PRESEPTAL/ORBITAL CELLULITIS
DAN DACRYOCYSTITIS
PALPEBRA
Palpebra
merupakan
dua lipatan kulit dan
jaringan yang berfungsi
melindungi bola mata
dari cahaya dan trauma.
PALPEBRA
Palpebra terdiri atas 4 lapisan
KULIT terdiri atas kelenjar2 yang
terbuka ke arah margo palpebra dan
silia.
OTOT terdiri atas m.orbicularis oculi
dan m.levator
palpebra, yang
berfungsi untuk membuka dan
menutup mata.
LAPISAN FIBROSA - terdiri atas
lempeng tarsal yang menjaga
stabilitas bentuk palpebra.
INNERMOST LAYER
palpebra)
(konjungtiva
PALPEBRA
Kelenjar ekrin dan apokrin
(kelenjar Moll).
Kelenjar sebasea (kelenjar
Zeis)
Kelenjar meibom terdapat
dlm tarsus yang
menghasilkan lapisan lemak
pada air mata.
BLEPHARITIS
BLEPHARITIS
Adalah infeksi kronik pada margo
palpebra.
Klasifikasi :
- Anterior
- Staphylococcal
- sebhoroic
- posterior
- meibomianitis
- meibomian sebhorhoea
ANTERIOR BLEPHARITIS
Dua tipe anterior blepharitis yaitu :
In staphylococcal anterior blepharitis, kolonisasi stafilococcus pada
palpebra, membentuk crusta disekitar silia.
The seborrheic variant tampak seperti ketombe dipangkal silia.
PATHOPHYSIOLOGY
Patofisiologi blepharitis belum dapat dimengerti
sepenuhnya. Peranan kolonisasi staphilococcus
pada palpebra pertama kali ditemukan pada tahun
1946.
Infeksi pada palpebra
Reaksi eksotoksin stafilococcus.
Respon alergi terhadap antigen stafilococcus.
Kombinasi dari proses diatas
GEJALA KLINIK
http://medicaldictionary.thefreedictionary.com/blepharitis
B. SEBORRHEIC BLEPHARITIS
Hiperemis dan rasa mengganjal pada margo palpebra
anterior dengan silia yang saling melengket.
PENANGANAN
Higiene palpebra
Antibiotics
*Topical
sodium fucidic acid , bicarbonate or
chlormaphinicol : used to treat acute folliculitits
but is of limited value for long standing cases
*Oral
Azithromycin (500mg daily for 3 days ) may be
helpful to control ulcerative lid margin disease .
PENANGANAN
3. Topikal
steroid
POSTERIOR BLEPHARITIS
GEJALA KLINIK
GEJALA KLINIK
PENANGANAN
1. Higiene
palpebra
HORDEOLUM
HORDEOLUM
Hordeolum adalah suatu
peradangan supuratif akut
pada folikel silia yang
berhubungan dengan kelenjar
Zeis dan Moll atau Meibom.
Infeksi pada kelenjar Meibom
disebut dengan Hordeolum
internum. Sedangkan infeksi
pada kelenjar Zeis dan Moll
disebut hordeolum eksternum.
GEJALA KLINIK
Gejala pertama adalah
edema dan kemerahan
pada palpebra
GEJALA KLINIK
Pada pemeriksaan, terdapat nodul
subkutan didekat margo palpebra yang
bisa ruptur secara spontan atau dengan
dieksisi.
Inflamasi akibat hordeolum dapat
menyebar ke jaringan sekitar disebut
dengan selulitis preseptal sekunder.
Acute hordeola
Internal hordeolum
ETIOLOGY
Disebabkan oleh infeksi
staphylococcus (Staphylococcus
aureus).
Beberapa kasus dilaporkan,
hordeolum multiple yang rekuren
biasanya berhubungan dengan
defisiensi immunoglobulin M
(IgM).
PATHOPHYSIOLOGY
Penyempitan dan penyumbatan sekret
kelenjar pada muara kelenjar zais dan Moll
atau kelenjar Meibom.
Penyumbatan sekret ini menyebabkan infeksi
sekunder, biasanya oleh Staphylococcus
aureus. Secara histologi, hordeolum tampak
sebagai akumulasi lekosit PMN dan debris
nekrotik (abses).
Hordeolum merupakan proses infeksi akut,
sedangkan chalazion merupakan reaksi kronik
granullomatous non infeksi. Namun
Chalazion sering berawal dari hordeolum
internum.
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Hordeolum
chalazion
sebaiknya
dapat
dibedakan
dengan
TREATMENT
Konservatif
- Eye lid hygene
- kompres air hangat selama 10 menit, 4x sehari untuk mengurangi inflamasi
Medikamentous
- antibiotik oral atau topikal
- anti inflamasi
- roboransia
Eksisi
Complications
Hordeolum yang besar dapat menyebabkan penurunan visus
sekunder akibat astigmatisme atau hipermetropia akibat penekanan
pada kornea.
