Konsep
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis
Volume IV : Pengaman Sungai
Bagian 3 : Check Dam
ICS 93.010
SDA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
iii
PENDAHULUAN...........................................................................................................
iv
1.
2.
ACUAN NORMATIF.............................................................................................
3.
4.
PEKERJAAN PERENCANAAN ...........................................................................
4.1. Ketentuan dan Persyaratan .................................................................................
4.2. Pelaksanaan Pekerjaan .......................................................................................
1) Studi Awal ......................................................................................................
2) Studi Identifikasi.............................................................................................
3) Studi Pengenalan...........................................................................................
4) Perencanaan Pendahuluan dan Studi Kelayakan .........................................
4
4
5
5
7
9
14
21
21
5.
5.1.
5.2.
5.3.
5.4.
22
22
23
31
32
6.
6.1.
6.2.
6.3.
6.4.
32
33
36
38
43
7.
PEKERJAAN PEMELIHARAAN ..........................................................................
7.1. Inventarisasi Kerusakan dan Survey Pengukuran ...............................................
7.2. Perencanaan dan Pelaksanaan Pemeliharaan....................................................
45
45
48
BIBLIOGRAFI ...............................................................................................................
50
52
54
68
81
90
LAMPIRAN C
97
LAMPIRAN D
113
LAMPIRAN E
114
ii
KATA PENGANTAR
Konsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi teknik
pekerjaan yang ada. Pembahasan dilakukan pada Kelompok Umum dari Gugus Kerja
Pendayagunaan Sumber Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya Air yang berada
dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil,
Departemen Pekerjaan Umum.
Proses pembahasan yang dimulai dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus
Kerja, Rapat Teknis dan Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber Daya Air yang
kemudian Rapat Penetapan pada Panitia Teknis sesuai dengan mekanisme proses
pembuatan pedoman di Departemen Pekerjaan Umum.
Pelaksanaan pembahasan untuk masing-masing tingkatan harus dihadiri oleh anggota
panitia, nara sumber, konseptor dan tim editor dari perumusan pedoman ini. Komposisi
anggota panitia dan nara sumber harus memperhatikan keterwakilan para pemangku
kepentingan yaitu antara lain : pemerintah, pakar, konsumen dan produsen dengan
komposisi yang seimbang satu sama lain.
iii
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang No.7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air bahwa
pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air harus berdasarkan
norma, standar, pedoman dan manual (NSPM). Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat
ini telah tersusun NSPM yang umumnya mengenai tata cara perencanaan, cara uji mutu
pekerjaan dan spesifikasi teknis bahan serta konstruksi dari bangunan air yang akan
dibangun.
Pedoman ini disusun sesuai dengan masing-masing tahapan kegiatan yang terdiri dari
survey, investigasi, desain, konstruksi dan pemeliharaan dimana dalam pelaksanaannya
mengacu dan berpedoman pada norma, standar, pedoman dan manual (NSPM) yang
tercantum pada Acuan Normatif.
Pedoman ini mencakup kegiatan perencanaan (studi awal, studi identifikasi, studi
pengenalan dan perencanaan pendahuluan serta studi kelayakan), detail desain, konstruksi
dan pemeliharaan dalam pekerjaan pembangunan bangunan check dam.
Pedoman detail desain mencakup kegiatan collecting data sekunder (topografi, geologi
permukaan, hidrologi), data primer (survey pengukuran topografi dan pemetaan, survey
hidrometri, sampling sedimen dan penyelidikan geoteknik), analisis hidrologi, analisis
hidrolika, perencanaan dan perhitungan dimensi, perhitungan volume pekerjaan sebagai
acuan dalam penyusunan rencana anggaran biaya, analisis dampak lingkungan serta
penyusunan dokumen tender yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan bangunan
check dam.
Pedoman konstruksi mencakup kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang menguraikan tentang
pekerjaan persiapan umum dan khusus, pelaksanaan pekerjaan lapangan yang meliputi :
pekerjaan tanah; pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan; pekerjaan penyelidikan
geoteknik; pekerjaan beton; pekerjaan pasangan batu; pekerjaan dewatering; pekerjaan
pemancangan dan pekerjaan lain-lain.
Pedoman pemeliharaan mencakup kegiatan inventarisasi kerusakan, survey pengukuran,
perencanaan dan pelaksanaan pemeliharaan.
iv
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
1.
RUANG LINGKUP
SNI 03-0090-1999
1 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
SNI 03-1724-1989
SNI 03-2414-1991
SNI 03-2415-1991
SNI 03-2851-1991
SNI 03-2819-1992
SNI 03-2820-1992
SNI 03-2822-1992
SNI 03-2830-1992
SNI 03-3414-1994
SNI 03-3444-1994
SNI 03-3961-1995
SNI 03-3961-1995
Pedoman Teknis :
-
3.
ISTILAH DAN DEFINISI
3.1.
Perencanaan adalah rangkaian kegiatan untuk pelaksanaan kegiatan sebelum
pembangunannya. Rangkaian kegiatan tersebut meliputi: identifikasi masalah,
pengumpulan data, penentuan metode, pelaksanaan investigasi dan penyelidikan,
optimasi solusi yang tepat dari berbagai alternatif solusi, serta penentuan skala
prioritas.
3.1.1. Studi Awal adalah konsep atau rencana membuat suatu proyek yang terbentuk
melalui pengamatan kesempatan fisik di lapangan atau melalui analisis data-data
topografi dan hidrologi.
2 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
3.1.2. Studi identifikasi adalah kegiatan dimana studi awal diperiksa di lapangan untuk
membuktikan layak tidaknya suatu rencana proyek sehingga menghasilkan suatu
gambaran yang jelas mengenai kelayakan proyek yang bersangkutan.
3.1.3. Pengenalan studi adalah suatu proses untuk
pengembangan proyek multisektor dari segi-segi teknis.
memberikan
garis
besar
3.1.4. Studi kelayakan adalah kegiatan untuk menyaring berbagai proyek alternatif yang
sudah dirumuskan di dalam studi pengenalan berdasarkan perkiraan biaya dan
keuntungan yang dapat diperoleh.
3.2.
Detail desain adalah kegiatan perencanaan rinci suatu bangunan air yang
menghitung dan menggambarkan atau juga memetakan berbagai dimensi bangunan
sesuai dengan kebutuhan perencanaan suatu bangunan atau komponennya. Contoh
detail desain untuk check dam dari mulai gambar lay out sampai dengan dimensi rinci
serta spesifikasi bahan yang akan digunakan sebagai komponen bangunan check
dam.
3.2.1. Bendung penahan sedimen adalah bangunan yang dibangun melintang di sungai
yang berbentuk bendung dengan kelengkapannya, yang berfungsi untuk
mengendalikan kecepatan, debit dan arah aliran sedimen
3.2.2. Desain hidraulik adalah tahapan kegiatan desain berupa tinjauan hidrolik terhadap
rencana letak, bentuk, dan dimensi bendung penahan beserta kelengkapan serta
lapisan tanah pondasi untuk mendapatkan bendung penahan beserta kelengkapannya
yang stabil
3.2.3. Desain struktur adalah tahapan kegiatan desain berupa tinjauan gaya-gaya yang
bekerja pada bangunan dan tanah, pondasi untuk mendapatkan letak, bentuk dan
dimensi bangunan beserta kelengkapannya sehingga aman dan stabil
3.3.
3.3.1. Direksi pekerjaan adalah personil yang ditunjuk oleh pemilik pekerjaan untuk
membimbing dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan agar mendapatkan hasil yang
sesuai dengan rencana
3.3.2. Dokumen perencanaan adalah keterangan yang mencakup tentang spesifikasi
teknik, gambar perencanaan maupun gambar detail dari seri check dam yang akan
dibuat
3.3.3. Gambar pelaksanaan adalah gambar bangunan (check dam) yang sudah
dilaksanakan apabila terjadi perubahan dimensi dari perencanaan
3.3.4. Lantai kerja adalah lantai yang terbuat dari beton dengan campuran 1 semen : 3
pasir : 5 kerikil, dipergunakan untuk tatakan mencetak tiang pancang beton
3.3.5. Perencana adalah personil yang membuat desain/rencana check dam, meliputi
perhitungan; gambar konstruksi dan spesifikasi teknis
3.4.
Pemeliharaan adalah usaha-usaha untuk menjaga agar prasarana irigasi selalu dapat
berfungsi dengan baik guna mempertahankan kelestariannya.
3.4.1. Pemeliharaan periodik adalah suatu kegiatan yang mempunyai waktu yang lama
dan dampak yang diakibatkannya akan lebih besar dibandingkan dengan
pemeliharaan rutin.
3.4.2. Pemeliharaan rutin adalah kegiatan yang mempunyai frekuensi lebih sering
dilakukan dengan skala kecil, waktunya pendek dan harus dilakukan serta secara
kontinyu.
3 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
3.5.
Perawatan adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan, tanpa
ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti.
3.5.1. Perawatan rutin adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan
yang dilaksanakan setiap waktu.
3.5.2. Perawatan berkala adalah usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi jaringan
yang dilaksanakan secara berkala.
3.6.
Perbaikan adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi saluran dan atau
bangunan.
3.6.1. Perbaikan darurat adalah usaha perbaikan dengan maksud agar saluran dan
bangunan sementara dapat berfungsi.
3.6.2. Perbaikan permanen adalah usaha perbaikan untuk mengembalikan kondisi dan
fungsi jaringan secara permanen.
4.
PEKERJAAN PERENCANAAN
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan pembangunan check dam memuat :
1) Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang
Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan dalam penyediaan data dan fasilitas penunjang,
meliputi :
a) Penyediaan oleh Pengguna Jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan
akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :
i.
Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai
laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu
ii. Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu
desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu
untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia
Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil
4 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan bangunan check dam dibagi menjadi kegiatan studi awal, studi
iedntifikasi, studi pengenalan dan perencanaan pendahuluan serta studi kelayakan. Adapun
uraian pedoman spesifikasi teknis sebagai berikut :
1) Studi Awal
Studi awal adalah studi penjajagan apakah memungkinkan suatu pekerjaan check dam
diadakan. Pelaksanaan kegiatan hanya merupakan desk study saja berdasarkan datadata sekunder yang ada. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan studi awal berkisar antara
1 2 bulan. Cakupan kegiatan studi awal adalah sebagai berikut :
a) Pengumpulan Data Sekunder
(1) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah
ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi
tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan
berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi
sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh pada Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala
dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak
Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 :
250.000.
5 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada
Instansi BMG
iv. data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan minimum
selama 5 tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung.
(3) Data Geologi Teknik
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional
yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta
tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 atau yang lebih detail
sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan
studi pelaksanaan pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh pada Instansi terkait.
(4) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang
berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data
tersebut meliputi :
i.
komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lainlain.
iv. rencana tata ruang wilayah
b) Perekayasaan
Hasil perekayasaan dari kegiatan ini adalah menguraikan tentang ketersediaan data
sekunder dari suatu lokasi pekerjaan.
c) Produk yang dihasilkan
Produk yang dihasilkan dari kegiatan ini meliputi :
(1) Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan.
6 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
(2) Laporan Akhir harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang usulan
pekerjaan berikutnya berdasarkan kajian di atas meja dan perumusan untuk
kegiatan selanjutnya.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
d) Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan studi awal adalah Team Leader, Ahli
Hidrologi, Ahli Sungai dan Ahli Geologi
2) Studi Identifikasi
Studi identifikasi adalah kegiatan studi awal yang diperiksa di lapangan untuk
mendapatkan informasi atau kebenaran tentang kondisi lapangan. Jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan studi identifikasi berkisar antara 1 2 bulan. Cakupan kegiatan
studi identifikasi adalah :
a) Pengumpulan Data Sekunder
(1) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah
ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi
tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan
berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi
sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh pada Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala
dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak
Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 :
250.000 atau yang lebih detail.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah
hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum,
rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang
pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi
dintaranya berupa :
i.
peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada
Instansi BMG
iv. data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan minimum
selama 5 tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung.
7 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lainlain.
iv. rencana tata ruang wilayah
b) Survey
(1) Survey Hidrologi
Kegiatan survey hidrologi berupa kunjungan lapangan yang bertujuan untuk
menginventarisir keadaan tinggi muka air banjir yang terjadi selama musim hujan
KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi
pelaksanaan pekerjaan. Kegiatannya meliputi :
i. pengukuran tinggi muka air di sungai;
ii. inventarisasi dan pengecekan terhadap kondisi bangunanbangunan air yang
diambil data debitnya pada studi awal
(2) Survey Topografi
Melakukan kunjungan lapangan berdasarkan peta topografi dengan tujuan untuk
mengecek kondisi topografi sebenarnya di lapangan sesuai dengan KP01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
Hasil survey topografi disini adalah inventarisasi kondisi morfologi sungai calon
pekerjaan yang meliputi lebar, kemiringan dan elevasi tanggul.
(3) Survey Geologi
Melakukan kegiatan kunjungan lapangan untuk keperluan klarifikasi klasfikasi jenis
tanah berdasarkan peta geologi regional wilayah sesuai dengan KP01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
(4) Survey Aspek Multisektor
Kegiatan survey aspek multisektor melakukan kunjungan lapangan yang bertujuan
untuk menginventarisir permasalahan jika terjadi pengembangan dan menilai latar
belakang sosial-politik
sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
8 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
c) Analisis
(1) Analisis Topografi
Kegiatan analisis topografi adalah melakukan kajian di atas meja serta
pertimbangan hasil inventarisir kondisi lapangan dengan tujuan menetapkan lokasi
bangunan check dam sesuai dengan fungsinya.
(2) Analisis Geologi Teknik
Analisis geoteknik berupa kajian di atas meja berdasarkan peta geologi regional
untuk menilai kecocokan daerah terhadap usulan pembangunan check dam
berdasarkan formasi geologinya. Adapun analisisnya meliputi :
i.
lokasi check dam hindari pada formasi geologi yang tidak akan terjadi sesar
dan patahan
ii. hindari lokasi check dam pada kondisi tebing sungai yang secara geologi
mempunyai kecenderungan untuk longsor
d) Perekayasaan
Hasil perekayasaan dari kegiatan ini adalah menguraikan tentang hasil identifikasi
berdasarkan data sekunder serta kondisi lapangan tentang penentuan lokasi
bangunan pengaman sungai dengan check dam.
e) Produk yang Dihasilkan
(1) Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan;
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
(2) Laporan Akhir, harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang penentuan
lokasi pengamanan sungai dengan bangunan check dam.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
f)
Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang diperlukan untuk kegiatan studi awal adalah Team Leader, Ahli
Hidrologi, Ahli Sungai, Ahli Geodesi dan Ahli Geologi
3) Studi Pengenalan
Studi Pengenalan adalah suatu proses kegiatan berkelanjutan dari studi identifikasi yang
menginformasikan tentang garis besar perencanaan bangunan check dam dengan
melakukan kegiatan survey lapangan. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan studi
identifikasi berkisar antara 2 3 bulan. Cakupan kegiatan studi pengenalan adalah
sebagai berikut :
a) Pengumpulan Data Sekunder
(1) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah
ada, dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan
ukuran suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi
tata guna lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan
berpengaruh terhadap laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi
sesuai dengan SNI 03-1724-1989.
9 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Perolehan peta topografi dapat diperoleh pada Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala
dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak
Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 :
250.000.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah
hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum,
rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang
pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi
dintaranya berupa :
i.
peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada
Instansi BMG
iv. data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan minimum
selama 5 tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung.
(3) Data Geologi Teknik
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional
yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta
tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP
01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan
pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika
tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh pada Instansi terkait.
(4) Data Bangunan Air di Sungai
Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta
bangunan umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak
timbal balik terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir rencana
bangunan sesuai dengan SNI 03-2400-1991
(5) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang
berupa informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi
kependudukan dan penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi
lingkungan dapat diperoleh dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data
tersebut meliputi :
i.
komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lainlain.
10 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
11 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-34141994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk
mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai
dengan SNI 03-4145-1996.
ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya
dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada 20 cm di
bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah
aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan
pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen SNI 03-3961-1995.
Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji
gravimetri dengan ayakan SNI 03-3962-1995.
