09e01547 PDF
09e01547 PDF
NIM
: 050422006
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Disetujui oleh :
Pembimbing
Diketahui oleh :
Ketua Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
ABSTRAK
power atau dengan kata lain pemindahan beban dari PLN ke Turbin, karena untuk
daya dari PLN setiap pukul 18.00 sampai pukul 23.00 tidak digunakan, karena
pada jam terssebut PT. PLN Persero menggunakan dayanya untuk melayani beban
puncak di masyarakat. Di samping itu, PLTD juga berfungsi untuk memberikan
daya secara cepat jika unit PLTU mengalami gangguan.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Adapun judul dari Tugas Akhir ini adalah :
STUDI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP
DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL
APLIKASI PT. MUSIM MAS KIM II MEDAN
Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Teknik di Departemen Teknik Elektro Program Pendidikan Sarjana
Ekstension Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis mendapat bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ayahanda dan Ibunda yang tercinta dan seluruh keluarga yang telah
memberikan bantuan baik material maupun moril sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir. Satria Ginting selaku dosen Pembimbing Tugas Akhir penulis.
3. Bapak Ir. Nasrul Abdi, MT selaku Ketua Departemen Teknik Elektro
Program Pendidikan Sarjana Ekstension USU.
4. Bapak Ir. R Sugih Arto Yusuf selaku Dosen Wali penulis.
5. Para dosen dan seluruh staff pengajar dan pegawai di Jurusan Teknik
Elektro USU.
6. Seluruh rekan kerja di bagian Pembangkit Listrik dan Electrical Instrument
di PT. Musim Mas KIM 2 Medan.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
telah
membantu
penulis
baik
dalam
perkuliahan
maupun
Medan,
Februari 2009
Penulis
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
ABSTRAK....i
KATA PENGANTAR....iii
DAFTAR ISIv
DAFTAR GAMBAR.....vii
DAFTAR TABEL DAN GRAFIKx
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
I.2
Tujuan Penulisan.2
I.3
I.4
Batasan Masalah.......3
I.5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
II.2
II.3
II.4
Generator Sinkron..26
II.5
Governor53
II.6
II.7
Kapasitor Bank..........................................................................................62
BAB III
III.1
III.2
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
III.3
III.4
BAB IV
IV.1
IV.2
IV.3
BAB V
V.1
Kesimpulan..............................................................................................118
V.2
Saran.........................................................................................................118
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................120
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1
Gambar II.2
Gambar II.3
Gambar II.4
Gambar II.5
Gambar II.6
: Boiler................................................................................15
Gambar II.7
Gambar II.8
Gambar II.9
Gambar II.10
: Turbin Tangensial............................................................19
Gambar II.11
Gambar II.12
: Sistem Kondensor............................................................20
Gambar II.13
: Deaerator.........................................................................21
Gambar II.14
Gambar II.15
Gambar II.16
Gambar II.17
: Generator Sinkron............................................................27
Gambar II.18
Gambar II.19
Gambar II.20
Gambar II.21
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Gambar II.22
: Arus Sinkronisasi.................................39
Gambar II.23
Gambar II.24
Gambar II.25
Gambar II.26
Gambar II.27
Gambar II.28
Gambar II.29
: Diagram Frekuensi-Daya.................................................49
Gambar II.30
: Diagram Frekuensi-Daya.................................................50
Gambar II.31
Gambar II.32
Gambar II.33
Gambar II.34
Gambar II.35
: Skema Governor..54
Gambar II.36
Gambar II.37
Gambar II.38
Gambar II.39
Gambar II.40
: Segitiga Daya...62
Gambar II.41
Gambar III.1
Gambar III.2
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Gambar III.3
Gambar III.4
Gambar III.5
: Konstruksi Turbin............................................................72
Gambar III.6
Gambar III.7
Gambar III.8
Gambar III.9
Gambar III.10
Gambar III.11
: Panel Sinkron...................................................................91
Gambar III.12
Gambar III.13
Gambar III.14
Gambar IV.1
Gambar IV.2
Gambar IV.3
Gambar IV.4
Gambar IV.5
Gambar IV.6
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Tabel III.1
Tabel III.2
Tabel III.3
Tabel III.4
Tabel III.5
Tabel III.6
Tabel III.7
Tabel VI.1
Tabel IV.2
Tabel IV.3
Grafik IV.1
Grafik IV.2
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Tenaga listrik merupakan salah satu kebutuhan yang paling pokok untuk
menunjang kehidupan manusia saat ini. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
dalam rumah tangga maupun bisnis, manusia memerlukan tenaga listrik. Secara
umum dapat dikatakan bahwa tenaga listrik merupakan salah satu prasyarat
kehidupan manusia, dan perkembangan kehidupan manusia memerlukan
tambahan
penyediaan
tenaga
listrik.
