DIRGANTARA
INDONESIA (INDONESIAN AERO SPACE)
Oleh :
Haris Nurakhman
10070212098
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam,
atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabiyulloh
Muhammad SAW. Nikmat dan karunia Allah SWT yang begitu tak terhitung dariNya membingbing kami sehingga dapat menyelesaikan Laporan mingguan kerj a
praktik ini. Dalam penyelesaiannya kami memperoleh banyak dukungan dari
berbagai pihak, karena itu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Allah SWT yang selalu menaungi kami dengan nikmat dan karunianya
sehingga
selalu
diberikan
kekuatan
jasmani
dan
rohani
dalam
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
DAFTAR TABEL....................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................5
BAB I.......................................................................................................................6
PENDAHULUAN...................................................................................................6
1.1
Latar Belakang..........................................................................................6
1.2
Tujuan........................................................................................................6
1.3
Sistematika Penulisan................................................................................7
BAB II......................................................................................................................8
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.................................................................8
2.1
Sejarah Perusahaan....................................................................................8
2.2
Struktur Organisasi..................................................................................13
2.3
2.4
2.5
BAB III..................................................................................................................16
PELAKSANAAN MAGANG...............................................................................16
3.1
3.1.1
3.1.2
3.1.3
3.1.4
3.2
3.3
BAB IV..................................................................................................................21
ANALISIS.............................................................................................................21
4.1
Identifikasi Masalah................................................................................21
4.2
Landasan Teori........................................................................................21
4.3
Analisis....................................................................................................21
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kerja praktik merupakan salah satu matakuliah wajib yang harus ditempuh
oleh seluruh mahasiswa agar mampu mengenal lingkungan kerja secara langsung
dan dapat mempersiapkan diri dalam persaingan di dunia industri modern.
Pengalaman yang baik sebelum berada di dunia kerja akan mampu membuat
mahasiswa lebih terampil dalam penerapan ilmu teknik industri yang dimiliki.
Tingginya persaingan pada dunia industry khususnya industri dalam negeri
serta penggunaan teknologi yang semakin modern mnjadi tantangan yang serius
dalam era globalisasi ini. Penggunaan teknologi yang kian hari semakin
meningkat diseluruh sektor industri manufaktur menjadi bagian yang tidak
terlepaskan dari suksesnya suatu perusahaaan untuk menjaga konsistensi
persaingan dengan perusahaan lain. Penggunaan teknologi didunia industri dan
dasar-dasar keteknikan berperan penting terhadap setiap keputusan dan tindakan
serta hasil yang diperoleh perusahaan.
Begitu banyak sistem yang digunakan didalam suatu perusahaan sehingga
tidaklah mudah untuk menyatukan keseluruhan dari sistem-sistem ini., sistem
yang terintegrasi dengan baik dapat membantu perusahaan untukmempercepat
suatu proses yang dibutuhkan dalam memproses suatu barang dan mengolah
dokumen-dokumen penting perusahaan. Maka dari itu, perlu adanya suatu aplikasi
secara langsung dari mahasiswa agar mampu memahami,mengamati dan
menganalisis sari ilmu yang dimiliki dan mampu menganalisis kegiatan-kegiatan
yang ada di perusahaan.
1.2
Tujuan
a. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal salah
satu lingkungan kerja sebelum memasuki dunia kerja.
b. Memberikan kesempatan untuk kegiatan pengamatan dan magang
(melakukan kerja) dengan mengaplikasikan pengetahuan akademik
c. Memberikan kesempatan kepaada mahasiswa untuk meningkatkan
wawasan dan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja.
d. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk memberikan masukan bagi
perusahaan melalui hasil pengamatan dan meakukan kerja.
e. Mahasiswa lebih dapat memahami konsep-konsep non-akademis dan
non-teknis didunia kerja nyata.
Sistematika Penulisan
Laporan ini berisikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan dokumendokumen yang diperlukan oleh bagian receiving dalam memproses suatu barang
yang datang dari supplier untuk mendukung kebutuhan software SAP, yaitu :
BAB I
PENDAHULUAN
Bagian ini berisikan tentang latar belakang masalah, tujuan kerja
praktik , serta sistematika laporan yang ditulis.