(b) Sedimen Dasar
Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
(2) Geoteknik (Index Properties)
Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties mengacu dan
berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3, Penyelidikan Geoteknik. Uji yang
dimaksud adalah berat jenis tanah, kadar air, gradasi butiran dan Atterberg Limits.
e) Analisis
Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah sebagai
berikut :
(1) Hidrologi
Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir
rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS SNI 03-2415-1991.
Metode perhitungan adalah sebagai berikut :
i.
ii. Metode analisis regional, jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun
iii. Metode puncak banjir di atas ambang, apabila data debit yang tersedia antara
3 10 tahun
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter
hujan dan karakteristik DPS antara lain :
- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan
- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas
- Haspers dan Mononobe digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah
12 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
- Metode US Soil Conservation Service
Perekayasaan
Buat garis besar perencanaan check dam dengan sketsa tata letak dan uraian
pekerjaan dengan skala minimal 1:2000. Garis besar perencanaan check dam sesuai
dengan SNI 03-2400-1991 memuat :
i. Penggambaran peta topografi yang harus menampilkan kondisi tata guna lahan
ii. Layout bangunan check dam
iii. Dimensi check dam yang meliputi elevasi mercu check dam, panjang check dam,
jarak check dam, dimensi tiang, jarak antar tiang dan panjang tiang.
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada
Instansi BMG
iv. data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan minimum
selama 5 tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan sungai eksiting
misalkan bendung.
14 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lainlain.
iv. rencana tata ruang wilayah
b) Survey
(1) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Melakukan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan untuk mendapatkan peta
topografi ukuran 1:1.000 atau 1:2.000, kegiatan pengukuran dan pemetaan
mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pengukuran Topografi dan
Pemetaan.
i.
debit
perlu
15 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
melewatkan banjir; geomteri dan badan sungai harus stabil; adanya kontrol
penampang; bagian alur sungai atau saluran yang terbuka lurus.
ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub
kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar
iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari
keadaan aliran pada saat pengukuran jika aliran rendah pengkuran debit
dilaksanakan dua kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika kondisi
banjir pengukuran debit dilaksanakan sekali dalam periode waktu pengukuran
sedangkan periode pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim, jika
musim kemarau pengukuran debit dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan
dan jika musim penghujan pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang
kali paling sedikit 3 kali setiap bulannya
iv. keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang
harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain
dengan kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat dengan baik
v. kemampuan tim pengukurnya
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan
alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan
merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan menggunakan
kerata gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali diameter baling-baling
sesuai dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena
berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau
peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat menurut
jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit sesaat maka
dapat dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan sesuai dengan SNI
03-2820-1992.
(3) Survey Aspek Multisektor
Kegiatan survey aspek multisektor adalah melakukan identifikasi dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi tentang pekerjaan lain yang sedang atau akan
dilakukan oleh pihak yang berwenang lainnya sesuai dengan KP01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
c) Investigasi
(1) Sungai
(a) Sampling Sedimen Layang
Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen baik dasar
maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan pada lokasi
yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan oleh bangunan air
dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel perlu dilakukan kegiatan
pengukuran yang meliputi penampang melintang dan debit. Perletakan
peralatan pada lubang pengambilan harus berada 10 cm di atas dasar sungai
sesuai dengan SNI 03-3414-1994.
(b) Sampling Sedimen Dasar
Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan
penampang melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi material
dasar sungai setempat metode pengambilan disesuaikan dengan ketentuan
yang berlaku.
16 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
(2) Geoteknik
Investigasi goeteknik yang dilakukan adalah pengambilan sampel tanah serta
pelaksanaan pemboran. Kegiatan investigasi geoteknik mengacu dan berpedoman
pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian-3, Penyelidikan Geoteknik.
d) Uji Laboratorium
(1) Sedimen
Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik sedimen
yang terbawa oleh aliran sungai.
(a) Sedimen Layang
i.
jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-34141994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk
mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai
dengan SNI 03-4145-1996.
ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya
dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada 20 cm di
bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah
aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan
pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan SNI 033961-1995. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan
uji gravimetri dengan ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
(b) Sedimen Dasar
Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
(2) Geoteknik (Index dan Engineering Properties)
Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties dan engineering
properties mengacu dan bepedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3, Penyelidikan
Geoteknik.
e) Analisis dan Perencanaan
Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah sebagai
berikut :
(1) Hidrologi
Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir
rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS sesuai dengan SNI
03-2415-1991. Metode perhitungan adalah sebagai berikut :
i.
jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis probabilitas
frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal
ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode
analisis regional,
iii. jika data debit yang tersedia antara 3 10 tahun, maka digunakan Metode
puncak banjir di atas ambang,
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter
hujan dan karakteristik DPS antara lain :
17 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan
- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas
- Haspers dan Mononobe digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah
18 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii. jika lokasi pekerjaan berada pada kota sedang maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 10 km dan volume pengerukan
500.000 m3
iii. jika lokasi pekerjaan berada pada pedesaaan maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 15 km dan volume pengerukan
500.000 m3
Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :
i.
identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan,
terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup
Perekayasaan
Hasil perekayasaan dalam kegiatan ini meliputi :
(1) Rencana pendahuluan tata letak bangunan.
(2) Kapasitas rencana
(3) Tipe bangunan dan penggambaran.
(4) Rincian volume dan perkiraan anggaran biaya kasar
19 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Laporan Bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tiap seminggu sebelum akhir bulan
(3) Laporan Interim
Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis
debit banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi
pengambilan sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi
geoteknik dan hasil laboratorium, serta konsep perencanaan check dam
Laporan Interim akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
(4) Laporan Akhir
Laporan Akhir harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, analisis laju sedimen, dimensi dan layout check dam, analisis
dampak lingkungan hidup (ANDAL) dan analisis Benefit/Cost Ratio dan Economic
Internal Rate of Return.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
(5) Laporan Penunjang
Laporan penunjang dalam kegiatan ini meliputi :
i.
Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
perencanaan check dam harus memuat :
1) Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan mengetahui
sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan yang diperlukan
2) Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan koordinasi
awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi lapangan dan
persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
20 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
5.
Uraian
Biaya Langsung Personil
Biaya Langsung Non Personil :
2.1) Biaya Perjalanan Dinas
2.2) Biaya Operasional Kantor
2.3) Pengukuran dan Pemetaan
- Pemasangan Patok BM dan CP
- Pengukuran poligon dan situasi
- Pengukuran cross-section
2.4) Penyelidikan Geologi
2.5) Analisis Laboratorium Mekanika Tanah
2.6) Survey dan Penyelidikan Sedimen dan Air
2.7) Biaya Pelaporan
2.8) Biaya Diskusi
Satuan
Pengukuran
OB
Orang-hari
Unit - Bulan
Buah
Kilometer
Kilometer
Buah
Sampel
Sampel
Exemplar
Lump-sum
Detail desain adalah kegiatan perencanaan rinci suatu bangunan air yang menghitung dan
menggambarkan atau juga memetakan berbagai dimensi bangunan sesuai dengan
kebutuhan perencanaan suatu bangunan atau komponennya. Contoh detail desain untuk
check dam dari mulai gambar lay out sampai dengan dimensi rinci serta spesifikasi bahan
yang akan digunakan sebagai komponen bangunan check dam.
Pedoman spesifikasi teknis pekerjaan detail desain bangunan pengaman sungai berupa
check dam harus memuat :
21 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
5.1
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi
teknis pekerjaan detail desain check dam memuat :
1) Penyediaan Data dan Fasilitas Penunjang
Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan dalam penyediaan data dan fasilitas penunjang,
meliputi :
a) Penyediaan oleh Pengguna Jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan dan
akan dipelihara oleh Penyedia Jasa :
i.
Laporan dan data yang akan diberikan kepada Penyedia Jasa yaitu berbagai
laporan dan data yang tersedia dari hasil studi terdahulu
ii. Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana mutu
desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktu-waktu
untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan. Penyedia
Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata hasil
pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut penilaian pihak Direksi
Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.
2) Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
a) Tenaga Ahli
Tenaga ahli termasuk asisten dan staf tenaga ahli yang diperlukan dalam rangka
penyelesaian pekerjaan harus berkompeten dibidangnya masing-masingdengan
menyerahkan kualifikasi/sertfikasi dan curriculum vitae/daftar riwayat hidup.
b) Tenaga Pendukung
Tenaga pendukung yang berupa tenaga penyelenggara organisaasi pelaksanaan
kegiatan dalam penyelesaian pekerjaan baik dalam urusan administrasi serta
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
3) Persyaratan Pelaksanaan
a) Jadwal Pelaksanaan
Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya atas
pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan. Penyedia Jasa
harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk Kurva-S yang
menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.
b) Diagram Batang (Bar-Chart)
22 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan
detail desain check dam meliputi :
a) Pengumpulan Data Sekunder
Kegiatan pengumpulan data sekunder dapat dilakukan oleh Penyedia Jasa dengan
melakukan kunjungan ke instansi-instansi terkait. Kegiatan pengumpulan data sekunder
untuk pekerjaan detail desain bangunan check dam meliputi :
(1) Data Topografi
Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data peta topografi yang sudah ada,
dimana keadaan topografi suatu daerah akan mempengaruhi bentuk dan ukuran
suatu DAS. Peta topografi yang dikumpulkan harus menampilkan kondisi tata guna
lahan pada daerah studi, dimana kondisi tata guna lahan akan berpengaruh terhadap
laju erosi, kecepatan aliran permukaan dan daya infiltrasi sesuai dengan SNI 03-17241989.
Perolehan peta topografi dapat diperoleh pada Instansi yang berwenang, misalkan
pihak Pengguna Jasa seperti PSDA berdasarkan peta yang ada serta skala dengan
tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak didapat maka pihak Penyedia
Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL dengan skala minimum 1 : 250.000.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun curah hujan,
besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit minimum, rata-rata
dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang pelaksanaan
kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai data dan informasi diantaranya
berupa :
i.
peta stasiun curah hujan dapat diperoleh pada Instansi BMG dan mungkin juga
Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh pada Instansi BMG dan mungkin
juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif, lama
penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh pada Instansi
BMG
iv. data debit terbaru dengan bisa periode harian maupun bulanan minimum selama 5
tahun, yang didapat pada bangunan-bangunan sungai eksiting misalkan bendung.
(3) Data Geologi Teknik
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi regional yang
memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik batuan serta tekstur dan
struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000 sesuai dengan KP01, SK DJ
Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan, jika tidak
didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh pada Instansi terkait.
(4) Data Bangunan Air di Sungai
Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta bangunan
umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak timbal balik
23 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir rencana bangunan
sesuai dengan SNI 03-2400-1991
(5) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor melakukan pengumpulan yang berupa
informasi lingkungan yang menginformasikan tentang kondisi kependudukan dan
penggunaan air sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986
tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi lingkungan dapat diperoleh
dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi :
i.
komponen lingkungan fisik-kimia yang terdiri dari iklim, fisiografi dan geologi,
hidrologi/kualitas air, ruang lahan dan tanah
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk, tingkat
pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD) dan lain-lain.
iv. rencana tata ruang wilayah
b) Survey
a) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada Pd T-xx200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang bersifat Umum,
Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan. Kegiatan ini akan
dilakukan oleh Penyedia Jasa jika kondisi topografi daerah pekerjaan banyak
mengalami perubahan alur sungai baik yang diakibatkan oleh bencana atau proses
alamiah lainnya sehingga validitas data yang sudah ada diragukan lagi. Cakupan
kegiatan pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan untuk keperluan kegiatan
detail desain check dam meliputi :
(1) Pemetaan situasi sungai
Pemetaan situasi sungai dimana bangunan utama akan dibuat dengan skala
minimum 1 : 2000. Peta ini harus meliputi jarak 1,0 km ke arah hulu dan ke hilir
dari letak bangunan bendung rencana dan melebar 250 m dari masing-masing tepi
sungai. Peta ini juga harus dilengkapi dengan garis ketinggian setiap 1,0 m,
kecuali dasar sungai diperlukan garis ketinggian setiap 0,50 m. Peta ini harus
mencakup lokasi alternatif yang sudah diidentifikasi serta panjang yang diliput
harus memadai agar diperoleh informasi mengenai bentuk denah sungai dan juga
untuk merencanan tata letak dan trase tanggul penutup. Peta situasi juga harus
menampilkan titik-titik tetap (benchmark) yang ditempatkan di sekitar daerah
pemetaan lengkap dengan koordinat dan elevasinya.
(2) Pengukuran detail situasi check dam
Pengukuran detail ini menghasilkan peta berskala 1 : 200 atau 1 : 500. Peta detil
harus memperlihatkan bagian-bagian lokasi bangunan secara lengkap. Peta ini
harus dilengkapi dengan titik ketinggian dan garis ketinggian yang tepat setiap
0,25 m.
b) Survey Hidrometri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu diperhatikan
ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
i.
24 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii. pertimbangan hidraulik meliputi : pola aliran yang seragam dan mendekati sub
kritis; tdak terkena pengaruh arus balik dan aliran lahar
iii. lama dan periode pelaksanaan : lama pengukuran debit tergantung dari keadaan
aliran pada saat pengukuran jika aliran rendah pengkuran debit dilaksanakan dua
kali dalam sekali periode waktu pengukuran dan jika kondisi banjir pengukuran
debit dilaksanakan sekali dalam periode waktu pengukuran sedangkan periode
pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim, jika musim kemarau pengukuran
debit dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan dan jika musim penghujan
pelaksanaan pengukuran dilaksanakan berulang kali paling sedikit 3 kali setiap
bulannya
iv. keandalan peralatan dan sarana penunjang; peralatan dan sarana penunjang
harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain dengan
kalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat dengan baik
v. kemampuan tim pengukurnya
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan alat
ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan dengan
merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan menggunakan kereta
gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali diameter baling-baling sesuai
dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena
berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau
peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat menurut jenis
alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit sesaat maka dapat
dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan sesuai dengan SNI 03-28201992.
c) Survey Aspek Multisektor
Kegiatan survey aspek multisektor adalah melakukan identifikasi dengan tujuan untuk
mendapatkan informasi tentang pekerjaan lain yang sedang atau akan dilakukan oleh
pihak yang berwenang lainnya sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No.
185/KPTSA/A/1986 tentang tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
c) Investigasi atau Penyelidikan
a) Sungai
Kegiatan investigasi atau penyelidikan sungai bertujuan untuk mendapatkan
karakteristik sungai baik terhadap sedimentasi. Kegiatannya meliputi :
(1) Sampling Sedimen Layang
Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen baik dasar
maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan pada lokasi yang
tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan oleh bangunan air dan
sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel perlu dilakukan kegiatan
pengukuran yang meliputi penampang melintang dan debit. Perletakan peralatan
pada lubang pengambilan harus berada 10 cm di atas dasar sungai sesuai dengan
SNI 03-3414-1994.
(2) Sampling Sedimen Dasar
Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan penampang
melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi material dasar sungai
setempat metode pengambilan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku..
b) Geoteknik Lapangan
25 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 03-3414-1994,
maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk mengetahui kadar
sedimen layang digunakan peralatan Piknometer sesuai dengan SNI 03-41451996.
ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam pengambilannya
dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi berada 20 cm di
bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah
aliran maka metode pengujiannya dilakukan secara gravimetri dengan
pengendapan untuk mengetahui kadar sedimen sesuai dengan SNI 03-39611995. Sedangkan untuk mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji
gravimetri dengan ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
(2) Sedimen Dasar
Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang berlaku.
b) Geoteknik Laboratorium (Index dan Engineering Properties)
Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties dan engineering
properties mengacu dan bepedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3, Penyelidikan Geoteknik.
e) Analisis dan Perencanaan
Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah sebagai berikut :
a) Hidrologi
Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi banjir
rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS SNI 03-2415-1991.
