Maka dari itu, tujuan utama dari pressure maintenance adalah untuk menjaga
tekanan agar tetap tinggi, sehingga dengan tingginya tekanan diharapkan gas yang
ada akan tetap terlarut pada minyak sehingga viskositas minyak akan turun dan ini
berarti minyak tersebut makin ringan, dengan kata lain mobilitas minyak makin
besar.
Pada dasarnya, prinsip pressure maintenance ini adalah mengusahakan agar :
a. Depletion Drive Index (DDI) menurun atau tidak dominan, yaitu dengan cara
menjaga tekanan reservoir agar tetap tinggi, atau
b. Mengganti tenaga pendorong alamiah dengan tenaga pendorong buatan yang
lebih efisien, misalnya dengan mengganti gas cap drive dengan water drive
buatan.
Adapun keuntungan dari terjaganya tekanan reservoir pada harga yang cukup
tinggi adalah sebagai berikut :
a. Viscositas minyak akan turun, hal ini disebabkan gas tertahan/tidak keluar dalam
larutannya.
b. Permeabilitas effektif terhadap minyak bertambah, juga dikarenakan dari
berkurangnya gas yang terbebaskan dari minyak.
c. Bertambahnya umur dari produksi sumur.
Injeksi air bisa juga dilakukan untuk reservoir dengan tenaga pendorong air
yang normal, sedangkan jika ternyata drive mekanismenya adalah strong water drive
maka injeksi air tidak akan banyak berpengaruh terhadap perolehan yang diinginkan,
karena itu injeksi air sebaiknya tidak dilakukan pada strong water drive reservoir.
Pressure maintenance dengan injeksi air memiliki keuntungan dalam
effisiensi pendesakan fluida. Saturasi minyak sisa pada water drive biasanya lebih
rendah dari pada gas drive. Hal ini disebabkan terutama pada mobilitas ratio (kw/ko
o/w) reservoir water drive dan wetabilitas kebanyakan batuan reservoir, karena
umumnya lebih water wet. Pendesakan air berjalan lebih kurang seperti pendesakan
torak dengan sedikit breakthrough.
Dasar pertimbangan dilakukannya pressure maintenance diantaranya adalah :
a. Jumlah cadangan minyak yang memungkinkan untuk dapat diproduksikan masih
cukup besar.
menginjeksikan air ke pinggir reservoir atau pada bagian bawah/dasar dari reservoir
(di aquifer), dimana sumur produksinya berada pada bagian atas atau lebih tinggi dari
struktur reservoir (top structure). Tujuan dalam operasi injeksi air adalah untuk
memungkinkan tercapainya pengembangan frontal (frontal advance) yang seragam
pada air. Hasil yang lebih baik dapat tercapai dengan mempelajari aspek-aspek
geologi reservoir dan perencanan injeksi yang sesuai. Sebagai contoh injeksi air ke
dalam struktur yang berbentuk kubah (domal-type structure), kemungkinan
penginjeksian akan bagus diselesaikan dengan sumur-sumur yang tersebar secara
seragam/merata di seluruh reservoir, daripada dengan injeksi di dasar reservoir
(aquifer). Dengan cara injeksi air ini, diharapkan reservoir dapat bekerja sebagai
water drive buatan.
Untuk memperoleh suatu hasil dari pressure maintenance yang optimum,
maka perlulah dipilih penempatan dari sumur injeksinya, sehingga dengan
penempatan sumur tersebut dapat diperoleh suatu hasil yang diharapkan. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi didalam pemilihan untuk penempatan letak
suatu sumur ini, yaitu distribusi dari tekanan, struktur perangkapnya, mekanisme
pendorong, stratigrafi seperti distribusi permeabilitas. Injeksi air pada pressure
maintenance dapat dibagi dalam tiga klasifikasi berdasarkan tempat dimana air
diinjeksikan, yaitu :
1. Bottom water, dimana air diinjeksikan kedalam aquifer yang terletak dibawah
zone minyak, kemudian mendesak minyak ke arah vertikal. Karena terdapatnya
perbedaan berat jenis antara air dan minyak, maka gaya gravitasi dapat
membantu pendesakan. (Gambar 3.1.).
