Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN MAGANG DI PT.

DIRGANTARA
INDONESIA (INDONESIAN AERO SPACE)

LAPORAN MAGANG INDUSTRI


Diajukan untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Kerja Praktik

Oleh :
Haris Nurakhman
10070212098

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
TAHUN PENULISAN
2015 M / 1436 H

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin, Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam,
atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabiyulloh
Muhammad SAW. Nikmat dan karunia Allah SWT yang begitu tak terhitung dariNya membingbing kami sehingga dapat menyelesaikan Laporan mingguan kerj a
praktik ini. Dalam penyelesaiannya kami memperoleh banyak dukungan dari
berbagai pihak, karena itu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Allah SWT yang selalu menaungi kami dengan nikmat dan karunianya
sehingga

selalu

diberikan

kekuatan

jasmani

dan

rohani

dalam

menyelesaikan laporan ini.


2. Nabiyulloh Muhammad SAW sebagai suri tauladan bagi kami.
3. Kedua orang tua yang senantiasa mengiringi langkah-langkah kami
dengan doa.
4. Dosen pembimbing dan pembimbing magang yang selalu memberikan
ilmunya tanpa pamrih kepada kami. Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan keberkahan atas ilmunya di dunia dan akhirat.
5. Teman-teman yang selalu berjuang bersama tanpa mengenal kata
menyerah.
Dari sanalah semua penyelesaian Laporan Mingguan ini berawal, semoga
semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang
lebih baik lagi. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar Laporan Mingguan Kerja Praktek ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata, kami berharap agar Laporan ini dapat bermanfaat bagi kami dan
seluruh pembaca.
Bandung, 27 Mei 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
DAFTAR TABEL....................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................5
BAB I.......................................................................................................................6
PENDAHULUAN...................................................................................................6
1.1

Latar Belakang..........................................................................................6

1.2

Tujuan........................................................................................................6

1.3

Sistematika Penulisan................................................................................7

BAB II......................................................................................................................8
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.................................................................8
2.1

Sejarah Perusahaan....................................................................................8

2.2

Struktur Organisasi..................................................................................13

2.3

Proses Bisnis Perusahaan........................................................................14

2.4

Tata Letak Pabrik dan Perkantoran Perusahaan......................................15

2.5

Utilitas dan Lingkungan Perusahaan.......................................................15

BAB III..................................................................................................................16
PELAKSANAAN MAGANG...............................................................................16
3.1

Jadwal Magang Industri..........................................................................16

3.1.1

Jadwal Magang Industri Minggu ke-1.............................................16

3.1.2

Jadwal Magang Industri Minggu ke-2.............................................17

3.1.3

Jadwal Magang Industri Minggu ke-3.............................................17

3.1.4

Jadwal Magang Industri Minggu ke-4.............................................18

3.2

Lingkup Pekerjaan Magang Industri.......................................................18

3.3

Hambatan dan Cara Penanggulangan......................................................20

BAB IV..................................................................................................................21
ANALISIS.............................................................................................................21
4.1

Identifikasi Masalah................................................................................21

4.2

Landasan Teori........................................................................................21

4.3

Analisis....................................................................................................21