Metode perhitungan adalah sebagai berikut :
i.
jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis probabilitas
frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log Normal
ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode analisis
regional,
iii. jika data debit yang tersedia antara 3 10 tahun, maka digunakan Metode puncak
banjir di atas ambang,
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter hujan
dan karakteristik DPS antara lain :
- Metode Rasional, digunakan pada perencanaan sarana drainase dengan daerah
26 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
- Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan
- Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan luas >
100 km2
- Haspers dan Mononobe digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS
v. Model matematik digunakan apabila selang waktu pengamatan data hujan lebih
panjang daripada pengamatan data debit selanjutnya yang selanjutnya digunakan
untuk memperpanjang data aliran.
b) Muatan Sedimen
Analisis laju muatan sedimen baik sedimen dasar (bed load) maupun sedimen layang
(suspended load) dengan parameter jenis material, diameter butir dan volume atau
berat per satuan waktu, persamaan yang umum digunakan untuk analisa adalah
Meyer-Peter dan Muller, Engelund-Hansen, Einstein dan Einstein-Brown sesuai
dengan SNI 03-1724-1989.
c) Analisis Hidrolika
Analisis hidrolika pada perencanaan bangunan check dam, meliputi :
(1) Analisis Lengkung Debit
Pembuatan lengkung debit digunakan untuk menentukan elevasi mercu check
dam berdasarkan besarnya debit banjir rencana. Lengkung debit menampikan
besarnya hubungan tinggi muka air dan debit. Jika data debit yang ada minimal 10
buah data debit dari hasil pengukuran yang meliputi keadaan debit minimum
sampai maksimum maka dapat digunakan dengan analisis grafis dan jika
kecepatan aliran pada tinggi muka air tertinggi belum atau tidak dapat diukur maka
dapat dihitung dengan persamaan hidrolis sesuai dengan SNI 2822-1992 .
(2) Analisis Parameter Hidraulik
Analisis parameter hidarulik disini meliputi debit, tinggi air, kecepatan aliran,
kekasaran, tekanan, gaya seret, arah aliran dan jenis aliran yang berkaitan dengan
keadaan geometri sungai (profil basah, keliling basah dan jari-jari hidraulik) sesuai
dengan SNI 03-2400-1991.
Parameter hidarulik di atas dapat diketahui dengan cara menggunakan cara
pembagian pias berdasarkan persamaan manning jika sungai berpenampang
tunggal sesuai dengan SNI 03-2830-1992 dan jika sungai berpenampang ganda
dapat digunakan metode penampang ganda berdasarkan SNI 03-3444-1994.
(3) Perencanaan Check dam
Perencanaan check dam harus memuat tentang benytu dan dimensi check dam
(panjang bendung penahan seluruhnya, bendung utama, bendung pembantu,
kolam olak, bangunan pelengkap dan tembok tepi); stabilitas dan kekuatan check
dam dan stabilitas tanah dasar pondasi sesuai dengan SNI 03-2851-1991.
(4) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2001 untuk
kegiatan normalisasi sungai yang merlukan kajian ANDAL adalah sebagai berikut :
27 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
i.
ii. jika lokasi pekerjaan berada pada kota sedang maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 10 km dan volume pengerukan
500.000 m3
iii. jika lokasi pekerjaan berada pada pedesaaan maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 15 km dan volume pengerukan
500.000 m3
Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :
i.
identifikasi semua rencana usaha dan atau kegiatan yang akan dilaksanakan,
terutama yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup
28 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii. harga satuan pekerjaan dihitung berdasarkan hasil dari perhitungan suatu analisis
biaya
iii. untuk menentukan harga satuan upah dan bahan dilakukan survey harga di lapangan
dengan mengambil sampel sekurang-kurangnya 3 lokasi. Khusus untuk harga satuan
bahan diperhitungkan harga beli di tempat penjualan atau diantar ke lokasi pekerjaan
iv. menghitung biaya-biaya tambahan di luar biaya dari perhitungan volume seperti biaya
persiapan, mobilisasi dan demobilisasi personil dan alat, dokumentasi, dewatering dll.
j)
k) Pekerjaan Lain-lain
a) Mobilisasi dan Demobilisasi
(1) Mobilisasi adalah pengangkutan semua peralatan berdasarkan Jadwal
Pelaksanaan yang harus diserahkan sesudah menerima Surat Penunjukan, dari
tempat kantor ke lokasi pekerjaan. Mobilisasi staf kantor, tenaga kerja lapangan
dan lain-lain, sudah termasuk dalam item mobilisasi.
(2) Demobilisasi
Kegiatan Demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa
pada saat akhir Kontrak termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan
perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja
menjadi kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.
b) Foto Dokumentasi
(1) Penyedia Jasa harus menyerahkan foto-foto berwarna dengan ukuran post card (9
cm x 12 cm) kepada Direksi Pekerjaan untuk setiap kemajuan progress fisik di
lapangan.
(2) Pengambilan gambar/foto dapat dilakukan pada awal, selama dalam dan akhir
pelaksanaan setiap jenis kegiatan. Foto ini harus ditempelkan pada laporan
bulanan yang diserahkan kepada Direksi Pekerjaan. Setiap hasil cetakan foto
harus diberi tanggal pengambilan dan lokasinya.
(3) Pada akhir pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyerahkan dua cetakan foto
berwarna disusun album beserta negative filmnya.
c) Asuransi
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan oleh Penyedia Jasa dalam perihal
asuransi tenga kerja mengacu kepada ketentuan yang berlaku yang dikeluarkan oleh
Depnaker dan Jamsostek
l)
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Dokumen Tender
Dokumen Tender terdiri atas:
i. rencana anggaran biaya (RAB)
ii. gambar desain A1, rangkap 3 (tiga), termasuk 1 kalkir
iii. gambar desain A3, rangkap 3 (tiga)
30 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman penyusunan spesifikasi teknis
pekerjaan perencanaan bendung harus memuat :
1) Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan mengetahui
sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan yang diperlukan
2) Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan koordinasi
awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi lapangan dan
persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
3) Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk menentukan
arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi lapangan dan proses
persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim
4) Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan
31 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
5.4
Uraian
No.
1.
2.
6.
Satuan
Pengukuran
OB
Orang-hari
Unit - Bulan
Buah
Kilometer
Kilometer
Buah
Sampel
Sampel
Exemplar
Lump-sum
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Konstruksi merupakan rangkaian proses kegiatan yang dituangkan dalam bentuk pekerjaan
fisik di lapangan berdasarkan gambar yang didapatkan dari hasil kegiatan perencanaan
teknik.
Pedoman spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi bangunan pengaman sungai check dam
harus memuat :
6.1
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan untuk pedoman spesifikasi teknis
pekerjaan konstruksi check dam memuat :
1) Program Pelaksanaan
32 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Ketentuan dan persyaratan yang perlu diperhatikan oleh Penyedia Jasa dalam
pembuatan program pelaksanaan adalah sebagai berikut :
a) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang
termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para
penawar dan Penyedia Jasa didalam menyiapkan Jadwal Pelaksanaan yang lebih
terperinci.
b) Penyedia Jasa harus menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan
berisi jadwal pelaksanaan semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus
dikerjakan berdasarkan Kontrak, dengan metode PERT/CPM network. Jadwal
Pelaksanaan ini harus sesuai dengan hari kelender, jangka waktu yang diperlukan,
tanggal mulai paling awal, tanggal selesai paling awal dan paling lambat, lama
pelaksanaan dan sebagainya.
c) Jadwal Pelaksanaan tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan
perubahan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis. Jadwal
Pelaksanaan yang direvisi yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani oleh
Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus dianggap merupakan Jadwal
Pelaksanaan yang mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
d) Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia
Jasa pada setiap jangka waktu 4 (empat) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan
dan Jadwal Pelaksanaan yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa dan
Direksi Pekerjaan, dan termasuk dalam Dokumen Kontrak.
e) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata dibawah
yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus dapat
menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka Direksi
Pekerjaan akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja dan atau
peralatan pelaksanaan ke lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan pada bagian
pekerjaan tersebut.
2) Aspek-aspek yang Perlu diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
a) Aspek Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa pekerjaan detail desain harus memperhatikan ketentuan kesehatan
dan Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus
diadopsi oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara
menyeluruh untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan
hingga pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.
b) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat
program dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan
mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/
pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan detail desain harus memiliki prosedur dan tata cara
administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat
undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.
Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah
terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan
kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.
33 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Mingguan dan
Bulanan).
d) Aspek Ekonomis
Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan.
Termasuk dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan bahan.
SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan jadwal dan
kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan pendukung pekerjaan harus
diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal pekerjaan terutama bila peralatanperalatan tersebut diadakan dengan sewa. Pengadaan bahan/material harus
diupayakan efektif sesuai pekerjaan yang dijadwalkan.
e) Aspek Sosial dan Budaya
Penyedia Jasa pekerjaan detail desain berkewajiban memperhatikan kondisi sosial
dan budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang cukup sensitif,
seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu istirahat, hal-hal yang
ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh masyarakat setempat sedapat
mungkin dihindarkan dari gangguan pekerjaan atau personil yang terlibat dalam
pekerjaan.
3) Sumber Bahan Pelaksanaan
a) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas pengadaan material beton pasangan,
bronjong dan sebagainya dengan jumlah yang cukup dan berkualitas baik. Proyek
akan memberi petunjuk beberapa sumber bahan pelaksanaan yang ada untuk bahan
timbunan dan material beton berikut jarak dari lokasi pekerjaan.
b) Jika Penyedia Jasa akan mengambil material untuk beton dan batu dari sumber lain,
Penyedia Jasa harus mengatur sedemikian hingga mendapatkan ijin dari instansi
terkait dan membayar semua biaya dan kompensasi yang diperlukan.
4) Pekerjaan Pengeringan (Dewatering)
Daerah galian harus dikeringkan secukupnya dan dijaga jangan sampai ada air
tergenang. Penyedia Jasa harus membuat dan merawat semua dan sementara, bila perlu
melakukan pemompaan sumber-sumber air dan aliran lainnya untuk mengeluarkan air
tersebut dari lokasi pekerjaan sepanjang masa pelaksanaan. Semua bangunan
sementara harus dibongkar bila pekerjaan telah selesai dan disetujui Direksi Pekerjaan.
Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-7, Pekerjaan Dewatering.
5) Pemagaran Lokasi Pekerjaan
Jika diperlukan, Penyedia Jasa harus membuat dan merawat pagar yang sesuai dan
disetujui Direksi Pekerjaan untuk menutup semua areal pekerjaanpekerjaan
pelaksanaan. Bila pagar ini dibuat disepanjang jalan umum dan lain-lain, harus dibuat tipe
yang sesuai dan cukup baik untuk daerah tersebut. Pelaksanaan pekerjaan mengacu Pd
T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain.
6) Material dan Peralatan-peralatan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Ketentuan yang memuat tentang penyediaan material dan peralatan oleh Penyedia Jasa
diatur sebagai berikut :
a) Umum
Penyedia Jasa harus menyediakan bahan/material dan peralatan yang memenuhi
syarat untuk menyelesaikan pekerjaan kecuali yang sudah disediakan di dalam
Kontrak. Semua peralatan dan material yang merupakan bagian dari pekerjaan harus
34 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
baru dan harus sesuai dengan standar yang tercantum dalam Spesifikasi atau
Standar yang ditunjukkan. Jika Penyedia Jasa mengusulkan pengadaan peralatan
atau material yang tidak sesuai dengan standar yang disebutkan diatas harus
memberi tahu dan mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan terlebih
dahulu.
b) Peralatan untuk Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua peralatan yang memenuhi syarat dalam
jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan sampai dengan selesai. Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan, jika
menurut pertimbangannya perlu untuk mencapai progress sesuai dengan Kontrak.
Penyedia Jasa harus mendatangkan semua mesin dan peralatan, lengkap dengan
suku cadangnya yang cukup, untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
c) Material Pengganti
Penyedia Jasa harus berusaha untuk mendapatkan bahan material yang ditentukan
dalam spesifikasi teknik atau gambar, tapi jika material tersebut tidak dapat diperoleh
dengan alasan diluar kemampuan Penyedia Jasa, boleh memakai material pengganti
dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak boleh ada material pengganti tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
d) Pemeriksaan Peralatan dan Material
Peralatan dan material yang didatangkan oleh Penyedia Jasa harus diperiksa dan
sesuai dengan Kontrak pada saat di lokasi berikut ini atau seperti yang ditentukan
oleh Pemberi Tugas :
i. tempat produksi atau pabrik
ii. pengangkutan
iii. lokasi proyek
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengguna Jasa semua spesifikasi
peralatan dan material yang diperlukan oleh Pengguna Jasa untuk tujuan
pemeriksaan. Pemeriksaan peralatan dan material termasuk tempat dimana berasal
tidak berarti melepaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya untuk mengadakan
peralatan dan material yang tercantum dalam spesifikasi teknik.
e) Program dan Catatan Pengangkutan
Bersamaan dengan penyerahan Jadwal Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan program pengangkutan peralatan dan material secara rinci, dengan
urutan pengangkutan dan pengiriman di lapangan sesuai dengan rencana Jadwal
Pelaksanaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus memberitahu
Direksi Pekerjaan kedatangan peralatan, material dan pemasangan peralatan di
lapangan.
f)
Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap, brosur dan data
mengenai material dan peralatan yang akan didatangkan sesuai Kontrak kepada
Direksi Pekerjaan untuk disetujui, dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari
setelah menerima surat perintah kerja. Bagaimanapun juga persetujuan terhadap
spesifikasi, brosur dan data tersebut tidak akan melepaskan Penyedia Jasa dari
tanggung jawabnya sesuai dengan Kontrak.
6.2
Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknik pekerjaan
konstruski check dam memuat :
1) Pekerjaan Persiapan Umum
35 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Air Kerja
Penyedia Jasa harus menyediakan/membuat sumber air baku untuk tempat tinggal
staf Penyedia Jasa, Pekerja, Laboratorium, Bengkel dan tempat lain yang perlu
dilokasi pekerjaan. Sistim jaringan air minum tersebut harus mendapatkan persetujuan
Direksi Pekerjaan.
36 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Direksi Pekerjaan dan kemudian membongkar semua fasilitas listrik sementara yang
ada antara lain : generator, kawat, alat-alat penyambung dan lain sebagainya
2) Pekerjaan Persiapan Khusus
Pekerjaan persiapan khusus untuk pelaksanaan konstruksi check dam meliputi :
a) Pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan
Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran
Topografi dan Pemetaan
b) Gambar-gambar Pelaksanaan
Gambar-gambar yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan
ditentukan berdasarkan Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-9, Pekerjaan Lain-lain
3) Pekerjaan Konstruksi Check dam
Pelaksanaan kegiatan konstruksi check dam terdiri dari pekerjaaan :
a) Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah tediri dari : kupasan, pembersihan medan; galian dan timbunan.
Pelaksanaa pekerjaan mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjan pengukuran atau steack out
Pekerjaan pengukuran atau stick out mengacu Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran
Topografi dan Pemetaan
c) Pekerjaan Pengujian Geoteknik
Pekerjaan geoteknik terkait dengan mutu hasil pekerjaan timbunan. Pelaksanaan
pekerjaan pengujian geoteknik mengcau pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3, Pekerjaan Penyelidikan
Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-4, Pekerjaan Beton
e) Pekerjaan Pasangan
Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-5, Pekerjaan
Pasangan Batu
4) Pekerjaan Lain-lain
Pekerjaan lain-lain sifatnya mendukung pekerjaan utama. Pekerjaan lain-lain meliputi foto
dokumentasi ; pelaksanaan pengujian mutu bahan dan pekerjaan penggambaran (as-built
drawing). Pelaksanaan pekerjaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan
Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-6, Pekerjaan Pemancangan
5) Kebutuhan Tenaga Ahli
Field Supervision Team, kewajibannya sebagai berikut :
37 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
i.
membantu pengguna jasa (dalam hal ini pinbagpro fisik) melakukan pengendalian
atas pelaksanaan civil works yang dilakukan oleh Penyedia Jasa tepat mutu, tepat
biaya, dan tepat waktu. rujukan : dokumen kontrak.
ii. membantu pengguna jasa (dalam hal ini pinbagpro fisik) mendorong kontraktor untuk
memenuhi kewajibannya dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuanketentuan hukum yang tercantum di dalam dokumen kontrak.
iii. membantu Pengguna Jasa (dalam hal ini pinbagpro fisik) dalam menyikapi contract
change order / addenda yang diperlukan di dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
oleh pelaksana.
iv. melakukan review design dan membantu pinbagpro fisik memerintahkan kepada
kontraktor untuk menyesuaikan pekerjaannya dengan hasil review design.
v. melakukan pengecekan, pengukuran, dan perhitungan volume setiap item pekerjaan
yang dilakukan oleh Penyedia Jasa secara cermat sebagai bahan untuk menetapkan
volume pekerjaan yang layak untuk dibayar oleh pemberi pekerjaan.
vi. melakukan pemantauan secara terus menerus pelaksanaan pekerjaan lapangan
(yang dikerjakan oleh Penyedia Jasa) pengendalian mutu, dan kemajuan fisik /
keuangan untuk menjamin kesesuaiannya dengan dokumen kontrak dan
melaporkannya kepada pinpro pengawasan dan pinbagpro fisik.
vii. memeriksa dan menandatangani MC (monthly certificate) yang diajukan oleh
kontraktor kepada pinpro pelaksanaan konstruksi (pinbagpro).
viii. menyiapkan as built drawing.
ix. menyiapkan laporan bulanan, laporan triwulan, dan laporan akhir proyek.
x. menyiapkan data-data pelaksanaan konstruksi
xi. membantu pinbagpro fisik dalam pelaksanaan.