Orang
mengatakan
bahwa
untuk
penyediaan
dan
pelayanan
energi
listrik
tersebut
selain
mendapatkan daya dari PT. PLN Persero, maka perusahaan ini memiliki mesinmesin pembangkit yang terdiri dari unit PLTU dan unit PLTD.
Secara garis besar unit-unit pembangkit ini melayani beberapa plant atau
dengan kata lain beban-beban pembangkit, meliputi:
1. Oleic Acid
2. Flaker, Chiller dan Cooling Water
3. Spray Beading, TF-3 Bagging, Drumming
4. Soap Plant (Finishing dan Main Office)
5. Main Plant FA-2
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
6. Utility FA-2
7. Soap Plant (Sela dan Main Lab)
8. MCT
9. Speciallity Fat
10. Utility (RO Water, Air Comp.)
11. TF-4 dan Cooling Tower
12. Utility (TF-1, N2, Air Comp.)
13. Hydrogent (Caloric)
14. Main Plant FA-1
15. Fatty Alcohol-Turbo Compressor
16. Fatty Alcohol-Main Plant
17. Fatty Alcohol-Utilty / Hydrogent
Jenis pembangkit yang digunakan perusahaan ini adalah PLTU, karena
pembangkit jenis ini cukup ekonomis karena bahan bakar yang digunakan tidak
terlalu mahal berupa cangkang kelapa sawit dan lahan yang dibutuhkan tidak
terlalu luas.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
3. BAB III
4. BAB IV
5. BAB V
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP
Sesuai dengan nama pembangkitnya, PLTU adalah suatu pembangkit
tenaga listrik yang menggunakan energi bahan bakar seperti minyak residu,
batubara, cangkang kelapa sawit, gas alam atau sampah untuk memanaskan uap
secara berulang-ulang.
suhu
uap
boiler
Ek
turbin
1
air
Em
4
pompa
Eb
a
kondensor
entropi
Q+
(input)
turbin
B
2
boiler
C
W+
(output)
uap
uap 3
air
A
air
D
4
W-
kondensor
pompa
Q-
= Ek = Em - Eb
Em
Em
atau udara yang dipakai sebagai penerima. Dalam diagram suhu-entropi hal ini
berarti menurunkan garis suhu 4-3. Hal ini dapat dilakukan dengan air pendingin
pada kondensor yang mempunyai suhu yang lebih rendah. Akan tetapi hal ini
sangat terbatas, karena air pendingin yang dapat dipakai hanyalah apa yang
tersedia, yaitu air laut, air sungai, atau air danau yang ada.
Dalam gambar II.1(c) adalah identik dengan gambar sebelumnya yaitu
gambar II.1(a) dan II.1(b), hanya saja melalui gambar ini akan dijelaskan secara
rinci mengenai kondisi termodinamika dari siklus Rankine dengan melakukan
penurunan formulasi sebagai berikut :
1. Kerja pompa (A) :
Wpompa = h4 h1 (tanda negatif menyatakan pompa menerima kerja luar).