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Kerja praktik merupakan salah satu matakuliah wajib yang harus ditempuh
oleh seluruh mahasiswa agar mampu mengenal lingkungan kerja secara langsung
dan dapat mempersiapkan diri dalam persaingan di dunia industri modern.
Pengalaman yang baik sebelum berada di dunia kerja akan mampu membuat
mahasiswa lebih terampil dalam penerapan ilmu teknik industri yang dimiliki.
Tingginya persaingan pada dunia industry khususnya industri dalam negeri
serta penggunaan teknologi yang semakin modern mnjadi tantangan yang serius
dalam era globalisasi ini. Penggunaan teknologi yang kian hari semakin
meningkat diseluruh sektor industri manufaktur menjadi bagian yang tidak
terlepaskan dari suksesnya suatu perusahaaan untuk menjaga konsistensi
persaingan dengan perusahaan lain. Penggunaan teknologi didunia industri dan
dasar-dasar keteknikan berperan penting terhadap setiap keputusan dan tindakan
serta hasil yang diperoleh perusahaan.
Begitu banyak sistem yang digunakan didalam suatu perusahaan sehingga
tidaklah mudah untuk menyatukan keseluruhan dari sistem-sistem ini., sistem
yang terintegrasi dengan baik dapat membantu perusahaan untukmempercepat
suatu proses yang dibutuhkan dalam memproses suatu barang dan mengolah
dokumen-dokumen penting perusahaan. Maka dari itu, perlu adanya suatu aplikasi
secara langsung dari mahasiswa agar mampu memahami,mengamati dan
menganalisis sari ilmu yang dimiliki dan mampu menganalisis kegiatan-kegiatan
yang ada di perusahaan.

1.2

Tujuan
a. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengenal salah
satu lingkungan kerja sebelum memasuki dunia kerja.
b. Memberikan kesempatan untuk kegiatan pengamatan dan magang
(melakukan kerja) dengan mengaplikasikan pengetahuan akademik
c. Memberikan kesempatan kepaada mahasiswa untuk meningkatkan
wawasan dan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja.
d. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk memberikan masukan bagi
perusahaan melalui hasil pengamatan dan meakukan kerja.
e. Mahasiswa lebih dapat memahami konsep-konsep non-akademis dan
non-teknis didunia kerja nyata.

f. Memperoleh keterangan kerja (referensi dari perusahaan).


1.3

Sistematika Penulisan
Laporan ini berisikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan dokumendokumen yang diperlukan oleh bagian receiving dalam memproses suatu barang
yang datang dari supplier untuk mendukung kebutuhan software SAP, yaitu :
BAB I

PENDAHULUAN
Bagian ini berisikan tentang latar belakang masalah, tujuan kerja
praktik , serta sistematika laporan yang ditulis.

BAB II

Gambaran umum perusahaan


Bagian ini berisikan tentang gambaran dari keseluruhan perusahaan PT.
Dirgantara Indonesia yang terdiri dari sejarah perusahaan, struktur
organisasi perusahaan dan proses bisnis yang dimiliki perusahaan.

BAB III PelAKSANAAN MAGANG


Bagian ini menjelaskan tentang kegiatan waktu pelaksanaan magang,
pekerjaan yang dilakukan selama melakukan kerja praktik dan
hambatan yang diperoleh ketika magang.
BAB IV analisis
Bagian ini berisikan tentang analisa dari masalah-masalah yang ada
diperusahaan melalui identifikasi masalah dan teori teori yang
mendukung dalam penganalisaan suatu masalah.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


Bagian ini yaitu untuk menyimpulkan seluruh rangkaian analisa yang
diperoleh dari masalah-masalah yang terjadi di perusahaan.