2. Edge water, dimana air diinjeksikan kedalam reservoir melalui zone air yang
terletak di samping zone minyaknya. (Gambar 3.2.).
3. Crestal water injection (injeksi air dari arah puncaknya). yaitu suatu injeksi air
yang dilakukan pada batas minyak-gas (gas-oil contact). Dalam injeksi ini gaya
gravitasi juga turut membantu proses pendesakan. (Gambar 3.3.).
Gambar 3.1.
Bottom Water Injection (from aquifer)
Gambar 3.2.
Edge Water Injection
Gambar 3.3.
Crestal Water Injection
Ketiga jenis injeksi air di atas adalah yang paling banyak dilakukan pada
injeksi air untuk pressure maintenance. Sedangkan injeksi air kedalam zone minyak
atau dispersed water injection, dimana air injeksi mendesak minyak yang ada dalam
arah lateral menuju sumur-sumur produksi sesuai dengan pola injeksinya, umumnya
untuk water flooding.
3.2.
ditinggalkan setelah injeksi air pada pressure maintenance akan mencapai harga
minimum.
Walaupun secara teoritis dapat ditentukan saat injeksi yang tepat untuk
memperoleh recovery secara maksimum tetapi ada faktor lain yang harus
dipertimbangkan, yaitu faktor ekonomi. Untuk menentukan saat injeksi yang
optimum sudah tentu harus dipertimbangkan perolehan minyak, laju produksi
minyak, investasi, dan pendapatan yang diperoleh untuk waktu yang diasumsikan
sejak dimulainya injeksi air. Selanjutnya dilihat pengaruh faktor-faktor tersebut
sehingga dapat ditentukan sasaran yang diinginkan.
spasi
sumur,
injektifitas
waktu
reaksi,
produktifitas
dan
keekonomisannya.
kelakuan
sumur
injeksi.
Faktor
tersebut
adalah
pengaruh
bertambahnya tahanan aliran jika air berkembang ke dalam reservoir dan kualitas air
injeksi.
Persamaan dasar untuk laju injeksi air ke dalam suatu sumur dinyatakan
dengan rumus :
7,082 k w h Pw Pe
............................................................................. (3-1)
w ln re / rw
V 1,976 f h re 10 5
dimana :
.............................................................................. (3-2)
Umumnya harga f adalah perkalian dari porositas batuan dengan saturasi gas.
Minyak mungkin bisa digerakkan oleh kemajuan air, tetapi mungkin pula tidak. Bila
minyak tidak bergerak maka air akan mengisi ruang gas. Bila minyak bergerak di
depan water bank, volume injeksi air untuk mengisi reservoir dengan cairan (minyak
dan air) untuk jarak pendesakan tertentu masih merupakan volume yang diisi dengan
gas.
Bila prosentase minyak yang digerakkan cukup besar, maka persamaan (3-1)
menjadi kurang tepat. Sedangkan persamaan yang lebih sesuai adalah :
7,082 k w h Pw Pe
w / k w ln re / rw 0 / k 0 ln re / rw .................................................... (3-3)
0,0253 k P t
w f rw
0,0142 k h P
1
1 x 10
w i
0 , 00617 k h P
w i
..................... (3-4)
Persamaan (3-4) adalah untuk sumur tunggal (aliran radial). Bila terjadi
interferensi antar sumur dimana didorong menyebar ke arah sumur produksi, maka
intake pressure akan turun dan akhirnya stabil.
Untuk pola five-spot, laju injeksi stabil dapat dinyatakan dengan persamaan :
3,541 k w h P
............................................................................. (3-5)
w ln re / rw 0,619
Gambar 3.4.
Komplesi Sumur Injeksi
Peralatan sumur produksi juga dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu,
fasilitas produksi dan komplesi sumur produksi. Yang dimaksud fasilitas produksi
adalah peralatan-peralatan yang digunakan untuk mengalirkan minyak yang berasal
dari dasar lubang sumur sampai ke penyimpanan sementara sebelum minyak dijual.
