Anda di halaman 1dari 24

Prinsip dan Teori

Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basa, sedangkan
alkalimeteri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab
itu, keduanya disebut juga sebagai titrasi asam-basa. Titrasi adalah proses mengukur volume larutan
yang terdapat dalam buret yang ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai
terjadi reaksi sempurna. Atau dengan perkataan lain untuk mengukur volume titran yang diperlukan
untuk mencapai titik ekivalen. Titik ekivalen adalah saat yang menunjukkan bahwa ekivalen perekasi-
pereaksi sama. Di dalam prakteknya titik ekivalen sukar diamati, karena hanya meruapakan titik akhir
teoritis atau titik akhir stoikometri. Hal ini diatasi dengan pemberian indikator asam-basa yang
membantu sehingga titik akhir titrasi dapat diketahui. Titik akhir titrasi meruapakan keadaan di mana
penambahan satu tetes zat penitrasi (titran) akan menyebabkan perubahan warna indikator (Anonim
2009).
Titrasi asidi-alkalimetri menyangkut reaksi dengan asam kuat-basa kuat, asam kuat-basa lemah, asam
lemah-basa kuat, asam kuat-garam dari asam lemah, basa kuat-garam dari basa lemah. Titrasi ini
menggunakan indikator pH atau indikator asam-basa sebagai penanda karena memiliki sifat dapat
berubah warna apabila pH lingkungannya berubah. Warna asam ialah sebutan warna indikator ketika
dalam keadaan asam dan warna basa ketika dalam keadaan basa (Harjadi 1986).
Potensiometri yaitu pengukuran tunggal terhadap potensial dari suatu aktivitas ion yang diamati, hal ini
terutama diterapkan dalam pengukuran pH larutan (Basset 1994).Proses potensiometri dapat dilakukan
dengan bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding yang sesuai. Dengan demikian, kurva
titrasi yang diperoleh dengan menggambarkan grafik potensial terhadap volume titran yang
ditambahkan, mempunyai kenaikan yang tajam di sekitar titik kesetaraan. Dari grafik itu dapat
diperkirakan titik akhir titrasi. Cara potensiometri ini dapat digunakan bila tidak ada indikator yang
cocok untuk menentukan titik akhir titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaran
sangat pendek dan tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indikator (Rivai, 1995).
Prosedur Percobaan
-Asidi-alkalimetri
Standardisasi HCl dengan larutan baku boraks. 10 ml larutan bakuprimer boraks dititrasi dengan
HCl. Indikator merah metil digunakan sebanyak tiga tetes. Titrasi dilakukan sebanyak tiga kali (triplo).
Standardisasi larutan NaOH dengan larutan baku (COOH)2.2H2O. 10 ml larutan (COOH)2 0.1 N
baku dipipet ke dalam erlenmeyer ditambah tiga tetes fenolftalein lalu dititrasi dengan NaOH. Titrasi
dilakukan sebanyak tiga kali (triplo). Penentuan kadar asam cuka murni dalam cuka biang. 1 ml