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1

Sejarah Perusahaan
PT. Dirgantara Indonesia (DI) (Indonesian Aerospace Inc.) adalah industri
pesawat terbang yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan di wilayah Asia
Tenggara. Perusahaan ini dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. DI didirikan
pada 26 April 1976dengan nama PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ
Habibiesebagai Presiden Direktur. Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian
berganti nama menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11
Oktober 1985. Setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi
Dirgantara Indonesia pada 24 Agustus 2000.
Cikal bakal PT Dirgantara Indonesia sebenarnya telah mulai muncul sejak
masa awal kemerdekaan Indonesia. Saat itu upaya perintisan dilakukan dengan
peralatan dan material yang cukup sederhana. Tercatat dalam sejarah, pesawat
pertama yang diterbangkan tahun 1948 di lapangan udara Maospati dengan nama
RI-X WEL-1 hasil rancangan Wiweko Soepono. Disusul tahun 1954, Nurtanio
Pringgoadisuryo pun berhasil merancang sebuah pesawat dengan nama NU-200.
Tidak hanya itu, badan yang diprakarsai Nurtanio bernama Depot Penyelidikan,
Percobaan dan Pembuatan Pesawat Terbang (DPPP) yang didirikan Agustus 1961
telah mampu membuat pesawat terbang eksperimental seperti Belalang (pesawat
latih), Si Kunang (pesawat olah raga), Kolintang dan Gelatik.
Pada tahun 1962 nama DPPP diubah menjadi Lembaga Persiapan Industri
Penerbangan (Lapip) sesuai dengan misi dan sasaran yang ingin dicapainya.
Selanjutnya pada tahun 1966 diubah lagi menjadi Lembaga Industri Penerbangan
Nurtanio (Lipnur) sebagai penghormatan jasa-jasa Nurtanio yang meninggal saat
uji terbang.
Fase pendahuluan perkembangan industri penerbangan nasional kemudian
memasuki tonggak pertama ketika aset Lipnur (TNI AU) dengan ATTP
(Pertamina) dilebur menjadi Industri Pesawat Terbang Nurtanio, 23 Agustus 1976.
Industri ini menjadi salah satu kekuatan dirgantara nasional sebab dari situlah
sejarah industri pesawat terbang modern selanjutnya dibangun untuk menghadapi
tantangan jaman serta dipacu percepatannya.

Pada periode ini juga, segala aspek baik infrastruktur, fasilitas, sumber
daya manusia, hukum dan peraturan, beserta semua yang berkaitan dan
mendukung keberadaan industri pesawat terbang diatur secara menyeluruh.
Tanggal 11 Oktober 1985, PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio diubah menjadi
PT. Industri Pesawat Terbang Nurtanio dan BJ Habibie sebagai Presiden Direktur.
setelah melakukan pembangunan berbagai fasilitas serta sarana dan
prasarana yang diperlukan. Industri ini kemudian mengembangkan teknologi
canggih dan konsep transformasi teknologi yang memberikan hasil yang optimal
sebagai upaya untuk menguasai teknologi penerbangan dalam waktu yang relatif
singkat yaitu 20 tahun.
Berpegang pada filsosofi transformasi teknologi Begin at the End and
End at the Beginning IPTN telah berhasil mentransfer teknologi penerbangan
yang rumit dan terbaru. IPTN secara khusus telah menguasai desain pesawat
terbang, rekayasa pengembangan serta manufaktur pesawat komuter kecil dan
sedang. IPTN bekerja sama dengan pihak pabrikan melaksanakan pembuatan
berbagai jenis pesawat terbang, seperti C212 Aviocar, C235, NBO105, NBK117,
BN109, SA330 Puma, NAS332 Super Puma dan Nbell412. Hal ini kemudian
berlanjut pada keberhasilan membuat pesawat N250 dan N2130.
Pada tahun 1978. Perkembangan Industri Pesawat Terbang Nurtanio, yaitu
membangun fasilitas diatas tanah seluas 2 hektar, meliputi kantor Direktorat
Teknologi, Hanggar Divisi Aircraft Service untuk kegiatan Maintenance,
Overhoul dan Repair, Hanggar Assy Rotary Wing, Hanggar Assy Fixed Wing,
beserta kantor bertingkat lima.
Pada tahun 1979. Ditandatanganinya perjanjian kontrak antara IPTN
dengan Aerospatiale Perancis untuk memproduksi helicopter jenis Puma NSA-330
dan Super Puma NAS-332, produksinya dapat realisasikan pada tahun 1981 dan
1982, negara pertama yang memesan pesawat helikopter Super Puma NAS-332
adalah Malaysia.
Ditandatanganinya usaha bersama antara Industri Pesawat Terbang
Nusantara dengan Aircraft Tecnologi Industries (Airtec) pada tanggal 17 Oktober
1979, di Madrid Spanyol. Dengan teknologi 50% - 50% program pertama Airtec
adalah merancang dan memproduksi sebuah pesawat angkut serba guna CN-235.
Pesawat ini ditenagai oleh dua mesin turboprop CTJ-9C buatan General Electric,
dengan daya dorong masing-masing 750 k dan kapasitas 35 44 penumpang.

Pada tahun 1980. Dilakukan penandatanganan bersama General Electric


Company meliputi pemeliharaan mesin mesin pesawat terbang dan mesin
mesin industri.
Pada tahun 1981. Pada bulan Mei 1981 mendirikan Divisi Sistem Senjata
di Tasikmalaya bernama persatuan produksi Menang dan do Batu PoroMadura.
Sistem senjata tersebut di pasang pada produksi IPTN sebagai pertahanan dan
keamanan. Senjata yang di produksi FFAR 2,27 dan SUT (Surfase Under Water
Terpedo) dibawah lisensi FZ ( Forgrees De Zeebrugge Balgin dan aeg Jerman).
Pada 10 Juni 1981 Pengumuman Karateristik CN-235 oleh Prof. Dr. B.J.
Habibie, Dipl. Ing. pada kesempatan Paris Air Show ke-37.
Pada tanggal 1 Juni 1982. Ditandatangani persetujuan bersama IPTN
dengan Boeing Compani USA. Kerjasama ini merupakan langkah lanjut guna
mencapai misi utama dalam program Satu Darsawarsa, yaitu mendirikan industri
pesawat terbang yang lengkap dan diakui oleh Internasional dan mendapatkan
sertifikat dari FAA dengan meletakkan IPTN sebagai salah satu sub kontraktor
Boeing.
Pada tanggal 11 November 1982. IPTN diizinkan memproduksi sekurangkurangnya 100 helikopter NBELL-412. IPTN mendapat sertifikat dari perusahaan
Mc.Donnel Douglas, USA dimana IPTN ditunjuk sebagai supplier yang
memenuhi syarat di bidang Quality Assyrance.
Pada tanggal 24 November 1982 meningkatkan kerjasama kedua dengan
MBB Jerman Barat dan memproduksi Helikopter NBK-117 yang dirancang
berdasarkan NBO-105.
Pada tahun 1983. Pada tanggal 10 September

1983, diresmikan

pemunculan pertama (Rool Out) pesawat CN-235 oleh Presiden RI ke-1 Ir.
Soekarno sekaligus pemberian nama Tetuko. Pada saat yang sama dilakukan
pemunculan pertama CN-235 bernama Ellena di Spanyol. Selanjutnya pada
tanggal 28 November 1983 dilakukan panandatanganan kerjasama dalam bidang
pemasaran CN-235 dengan Toyomenka Kaisha Ltd, dari Jepang.
Pada tahun 1984. Merupakan pemulaan produksi helicopter NBELL-412.
IPTN bekerjasama dengan MBB Jerman Barat ialah mendirikan NTT (New
Transport Tecnology) dan rancangan pertamanya adalah BN-109.
Pada 11 Oktober 1985 Industri Pesawat Terbang Nurtanio berganti nama
menjadi Industri Pesawat Terbang Nusantara. Pada tahun ini juga sarana kawasan
produksi (KP) II sudah selesai dibangun dan dapat dipergunakan. Workshop IPTN

V yang menangani produksi SUT Torpedo mulai pertamanya akan diserahkan


kepada Hankam.
Pada 12 Januari 1986 IPTN bersama Boeing dan MBB menandatangani
Momerandum Of