Peralatan mencakup kepala sumur, pipa salur, tangki pemisah, tangki penyimpanan,
dan lain-lain. Komplesi sumur produksi pada proyek injeksi air sama seperti
komplesi sumur-sumur pada umumnya, baik dalam hal komplesi formasi, tubing
komplesi, maupun wellhead komplesi.
Gambar 3.5.
Diagram Sistem Produksi Secara Umum
Pada umumnya peralatan untuk operasi injeksi air ini terdiri dari :
a. Pompa
Merupakan alat yang memberikan tekanan masuk injeksi.
b. Storage Tank
Yaitu tangki tempat pengumpul air bersih yang disiapkan untuk diinjeksikan ke
dalam sumur setelah mengalami penanganan pada bagian yang khusus untuk
membersihkannya.
c. Pipa Alir
Merupakan pipa yang dipakai sebagai media alir untuk fluida injeksi yang akan
dimasukkan
ke
dalam
reservoir
setelah
dipompakan.
Pemakaian
dan
pemilihannya tergantung pada debit injeksi dari fluida yang direncanakan serta
tekanan dan faktor ekonomi.
3.3.
untuk memperkirakan perolehan minyak atau gas dari suatu reservoir. Adapun
metode yang digunakan untuk memperkirakan perolehan minyak adalah metode
material balance.
Perkiraan
laju
produksi
dan
perolehan
minyak
kumulatif
dengan
dV
Bt q o R Rsi B g q o q w Bw ....................................................... (3-6)
dt
qw
WC
x qo
1 WC
....................................................................................... (3-7)
Perkiraan water cut (WC = water cut, %) diperoleh dari data produksi selama
periode injeksi, yang harganya semakin besar pada setiap periode.
2. Injeksi air sebagai pressure maintenance, maka diharapkan laju pengosongan
reservoir adalah sebanding dengan laju water influx dan injeksi airnya, maka :
dV dWe dWi
dt
dt
qo
.................................................... (3-8)
WC
Bw
Bt R Rsi B g
1 WC
G B gi
N Boi
NRsi N p R p N N p Rs
B gi
Gf
SCF gasbebasdire
servoir pada waktu t
mNBoi
NRsi N p R p N N p Rs B g
B gi
mNBoi
+ N Rsi Np Rp (N Np) Rs} Bg .............. (3-10)
B gi
mB
B B
B
N p Bt R p Rsi B g We Wp Bw
Bt Bti
ti
................................................... (3-12)
gi
gi
dimana :
N
Np
Wp
Bo
Bg
Bw
Bt
Rs
Rp
We
Wp
Dengan dilakukannya injeksi air, maka air yang masuk ke dalam reservoir
adalah We* , dimana :
We* = We + Wi ........................................................................................ (3-13)
Sehingga persamaan (3-12) menjadi :
N p Bt R p Rsi B g We Wi W p .Bw
B
.......................................... (3-14)
Bt Bti m ti B g B gi
B gi
disebabkan oleh pendesakan air dari aquifer sebagai bottom water pressure atau edge
water pressure yang terjadi akibat penurunan tekanan. Persamaan material balance
dengan jenis tenaga pendorong ini dianggap bahwa gas cap tidak ada (m = 0), maka
persamaanan material balance untuk reservoir jenis ini dengan adanya injeksi air
dapat ditulis menjadi :
3.3.1.2.
tenaga pendorong di dalam reservoir yang disebabkan oleh adanya pemisahan gas
dari minyak akibat perbedaan berat jenis (gaya gravitasi). Persamaan material
balance untuk reservoir segregation drive sama seperti untuk reservoir gas cap drive,
hal ini dikarenakan; We dan Wp pada reservoir jenis ini juga sangat kecil dan dapat
diabaikan (air formasi yang ada tidak aktif memberikan dorongan, dimana dorongan
hanya berasal dari pengembangan gas cap mula-mula atau gas cap sekunder).
3.3.1.3.
pendorong yang dihasilkan oleh pengembangan gas dari larutan minyak yang
disebabkan karena penurunan gas. Reservoir jenis ini tidak memiliki tudung gas
bebas awal (no initial free gas cap atau m = 0) dan tidak memiliki pendorong air
yang aktif (no active water drive) sehingga W = 0. Maka persamaan material balance
untuk jenis reservoir ini dengan adanya injeksi air adalah sebagai berikut:
N p Bt R p Rsi B g Wi
3.3.1.4.
Bt Bti
.................................................................. (3-16)
pengembangan gas dari gas cap akibat turunnya tekanan dalam reservoir. Karena We
dan Wp pada reservoir gas cap drive sangat kecil, maka kedua besaran tersebut dapat
diabaikan. Sehingga persamaan material balance untuk reservoir jenis ini menjadi:
N p Bt R p Rsi B g Wi
Bt Bti m Bti B g B gi .................................................................... (3-17)
B gi
3.3.1.5.
drive, water drive dan gas cap drive secara bersama-sama, maka persamaan material
balancenya sama seperti persamaan umum material balance. Tetapi seringkali
digunakan pula persamaan material balance yang didasarkan atas jenis mekanisme
pendorong yang bekerja paling dominan. Misalnya ; jika tenaga pendorong yang
paling dominan adalah water drive, maka persamaan material balancenya adalah
persamaan material balance untuk water drive.
Bg
gi
........... (3-18)
Untuk periode produksi setelah dilakukan injeksi air maka perhitungan water influx
dengan persamaan diatas dilakukan dengan memperhitungkan besar injeksi air (Wi).
Bg
We N p Bt R p Rsi B g W p .Bw N Bt Boi mBoi
1 Wi ......(3-19)
B
gi
N Bt Bti
m.NBti
Bg Bgi We W p .Bw Wi
B gi
N p Bt R p Rsi B g
.............................. (3-20)
dimana :
DDI
SDI
WDI
IDI
N Bt Bti
....................................................................... (3-21)
N p Bt R p Rsi B g
mNBti
B g Bgi
B gi
N p Bt R p Rsi B g
We W p .Bw
N p Bt R p Rsi B g
........................................................................ (3-22)
....................................................................... (3-23)
Wi
......................................................................... (3-24)
N p Bt R p Rsi B g
dimana :
DDI
SDI
WDI
IDI
Sehingga penjumlahan keempat index pendorong adalah sama dengan satu, atau :
DDI + SDI + WDI + IDI = 1 ........................................................................ (3-25)
Water Influx adalah peristiwa atau kejadian masuknya air dari aquifer ke
dalam reservoir. Aliran air dari aquifer tersebut dapat berupa aliran mantap (Steady
State Flow), aliran semi mantap (Pseudo Steady State Flow) dan aliran tidak mantap
(Unsteady State Flow).
Gambar 3.6. memperlihatkan perembesan air pada aliran mantap dimana
suatu tangki reservoir dihubungkan dengan tangki aquifer melalui suatu pipa yang
berisi pasir. Mula-mula kedua tangki diisi sampai ketinggian dan tekanan awal (P i)
yang sama. Ketika diproduksikan pada laju alir yang konstan, tekanan di dalam
tangki reservoir akan turun dengan penurunan awal yang lebih cepat. Pada saat
tangki reservoir akan turun hingga suatu harga tekanan (P) tertentu, maka laju alir
dari perembesan air akan berbanding lurus dengan permeabilitas dari pasir yang
berada dalam pipa, luas pipa dan penurunan tekanan.
Gambar 3.7. memperlihatkan perembesan air pada aliran tidak mantap
dimana suatu tangki reservoir disebelah kanan dihubungkan dengan serangkaian
tangki aquifer yang semakin besar diameternya melalui pipa penghubung yang berisi
pasir dengan permeabilitas konstan. Pada saat produksi dimulai tekanan dalam tangki
reservoir akan turun dan menyebabkan masuknya air dari tangki pertama. Masuknya
air dari tangki pertama menyebabkan aliran dari tangki kedua dan seterusnya. Hal ini
membuktikan bahwa tekanan di tangki aquifer tidak seragam atau merata melainkan
bervariasi sesuai dengan waktu dan laju alir produksi.
Metode yang digunakan untuk menghitung perembesan air (Water Influx)
adalah metode Schilthuis, metode Hurst, metode van Everdingen dan Hurst serta
metode Allard dan Chan
Gambar 3.6.
Perembesan Air pada Aliran Mantap (Steady State Flow)
Gambar 3.7.
Perembesan Air Pada Aliran Tidak Mantap (Unsteady State Flow)
3.3.3.1. Metode Schiltuis
Persamaan perembesan air digunakan untuk menghitung water influx (dari
aquifier) dengan anggapan kondisi aliran mantap (steady state) adalah :
dWe
k Pi P ........................................................................................... (3-26)
dt
dan
We k Pi P dt ...................................................................................... (3-27)
0
dimana :
k
We
t
P P dt
.................................................................................... (3-28)
dimana :
k
We
dWe
= tinggi kenaikkan cairan dalam pipa kapiler, cm
dt
Pi
We = c
0
Pi
P dt
............................................................................. (3-29)
log .at
Dimana :
We
Untuk menentukan harga a dan harga c dapat digunakan persamaan sebagai berikut :
log a K i K i log t i n c
log a K i t i K i t i log t i c t i
............................................... (3-30)
We B P Q t D ...................................................................................... (3-31)
0
Dimana :
We
Q(tD)
Geometri dari radial aquifer dan sejarah tekanan diperlihatkan pada gambar
3.8 dan 3.9.
Dimensionless influx Q(t) pada persamaan 3-31 adalah sebuah fungsi dari
waktu dimensionless tD dan perbandingan dari jari-jari aquifer dengan jari-jari
reservoir, reD = re/rR. Di mana harga tD ini dicari dari rumus :
tD = 6,323 x 10-3
k .t
..................................................................... (3-32)
. .Ce .rw 2
dimana :
k
= Permeabilitas, mD
Ce
rw
= Jari-jari sumur, ft
karena harga permeabilitas, porositas, viscositas, kompresibilitas aquifer serta jarijari reservoir merupakan besaran yang relatif konstan, maka persamaan 3-32 diubah
menjadi :
tD = C . t .........................................................................................................(3-33)
dimana :
C = 6,323 x 10-3
k .t
.................................................................... (3-33)
. .Ce .rw 2
Untuk mendapatkan harga Q(tD) ini, yang merupakan fungsi dari t D dan re/rR
dp dicari dengan menggunakan grafik pada gambar 3.10a. sampai 3.10d. Sebagai
catatan bahwa rR bisa sebagai jari-jari reservoir minyak (ro) bisa juga reservoir gas
(rg). Harga konstanta water influx (B) juga dapat didekati dengan menggunakan
persamaan :
B 1,119 h c e rw
......................................................................... (3-34)
360 o
dimana :
h
= Ketebalan lapisan, ft
Gambar 3.8.
Geometri Aquifer Finite Radial
Gambar 3.9.
Profile Tekanan Aquifer Finite Radial
Gambar 3.10a.
Dimensionless Water Influx untuk Reservoir Finite Radial
Gambar 3.10b.
Dimensionless Water Influx untuk Reservoir Finite Radial
Gambar 3.10c.
Dimensionless Water Influx untuk Reservoir In-Finite Radial
Gambar 3.10d.
Dimensionless Water Influx untuk Reservoir In-Finite Radial
3.3.3.4. Metode Allard dan Chen
Metode ini digunakan untuk aliran tidak mantap pada reservoir yang
mempunyai perembesan air dari bawah (bottom water drive). Bentuk persamaannya
adalah sebagai berikut :
We = B P Q(tD) ............................................................................................ (3-33)
Bentuk persamaan diatas sama dengan bentuk persamaan untuk menghitung
perembesan air dengan metode van Everdingen dan Hurst. Perbedaannya adalah
didalam penentuan harga perembesan air tidak berdimensi.
