Bukan saja para dewa tetapi para resi yang suci dan agung pun
tidak tahu akan asal-usulKu, karena semua dewa-dewa dan
orang-orang suci itu datang dariKu.
Di bab sepuluh ini Sang Krishna melanjutkan keterangan
mengenai DiriNya Yang Sejati, yaitu Yang Maha Esa yang tak dapat
diketahui asal-usulNya, bahkan para dewa dan orang-orang suci baik di
masa silam maupun sekarang ini tidak pernah akan tahu akan hal ini.
Tetapi seseorang yang sadar akan KekuasaanNya, maka diantara mereka
yang dapat binasa di dunia ini (para dewa, manusia dan mahluk-mahluk
lainnya), orang yang bijaksana ini dianggap Yang Maha Esa sebagai
seorang yang sadar dan bebas dari segala dosa. Suatu pengakuan dan
penghormatan yang besar sekali nilainya dari Yang Maha Esa.
Yang Maha Esa adalah asal dari segala-galanya, termasuk para dewa dan
orang-orang suci. Dalam ajaran Kristiani dikatakan tentang St. Paul yang
pernah berkata, Ia adalah tanpa kelahiran dan tanpa asal-mula.
MengenalNya dari sudut berbagai agama dan ajaran sebagai Yang Maha
Agung Dan Suci berarti membebaskan diri kita dari segala dosa-dosa
duniawi.
dan tak tergoyahkan kepada Yang Maha Esa, dan ini harus tanpa pamrih
sedikitpun. Tanpa iman semacam ini tak mungkin kita mencapaiNya.
Melihat (menilai) dengan benar, ilmu pengetahuan, tidakberilusi, pemaaf, tidak-berbohong, kendali-diri dan ketenangan,
penderitaan dan kenikmatan, kelahiran dan kematian, ketakutan
dan keberanian.
Ketujuh orang suci yang agung, keempat orang pada masa yang
silam, juga para Manu, dilahirkan dari sifat dan pikiranKu, dari
merekalah mengalir ras manusia ini.
Dari sifat-sifat dan pikiran agung dan suci Sang Krishna inilah
mengalir manusia-manusia agung dan dewa-dewa yang kemudian menjadi
cikal-bakal dari manusia dewasa ini. Ketujuh orang yang disebut di atas
adalah orang-orang suci yang penuh dengan kesadaran Ilahi, nama dari
2
yang pertama adalah Bhrigu dan yang terakhir disebut Washita, dan
dianggap dalam agama Hindu sebagai para guru kebijaksanaan di masa
yang silam.
Dan keempat orang yang disebut sebagai manusia-manusia di masa silam
adalah empat orang Kumara (yaitu perjaka-perjaka yang tak pernah
melakukan hubungan seksual), yang lahir dari pikiran Yang Maha Esa, dan
disebut juga nama-nama mereka: Sanata, Sanaka, Sanatana dan Sanandana.
Para orang suci (resi), para Manu (asal kata dari manusia pertama), dan
para Kumara ini adalah cikal-bakal dari manusia di dunia ini. Merekalah
alat-alat Yang Maha Kuasa di dunia pada masa yang silam, pada masa
permulaan peradaban manusia.
Berkatalah Arjuna:
Dikau adalah Sang Brahman Yang Agung dan Suci, Tujuan Yang
Agung dan Suci. Dikau adalah Yang Abadi, Seorang Manusia Yang
Agung dan Suci, Tuhan Yang Terutama, Yang Tak Dilahirkan dan
Yang Maha Hadir di mana pun juga.
12
Dengan Nama-Nama itu DiKau telah disebut dan dipuja oleh para
resi, juga oleh resi Narada yang agung, juga oleh Asita, Devala
13
dan Vyasa. Dan sekarang (oh Krishna), DiKau Sendiri pun
menyabdakanNya kepada ku.
Narada disebut juga Dewa Resi, gurunya para dewa. Narada
adalah salah seorang bhakta (pemuja) Yang Maha Esa yang sifatnya
agung dan suci, dan Sang Batara Narada ini selalu bernyanyi dan memuja4
19
rembulan.