2. Energi panas yang dimasukkan ke sistem (B) :
qboiler = h2 h1
3. Kerja turbin (C) :
Wturbin = h2 h3
4. Sistem kondensor (D) :
qkond
= Qboiler + Qkondensor
= Wturbin + Wpompa
7. Efisiensi siklus :
Wnet
qboiler
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Keterangan :
Wpompa
Wturbin
Wnet
h1
h2
h3
h4
qboiler
qkond
qnet
(entalpy suatu sistem : penjumlahan dari energi dalam / internal energy dengan
hasil kali tekanan dan volume sistem).
Peningkatan efisiensi dapat pula dicapai dengan proses pemanasan ulang.
Proses pemanasan ulang ini terlihat pada Gambar II.2(a). Turbin uap terbagi dua
bagian, yaitu bagian Tekanan Tinggi (TT) dan bagian Tekanan Rendah (TR). Uap
yang telah dipakai pada taraf pertama meninggalkan bagian TT pada titik 3 dan
dialirkan kembali ke boiler untuk pemanasan ulang, kemudian dimasukkan lagi ke
turbin pada titik 4 dan dipakai oleh bagian TR turbin uap tersebut.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Ek
2
G
3
4
uap tekanan
rendah
1
air
Em
5
6
5
6
Eb
pompa
kondensor
(a)
entropi
(b)
uap tekanan
rendah
boiler
box
turbin
Ek
Eb
6
kondensor
entropi
(a)
(b)
400
temperatur C
300
P1
200
usefull heat
100
24,1
0
A``
P2
A`
D`
-100
rejected heat
-200
-273
1
5
6
entropy, kJ/kg K
: Boiler
: Pompa
: Drum
Q1
: Pipa-pipa Boiler
Q2
: Superhiter
Q3
: Pemanas Ulang
: Kondensor
: Pemanasan Awal
10
11
: Generator
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
10
1 Q
3
uap tekanan
menengah
Q2
uap tekanan
rendah
uap tekanan
tinggi
turbin
Q1
P
11
8
air
pendingin
P
7
P
steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui system pemipaan ke titik pengguna.
Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau
dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang
digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang
dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada
jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem. Air yang disuplai ke boiler untuk
dirubah menjadi steam disebut air umpan. Dua sumber air umpan adalah: (1)
Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan (2) Air
makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang
boiler dan plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi,
digunakan economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah
panas pada gas buang.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
berupa putaran poros turbin. Selanjutnya poros turbin dikopel dengan poros
generator untuk menghasilkan energi listrik.
Ditinjau dari cara kerja transfer energi uap ke poros, turbin uap dapat
dibedakan atas dua tipe :
1. turbin reaksi
2. turbin impuls
Apabila ditinjau dari aliran uap, turbin uap dapat diklasifikasikan atas tiga tipe,
yaitu :
i. turbin aliran radial
ii. turbin aliran tangensial
iii. turbin aliran aksial
II.2.2.1 Turbin Reaksi
Dirancang pertama kali oleh Hero 120 tahun sebelum masehi. Reaksi ini
pancaran uap yang keluar dari nosel (nozzle) mendorong rotor sehingga berputar
(gambar II.7).
II.2.2.2 Turbin Impuls
Jenis turbin ini pertama kali dibuat oleh Branca pada tahun 1629, lihat
gambar II.8 untuk prinsip kerjanya. Pancaran uap yang keluar dari nosel
menghembus daun-daun rotor (disebut blade) sehingga rotor berputar
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Ket : Sudu diam (A, A1, A2), sudu bergerak (B, B1, B2)
Gambar II.7 Prinsip Kerja Turbin Reaksi
Ket : nozzle (A, AA), sudu bergerak (B1, B2, BB1, BB2), sudu diam (C, CC)
Gambar II.8 Prinsip Kerja Turbin Impuls
II.2.2.i Turbin Aliran Radial
Turbin terdiri dari dua rotor dengan blades dipasang berselangan. Turbin
aliran ini dikembangkan oleh Ljungstorm (gambar II.9). Kedua rotor berputar
dengan arah saling berlawanan, dan masing-masing rotor dikopel terhadap dua
generator terpisah. Arah aliran uapnya radial (tegak lurus menjauhi poros), oleh
karena itu dinamakan turbin aliran radial.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
II.2.3 Kondensor
Kondensor merupakan peralatan untuk mengembunkan kembali uap yang
telah dimanfaatkan untuk memutar turbin uap. Hal ini diperlukan untuk
menghemat sumber air yng ada di sekitarnya serta menkamin kemurnian air yang
digunakan dalam sistem turbin uap agar tidak terjadi pengendapan maupun
kotoran-kotoran yang dapat merusak. Sebagai pendingin kondensor biasanya
menggunakan air dingin seperti air sungai, laut atau air tanah yang sudah diproses
melalui water treatment terlebih dahulu.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
uap dari
turbin
air pendingin dari pipa
sekat
arah aliran air
pompa air
pendingin
pipa
air hasil
kondensasi
II.2.4 Deaerator
Fungsi deaerator adalah untuk membuang gas-gas atau udara yang tidak
terkondensasi yang terbawa ke dalam air pengisi. Jenis deaerator ada yang
langsung terintegrasi dengan steam drum dan ada yang terpisahkan atau tersendiri.
