Anda di halaman 1dari 78

Palangka Raya, 15 Desember 2014

ETIKA
HUKUM
KEGAWATAN &KEDARURATAN
ETIKA DAN HUKUM DALAM UPAYA
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KEGAWATAN
DAN KEDARURATAN
KESIMPULAN

Bahasa Yunani, ethos yang artinya cara berpikir,


kebiasaan, adat, perasaan, sikap, karakter, watak
kesusilaan atau adat.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, ada 3 (tiga) arti yang
dapat dipakai untuk kata Etika, antara lain
sebagai sistem nilai atau sebagai nilai-nilai atau normanorma moral yang menjadi pedoman bagi seseorang
atau kelompok untuk bersikap dan bertindak.
sebagai kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak atau moral.
sebagai ilmu tentang yang baik dan yang buruk yang
diterima dalam suatu masyarakat, menjadi bahan refleksi
yang diteliti secara sistematis dan metodis
5

Drs. O.P. SIMORANGKIR :


etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat :


etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan
manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh
yang dapat ditentukan oleh akal.

Drs. H. Burhanudin Salam :


etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan
perilaku manusia dalam hidupnya
6

ETIKA UMUM
membahas tentang prinsip-prinsip dasar dari moral,
seperti tentang pengertian etika, fungsi etika, masalah
kebebasan, tanggung jawab, dan peranan suara hati

ETIKA KHUSUS
etika khusus menerapkan prinsip-prinsip dasar dari
moral itu pada masing-masing bidang kehidupan
manusia
Etika Individu
memuat kewajiban manusia terhadap diri sendiri

Etika Sosial
membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota
umat manusia
7

Etika akan memberikan semacam batasan maupun


standar yang akan mengatur pergaulan manusia di
dalam kelompok sosialnya.
Dalam pengertiannya yang secara khusus dikaitkan
dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian
diwujudkan dalam bentuk aturan (code) tertulis
yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan
prinsip prinsip moral yang ada pada saat yang
dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat
untuk menghakimi segala macam tindakan yang
secara logika-rasional umum (common sense) dinilai
menyimpang dari kode etik.
8

Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga


kepentingan masing-masing yang terlibat agar
mereka senang, tenang, tenteram, terlindung tanpa
merugikan kepentingannya serta terjamin agar
perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan
adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan
dengan hak-hak asasi umumnya.
Dengan demikian, aturan etik adalah aturan mengenai
moral atau atau berkaitan dengan sikap moral.
Filsafat etika adalah filsafat tentang moral. Moral
menyangkut nilai mengenai baik dan buruk, layak dan
tidak layak, pantas dan tidak pantas.
9

Norma-norma sosial yang mengatur perilaku manusia


secara normatif tentang apa yang harus dilakukan dan
apa yang tidak harus dilakukan
Merupakan pedoman untuk berperilaku dalam masyarakat.
Norma-norma sosial dapat dikelompokkan : norma
kesopanan atau etiket, norma hukum dan norma moral
atau etika
Etiket hanya berlaku pada pergaulan antar sesama, sedang
etika berlaku kapan saja, dimana saja, baik terhadap orang
lain maupun sedang sendirian

10

Kode
tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan
atau benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu,
misalnya untuk menjamin suatu berita, keputusan atau suatu
kesepakatan suatu organisasi.
kumpulan peraturan yang sistematis.
Kode etik
norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai
landasan tingkah laku seharihari di masyarakat maupun di tempat
kerja.
Menurut Undang undang tetang pokok -pokok kepegawaian, Kode
etik profesi :
pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan
tugas dan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh tertua
adalah ; SUMPAH HIPOKRATES

11

Maksud dan tujuan kode etik ialah untuk


mengatur dan memberi kualitas kepada
pelaksanaan profesi serta untuk menjaga
kehormatan dan nama baik organisasi
profesi serta untuk melindungi publik yang
memerlukan jasa-jasa baik profesional.
Kode etik jadinya merupakan mekanisme
pendisiplinan, pembinaan, dan pengontrolan
etos kerja anggota-anggota organisasi profesi
12

