Anda di halaman 1dari 15

MEMAHAMI KONSEP DASAR

ETIKA, HUKUM, ETIKET DAN


MORAL SECARA BISNIS

Kelompok II
CONCEPTS AND THEORIES OF BUSINESS
ETHICS
ETIKA PERSONAL DAN ETIKA BISNIS
• Etika atau moral dalam bisnis dibagi menjadi dua yaitu etika personal dan etika perusahaan (Dias & Shah, 2009:113).
Etika personal adalah etika yang membimbing untuk menghasilkan keputusan yang tepat, hal ini dijelaskan dengan lima
pendekatan, yaitu pendekatan manfaat, hak, keadilan, kebaikan bersama, dan kebajikan. Lima pendekatan ini pada
awalnya adalah gagasan dari Markkula Centre for Applied Ethics di Universitas Santa Clara yang akhirnya dipakai
dikalangan luas (Dias & Shah, 2009:114). Perusahaan juga dapat menggunakan lima proses ideal menuju pembuatan
kebijakan yang bermoral yaitu; mengakui isu moral yang ada, mengumpulkan fakta yang terjadi di lapangan,
mengevaluasi tindakan alternatif, bertindak sesuai dengan keputusan yang telah di buat dan yang terakhir adalah
merefleksikan keputusan yang telah di buat (Dias & Shah, 2009:115).

• Setelah membahas mengenai etika personal, ada pula etika perusahan yang dibagi menjadi dua yaitu compliance-
based ethics codes dan integrity-based ethics codes. Model compliance-based atau yang berbasis kerelaan ini
menekankan pada pencegahan tindakan yang tidak sah melalui peningkatan/pengetatan kontrol dengan menghadirkan
sanksi bagi pihak-pihak yang bersalah sedangkan dalam integrity-based terdapat nilai-nilai yang menuntut suatu
organisasi untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi terciptanya tindakan bermoral antara pegawai melalui
pembagian pertanggungjawaban (Dias & Shah, 2009 : 116). Dalam menjalankan etika bisnis ini, setidaknya dapat
melalui lima langkah, yaitu pimpinan perusahaan harus menyetujui dan juga mematuhi atau menerapkan kode etik,
selanjutnya para pekerja di tingkat bawah harus memahami bahwa mereka diharapkan mematuhi kode etik dengan
juga mereka melihat apa yang atasannya lakukan, manajer harus dilatih untuk memahami implikasi kode etik dari
keseluruhan keputusan bisnisnya, pihak luar terkait harus mengerti kode etik perusahaan semisal customer, distributor,
dan supplier, dan kode etik harus bersifat memaksa (Dias & Shah, 2009: 116-7).
DALAM MENCIPTAKAN ETIKA BISNIS, ADA
BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN,
ANTARA LAIN ADALAH:
• Pengendalian diri
• Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
• Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan
• teknologi Menciptakan persaingan yang sehat

Menerapkan konsep ―pembangunan berkelanjutan‖
• Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
• Mampu menyatakan yang benar itu benar
• Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah
• Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
• Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
• Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-
undangan
ADA 3 JENIS MASALAH YANG DIHADAPI
DALAM ETIKA
• Sistematik
Masalah-masalah sistematik dalam etika bisnis pertanyaan-pertanyaan etis yang muncul mengenai
sistem ekonomi, politik, hukum, dan sistem sosial lainnya dimana bisnis beroperasi.
• Korporasi
Permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-pertanyaan yang dalam
perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini mencakup pertanyaan tentang moralitas
aktivitas, kebijakan, praktik dan struktur organisasional perusahaan individual sebagai keseluruhan.
•Individu
Permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul seputar individu tertentu
dalam perusahaan. Masalah ini termasuk pertanyaan tentang moralitas keputusan, tindakan dan
karakter individual.
CIRI-CIRI BISNIS YANG BERETIKA YAITU

