Visum Et Repertum
Visum Et Repertum
I.
Penyidik
Hakim pidana
Hakim perdata
Hakim agama
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan
dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah
mayat. Ayat (3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah
sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan
diberi label yang memuat identitas mayat, dilakukan dengan diberi cap jabatan yang diletakkan
pada ibu jari atau bagian lain badan mayat.
III.
Peranan dan fungsi visum et repertum adalah salah satu alat bukti yang sah sebagaimana tertulis
dalam pasal 184 KUHP. Visum et repertum turut berperan dalam proses pembuktian suatu
perkara pidana terhadap kesehatan dan jiwa manusia, dimana visum et repertum menguraikan
segala sesuatu tentang hasil pemeriksaan medik yang tertuang di dalam bagian pemberitaan,
yang karenanya dapat dianggap sebagai pengganti barang bukti. Visum et repertum juga memuat
keterangan atau pendapat dokter mengenai hasil pemeriksaan medik tersebut yang tertuang di
dalam bagian kesimpulan. Dengan demikian visum et repertum secara utuh telah menjembatani
ilmu kedokteran dengan ilmu hukum sehingga dengan membaca visum et repertum, dapat
diketahui dengan jelas apa yang telah terjadi pada seseorang, dan para praktisi hukum dapat
menerapkan norma-norma hukum pada perkara pidana yang menyangkut tubuh dan jiwa
manusia.
Apabila visum et repertum belum dapat menjernihkan duduk persoalan di sidang pengadilan,
maka hakim dapat meminta keterangan ahli atau diajukannya bahan baru, seperti yang tercantum
dalam KUHAP, yang memungkinkan dilakukannya pemeriksaan atau penelitian ulang atas
barang bukti, apabila timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasehat hukumnya
terhadap suatu hasil pemeriksaan. Hal ini sesuai dengan pasal 180 KUHP. Bagi penyidik
(Polisi/Polisi Militer) visum et repertum berguna untuk mengungkapkan perkara. Bagi Penuntut
Umum (Jaksa) keterangan itu berguna untuk menentukan pasal yang akan didakwakan,
sedangkan bagi hakim sebagai alat bukti formal untuk menjatuhkan pidana atau membebaskan
seseorang dari tuntutan hukum. Untuk itu perlu dibuat suatu Standar Prosedur Operasional
Prosedur (SPO) pada suatu Rumah Sakit tentang tata laksana pengadaan visum et repertum.
V. Manfaat Visum Et Repertum
Manfaat dari visum et repertum ini adalah untuk menjernihkan suatu perkara pidana, bagi proses
penyidikan dapat bermanfaat untuk pengungkapan kasus kejahatan yang terhambat dan belum
mungkin diselesaikan secara tuntas. Visum et repertum juga berguna untuk membantu pihak
tersangka atau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi ahli dan atau
seseorang yang memiliki keahlian khusus untuk memberikan keterangn yang meringankan atau
menguatkan bagi dirinya yaitu saksi ahli.
Visum et repertum ini juga dapat bermanfaat sebagai petunjuk, dimana petunjuk itu adalah
perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena persesuaianya, baik antara yang satu dengan yang
lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak
pidana dan siapa pelakunya.
1. Visum seketika adalah visum yang dibuat seketika oleh karena korban tidak memerlukan
tindakan khusus atau perawatan dengan perkataan lain korban mengalami luka - luka ringan.
2. Visum sementara adalah visum yang dibuat untuk sementara berhubung korban memerlukan
tindakan khusus atau perawatan. Dalam hal ini dokter membuat visum tentang apa yang
dijumpai pada waktu itu agar penyidik dapat melakukan penyidikan walaupun visum akhir
menyusul kemudian.
3. Visum lanjutan adalah visum yang dibuat setelah berakhir masa perawatan dari korban oleh
dokter yang merawatnya yang sebelumnya telah dibuat visum sementara untuk awal
penyidikan. Visum tersebut dapat lebih dari satu visum tergantung dari dokter atau rumah
sakit yang merawat korban.
Seperti yang telah kita ketahui permintaan visum et repertum orang hidup lebih banyak dari pada
permintaan pada mayat, karena mayat masih banyak diperdebatkan oleh karena pihak keluarga
yang tidaka mengizinkan.
Visum et repertum orang hidup dapat terdiri dari :
1. Luka yang paling banyak terjadi adalah luka mekanis, biasanya luka ini bias karena
a. Luka benda tumpul
b. Luka benda tajam
c. Luka tembakan senjata api
2. Kemudian luka akibat kekerasan fisis diantaranya adalah
a. Luka akibat suhu tinggi atau luka bakar
b. Luka akibat listrik.
3. Luka akibat zat kimia terdiri dari
a. Luka akibat asam kuat
b. Akibat basa kuat
Semua luka yang tertera diatas dapat diperiksa sesuai lokalisasi, ukuran, jenis kekerasan yang
menjadi penyebab luka. Sehingga dapat digunakan untuk pembuktian pada suatu kasus.
dalam hal keluarga korban keberatan, penyidik wajib menerangkan dengan sejelas-jelasnya
tentang maksud dan tujuan dilakukan pembedahan tersebut. Ayat 3 Apabila dalam waktu 2
hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga pihak yang perlu diberitahu tidak ditemukan,
penyidik segera melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 133 ayat (3) undangundang ini.