Understanding (MUD) untuk merancang pesawat canggih

Advance Technologi Regional Aircraft (ATRA-90) dengan kapasitas 100 135


tempat duduk. Dalam menginjak usianya yang ke-10 diselenggarakan pula
Indonesia Air Show (IAS 86) yang menarik perhatian masyarakat luas baik yang
nasional maupun Internasional. Pada IAS 86 ini dicapai pula kemajuan-kemajuan
penting dalam hal kerjasama, disamping keberhasilan kerjasama untuk
penanganan Engine ditandatangani dengan Garet, Alison, Partt, Whitney, General
Electric, Turbomeka Makila, Avco Lycoming Textron, (ALT), Roll Royce dan
Merpati Nusantara. Dibidang pemasaran ditandatangani dua kontrak pembelian
pesawat CN-235 dengan Merpati Nusantara dan TNI-AU.
Tanggal 23 Agustus 1986, Bapak presiden Soekarno yang datang untuk
ketiga kalinya itu sekaligus untuk meresmikan kawasan produksi II dan IV.
Pada tahun 1987. Proyek pembangunan Universal Maintenance Center
(UMC). Divisi melengkapi IPTN sebagai agen alih teknologi, tugas yang diemban
Divisi adalah merawat yang artinya memperbaiki mesin mesin diesel kapal laut
dan mesin-mesin industri.
Pada bulan April 1987. Penyerahan helicopter dari IPTN kepada angkatan
laut yaitu Super Puma NAS-332 satu pesawat dan lima pesawat NBO-105 kepada
Kepolisian Republik Indonesia, serta penyerahan helikopter NBELL-412 dan
sebuah kepada kerajaan Malaysia. IPTN bekerjasama dengan General Dynamic
dalam Program Offist untuk F-16, dan bekerjasama juga dengan Boeing Company
dalam memproduksi komponen Boeing 767 dan Boeing 737.
Pada bulan Juni 1988. IPTN menandatangani suatu kerjasama computer
dengan New Medium Development Organization (NEDO), suatu industri
terkemuka di Jepang. Berdasarkan kerjasama tersebut maka didirikan perusahaan
Nusantara Sistem Internasional (NSI) yang mengembangkan perangkat lunak
komputer di IPTN. Pada tahun 1988 IPTN memproduksi pesawat N-250.
Pada bulan Juli 1997. Terjadi krisis finansial Asia yang dimulai di
Thailand, dan memengaruhi mata uang, bursa saham dan harga aset lainnya di
beberapa negara Asia, sebagian Macan Asia Timur. Sebelumnya IPTN mendapat
banyak order pesawat N-250 dari luar negeri, IPTN menerima pesanan 120

pesawat, dan langsung merekrut ribuan karyawan serta mendatangkan mesinmesin pembuat komponen. Namun saat itu dalam pemulihan krisis ekonomi
bersama IMF (International Monetary Fund) mengharuskan Indonesia menerima
sejumlah kesepakatan. Salah satunya adalah Indonesia tidak boleh lagi berdagang
pesawat. IPTN yang sudah terlanjur merekrut ribuan karyawan dan mesin-mesin
pembuat komponen pesawat akhirnya mengalami kerugian karena kesepakatan
itu.
Pada tahun 2000. IPTN merumuskan kembali untuk mewujudkan spirit
Nurtanio 2000 yang menekankan pada penerapan baru, berorientasi bisnis,
strategi untuk memenuhi situasi dengan struktur baru. Pada tanggal 24 Agustus
2000 setelah direstrukturisasi, IPTN kemudian berubah nama menjadi
PT.Dirgantara Indonesia, diresmikan di Bandung oleh Presiden RI ke-4 Alm.
Bapak Presiden K.H. Abdurrahman Wahid.
Pada tahun 2003. PT.Dirgantara Indonesia memutus kerja sembilan ribu
lebih karyawan. Dari 16.000 pekerja PT.DI hanya menyisakan tiga ribu pekerja
baik di bagian produksi maupun manajemen. Kondisi ini membuat PT. Dirgantara
Indonesia menjadi terpuruk.
Pada tahun 2007. PT.Dirgantara Indonesia kembali bangkit. PT.Dirgantara
Indonesia berkerjasama dengan British Aerospace (BAE) yaitu mendapatkan
order