cuka biang dipipet ke dalam labu takar 100 ml dan diencerkan sampai tanda tera dengan air destilata
yang telah dididihkan dan telah didinginkan kembali. Larutan dikocok, kemudian dipipet ke dalam
erlenmeyer sebanyak 10 ml, ditambah tiga tetes fenolftalein dan dititrasi. Titrasi diulang sebanyak dua
kali (duplo).
-Potensiometri
pH meter dikalibrasi menggunakan bufer dengan cara kalibrasi dua nilai pH. Nilai potensial bufer
diukur. Standardisasi NaOH. Asam oksalat 0.1 N sebanyak 10 ml dimasukkan ke dalam gelas piala
200 ml. Larutan kemudian diencerkan sampai 100ml dengan akuades. Elektroda gelas kombinasi
dicelupkan dan stirer ditempatkan ke dalam larutan. GGL larutan kemudian dibaca. Titrasi dengan
NaOH 0.1 M dengan penambahan 0.5 ml sampai 15 ml. Penentuan konsentrasi HCl. HCl 0.1 N 10
ml dimasukkan ke dalam gelas piala 400 ml, diencerkan dengan 100 ml air. Alat dipasang dan elektroda
dihubungkan dengan sumber arus. Titik nol ditetapkan dari potensiometer dan besar potensial larutan
ditetapkan memakai skala 0-100 mV. Larutan kemudian dititrasi dengan NaOH 0.1 N. Pada 1-5 ml
volume titran tiap kali penambahan 1 ml, kemudian 0.5 ml. Bila mendekati titik ekivalen penambahan
0.1 ml (antara 9-11 ml).
Hasil Pengamatan
-Asidi-alkalimetri
Asidimetri
Tabel 1. Standardisasi HCl dengan Larutan baku Boraks
Rataan N HCl = 0.0977 N
Vol SD                   = 0.0009
Ulangan Meniskus awal(ml) Meniskus akhir(ml) N HCl
terpakai
Contoh perhitungan
1 0 11.2 11.2 0.0892
2 11.2 22.2 11 0.0909 Diketahui:       V1=10ml
3 22.2 33.2 11 0.0909 N1=0.1 N
V2=11.2
Ditanyakan:     N2=?
Jawab:             N2=V1 x N1/V2=10ml x 0.1 N/11.2=0.0892
Alkalimetri
Tabel 2. Standardisasi NaOH
Rataan N NaOH =
Menis. awal Menis. akhir 0.0977 N
Ulangan Vol HCl (ml) N NaOH
(ml) (ml)
SD                       =
1 0.1 10.3 10.2 0.0980
0.0005
2 10.3 20.6 10.3 0.0971
Contoh perhitungan
3 20.6 30.8 10.2 0.0980
Diketahui:      
V1=10ml
N1=0.1 N
V2=10.2
Ditanyakan:     N2=?
Jawab:             N2=V1 x N1/V2=10ml x 0.1 N/10.2=0.0980
Tabel 3. Penentuan Kadar Asam Cuka Murni dalam Cuka Biang
Rataan N         = 0.0878
V.
Ul. M. awal(ml) M. akhir(ml) N SD                   = 0.0032
terpakai
1 0 10.8 10.8 0.0904 Konsentrasi cuka murni:
2 12.5 23 10.5 0.0930 N= Nrataan x Faktor pengenceran
3 23 34.3 11.3 0.0864 = 0.0878 x 100
4 34.3 45.8 11.5 0.0849
= 8.78 N
5 10.8 22 11.2 0.0872
6 22 33.5 11.5 0.0849
Massa cuka murni= V x N x BE
= 10 x 8.78 x 60
= 5268
Tabel 7. Hasil Perolehan TE Standarisasi NaOH
Vol TE (ml) [NaOH]
Kurva 1 2 3 1 2 3 Rataan
E dengan V 9 9 9,5 0,1111 0,1111 0,1052 0,1091
ΔE/ΔV dengan V 10 10 10,5 0,1000 0,1000 0,0952 0,0984
Δ’E/Δ’V dengan V 10 10 10 0,1000 0,1000 0,1000 0,1000
0,1025
Contoh Perhitungan
Voksalat x NOksalat=VTE x NNaOH
NNaOH=(VoksxNoks)/VTE