Tabel penentuan harga Q(tD) pada reservoir bottom water drive dapat dilihat
pada lampiran A. Pada tabel tersebut terdapat parameter ZD yang berarti harga
ketebalan tak berdimensi (dimensionless thickness). Adanya parameter ini
dikarenakan pada reservoir bottom water drive mempunyai ketebalan aquifer lebih
besar jika dibandingkan ketebalan reservoir, sehingga dalam penurunan persamaan
diffusivitas pada bentuk radial diperlukan adanya penambahan parameter KR.
Parameter
KR
adalah
perbandingan
antara
permeabilitas
vertikal
dengan
permeabilitas horizontal.
Besarnya harga ZD dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
ZD =
h
rw K R
dimana :
1/2
..................................................................................................(3-34)
ZD
rw
Gambar 3.11.
Geometri Aquifer Infinite Linier
3.3.4. Perilaku Khas Pressure Maintenance
Lapangan Midway di Arkansas merupakan contoh yang baik dalam program
pressure maintenance dengan injeksi air. Gambar 3.12 memperlihatkan sejarah
produksi reservoir ini. Lapangan Midway diproduksikan dari batugamping
Smackover. Reservoir ini memiliki cadangan kurang lebih 150 MMSTB, diproduksi
dengan mekanisme dorong deplesi, ditandai dengan penurunan tekanan reservoir
yang sangat cepat. Operasi injeksi air dilakukan dua tahun setelah reservoir tersebut
berproduksi.
Hasil program injeksi air menunjukkan tekanan reservoir naik sebelum
kemudian menjadi agak konstan. Beberapa tahun kemudian tekanan menjadi
Gambar 3.12.
Data produksi Lapangan Midway, Arkansas.
3.3.5 Pengurasan Reservoir Kumulatif
Menurut B.C. Craft dan M.F. Hawkins, untuk menjaga agar laju produksi dan
tekanan relatif konstant, maka besarnya laju pengurasan reservoir harus sama dengan
besarnya laju water influx dari aquifer. Persamaannya adalah sebagai berikut :
dWe/dt
dimana :
dN p
dt
R Rs
dN p
dt
dW p
dt
Rs
Bo
Bg
Bw
Untuk lapangan yang dilakukan injeksi air maka air yang masuk ke dalam reservoir
adalah air dari aquifer dan air injeksi, maka persamaan diatas (3-35) menjadi :
dN p
dN p
dW p
dWe dWi
Bo
R Rs
Bg
B w ................................. (3-36)
dt
dt
dt
dt
dt
Bt
R Rsi
Bg
B w ................................. (3-39)
dt
dt
dt
dt
dt
Dengan demikian laju injeksi air yang diperlukan untuk mengimbangi besarnya
pengurasan reservoir :
dN p
dN p
dW p
dWi
dWe
Bt
R Rsi
Bg
Bw
dt
dt
dt
dt
dt
............................... (3-40)
........................................................................................... (3-44)
dt
dt
dt
V N p Bt R p R si B g W p Bw We Wi ................................................. (3-45)
dimana :
V
Np
Bt
Bg
Bw
Rp
Rs
We
Wp
Wi
Agar kondisi reservoir, khususnya tekanan reservoir dapat dipertahankan untuk tidak
cepat mengalami penurunan, maka diusahakan untuk menyeimbangkan laju
pengosongan reservoir dengan laju pengisian reservoir dengan cara menginjeksikan
air ke dalam reservoir dalam jumlah yang cukup (pressure maintenance). Pada saat
periode injeksi dilakukan, perhitungan reservoir net voidage harus memperhitungkan
volume air yang diinjeksikan ke dalam reservoir. Untuk itu persamaan (3-42) dapat
dinyatakan sebagai berikut :
Reservoir Net Voidage = Voidage We Wi
3.4.
penyusutan gas cap sering menjadi masalah yang cukup berarti dalam operasinya.