BAB II
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1
Sejarah Perusahaan
PT. Dirgantara Indonesia (DI) (Indonesian Aerospace Inc.) adalah industri
pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan di wilayah Asia
Tenggara. Perusahaan ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. DI didirikan
pada 26 April 1976dengan nama PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ
Habibiesebagai Presiden Direktur. Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian
berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11
Oktober 1985. Setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi
Dirgantara Indonesia pada 24 Agustus 2000.
Cikal bakal PT Dirgantara Indonesia sebenarnya telah mulai muncul sejak
masa awal kemerdekaan Indonesia. Saat itu upaya perintisan dilakukan dengan
peralatan dan material yang cukup sederhana. Tercatat dalam sejarah, pesawat
pertama yang diterbangkan tahun 1948 di lapangan udara Maospati dengan nama
RI-X WEL-1 hasil rancangan Wiweko Soepono. Disusul tahun 1954, Nurtanio
Pringgoadisuryo pun berhasil merancang sebuah pesawat dengan nama NU-200.
Tidak hanya itu, badan yang diprakarsai Nurtanio bernama Depot Penyelidikan,
Percobaan dan Pembuatan Pesawat Terbang (DPPP) yang didirikan Agustus 1961
telah mampu membuat pesawat terbang eksperimental seperti Belalang (pesawat
latih), Si Kunang (pesawat olah raga), Kolintang dan Gelatik.
Pada tahun 1962 nama DPPP diubah menjadi Lembaga Persiapan Industri
Penerbangan (Lapip) sesuai dengan misi dan sasaran yang ingin dicapainya.
Selanjutnya pada tahun 1966 diubah lagi menjadi Lembaga Industri Penerbangan
Nurtanio (Lipnur) sebagai penghormatan jasa-jasa Nurtanio yang meninggal saat
uji terbang.
Fase pendahuluan perkembangan industri penerbangan nasional kemudian
memasuki tonggak pertama ketika aset Lipnur (TNI AU) dengan ATTP
(Pertamina) dilebur menjadi Industri Pesawat Terbang Nurtanio, 23 Agustus 1976.
Industri ini menjadi salah satu kekuatan dirgantara nasional sebab dari situlah
sejarah industri pesawat terbang modern selanjutnya dibangun untuk menghadapi
tantangan jaman serta dipacu percepatannya.
Pada periode ini juga, segala aspek baik infrastruktur, fasilitas, sumber
daya manusia, hukum dan peraturan, beserta semua yang berkaitan dan
mendukung keberadaan industri pesawat terbang diatur secara menyeluruh.
Tanggal 11 Oktober 1985, PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio diubah menjadi
PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur.
setelah melakukan pembangunan berbagai fasilitas serta sarana dan
prasarana yang diperlukan. Industri ini kemudian mengembangkan teknologi
canggih dan konsep transformasi teknologi yang memberikan hasil yang optimal
sebagai upaya untuk menguasai teknologi penerbangan dalam waktu yang relatif
singkat yaitu 20 tahun.
Berpegang pada filsosofi transformasi teknologi Begin at the End and
End at the Beginning IPTN telah berhasil mentransfer teknologi penerbangan
yang rumit dan terbaru. IPTN secara khusus telah menguasai desain pesawat
terbang, rekayasa pengembangan serta manufaktur pesawat komuter kecil dan
sedang. IPTN bekerja sama dengan pihak pabrikan melaksanakan pembuatan
berbagai jenis pesawat terbang, seperti C212 Aviocar, C235, NBO105, NBK117,
BN109, SA330 Puma, NAS332 Super Puma dan Nbell412. Hal ini kemudian
berlanjut pada keberhasilan membuat pesawat N250 dan N2130.