Gas yang tidak bisa terkondensasi sifatnya merugikan yaitu menghambat
perpindahan panas dan udara bisa menyebabkan korosi di bagian dalam pipa-pipa
air.
Air yang telah dijernihkan maupun air yang telah jernih perlu dilunakkan
dengan proses kimia. Reaksi kimia ini menimbulkan berbagai endapan yang harus
disaring oleh saringan atau proses pemurnian pendahuluan. Langkah berikutnya
adalah demineralisasi, yaitu suatu proses kimia untuk menghilangkan mineralmineral yang masih terdapat dalam air. Kemudian air yang keluar dari instalasi
deminearalisasi masih mengandung gas-gas oksigen dan amoniak. Untuk
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
mengeluarkan gas-gas ini, air yang keluar dari instalasi demineralisasi dialrkan ke
deaerator.
Pompa ini dikopel dengan poros turbin, pompa ini berfungsi untuk memberikan
suplai pelumasan pada turbin ketika turbin telah berputar pada putaran normalnya.
Selain itu, pompa pelumas utama juga mensuplai oli untuk keperluan sistem
governor seperti power oil dan pilot oil.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Pompa ini digerakkan oleh motor listrik AC dan mensuplai minyak ke turbin bila
pompa minyak pelumas utama tidak dapat mensuplai misalnya ketika putaran
rendah atau pada saat start turbin. Seperti pompa minyak utama, selain mensuplai
sistem pelumasan, pompa ini juga untuk mensuplai power oil dan pilot oil.
3
1
2
8
10
13
11
16
17
18
14
19
15
Keterangan gambar :
1
: mesin diesel
10
: generator
11
: kompresor
: saringan udara
12
: tangki air
: peredam kebisingan
13
: pompa air
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
14
: menara pendingin
15
: suplesi air
16
17
18
19
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
busi
katub
masuk
gas buang
keluar
katub
keluar
silinder
torak
batang
penghubung
poros engkol
tangan engkol
(1) Langkah
pemasukan dan
penghisapan
(2) Langkah
kompresi
(3) Langkah
ekspansi & kerja
(4) Langkah
pembuangan
P
3
ekspansi
awal injeksi
kompresi
2
5
5
2
(a)
(b)
(c)
: kompresi isentropic
2-3
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
3-4
4-5
: ekspansi isentropik
5-1
Mesin ini sering disebut juga motor diesel sesuai dengan nama dari pembuatnya,
yaitu seorang Jerman yang bernama Diesel. Pada mesin ini penambahan panas
atau energi senantiasa dilakukan pada tekanan yang konstan. Efisiensi termal dari
motor diesel adalah sebagai berikut :
Q23 Q3 4 Q51
1
=
k 1
Q23 + Q3 4
V5
V2
di mana :
Q2-3
Q3-4
Q5-1
V5
V2
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
2. Rotor
Rotor terdiri dari tiga komponen utama, yaitu :
a. Slip Ring
Slip ring merupakan cincin logam yang melingkari poros rotor tetapi
dipisahkan oleh isolasi tertentu. Terminal kumparan rotor dipasangkan ke slip
ring. Slip ring ini kemudian dihubungkan ke sumber DC daya luar melalui sikat
(brush) yang ditempatkan menempel pada slip ring. Sikat ini merupakan batang
grafit yang terbuat dari senyawa karbon yang bersifat konduktif dan memiliki
koefisien gaya gesekan yang sangat rendah.
