Anda di halaman 1dari 3

Data Pengamatan

a. Berat H2C2O4.H2O = 0,31517 gram/50 mL


Perhitungan Normalitas H2C2O2.2H2O
Gram 1000
N = ×
BE V
Gram 1000
×
63,035 50 mL
Gram = 0,31517 gram
b. Penimbangan sebenarnya = 0,3151 gram
c. BE = 63,035
d. Normalitas H2C2O4.2H2O
Gram 1000
N = ×
BE V
0,3151 1000
×
63,035 50 mL
N = 0,0999 N
e. Pemakaian titrasi KmnO4 0,1 N =
1 = 10,4 mL
2 = 10,4 mL
3 = 10,4 mL
10,4 mL+10,4 mL+10,4 mL
Rata-rata pemakaian = = 10,4 mL
3
f. Normalitas KmnO4
V1 × N1 (KmnO4) = V2 × N2 (Asam Oksalat)
10,4 mL × N1 = 10,0 mL ×0,0999 N
N1 = 0,0960 N
g. Pemakaian titrasi sampel
1(mL) 2 (mL) 3 (mL)
Titik Akhir 21,00 mL 42,10 mL 21,10 mL
Titik Awal 0,00 mL 21,00 mL 0,00 mL
Pemakaian 21,00 mL 21,10 mL 21,10 mL
Rata-rata 1 ( mL ) +2 ( mL ) +3 ( mL )
pemakaian 3
21,00 mL+21,10 mL+ 21,10mL
=
3
= 21,07 mL ~ 21,10 mL
1.1 Tabel pemakaian titrasi H2C2O4.2H2O dalam suasana dingin
1 (mL) 2 (mL)
Titik akhir 42,60 mL 20,5 mL
Titik awal 21,10 mL 0,00 mL
Pemakaian 21,50 mL 20,50 mL
Rata-rata pemakian 1 ( mL ) +2 ( mL )
3
21,50 mL+20,50 mL
=
2
= 21,00 Ml
1.2 Tabel pemakaian titrasi H2C2O4.2H2O dalam suasana panas

h. Perhitungan kadar sampel Fe pada FeSO4 dalam suasana dingin


ml titran × N KMnO 4 × BM FeSO 4.7 H 2O ×100 %
ml sampel ×1000
21,10 mL ×0,0960 ×278 ×100 %
=
10 mL ×1000
= 5,6311 %
i. Perhitungan kadar sampel Fe pada FeSO4 dalam suasana panas
ml titran × N KMnO 4 × BM FeSO 4.7 H 2O ×100 %
ml sampel ×1000
21,0 0 mL ×0,0960 ×278 ×100 %
=
10 mL×1000
j. = 5,6044 %

Pembahasan
Pada proses titrasi pengamatan ini, untuk memastikan normalitas KMnO4 digunakan
H2C2O4 sebagai zat baku primer. H2C2O4 dikatakan sebagai zat baku primer. Asam oksalat
dikatakan sebagai zat baku primer karena asam oksalat merupakan zat yang stabil, memiliki
Mr yang tinggi dan memiliki kriteria lainnya sebagai zat baru primer.
Asam oksalat dapat bereaksi dengan KMnO4 dengan reaksi :
C2O4- → 2CO2 + 2e- (x5)
MnO4- + 8H + 5e- → Mn2+ + 4H2O (x2)

_____________________________________

5C2O42- + 2MnO4- + 16H → 2Mn2+ + 8H2O + 10CO2


Langkah pertama yang dilakukan untuk stadarisasi KMnO 4 dengan H2C2O4 adalah
memasukan 10,0 mL H2C2O4.2H2O 0,0100 N ke dalam labu erlenmeyer lalu ditambah 5 mL
FeSO4 2N setelah itu larutan dipanaskan diatas hot plate atau spirtus hingga mencapai suhu
±70°C kemudian dilakukan proses titrasi selagi asam oksalat panas karena asam oksalat
merupakan asam organik, asam oksalat bereaksi lambat dengan KMnO4 sehingga dalam
proses titrasinya harus dalam keadaan panas agar proses titrasi lebih mudah dilakukan dan
mencegah kesalahan penentuan titik akhir yang diakibatkan oleh lamanya reaksi antara asam
oksalat dengan KMnO4. Titrasi dilakukan sampai warna larutan yang awalnya bening tidak
berwarna menjadi bening merah muda. Proses titrasi dilakukan sebanyak 3x lalu di dihitung
volume rata-rata titrasi, perhitungan normalitas KMnO4, dan perhitungan kadar Fe pada
FeSO4.
Hasil dari volume rata-rata titrasi yang telah dilakukan yaitu 21,10 mL; pada saat
menghitung normalitas KMnO4 didapatkan hasil normalitas yaitu 0,0960 N; dan pada saat
perhitungan penentuan kadar Fe didapatkan hasil titrasi pada saat suasana dingin yaitu
5,6311% dan hasil titrasi pada saat suasana panas yaitu 5,6044%.

Kesimpulan
1. Pada praktikum ini disimpulkan bahwa percobaan dengan metode permanganometri
merupakan titrasi yang menggunakan KMnO4 sebagai titran.
2. Berdasarkan reaksi KMnO4, reaksi ini difokuskan pada reaksi reduksi dan oksidasi
dimana KMnO4 adalah pengoksidasi yang mengoksidasi H2C2O4 yang menghasilkan
reaksi :
5C2O42- + 2MnO4- + 16H → 2Mn2+ + 8H2O + 10CO2
3. Pada percobaan penentuan kadar Fe pada FeSO4 didapat kadar Fe dalam suasana dingin
yaitu 5,6311% dan kadar Fe dalam suasana panas yaitu 5,6044%.
4. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna pada titrat dari bening tidak berwarna
menjadi bening merah muda.

Anda mungkin juga menyukai