NNaOH=(10×0,1)/9
NNaOH=1/9=0,1111
Tabel 8. Hasil Perolehan TE Penentuan Konsentrasi HCl
Vol TE (ml) [HCl]
Kurva 1 2 3 1 2 3 Rataan
E dengan V 9,85 9,9 9,9 0,104 0,135 0,1035 0,1036
ΔE/ΔV dengan V 9,7 9,7 9,7 0,1056 0,1056 0,1056 0,1056
Δ’E/Δ’V dengan V 9,5 9,5 9,5 0,1078 0,1078 0,1078 0,1078
0,1056
Contoh Perhitungan
VNaOH x NNaOH=VTE x NHCl
NHCl=(VNaOHxN/VTE
NHCl=(10×0,1025)/9,85
NHCl=1,025/9,85=0,1040
Pembahasan
Proses titrasi termasuk asidi-alkalimetri membutuhkan larutan baku dalam metodenya. Larutan baku
haruslah distandardisasi terlebih dahulu untuk menentukan konsentrasi yang tepat dari calon larutan
baku. Ada pula larutan baku primer, yakni larutan yang dibuat dari bahan baku primer. Bahan baku
primer merupakan suatu bahan yang konsentrasi larutannya dapat langsung ditentukan dari berat bahan
sangat murni yang dilarutkan dan volume bahan yang terjadi (Harjadi 1986).
Teknik analisis kimia potensiometri yang dilakukan kali ini memiliki kejanggalan pada hasil penentuan
konsentrasi NaOH. Penentuan ini menunjukan kurva linier yang naik secara stabil tetapi seharusnya
yang terjadi adalah hasil kurva yang menurun. Hal ini dapat disebabkan oleh kesalahan alat, kesalahan
prosedur yakni prosedur yang dipraktekkan tidak sesuai dengan keharusan. Selain itu kesalan dapat
terjadi pula pada bahan baku yang digunakan, seperti konsentrasi larutan yang tidak sesuai karena
secara insidental tercampur dengan bahan lain atau kesalahan pembacaan saat penentuan konsentrasi.
Penentuan konsentrasi NaOH menunjukkan hasil titik ekivalen berbeda-beda untuk setiap kurva
ulangan. Pada ulangan pertama titik ekivalen kurva E dengan V= 9, dE/dV dengan V=9, d(dE/dV) dg
V=9,5. Pada ulangan kedua titik ekivalen kurva E dengan V=10, dE/dV dengan V=10, d(dE/dV)
dengan V=10,5. Pada ulangan ketiga titik ekivalen kurva E dengan V=10, dE/dV dengan V=10
d(dE/dV) dengan V=10. Untuk penentuan konsentrasi HCl pada ulangan pertama titik ekivalen kurva E
dengan V=9,5, dE/dV dengan V=9,9, d(dE/dV) dengan V=9,9. Pada ulangan kedua titik ekivalen kurva
E dengan V=9,7, dE/dV dengan V=9,7, d(dE/dV) dengan V=9,7. Pada ulangan ketiga titik ekivalen
kurva E dengan V=9,5, dE/dV dengan V=9,5, d(dE/dV) dengan V=9,5.
Simpulan
Asidi-alkalimetri membutuhkan larutan baku untuk menentukan konsentrasi titran. Potensiometri yang
dilakukan memiliki kejanggalan pada hasil penentuan konsentrasi NaOH, yakni kurva yang seharusnya
menurun dihasilkan menaik.
Daftar Pustaka
Anonim. 2009. Apakah Definisi Asidimetri?. id.answers.yahoo.com [13 Maret
2010]
Basset J,  et al. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia: Jakarta.
Rivai H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. UI Press: Jakarta.
Posted in Academic
Scribd
Upload a Document

Search Books, Presentations, Business, Academics...

Explore

Documents
 Books - Fiction
 Books - Non-fiction
 Health & Medicine
 Brochures/Catalogs
 Government Docs
 How-To Guides/Manuals
 Magazines/Newspapers
 Recipes/Menus
 School Work
 + all categories
 Featured
 Recent

People
 Authors
 Students
 Researchers
 Publishers
 Government & Nonprofits
 Businesses
 Musicians
 Artists & Designers
 Teachers
 + all categories
 Most Followed
 Popular

 Wahid Hasyim

Account
 Home
 My Documents
 My Collections
 My Shelf
 View Public Profile
 Messages
 Notifications
 Settings
 Help
 Log Out

      

First Page

Previous Page

Next Page
  /  6

Sections not available

Zoom Out

Zoom In
Fullscreen

Exit Fullscreen

Select View Mode

View Mode
BookSlideshowScroll
Search within document...

Readcast

Add a Comment

Embed & Share

Reading should be social! Post a message on your social networks to let others know what you're
reading. Select the sites below and start sharing.

Link account
Readcast this Document

Readcast Complete!
Click 'send' to Readcast!
edit preferences

Set your preferences for next time...Choose 'auto' to readcast without being prompted.

Wahid Hasyim
Wahid Hasyim

Link account

Advanced Cancel

Add a Comment
SUBMIT

View comments

Share & Embed

Add to Collections
Download this Document for Free

Auto-hide: off
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK
Nama
: Atikah Bararah
NIM
: F24080076
Hari/Tanggal : Kamis/25-3-2010
Kelompok
: A/Kamis Siang
Waktu
: 13.45
Asisten
: Emilia Fatmawati
PJP
: Zulham Arif, S.Si
ASIDI-ALKALIMETRI
I.
Prinsip Percobaan

Salah satu dari golongan utama dalam penggolongan analisis titrimetri adalah reaksi penetralan atau
asidimetri dan alkalimetri. Metode asidi alkalimetri digunakan untuk menentukan konsentrasi asam
atau basa yang jumlahnya belum diketahui (Haris 1991). Pada titrasi asidi alkalimetri, perubahan
terenting yang mendasari penentuan titik akhir dan perhitungan adalah perubahan pH titrat (Harjadi
1986). Asidi-alkalimetri bisa digunakan untuk mereaksikan asam kuat dengan basa kuat, asam kuat
dengan basa lemah atau sebaliknya, asam kuat dengan garam dari asam lemah, dan sebaliknya
(Underwood 1998).
Asidimetri merupakan teknik titrasi dengan asam sebagai titran, sedangkan alkalimetri merupakan
titrasi dengan basa sebagai titran (Christian 1994). Percobaan asidi- alkalimetri ini bertujuan untuk
menentukan konsentrasi dari titrat asam atau basa dengan sebelumnya menstandardisasi basa atau asam
yang digunakan sebagai titrat. Zat yang digunakan dalam titrimetri harus memiliki kemurnian yang
tinggi. Maka sebelum digunakan, pereaksi harus diketahui konsentrasi dan volumenya dengan tepat
dengan cara standardisasi (Harjadi 1986).
II.
Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah untuk berlatih melakukan titrasi asidi-alkalimetri
sederhana.
III.
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah labu erlenmeyer 125 mL, buret 50 mL, pipet
volumetric 10 mL, labu takar 100 mL, pipet tetes, gelas pengaduk, gelas piala, corong dan neraca
analitik. Sedangkan bahan-bahannya adalah boraks, HCL, indikator fenolftalien, (COOH)2, dan NaOH.
IV.
Prosedur Percobaan
Pada percobaan asidimetri dilakukan standardisasi HCl dengan larutan baku boraks. Sebanyak 10 mL
larutan baku primer boraks dititrasi dengan HCl. Sebelum-nya larutan boraks sudah ditetesi dengan
indikaator Merah Metil sebanyak 3 tetes. Titrasi

dilakukan sampai warna larutan berubah dari kuning menjadi merah. Standardisasi ini
dilakukan enam kali ulangan.

Pada percobaaan alkalimetri dilakukan dua percobaan yaitu standardisasi larutan NaOH dengan larutan
baku (COOH)2.2H2O dan penentuan kadar asam cuka murni dalam cuka biang. Untuk standardisasi
NaOH, larutan NaOH yang ingin distandardisasi dituangkan ke dalam buret. Sebanyak 10 mL larutan
(COOH)2.H2O 0.1000 N baku dipipet ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan tiga tetes indikator
fenolftalein. Kemudian larutan tersebut dititrasi dengan NaOH. Titik akhir titrasi tercapai saat warna
larutan mulai berubah dari tidak berwarna menjadi merah muda. Titrasi dilakukan enam kali ulangan.
Percobaan yang kedua yaitu penentuan kadar asam cuka murni dalam cuka biang. Sebanyak 1 mL cuka
biang dipipet ke dalam labu takar 100 mL. Larutan tersebut lalu diencerkan sampai tanda tera dengan
air destilata yang baru dididihkan dan telah didinginkan kembali, kemudian dikocok. Larutan dipipet
sebanyak 10 mL ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalien. Kemudian
larutan dititrasi dengan NaOH yang telah distandardisasi sampai warna larutan berubah dari tidak
berwarna menjadi merah muda. Titrasi dilakukan enam kali ulangan.
V.
Data dan Hasil Pengamatan
A. Asidimetri
Data Hasil Percobaan Standardisasi HCl 0.1 M dengan Larutan Baku Boraks 0.1 N
Ulangan
Meniskus
awal
Meniskus
akhir
Volume HCl yang
terpakai (mL)
Normalitas
HCl (N)
1
0.00
10.10
10.10
0.10
2
10.56
20.80
10.24
0.10
3
20.80
31.60
10.80
0.09
4
31.60
41.45
9.85
0.10
5
0.00
10.00
10.00
0.10
6
10.00
20.10
10.10
0.10
Rata-rata
0.10
Standar deviasi
0.0031
Ketelitian
96.87 %
Volume Boraks (Na2B4O7) = 10 mL
Normalitas Boraks (Na2B4O7) = 0.1 N
Reaksi yang terjadi
= 2 HCl + Na2B4O7 2 NaCl + H2B4O7
Indikator yang digunakan = Merah metil (MM)
Perubahan warna
= Kuning Merah muda
Contoh perhitungan Normalitas HCl (menggunakan data ulangan 1)
(V×N)HCl
= (V×N)Boraks
10.10 mL × NHCl = 10 mL × 0.1 N
NHCl
= 0.1 / 10.10

NHCl
= 0.10 N
Ketelitian
= 
 
= 
 
= 96.87%
B. Alkalimetri
Data Standardisasi NaOH oleh Asam Oksalat 0.1 N
Ulangan Meniskus
awal
Meniskus
akhir
Volume NaOH yang
terpakai (mL)
Normalitas
NaOH (N)
1
0.00
17.80
17.80
0.06
2
17.80
35.50
17.70
0.06
3
0.00
17.80
17.80
0.06
4
17.80
35.70
17.90
0.06
5
0.00
17.70
17.70
0.06
6
17.70
35.50
17.80
0.06
Rata-rata normalitas NaOH
0.06
Standar deviasi
0.0002
Ketelitian
99.58%
Volume Asam Oksalat ((COOH)2.H2O)
= 10 mL
Normalitas Asam Oksalat
= 0.1 N
Reaksi yang terjadi
= 2NaOH + (COOH)2.H2O (COONa)2+ 3 H2O
Indikator yang digunakan
= Fenolftalein (PP)
Perubahan warna
= tidak berwarna Merah muda
Contoh perhitungan Normalitas NaOH (menggunakan data ulangan 2)
(V×N)NaOH

= (V×N)Asam Oksalat
10.70 mL × NNaOH = 10 mL × 0.1 N
NAsam Oksalat
= 0.1 / 10.70
NAsam Oksalat
= 0.06 N
Ketelitian
= 
 
= 
 
= 99.58%

Data Penentuan Konsentrasi Asam Cuka dalam Cuka Biang


Ulangan Meniskus
awal
Meniskus
akhir
Volume cuka
biang (mL)
Volume NaOH
yang terpakai (mL)
N asam
cuka (N)
1
3.20
5.80
10.00
2.60
0.02
2
5.80
8.00
10.00
2.20
0.01
3
8.25
10.50
10.00
2.25
0.01
4
10.80
12.90
10.00
2.10
0.01
5
13.00
15.20
10.00
2.20
0.01
6
15.30
17.50
10.00
2.20
0.01
Rata-rata
10.00
2.26
0.01
Standar deviasi
0
0.1744
0.0011
Ketelitian
100%
92.28%
92.28%
Normalitas NaOH
= 0.06 N
Volume cuka (CH3COOH)
= 10 mL
Reaksi yang terjadi
= CH3COOH + NaOHCH3COONa + H2O
Indikator yang digunakan
= Fenolftalien (PP)
Perubahan warna

= tidak berwarna merah muda


Contoh perhitungan normalitas asam cuka (menggunakan data ulangan 3)
(V×N)NaOH
= (V×N)Asam Cuka
2.25 mL × 0.06 N = 10 mL × NAsam Cuka
NAsam Cuka (CH3COOH)
= 0.135/10
NAsam Cuka (CH3COOH)
= 0.01 N
Konsentrasi cuka biang murni
[Cuka Biang] = N rata-rata CH3COOH
. fp
; fp = Faktor Pengenceran = 100mL/1 mL
= 

= 1.00 N
Bobot cuka biang
=[Cuka Biang] × VCH3 CO O H × BECH3 CO O H
= 1 N × 10 mL × 1 L
× 60 g/ek
1000 mL
= 0.60 gram
Kadar asam cuka
= Bobot cuka biang × 100 %
Volume cuka biang
= 
 