b. Kumparan Rotor (medan)
Kumparan medan merupakan unsur yang memegang peranan utama dalam
menghasilkan medan magnet. Kumparan medan ini ditempatkan di bagian rotor
dari generator. Kumparan ini mendapatkan arus searah dari sumber eksitasi
tertentu.
c. Poros Rotor
Poros rotor merupakan tempat peletakan kumparan medan, di mana pada
poros rotor tersebut telah terbentuk slot-slot secara paralel terhadap poros rotor
sehingga penempatan kumparan medan dapat diatur sesuai dengan rancangan
yang dikehendaki.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
= N
= N
d
dt
d ( BA cos )
dt
NBA
d (cos )
dt
Laju perubahan fluks magnetik ini bisa disebabkan oleh salah satu
perubahan berikut :
1. perubahan luas bidang kumparan A (B dan tetap)
2. perubahan besar induksi magnetik B(A dan tetap)
3. perubahan sudut antara arah B dan dengan arah normal bidang
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
rangkaian
generator
sinkron
generator DC
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
exicter
kumparan jangkar
exicter
generator sinkron
IF
rotor
kumparan medan
generator utama
stator
RF
kumparan jangkar
generator utama
input tiga fasa (arus rendah)
bagian belitan medan dari generator sinkron. Hal ini dimungkinkan karena dioda
penyearah ditempatkan pada bagian shaft yang dimiliki bersama-sama oleh rotor
generator sinkron dan exicter-nya, kemudian pada shaft inilah dioda penyearah
tadi dilekatkan.
Arus medan pada generator sinkron langsung dikontrol oleh arus yang
mengalir pada medan exicter, dan dalam hal ini exicter berfungsi sebagai suatu
power amplifier. Dioda penyearah yang dipergunakan dirancang sedemikian rupa
sehingga mampu bertahan melawan daya sentrifugal yang dirasakannya.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
pilot exciter
kumparan jangkar
exicter
medan pilot
exicter
penyearah
tiga fasa
IF
generator sinkron
rotor
kumparan medan
generator utama
magnet
permanen
IF
RF
stator
kumparan jangkar
pilot exiciter
kumparan medan
exicter
kumparan jangkar
generator utama
proteksi stator
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
proteksi rotor
Proteksi stator meliputi proteksi tegangan lebih, proteksi arus lebih,
4. urutan fasa kedua generator harus sama atau urutan fasa generator yang
akan diparalelkan harus sama dengan jaringan.
} }
Z1
E1
G1
X1
R1
Z2
E2
G2
X2
R2
E1
0
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Er
E2
E1
0
Is
Er
(Z1 + Z 2 )
Misalkan kini kedua mesin hanya memiliki reaktansi mendekati nol. Arus
sinkronisasi Is kan tegak lurus terhadap ggl Er atau sefasa dengan ggl salah satu
mesin, misalkan E2 (Gambar II.8b). Dalam hal ini mesin 2 akan memberi daya
nyata kepada mesin 1, agar mesin ini dapat berjalan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa untuk memungkinkan generator beroperasi paralel, adanya
reaktansi mutlak diperlukan.