Dalam konteks profesi, kode etik memiliki karakteristik antara lain :


a. Merupakan produk terapan, sebab dihasilkan berdasarkan
penerapan etis atas suatu profesi tertentu.
b. Kode etik dapat berubah dan diubah seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
c. Kode etik tidak akan berlaku efektif bila keberadaannya didrop
begitu saja dari atas sebab tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan
nilai yang hidup dalam kalangan profesi sendiri.
d. Kode etik harus merupakan self-regulation (pengaturan diri)
dari profesi itu sendiri yang prinsipnya tidak dapat dipaksakan
dari luar.
e. Tujuan utama dirumuskannya kode etik adalah mencegah
perilaku yang tidak etis
13

Jadi, paling tidak ada tiga maksud yang terkandung


dalam pembentukan kode etik, yakni
menjaga dan meningkatkan kualitas moral;
menjaga dan meningkatkan kualitas
keterampilan teknis;
melindungi kesejahteraan materiil para
pengemban profesi.
Kesemua maksud tersebut tergantung pada prasyarat
utama, yaitu menimbulkan kepatuhan bagi yang
terikat oleh kode etik tersebut
14

Pekerjaan tetap sebagai pelaksanaan fungsi


kemasyarakatan berupa karya pelayanan yang
pelaksanaannya dijalankan secara mandiri dengan
komitmen dan keahlian berkeilmuan dalam bidang
tertentu yang pengembangannya dihayati sebagai
panggilan hidup dan terikat pada etika umum dan etika
khusus (etika profesi) yang bersumber pada semangat
pengabdian terhadap sesama demi kepentingan umum,
serta berakar dalam penghormatan terhadap martabat
manusia (respect for human dignity).

15

Pekerjaan profesi mempunyai ciri:


pendidikan formal,
berlandaskan etik profesi,
mengutamakan pelayanan kemanusiaan,
ada izin,
mempunyai organisasi profesi

16

SYARAT UTAMA :
PELATIHAN EKSTENSIF
KOMPONEN INTELEKTUAL TINGGI
PELAYANAN PENTING

SYARAT UMUM :
SERTIFIKASI - proficiency check
ORGANISASI PROFESI
OTONOMI KERJA - self regulation

17

CONSULTANT :
HUBUNGAN INDIVIDU - PROFESIONAL
FEE FOR SERVICE
CONTOH : dokter, pengacara

SCHOLAR :
HUBUNGAN INDIVIDU - INSTITUSI
GAJI / HONOR
CONTOH : guru, perawat

18

kesanggupan untuk secara seksama berupaya memenuhi


kebutuhan pelayanan profesional dengan kesungguhan,
kecermatan dan keseksamaan mengupayakan pengerahan
keahlian dan kemahiran berkeilmuan dalam rangka
pelaksanaan kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan
terhadap para warga masyarakat yang membutuhkannya,
yang bermuatan empat kaidah pokok.
1)
2)
3)
4)

profesi harus dipandang dan dihayati sebagai suatu pelayanan


dengan tidak mengacu pamrih
selaku mengacu kepada kepentingan atau nilai-nilai luhur
sebagai norma kritik yang memotivasi sikap dan tindakan
berorientasi pada masyarakat sebagai keseluruhan
semangat solidaritas antar sesama rekan seprofesi demi
menjaga kual itas dan martabat profesi
19

Etika Kedokteran adalah penerapan penalaran


moral pada masalah yang dihadapi dokter dalam
berprofesi sbg dokter
Etika Kedokteran adalah pengetahuan tentang
perilaku profesional para dokter dalam
menjalankan pekerjaannya, sebagai mana
tercantum dalam lafal sumpah dan Kode Etik
yang telah disusun oleh organisasi IDI
Pelanggaran etik tidak selalu berarti pelanggaran
hukum, dan pelanggaran hukum belum berarti
pelanggaran etik
20

21

Hukum adalah peraturan perundang-undangan


yg dibuat oleh suatu kekuasaan, dalam mengatur
pergaulan hidup masyarakat
Hukum Perdata mengatur subyek dan antar
subyek dalam hubungan dan kedudukannya yang
sederajat.
Hukum pidana adalah peraturan mengenai
hukuman (penguasa dan pemerintah mempunyai
kedudukan yang tertinggi)
22