Prognosis
Self limited and spontaneusly resolve (1-2 minggu).
CHALAZION
CHALAZION
Chalazion adalah inflamasi kronik
granulomatous pada kelenjar
Meibom, yang biasanya tampak
sebagai nodul yang tidak nyeri
dan terlokalisir yang terjadi dalam
periode beberapa minggu.
CHALAZION
Chalazia are the most common
inflammatory lesions of the eyelid.
GEJALA KLINIK
Chalazion biasanya tampak sebagai nodul
yang tidak nyeri pada palpebra yang timbul
dalam beberapa minggu atau berulang.
Pasien biasanya datang dengan keluhan
penurunan visus, diplopia, discomfort atau
nyeri pada saat terjadi infeksi.
ETIOLOGY
Chalazion terjadi akibat penyumbatan kelenjar meibom yang sering
berhubungan dengan faktor-faktor di bawah ini :
Higiene palpebra yang buruk
Seborrhea
Chronic blepharitis
High blood lipid concentrations (possible risk from increased
blockage of sebaceous glands)
Leishmaniasis
TB
Immunodeficiency
Viral infection
Carcinoma
PATHOPHYSIOLOGY
Chalazion timbul ketika kelenjar
meibom tersumbat dan terjadi
akumulasi sekret sebasea.
Terbentuklah jaringan granulasi dan
iflamasi kronik.
Kelenjar meibom terdapat di dalam
tarsus, oleh karena itu edema
biasanya terdiri atas bagian konjungtiva
palpebra.
Histology of chalazion
Epithelioid
cells
Multinucleated
giant cells
Dutton J.J et al, Chalazion and Hordeolum, Atlas Of Common Eye Lid lesions ,
Informa Health Care, London, 2007(145)
TREATMENT
Terapi konsevatif chalazion meliputi higiene palpebra dan kompres
hangat. Lebih dari 50% chalazion membaik dengan terapi
konservatif.
Eksisi Chalazion
TREATMENT
Treatment of chalazion
Insertion of clamp
FOLLOW-UP
KOMPILKASI
Umumnya secara kosmetik dapat mengurangi penampilan.
Preseptal cellulitis
Gangguan visus akibat chalazion yang besar
Prognosis
Umumnya chalazion dapat sembuh sendiri
Rekurensi jarang terjadi
ORBIT
ORBIT
Cavum orbita secara
skematis tampak seperti
sebuah piramid dengan 4
buah dinding yang
bersatu di bagian
posterior
Dinding medial dari
cavum orbita kanan dan
kiri saling berhubungan
dan dipisahkan oleh os
nasal.
ORBITAL FASCIA
Struktur orbita-terikat dan disokong oleh
jaringan penyambung yang memisahkan
orbita menjadi ruang-ruang yang penting
dalam klinik untuk mencegah
penyhebaran inflamasi dan perdarahan.
Fascia orbita terbagi atas :
1) the periorbita (periosteum of the
orbit);
2) the orbital septum (palpebral fascia)
3) the bulbar fascia (Tenon capsule)
4) the muscular fascia.
Preseptal cellulitis differs from orbital cellulitis in that it is confined to the soft tissues
that are anterior to the orbital septum.
Preseptal cellulitis may spread posterior to the septum and progress to form
subperiosteal and orbital abscesses.
ETIOLOGY
Selulitis orbita akut umumnya disebabkan oleh:
ekstensi bakteri langsung dari sinus ethmoid atau maxilla
Trimbiphlebitis pyogenik dari fokus infeksi pada kulit palpebra yang mendapatkan drainase
vena-vena orbita, atau
Trauma orbita penetrans.
Septum orbita, jaringan konektif yang memisahkan palpebra dengan struktur orbita lainnya,
mencegah inflamasi anterior, terutama selulitis preseptal.
Orbita dikelilingi oleh sinus paranasal dan sebagian drainase vena dari sinus-sinus ini melalui
orbita.
Umumnya kasus selulitis orbita berasal dari sinusitis melalui tulang ethmoid.
Organisme yang umumnya penyebab selulitis orbita paling sering ditemukan dalam sinus :
Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumoniae, other streptococci, dan staphylococci.
GEJALA KLINIK
Selulitis preseptal adalah gejala yang paling sering ditemukan.
Selulitis preseptal memiliki onset yang cepat, dengan edema,
kemerahan dan rasa panas pada palpebra.
Terdapat edema konjungtiva, leukositosis dan kadang-kadang demam.
Terjadi massa abses yang fluktuatif. Sellulitis preseptal sering
ditemukan pada pasien dibawah usia 5 tahun.
GEJALA KLINIK
History
Demam ringan sampai sedang.
Pasien mengeluh :
Nyeri
Konjungtivitis
Visus menurun.
Eritema periorbita dan edema (pada keadaan yang berat pasien tidak dapat
membuka mata secara spontan).