Bilamana dua generator berada dalam keadaan sinkronisasi penuh maka
kedua ggl yang diinduksikan adalah sama dan berbeda fasa 1800, sebagaimana
terlihat pada Gambar II.9a, dan tidak terdapat arus mengalir dalam rangkaian
setempat. Bilamana kedua ggl sama besarnya tapi berbeda fasa tidak tepat 1800,
maka resultan ggl Er bergerak di dalam rangkaian setempat dan mengakibatkan
mengalirnya apa yang dikenal sebagai arus sinkronisasi.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
E2
Er
2
E2
E1
0
E2
Is
E1
180 0
= 2E cos
2
= 2E cos 90 0
2
= 2E sin
2
= 2E
2
=E
Pendekatan di atas berlaku jika sudut memilki nilai yang kecil sekali. Besar
sinkronisasi Is adalah :
Is
Er
Z
E
Z
X
= arc tg s
R
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
di mana Z merupakan impedansi gabungan per fasa dari kedua generator atau
generator dengan jaringan yang memilki kekuatan yang tak terhingga. Bilamana
reaktansi generator diketahui, maka arus sinkronisasi adalah :
Is
E
Xs
= E2 Is cos 2 + rugi-rugi
= E1 Is cos 1 = E1 Is
E1
=E
karena :
= E
Xs
E 2
Xs
3E 2
Xs
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
= Ts 2
Ts
= Ps3
ns
60
60
2n s
di mana :
ns
: frekuensi
: jumlah kutub
120 f
p
Misalkan kembali dua generator yang memiliki ggl tepat sefasa (relatif
terhadap beban luar), akan tetapi besaran E1 dan E2 tidak sama (E1 lebih besar dari
E2). Resultan Er adalah sebesar E1 E2 dan bertindak di dalam rangkaian setempat
dan menyebabkan terjadinya arus sinkronisasi Is di dalam rangkaian lokal. Arus
sinkronisasi Is ini terbelakang fasa pada Er atau E1 sebesar 900. Sebaliknya E2
tertinggal fasa 900 pada Is, sebagaimana terlihat pada Gambar II.10. Dengan
demikian arus sinkronisasi memiliki efek demagnetisasi pada mesin pertama,
sehingga menghasilkan penurunan E1 serta efek demagnetisasi pada mesin kedua
dan mengakibatkan peningkatan E2. Dengan demikian perbedaan antara E1 dan E2
diperkecil dan kondisi stabil diperoleh kembali.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Er
E2
E1
90
90
Is
= E1 I1 Z1, dan
= E2 I2 Z2
Z1
I1
E1
Z2
I2
E2
I
Z
= I Z = (I1 + I2) Z
I1
E1 V
, dan
Z1
I2
E2 V
,
Z2
E1 V
E V
+ 2
Z1
Z2
Atau :
1
E
1
1 E
V +
+ = 1 + 2
Z1 Z 2 Z Z1 Z 2
Atau :
E1
Z1
Z1
+ 1
E2
Z2
Z2
+1
mengubah daya reaktif, kita perlu mengatur daya reaktif yang dihasilkan karena
akan mempengaruhi daya reaktif yang merupakan daya yang disuplai ke beban.
Karakteristik pembebanan generator yang beroperasi paralel dalam hubungannya
dengan pengaturan frekuensi dan tegangan terminal generator dapat dilihat pada
Gambar II.25.
N
Nbn
Nbp
Pbp
kW
Pbp
kW
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
V
Vbn
Vbp
-Q
konsumsi kVAr
Q bp
Q (daya reaktif)
suplai kVAr
: frekuensi
: tegangan terminal
: daya nyata
: daya reaktif
bn
bp
Tanda positif (+) pada Gambar II.25 (c) di atas, generator memasok daya rektif,
sedangkan tanda minus (-) berarti generator menyerap / mengkonsumsi daya
reaktif. Dari Gambar II.25 (b) dapat diturunkan rumus hubungan frekuensi dan
daya listrik sebagai berikut :
Pout
= kk . (fbn fsis)
di mana :
Pout
kk
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
fbn
fsis
beban
generator
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
-P
konsumsi
+
0
P (daya aktif)
suplai kW
-Q
konsumsi
+
0
Q (daya reaktif)
suplai kVAr
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
generator memasok daya yang melebihi dari yang dibutuhkan beban, maka daya
listrik tersebut akan dikonsumsi oleh jaringan tersebut.