Hukum kesehatan adalah peraturan


perundang- undangan yang menyangkut
pelayanan kesehatan (merupakan ketentuan
hukum yg berhubungan langsung dengan
pemeliharaan dan pelayanan kesehatan)
Yang terlibat didalam hukum kesehatan
adalah : perorangan, lapisan masyarakat,
penyelenggara kesehatan, organisasi, sarana,
pedoman standar pelayanan kesehatan, ilmu
pengetahuan kesehatan, dan hukum
23

Etika yang berlandaskan pada nilai-nilai


moral kehidupan manusia, sangat berbeda
dengan hukum yang bertolak dari salah
benar, adil atau tidak adil.
Hukum merupakan instrumen eksternal
sementara moral adalah instrumen internal
yang menyangkut sikap pribadi, disiplin
pribadi yang oleh karena itu etika disebut juga
disciplinary rules.
24

Berlaku untuk profesi


Disusun berdasarkan
kesepakatan anggota profesi
Etik bisa tertulis dan tidak
tertulis
Sanksi etik berupa tuntunan
Pelanggaran etik diselesaikan
oleh Profesi
Penyelesaikan pelanggaran
etik tidak selalu disertai bukti
fisik

Berlaku untuk umum


Disusun oleh badan
pemerintah yang berkuasa
Hukum tersusun rinci dalam
UU dan lembaran negara
Sanksi hukum berupa tuntutan
Pelanggaran hukum
diselesaikan oleh aparat
hukum / pengadilan
Penyelesaian pelanggaran
hukum harus dengan bukti
fisik
25

Etika mempunyai sanksi moral, profesi mempunyai sanksi


disiplin profesi.
sekarang para ahli hukum menganggap bahwa standar
prosedur dan pelayanan kesehatan dianggap sebagai ranah
hukum
menurut profesi kesehatan dianggap bahwa memenuhi
standar profesi adalah bagian dari sikap etis dan profesional
penafsiran ahli hukum: pelanggaran standar profesi dapat
diartikan juga melanggar hukum
perlu diinformasikan kepada profesi kesehatan dan profesi
hukum, hal ini harus berbeda

26

AUTONOMY

JUSTICE

MEDICAL
ETHICS

BENEFICIENCE

MALEFICENCE
27

1. Prinsip Autonomy
prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien, terutama
hak otonomi pasien
dibuat informed consent dalam setiap dokter melakukan
tindakan ( pasien berpendidikan, dewasa, matang dsb)
2. Prinsip Beneficence
prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan
kepada kebaikan pasien
ditekankan tindakan atau perbuatan yang mempunyai sisi
baik atau bermanfaat lebih besar dibanding dengan sisi buruk
atau mudharat (Secara umum tindakan dokter dapat
dilakukan dan berlaku pada semua pasien normal).
28

3. Prinsip Non-maleficence
prinsip moral yang melarang tindakan yg
memperburuk keadaan pasien (Pasien dalam
keadaan gawat, harus diperlukan tindakan medik
untuk penyelamatan jiwanya, pasien rentan, dsb).
4. Prinsip Justice
prinsip moral yang mementingkan keadilan dalam
bersikap maupun dalam mendistribusikan
sumberdaya (konteks membahas hak orang lain,
selain dari pasiennya itu sendiri).
29

EMPIRIS
Probabilitas
Peluang bias dan unknown
Reasonable Medical Certainty

EVIDENCE BASED
HUBUNGAN DOKTER-PASIEN BERDASAR UPAYA :
Kontrak Terapeutik (Inspanningsverbintennis)
COMPLEX AND TIGHTLY COUPLED SYSTEM
Spesisalisasi & Interdependensi
Prone to accident

30

Menurut UU nomor 29 tahun 2004


Pasal 1 ayat 1 :
Praktik kedokteran adalah rangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan
dokter gigi terhadap pasien dalam
melaksanakan upaya kesehatan

31

Bergeser ke arah :SCHOLAR?