subkontrak sayap pesawat Airbus A380. PT.Dirgantara Indonesia juga

mendapat order dari negara timur tengah yaitu pemesanan 6 pesawat jenis N2130,
dan order dari sejumlah negara memesan CN-235.
Pada tahun 2010. Ditandatanganinya kerjasama antara PTDI dengan
Airbus Military (Spanyol) yaitu memindahkan assembly pesawat 212-400 dari
Airbus Military Spanyol ke PTDI.
Pada tahun 2011. Ditandatanganinya kerjasama antara PTDI dengan
Eurocopter yaitu pembuatan MK2 Tail Bom (Ekor helicopter Super Puma). Pada
bulan Desember 2011, PTDI bekerjasama dengan Airbus Military dalam
pengembangan pesawat CN-235 (2 mesin 23 penumpang) yaitu memodifikasi
pesawat CN-235 menjadi 95 penumpang dengan menambahkan panjang pesawat
sebanyak 3 frame. Penandatanganan kerjasama ini ditandatangani oleh Dirut
PTDI dan Airbus Military yang bertempat di hangar CN-235 Aircraft Integration
yang disaksikan oleh Presiden RI ke-6 Bapak Presiden Dr. H. Susilo Bambang
Yudhoyono.

Tahun 2012 merupakan momen kebangkitan Dirgantara Indonesia. Pada


awal 2012 Dirgantara Indonesia berhasil mengirimkan 4 pesawat CN235 pesanan
Korea Selatan. Selain itu Dirgantara Indonesia juga sedang berusaha
menyelesaikan 3 pesawat CN235 pesanan TNI AL, dan 24 Heli Super Puma dari
EUROCOPTER.
Selain beberapa pesawat tersebut Dirgantara Indonesia juga sedang
menjajaki untuk membangun pesawat C295 (CN235 versi jumbo) dan N219, serta
kerja sama dengan Korea Selatan dalam membangun pesawat tempur siluman
KFX/IFX.
2.2

Struktur Organisasi

2.3 Proses Bisnis Perusahaan

2.4

Tata Letak Pabrik dan Perkantoran Perusahaan

2.5

Utilitas dan Lingkungan Perusahaan

BAB III
PELAKSANAAN MAGANG
3.1

Jadwal Magang Industri

3.1.1

Jadwal Magang Industri Minggu ke-1

N
O

TANGGAL

PEMBAHASAN
Pengenalan Bagian Receiving

08 Juni 2015

Pengenalan Tempat Kerja dan


Fungsinya
Pembahasan Mengenai Bagian

3.1.2

09 Juni 2015

10 Juni 2015

11 Juni 2015

15 Juni 2015

Receiving
Pengenalan Bagian Kerja yang Ada
Pada Departemen Receiving
Pengenalan Seluruh Departemen yang
Ada Di PT. Dirgantara Indonesia
Pengenalan Dokumen pada Departemen
Receiving
Pengenalan Cara Kerja dan Mulai

Jadwal Magang Industri Minggu ke-2


N
TANGGAL
O
1

17 Juni 2015

Bekerja

PEMBAHASAN
Pendataan Jumlah Barang

3.1.3

3.1.4

18 Juni 2015

23 Juni 2015

25 Juni 2015

30 Juli 2015

Pendataan Barang Sesuai Purchase


Order menggunakan Software SAP
Penempatan Barang Setelah
Pengecekan
Pengecekan barang sesuai serial
number
Pemeriksaan barang baru

