Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI

PERMANGANOMETRI

Tugas terstruktur ini guna memenuhi tugas mata kuliah


Kimia Analitik

Dosen Pengampu : Surati, ST, M. Si. Med

Oleh :

Alfiani Pinka Yulia P1337434115041


Bibit Galang Pangestu Aji P1337434115040
Diah Nisa Islami P1337434115042
Dwi Nestiti Septia Sari P1337434115044
Ikhda Alfiani Inaya P1337434115043

PROGRAM STUDI ANALIS KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2015
I. Tujuan
Untuk mengetahui kadar (N) KMnO4 yang sebenarnya.

II. Prinsip
Titrasi yang didasarkan pada reaksi reduksi oksidasi yang melibatkan KMnO4 selaku
oksidator yang sangat kuat sehingga akan bereaksi dengan asam Oxalat sebagai
reduktornya. Pada reaksi ini tidak memerlukan indikator karena KMnO4 yang pertama
kali (pink).
Reaksi : 2KMnO4 + C2H2O4 + 2H2SO4 K2SO4 + Mn2O4 + 8H20 + 12CO2

III. Alat dan Bahan

Alat Bahan
1. Buret 1. KMnO4 0,1 N
2. Statif 2. H2C2O4 0,1 N
3. Erlenmeyer 3. H2SO4 4 N
4. Pipet tetes
5. Pipet gondok 10,0 ml
6. Hotplate
7. Gelas ukur
8. Corong

IV. Dasar Teori

Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh


kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi
yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu.

Permanganometri adalah titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks. Dalam


reaksi ini, ion MnO4- bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion
Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar
oksalat atau besi dalam suatu sampel.

Pada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat.


Kalium permanganat mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali
digunakan larutan yang sangat encer serta telah digunakan secata luas sebagai pereaksi
oksidasi. Setetes permanganat memberikan suatu warna merah muda yang jelas pada
volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menunjukkan kelebihan
pereaksi. Kalium permanganat distandarisasikan dengan menggunakan natrium oxalat
atau sebagai arsen (III) oksida standar-standar primer.

Reaksi yang terjadi pada proses pembakuan kalium permanganat


menggunakan natrium oksalat adalah :

5C2O4- + 2MNO4- + 16H+ 10CO2 + 2Mn2+ + 8H20


Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan kelebihan
permanganat.

Kalium permanganat yang digunakan pada permanganometri adalah oksidator


kuat yang dapat bereaksi dengan cara yang berbeda-beda, tergantung dari pH
larutannya. Kekuatannya sebagai oksidator juga berbeda-beda sesuai dengan reaksi
yang terjadi pada pH yang berbeda itu. Reaksi yang beraneka ragam ini disebabkan
oleh keragaman valensi mangan. Reduksi MnO4- berlangsung sebagai berikut :

1. Dalam larutan asam, [H+] 0,1 N atau lebih


MnO4- + 8H+ + 5e- Mn2+ + 4H2O
2. Dalam larutan netral, pH 4-10
MnO4- + 4H+ + 3e- Mn O2 + 2H2O
3. Dalam larutan basa, [OH-] 0,1 N atau lebih
MnO4- + e- MnO42-

V. Cara Kerja
1. Memasukkan KMnO4 0,1 N ke dalam buret
2. Memasukkan asam oxalat 0,1 N sebanyak 10 ml secara kuantitatif menggunakan
pipet gondok ke dalam erlenmeyer
3. Memasukkan H2SO4 4N sebanyak 5 ml secara kualitatif ke dalam erlenmeyer
4. Melakukan titrasi dengan KMnO4 0,1 N secara panas-panas di atas hotplate hingga
terjadi titik akhir titrasi (TAT) warna merah muda
KMnO4

H2C2O4
H2SO4

TAT = ...