Berikut ini adalah gambar / diagram frekuensi-daya generator yang
dihubungkan paralel dengan jaringan tidak berhingga.
f (Hz)
f bn
f bp
Pb = P j + Pg
kW
jaringan
Pg generator
Pj
kW
Pb
Pg
Pb
fbn
fbp
mengambang (floating) pada jaringan tersebut dan memasok daya nyata yang
kecil, serta dengan daya reaktif yang kecil pula (atau tidak sama sekali). Hal ini
dapat dilukiskan pada diagram frekuensi-daya sebagai berikut :
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
f (Hz)
f bn
f bp
kW
kW
Pg
f bp
kW
Pg
+
kW
beban
generator2
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
2I
Ib
Ia
EA
EB
IS
2I
IS
Ia = Ib = I
GA
GB
IS
E A EB
2Z S
QA
kondisi 2
GA
Q beban
QB
GB
GB
B
Pbeban
Pbeban
PA = PB = 12 P beban
A = B
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
kondisi 2
QA
Q beban
GA
A
QB
GB
Pbeban
GB
Pbeban
PA = PB = 12 P beban
A = B
mengatur bahan bakar yang masuk sistem pembangkit agar dapat memutar turbin
ke putaran normalnya sehingga frekuensi menjadi normal kembali.
Terdapat dua tipe governor yang biasa digunakan yaitu tipe elektronik dan
hidrolik mekanik. Governor elektronik dipasang pada mesin yang baru tetapi yang
paling umum digunakan adalah governor hidrolik mekanik.
Pada governor mekanis, kecepatan putar poros generator yang sebanding
dengan frekuensi yang dihasilkan generator didapat dengan menggunakan bolabola berputar yang menghasilkan gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal ini
dibandingkan dengan gaya mekanik yang didapat dari pegas referensi. Selisih
besarnya gaya sentrifugal dengan pegas ini menjadi sinyal penggerak sistem
mekanis atau sistem hidrolik yang selanjutnya akan menambah uap.
(keadaan tidak stabil) pada governor. Besarnya umpan balik dapat diatur melalui
penyetelan posisi engsel E.
Pada governor elektronik, deteksi frekuensi dilakukan melalui generator
kecil yang mempunyai magnet permanen sehingga tegangan jepitnya sebanding
dengan putarannya. Karena generator kecil ini dikopel secara mekanis dengan
poros generator utama maka putarannya sebanding dengan putaran generator
utama, sehingga tegangan jepit generator kecil ini sebanding dengan frekuensi
generator utama. Selanjutnya tegangan jepit generator kecil ini dibandingkan
dengan tegangan referensi di mana selisihnya menajdi sinyal penggerak sistem
elektronik seperti halnya pada governor hidrolik.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
pertama yang sudah memikul beban diharapkan terjadinya pembagian beban yang
semula
generator
menghasilkan keluaran arus yang dapat diatur dari 0 % sampai dengan 100%
kemampuannya. Jadi masukan ke mesin penggerak sebanding dengan keluaran
arus generatornya atau dengan kata lain pengaturan governor 0 % sampai dengan
100 % sebanding dengan arus generator 0% sampai dengan 100 % pada tegangan
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
.
Gambar II.38 Pengkabelan Alat Pembagi Beban
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Daya aktif, diukur dalam kilowatt (kW), merupakan daya nyata (daya
poros, daya yang sebenarnya) yang digunakan oleh beban untuk melakukan tugas
tertentu. Terdapat beban tertentu seperti motor, yang memerlukan bentuk lain dari
daya yang disebut daya reaktif (kVAR) untuk membuat medan magnet. Walaupun
daya reaktif merupakan daya yang tersendiri, daya ini sebenarnya merupakan
beban (kebutuhan) pada suatu sistim listrik. Berikut dapat dilihat hubungan dari
ketiga daya listrik dalam segitiga daya pada Gambar IV.3 di bawah ini.