Akan tetapi, masalah yang sangat penting dalam pengoperasian pressure
maintenance ada dua, yaitu 1) gas cap dapat mengembang disebabkan penurunan
tekanan reservoir dan dalam operasi pressure maintenance menurun pada tekanan
reservoir per satuan produksi minyak hingga sangat rendah, dan 2) jika
dimungkinkan mengurangi produksi gas dari tudung gas reservoir. Oleh karena itu
dengan pertimbangan dua faktor tersebut penyusutan gas cap menjadi pertimbangan
yang cukup berarti. Hal ini penting untuk mengurangi penyusutan gas cap dengan
jalan menutup sumur produksi gas dari gas cap atau mengembalikan gas ke gas cap
untuk mengganti gas yang telah diproduksikan. Sangat dimungkinkan untuk menutup
sumur-sumur produksi gas dari gas cap karena pertimbangan keuntungan atau kasus
dimana penyusutan gas cap disebabkan oleh produksi gas sehingga pori-pori
reservoir menjadi kosong.
Praktek yang umum untuk mengembalikan fraksi produksi gas dalam
reservoir agar ukuran gas cap tetap sama, dalam beberapa kasus akan lebih ekonomis
untuk mengembalikan air sebagai pengganti gas ke tudung gas. Hal ini bisa saja
dilakukan karena tidak ada fasilitas yang tersedia untuk menekan gas ke reservoir
dan juga air telah diinjeksikan ke aquifer. Teknik ini telah berhasil dilaksanakan
dalam beberapa kasus, walaupun kemungkinan pengaruh gravity segregation harus
dipertimbangkan.
3.5.
pengolahan air adalah ruang yang dibutuhkan atau ruang yang tersedia dan jarak
antara sumber air primer dan titik injeksi. Kemudian setelah itu diputuskan
kemungkinan-kemungkinan daripada sistem pengolahan yang akan digunakan.
Berdasarkan dari sumber dan kondisi air yang dipergunakan sebagai fluida
injeksi, serta pertimbangan beberapa problema yang mungkin timbul yaitu ; korosi,
scale, swelling, padatan tersuspensi, gas yang terlarut, minyak yang terbawa, maka
sistem operasi di bagi menjadi tiga, yaitu :
1. Sistem perbaikan air tertutup (Closed Water Treating Systems).
Dalam sistem pengolahan air tertutup ini, air yang digunakan sebagai fluida
injeksi tidak bersinggungan/kontak dengan udara luar, dengan alasan akan timbul
beberapa problem, seperti naiknya kadar gas dalam air, sehingga akan tumbuh
ganggang serta korosi. Selain itu untuk menghindari reaksi reduksi-oksidasi dimana
pengendapan dapat terbentuk dan pemecahan oksigen atmosfer dalam air.
Keuntungan cara sistem perbaikan air tertutup ini adalah :
-
murah
Clear water storage, yaitu air dalam storage yang siap diinjeksikan dan benarbenar bersih.
Dalam gambar 3.14. terlihat bahwa suplai air berasal dari sumber dialirkan ke
aeration untuk membebaskan sejumlah gas yang terlarut, setelah itu dialirkan ke
bagian sedimentation untuk mengendapkan bagian yang tersuspensi. Lalu aliran air
disaring dalam saringan yang berbentuk seperti botol, kemudian dialirkan ke tangki
pengumpul, untuk siap diinjeksikan ke dalam sumur dengan pompa. Skema sistem
terbuka ini dapat dilihat pada gambar 3.14.
3. Sistem perbaikan air setengah tertutup
Sistem ini merupakan gabungan antara sistem terbuka dengan sistem tertutup.
Dalam sistem ini, terdapat dua proses, yaitu :
-
Pengolahan air, seperti dalam sistem terbuka mulai dari supply well sampai clear
water storage.
Gambar 3.13.
Diagram Alir Sederhana Untuk Sistem Water treating Type Tertutup
Gambar 3.14
Diagram Alir sederhana Untuk Sistem Water Treating Type Terbuka
Gambar 3.15.
Digram Alir Sederhana Untuk System Water Treating Setengah Tertutup