6.3
1) Pengendalian Biaya
a) Umum
Pengendalian biaya pekerjaan, pada umumnya terfokus pada kondisi rentabilitas,
yaitu mengupayakan agar perimbangan antara pendapatan dan biaya pekerjaan tetap
terjaga. Arti rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Jadi dapat diartikan
bila pekerjaan dengan rentabilitas yang baik berarti pekerjaan tersebut dapat
menghasilkan laba yang baik pula.
Evaluasi biaya, sebagai bagian dari proses pengendalian biaya, biasanya
menggunakan data yang berkaitan dengan data pendapatan (termasuk piutang yang
belum cair) dan data biaya (termasuk hutang yang belum dibayar). Sedangkan data
cash basis yaitu yang berkaitan dengan data penerimaan (cash in) dan data
pengeluaran (cash out) sering luput dari perhatian, padahal data tersebut juga ada
dan penting sekali untuk mendukung suatu keputusan keuangan.
Data cash basis sebenarnya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
dikendalikan agar sasaran pekerjaan terutama laba dapat dicapai.
Hampir semua usaha dapat dikatakan tidak dapat terbebas dari kebutuhan dana
pinjaman, oleh karena itu dana pinjaman yang diperlukan untuk menutup cash flow
yang defisit, harus dikendalikan agar bunga pinjaman yang harus dibayar cukup wajar.
Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas kondisi pekerjaan dapat dibagi dalam 4
(empat) kelompok yaitu :
i.
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii. pekerjaan seperti ini yang selalu diharapkan karena labanya cukup besar dan
pembayarannya lancar, sehingga labanya berwujud sebagai tunai, seperti
pekerjaan yang nilai kontraknya bagus (menguntungkan) dan pembayarannya
juga lancar.
iii. rentabilitas bagus dan likuiditas jelek
iv. pekerjaan seperti ini memerlukan perbaikan likuiditas yang mendesak. bila kondisi
likuiditas jelek terus dan tidak dapat diperbaiki, dampaknya dapat mengurangi
kondisi rentabilitas, seperti pekerjaan yang semula nilai kontraknya bagus tetapi
dalam proses pembayarannya sering terhambat (tidak lancar).
v. rentabilitas jelek dan likuiditas bagus
vi. pekerjaan seperti ini memerlukan strategi pengendalian biaya dengan
memanfaatkan likuiditas yang bagus sehingga dapat menolong kondisi rentabilitas
menjadi lebih baik, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya cukup berat, tetapi
semua pembayarannya sangat lancar.
vii. rentabilitas jelek dan likuiditas jelek
viii. pekerjaan seperti sedapat mungkin dihindari atau dicegah sejak awal agar tidak
terjadi, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya berat, ditambah lagi
pembayarannya tidak lancar. oleh karena itu, pengendalian likuiditas pekerjaan
perlu menjadi perhatian, terutama bagi para engineer dalam rangka pengendalian
pekerjaan.
b) Pengertian dan Maksud Pengendalian Biaya Pelaksanaan Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan adalah semua
upaya/usaha yang dilakukan oleh seluruh staf pekerjaan (Manajer Pekerjaan dan Staf)
dan perusahaan, agar biaya pelaksanaan pekerjaan menjadi wajar, murah dan efisien
sesuai dengan rencana dan atau hasil evaluasi yang dilakukan.
Pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan terkait erat dan sangat dipengaruhi oleh :
(1) Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan (efek dari penambahan biaya tidak
langsung)
(2) Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan pekerjaan (efek dari pekerjaan ulang,
finishing, pembongkaran, dan lain-lain yang harus menambah biaya lagi, yaitu
biaya langsung maupun tidak langsung)
(3) Pengendalian sistem manajemen operasional pekerjaan yang bersangkutan, yang
kurang baik atau tidak konsisten dalam pelaksanaan / penerapannya (efek
penambahan biaya karena in-efisiensi realisasi biaya pekerjaan dari yang
seharusnya direncanakan).
Pengendalian yang diterapkan dalam operasional pelaksanaan pekerjaan tidak
sekedar berarti pengawasan dan atau pemeriksaan obyek dan kejadian, tetapi lebih
merupakan tindakan yang sekaligus merupakan aktifitas perencanaan, pengawasan,
pemeriksaan, evaluasi dan tindakan pencegahan atau perbaikan
c) Pelaksanaan Pengendalian Biaya di Pekerjaan
Tindakan pengendalian yang lebih tepat disebut sebagai pengendalian operasional
pelaksanan pekerjaan. Dilaksanakan sebagai langkah antisipasi dan pencegahan
terhadap hal-hal yang secara luas mempengaruhi tercapainya nilai biaya pekerjaan
yang wajar, murah dan efisien, dilakukan dengan dua cara :
(1) Cara langsung
Cara ini dilakukan dengan :
- Peninjauan
- Pengawasan
- Pemeriksaan
39 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
- Audit
pekerjaan?
- apakah biaya pekerjaan sampai waktu itu masih memenuhi batasan rencana
40 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Kecuali bila hal tersebut sudah melalui perhitungan dan evaluasi bahwa hal-hal
yang dilakukan demikian itu akan menghasilkan kerja dan proses kerja yang
baik (keputusan berada pada Manajer Pekerjaan; alasan teknis harus wajar)
(e) Laporan-laporan pekerjaan
-
Untuk setiap obyek yang akan diperiksa ada 5 data yang harus dicatat :
nama pemeriksanaan,
metode pemeriksaan
frekuensi pemeriksaan
spesifikasi / persyaratan mutu : misalnya kepadatan 100%
toleransi hasil : misalnya 0 %
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
42 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian 6, Pekerjaan Pemancangan
g) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lain-lain; misal : photo
dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam dalam dokumen
kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 9, Pekerjaan Lain-lain
2)
Dasar Pembayaran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu
pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan
yang Bersifat Umum, Bagian 1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan pengukuran
topografi dan pemetaan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 2,
Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan
c) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan penyelidikan
geoteknik mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 3, Pekerjaan Penyelidikan
Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan beton mengacu
pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan
yang Bersifat Umum, Bagian 4, Pekerjaan Beton
e) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan batu kosong dan
bronjong mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 5, Pekerjaan Pasangan Batu, Batu
Kosong dan Bronjong
f)
Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada
44 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Nomor
Pembayaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
7.
Uraian
Satuan Pengukuran
Lump Sum
Lump Sum
Lump Sum
Pd T-xx-200x, Bagian1
Pd T-xx-200x, Bagian2
Pd T-xx-200x, Bagian3
Pd T-xx-200x, Bagian4
Pd T-xx-200x, Bagian5
Pd T-xx-200x, Bagian6
Pd T-xx-200x, Bagian7
PEKERJAAAN PEMELIHARAAN
Tujuan inventarisasi kerusakan dan survei pengukuran adalah untuk mendeteksi adanya
gejala kerusakan sejak dini. Kegiatan ini dilakukan dengan mamantau terjadinya perubahan
geometri sungai dan bangunan persungaian yang dilakukan secara periodik. Yang perlu perlu
dicatat dalam peninjauan lapangan dan survei pengukuran adalah inventarisasi kondisi tiaptiap ruas sungai dan bangunan persungaian. Kegiatan ini ada 2 (dua) tingkat, yaitu :
i.
kegiatan tingkat I yang merupakan kegiatan langkah pertama yang cukup penting dan
dilakukan secara rutin
ii. kegiatan tingkat II yang meliputi pengumpulan data angkutan sedimen untuk digunakan
sebagai analisis yang komprehensif dan rumit dalam komputer model. Kegiatan tingkat II
ini dilakukan sebagai pelengkap kegiatan tingkat I
1) Kegiatan Tingkat I
Kegiatan ini dilakukan secara periodik . Data-data yang didapat bisa langsung digunakan
untuk analisis kerusakan. Kegiatan ini meliputi :
45 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
a) Penggal sungai
Untuk tujuan pemeriksaan survei, sebuah sungai harus dibagi menjadi 3 (tiga) bagian
yaitu hulu, tengah, hilir. Bagian paling hilir biasanya terdiri dari muara sungai
terpengaruh oleh perubahan tinggi muka air laut, sedang sisanya adalah bagian
tengah dan hulu yang panjang biasanya hampir sama.
Karena keterbatasan daya, tenaga, serta dana, kegiatan pemeliharaan tidak dapat
dilakukan secara serempak pada seluruh sungai. Untuk itu, setiap instansi pengelola
sungai akan melakukan seleksi yang didasarkan pada ukuran sungai, pentingnya
bangunan persungaian, dan pentingnya melakukan pemeliharaan.
b) Debit sungai
Debit sungai didapat dari tinggi muka air yang dipasang pada daerah hulu dan daerah
sungai tengah. Jika memungkinkan memanfaatkan bangunan yang sudah ada.
Lengkung debitnya harus diperbarui dalam periode waktu tertentu, tergantung dari
sifat hidrologis sungai.
Jika terdapat bendung, untuk mendapatkan data debit, sebuah pencatat tinggi muka
air harus dipasang pada bendung. Debit bendung yang didapat dari geometri mercu
bendung harus dikalibrasikan dengan pengukuran debit sesungguhnya.
Pencatat tinggi muka air bisa bersifat manual (peil skal) dan otomatis (automatic water
level recorder).
c) Survei sungai
Pengukuran penampang melintang untuk seluruh ruas sungai harus dilakukan dengan
interval jarak dan waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan (misalnya jarak tiap 1000
m, 2 tahun sekali, pada musim kemarau). Pengukuran dilakukan pada lokasi dan arah
yang tetap. Untuk menjamin pengukuran pada lokasi dan arah yang sama, digunakan
patok tetap utama PTU (BM Bench Mark) yang dipasang pada lokasi survei
penampang melintang di 2 (dua) sisi sungai. Selain itu, PTU tersebut digunakan
sebagai titik referensi untuk perubahan sungai arah vertikal akibat agradasi/degradasi
dan perubahan sungai arah horizontal (ke arah samping), yang disebabkan oleh
meandering atau tergerusnya tebing sungai.
Selain PTU juga dapat dipasang patok tetap pembantu PTP (CP control point)
yang dipasang dengan interval tertentu (misalnya tiap 100 m) pada lokasi yang
diperlukan.
d) Pemeriksaan dan survei bangunan persungaian
Suatu ruas sungai perlu dilakuka monitoring jika ruas tersebut mengalami perubahan
(perubahan vertikal ataupun horizontal) karena danya erosi tebing, endapan sedimen
atau adanya kegiatan galian pasir yang cukup besar dan terus menerus. Pemantauan
alinyemen sungai pada ruas tersebut dilakukan dengan interval waktu sesuai dengan
kebutuhan.
Agar pemeliharaan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan, semua bangunan
persungaian dan ruas sungainya harus dilakukan pemeriksaan secara berkala, sperti
dijelaskan di bawah ini
(1) Tebing sungai yang tererosi
Setiap daerah tebing sungai yang sedang mengalami erosi harus dipasang PTU
yang diletakkan pada tempat yang cukup aman pada dua sisi sungai. Lokasi
tersebut penampang melintangnya harus dimonitor dengan interval waktu sesuai
dengan kebutuhan, disarankan pada akhir musim hujan, minimum satu tahun
sekali. Pengukuran sekurang-kurangnya pada tiga penampang melintang; satu di
daerah tengah dan yang lainnya di hulu dan hilir. Jika panjang erosi 400 m, maka
46 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
penampang melintang harus ada pada tiap-tiap 100 m. Perbandingan penampangmelintang tersebut dengan penampang melintang tahun lalu akan memberikan
informasi yang sangat berguna apakah tebing sungai stabil atau tidak.
Sebagian dari hasil survei akan ditambahkan dalam formulir inventarisasi yaitu
Formulir-Kondisi Ruas Sungai dan Formulir- Penaksiran Pemeliharaan Ruas
Sungai Kiri dan Formulir- Penaksiran Pemeliharaan Ruas Sungai Kanan.
(2) Lokasi penambangan pasir
Pada setiap lokasi yang terdapat penambangan pasir, harus dilakukan survei
pengukuran tiap tahun dalam musim kemarau. Survei dilakukan pada tiga
penampang melintang, yaitu ditengah, dibagian hulu dan hilir lokasi. Misalnya satu
pada jarak 250 m ke arah hulu, dan 250 m ke arah hilir. Sebagian dari hasil survei
akan ditambahkan dalam Formulir Formulir-Kondisi Ruas Sungai dan Formulir
Formulir- Penaksiran Pemeliharaan Ruas Sungai Kiri dan Formulir- Penaksiran
Pemeliharaan Ruas Sungai Kanan.
(3) Muara sungai
Pemantauan penampang melintang muara sungai beserta gosong-gosong
pasirnya (sand bars) harus dilakukan sekali setahun pada musim kemarau.
Pengukuran dimulai dari muara sungai ke arah hulu sekurang-kurangnya 1000 m
atau sampai dengan penggal sungai yang sudah tidak terpengaruh air laut. Survei
harus melingkupi seluruh timbunan pasir yang menutupi muara. Pengukuran
penampang melintang minimum di tiga lokasi, dengan jarak tertentu sesuai
dengan kebutuhan (misalnya : 200 m atau 2 kali lebar sungai), pada lokasi yang
tetap.
(4) Check dam
Pemantauan alinyemen tebing, point bars dan braid bars ke arah hulu dan hilir
suatu bangunan harus dilakukan minimum sekali setahun pada akhir hujan. Jika
diperlukan, pengukuran penampang melintang harus dilakukan sesudah terjadi
banjir besar minimum sekali pada akhir musim hujan, pada lokasi seperti berikut
ini :
- bagian hulu : 100, 300, 700, dan 1000 m dari arah muka bagian hulu; dan
- bagian hilir : 10, 20, 200, 500 m dari arah muka bagian hilir.
Informasi yang didapat dari survei tersebut akan dimasukkan dalam Formulir
inventarisasi yaitu Formulir - Kondisi bendung/bangunan pengendali banjir dan
Formulir - Penaksiran pemeliharaan bendung/bangunan pengendali sedimen.
e) Kegiatan awal
Bagian ini akan meringkas kegiatan awal yang perlu dilakukan pada sistem sungai
sebekum dilakukan pelaksanaan kegiatan berkala. Kegiatan tersebut adalah :
i.
47 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
1) Tujuan Pemeliharaan
Konsep usulan program pemeliharaan adalah :
a) pencegahan terjadinya permasalahan (keruskaan)walaupun kerusakan beklum terlihat
b) perbaikan kerusakan yang tidak diharapkan segera setalah kejadian sehingga
kerusakan yang lebih parah tidak terjadi
Jadi pemeliharaan merupakan pencegahan dan koreksi, baik yang bersifat permanen
maupun yang dilaksanakan untuk sementara (darurat).