Yang disebut Aditya ini adalah dewa-dewa cahaya, dan Batara
Vishnu adalah pimpinan tertinggi para dewa cahaya ini. Sedangkan Marichi
adalah pemimpin para Marut, dewa-dewa badai, angin-topan dan malapetaka.
Di antara Veda-Veda Aku adalah Sama-Veda, di antara para dewa
22 Aku adalah Indra, di antara indra-indra Aku adalah pikiran; dan
Aku adalah kesadaran di antara para mahluk-hidup.
Sama-Veda adalah Veda yang paling musikal dan indah, sedangkan Indra
adalah raja atau pemimpin para dewa. Dewa Indra adalah juga dewa
angkasa. Pikiran adalah raja diantara semua indra-indra kita. Dalam tubuh
atau raga kita, pikiran ini yang paling sukar untuk dikendalikan. Dalam
ilmu-psikologi (jiwa) Hindu kuno disebutkan bahwa semua indra-indra kita
kendalikan, dimotori dan dikuasai oleh pikiran (mana).
23
24
25
Di antara para resi yang agung Aku adalah Bhrigu, di antara kata7
10
sebaiknya kita belajar untuk mengenal alam ini dahulu. Kita seharusnya
belajar mengenal ciptaan-ciptaanNya di alam sekitar kita dan di alam
semesta dan baru kemudian belajar mengenalNya Yang penuh dengan
mukjizat dan kegaiban yang tak dapat di bayangkan apa adaNya ini.
Coba saja perhatikan, jangan jauh-jauh, perhatikan tubuh kita sendiri,
bukankah raga ini sebuah ciptaan yang maha hebat? Belum lagi ciptaanciptaanNya yang tersebar di seluruh alam semesta yang tak terbatas ini.
Dan kalau kita mengenal dan sadar akan segala Kebesaran dan
KeagunganNya ini, maka seyogyanyalah kita memujaNya dengan tulus
dan rendah hati, dan bekerja sesuai dengan dharma-bhakti yang murni,
tulus, yaitu demi dan untuk Ia semata dan tanpa pamrih. Dan seandainya
seorang bhakta (pemuja) bersikap tulus semacam ini, maka Sang Krishna
pun akan hadir di dalam dirinya, memberkahinya dan memberikannya
kekuatan untuk lebih mengenalNya, dan lebih mengenal ajaran-ajaranNya
yang Agung dan Suci. Yang Maha Kuasa pun akan menghilangkan rasa
takut dan khawatir bhakta ini, menghilangkan kebodohannya dan mengisi
jiwa sang pemuja ini dengan Penerangan dan Keagungan serta Kesucian
Ilahi. Om Tat Sat. Yang Maha Esa bahkan menjamin segala kebutuhan
hidupnya, menjauhkannya dari segala mara-bahaya, dan percaya atau
tidak Sang Krishna akan hadir secara pribadi dengan caraNya yang
misterius mengantar Sang Pemuja ini ke HadiratNya, tempat Yang Maha
Esa bersemayam. Banyak sekali pengalaman-pengalaman dari para resi
dan Orang-orang suci baik di zaman dahulu maupun pada abad modern
ini, yang menunjukkan bahwa Yang Maha Kuasa hadir dengan caraNya
Yang Unik dan terasa kehadiranNya oleh para pemujaNya, pada saat-saat
tertentu dalam hidup kita dari masa ke masa. Sebelum diakhiri bab ini ada
baiknya kita merenungkan diri pada untaian kata-kata yang dapat sering
kita jumpai dan dapat dihayati oleh siapa saja, yang isinya kira-kira seperti
berikut:
Di mana ada iman,
Di situ ada kasih.
Di mana ada kasih,
Di situ ada kedamaian.
Di mana ada kedamaian,
Di situ ada kekuatan.
Di mana ada kekuatan,
Di situ ada Yang Maha Esa
Di mana ada Yang Maha Esa,
Di situ tak diperlukan sesuatu apapun lagi.
13