• Tidak merugikan siapapun


• Tidak menyalahi aturan-aturan dan norma yang ada
• Tidak melanggar hukum
• Tidak menjelek-jelekan saingan bisnis
•Mempunyai surat izin usaha
Mempraktikkan bisnis dengan etiket berarti mempraktikkan tata cara bisnis yang
sopan dan santun sehingga kehidupan bisnis menyenangkan karena saling
menghormati. Etiket berbisnis diterapkan pada sikap kehidupan berkantor, sikap
menghadapi rekan-rekan bisnis, dan sikap di mana kita tergabung dalam organisasi.
Itu berupa senyum —sebagai apresiasi yang tulus dan terima kasih, tidak menyalah
gunakan kedudukan, kekayaan, tidak lekas tersinggung, kontrol diri, toleran, dan tidak
memotong pembicaraan orang lain. Dengan kata lain, etiket bisnis itu memelihara
suasana yang menyenangkan, menimbulkan rasa saling menghargai, meningkatkan
efisiensi kerja, dan meningkatkan citra pribadi dan perusahaan. Berbisnis dengan
etika bisnis adalah menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku
bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-
prinsip dan aturan-aturan.
MORALITAS DAN HUKUM
•Moralitas dan Hukum Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi
dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang
itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan
Agama. Jadi moral adalah tata aturan norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur kehidupan
manusia untuk melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang mengatur manusia untuk
menjadi manusia yang baik. Hukum itu merupakan bagian dari pergumulan manusia dalam upayanya
mewujudkan rasa aman dan sejahtera. Karena itu hukum ditengarai menjadi sarana utama dalam
mewujudkan keamanan dan ketertiban dalam kelompok masyarakat.
•Hukum itu sendiri tidak lepas dari masyarakat, karena telah menjadi aksioma yang mengatakan Ibi
society ibi ius, yang artinya dimana ada masyarakat maka ada hukum. Hubungan moral dengan
penegakan hukum menentukan suatu keberhasilan atau ketidakberhasilan dalam penegakan hukum,
sebagaimana diharapkan oleh tujuan hukum. Stephen Palmquis yang mengambil pandangan dari
Immanuel Kant, bahwa tindakan moral ialah kebebasan. Kebebasan sebagai satu-satunya fakta
pemberian akal praktis pada sudut pandang aktualnya menerobos tapal batas ruang dan waktu
(kemampuan indrawi) dan menggantikannya dengan kebebasan. Kebebasan tidak berarti dalam arti
seenak kita dapat mengetahui kebenaran, yang kemudian tercermin pada pembatasan diri untuk
menjalankan suatu kebajikan. Semua kaidah harus sesuai dengan hukum moral yang menciptakan suatu
tuntutan yang tak bersyarat. Kewajiban adalah perintah yang mengandung kebenaran. Menurut Kant,
kewajiban adalah tindakan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan hukum moral, dalam rangka
ketaatan terhadap hati nurani manusia daripada hanya mengikuti nafsu.
MORALITAS
Moralitas berasal dari kata dasar moralberasal dari kata mosyang berarti kebiasaan. Kata ―mores‖yang berarti
kesusilaan, dari ―mos‖,
―mores‖. Moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan lain-
lain; akhlak budi pekerti; dan susila. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani; bersemangat; bergairah; berdisiplin
dan sebagainya.

Moral secara etimologi diartikan:


• Keseluruhan kaidah-kaidah kesusilaan dan kebiasaan yang berlaku pada kelompok tertentu,
• Ajaran kesusilaan, dengan kata lain ajaran tentang azas dan kaidah kesusilaan yang dipelajari secara sistimatika dalam
etika.