=6%

Ketelitian penentuan normalitas asam cuka


Ketelitian
= 
 
= 
 
= 92.28%
VI.
Pembahasan

Pada percobaan ini, asidimetri dilakukan dengan standardisasi HCl 0.1 N dengan larutan baku boraks
0.1 N. Standardisasi ini dilakukan karena HCl mudah terkontaminasi dan bereaksi dengan zat lain
sehingga larutan HCl yang digunakan bisa saja sudah kurang murni. Indikator yang digunakan adalah
indikator merah metil (MM). Pemilihan indikator ini didasari oleh penyesuaian pH akhir titrasi dengan
trayek pH merah metil. Reaksi antara HCl 0.1 dengan boraks 0.1 N akan memberikan pH titik akhir
dalam trayek pH merah metil yaitu antara 4.2 ² 6.3 (Harjadi 1986). Perubahan warna yang menentukan
titik akhir titrasi adalah dari kuning ke merah muda.
Dari hasil percobaan, didapat rata-rata kenormalan HCl yang digunakan sebagai titran adalah 0.1 N.
Nilai ini sesuai dengan angka yang diperkirakan dan tertera dalam botol penyimpanan HCl. Ketelitian
percobaan ini juga tinggi yaitu 99.58% sehingga bisa dikatakan bahwa HCl yang digunakan cukup
murni. Setelah standardisasi larutan HCl 0.1 N ini sudah diketahui konsentrasi dan dipastikan
kemurniannya sehingga bisa digunakan untuk titran pada titrasi lainnya.
Praktikum kedua adalah alkalimetri yang meliputi dua percobaan yaitu standardisasi NaOH dan
penentuan kadar asam cuka murni dalam cuka biang. Standardisasi NaOH diperlukan karena NaOH
adalah zat yang bisa dianggap tidak cukup murni karena siftnya yang higroskopis dan mudah bereaksi
(Harjadi 1986). Standardisasi ini menggunakan NaOH sebagai titran untuk mentitrasi Asam Oksalat 0.1
N. Indikator yang digunakan adalah fenolftalien. Pemilihan indikator ini didasari oleh penyesuaian pH
akhir titrasi dengan trayek pH fenolftalien. Reaksi antara NaOH 0.1 dengan asam oksalat 0.1 N akan
memberikan pH titik akhir dalam trayek pH fenolftalien yaitu antara 8.0 ² 9.6 (Harjadi 1986).
Perubahan warna yang menandakan titik akhir terjadi yaitu dari tidak berwarna menjadi merah muda.
Fenolftalien tergolong asam yang sangat lemah dan dalam keadaan tidak terionisasi indikator tersebut
tidak berwarna. Jika dalam lingkungan basa, fenolftalien akan terionisasi lebih banyak dan memberikan
warna merah muda terang karena anionnya (Underwood 1981).
Data hasil percobaan menunjukkan rata-rata konsentrasi NaOH yang digunakan adalah 0.06 N. Dengan
standardisasi ini maka telah diketahui konsentrasi NaOH dengan teliti sehingga NaOH dapat digunakan
untuk titrasi lainnya sebagai titran. Penggunaan NaOH sebagai titran akan dipraktekkan dalam
percobaan selanjutnya yaitu penentuan kadar asam cuka murni dalam cuka biang.