VI. Data Pengamatan


Kelompok Volume titrasi (ml) Kadar (N)
1 10,2 0,0980
2 10,3 0,0970
3 10,2 0,0980
4 10,4 0,0961
5 10,3 0,0970
6 10,6 0,0943
7 10,3 0,0970
8 10,6 0,0943
VII. Hasil dan Perhitungan

Kelompok 1 : Kelompok 2 :

Diketahui : Diketahui :
V1 = 10 ml V1 = 10 ml
N1 = 0,1 N N1 = 0,1 N
V2 = 10,2 ml V2 = 10,3ml
Ditanya : N2 Ditanya : N2
Jawab : Jawab :
V1 x N1 = V2 x N2 V1 x N1 = V2 x N2
10 x 0,1 = 10,2 x N2 10 x 0,1 = 10,3x N2
1 1
= N2 = N2
10,2 10,3
N2 = 0,0980 N N2 = 0,0970 N

Kelompok 3 : Kelompok 4 :

Diketahui : Diketahui :
V1 = 10 ml V1 = 10 ml
N1 = 0,1 N N1 = 0,1 N
V2 = 10,2 ml V2 = 10,4 ml
Ditanya : N2 Ditanya : N2
Jawab : Jawab :
V1 x N1 = V2 x N2 V1 x N1 = V2 x N2
10 x 0,1 = 10,2 x N2 10 x 0,1 = 10,4 x N2
1 1
= N2 = N2
10,2 10,4
N2 = 0,0980 N N2 = 0,0961 N

Kelompok 5 : Kelompok 6 :

Diketahui : Diketahui :
V1 = 10 ml V1 = 10 ml
N1 = 0,1 N N1 = 0,1 N
V2 = 10,3 ml V2 = 10,6 ml
Ditanya : N2 Ditanya : N2
Jawab : Jawab :
V1 x N1 = V2 x N2 V1 x N1 = V2 x N2
10 x 0,1 = 10,3 x N2 10 x 0,1 = 10,6 x N2
1 1
= N2 = N2
10,3 10,6
N2 = 0,0970 N N2 = 0,0943N
Kelompok 7 : Kelompok 8 :

Diketahui : Diketahui :
V1 = 10 ml V1 = 10 ml
N1 = 0,1 N N1 = 0,1 N
V2 = 10,3ml V2 = 10,6 ml
Ditanya : N2 Ditanya : N2
Jawab : Jawab :
V1 x N1 = V2 x N2 V1 x N1 = V2 x N2
10 x 0,1 = 10,3x N2 10 x 0,1 = 10,6 x N2
1 1
= N2 = N2
10,3 10,6
N2 = 0,0970 N N2 = 0,0943N

82,9
Volume rata-rata = = 10,36 ml
8
0,7717
Kadar rata-rata = = 0,0960 N
8

VIII. Pembahasan

Pada percobaan permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium


permanganat ( KMnO4 ). Kalium permanganate dapat bertindak sebagai indikator, dan
titrasi ini dilakukan dalam suasana asam karena akan lebih mudah mengamati titik
akhir titrasinya.

Penetapan kadar zat dalam praktek ini berdasarkan reaksi oksidasi dengan
KMnO4 atau dengan cara permanganometri. Hal ini dilakukan untuk menentukan kadar
reduktor dalam suasana asam dengan penambahan asam sulfat encer, karena asam
sulfat tidak bereaksi terhadap permanganat dalam larutan encer. Pembakuan larutan
KMnO4 dipanaskan selama beberapa menit dengan tujuan mempercepat reaksi antara
larutan asam oksalat dengan KMnO4 . Setelah melakukan percobaan permanganometri
ini didapatkan volume titrasi rata-rata 10,36 ml dan nilai N (normalitas) dari larutan
KmnO4 adalah 0,0960 N.

Kesalahan-kesalahan yang timbul dalam praktikum ini, disebabkan oleh beberapa


faktor, diantaranya :

1. Pembuatan larutan baku yang kurang tepat


2. Kurang teliti dalam pencampuran larutan
3. Kurang teliti pada pembacaan hasil titrasi

IX. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan oleh 8 kelompok kelas reguler 1A, maka
dapat disimpulkan bahwa volume titrasi rata-rata adalah 10,36 ml dan kadar KMnO4
yang sebenarnya adalah 0,0960 N.

Anda mungkin juga menyukai