Sc
PENDAHULUAN
Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya yaitu
KESEHATAN
WHO menyatakan
LINGKUNGAN
Lingkungan adakah segala sesuatu yang ada
di sekitar kita.
Meliputi tanah, air, udara.
Lingkungan merupakan tempat hidup
manusia
G
E
N
E
T
I
K
DERAJAT KESEHATAN
MASYARAKAT
KESEHATAN LINGKUNGAN
Pelayanan
Kesehatan
PERILAKU
Kesehatan Lingkungan
Peran Kesehatan Lingkungan dalam
Kesehatan Masyarakat
mencegah :
Kesehatan Lingkungan
Water borne diseases,
adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui air
Kesehatan Lingkungan
Water Related Vectors,
Adalah penyakit yang ditularkan oleh vektor
penyakit yang sebagian atau seluruhnya
perindukannya berada di air. Penyakit yang
tergolong di sini adalah malaria, demam
berdarah dengue, filariasis dsb.
binatang pengganggu
Sanitasi tempat-tempat umum.
Pengendalian Vektor
Pengendalian hama
pengganggu
Pengolahan limbah
SAnitasi Tempat-tempat
umum
PERUNDANG-UNDANGAN
PROGRAM PENYEHATAN
LINGKUNGAN DAN AIR
PERUNDANG-UNDANGAN
1. UU No, 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
3. Kep.Menkes No. 907 tahun 2002 tentang Syarat-sayarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum
4. Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air
5. Kep. MenKes No. 1407 tahun 2002 tentang Pedoman Pengendalian
Dampak Pencemaran Udara
6. Kep.Menkes No. 1350 tahun 2001 tentang Pestisida
7. Kep. MenKes No. 1217 tahun 2001 tentang Pedoman Pengamanan
Dampak Radiasi
8. Kep.Men. LH No. 48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat
Kebisingan
9. Keputusan bersama menteri Kesehatan dan Menteri Pertanian Nomor:
881/Menkes/SKB/VIII/1996 tentang Batas Maksimum Residu Pestisida
715/Menkes/Sk/V/2003 Tentang
Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga.
11. Kep.Men LH No.58 tahun 1995 tentang
Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan RS
12. Kep. Menkes No.1204 tahun 2004
tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
13. Keputusan Gubernur DIY No. 153 tahun
2002 tentang Baku Mutu Udara Ambien DIY
3. Kep.Menkes No. 907 tahun 2002 tentang Syaratsyarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum
1.
2.
3.
4.
PASAL 2
(1) Jenis Air Minum meliputi:
a. Air yg Didistribusikan melalui pipa untuk
keperluan rumah
tangga
b. Air yg didistribusikan melalui tangki air
c. Air kemasan
d. Air yg digunakan utk produksi bahan
makanan dan minuman yg disajikan kpd
masyarakat; harus memenuhi syarat kualitas
air minum.
(2) Persyaratan kualitas air minum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
persyaratan Bakteriologis, Kimiawi, Radioaktif
dan Fisik
PASAL 3
Menteri Kesehatan melakukan pembinaan teknis terhadap segala kegiatan
yang berhubungan dengan penyelenggaraan persyaratan kualitas air minum .
PASAL 4
(1)
Pengawasan kualitas air minum dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
(2)
Hasil Pengawasan sebagaimana dimaksud ayat (1) wajib dilaporkan secara
berkala oleh Kepala Dinas kepada Bupati/Wali Kota.
PASAL 6
Pemeriksaan sampel air minum dilaksanakan di laboratorium pemeriksaan
kualitas air yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten/kota.
PASAL 14
Dengan ditetapkannya Keputusan ini , maka
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat
dan Pengawasan Kualitas Air, sepanjang
menyangkut air minum dinyatakan tidak
berlaku lagi.
Pasal 2
(1) Kualitas air harus memenuhi syarat kesehtan yang
meliputi persyaratan Mikrobiologi, fisika kimia, dan
radioaktif.
Pasal 3
(1) Pengawasan kualitas air bertujuan untuk mencegah
penurunan kualitas dan penggunaan air yang dapat
mengganggu dan membahayakan kesehatan, serta
meningkatkan kualitas air
(2) Pengawasan kualitas air sebagaimana dimaksud
dalam ayat(1) dilaksanakan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Daerah Tingkat II
Pasal 5
(1) Pemeriksaan contoh air dilaksanakan oleh
Laboratorium yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan
Pasal 6
(1) Penyimpangan dari syarat-syarat kualitas
air seperti yang tercantum dalam Peraturan
Menteri ini tidak dibenarkan, kecuali dalam
keadaan khusus di bawah pengawasan
Kepala Dinas kesehatan Daerah Tingkat II
setelah berkonsultasi dengan Kakanwil.