2) Pemeliharaan Pencegahan
Pemeliharaan pencegahan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memelihara funsgi
sungai dan bangunan persungaian agar tetap optimal. Kegiatan tersebut terjmasuk
pekerjaan yang bersifat rutin, misalnya pemotongan rumnput/semak/semak, pembersihan
48 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
49 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Bibliografi
50 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
51 dari 121
PERENCANAAN PENDAHULUAN
STUDI KELAYAKAN
STUDI IDENTIFIKASI
STUDI PENGENALAN
STUDI AWAL
STUDI IDENTIFIKASI
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
LAMPIRAN A
52 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
PERENCANAAN
PENDAHULUAN
DESKRIPTIF
YA
EKONOMI
DOMINAN
RENCANA PETA
SUNGAI
TIDAK
ANALISA
KELAYAKAN
TIPE
PENGAMANAN
SUNGAI
LAYAK ?
DATA
NONTEKNIS
TIDAK
YA
- PENYELUSURAN BERSAMA
AHLI SIPIL, GEOTEKNIK,
GEODETIK
- CEK LOKASI BANGUNAN DAN
RENCANA PENYELIDIKAN
PENYELUSURAN BERSAMA
SIPIL GEOTEKNIK,
GEODETIK UNTUK
CHECKING ELEVASI, DAN
SITUASI
PERMASALAHAN ?
LOKASI
BANGUNAN
PENGAMAN
SUNGAI
53 dari 121
BATAL
PERENCANAAN DETAIL
PERENCANAAN DETAIL
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
54 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Lampiran A.2
Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Check Dam
55 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Lampiran A.3
Contoh KAK Pekerjaan Perencanaan Pendahuluan dan Studi Kelayakan
1.
LATAR BELAKANG
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
-
2.
2.1. Maksud
Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan
perencanaan pendahuluan bangunan check dam yang berfungsi untuk pencegahan
penurunan dasar sedimen dan penampungan sedimen.
2.2. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk melakukan pengamanan pengamanan dasar
sungai agar tidak terjadi penurunan dasar sungai dan pengamanan pondasi bangunan
yang dibangun melintang di palung sungai.
3.
SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan perencanaan dan studi kelayakan adalah menjaga
kesimbangan kondisi slope dasar sungai sehingga bahaya gerusan lokal pada pondasi
bangunan yang dibanguan melintang sungai dapat dihindari.
4.
5.
SUMBER PENDANAAN
Pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp .....,- (..................Rupiah)
termasuk PPN dibiayai APBN-P tahun Anggaran ........
6.
56 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk,
tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah (PAD)
dan lain-lain.
iv. rencana tata ruang wilayah
57 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
b) Survey
(1) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Melakukan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan untuk mendapatkan
peta topografi ukuran 1:1.000 atau 1:2.000, kegiatan pengukuran dan
pemetaan mengacu dan berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman
Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-2,
Pengukuran Topografi dan Pemetaan.
i.
ii.
iii.
ii.
iii.
iv.
v.
Pelaksanaan pengukuran tinggi muka air, kecepatan dan debit dapat digunakan
alat ukur arus tipe baling-baling. Cara pelaksanaan pengukuran dilakukan
dengan merawas, menggunakan perahu, menggunakan jembatan dan
menggunakan kerata gantung. Kedalaman pengukuran minimal 3,5 kali
diameter baling-baling sesuai dengan SNI 03-2819-1992.
Jika metode pelaksanaan pengukuran di atas tidak dapat dipergunakan karena
berbagai hal, misal keadaan aliran membahayakan keselamatan petugas atau
peralatannya; kecepatan aliran melampaui kemampuan spesifikasi alat
menurut jenis alat ukur arus yang digunakan dan untuk mendapatkan debit
sesaat maka dapat dilakukan pengukuran dengan pelampung permukaan
sesuai dengan SNI 03-2820-1992.
58 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Investigasi
(1) Sungai
(a) Sampling Sedimen Layang
Kegiatan investigasi sungai adalah pengambilan sampel sedimen baik
dasar maupun layang, pengambilan sampel sedimen layang dilakukan
pada lokasi yang tidak terpengaruh adanya aliran balik yang diakibatkan
oleh bangunan air dan sebelum dilakukan kegiatan pengambilan sampel
perlu dilakukan kegiatan pengukuran yang meliputi penampang melintang
dan debit. Perletakan peralatan pada lubang pengambilan harus berada 10
cm di atas dasar sungai SNI 03-3414-1994.
(b) Sampling Sedimen Dasar
Sampel diambil dari dasar sungai pada penampang memanjang dan
penampang melintang ditempat yang dianggap dapat mewakili kondisi
material dasar sungai setempat. Metode pengambilan disesuaikan dengan
ketentuan yang berlaku.
(2) Geoteknik
Investigasi geoteknik yang dilakukan adalah pengambilan sampel tanah serta
pelaksanaan pemboran. Kegiatan investigasi geoteknik mengacu dan
berpedoman pada Pd T-xx-xxxx, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian-3, Penyelidikan Geoteknik.
d) Uji Laboratorium
(1) Sedimen
Analisis laboratorium sedimen diperlukan untuk mengetahui karakteristik
sedimen yang terbawa oleh aliran sungai.
(a) Sedimen Layang, pengujian dilakukan dengan prinsip sebagai berikut :
i. jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 033414-1994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan untuk
mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan Piknometer
sesuai dengan SNI 03-4145-1996.
ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam
pengambilannya dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada posisi
berada 20 cm di bawah permukaan air dengan posisi mulut botol
berlawanan dengan arah aliran maka metode pengujiannya dilakukan
secara gravimetri dengan pengendapan untuk mengetahui kadar
sedimen sesuai dengan SNI 03-3961-1995. Sedangkan untuk
mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji gravimetri dengan
ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
(b) Sedimen Dasar
Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
59 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun), sehingga
analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis probabilitas
frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson atau Log
Normal
ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode
analisis regional,
iii. jika data debit yang tersedia antara 3 10 tahun, maka digunakan Metode
puncak banjir di atas ambang,
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir berdasarkan parameter
hujan dan karakteristik DPS antara lain :
-
Der Weduwen, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS
dengan luas < 100 km2
Melchior, digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS dengan
luas > 100 km2
Haspers digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa
memperhatikan luas DAS
60 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii. jika lokasi pekerjaan berada di kota sedang maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 10 km dan volume pengerukan
500.000 m3
iii. jika lokasi pekerjaan berada di pedesaaan maka parameter kajian adalah
panjang kegiatan normalisasi sungai 15 km dan volume pengerukan
500.000 m3
Ruang lingkup kegiatan ANDAL meliputi :
i.
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
pekerjaan
berada
di
Sungai.............Kecamatan
...........
62 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
METODOLOGI
Metodologi yang dilakukan dalam perencanaan ini yaitu pengumpulan data sekunder
(topografi, hidrologi, geologi regional), pengumpulan data primer (survey pengukuran dan
pemetaan, survey hidrometri dan penyelidikan geoteknik), pengolahan data dan perencanaan
bangunan.
8.
9.
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
KELUARAN
Keluaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
i. kajian pendahuluan penentuan krib
ii. kelayakan ekonomis
iii. gambar teknis pendahluan
11.
LAPORAN
Jenis laporan dan gambar yang akan diserahkan oleh Penyedia Jasa kepada Pengguna
Jasa adalah :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
metode-metode yang akan digunakan Penyedia Jasa dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan.
64 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Laporan Pendahuluan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal ......... (bulan) 20xxx
2. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan menginformasikan tentang pelaksanaan progres pekerjaan dan
tahap pelaksanaan pekerjaan untuk bulan berikutnya
Laporan Bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tiap seminggu sebelum akhir bulan
3. Laporan Interim
Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan
sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi geoteknik dan hasil
laboratorium, serta konsep perencanaan check dam
Laporan Interim akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal ................(tgl/bulan/tahun)
4. Laporan Akhir
Laporan Akhir harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, analisis laju sedimen, dimensi dan layout check dam, analisis
dampak lingkungan hidup (ANDAL) dan analisis Benefit/Cost Ratio dan Economic
Internal Rate of Return.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambatlambatnya tanggal...........(tgl/bln/thn)
5. Gambar Teknis
Produk gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :
i. peta situasi bangunan dengan skala 1 : 200 ;
ii. gambar potongan memanjang dan melintang bangunan bendung 1 : 100 1 :
200
iii. gambar detail bangunan Skala 1 : 50 1 : 200.
Album gambar akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal 4 Desember 2005
6. Laporan Penunjang
Laporan penunjang dalam kegiatan ini meliputi :
i.
65 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
12.
PENGENDALIAN MUTU
Agar dalam pelaksanaan pekerjaan memenuhi sasaran maka perlu dilakukan
pembahasan seperti berikut ini :
1. Diskusi Bulanan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
mengetahui sejauh mana progres pekerjaan dan pembahasan tentang kesulitan
yang diperlukan
2. Diskusi Pendahuluan dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan
koordinasi awal pelaksanaan pekerjaan yang meliputi kegiatan survey, investigasi
lapangan dan persetujuan produk yang berupa laporan pendahuluan
3. Diskusi Pertengahan/Interim dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk
menentukan arah pembahasan pemecahan masalah berdasarkan data kondisi
lapangan dan proses persetujuan produk yang berupa laporan pertengahan/interim
4. Diskusi Akhir dilakukan dengan Pihak Pengguna Jasa untuk keperluan pembahasan
seluruh kegiatan pekerjaan
66 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
LAMPIRAN B
Lampiran B.1 Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan Kegiatan Detail Desain Check Dam
MULAI
Pengumpulan
Peta Topografi
Pengumpulan
Peta Geologi
Regional
Pengumpulan
Data Hidrologi
& Peta DAS
Pengumpulan
Data
Multisektor
Pengumpulan
Data Sosek
LAPORAN
PENDAHULUAN
DISKUSI
PENDAHULUAN
TIDAK
YA
Pengukuran Topografi
Penyelidikan Geoteknik
Lapangan
PEMETAAN &
PENGGAMBARAN
Penyelidikan Geoteknik
Laboratorium
Survey Hidrometri :
-Sampling Sedimen
-Pengukuran
tinggi
muka air, kecepatan dan
debit
Analisis Hidrologi
(Debit Banjir Rancangan)
Analisis Hidarulika
dan
Transport Sedimen
Analisis Sosek
KONSEP DESAIN
CHECK DAM
LAPORAN
INTERIM
DISKUSI INTERIM
TIDAK
YA
ANALISIS EKONOMI
TEKNIK
Penysunan Andal
DRAFT FINAL
LAPORAN AKHIR
Penyusunan
BOQ dan RAB
DISKUSI
LAPORAN
AKHIR
TIDAK
YA
SELESAI
67 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Lampiran B.2 Contoh Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Detail Desain Krib
1.
LATAR BELAKANG
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
2.
2.1. Maksud
Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan
perencanaan pendahuluan bangunan check dam yang berfungsi untuk pencegahan
penurunan dasar sedimen dan penampungan sedimen.
2.2. Tujuan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk melakukan pengamanan pengamanan dasar
sungai agar tidak terjadi penurunan dasar sungai dan pengamanan pondasi bangunan
yang dibangun melintang di palung sungai
3.
SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan perencanaan dan studi kelayakan adalah menjaga
kesimbangan kondisi slope dasar sungai sehingga bahaya gerusan lokal pada pondasi
bangunan yang dibanguan melintang sungai dapat dihindari.
4.
5.
SUMBER PENDANAAN
Pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp .....,- (..................Rupiah)
termasuk PPN dibiayai APBN-P tahun Anggaran ........
6.
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
serta skala dengan tingkat ketelitian yang ada. Jika di Instansi terkait tidak
didapat maka pihak Penyedia Jasa dapat memperoleh di BAKOSURTANAL
dengan skala minimum 1 : 250.000.
(2) Data Hidrologi
Kegiatan pengumpulan data hidrologi berupa pengumpulan peta stasiun
curah hujan, besarnya curah hujan, data meteorologi, debit historis baik debit
minimum, rata-rata dan debit maksimum pada suatu daerah aliran sungai
(DAS) yang pelaksanaan kegiatannya sesuai SNI 03-1724-1989. Berbagai
data dan informasi diantaranya berupa :
i.
peta stasiun curah hujan dapat diperoleh dari Instansi BMG dan mungkin
juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA)
ii. data curah hujan harian (terbaru) dapat diperoleh dari Instansi BMG dan
mungkin juga Pengelola Sumber Daya Air (PSDA).
iii. data meteorologi berupa kondisi temperatur udara, kelembaban relatif,
lama penyinaran dan kecepatan angin. Perolehan data dapat diperoleh
dari Instansi BMG
iv. data debit terbaru dengan periode harian maupun bulanan, minimum
selama 5 tahun, yang didapat dari pengelola bangunan-bangunan sungai
eksiting misalkan bendung.
(3) Data Geologi
Kegiatan pengumpulan data geologi adalah pengumpulan peta geologi
regional yang memuat jenis batuan, penyebaran jenis batuan, sifat fisik
batuan serta tekstur dan struktur tanah dengan skala minimum 1:250.000
sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang
tahapan studi pelaksanaan pekerjaan.
Peta geologi regional dapat diperoleh di Direktorat Geologi Tata Lingkungan,
jika tidak didapat maka pengumpulan data dapat diperoleh dari Instansi
terkait.
(4) Data Bangunan Air di Sungai
Data yang dimaksudkan adalah tempat dan jenis semua bangunan air serta
bangunan umum lainnya yang dibangun di sungai yang mempunyai dampak
timbal balik terhadap kondisi morfologi sungai baik di hulu maupun di hilir
rencana bangunan sesuai dengan SNI 03-2400-1991
(5) Data Aspek Multisektor
Kegiatan pengumpulan data aspek multisektor dengan melakukan
pengumpulan
data
yang
berupa
informasi
lingkungan
yang
menginformasikan tentang kondisi kependudukan dan penggunaan air
sesuai dengan KP01, SK DJ Pengairan No. 185/KPTSA/A/1986 tentang
tahapan studi pelaksanaan pekerjaan. Informasi lingkungan dapat diperoleh
dari dari BPS, PSDA, dan BAPEDAL. Data-data tersebut meliputi :
i.
ii. komponen biologi yang terdiri dari kondisi flora, fauna dan biota air
iii. komponen sosial, ekonomi dan budaya yang meliputi jumlah penduduk,
tingkat pendidikan, mata pencaharaian dan pendapatan asli daerah
(PAD) dan lain-lain.
iv. rencana tata ruang wilayah
69 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
6.1.2. Survey
a) Pengukuran Topografi dan Pemetaan
Pelaksanaan kegiatan pengukuran topografi dan pemetaan mengacu pada
Pd T-xx-200x, Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Kegiatan yang
bersifat Umum, Bagian-2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan Pemetaan.
Kegiatan ini akan dilakukan oleh Penyedia Jasa jika kondisi topografi daerah
pekerjaan banyak mengalami perubahan alur sungai baik yang diakibatkan
oleh bencana atau proses alamiah lainnya sehingga validitas data yang
sudah ada diragukan lagi. Cakupan kegiatan pekerjaan pengukuran
topografi dan pemetaan untuk keperluan kegiatan detail desain krib meliputi :
(1) Pemetaan situasi sungai
Pemetaan situasi sungai dimana bangunan utama akan dibuat dengan
skala minimum 1 : 2000. Peta ini harus meliputi jarak 1,0 km ke arah
hulu dan ke hilir dari letak bangunan krib rencana dan melebar 250 m
dari masing-masing tepi sungai. Peta ini juga harus dilengkapi dengan
garis ketinggian setiap 1,0 m, kecuali dasar sungai diperlukan garis
ketinggian setiap 0,50 m. Peta ini harus mencakup lokasi alternatif yang
sudah diidentifikasi serta panjang yang diliput harus memadai agar
diperoleh informasi mengenai bentuk denah sungai dan juga untuk
merencanakan tata letak dan trase tanggul penutup. Peta situasi juga
harus menampilkan titik-titik tetap (benchmark) yang ditempatkan di
sekitar daerah pemetaan, lengkap dengan koordinat dan elevasinya.
(2) Pengukuran detail situasi bangunan krib
Pengukuran detail ini menghasilkan peta berskala 1 : 200 atau 1 : 500.