Jadwal Magang Industri Minggu ke-3


N
O

TANGGAL

PEMBAHASAN

02 Juli 2015

Pemeriksaan Barang Sesuai Pemesanan

09 Juli 2015

Memeriksa dokumen barang

10 Juli 2015

Penempatan dan Pendataan Barang

13 Juli 2015

14 Juli 2015

Pengenalan Dokumen pada Departemen


Receiving
Pengenalan Cara Kerja dan Mulai
Bekerja

Jadwal Magang Industri Minggu ke-4


N
O

TANGGAL

27 Juli 2015

PEMBAHASAN
Pengecekan dan Perhitungan Jumlah
Barang di bagian Assembling

3.2

Pengecekan dan Perhitungan Jumlah

28 Juli 2015

29 Juli 2015

Perhitungan jumlah barang

30 Juli 2015

Penempatan Barang

31 Juli 2015

Pengecekan Dokumen Barang

Barang di bagian Assembling

Lingkup Pekerjaan Magang Industri


Pekerjaan dilakukan di PT. Dirgantara Indonesia pada departemen
Receiving. Departemen Receiving merupakan departemen yang berfungsi sebagai
penerimaa barang yang datang dari supplier untuk memenuhi kebutuhan produksi.
Barang b-barang dari supplier tersebut disimpan pada bagian Receiving untuk
diproses sebelum barang-barang tersebut masuk pada raw material.
Barang barang yang diterima dari supplier sepenuhnya merupakan barang
jadi yang dapat langsung dipakai dalam pembuatan pesawat. Untuk itu,
kelengkapan dari seluruh barang-barang yang datang harus di cek dengan benar
baik secara kualitas dan kuantitas barang yang dipesan. Kelengkapan dokumen
menjadi syarat mutlak dalam diterimanya suatu jenis barang. Hal ini membuat
pengecekan dari seluruh barang yang datang dilakukan dengan cara mengecek
satu per satu dokumen barang. Barang yang datang harus mempunyai lisensi
khusus pembuatan untuk memproduksi barang tersebut.
Dokumen-dokumen yang harus dipenuhi antara lain adalah Bukti
Penyerahan, Barang Import (BI), Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB),
Shipping Invoice dan Surat Pemberitahuan Impor Barang Untuk Ditimbun di
Tempat Penimbunan Berikat.
Bukti Penyerahan, Barang Import (BI) merupakan dokumen yang berisi
mengenai nomor purchase order dan jumlah barang yang dikirim dari suatu
perusahaan ke PT. Dirgantara Indonesia. Berdasarkan dari dokumen tersebut maka
dapat dilakukan pemeriksaan untuk penyesuaian dari kuantitas barang yang
diterima serta ditandatangani oleh supervisor bagian. Surat Persetujuan

Pengeluaran Barang (SPPB) dikeluarkan oleh kantor pelayanan bea dan cukai
kantor

wilayah

dibawah naungan

kementrian keuangan. Dokumen ini

memberikan informasi bahwa barang import yag diterima telah disetujui dan telah
membayar pajak kepada kementrian keuangan. Dokumen ini juga memberitahu
bahwa barang yang dikirim telah terdaftar yang berisi dari data pemasok dan
penerima barang.
Apabila barang yang datang tidak memenuhi syarat yang ditentukan maka
akan dilakukan follow up langsung kepada buyer untuk mengkonfirmasi hal
tersebut. Shipping invoice merupakan dokumen barang yang dikirim dari supplier
ke perusahaan yang menunjukan bahwa barang benar-benar dikeluarkan oleh
supplier.
Data-data dari dokumen yang diperoleh akan menjadi informasi yang
sangat penting untuk di cocokan pada software SAP agar laporan kedatangan
barang dapat diketahui secara cepat oleh seluruh bagian yang lain dan diketahui
oleh bagian buyer.
Barang yang datang tidak seluruhnya berada di bagian receiving tetapi ada
sebagian barang yang langsung dikirim pada assembling. Meskipun demikian,
barang-barang tersebut tetap di cek dan diketahui oleh bagian reciving dan
dilakukan pemeriksaan langsung di bagian assembling karena barang yang datang
tidak akan dapat dipindahkan secara cepat dan berukuran sangat besar seperti
body pesawat yang dibeli langsung.
Barang barang yang telah selesai didata pada software SAP selanjutnya
akan ditempatkan pada rak-rak sesuai jenis komponen masing-masing pesawat.
Barang tersebut diberi tanda berupa receiving voucer yang menandakan bahwa
barang telah siap dikirim kepada bagian raw material.
3.3

Hambatan dan Cara Penanggulangan

BAB IV
ANALISIS
4.1

Identifikasi Masalah

4.2

Landasan Teori

4.3

Analisis

Anda mungkin juga menyukai