Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guinensis) berasal dari Afrika barat,


merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai
produktivitas lebih tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya.
Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda
pada tahun 1848. Saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang ditanam di Kebun
Raya Bogor (Botanical Garden) Bogor, dua berasal dari Bourbon (Mauritius), dan
dua lainnya dari Hortus Botanicus, Amsterdam Belanda. Awalnya tanaman kelapa
sawit dibudidayakan sebagai tanaman hias, sedangkan pembudidayaan tanaman
untuk tujuan komersial baru dimulai pada tahun 1911.
Perintis usaha perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah Adrein Hallet
(orang Belgia), kemudian budidaya yang dilakukannya diikuti oleh K.Scadth yang
menandai lahirnya perkebunan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang.
Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai timur Sumtera (Deli), dan
Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 Ha.
Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit maju pesat
hingga menggeser dominasi ekspor Negara Afrika waktu itu. Memasuki masa
pendudukan Jepang, perkembangan kelapa sawit mengalami kemuduran. Lahan
perkebunan mengalami penyusutan sebsar 16 % dari total luasan yang ada
sehingga produksi minyak sawit pun di Indonesia hanya mencapai 56.000 ton
pada tahun 1948 / 1949, pada hal pada tahun 1940 Indonesia mengekspor 250.000
ton minyak sawit.
Pada tahun 1957, setelah Belanda dan Jepang meninggalkan Indonesia,
pemerintah mengambil alih perkebunan (dengan alsan politik dan keamanan).
Untuk mengamankan jalannya produksi, pemerintah meletakkan perwira militer
di setiap jenjang manajemen perkebunan. Pemerintah juga membentuk BUMIL
1

(Buruh Militer), yang merupakan kerja sama antar buruh perkebunan dan militer.
Perubahan manajemen dalam perkebunan dan kondisi sosial politik serta
keamanan dalam negeri yang tidak kondusif, yang menyebabkan produksi kelapa
sawit menurun dan posisi Indonesia sebagai pemasok minyak sawit dunia terbesar
tergeser oleh Malaysia.
Pada pemerintahan orde baru, pembangunan perkebunan di arahkan dalam
rangka menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan sektor penghasil devisa negara. Pemerintah terus mendorong pembukaan
lahan baru untuk perkebunan. Sampai pada tahun 1980, luas lahan mencapai
294.560 Ha dengan poduksi CPO (Crude Palm Oil) sebesar 721.172 ton. Sejak
itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat terutama
perkebunan rakyat. Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang
melaksanakan progam Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan (PIR BUN).
Luas areal tanaman kelapa sawit terus berkembang dengan pesat di
Indonesia. Hal ini menunjukkan meningkatnya akan produk olahannya. Ekspor
minyak sawit (CPO) Indonesia antara lain ke Belanda, India, Cina, Malaysia dan
Jerman, sedangkan untuk prodcuk minyak inti sawit (PKO) lebih banyak diekspor
ke Belanda, Amerika serikat dan Brasil.
A. Sejarah singkat perusahaan
PT Rea Kaltim Plantations bergerak dalam pengelolaan perkebunan
kelapa sawit di Belayan Ulu, daerah terpencil di kiri-kanan aliran Sungai
Belayan, anak Sungai Mahakam di Kalimantan Timur.
Areal perkebunannya berada di wilayah Kecamatan Kembang Janggut
dan Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, kurang lebih 140
kilometer di barat laut Samarinda, ibu kota Provinsi Kalimantan Timur.
Perusahaan memiliki areal pengembangan kebun baru di wilayah Kabupaten
Kutai Timur dan Kutai Barat.
Dari Samarinda, perkebunan ini dapat dicapai melalui perjalanan darat
hingga Kota Bangun, sebuah kota kecil di pedalaman Kalimantan Timur. Dari