Tidak ada riwayat trauma
GEJALA KLINIK
Pemeriksaan Fisik
Limphadenopati servical, submandibular atau preurikuler. Edema pada
kelenjar limfe menunjukkan adanya konjungtivitis adenoviral.
Edema, eritema, hiperemis, nyeri dan lekositosis. Kemosis, proptosis,
pergerakan bola mata terhambat dan penurunan visus.
Ekstensi ke sinus cavernous dapat menyebabkan parese nervus cranial II
dan IV, dengan edema dan demam yang berat. Erosi pada tulang orbita
dapat menyebabkan abses otak dan meningitis.
Sellulitis orbita memiliki gejala yang sama tapi dengan grading yang lebih
berat.
CLINICAL FINDINGS
Orbital cellulitis may have the same signs and symptoms as preseptal cellulitis,
but they are more severe.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratory
lekositosis
Pemeriksaan hitung lekosit tdk dapat digunakan untuk membedakan antara
sellulitis preseptal dan sellulitis orbita.
CT Scan
Edema palpebra dan jaringan preseptal
Obliterasi jaringan lemak
Tidak terdapat inflamasi orbita
USG orbita
Dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis inflamasi orbita.
TREATMENT
Medical Care
Penangan meliputi pemberian antibiotik dan onsevasi yang ketat.
Pada anak-anak yang lebih tua atau dewasa dengan selulitis
preseptal sedang, dapat diberikan amoxicillin/claculanic acid
atau sefalosporin generasi 1.
Bila terapi oral tdk berhasil dapat diberikan antibiotik intravena.
TREATMENT
Bedah
Eksisi dilakukan pada abses palpebra dan tidak diperlukan pada
sellulitis preseptal tanpa komplikasi.
FOLLOW UP
KOMPLIKASI
Infeksi dapat menyebar menyebabkan abses subperiosteal, abses
orbita dan trombosis sinus cavernous.
Pasien dengan immunocompromised dapat cenderung mengalami
infeksi jamur, yang bisa menyebabkan keadaanya menjadi fatal.
Prognosis
Bila diagnosa cepat dan terapi tepat ,prognosisnya dapat membaik
tanpa komplikasi lanjut.
DACRYOCYSTITIS
SISTEM
LAKRIMALIS
Sistem Lakrimalis :
- Sistem sekresi
- Sistem ekskresi
SISTEM SEKRESI
Kelenjar Lakrimalis Mayor :
Terletak di fossa glandula
lakrimal
Dibagi oleh aponeurosis
levator menjadi lobus
orbitalis dan lobus
palpebralis
Lobus orbitalis bentuk buah
almond , 65 75% total
kelenjar, uk. 20 x12x5 mm
Massa lobus palpebralis 25
35% dari massa kelenjar.
SISTEM SEKRESI
Kelenjar Lakrimalis Asesorius
Kelenjar Krause
20-40 di forniks superior
6-8 di forniks inferior
Kelenjar Wolfring
3-20 di sepanjang tepi
sup lempeng tarsus
1-4 di bawah tarsus inf
SISTEM EKSKRESI
DACRYOCYTITIS
Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada sakus lakrimalis atau
saluran air mata yang berada di dekat hidung.
DACRYOCYTITIS
Dibagi atas :
1. dacryocystitis akut
2. dacryocystitis kronik
DACRYOCYSTITIS AKUT
Umumnya akibat obstruksi duktus nasolakrimal
dan merupakan awal dari dacryocystitis kronik
DACRYOCYSTITIS AKUT
Diagnosis:
A. Kulit sekitarnya merah dan edema.
B.Edema dan nyeri pada limphe nodus
submandibularsubmandibular
C. Abses dapat mengalami perforasi dan sekret keluar
melalui
kulit.
Treatment:
Kompres hangat
Antibiotik topikal dan sistemik
Incision and drainage
Chronic dacryocystitis
Epiphora dan kronik atau konjungtivitis unilateral yang rekuren
DACRYOCYSTITIS KRONIK
Etiology: infeksi yang meyebabkan penyempitan atau
obstruksi duktus nasolakrimal.
Diagnosis: 1.epiphora
2.sekret mucous or mucopurulent yang
keluar melalui punctum lacrimal
3. Tes anel (-)
Terapi : Dacryocystorhinostomi (DCR)
TES ANEL
DACRYOCYTORHINOSTOMY (DCR)
KEPUSTAKAAN
Sagittal
Section
Of
The
Eye
Lid,
http://www.wisedude.com/health_medicine/eyelids.htm.
available
at
Anatomy
of
The
Eye
Lid,
available
http://www.images.missionforvisionusa.org/anatomy/2006_02_01_archive.html
Blepharitis,
treatment/
available
at
at
http://itchyeyelids.org/blepharitis-treatment/blepharitis-
KEPUSTAKAAN
Orbital
Cellulitis,
available
http://www.faceandeye.co.uk/eye/blepharoplasty2.html
at
THANK YOU