Peta detil harus memperlihatkan bagian-bagian lokasi bangunan secara
lengkap. Peta ini harus dilengkapi dengan titik ketinggian dan garis
ketinggian yang tepat setiap 0,25 m.
b) Survey Hidrometri
Sesuai dengan SNI 03-2414-1991 pelaksanaan pengukuran debit perlu
diperhatikan ketentuan dan persyaratan yang meliputi :
i.
ii.
iii.
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
v.
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
i. jika pengambilan contoh benda uji sedimen sesuai dengan SNI 033414-1994, maka metode pengujian laboratorium yang digunakan
untuk mengetahui kadar sedimen layang digunakan peralatan
Piknometer SNI 03-4145-1996.
ii. jika pengambilan contoh benda uji sedimen layang dalam
pengambilannya dilakukan dengan cara mencelupkan botol pada
posisi berada 20 cm di bawah permukaan air dengan posisi mulut
botol berlawanan dengan arah aliran maka metode pengujiannya
dilakukan secara gravimetri dengan pengendapan untuk mengetahui
kadar sedimen sesuai dengan SNI 03-3961-1995. Sedangkan untuk
mengetahui distribusi butiran maka dilakukan uji gravimetri dengan
ayakan sesuai dengan SNI 03-3962-1995.
(2) Sedimen Dasar
Pengujian sampel sedimen dasar dilakukan berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
b) Geoteknik Laboratorium (Index dan Engineering Properties)
Analisis laboratorium geoteknik untuk keperluan index properties dan
engineering properties mengacu dan bepedoman pada Pd T-xx-xxxx,
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknik, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian-3, Penyelidikan Geoteknik.
6.1.5. Analisis dan Perencanaan
Kegiatan analisis yang dilakukan pada kegiatan studi pengenalan adalah
sebagai berikut :
a) Hidrologi
Analisis hidrologi pada kegiatan ini adalah melakukan analisis frekuensi
banjir rancangan berdasarkan data debit, curah hujan dan luas DAS SNI 032415-1991. Metode perhitungan adalah sebagai berikut :
i.
jika data aliran sungai yang tersedia cukup panjang (> 20 tahun),
sehingga analisisnya dapat langsung dilakukan dengan metode analisis
probabilitas frekuensi debit banjir dengan Metode Gumbel, Log Pearson
atau Log Normal
ii. jika data debit < 20 tahun dan > dari 10 tahun, maka digunakan metode
analisis regional,
iii. jika data debit yang tersedia antara 3 10 tahun, maka digunakan
Metode puncak banjir di atas ambang,
iv. Metode empiris apabila perkiraan besarnya banjir
parameter hujan dan karakteristik DPS antara lain :
-
berdasarkan
Haspers digunakan untuk analisis debit banjir dari sebuah DAS tanpa
memperhatikan luas DAS
72 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
-
ii.
73 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
iii.
ii.
iii.
yang akan
ii.
iii.
74 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
pekerjaan
berada
di
Sungai.............Kecamatan
...........
75 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
c) Pengguna jasa akan menunjuk petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping (countepart), atau project officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan jasa konsultansi
2) Penyediaan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa akan menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
a) Penyedia Jasa memfasilitasi : peralatan, laboratorium dan bahan yang sesuai
untuk mencapai rencana mutu desain dan konstruksi.
b) Penyedia Jasa harus memberikan hasil pekerjaan sesuai dengan rencana
mutu desain atau rencana mutu konstruksi. Pekerjaan akan diperiksa sewaktuwaktu untuk menjamin terpenuhinya persyaratan teknis yang telah ditetapkan.
Penyedia Jasa menanggung biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila
ternyata hasil pekerjaannya tidak memenuhi persyaratan teknis menurut
penilaian pihak Direksi Pekerjaan atau Nara Sumber yang ditunjuk oleh
Pengguna Jasa.
6.3.2. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
Dalam pelaksanaan pekerjaan perlu melibatkan personil baik tenaga ahli maupun
tenaga pendukung dengan ketentuan dan persyaratan adalah sebagai berikut :
1) Tenaga Ahli
Tenaga ahli termasuk asisten dan staf tenaga ahli yang diperlukan dalam rangka
penyelesaian pekerjaan harus berkompeten dibidangnya masing-masing dengan
menyerahkan kualifikasi/sertfikasi dan curriculum vitae/daftar riwayat hidup.
2) Tenaga Pendukung
Tenaga pendukung sifatnya mendukung tenaga ahli dalam penyelesaian
pekerjaan baik dalam segi teknis, urusan administrasi serta kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.
6.3.3. Persyaratan Pelaksanaan
Dalam hal persyaratan pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memperhatikan
berikut ini :
1) Jadwal Pelaksanaan
Untuk perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan yang sebagaimana mestinya
atas pekerjaan, Penyedia Jasa harus mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dalam bentuk
Kurva-S yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan.
2) Diagram Batang (Bar-Chart)
Penyedia Jasa harus membuat diagram batang yang menginformasikan tentang
keterlibatan personil baik tenaga ahli, asisten, staf tenaga ahli dan staf pendukung
yang berhubungan dengan penyerapan biaya yaitu keterlibatan orang -bulan.
7.
METODOLOGI
Metodologi yang dilakukan dalam perencanaan ini yaitu pengumpulan data sekunder
(topografi, hidrologi, geologi regional), pengumpulan data primer (survey pengukuran dan
pemetaan, survey hidrometri dan penyelidikan geoteknik), pengolahan data dan perencanaan
bangunan utama dan penunjang.
76 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
8.
77 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
ii.
iii.
iv.
v.
Laporan Bulanan dilengkapi dengan foto dan peta yang menunjukkan lokasi yang
telah diidentifikasi serta usulan penanganan, program dan jadwal kerja selanjutnya.
Laporan Bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
c) Laporan Interim
Laporan Interim harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang analisis debit
banjir rancangan, hasil kegiatan pelaksanaan survey topografi, lokasi pengambilan
sampel sedimen dan hasil uji laboratorium, lokasi investigasi geoteknik dan hasil
laboratorium, serta konsep lokasi krib.
Laporan bulanan akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
d) Laporan Akhir Sementara
Laporan Akhir Sementara harus dipresentasikan dan menginformasikan tentang
kegiatan hasil detail desain yang mencakup antara lain : hasil investigasi lanjutan
topografi, geoteknik, hidrologi, hidrolika, perhitungan desain, dan gambar Konstruksi
bangunan sungai beserta bangunan fasilitasnya.
Laporan Akhir Sementara akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna
Jasa selambat-lambatnya tanggal
e) Laporan Akhir
Laporan ini berisi seluruh hasil perencanaan teknis termasuk metode pekerjaan
desain, perhitungan desain, metode dan jadwal konstruksi, jadwal pelaksanaan,
estimasi biaya, paket konstruksi dan lain-lain. Laporan Akhir ini dibuat setelah
didiskusikan dan disetujui pada Laporan Akhir Sementara (Draft Laporan Akhir).
Laporan Akhir merupakan revisi dan penyempurnaan dari Laporan Akhir Sementara
dengan memperhatikan semua masukan, tanggapan, dan koreksi.
Laporan Akhir akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa selambatlambatnya tanggal
f)
Dokumen Tender
Dokumen Tender terdiri atas:
(1)
(2)
(3)
(4)
Dokumen Tender akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
g) Gambar Teknis
Produk gambar yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa adalah sebagai berikut :
79 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
i.
ii.
iii.
Album gambar akan diserahkan oleh Penyedia Jasa pada Pengguna Jasa
selambat-lambatnya tanggal
h) Laporan Penunjang
Laporan penunjang dalam kegiatan ini meliputi :
i.
ii.
iii.
iv.
80 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
g) Data bangunan
Data bangunan air di hulu dan di hilirnya yang akan terpengaruh oleh bangunan check
dam yang akan di desain.
h) Data morfologi sungai
Data dan informasi morfologi sungai yang diperlukan, antara lain dengan
memperhatikan faktor-faktor :
i. bentuk dan ukuran alur, palung, lembah;
ii. kemiringan dasar sungai : sungai terjal dan landai;
iii. lokasi daerah aliran : hulu, tengah, hilir, pegunungan dan pedataran;
iv. jenis, sifat lapisan clan material : dasar sungai, tebing dan lembah;
v. perubahan geometri sungai ke arah vertikal: sungai beragradasi, sungai
berdegradasi,
vi. sungai tetap;
vii. perubahan geometri sungai ke arah horizontal: sungai berliku, lurus, berjalin;
viii. degradasi atau penurunan dasar alur dan atau palung sungai dengan parameter
panjang, lebar dan dalam;
ix. agradasi/sedimentasi atau peninggian dasar alur dan atau palung sungai, dengan
parameter: panjang, lebar, dan dalam.
i)
82 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
lokasi check dam harus direncanakan pada tempat yang dasar sungainya
dikhawatirkan akan turun;
di sekitar titik pertemuan kedua sungai dengan lokasi di sebelah hilirnya;
untuk melindungi fondasi dan bentuk konstruksi lainnya, lokasi check dam
harus dibangun disebelah hilirnya;
direncanakan pada alur sungai yang tidak stabil dan diharapkan alur dapat
diatur dan stabil oleh konstruksi check dam;
sumbu check dam didesain tegak lurus dengan alur sungai disebelah hilirnya.
peletakan check dam sepanjang daerah check dam, diambil berdasarkan
panjang tebing yang perlu dilindungi dengan meperhitungkan kemungkinan
perubahan arus pada keadaan check dam terpasang
dengan baik;
- bagian pangkal bendung penahan harus didesain agar bangunan aman
83 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
C
g
B1
BZ
h3
m2
Debit desain
50
50 -100
(m3/dt)
Tinggi jagaan
0,60 0,80
(meter)
100 - 200
200 - 500
1,00
1,20
500 - 2000
1,50
(d) Mercu peluap ; harus cukup kuat untuk menahan benturan dan abrasi, serta
bentuk mercu harus ambang lebar, dan sudutnya tidak dibulatkan. Lebar
mercu ditentukan dengan persamaan sesuai Pd. T -12-2004-A :
b = n f W C (t + t 2 ) 1 + 4V 2 100
V =Q A
dengan pengertian :
n adalah koefisien keamanan (2 - 3)
t adalah dalamnya sekoring di depan mercu (m)
V adalah kecepatan aliran saat banjir (m/dt)
f adalah koefisien gesekan dalam titik bendung (0,80)
W adalah berat volume aliran air (1 - 1,2 t/m3)
C adalah berat volume bendung (t/m3)
t adalah tinggi muka di depan mercu (m)
b adalah lebar mercu peluap (m)
Q adalah debit desain (m3/dt)
A adalah luas penampang peluap (m)
Tabel A.2 Penentuan Lebar Mercu
Lebar mercu : b
Sedimen
Sifat hidraulik aliran
(e) Tubuh bendung ; kemiringan bagian hulu dari bendung utama harus ditentukan
berdasarkan syarat stabilitas bangunan dan untuk itu dapat digunakan
persamaan di bawah ini sesuai Pd. T -12-2004-A :
(1+ )_m2 +{2(n+)+n.(4 +)+2. . }.m - (1+3 )+ . .(4n+ )+ .(3.n. + 2
+ n2) = 0
m=
b b2 4 a c
2a
84 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
dengan pengertian :
n adalah kemiringan tubuh bendung utama bagian hilir
adalah perbandingan tinggi air di atas peluap clan tinggi bendung
pengendali dasar sungai m adalah kemiringan tubuh bendung utama
bagian hulu
adalah perbandingan lebar mercu peluap clan tinggi bendung pengendali
dasar sungai
adalah perbandingan c dan 0
c adalah berat volume bahan bendung (t/m3)
o adalah berat volume aliran air (1 - 1,2 t/m)
Kemiringan bagian hilir bendung utama ditentukan agar aliran tidak menyusur
permukaan bagian hilirnya, perbandingan tegak dan datar 1: n, nilai standard
indek n = 0.2, atau harga n dapat ditentukan dengan persamaan di bawah ini :
nmax =
Vg 2 g . H
dengan pengertian :
adalah kemiringan tubuh bendung utama bagian hilir
nmax
H
adalah tinggi total bendung utama (m)
V9
adalah komponen horizontal untuk kecepatan kritis (m/dt)
g
adalah percepatan gravitasi (m/dt2)
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
sisi hilir bendung utama; lebar sayap bagian atas maksimum sama dengan
lebar mercu, minimum ditentukan berdasarkan gaya-gaya akibat benturan
(g) Sub dam (bendung pembantu)
Ketentuan subdam meliputi hal-hal berikut sesuai Pd. T -12-2004-A dan SNI
03-2851-1991 :
- Bentuk mercu dan kemiringan hilir subdam sama dengan bentuk bendung
utama;
- Dimensi subdam disesuaikan dengan gaya-gaya yang bekerja;
- Tinggi subdam ditentukan berdasarkan persamaan energi (hidraulik) dan
atau persamaan empiris.
{(
{(
) (
) (
d 1 + 2 Fr21 x 1 + 8 Fr21
=
h1 1 + 4 Fr21 1 + 8 Fr21
)
)
}
}
5 Fr21 1
............hidrolis
1/ 2
1,5 Fr21 / 3
1/ 2
dengan pengertian :
d adalah tinggi subdam (m)
h, adalah tinggi air pada titik jatuh terjun (m)
Fr1 adalah angka Froude aliran pada titik terjun
H2 = (1/3 s/d 1/4) x H ....................empiris
dengan pengertian :
H2 = tinggi bendung pembantu (sub dam)
H = tinggi total bendung utama
(h) Kolam olak
- Bentuk kolam olak harus dibuat berdasakan gaya-gaya yang diakibatkan
oleh terjunan
- Lebar kolam olak ditentukan sesuai dengan lebar, tinggi, dan kemiringan
dinding peluap
- Panjang kolam olak ditentukan menurut persamaan berikut ;
L = lW + X + b2
2 (H 1 + 1 2 h 3 )
g
l W = V0
V0 = q 0 h 3
X = hj
h j = h 1 2 1 + 8 Frl 1
V1 = 2 g (H 1 + h 3 )
Fr1 = V1
g h1
dengan pengertian :
IW adalah jarak terjunan (m)
X adalah panjang loncatan air (m)
b2 adalah lebar mercu subdam (m)
qo adalah debit per meter pada peluap (m'/det/m)
h3 adalah tinggi air di atas peluap bendung utama (,-n)
H1 adalah tinggi bendung utama dari lantai kolam olak (m)
adalah koefisien besarnya (4,5 - 5,0)
86 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
o
o
dengan pengertian :
t adalah tebal lantai kolam olak (m)
H1 adalah tinggi bendung utama dari permukaan lantai kolam olak (m)
h3 adalah tinggi air di atas peluap bendung utama (m)
(i) Bangunan pelengkap
Bangunan pelengkap pada check dam sebagai berikut sesuai dengan SNI 032851-1991 :
i.