Pada tahun 1978. Perkembangan Industri Pesawat Terbang Nurtanio, yaitu
membangun fasilitas diatas tanah seluas 2 hektar, meliputi kantor Direktorat
Teknologi, Hanggar Divisi Aircraft Service untuk kegiatan Maintenance,
Overhoul dan Repair, Hanggar Assy Rotary Wing, Hanggar Assy Fixed Wing,
beserta kantor bertingkat lima.
Pada tahun 1979. Ditandatanganinya perjanjian kontrak antara IPTN
dengan Aerospatiale Perancis untuk memproduksi helicopter jenis Puma NSA-330
dan Super Puma NAS-332, produksinya dapat realisasikan pada tahun 1981 dan
1982, negara pertama yang memesan pesawat helikopter Super Puma NAS-332
adalah Malaysia.
Ditandatanganinya usaha bersama antara Industri Pesawat Terbang
Nusantara dengan Aircraft Tecnologi Industries (Airtec) pada tanggal 17 Oktober
1979, di Madrid Spanyol. Dengan teknologi 50% - 50% program pertama Airtec
adalah merancang dan memproduksi sebuah pesawat angkut serba guna CN-235.
Pesawat ini ditenagai oleh dua mesin turboprop CTJ-9C buatan General Electric,
dengan daya dorong masing-masing 750 k dan kapasitas 35 44 penumpang.
1983, diresmikan
pemunculan pertama (Rool Out) pesawat CN-235 oleh Presiden RI ke-1 Ir.
Soekarno sekaligus pemberian nama Tetuko. Pada saat yang sama dilakukan
pemunculan pertama CN-235 bernama Ellena di Spanyol. Selanjutnya pada
tanggal 28 November 1983 dilakukan panandatanganan kerjasama dalam bidang
pemasaran CN-235 dengan Toyomenka Kaisha Ltd, dari Jepang.
Pada tahun 1984. Merupakan pemulaan produksi helicopter NBELL-412.
IPTN bekerjasama dengan MBB Jerman Barat ialah mendirikan NTT (New
Transport Tecnology) dan rancangan pertamanya adalah BN-109.
Pada 11 Oktober 1985 Industri Pesawat Terbang Nurtanio berganti nama
menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara. Pada tahun ini juga sarana kawasan
produksi (KP) II sudah selesai dibangun dan dapat dipergunakan. Workshop IPTN
pesawat, dan langsung merekrut ribuan karyawan serta mendatangkan mesinmesin pembuat komponen. Namun saat itu dalam pemulihan krisis ekonomi
bersama IMF (International Monetary Fund) mengharuskan Indonesia menerima
sejumlah kesepakatan. Salah satunya adalah Indonesia tidak boleh lagi berdagang
pesawat. IPTN yang sudah terlanjur merekrut ribuan karyawan dan mesin-mesin
pembuat komponen pesawat akhirnya mengalami kerugian karena kesepakatan
itu.
Pada tahun 2000. IPTN merumuskan kembali untuk mewujudkan spirit
Nurtanio 2000 yang menekankan pada penerapan baru, berorientasi bisnis,
strategi untuk memenuhi situasi dengan struktur baru. Pada tanggal 24 Agustus
2000 setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi
PT.Dirgantara Indonesia, diresmikan di Bandung oleh Presiden RI ke-4 Alm.
Bapak Presiden K.H. Abdurrahman Wahid.
Pada tahun 2003. PT.Dirgantara Indonesia memutus kerja sembilan ribu
lebih karyawan. Dari 16.000 pekerja PT.DI hanya menyisakan tiga ribu pekerja
baik di bagian produksi maupun manajemen. Kondisi ini membuat PT. Dirgantara
Indonesia menjadi terpuruk.
Pada tahun 2007. PT.Dirgantara Indonesia kembali bangkit. PT.Dirgantara
Indonesia berkerjasama dengan British Aerospace (BAE) yaitu mendapatkan
order
mendapat order dari negara timur tengah yaitu pemesanan 6 pesawat jenis N2130,
dan order dari sejumlah negara memesan CN-235.
Pada tahun 2010. Ditandatanganinya kerjasama antara PTDI dengan
Airbus Military (Spanyol) yaitu memindahkan assembly pesawat 212-400 dari
Airbus Military Spanyol ke PTDI.