Cuka biang adalah larutan pekat cuka yang masih bercampur dengan zat-zat pengotor lain.
Pengenceran cuka biang dilakukan sebagai langkah awal menentukan kadar cuka murni yang
terkandung dalam cuka biang lain. Pengenceran ini dilakukan sampai konsentrasi cuka cukup rendah
sehingga pengaruh zat pengotor terhadap kadar asam cuka dianggap sangat kecil. Penentuan kadar cuka
ini menggunakan titran NaOH yang telah distandardisasi dan indikator fenolftalien.
Setelah data yang didapatkan diolah, maka didapat kadar asam cuka murni yang terkandung dalam
cuka biang adalah 6 %. Ketelitian dari perhitungan ini adalah 92.28 % sehingga hasil yang didapatkan
cukup akurat dan mewakili keadaan sebenarnya.
Meskipun praktikum ini dirasa cukup berhasil, namun terdapat kesalahan- kesalahan yang mungkin
terjadi selama praktikum. Kesalahan-kesalahan tersebut terutama adalah kesalahan titrasi, yaitu
keterbatasan penglihatan dalam membaca buret dan memperhatikan warna sehingga titik akhir titrasi
mungkin saja luput (tidak benar-benar pas). Kesalahan lain yang mungkin adalah kesalahan volume
pelarut untuk mengencerkan.
VII. Kesimpulan
Asidi-alkallimetri termasuk dalam metode analisis titrimetri. Percobaan asidimetri yang dilakukan
adalah standardisasi HCl dengan boraks 0.1 N. Dari perhitungan hasil percobaan didapatkan
konsentrasi HCl rata-rata yang digunakan adalah 0.1 N. Percobaan alkalimetri meliputi dua kegiatan
yaitu standardisai NaOH dan penentuan kadar cuka murni dalam cuka biang. Pada standardisasi NaOH
didapatkan hasil konsentrasi rata-rata NaOH adalah 0.06 N. Sedangkan pada penentuan kadar cuka
murni, didapatkan hasil bahwa kadar cuka murni dalam cuka biang adalah 6 %. Ketelitian pada
masing-masing percobaan tinggi sehingga hasil yang didapatkan bisa dianggap akurat dan mewakili
sebenarnya. Namun terdapat kesalahan yang mungkin terjadi selama percobaan yaitu kesalahan titrasi
dan kesalahan pengenceran.
VIII. Daftar Pustaka
Christian, G.D. 1994. Analytical Chemistry, 5th edition. New York: John Wiley & Sons
Day R.A dan Underwood A.L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi ke-6. Jakarta: Erlangga
Haris, D.C. Quantitatif Chemical Analysis, 3rd edition. New York : W.H. Freeman and
Company
Harjadi W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT Gramedia

LAPORAN 5 - ASIDIALKALIMETRI-
Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document

Report this document?


Please tell us reason(s) for reporting this document
Spam or junk
Porn adult content
Hateful or offensive
If you are the copyright owner of this document and want to report it, please follow these directions to
submit a copyright infringement notice.
Cancel
Report

This is a private document.

Info and Rating


Reads:
2,769

Uploaded:
04/17/2010
Category:
School Work>Homework
Rated:

grr

kenormalan hcl
untuk
contoh perhitungan
perhitungan pada
pembahasan standarisasi
reaksi naoh
(more tags)
kenormalan hcl
untuk
contoh perhitungan
perhitungan pada
pembahasan standarisasi
reaksi naoh
konsentarsi naoh
naoh awal
penentuan konsentarsi
konsentrasi hcl
dalam titrasi
pada titrasi
(fewer)
atbore

Share & Embed

Related Documents
PreviousNext
1. p.
29 p.
p.
2. p.
p.
p.
3. 100 p.
p.
p.
4. p.
p.
p.
5. p.
5 p.
p.
6. p.
p.
p.
7. p.
1 p.
1 p.
8. 1 p.
1 p.
p.
9. 20 p.
17 p.
1 p.
10. 6 p.

More from this user


PreviousNext
1. 3 p.
2 p.
10 p.
2. 128 p.
183 p.
2 p.

3. 9 p.

6 p.

Recent Readcasters
Add a Comment

Submit

Print this document

High Quality
Open the downloaded document, and select print from the file menu (PDF reader required).

Add this document to your Collections


This is a private document, so it may only be added to private collections.

Name:
Description:

Collection Type:

public locked: only you can add to this collection, but others can view it
public moderated: others can add to this collection, but you approve or reject additions
private: only you can add to this collection, and only you will be able to view it
Cancel
Save collection

Finished? Back to Document

Add this document to your Collections


This is a private document, so it may only be added to private collections.

Name:
Description:

Collection Type:

public locked: only you can add to this collection, but others can view it
public moderated: others can add to this collection, but you approve or reject additions
private: only you can add to this collection, and only you will be able to view it
Cancel
Save collection

Finished? Back to Document

Scribd Archive > Charge to your Mobile Phone


Bill

Upload a Document
 Follow Us!
 scribd.com/scribd
 twitter.com/scribd
 facebook.com/scribd
 About
 Press
 Blog
 Partners
 Scribd 101
 Web Stuff
 Scribd Store
 Support
 FAQ
 Developers / API
 Jobs
 Terms
 Copyright
 Privacy
scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd.

Anda mungkin juga menyukai