Pasal 9
Air yang digunakan untuk kepentingan umum
wajib diuji kualitas airnya
PASAL 3
Berdasarkan bentuk fisik, jalur masuk kedalam tubuh dan
daya racunnya bila terhirup/terkontaminasi, dibagi
menjadi 4 (empat)
Kelas I kelas :yaitu:
Pestisida yg sangat berbahaya
sekali
Kelas Ib: Pestisida yg sangat berbahaya
Kelas II : Pestisida yg berbahaya
Kelas III: Pestisida yg cukup berbahaya
PASAL 5
(3) Perlengkapan pelindung pestisida:
1. Pelindung kepala (topi)
2. Pelindung mata ( goggle)
3. Pelindung pernafasan (respirator)
4. Pelindung badan (baju overall/apron)
5. Pelindung tangan (glove)
6. Pelindung kaki ( sepatu Boot)
PASAL 6
Tenaga penanggung jawab teknis, supervisor, tenaga penjamah,
operator dan teknisi pestisida harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Mempunyai kondisi kesehatan yang layak untuk bekerja
dibidang pestisida berdasarkan surat keterangan sehat dari
dokter melalui pemeriksaan kesehatan secara berkala
b. Mempunyai sertifikat tanda lulus sebagai tenaga
penanggung jawab teknis, supervisor, tenaga penjamah,
operator dan teknisi pestisida oleh Dinas kesehatan di
Kabupaten/Kota.
PASAL 8
Tempat pembuatan, penyimpanan, peragaan dan pengangkutan
pestisida harus memenuhi persyaratan kesehatan.
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
PASAL 3
Pengamanan dampak Radiasi kegiatan yang meliputi kajian
epidemilogi dan analisis dampak Kesehatan Lingkungan
Kegiatan kajian epidemiologi dan analisis dampak
kesehatan lingkungan sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1) dapat berupa survey, analisis klinis, analisis
laboratorium dan analisis statistik.
PASAL 12
Pembinaan dan pengawasan pengamanan dampak radiasi
secara nasional dilakukan oleh Direktur Jenderal yang
bertangggung jawab dibidang Kesehatan lingkungan
Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan melalui ; pemberian pedoman, bimbingan,
pelatihan, arahan, dan supervisi.
Pengawasan yang dimaksud dilakukan untuk mencegah,
dan menilai pelaksanaan pedoman atau standar yang
berlaku dalam pengamanan dampak radiasi bagi kesehatan.
Tingkat Kebisingan
dB(A)
a.
55
70
65
50
70
60
Sesuai MenHub
70
60
55
55
55
Pasal 8 :
(1) RS yang limbah cair mengandung atau
terkena zat radio aktif, pengelolaannya
sesuai ketentuan BATAN
(2) Komponen parameter radioaktivitas yang
diberlakukan bagi RS sesuai dengan bahan
radioaktif yang digunakan RS bersangkutan
(3) Bagi RS yang tidak menggunakan bahan
radioaktif, tidak diberlakukan kelompok
parameter radioaktivitas dalam pemeriksaan
limbah cair RS yang bersangkutan.
2.
3.
4.
1. Keputusan
Udara Ambein
adalah
udara
bebas2002
dipermukaan
12..
Gubernur
DIY No.
153 tahun
tentang Baku
bumi pada lapisan troposfir yang dibutuhkan dan
Mutu Udara Ambien DIY
Parameter
Waktu
pengukuran
BMU PRIMER
(Utk melindungi manusia)
( ppm)
(ug/m3)
1 jam
3 jam
24 jam
1 tahun
0,340
0,140
0,030
900
-365
60
2.
CO (karbon Monoksida)
1 jam
8 jam
35
9
30.000
10.000
1 jam
24 jam
1 tahun
0,212
0,080
0,053
400
150
100
O3 ( Ozon)
1 jam
8 jam
1 tahun
0,120
0,080
0,026
235
157
50
KOV=VOC=HC=Hidrokarbon
3 jam
--
160
Pb (timbal/Timah Hitam)
24 jam
3 bulan
1 tahun
2
1,500
1
Pencemaran lingkungan
Kegiatan Manusia
Arus
SDA
Arus
Limbah
Lingkungan
Pengendalian Pencemaran
Air
BM Limbah Cair :
1. Industri
2. Hotel
3. Rumah Sakit
4. Migas dan
Panas Bumi
5. Kawasan
Industri
Udara
BM Emisi (tdk
bergerak dan
bergerak).
BM Kebisingan
BM Getaran
BM Kebauan
ISPU
BM Udara
Ambien
Pemukiman
Perdagangan
Industri
RS, Sekolah
dll
Ekologi
Ekosistem
Pencemaran Lingkungan
Amdal
Dasar dasar pengelolaan Lingkungan.
Angka Kesakitan
Ratio Penyakit di Masyarakat
Promotif, Preventif, kuratif dan Rehabilitatif
Bersifat menyeluruh , terpadu dan berkesinambungan.
3. tidak lemah
4. Sejahtera secara sosial
5. bahagia secara
6. Fit secara
Host
Agent
Gambar 1. Segitiga Epidemiologi
Lingk. biologi
Environment
Manusia (Host)
Genetic core
Lingk. sosial
Lingk. Fisik/ Kimia
Faktor Host
Faktor Agent
Faktor Environment
FAKTOR HOST
Faktor intrinsik, yang dipengaruhi sifat
Faktor Agent
Agent dari penyakit berlokasi pada lingkungan
Faktor Lingkungan
Sebagai faktor ekstrinsik yang terdiri