Pada tahun 2011. Ditandatanganinya kerjasama antara PTDI dengan
Eurocopter yaitu pembuatan MK2 Tail Bom (Ekor helicopter Super Puma). Pada
bulan Desember 2011, PTDI bekerjasama dengan Airbus Military dalam
pengembangan pesawat CN-235 (2 mesin 23 penumpang) yaitu memodifikasi
pesawat CN-235 menjadi 95 penumpang dengan menambahkan panjang pesawat
sebanyak 3 frame. Penandatanganan kerjasama ini ditandatangani oleh Dirut
PTDI dan Airbus Military yang bertempat di hangar CN-235 Aircraft Integration
yang disaksikan oleh Presiden RI ke-6 Bapak Presiden Dr. H. Susilo Bambang
Yudhoyono.
Struktur Organisasi
2.4
2.5
BAB III
PELAKSANAAN MAGANG
3.1
3.1.1
N
O
TANGGAL
PEMBAHASAN
Pengenalan Bagian Receiving
08 Juni 2015
3.1.2
09 Juni 2015
10 Juni 2015
11 Juni 2015
15 Juni 2015
Receiving
Pengenalan Bagian Kerja yang Ada
Pada Departemen Receiving
Pengenalan Seluruh Departemen yang
Ada Di PT. Dirgantara Indonesia
Pengenalan Dokumen pada Departemen
Receiving
Pengenalan Cara Kerja dan Mulai
17 Juni 2015
Bekerja
PEMBAHASAN
Pendataan Jumlah Barang
3.1.3
3.1.4
18 Juni 2015
23 Juni 2015
25 Juni 2015
30 Juli 2015
TANGGAL
PEMBAHASAN
02 Juli 2015
09 Juli 2015
10 Juli 2015
13 Juli 2015
14 Juli 2015
TANGGAL
27 Juli 2015
PEMBAHASAN
Pengecekan dan Perhitungan Jumlah
Barang di bagian Assembling
3.2
28 Juli 2015
29 Juli 2015
30 Juli 2015
Penempatan Barang
31 Juli 2015
Pengeluaran Barang (SPPB) dikeluarkan oleh kantor pelayanan bea dan cukai
kantor
wilayah
dibawah naungan
memberikan informasi bahwa barang import yag diterima telah disetujui dan telah
membayar pajak kepada kementrian keuangan. Dokumen ini juga memberitahu
bahwa barang yang dikirim telah terdaftar yang berisi dari data pemasok dan
penerima barang.
Apabila barang yang datang tidak memenuhi syarat yang ditentukan maka
akan dilakukan follow up langsung kepada buyer untuk mengkonfirmasi hal
tersebut. Shipping invoice merupakan dokumen barang yang dikirim dari supplier
ke perusahaan yang menunjukan bahwa barang benar-benar dikeluarkan oleh
supplier.
Data-data dari dokumen yang diperoleh akan menjadi informasi yang
sangat penting untuk di cocokan pada software SAP agar laporan kedatangan
barang dapat diketahui secara cepat oleh seluruh bagian yang lain dan diketahui
oleh bagian buyer.
Barang yang datang tidak seluruhnya berada di bagian receiving tetapi ada
sebagian barang yang langsung dikirim pada assembling. Meskipun demikian,
barang-barang tersebut tetap di cek dan diketahui oleh bagian reciving dan
dilakukan pemeriksaan langsung di bagian assembling karena barang yang datang
tidak akan dapat dipindahkan secara cepat dan berukuran sangat besar seperti
body pesawat yang dibeli langsung.
Barang barang yang telah selesai didata pada software SAP selanjutnya
akan ditempatkan pada rak-rak sesuai jenis komponen masing-masing pesawat.
Barang tersebut diberi tanda berupa receiving voucer yang menandakan bahwa
barang telah siap dikirim kepada bagian raw material.
3.3
BAB IV
ANALISIS
4.1
Identifikasi Masalah
4.2
Landasan Teori
4.3
Analisis