G = H 2 (DC + DB ) c
{(
hW = H 3 {(DB + 2 DC ) (DB + DC )}
Pa = 1 K a S H 2
2
Cos 2 ( )
Sin( + ) Sin( )
Cos 2 Cos ( + ) 1 +
Cos ( + ) Sin( )
Le = DB + 1 3 H m
he = H 3
Ka =
Pa H = Pa Sin(90 o 0 )
Pa V = Pa Cos (90 o 0 )
dengan pengertian :
G
adalah berat sendiri tembok tepi (t)
H
adalah tinggi tembok tepi (m)
DC adalah lebar mercu tembok tepi (m)
DB adalah lebar dasar tembok tepi (m). (DB = DC + n.H - m.H)
adalah berat volume tembok tepi (t/m3)
C
adalah berat volume tanah (t/m3)
s
adalah jarak horizontal antara titik gaya berat sendiri dan pusat
IW
momen (m)
hW adalah jarak vertikal antara titik gaya berat sendiri dan pusat mDmen
(m)
Pa adalah tekanan tanah (t)
87 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Ka
X = M PV
e= X D 2
pada umumnya besarnya X di syaratkan D/3 < X < 2D/3
atau e < 1/6.D
SF = MV
dengan pengertian :
X
adalah jarak dari tumit bendung tepi (hulu) sampai ke titik tangkap i
esultan gaya (m)
e
adalah jarak dari as sampai ke titik tangkap resultan gaya (m) M, adalah
jumlah momen yang menahan (tm)
MH adalah jumlah momen yang menggulingkan (tm)
M
adalah momen total (MV - MH)(tm)
Pv adalah gaya vertikal total (t)
D
adalah lebar dasar bendung utama (m)
SF adalah faktor keamanan terhadap guling (SF 1,2 sesuai dengan Tabel B4
tinggi bendung <15 m)
(b) Stabil terhadap geser
SFgeser = (f PV + 0 l ) PH
dengan pengertian :
SFgeser adalah faktor keamanan terhadap geser yang disesuaikan dengan
Pv
adalah gaya vertikal total (t)
PH
adalah gaya horizontal total (t)
f
adalah koefisien geser antara dasar badan bendung dan tanah
dasar yang disesuaikan dengan
TO
adalah tegangan geser badan bendung pada tanah dasar yang
disesuaikan dengan
I
adalah panjang bidang geser (m)
(c) Stabil terhadap daya dukung tanah fondasi
1 = (PV D ) (1 + 6 e D )
88 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
2 = (PV D ) (1 6 e D )
dengan pengertian :
1
adalah tegangan vertikal pada ujung hilir bendung (t/m2)
2
adalah tegangan vertikal pada ujung hulu bendung (t/m2)
Pv
adalah gaya vertikal total (t)
D
adalah lebar dasar bendung utama (m)
e
adalah eksentrisitas resultan gaya yang bekerja (X - D/2) (m)
X
adalah jarak ujung hulu sampai titik tangkap resultan gaya (m)
89 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
:
:
:
:
:
:
A = 10 Km2
I = 0,025
B = 80 m
B1 = 50 m
Qp = 200 m3/det
= 0,02
rumus menjadi
+ 88,5h3
.................................................................................. (17)
b = n f W c (t + t 2) 1 + 4V 2 100
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
lo = 0,025 kemiringan asli dasar sungai sebelum dibangun bendung pengendali dasar sungai.
Istatik = . lo = 0,0125 kemiringan statik terjadi setelah dibailgun bendung pengendali dasar
sungai.
Idinamik = 2/3 lo = 0,0167 kemiringan dinamik akan terbentuk setelah terjadi banjir.
L1 = H / ( lo - Istatik) = 4/(0,025 -0,0125) = 320 m.
L2 = H / ( lo - Idinamik) = 4/(0,025 -0,0167) = 481,91 m.
4. Menentukan kemiringan bagian hilir bendung (n)
X - n.H = 0
n. H = X
nmax = X/H
hukum Newton X = Vg (2 H g )
nmax = Vg (2 H g )
1
2
1
2
= 2,29 (2 4 9,8 )
1
2
= 2,07
H = 2,07 4 = 0,50
dipakai n = 0,20 ( supaya aliran tidak menyusur permukaan bendung bagian hilir/aman
terhadap benturan batuan yang jatuh)
5. Menentukan kemiringan bagian hulu bendung (m)
(1+ ). m2 + { 2(n+) + n. (4 +)+2. . } . m (1+3 ) + . . ( 4n + ) + . (3.n. + 2 + n2)
=0
= h3/H = 1,75/4 = 0,44 ; = b1/H = 2,50/4 = 0,63 ; = c/W = 2,3/1,2 = 1,92
m = (-b (b2 - 4.a.c )1/2 ) / 2.a . (19)
a = (1+ ) =1+0,44=1,44
91 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
= 3,68 t
= 23
t
= 3,68 t
= 30,36 t
t
t
t
t
t
t
t
Lengan ( jarak gaya-gaya yang bekerja terhadap ujung tumit bendung di sebelah hilir)
G1 = 2/3 . 0,8 = 0,53 m
G2 = 0,8 + . 2,50 = 2,05 m
G3 = 1/3 . 0,8 + 2,50 + 0,8 = 3,567 m
93 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
V1
V2
V3
P1
P2
Perhitungan momen
Beban
Berat sendiri
Tekanan air
statik vertikal
Total PV dan MV
Tekanan air
statik horizontal
Total PH dan MH
Simbol
G1
G2
G3
V1
V2
V3
H1
H2
Gaya (t)
3,68
23
3,68
5,25
1,68
1,92
39,21
8,4
9,6
18
Lengan (m)
0,53
2,05
3,567
2,05
3,70
3,83
2
1,33
Momen (t.m)
1,95
47,15
13,13
10,76
6,22
7,35
85,56
16,8
12,77
29,57
aman
94 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
= 20
n = 0,5
m = 0,2
DB = DC + n.H - m.H = 0,30 + 0,5.4 - 0,2.4 = 1,5 m
G = H/2 . (DC + DB ) . c = 4/2 . (0,3 + 1,5) . 2,3 = 8,28 ton
LW = { (DB2 + DB.DC + DC2 ) / (3. (DB + DC))} + (n.H/3) . { (DB+2.DC) / (DB+DC) }
LW = { (1,52 + 1,5. 0,3 + 0,32 ) / (3. (1,5 + 0,3)) } + (0,5. 4/3).{ (1,5 +2.0,3) / (1.5+0,37) }
= 0,516 + 0,778 = 1,294 m
hW = H/3 { (DB + 2. DC) / (DB + DC) } = 4/3 { (1,5 + 2. 0,3) / (1,5+ 0,3) } = 1,33 x 1,167
= 1,55 m
Ka =
Cos 2 ( )
Sin ( + ) Sin ( )
Cos Cos ( + ) 1 +
Cos ( + ) Cos ( )
Ka =
Simbol
G
Gaya (t0
8,28
Lengan (m)
LW = 1,294
Momen (t.m)
10,714
PaV
1,50
Le = 1,77
2,655
9,78
PaH
4,12
13,369
he = 1,35
5,5
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
aman
96 dari 121
aman
aman
aman
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
LAMPIRAN C
Contoh Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Konstruksi
Konstruksi Pembangunan Check Dam di Sungai ............... Kabupaten.............
1. Latar Belakang
Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan :
- Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan
- Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekosistem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan
- Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
2. Kondisi Cuaca
Informasi umum berikut ini memberikan petunjuk kondisi cuaca dilapangan yang bisa
diharapkan untuk sepanjang tahun. Pemberi tugas dan Direksi tidak bertanggung jawab
atas ketelitian data, dan semua resiko akibat salah penafsiran data tersebut adalah
menjadi beban Kontraktor.
Iklim di lokasi proyek terdiri dari dua musim : musim hujan terjadi dari bulan .
sampai dengan dan musim kemarau biasa terjadi mulai bulan .. sampai dengan
.. Hujan rata rata tahunan sekitar .. m dan 80 % nya adalah . m jatuh
dalam bulan .. sampai dengan .
3. Lingkup Pekerjaan dalam Kontrak
Kontraktor harus memenuhi kebutuhan semua tenaga kerja, material, peralatan
pelaksanaan, pekerjaan sementara dan pekerjaan lainnya untuk pelaksanaan. Kontraktor
harus melaksanakan pekerjaan dengan baik dan lengkap serta merawat seperti yang
diminta dalam Gambar dan Spesifikasi Teknik atau Petunjuk Direksi. Pekerjaan yang
harus dilaksanakan menurut Kontrak mencakup dibawah ini :
a. Pelaksanaan pekerjaan check dam yang meliputi bangunan utama dan semua
bangunan penunjang sesuai yang tercakup dalam Kontrak.
b. Pelaksanaan pekerjaan, operasi, perawatan dan pembongkaran bangunanbangunan
sementara antara lain :
- Jalan masuk sementara berikut jembatan dan fasilitas lainnya.
- Saluran pengelak, bangunan/dam sementara termasuk pembelian, pemencangan,
pembongkaran dan penyerahan Steel Sheet Pile sebanyak yang diperlukan untuk
pelaksanaan Coferdam sementara kepada Direksi.
- Fasilitas kerja Kontraktor seperti kantor lapangan, gudang, laboratorium dan lain
lain.
- Tempat penyimpanan semen berikut material beton dan peralatan pengolah beton.
- Generator termasuk jaringan listriknya yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan.
- Perlengkapan komunikasi Radio/Telepon dari lokasi pekerjaan ke kantor Proyek di
Padang termasuk peralatan lainnya yang perlu.
4. KETENTUAN DAN PERSYARATAN
4.1. Program Pelaksanaan
1) Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang
termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu para
penawar dan Penyedia Jasa didalam menyiapkan Jadwal Pelaksanaan yang lebih
terperinci.
97 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
2) Tiga puluh (30) hari setelah menerima Surat Penunjukan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan berisi jadwal
pelaksanaan semua pekerjaan dan pekerjaan sementara yang harus dikerjakan
berdasarkan Kontrak, dengan metode PERT/CPM network. Jadwal Pelaksanaan ini
harus sesuai dengan hari kelender, jangka waktu yang diperlukan, tanggal mulai
paling awal, tanggal selesai paling awal dan paling lambat, lama pelaksanaan dan
sebagainya.
3) Jadwal Pelaksanaan tersebut diatas diserahkan sesuai dengan modifikasi dan
perubahan yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan di dalam waktu yang logis.
Jadwal Pelaksanaan yang direvisi yang sudah disetujui dan sudah ditandatangani
oleh Penyedia Jasa dan Direksi Pekerjaan harus dianggap merupakan Jadwal
Pelaksanaan yang mengikat dan menjadi bagian dari Dokumen Kontrak.
4) Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh Penyedia
Jasa pada setiap jangka waktu 4 (empat) bulan jika diminta oleh Direksi Pekerjaan
dan Jadwal Pelaksanaan yang diperbarui harus disetujui oleh Penyedia Jasa dan
Direksi Pekerjaan, dan termasuk dalam Dokumen Kontrak.
5) Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata
dibawah yang disetujui menurut pendapat Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
dapat menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada waktu yang disetujui, maka
Direksi Pekerjaan akan memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah pekerja
dan atau peralatan pelaksanaan ke lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan
pada bagian pekerjaan tersebut.
4.2. Aspek aspek yang Perlu Diperhatikan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
1) Aspek Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memperhatikan ketentuan kesehatan dan
Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus diadopsi
oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara menyeluruh
untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan persiapan hingga
pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.
2) Aspek Lingkungan
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik di lapangan, Penyedia Jasa harus membuat
program dampak lingkungan yang terjadi akibat pelaksanaan kegiatan dengan
mengacu pada Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) atau Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) atau
Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau manual prosedur pengelolaan/
pemantauan lingkungan (jika RKL/RPL atau UKL/UPL tidak ada). Program ini harus
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
3) Aspek Administrasi
Penyedia Jasa pekerjaan konstruksi harus memiliki prosedur dan tata cara
administrasi yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat
undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh kegiatan pekerjaan.
Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan, serah
terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis sesuai dengan
kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang dianggap penting.
Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan proyek (Laporan Mingguan
dan Bulanan).
4) Aspek Ekonomis
98 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
b)
c)
Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada
waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud dari rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar dapat segera diselesaikan.
2) Foto Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan
album foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan
foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu sebelum
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
pelaksanaan, pada saat pelaksanaan dan setelah selesai dilaksanakan, dimana arah
pengambilan melalui satu titik yang sama.
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi foto-foto yang dibuat oleh tukang
yang berpengalaman.
Foto-foto harus berwarna dan ditujukan sebagai laporan / pencatatan tentang
pelaksanaan yaitu pada awal pertengahan dan akhir suatu bagian tertentu dari
pekerjaan yang diperintahkan oleh Direksi.
Pada setiap tahap pengambilan gambar untuk tiap lokasi, pengambilan harus dari
titikk dan arah yang sama dan yang sudah ditentukan sebelumnya.
Jika mungkin maka pada latar belakang supaya diusahakan adanya suatu tanda
khusus untuk memudahkan mengenali lokasi tersebut dan memperkirakan dimensi
obyek yang akan difoto.
Foto negatif dan cetakannya tidak boleh diubah atau ditambah apapun.
Sebelum pengambilan gambar-gambar, maka harus dibuat rencana / denah yang
menunjukan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian diserahkan
kepada Direksi untuk disetujui.
Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut :
-
Detail Kontrak
Nama atau Lokasi
Tanggal Pengambilan
Tahap Pelaksanaan
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilengkapi dengan suatu set
pilihan foto-foto yang bersangkutan dengan periode tersebut. Juga pada akhir
pelaksanaan Kontrak, maka foto-foto harus diserahkan kepada Direksi dalam albumalbum. Foto-foto ditempelkan dalam album secara beraturan menurut lokasinya
masing-masing. Tiap obyek harus lengkap tahapnya yakni 0 %, 50 % dan 100 % dan
ditempelkan pada satu halaman.
Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) ganda album
negatifnya. Tiap album dan juga yang berisi negatif harus diberi keterangan atau
tanda sama untuk memudahkan mengidentifikasi negatif dan cetakannya.
Semua album menjadi milik Pemberi Tugas dan tanpa ijinnya tidak boleh diberikan /
dipinjamkan kepada siapapun.
6) Kebutuhan Tenaga Ahli
a) Field Supervision Team, kewajibannya sebagai berikut :
i.
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
1) Pengendalian Biaya
a) Umum
Pengendalian biaya pekerjaan, pada umumnya terfokus pada kondisi rentabilitas,
yaitu mengupayakan agar perimbangan antara pendapatan dan biaya pekerjaan tetap
terjaga. Arti rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba. Jadi dapat diartikan
bila pekerjaan dengan rentabilitas yang baik berarti pekerjaan tersebut dapat
menghasilkan laba yang baik pula.
Evaluasi biaya, sebagai bagian dari proses pengendalian biaya, biasanya
menggunakan data yang berkaitan dengan data pendapatan (termasuk piutang yang
belum cair) dan data biaya (termasuk hutang yang belum dibayar). Sedangkan data
cash basis yaitu yang berkaitan dengan data penerimaan (cash in) dan data
pengeluaran (cash out) sering luput dari perhatian, padahal data tersebut juga ada
dan penting sekali untuk mendukung suatu keputusan keuangan.
Data cash basis sebenarnya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
dikendalikan agar sasaran pekerjaan terutama laba dapat dicapai.
Hampir semua usaha dapat dikatakan tidak dapat terbebas dari kebutuhan dana
pinjaman, oleh karena itu dana pinjaman yang diperlukan untuk menutup cash flow
yang defisit, harus dikendalikan agar bunga pinjaman yang harus dibayar cukup wajar.
Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas kondisi pekerjaan dapat dibagi dalam 4
(empat) kelompok yaitu :
i. rentabilitas bagus dan likuiditas bagus
pekerjaan seperti ini yang selalu diharapkan karena labanya cukup besar dan
pembayarannya lancar, sehingga labanya berwujud sebagai tunai, seperti
pekerjaan yang nilai kontraknya bagus (menguntungkan) dan pembayarannya
juga lancar.
ii. rentabilitas bagus dan likuiditas jelek
pekerjaan seperti ini memerlukan perbaikan likuiditas yang mendesak. bila kondisi
likuiditas jelek terus dan tidak dapat diperbaiki, dampaknya dapat mengurangi
kondisi rentabilitas, seperti pekerjaan yang semula nilai kontraknya bagus tetapi
dalam proses pembayarannya sering terhambat (tidak lancar).
iii. rentabilitas jelek dan likuiditas bagus
pekerjaan seperti ini memerlukan strategi pengendalian biaya dengan
memanfaatkan likuiditas yang bagus sehingga dapat menolong kondisi rentabilitas
menjadi lebih baik, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya cukup berat, tetapi
semua pembayarannya sangat lancar.
iv. rentabilitas jelek dan likuiditas jelek
pekerjaan seperti sedapat mungkin dihindari atau dicegah sejak awal agar tidak
terjadi, seperti pekerjaan yang nilai kontraknya berat, ditambah lagi
pembayarannya tidak lancar. oleh karena itu, pengendalian likuiditas pekerjaan
105 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
perlu menjadi perhatian, terutama bagi para engineer dalam rangka pengendalian
pekerjaan.
b) Pengertian dan Maksud Pengendalian Biaya Pelaksanaan Pekerjaan
Yang dimaksud dengan pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan adalah semua
upaya/usaha yang dilakukan oleh seluruh staf pekerjaan (Manajer Pekerjaan dan Staf)
dan perusahaan, agar biaya pelaksanaan pekerjaan menjadi wajar, murah dan efisien
sesuai dengan rencana dan atau hasil evaluasi yang dilakukan.
Pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan terkait erat dan sangat dipengaruhi oleh :
(1) Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan (efek dari penambahan biaya tidak
langsung)
(2) Pengendalian mutu dan hasil pelaksanaan pekerjaan (efek dari pekerjaan ulang,
finishing, pembongkaran, dan lain-lain yang harus menambah biaya lagi, yaitu
biaya langsung maupun tidak langsung)
(3) Pengendalian sistem manajemen operasional pekerjaan yang bersangkutan,
yang kurang baik atau tidak konsisten dalam pelaksanaan / penerapannya (efek
penambahan biaya karena in-efisiensi realisasi biaya pekerjaan dari yang
seharusnya direncanakan).
Pengendalian yang diterapkan dalam operasional pelaksanaan pekerjaan tidak
sekedar berarti pengawasan dan atau pemeriksaan obyek dan kejadian, tetapi lebih
merupakan tindakan yang sekaligus merupakan aktifitas perencanaan, pengawasan,
pemeriksaan, evaluasi dan tindakan pencegahan atau perbaikan
c) Pelaksanaan Pengendalian Biaya di Pekerjaan
Tindakan pengendalian yang lebih tepat disebut sebagai pengendalian operasional
pelaksanan pekerjaan. Dilaksanakan sebagai langkah antisipasi dan pencegahan
terhadap hal-hal yang secara luas mempengaruhi tercapainya nilai biaya pekerjaan
yang wajar, murah dan efisien, dilakukan dengan dua cara :
(1) Cara langsung
Cara ini dilakukan dengan :
- Peninjauan
- Pengawasan
- Pemeriksaan
- Audit
Sasaran yang dicapai:
- Mengetahui dan mendapat informasi
- Evaluasi langsung pada obyek (pekerjaan) dan subyek (pelaksana) pekerjaan
- Memberikan alternatif tindakan pencegahan dan perbaikan langsung atas
ketidaksesuaian proses hasil kerja dan perkiraan kejadian negatif yang akan
timbul.
Memastikan sasaran pengendalian:
- apakah waktu pelaksanaan dan progres fisiknya masih sesuai dengan rencana
pekerjaan?
- apakah biaya pekerjaan sampai waktu itu masih memenuhi batasan rencana
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
- alternatif tindakan apa yang harus dilakukan dengan adanya penyimpangan dan
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
-
2) Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu didefinisikan sebagai upaya pengawasan dan tindak turun tangan
terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi persyaratan teknis yang telah
ditetapkan di dalam Dokumen Kontrak. Prinsip dasar pengendalian mutu suatu pekerjaan
dapat dilihat pada gambar.
Pengukuran pengendalian mutu mencakup 2 (dua ) hal yaitu :
- dimensi (panjang, lebar, tinggi, tebal, kemiringan, dsb)
- kualitas (kepadatan, kuat tekan, daya dukung tanah, dsb)
Terdapat tiga jenis pengendalian yang harus dilakukan, yaitu :
pengendalian mutu bahan baku (seperti : tanah, batu,semen)
pengendalian mutu bahan olahan (misalnya ; batu pecah hasil stone crasher, adukan
semen, adukan beton dan lain-lain)
- pengendalian mutu hasil pekerjaan (misalnya timbunan tanah, beton struktur dll).
-
Untuk setiap obyek yang akan diperiksa ada 5 data yang harus dicatat :
nama pemeriksaan,
metode pemeriksaan
frekuensi pemeriksaan
spesifikasi / persyaratan mutu : misalnya kepadatan 100%
toleransi hasil : misalnya 0 %
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
-
d) Penerapan standar/pedoman
(1) Standar/pedoman spesifikasi
Standar sesuai dengan spesfikasi mutu bahan atau pekerjaan yang tercantum
dalam dokumen pekerjaan
(2) Standar/pedoman pengujian
Pengujian dilakukan berdasarkan standar-standar yang berlaku
(3) Standar/Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan
Standar pelaksanaan ialah prosedur untuk menjamin tercapainya kualitas
pekerjaan yang dikehendaki. Standar pelaksanaan mencakup beberapa aspek
seperti pemilihan bahan, percobaan-percobaan, tata cara pelaksanaan
(mengolah/meramu, mengangkut dan merekayasa).
3) Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu dapat dilakukan dengan cara pembuatan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang memuat masing-masing jenis pekerjaan. Faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penyusunan jadwal pelaksanaan pekerjaan :
i. kebutuhan dan fungsi pekerjaan tersebut dengan selesainya pekerjaan tersebut
diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan
ii. keterkaitannya dengan pekerjaan berikutnya ataupun kelanjutan dari pekerjaan
sebelumnya.
iii. alasan sosial politik lainnya, apabila pekerjaan tersebut milik pemerintah.
iv. kondisi alam dan lokasi pekerjaan
v. keterjangkauan lokasi pekerjaan ditinjau dari fasilitas perhubungannya
vi. ketersedian dan keterkaitan sumber daya material, peralatan dan material pelengkap
lainnya yang menunjang terwujudnya pekerjaan yang bersangkutan
vii. kapasitas/daya tampung area kerja pekerjaan terhadap sumber daya yang
dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung
viii. produktivitas sumber daya, peralatan pekerjaan, dan tenaga kerja pekerjaan, selama
operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan
teknis
ix. cuaca, musim, debit banjir, skala gempa tahunan, dan lain-lain
x. referensi hari kerja efektif (pekerjaan) dengan mempertimbangkan hari-hari libur resmi
nasional, daerah, dan hari-hari keagamaan, serta adat setempat dimana pekerjaan
berada.
xi. kesiapan sponsor pekerjaan atau sumber daya finansial pekerjaan atau ketersediaan
dana pekerjaan yang bersangkutan.
Pengendalian waktu dapat dikontrol dengan pembuatan jadwal pekerjaan. Beberapa jenis
jadwal dapat dipergunakan, tergantung kepada kebutuhan pekerjaan antara lain adalah :
a) Bar Charts Basic and Linked (Diagram Balok-Asli dan Terkait)
109 dari 121
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
1) Pengukuran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian 1, Pekerjaan Tanah
b) Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi dan pemetaan
mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis,
Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 2, Pekerjaan Pengukuran Topografi dan
Pemetaan
c) Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan penyelidikan geoteknik mengacu pada
Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang
Bersifat Umum, Bagian 3, Pekerjaan Penyelidikan Geoteknik
d) Pekerjaan Beton
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan beton mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian 4, Pekerjaan Beton
e) Pekerjaan Batu Kosong dan Bronjong
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan batu kosong dan bronjong mengacu
pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan
yang Bersifat Umum, Bagian 5, Pekerjaan Pasangan Batu, Batu Kosong dan
Bronjong
f) Pekerjaan Pemancangan
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pemancangan mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A,
Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum,
Bagian 6, Pekerjaan Pemancangan
g) Pekerjaan Lain-lain
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan yang bersifat lain-lain; misal : photo
dokumentasi, gambar-gambar, perumahan dan lain yang terekam dalam dokumen
kontrak mengacu pada Pd T-xx-xxxx.A, Konsep Pedoman Penyusunan Spesifikasi
Teknis, Pekerjaan yang Bersifat Umum, Bagian 9, Pekerjaan Lain-lain
2)
Dasar Pembayaran
a) Pekerjaan Tanah
Dalam pelaksanaan konstruksi check dam semua kegiatan yang berkaitan dengan
dasar pembayaran pengukuran pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan tanah mengacu
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Nomor
Pembayaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Uraian
Satuan Pengukuran
Lump Sum
Lump Sum
Lump Sum
Pd T-xx-200x, Bagian1
Pd T-xx-200x, Bagian2
Pd T-xx-200x, Bagian3
Pd T-xx-200x, Bagian4
Pd T-xx-200x, Bagian5
Pd T-xx-200x, Bagian6
Pd T-xx-200x, Bagian7
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
LAMPIRAN D
PEMELIHARAAN BANGUNAN
PERSUNGAIAN
INVENTARISASI KERUSAKAN
& SURVEI PENGUKURAN
KEGIATAN AWAL :
1. DAFTAR SISTEM SUNGAI
2. PRIORITAS -> INVENTARISASI & SURVEI AWAL
3. PROGRAM SURVEI & INVENTARISASI BANGUNAN
KEGIATAN TINGKAT I
KEGIATAN TINGKAT 2
PENENTUAN
PENGGAL SUNGAI
DATA ANGKUTAN
SEDIMEN
PENGUMPULAN
DATA DEBIT
ANALISIS SEDIMEN
KOMPUTER MODEL
SURVEI
PENGUKURAN
INVENTARISASI &
SURVEI BANGUNAN
PERSUNGAIAN
PEMELIHARAAN
PENCEGAHAN
PEMELIHARAAN
RUTIN
PEMELIHARAAN
BERKALA
PEMELIHARAAN
DARURAT
PEMELIHARAAN
PERBAIKAN KECIL
PEMELIHARAAN
KOLEKTIF
RETIFIKASI
REHABILITASI
PEMELIHARAAN
KHUSUS
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
LAMPIRAN E
Form Pemeliharan Bangunan Persungaian
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar : .
Formulir - Referensi kontrak, laporan, dan gambar
Contoh
No.Identitas
Tgl. Pemeriksaan/survei
Nama Petugas
Nama satuan wilayah sungai
(SWS)
5 Nomor SWS
1
2
3
4
Tgl/bulan/tahun
Tulis namanya
Tulis : SWS
Kali
8 Terletak/melewati kabupaten
9 Tanggal pemasukan data
Hulu,tengah,hilir
Nomor..s.d.Nomor..
18 Konsultan desain
19 Nama-nota penghitungan, nota
penjelasan desain, tanggal
20 Uraian ringkas formulir 1
Masukan data
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar : .
Formulir
1
2
3
4
No.Identitas
Tgl. Pemeriksaan/survei
Nama Petugas
Nama satuan wilayah sungai
(SWS)
5 Nomor SWS
Masukan data
Tgl/bulan/tahun
Tulis namanya
Tulis : SWS
Kali
8 Terletak/melewati kabupaten
9 Tipe sempadan sungai
10 Nama desa
11 Lebar bantaran kiri
Hulu,tengah,hilir
Tanggul kiri/tanggul kanan/
tanggul kiri+kanan/ tanpa
tanggul
Tulis nama desa setempat
Masukan < 20 m atau > 20m
Tulis PTU
PTP A. & B ..
14 Lokasi GPS A
15 Lokasi GPS B
22 Usulan perbaikan/pemeliharaan
bangunan 1
PTU =
PTP A =
PTP B =
o
GL = .. .'"
o
GB = .. .'"
GL = .. .'"
o
GB = .. .'"
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
23 Bangunan 2
24 Lokasi bangunan 2
25 Kondisi bangunan 2
26 Usulan perbaikan/pemeliharaan
bangunan 2
27 Bangunan 3
28 Lokasi bangunan 3
29 Kondisi bangunan 3
30 Usulan perbaikan/pemeliharaan
bangunan 3
31 Bangunan 4
32 Lokasi bangunan 4
33 Kondisi bangunan 4
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
34 Usulan perbaikan/pemeliharaan
bangunan 4
35 Bangunan 5
36 Lokasi bangunan 5
37 Kondisi bangunan 5
38 Usulan perbaikan/pemeliharaan
bangunan 5
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar :
Formulir - Kondisi Ruas Sungai
contoh
Masukan data
1 No.Identitas
Tgl/bulan/tahun
2 Tgl. Pemeriksaan/survei
3 Nama Petugas
Tulis namanya
KONDISI SEMPADAN SUNGAI DI SEBELAH LUAR SISI TANGGUL
Binamarga,irigasi,
4 Kepemilikan bagian luar kiri
pribadi, dsb
Jalan desa, perumahan, sal
5 Penggunaan tanah bagian luar
kiri
irigasi, sal.pembuang,dsb
Binamarga,irigasi,
6 Kepemilikan bagian luar kanan
pribadi, dsb
Jalan desa, perumahan, sal
7 Penggunaan tanah bagian luar
kanan
irigasi, sal.pembuang,dsb
8 KONDISI TANAH BANTARAN KIRI
Balai PSDA, proyek sungai
9 Kepemilikan tanah
pribadi,dll
Tanaman, bangunan
10 Penggunaan tanah
Tanaman yang mengganggu
11 Macam tanaman
aliran:rumput, bambu,pisang
dll
12 Kepadatan tanaman pada bantaran kepadatan : jarang/sedang/
kiri
rapat
13 Hambatan aliran air oleh tanaman/ tidak ada/sedang/besar
bangunan
14 Penambangan galian C, pada
Macam galian dan tingkat
galian: tidak ada/sedikit/
bantaran
sedang
15 Membahayakan tanggul
Tidak/ ya
KONDISI TANAH BANTARAN KANAN
Balai PSDA, proyek sungai
16 Kepemilikan tanah
pribadi,dll
Tanaman, bangunan
17 Penggunaan tanah
18 Macam tanaman
Tanaman yang mengganggu
aliran:rumput, bambu,pisang
dll
19 Kepadatan tanaman pada bantaran kepadatan : jarang/sedang/
kiri
rapat
20 Hambatan aliran air oleh tanaman/ tidak ada/sedang/besar
bangunan
21 Penambangan galian C, pada
Macam galian dan tingkat
galian: tidak ada/sedikit/
bantaran
sedang
Tidak/ ya
22 Membahayakan tanggul
KONDISI MUARA/ALUR/JALAN AIR
Selalu terbuka
23 Kondisi muara
Laut lepas
Kadang tertutup
selalu tertutup
selalu baik
24 Kondisi pelayaran
baik saat pasang
tidak bisa
bagus,pengendapan,erosi,
25 Kondisi keseluruhan alur sungai
(dilihat dari morfologi sungai)
longsor
26 Erosi dasar sungai
tidak ada,sedang,kecil
27 Erosi/longsoran tebing kiri
tidak ada,sedang,kecil
tidak ada,sedang,kecil
tidak ada,sedang,kecil
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
30 Penambangan galian sungai
pada alur sungai
31 Pengendapan/sedimentasi
di dasar sungai
32 Hambatan aliran oleh bangunan
yang melintang sungai (jembatan,
talang,siphon)
tidak ada,sedang,kecil
tidak ada,sedang,kecil
tidak berarti
tanaman dibantaran
Jembatan
Bangunan lama
Bangunan sementara
Ya atau tidak
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
RPT0-Pd T-xx-xxxx.A
Survei Inventarisasi Bangunan Persungaian
Nama sungai :
Lembar : .
Formulir - Perkiraan pemeliharaan ruas sungai kanan
Contoh
Masukan data
1 No.Identitas
Tgl/bln/thn
2 Tgl pemeriksaan/survei
3 Nama petugas
Tulis namanya
PEMELIHARAAN PREVENTIF
4 Usulan pemeliharaan rutin
potong rumput/tanaman
yang mengganggu
:..m
5 Panjang pemeliharaan Rutin
2
2
:..m
6 Luas m
7 Panjang pemeliharaan Rutin Macam pemeliharaan
berkala
Jumlah atau volumenya
8 Banyaknya (unit)
9 Usulan perbaikan kecil 1
Perbaikan talud dengan
bronjong/pasangan-jelaskan
dengan sketsa di No.15
10 Usulan perbaikan kecil 2
Perbaikan talud dengan
bronjong/pasangan-jelaskan
dengan sketsa di No.15
PEMELIHARAAN KOREKTIF DAN DARURAT
11 Usulan perbaikan khusus
Galian endapan, bongkar
(50%<fungsi<70%)
bangunan, dll
12 Usulan rehabilitasi
Pelebaran sungai,sudetan,
(fungsi<50%)
Uraian ringkas tapi rinci
13 Usulan retifikasi (bangunan
Uraian ringkas tapi rinci
tidak berfungsi seperti
rencana)
14 Pemeliharaan darurat (untuk Uraian ringkas tapi rinci
mencegah kerusakan lebih
parah)
15 Uraian ringkas Formulir 2C
dan sketsa