Praktek pribadi bergeser ke RS / Klinik
Hubungan dwipartit bergeser ke
tri/multipartit
Fee for service bergeser ke pre-paid

32

ISSUE : LETAK KEWENANGAN (SIAPA YANG BERWENANG


MEMUTUSKAN APA)
ALTERNATIF HUBUNGAN :

AGEN
KONTRAK
FRIENDSHIP
PATERNALISTIK
FIDUCIARY : VIRTUE BASED

33

DIPENGARUHI OLEH ETIKA PROFESI DAN


KEWAJIBAN PROFESI
PRINSIP MORAL :
Autonomy, beneficience, non maleficence, justice
Veracity, fidelity, privacy, confidentiality
Saling percaya

34

PATERNALISTIK

SEJAK HIPPOCRATES
DIANGGAP DASARNYA : SALING PERCAYA
PRINSIP MORAL UTAMA : BENEFICENCE
MENIADAKAN HAK PASIEN (CONSENT)
MULAI DIKRITIK TAHUN 1956

KONTRAKTUAL
MULAI TAHUN 1972-1975 (social contract)
PRINSIP MORAL UTAMA : AUTONOMY
INSPANNINGSVERBINTENNIS

35

SALAH SATU HUBUNGAN HUKUM


DOKTER-PASIEN
TIDAK SEIMBANG / SETARA
DOKTER TIDAK MENJANJIKAN HASIL
(RESULTAATSVERBINTENNIS), TETAPI
MENJANJIKAN UPAYA YANG SEBAIK-BAIKNYA
(INSPANNINGSVERBINTENNIS) reasonable
care

HARUS DIJAGA DENGAN ATURAN


36

KRITIK TERHADAP KONTRAKTUAL :


Tak ada negosiasi eksplisit
Tak ada ekspektansi eksplisit
Terlalu materilistik, bukan etik
Melupakan faktor sistem sosial
Terlalu legalistik : Peraturan
Terfokus pada prinsip autonomy
Cenderung meminimalkan mutu

DISEBUT : BOTTOM-LINE ETHICS


37

FIDUCIARY : VIRTUE BASED ETHICS


Prinsip : Moral keutamaan
Bukan sekedar kewajiban dan peraturan, tetapi
juga Bagaimana sikap sebaiknya
Empathy, compassion, [erhatian, keramahan,
kemanusiaan, saling percaya, itikad baik, dll
Hubungan : Bertumbuh kembang, bertujuan
mensejahterakan pasien
Komunikasi harus baik
38

HAK DAN
KEWAJIBAN
DOKTER
HAK DAN
KEWAJIBAN
PASIEN
39

IUS DELICTU :
AKIBAT PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN
MIS : RAHASIA KEDOKTERAN

IUS CONTRACTU :
AKIBAT ADANYA HUBUNGAN KONTRAKTUAL
MIS : UPAYA SESUAI STANDAR TERTINGGI

40

Declaration of Lisbon (1991) : The Rights of the


patient
UU No.29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran,
Pasal 52 dan 53.
SE Ditjen Yanmed Depkes RI No.
YM.02.04.3.5.2504 : Pedoman Hak dan kewajiban
pasien, dokter dan RS
Deklarasi Muktamar IDI : Hak dan kewajiban
pasien dan dokter
UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan : pasal
56-58 : perlindungan pasien
41

Hak memilih dokter


Hak dirawat dokter yang bebas
Hak menerima / menolak pengobatan setelah
menerima informasi
Hak atas kerahasiaan
Hak mati secara bermartabat
Hak atas dukungan moral / spiritual

42

Hak atas Informasi


Hak atas kerahasiaan
Hak atas persetujuan tindakan medis
Hak atas pelayanan kesehatan
Hak atas ganti rugi

43

Mendapat informasi tata tertib dan peraturan


Mendapat pelayanan yg manusiawi, adil dan jujur.
Mendapat pelayanan medis bermutu, sesuai standar
profesi
Memilih dokter dan kelas perawatan
Dirawat oleh dokter yg bebas dari campur tangan fihak
luar
Mencari second opinion
Mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yg diderita

44

45

46

47

48

KEWAJIBAN PROFESI :

KEWAJIBAN AKIBAT HUBUNGAN DOKTER-PASIEN

Sumpah dokter
KODEKI
Standar perilaku
Standar prosedur
Standar pelayanan medis
memenuhi hak pasien

KEWAJIBAN SOSIAL

49

50

1
2

51

GAWAT DARURAT
True emergency

GAWAT TIDAK DARURAT


mis. Kanker stadium akhir

DARURAT TIDAK GAWAT


mis. Tertusuk paku di kaki

TIDAK GAWAT TIDAK DARURAT


mis. batuk pilek
52

AMERICAN HOSPITAL ASSOCIATION


Emergency
Setiap kondisi yang menurut pendapat pasien,
keluarganya atau orang-orang yang merasa
bertanggung jawab membawa pasien ke RS ,
memerlukan penanganan medis segera
Kondisi ini berlangsung sampai kalangan medik
menentukan yang sebaliknya

True Emergency
Setiap kondisi yang secara klinik memerlukan
penanganan segera
53

PENDERITA GAWAT DARURAT


Penderita yang oleh karena suatu penyebab
(penyakit, tindakan, kecelakaan) bila tidak segera
ditolong akan cacat, kehilangan anggota tubuh
atau meninggal
PASIEN KRITIS
Seseorang atau lebih yang mengalami kondisi
yang gawat mengancam jiwa
Perlu tindakan segera, secara cermat, cepat agar
tidak mati atau cacat
54

KORBAN GAWAT :
KORBAN TERANCAM JIWA
PERLU PERTOLONGAN CERMAT, CEPAT, TEPAT
AGAR TIDAK MATI ATAU CACAT
TERANCAM JIWA :
TERANCAM, TERGANGGU FUNGSI VITALNYA
FUNGSI VITAL MELIPUTI :
FUNGSI JALAN NAFAS
FUNGSI PERNAFASAN
FUNGSI SIRKULASI
FUNGSI KESADARAN
55

56

57

Ayat (1)
Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi
terhadap pasien harus mendapat persetujuan

Penjelasan (paragraf kedua):


Dalam keadaan gawat darurat, untuk
menyelamatkan jiwa pasien tidak diperlukan
persetujuan. Namun, setelah pasien sadar atau
dalam kondisi yang sudah memungkinkan, segera
diberikan penjelasan dan dibuat persetujuan.
58

59

60

PIDANA
PERDATA
DISIPLIN
ETIK

Sanksi = moral adminsitratif


teguran
penghentian tugas/ kewenangan
tertentu untuk sementara
pengalihan tugas
re-edukasi
pencabutan ijin praktik
62

KELALAIAN
KETERANGAN PALSU
ABORSI ILEGAL
PENIPUAN
PERPAJAKAN
EUTHANASIA
PENYERANGAN SEKS

: 359-361 KUHP
: 267-268 KUHP
: 347-349 KUHP
: 382 BIS KUHP
: 209, 372 KUHP
: 344 KUHP
: 284-294 KUHP
63

PS 1365 KUH PERDATA :


Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian
kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, menggantinya
PS 1366 KUH PERDATA : Juga akibat kelalaian
PS 1367 KUH PERDATA : Juga respondeat superior
UU No. 36 Th. 2009 tentang Kesehatan ps 56-58
perlindungan pasien
UU No. 36 Th. 2009 tentang Kesehatan Ps 58 :
Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap
seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara
kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau
kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya.
64

ADA KEWAJIBAN

DUTY

PELANGGARAN
KEWAJIBAN TSB

BREACH OF DUTY

HUBUNGAN KAUSAL

CAUSAL RELATIONSHIP

CEDERA / KERUGIAN

DAMAGE

65

AKIBAT ADANYA HUBUNGAN DR-PASIEN


TIDAK MELAWAN HAK PASIEN
REASONABLE COMPETENCE
REASONABLE CARE : Sesuai norma / standar profesi
PERBUATAN ATAU KELALAIAN
TAK PERSOALKAN : SEMAMPUNYA & NIAT BAIK
YANG PENTING : PROSEDUR dan REASONABLE
COMMUNICATION

66

Skill dan knowledge sesuai katalog


pendidikan
Dibandingkan dengan dokter ratarata
Pada situasi dan keadaan tertentu

67

STANDAR PERILAKU : Universal


STANDAR PROSEDUR :
Tergantung sarana kesehatan setempat

STANDAR PELAYANAN MEDIS


Tergantung sarana kesehatan setempat
Tergantung situasi-kondisi tertentu
Tergantung sumber daya