Kota Bangun perjalanan dilanjutkan menelusuri aliran Mahakam dan Belayan


dengan speedboat selama tiga jam.
PT Rea Kaltim Plantations adalah perusahaan patungan Makassar
Investment Ltd. - perusahaan yang pemegang saham mayoritasnya dari Inggris
- dengan mitra lokalnya, PT Kebun Kutai Permai yang beroperasi sejak Mei
1995.
Areal perkebunan seluas 34,062 hektar di tanami kelapa sawit yang
menghasilkan panen tandan buah segar (TBS) yang kemudian diolah menjadi
minyak sawit mentah (crude palm oil) dan palm kernel oil, yakni minyak yang
dihasilkan dari inti sawit.
1. Kegiatan Perusahaan
Perkebunan yang dikelola PT Rea Kaltim Plantations dan grup:
1) Kebun Perdana
2) Kebun Lestari
3) Kebun Sentekan
4) Kebun Cakra
5) Kebun Damai
6) Kebun Berkat
7) Kebun Satria
8) Kebun Tepian
9) Pengembangan baru
Untuk mengolah kelapa sawit yang dihasilkan semua kebun itu, PT
Rea Kaltim Plantations mengoperasikan tiga pabrik, masing-masing
berlokasi di Kebun Perdana, Kebun Cakra dan Kebun Satria. Ketiga
pabrik ini memproses sawit dari TBS menjadi minyak sawit mentah
(crude palm oil) dan palm kernel oil. Pabrik pengolah inti sawit di
Kebun Cakra kemudian melanjutkan proses kernel kelapa sawit
menjadi minyak kernel kelapa sawit mentah.

Pabrik di Perdana dan Cakra masing-masing memiliki kapasitas


pengolahan 80 ton TBS per jam. Sementara pabrik di Satria memiliki
kapasitas pengolahan 40 ton TBS per jam. Pabrik pengolah inti sawit di
Kebun Cakra ini memproduksi 150 ton minyak kernel kelapa sawit
mentah setiap hari.
Pada awalnya ketiga pabrik ini didukung oleh ketel besar, sumber
tenaga uap yang digunakan untuk pengolahan dan pembangkit listrik.
Ketel uap ini menggunakan bahan bakar biomassa, yaitu residu TBS
yang di olah oleh pabrik. Saat ini pembangkit listrik untuk
pengoperasian Pabrik dan Penerangan Pemukiman Karyawan, dan
bangunan lainnya, telah menggunakan energi listrik yang dihasilkan
dari reaktor Bioagas
2. Karyawan

PT Rea Kaltim Plantations mempekerjakan sekitar 9.034 karyawan.


Lokasinya di daerah terpencil, mengharuskan rekrumen sumber daya
manusia sedapat mungkin dari daerah sekitarnya.
Mayoritas karyawan Rea Kaltim Plantations beserta anggota keluarga
mereka tinggal di perumahan yang terbentuk menjadi beberapa
perkampungan di seluruh wilayah perkebunan.
Semua perkampungan karyawan ini mendapat air bersih, listrik, dan
dilengkapi dengan fasilitas publik berupa bangunan sekolah, masjid,
gereja, dan juga pasar.
PT Rea Kaltim Plantations membentuk sebuah Yayasan yang mengelola
pendidikan tingkat sekolah dasar dan tingkat menengah pertama di
wilayah perkebunan,
Perusahaan juga memberikan pelayanan kesehatan dan fasilitas
medis di klinik di setiap perkampungan dalam wilayah perkebunan, dan
mendirikan sebuah Klinik Pusat di Kebun Perdana. Klinik ini tidak
hanya melayani karyawan dan keluarga mereka, melainkan juga
melayani warga yang tinggal di sekitar perkebunan
4

Pelatihan menjadi perhatian penting bagi perusahaan dalam


upayanya mendapatkan mutu kerja terbaik karyawan untuk semua segi
kegiatan. Program pelatihan berjalan secara rutin sebagai bagian dari
upaya pengembangan sumber daya manusia dengan penekanan pada
aspek kesehatan, keselamatan kerja, dan membangun kesadaran akan
pentingnya azas keberlanjutan dalam kegiatan yang dijalankan
3. Lingkungan

Sejak tahap awal, PT Rea Kaltim Plantations mengembangkan


kegiatannya di Kalimantan Timur berdasarkan penilaian dampak
lingkungan dan saran serta pendapat yang diberikan para ahli. Dalam
areal lahan yang dikelola perusahaan, lebih dari 6.000 hektar
dicadangkan sebagai lahan konservasi dengan tujuan mempertahankan
dan meningkatkan keragaman hayati.
Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya, perusahaan
menyadari adanya kewajiban dalam kaitannya dengan polusi dan
pemakaian energi secara efisien. PT Rea Kaltim Plantations
menjalankan kebijakan zero burning - tanpa membakar dalam
pembukaan dan pengembangan lahan. Pada musim kemarau, patroli
petugas pencaga kebakaran berjalan aktif untuk mencegah risiko
kebakaran yang disengaja. Koridor penyangga senantiasa dipelihara
untuk melindungi persediaan air.
Perusahaan ini secara aktif mempromosikan pengelolaan hama
terpadu di seluruh wilayah perkebunannya. Selama dimungkinkan,
predator alami lebih disukai untuk pengendalian hama. Varietas untul
tumbuhan berbunga ditanam di berbagai penjuru perkebunan untuk
merangsang perkembangan populasi tawon, pemangsa alami cacing dan
ulat.
Seluruh sampah diolah secara daur ulang. Minyak limbah pabrik
ditampung di kolam limbah dan sesudah diproses didistribusikan ke
perkebunan sebagai pengganti pupuk anorganik dan sebagian diolah

menjadi energi listrik Tandan sawit juga ditebar. Serat dan ampas yang
dihasilkan penggilingan buah kelapa sawit digunakan untuk bahan
bakar di ketel uap. Uap ini kemudian digunakan untuk memutar turbin
pembangkit tenaga listrik.
Sebagai salah satu perusahaan pengelola perkebunan besar di
Indonesia, perusahaan menjalani proses penilaian lingkungan secara
periodik

sesuai

dengan

ketentuan

yang

dijalan

Kementerian

Lingkungan Hidup, yang dikenal sebagai Proper. Hasil evaluasi


Proper ini ditandai dengan pemancangan bendera berwarna, mulai dari
hitam untuk penilaian terburuk, hingga warna emas untuk yang terbaik.
Pada tahun 2008, PT Rea Kaltim Plantations adalah salah satu dari
hanya dua perusahaan perkebunan di Indonesia yang memperoleh
penilaian dengan bendera hijau, tingkat tertinggi yang pernah diberikan
melalui program Proper selama ini.
4. Konservasi

PT Rea Kaltim Plantations membentuk departemen khusus untuk


kegiatan konservasi berupa tim berangkotakan ahli yang berpengalaman
dan berdedikasi, dipimpin seorang ahli konservasi dengan repitasi
international, untuk menerapkan misi konservasi perusahaan, sebagi
berikut :

Menyusun catatan rici tentang keadaan sifat atau ciri fisik lahan di
dalam area perkebunan, sumberdaya keragaman hayatinya, keadaan
dan nilainya bagi komunitas international dan lokal;

Mengurangi atau menghilangkan dampak negatif dari perkebunan


terhadap tanah, air dan komunitas hayati;

Meningkatkan
pendidikan

konservasi
masyarakat

keanekaragaman
setempat,

pemanfaatnanya secara berkelanjutan; dan

hayati

melalui

perlindungannya,

dan

Menemukan bentuk hasil konservasi yang memberikan manfaat


jangka panjang bagi masyarakat setempat, spesies yang ada di
dalamnya, dan untuk perusahaan sendiri.
PT Rea Kaltim Plantations mendirikan Pos Penelitian Konservasi

di wilayah bagian utara Sungai Belayan, dalam lingkungan Kebun


Damai. Pos ini dapat menampung delapan orang, baik ilmuwan maupun
mahasiswa, manakala mereka harus melakukan penelitian jangka
panjang di wilayah itu.
Untuk meningkatkan efektivitas kerjanya departemen Konservasi
menjalin kemitraan dengan organisasi non-pemerintah dan lembaga
internasional.
Lembaga/instasi yang sudah menyepakati perjanjian kerjasama
dengan Departemen Konservasi adalah sebagi berikut :

Laboratorium

Zoologi

Fakultas

Kehutanan

Universitas

Mulawarman di Kalimantan Timur

Laboratorium Genetika, Departemen Biologi, Institut Teknologi


Bandung

Museum dari Herbarium Bogoriensis, Lembaga Ilmu Pengetahuan


Indonesia (LIPI)

Proyek Tanaman Hutan, Sarawak

Field Museum of Natural History

Museum Sejarah Alam, London Worl Wildlife Fund-Indonesia

Penyusunan katalog flora dan fauna dalam wilayah dan di sekitar


wilayah yang dicadangkan untuk konservasi merupakan kegiatan
penting Departemen Konservasi. Departemen Konservasi telah
mengidentifikasi rawa yang menjadi habitat dua species buaya yang
terancam punah; Tamistoma Schlegelii, dan buaya Siam (Crocodylus
siamensis).
7

Studi lain yang juga sudah dilakukan adalah penelitian untuk satwa
air yang diselenggarakan bekerjasama dengan Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, untuk mengidentifikasi tiga species ikan yang
dalam dunia ilmu pengetahuan belum dikenal sebelumnya, yakni
Leiocassis Pangio, dan Rasbora
5. Biogas

Pabrik

pengolahan

Minyak

Kelapa

Sawit

(CPO)

selalu

menghasilkan limbah cair. Dimana limbah cair tersebut pada umumnya


diproses di fasilitas pengolahan limbah yang disebut Kolam Limbah
untuk menguraikan sisa kandungan minyak atau zat organik. Setelah
semua zat organik yang terkandung di dalam limbah cair terurai
sempurna, barulah dikirim ke kebun penanaman Pohon Sawit sebagai
irigasi dan pupuk.
PT. REA Kaltim

Plantations

telah

memprakarsai

untuk

membangun dua Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (Biogas


Power Plant) yang berlokasi di Cakra Oil Mill dan Perdana Oil Mill
keduanya masuk dalam wilayah Kecamatan Kembang Janggut,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Cakra
Biogas Power Plant berlokasi di Desa Muai telah beroperasi sejak
tanggal 1 April 2012. Sedangkan Perdana Biogas Power Plant yang
berlokasi di Desa Pulau Pinang beroperasi sejak 16 September 2012.
Kapasitas pembangkit listrik terpasang dari kedua Biogas Power Plant
tersebut masing-masing sebesar 4 dan 3 Megawatt. Listrik yang
dihasilkan oleh Biogas Power Plant tersebut untuk sementara
8

dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pabrik Kelapa


Sawit, perumahan karyawan perusahaan dan fasilitas penunjang
operasional perusahaan lainnya.
Bahan baku berupa limbah cair diperoleh dari dua Pabrik
Pengolahan Minyak Kelapa Sawit. Dimana limbah tersebut selanjutnya
diolah di dalam Biogas Reaktor (Biogas Digester) yang berupa kolam
masing-masing sebesar 2 Ha yang dilapisi dan ditutup dengan plastik
HDPE yang cukup tebal. Di dalam Biogas Reaktor tersebut terjadi
proses Anaerobic yaitu proses penguraian zat organik tanpa adanya
oksigen yang pada akhirnya menghasilkan Biogas yang dipergunakan
sebagai bahan bakar di Mesin Generator Tenaga Biogas (Biogas Engine
Generator). Biogas Reaktor selain menghasilkan Biogas sekaligus akan
mengatasi permasalahan di dalam proses pengolahan limbah kolam
terbuka konvensional. Kelebihan tersebut antara lain:
1) Mempercepat proses penguraian zat organik di dalam limbah.
2) Mengurangi volume limbah.
3) Mengatasi masalah bau limbah.
4) Menghasilkan pupuk cair organik.
5) Mengurangi emisi Gas Metana sebagai salah satu gas rumah kaca
(Green Gas Houses).
PT. REA Kaltim Plantations telah berhasil mengembangkan
Pembangkit Listrik dari Energi Baru Terbarukan (Renewable Energy)
sebagai salah satu sumber energi masa depan yang sangat ramah
lingkungan dan turut serta menunjang Gerakan Ketahanan Energi
Nasional yang dicanangkan oleh Pemerintah melalui Kementrian
ESDM.
Proyek pembangkit energi listrik yang berkelanjutan ini juga telah
berhasil mendapatkan sertifikasi sebagai CDM Project dari UNFCCC
(United Nations Framework Convention on Climate Change) atau
Badan di PBB yang menangani perubahan iklim, ditandai dengan
diterbitkannya CERs (Certified Emission Reduction) untuk kedua
Proyek pada bulan Agustus 2013 yang lalu.
Pada tanggal 28 Februari 2013 PT. REA Plantations telah
menanda-tangani MOU dengan PLN sebagai tindak-lanjut rencana
9

kerjasama perusahaan dengan PLN dan Bupati Kutai Kartanegara guna


menyalurkan kelebihan listrik ke masyarakat 3 Kecamatan disekitar
perusahaan sebesar 3 Mega Watt dan akan terus ditingkatkan sampai 8
Mega Watt. Diharapkan sebelum hari Raya di bulan Juli 2014
masyarakat di sekitar perusahaan yang tadinya tidak terjangkau listrik
dari PLN bisa mulai menikmati listrik selama 24 jam yang disuplai dari
kedua Pembangkit Listrik Tenaga Biogas tersebut. Program kerjasama
ini sekaligus membantu meningkatkan rasio elekrifikasi sebagai salah
satu program dari PLN Wilayah Kalimantan Timur, meningkatkan
kesejahteraan dan pendidikan masyarakat sebagai program dari
Pemerintah Kabupaten serta salah satu bentuk program CSR dari
perusahaan.
Kedepannya PT. REA Kaltim Plantations akan mengembangkan
lebih lanjut Teknologi Biogas ini dengan membangun Pembangkit
Listrik Tenaga Biogas yang ke tiga terletak di Satria Oil Mill. Serta
mengolah lebih-lanjut Biogas sebagai bahan bakar bagi kendaraan
operasional perusahaan dengan membangun fasilitas Methane Upgrader
Plant atau Biomethane Plant. Dengan dibangunnya Biomethane Plant
ini diharapkan bisa mengurangi pemakaian bahan bakar solar sebanyak
5 juta liter pertahun.
PT. REA Kaltim Plantations juga memprakarsai kerja-sama dengan
beberapa

Perguruan

Tinggi

Negeri

maupun

Swata

dalam

mengembangkan Teknologi Biogas di Tanah Air melalui program


penyelidikan, pengembangan dan kerja praktek. Dimana diharapkan
Teknologi Biogas ini bisa digunakan dan dikembangkan secara luas di
Industri Pengolahan Hasil Pertanian lainnya serta menyiapkan tenaga
ahli dan tenaga siap pakai di Tanah Air.
Keberhasilan PT. REA Kaltim Plantations dalam mengembangkan
Teknologi Biogas ini diharapkan menjadi Best Practice dan bisa
dikembangkan secara luas di industri serupa di Tanah Air.

10

6. Sertifikasi dan Penghargaan


Beberapa pencapaian yang telah di raih oleh PT REA Kaltim
Plantations adalah :

SERTIFIKASI
Internasional
1) ISO14001

Sertifikat Perkebunan PT REA Kaltim = 30 Desember 2009

Sertifikat Pabrik PT REA Kaltim = 1 Mei 2009

Sertifikat Perkebunan PT SYB = 8 April 2011

2) Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO)

Sertifikat Perkebunan PT REA Kaltim = 6 Juni 2011

Sertifikat Pabrik POM PT REA Kaltim = 6 Juni 2011

Sertifikat Pabrik COM PT REA Kaltim = 6 Juni 2011

3) RSPO Supply Chain Certification (SCC)

Sertifikat Pabrik & Bulking Station PT REA Kaltim = 1 Mei


2012

4) International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) pada


tahun

Sertifikat Pabrik POM PT REA Kaltim = 9 September 2013

Sertifikat Pabrik COM PT REA Kaltim = 9 September 2013

11

Sertifikat Bulking Station PT REA Kaltim = 30 Agustus 2013

Nasional

Indonesias programme for Pollution control evalution and


rating (PROPER)

Sertifikat Pabrik POM PT REA Kaltim = 5 Juni 2013

Sertifikat Pabrik COM PT REA Kaltim = 5 Juni 2014

PENGHARGAAN
1) Perusahaan Pembina Tenaga Kerja Perempuan Tahun 2011 tingkat
Provinsi Kalimantan Timur.
2) Education Award 2014 Kategari Perusahaan se Kabupaten Kutai
Kartanegara.

B. Ekologi
1. Letak Geografis
PT REA Kaltim Plantation, Kebun Lestari terletak di wilayah
Kecamatan Kembang Janggut dan Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai
Kartanegara, kurang lebih 140 kilometer di barat laut Samarinda, ibu kota
Provinsi Kalimantan Timur dan 60 Km dari kota Bangun, kota kecil di
pedalaman Kalimantan Timur
2. Topografi dan Keadaan Tanah
Jenis tanah areal Kebun Lestari adalah Typic Paleudult ( Podsolik
Merah-Kuning ). Status dari kesuburan jenis tanah ini adalah agak rendah
dengan kandungan pasir tinggi. Fisiologi lahan adalah lipatan dengan

12

topografi datar-bergelombang atau berbukit. Sifat kimia tanah yang


terkandung didalam jenis tanah tersebut seperti pH tanah adalah 5-7.
Untuk kelas lahan pada Kebun Lestari termasuk pada lahan kelas 2.
3. Iklim
Kondisi iklim suatu wilayah merupakan salah satu faktor penting
dalam usaha perkebunan kelapa sawit. Faktor-faktor iklim yang penting
adalah curah hujan, suhu (temperatur), intensitas penyinaran, angin dan
faktor-faktor pendukung lainnya (tanah, vegetasi dan topografi). Faktor
faktor ini saling berkaitan erat dan mempengaruhi kehidupan tanaman
kelapa sawit (Mangoensoekarjo dan Semangun, 2005).
Kebun Lestari berada pada daerah beriklim tropis dengan sebaran
curah hujan rata-rata >2000 mm/tahun dan suhu rata-rata adalah
220 c330 c serta kelembaban relatif (RH) berkisar antara 75%-85%.
4. Potensi Lahan
a. Produksi Ton/Ha TBS = Rata-rata 24 Ton/Ha/Thn.
b. Produksi puncak = 25 Ton/Ha/Thn.
c. Rendemen minyak CPO = 24 26 %.

C. LUAS AREAL DIVISI, ORGANISASI KEBUN DAN ORGANISASI


DIVISI
1. Luas Areal
Kebun Lestari areal Divisi 03 PT. REA Kaltim Plantation memiliki
lahan untuk tanaman Kelapa Sawit menghasilkan seluas 567 Ha. Kebun
Divisi 03 memiliki lahan Kelapa Sawit yang berasal dari lahan hutan yang
di konversikan menjadi tanaman kelapa sawit.
Kebun Lestari Divisi 03 memiliki beberapa tahun tanam 1995, 1996,
1997 dan 1991998 yang terbagi dalam 6 blok, yang masing-masing bloknya
terdiri dari 4 sub blok dengan luasan rata-rata 25 Ha
Planted divisi 03 2015

YoP
1995

Sub
Block

Ha

Palms

11A
11B

24
26

2957
3529

13

11C

24

3197

11D

24
98

3160
12843

12A

19

2575

12B

27

3754

12C

22

3012

12D

27

3637

95

12978

13A/mck

20

2725

13A/cly

10

1363

30

4088

15A

21

2842

15B

25

3338

15C
15D

14
36

1881

96

13049

Total

1996

Sub Total
1996
Sub Total

1996

Sub Total

4988

16A/cly

20

2464

16A/mck

442

16B/cly

17

2161

16B/mck

17

1144

16C

24

2937

16D

2763

Sub Total

22
95

11911

Total

316

54869

1996

1997

14A/cly

12

1681

14A/mck

17

2382

14B/cly

192

14B/mck

3140

14C

25
21

14D/cly

286

14D/mck

19

1513

98

11660

Total

2466

13B/cly

11

1409

13B/mck

17

2213

13C

28

3360

Total

55

6982

Grand Total

567

86354

1998

2. Organisasi Kebun dan Divisi Lestari Estate

14

Anda mungkin juga menyukai