Dalam bahasa Yunani disebut ―etos‖menjadi istilah yang berarti norma, aturan-aturanyangmenyangkutpersoalanbaik
danburukdalam hubungannya dengan tindakan manusia itu sendiri, unsur kepribadian dan motif, maksud dan watak
manusia. kemudian ―etika‖yang berarti kesusilaan yang memantulkan bagaimana sebenarnya tindakan hidup dalam
masyarakat, apa yang baik dan yang buruk.
Moralitas yang secara leksikal dapat dipahami sebagai suatu tata aturan yang mengatur pengertian baik atau buruk
perbuatan kemanusiaan, yang mana manusia dapat membedakan baik dan buruknya yang boleh dilakukan dan larangan
sekalipun dapat mewujudkannya, atau suatu azas dan kaidah kesusilaan dalam hidup bermasyarakat.
ETIKET DAN HUKUM PROFESIONAL
•Pengertian etika berbeda dengan etiket. Etiket berasal dari bahasa Prancis etiquette yang berarti tata
cara pergaulan yang baik antara sesama menusia. Sementara itu etika, berasal dari bahasa Latin,
berarti falsafah moral dan merupakan cara hidup yang benar dilihat dari sudut budaya, susila, dan
agama Etiket adalah tata cara dalam masyarakat, sopan dalam memelihara hubungan baik antara
sesama manusia. Arti etiket disini sama dengan adat kebiasaan, yaitu sesuatu yang dikenal, diketahui
dan diulangulangi serta menjadi kebiasaan dalam masyarakat, berupa kata-kata atau macam-macam
bentuk perbuatan manusia dalam berinteraktif dengan manusia lainnya. Agar seseorang dapat diterima
oleh kelompok masyarakat tertentu maka ia harus memahami etiket pergaulan berlaku pada masyarakat
itu. Untuk memelihara keseimbangan kehidupan pribadi maupun kehidupan bersama (sosial), manusia
perlu mengetahui aturan-aturan, nilai-nilai, norma-norma umum, maupun aturan ajaran agamanya.
•Manusia yang selalu berpikir kritis akan mampu menimbang perilaku, mana yang berdampak baik dan
berdampak buruk. Kesadaran diri, harus berperilaku bagaimana ini, yang dikenal dengan ilmu etika.
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan
sebagai pengemban profesi serta mempelajari penerapan prinsipprinsip moral dasar atau norma-norma
etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.Etika profesi Berkaitan dengan
bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi
dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek).Etika profesi memilikikonsep etika
yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu, contoh : pers dan
jurnalistik, engineering (rekayasa), science, medis/dokter, dan sebagainya.
PRINSIP DASAR DI DALAM ETIKA PROFESI
•Tanggung jawab -Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya. -
Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat
pada umumnya.
• Keadilan Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.
•Prinsip Kompetensi,melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi
dan ketekunan
• Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi
• Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi
MANAJEMEN DAN ETIKA
• Pelanggaran etika bisa terjadi di mana saja, termasuk dalam dunia bisnis. Untuk meraih
keuntungan, masih banyak perusahaan yang melakukan berbagai pelanggaran moral. Praktik
curang ini bukan hanya merugikan perusahaan lain, melainkan juga masyarakat dan negara.
Praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tumbuh subur di banyak perusahaan. Pelanggaran etik
bisnis di perusahaan memang banyak, tetapi upaya untuk menegakan etik perlu ditegakkan.
Contohnya, perusahaan tidak perlu berbuat curang untuk meraih kemenangan. Hubungan yang
tidak transparan dapat menimbulkan hubungan istimewa atau kolusi dan memberikan peluang
untuk korupsi. Banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan pelanggaran, terutama dalam
kinerja keuangan perusahaan karena tidak lagi membudayakan etika bisnis agar orientasi
strategik yang dipilih semakin baik. Sementara itu hampir 61.9% dari 21 perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di BEJ tidak lengkap menyampaikan laporan keuangannya (not avaliable).
•Tingkat perhatian perusahaan terhadap perilaku etis juga sangat menentukan karena dalam
jangka panjang bila perusahaan tidak concern terhadap perilaku etis maka kelangsungan
hidupnya akan terganggu dan akan berdampak pula pada kinerja keuangannya. Hal ini terjadi
akibat manajemen dan karyawan yang cenderung mencari keuntungan semata sehingga terjadi
penyimpangan norma-norma etis. Segala kompetensi, keterampilan, keahlian, potensi, dan modal
lainnya ditujukan sepenuhnya untuk memenangkan kompetisi.
•Pengaruh budaya organisasi dan orientasi etika terhadap orientasi strategik secara
simultan sebesar 65%. Secara parsial pengaruh budaya organisasi dan orientasi etika
terhadap orientasi strategik masing-masing sebesar 26,01% dan 32,49%. Hal ini
mengindikasikan bahwa kombinasi penerapan etika dan budaya dapat meningkatkan
pengaruh terhadap orientasi strategik.Hendaknya perusahaan membudayakan etika
bisnis agar orientasi strategik yang dipilih semakin baik. Salah satu persyaratan bagi
penerapan orientasi strategik yang inovatif, proaktif, dan berani dalam mengambil risiko
adalah budaya perusahaan yang mendukung,‖. Dari mana upaya penegakkan etika
bisnis dimulai? Etika bisnis paling mudah diterapkan di perusahaan sendiri.
•Pemimpin perusahaan memulai langkah ini karena mereka menjadi panutan bagi
karyawannya. Selain itu, etika bisnis harus dilaksanakan secara transparan. Pemimpin
perusahaan seyogyanya bisa memisahkan perusahaan dengan milik sendiri. Dalam
operasinya, perusahaan mengikuti aturan berdagang yang diatur oleh tata cara undang-
undang. Etika bisnis tidak akan dilanggar jika ada aturan dan sangsi. Jika semua
tingkah laku salah dibiarkan, maka lama kelamaan akan menjadi kebiasaan. Pada
akhirnya, norma yangsalah ini akan menjadi budaya. Oleh karena itu bila ada yang
melanggar aturan diberikan sangsi untuk memberi pelajaran kepada yang
bersangkutan.
UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH
PERUSAHAAN UNTUK MENEGAKKAN BUDAYA
TRANSPARANSI ANTARA LAIN

•Penegakkan budaya berani bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya.


Individu yang mempunyai kesalahan jangan bersembunyi di balik institusi. Untuk
menyatakan kebenaran kadang dianggap melawan arus, tetapi sekarang harus ada
keberanian baru untuk menyatakan pendapat.
•Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengukur kinerja jelas. Bukan berdasarkan
kedekatan dengan atasan, melainkan kinerja.
• Pengelolaan sumber daya manusia harus baik.
•Visi dan misi perusahaan jelas yang mencerminkan tingkah laku organisasi.
THANK YOU FOR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai