh
tubuh. Sifat ini menghasilkan pembentukan karboksihaemoglobin (HbCO) yang 200 kali
lebih stabil dibandingkan oksihaemoglobin (HbO2). Penguraian HbCO yang relatif lambat
menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel pigmen tersebut dalam fungsinya membawa
oksigen keseluruh tubuh. Kondisi seperti ini bisa berakibat serius, bahkan fatal, karena dapat
menyebabkan keracunan. Selain itu, metabolisme otot dan fungsi enzim intra-seluler juga
dapat terganggu dengan adanya ikatan CO yang stabil tersebut. Dampat keracunan CO sangat
berbahaya bagi orang yang telah menderita gangguan pada otot jantung atau sirkulasi darah
periferal yang parah.
3. Nitrogen Dioksida
a. Sifat fisika dan kimia
Oksida Nitrogen (NOx) adalah kelompok gas nitrogen yang terdapat di atmosfir yang
terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2). Walaupun ada bentuk
oksida nitrogen lainnya, tetapi kedua gas tersebut yang paling banyak diketahui sebagai
bahan pencemar udara. Nitrogen monoksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak
berbau sebaliknya nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau tajam.
Nitrogen monoksida terdapat diudara dalam jumlah lebih besar daripada NO2.
Pembentukan NO dan NO2 merupakan reaksi antara nitrogen dan oksigen diudara sehingga
membentuk NO, yang bereaksi lebih lanjut dengan lebih banyak oksigen membentuk NO2.
120
Udara terdiri dari 80% Volume nitrogen dan 20% Volume oksigen. Pada suhu kamar,
hanya sedikit kecendrungan nitrogen dan oksigen untuk bereaksi satu sama lainnya. Pada
suhu yang lebih tinggi (diatas 1210C) keduanya dapat bereaksi membentuk NO dalam
jumlah banyak sehingga mengakibatkan pencemaran udara. Dalam proses pembakaran, suhu
yang digunakan biasanya mencapai 1210 1.765 C, oleh karena itu reaksi ini merupakan
sumber NO yang penting. Jadi reaksi pembentukan NO merupakan hasil samping dari proses
pembakaran.
b. Sumber dan distribusi
Dari seluruh jumlah oksigen nitrogen ( NOx ) yang dibebaskan ke udara, jumlah yang
terbanyak adalah dalam bentuk NO yang diproduksi oleh aktivitas bakteri. Akan tetapi
pencemaran NO dari sumber alami ini tidak merupakan masalah karena tersebar secara
merata sehingga jumlah nya menjadi kecil.
Kadar NOx diudara perkotaan biasanya 10100 kali lebih tinggi dari pada di udara
pedesaan. Kadar NOx diudara daerahperkotaan dapat mencapai 0,5 ppm (500 ppb). Seperti
halnya CO, emisi NOx dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena sumber utama NOx
yang diproduksi manusia adalah dari pembakaran dan kebanyakan pembakaran disebabkan
oleh kendaraan bermotor, produksi energi dan pembuangan sampah. Sebagian besar emisi
NOx buatan manusia berasal dari pembakaran arang, minyak, gas, dan bensin.
c. Dampak terhadap kesehatan
Oksida nitrogen seperti NO dan NO2 berbahaya bagi manusia. Penelitian
menunjukkan bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO. Selama ini belum pernah
dilaporkan terjadinya keracunan NO yang mengakibatkan kematian. Diudara ambien yang
normal, NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang bersifat racun. Penelitian terhadap
hewan percobaan yang dipajankan NO dengan dosis yang sangat tinggi, memperlihatkan
gejala kelumpuhan sistim syarat dan kekejangan.
NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100
ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut
disebabkan oleh gejala pembengkakan paru ( edema pulmonari ). Kadar NO2 sebesar 800
ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29
menit atau kurang. Pemajanan NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia
mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.
4. Oksidan
121
5. Hdrokarbon
a. Sifat dan karakteristik
Struktur Hidrokarban (HC) terdiri dari elemen hidrogen dan korbon dan sifat fisik
HC dipengaruhi oleh jumlah atom karbon yang menyusun molekul HC. HC adalah bahan
pencemar udara yang dapat berbentuk gas, cairan maupun padatan. Semakin tinggi jumlah
atom karbon, unsur ini akan cenderung berbentuk padatan. Hidrokarbon dengan kandungan
unsur C antara 1-4 atom karbon akan berbentuk gas pada suhu kamar, sedangkan kandungan
karbon diatas 5 akan berbentuk cairan dan padatan.
b. Sumber dan distribusi
Sebagai bahan pencemar udara, Hidrokarbon dapat berasal dari proses industri yang
diemisikan ke udara dan kemudian merupakan sumber fotokimia dari ozon. HC merupakan
polutan primer karena dilepas ke udara ambien secara langsung, sedangkan oksidan fotokima
merupakan polutan sekunder yang dihasilkan di atmosfir dari hasil reaksi-reaksi yang
melibatkan polutan primer. Kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan cemaran dalam
bentuk HC adalah industri plastik, resin, pigmen, zat warna, pestisida dan pemrosesan karet.
Diperkirakan emisi industri sebesar 10 % berupa HC. Sumber HC dapat pula berasal dari
sarana transportasi. Kondisi mesin yang kurang baik akan menghasilkan HC. Pada umumnya
pada pagi hari kadar HC di udara tinggi, namun pada siang hari menurun. Sore hari kadar HC
akan meningkat dan kemudian menurun lagi pada malam hari.
c. Dampak kesehatan
Hidrokarbon diudara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk
ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di
daerah industri dan padat lalulintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan
luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.
6. Khlorin
a. Sifat fisika dan kimia
Senyawa khlorine yang mengandung khlor yang dapat mereduksi atau mengkonversi
zat inert atau zat kurang aktif dalam air, yang termasuk senyawa khlorin adalah asam
hipokhlorit (HOCL) dan garam hipokhlorit (OCL).
123
Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat
jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang toksik.
Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada perang dunia ke-1.
b. Sumber dan distribusi
Khlorin merupakan bahan kimia penting dalam industri yang digunakan untuk
khlorinasi pada proses produksi yang menghasilkan produk organik sintetik, seperti plastik
(khususnya polivinil khlorida), insektisida (DDT, Lindan, dan aldrin) dan herbisida (2,4
dikhloropenoksi asetat) selain itu [juga digunakan sebagai pemutih (bleaching agent) dalam
pemrosesan sellulosa, industri kertas, pabrik pencucian (tekstill) dan desinfektan untuk air
minum dan kolam renang.
Terbentuknya gas khlorin di udara ambien merupakan efek samping dari proses
pemutihan (bleaching) dan produksi zat/ senyawa organik yang mengandung khlor.
c. Dampak terhadap kesehatan
Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran
pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion
hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif dan
menyebabkan iritasi dan peradangan. diudara ambien, gas khlorin dapat mengalami proses
oksidasi dan membebaskan oksigen.
7. Partikel Debu
a. Sifat fisika dan kimia
Partikulat debu melayang (Suspended Particulate Matter/SPM) merupakan campuran
yang sangat rumit dari berbagai senyawa organik dan anorganik yang terbesar di udara
dengan diameter yang sangat kecil, mulai dari < 1 mikron sampai dengan maksimal 500
mikron. Partikulat debu tersebut akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam
keadaan melayang-layang di udara dan masuk kedalam tubuh manusia melalui saluran
pernafasan. Selain dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan, partikel debu juga dapat
mengganggu daya tembus pandang mata dan juga mengadakan berbagai reaksi kimia di
udara.
Karena Komposisi partikulat debu udara yang rumit, dan pentingnya ukuran partikulat
dalam menentukan pajanan, banyak istilah yang digunakan untuk menyatakan partikulat debu
di udara. Beberapa istilah digunakan dengan mengacu pada metode pengambilan sampel
udara seperti: Suspended Particulate Matter (SPM), Total Suspended Particulate (TSP),
124
balack smake. Istilah lainnya lagi lebih mengacu pada tempat di saluran pernafasan dimana
partikulat debu dapat mengedap, seperti inhalable/thoracic particulate yang terutama
mengedap disaluran pernafasan bagian bawah, yaitu dibawah pangkal tenggorokan (larynx ).
Istilah lainnya yang juga digunakan adalah PM-10 (partikulat debu dengan ukuran diameter
aerodinamik <10 mikron), yang mengacu pada unsur fisiologi maupun metode pengambilan
sampel.
b. Sumber dan distribusi
Secara alamiah partikulat debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa
oleh angin atau berasal dari muntahan letusan gunung berapi. Pembakaran yang tidak
sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa karbon akan murni atau bercampur
dengan gas-gas organik seperti halnya penggunaan mesin disel yang tidak terpelihara dengan
baik.
Partikulat debu melayang (SPM) juga dihasilkan dari pembakaran batu bara yang
tidak sempurna sehingga terbentuk aerosol kompleks dari butir-butiran tar. Dibandingkan
dengan pembakaraan batu bara, pembakaran minyak dan gas pada umunya menghasilkan
SPM lebih sedikit. Kepadatan kendaraan bermotor dapat menambah asap hitam pada total
emisi partikulat debu. Demikian juga pembakaran sampah domestik dan sampah komersial
bisa merupakan sumber SPM yang cukup penting.
c. Dampak terhadap kesehatan
Inhalasi merupakan satu-satunya rute pajanan yang menjadi perhatian dalam
hubungannya dengan dampak terhadap kesehatan. Walau demikian ada juga beberapa
senjawa lain yang melekat bergabung pada partikulat, seperti timah hitam (Pb) dan senyawa
beracun lainnya, yang dapat memajan tubuh melalui rute lain.
Pengaruh partikulat debu bentuk padat maupun cair yang berada di udara sangat
tergantung kepada ukurannya. Ukuran partikulat debu bentuk padat maupun cair yang berada
diudara sangat tergantung kepada ukurannya. Ukuran partikulat debu yang membahayakan
kesehatan umumnya berkisar antara 0,1 mikron sampai dengan 10 mikron. Pada umunya
ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung
masuk kedalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa
ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat lebih
besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi. Keadaan
ini akan lebih bertambah parah apabila terjadi reaksi sinergistik dengan gas SO2 yang
terdapat di udara juga.
8. Timah Hitam
a. Sifat fisika dan kimia
125
Timah hitam ( Pb ) merupakan logam lunak yang berwarna kebiru-biruan atau abuabu keperakan dengan titik leleh pada 327,5C dan titik didih 1.740C pada tekanan atmosfer.
Senyawa Pb-organik seperti Pb-tetraetil dan Pb-tetrametil merupakan senyawa yang penting
karena banyak digunakan sebagai zat aditif pada bahan bakar bensin dalam upaya
meningkatkan angka oktan secara ekonomi. PB-tetraetil dan Pb tetrametil berbentuk larutan
dengan titik didih masing-masing 110C dan 200C.
Karena daya penguapan kedua senyawa tersebut lebih rendah dibandingkan dengan
daya penguapan unsur-unsur lain dalam bensin, maka penguapan bensin akan cenderung
memekatkan kadar P-tetraetil dan Pb-tetrametil. Kedua senyawa ini akan terdekomposisi
pada titik didihnya dengan adanya sinar matahari dan senyawa kimia lain diudara seperti
senyawa holegen asam atau oksidator.
b. Sumber dan distribusi
Pembakaran Pb-alkil sebagai zat aditif pada bahan bakar kendaraan bermotor
merupakan bagian terbesar dari seluruh emisi Pb ke atmosfer berdasarkan estimasi skitar 80
90% Pb di udara ambien berasal dari pembakaran bensin tidak sama antara satu tempat
dengan tempat lain karena tergantung pada kepadatan kendaraan bermotor dan efisiensi
upaya untuk mereduksi kandungan pb pada bensin.