DPT DISIMPULKAN DARI DOKUMEN TERTULIS ATAU


DARI SAKSI AHLI

68

HARUS DIBUKTIKAN DAHULU


TIDAK BISA GUNAKAN STRICT LIABILITY
STRICT LIABILITY (pertanggungjawaban yang kaku) HANYA
BERLAKU BAGI PRODUK BUKAN JASA

KADANG FAKTA SUDAH MENUNJUKKAN ADANYA


KELALAIAN : RES IPSA LOQUITUR (The thing speaks for
it self)
AKIBAT PERALATAN DOKTER
TIDAK ADA KONTRIBUSI PASIEN
KEADAAN NORMAL : TAK TERJADI
mis : gunting / tampon tertinggal

69

DICARI : LEGAL CAUSE / PROXIMATE CAUSE


PENGUJIAN :
CAUSATION IN FACT : BUT FOR TEST kalau tidak / (Conditio sine
qua non theory)

Mis. Kalau gunting tak tertinggal, tak akan terjadi


perforasi peritonitis
Mis. Kalau diagnosis tak salah atau terlambat, pasien
dapat tertolong ( ? )
Terlalu menyederhanakan hubungan kausalitas
FORESEEABILITY (Adequate theory)

Bahwa cedera adalah akibat yang dapat diperkirakan


sebelumnya dari tindakan substandar oleh dokter yang
layak
70

DITAGIHKAN SATU KALI


TUNAI / ANGSUR (dapat berbunga)
KEHILANGAN KESEMPATAN SUKAR
DIHITUNG, PREDIKTIF, TIDAK PASTI JUMLAH
DAN LAMANYA
MEMPERTIMBANGKAN KEDUDUKAN DAN
KEMAMPUAN KEDUA PIHAK

71

DOKTER LALAI AMPUTASI


KERUGIAN :
BIAYA :
Biaya perawatan hingga sembuh
Biaya fisioterapi dan kaki palsu
Biaya non medis
KEHILANGAN KESEMPATAN
Selama perawatan
Keterbatasan peluang kerja
IMMATERIEL
72

UPAYA CEGAH PELANGGARAN


REASONABLE COMPETENCE, REASONABLE CARE, REASONABLE
COMMUNICATION
PROFESIONALISME : ETIK, STANDAR, PENGAWASAN, KOREKSI
UPAYA CEGAH RISIKO
PRODUCT LIABILITY PREVENTION, QUALITY ASSURANCE, RISK
MANAGEMENT
SIAPKAN LEGAL DEFENCE
MEDICAL EVIDENCE : REKAM MEDIK, INFORMED CONSENT
ALIHKAN RISIKO :
ASURANSI PROFESI
NO FAULT COMPENSATION

73

Pendidikan etika kedokteran sejak dini


Sikap etis dan profesional
UU Praktik Kedokteran
Good clinical governance
Evidence Based Medicine

74

BUAT STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)


LAKUKAN PENCATATAN
Pencatatan semua tindakan medik
Pencatatan segala instruksi medik
Pencatatan serah terima pelayanan

MENGAMBIL SIKAP
Perhatikan norma yang berlaku
Lakukan kewajiban dengan baik
Hindarkan hal hal yg tidak diharapkan (pelajari
tentang critical risk management)
75

WAJIB MENOLONG PADA KEGAWATDARURATAN


MEDIK
Etik
Hukum
PENCEGAHAN
Upaya mencegah pelanggaran
Upaya mencegah risiko
Siapkan legal defence
Alihkan risiko

76

77

REFERENSI
Adnan Qohar. Pengertian Etika dan Profesi Hukum
Koeshartono, Tommy Sunartomo. Penanganan Awal Berbagai
Kasus Gawat Darurat
Shalahudden Syah. Etika dan Hukum Kesehatan
Sofyan Dahlan, Eko Soponyono. Hukum Kedokteran
Tommy Sunartomo. Dasar Penanganan Penderita Gawat
Darurat Basic General Emergency Life Support (B GELS)
Tri Wahyu. Prinsip Penanganan Kasus Trauma
Tri Wahyu. Etika dan Hukum pada Penanganan Gawat Darurat.

78

Anda mungkin juga menyukai