Penambangan dan peleburan batuan Pb di beberapa wilayah sering menimbulkan
masalah pencemaran Tingkat kontaminasi Pb di udara dan air sekitar wilayah tersebut
tergantung pada jumlah Pb yang diemisikan tinggi cerobong pembakaran limbah tpopgrafi
dan kondisi lokal lainnya. Peleburan Pb sekunder, penyulingan dan industri senyawa dan
barang-barang yang mengandung Pb, dan insinerator juga dapat menambah emisi Pb ke
lingkungan.
c. Dampak terhadap kesehatan
Pemajanan Pb dari industri telah banyak tercatat tetapi kemaknaan pemajanan di
masyarakatvluas masih kontroversi, Kadar Pb di alam sangat bervariasi tetapi kandungan
dalam tubuh manusia berkisar antara 100400 mg. Sumber masukan Pb adalah makanan
terutama bagi mereka yang tidak bekerja atau kontak dengan Pb Diperkirakan rata-rata
masukkan Pb melalui makanan adalah 300 ug per hari dengan kisaran antara 100500 mg
perhari. Rata-rata masukkan melalui air minum adalah 20 mg dengan kisaran antara 10100
mg. Hanya sebagian asupan (intake) yang diabsorpsi melalui pencernaan. Pada manusia
dewasa absorpsi untuk jangka panjang berkisar antara 510% bila asupan tidak berlebihan
kandungan Pb dalam tinja dapat untuk memperkirakan asupan harian karena 90% Pb
126
dikeluarkan dengan cara ini. Gejala klinis keracunan timah hitam pada individu dewasa tidak
akan timbul pada kadar Pb yang terkandung dalam darah dibawah 80 mg Pb/100 g darah
namun hambatan aktivitas enzim untuk sintesa haemoglobin sudah terjadi pada kandungan
Pb normal (3040 mg).
KESIMPULAN
pencemaran udara adalah masuknya atau dimaksuknya zat, energi dan/atau
komponen lain ke dalam udara ambient oleh kegiatan manusia sehingga mutu udara
ambient turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambient tidak
memenuhi fungsinya.
Dua jenis pencemar dapat dibedakan di sini, yaitu pencemar indikatif dan spefifik:
Zat pencemar indikatif: merupakan zat pencemar yang telah dijadikan indikator
pencemar udara secara umum,
kualitas pencemaran udara y ang berlaku. Yang termasuk kelompok zat pencemar
indikatif untuk daerah perkotaan dan pemukiman secara umum adalah suspended
particulate matter (debu), karbon monoksida, total hidrokarbon (THC), oksidaoksida nitrogen (NOx), sulfur dioksida (SO2) dan oksidan fotokimia (ozon).
SOx
Karbon Monoksida
Nitrogen Dioksida
Oksidan
Hidrokarbon
Debu
Timah Hitam
127
DAFTAR PUSTAKA
http://wenysilvia130706.blogspot.com/2011/01/tragedi-bhopal.html
http://www.dw.de/dw/article/0,,4964843,00.html
http://www.google.co.id/
http://www.cets-uii.org/BML/Udara/Emisi/Tidak%20bergerak/kepka20596/lampiran1.html
http://www.radford.edu/wkovarik/envhist/7forties.html
http://njcmr.njit.edu/distils/lab/Air_html/disaster.htm
http://e-h2s.sokoguru.net/pdf/Umum.pdf
http://barryrutherford.hubpages.com/hub/Th-London-Smog-of-1952
http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/england/2545759.stm
http://en.wikipedia.org/wiki/Clean_Air_Act_1956
http://www.portfolio.mvm.ed.ac.uk/studentwebs/session4/27/greatsmog52.htm
http://www.eoearth.org/article/London_smog_disaster,_England
http://news.bbc.co.uk/onthisday/hi/dates/stories/december/19/newsid_3280000/3280473.stm
http://www.world-weather-travellers-guide.com/london-smog.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Pea_soup_fog
http://www.explainthatstuff.com/air-pollution-introduction.html
128