P-daya aktif (kW)
cos
S-d
ay
at
Q-daya reaktif
(kVAr)
ota
l (k
VA
(kW ) 2 + (kVAr ) 2
daya aktif
daya total
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
kW
kVA
= cos
Faktor daya selalu lebih kecil atau sama dengan satu. Secara teoritis, jika
seluruh beban daya yang dipasok oleh pembangkit listrik memiliki faktor daya
satu, daya maksimum yang ditransfer setara dengan kapasitas sistim
pendistribusian. Sehingga, dengan beban yang terinduksi dan jika faktor daya
berkisar dari 0,2 hingga 0,3, kapasitas jaringan distribusi listrik menjadi tertekan.
Jadi, daya reaktif (kVAR) harus serendah mungkin untuk keluaran kW yang sama
dalam rangka meminimalkan kebutuhan daya total (kVA).
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Sebelum
Kompensasi
cos
0,40
0,41
0,42
0,43
0,44
0,45
0,46
0,47
0,48
0,49
0,50
0,51
0,52
0,53
0,54
0,55
0,56
0,57
0,58
0,59
0,60
0,61
0,62
0,63
0,64
0,65
0,66
0,67
0,68
0,69
0,70
0,71
0,72
0,73
0,74
0,75
0,76
0,77
0,78
0,79
0,80
0,81
0,82
0,83
0,84
0,85
0,86
0,87
0,88
0,89
0,90
0,85
1,67
1,60
1,54
1,48
1,42
1,36
1,31
1,26
1,21
1,16
1,11
1,07
1,02
0,98
0,94
0,90
0,86
0,82
0,78
0,75
0,71
0,68
0,65
0,61
0,58
0,55
0,52
0,49
0,46
0,43
0,40
0,37
0,34
0,32
0,29
0,26
0,24
0,21
0,18
0,16
0,13
0,10
0,08
0,05
0,03
0,00
-
0,86
1,70
1,63
1,57
1,51
1,45
1,39
1,34
1,28
1,23
1,19
1,14
1,09
1,05
1,01
0,97
0,93
0,89
0,85
0,81
0,78
0,74
0,71
0,67
0,64
0,61
0,58
0,54
0,51
0,48
0,46
0,43
0,40
0,37
0,34
0,32
0,29
0,26
0,24
0,21
0,18
0,16
0,13
0,10
0,08
0,05
0,03
0,00
-
0,87
1,72
1,66
1,59
1,53
1,47
1,42
1,36
1,31
1,26
1,21
1,17
1,12
1,08
1,03
0,99
0,95
0,91
0,87
0,84
0,80
0,77
0,73
0,70
0,67
0,63
0,60
0,57
0,54
0,51
0,48
0,45
0,43
0,40
0,37
0,34
0,32
0,29
0,26
0,24
0,21
0,18
0,16
0,13
0,10
0,08
0,05
0,03
0,00
-
0,88
1,75
1,68
1,62
1,56
1,50
1,44
1,39
1,34
1,29
1,24
1,19
1,15
1,10
1,06
1,02
0,98
0,94
0,90
0,86
0,83
0,79
0,76
0,73
0,69
0,66
0,63
0,60
0,57
0,54
0,51
0,48
0,45
0,42
0,40
0,37
0,34
0,32
0,29
0,26
0,24
0,21
0,18
0,16
0,13
0,10
0,08
0,05
0,03
0,00
-
0,89
1,78
1,71
1,65
1,59
1,53
1,47
1,42
1,37
1,32
1,27
1,22
1,17
1,13
1,09
1,05
1,01
0,97
0,93
0,89
0,86
0,82
0,79
0,75
0,72
0,69
0,66
0,63
0,60
0,57
0,54
0,51
0,48
0,45
0,42
0,40
0,37
0,34
0,32
0,29
0,26
0,24
0,21
0,19
0,16
0,13
0,11
0,08
0,05
0,03
0,00
-
0,90
1,81
1,74
1,68
1,62
1,56
1,50
1,45
1,39
1,34
1,29
1,25
1,20
1,16
1,12
1,07
1,03
1,00
0,96
0,92
0,88
0,85
0,81
0,78
0,75
0,72
0,68
0,65
0,62
0,59
0,56
0,54
0,51
0,48
0,45
0,42
0,40
0,37
0,34
0,32
0,29
0,27
0,24
0,21
0,19
0,16
0,13
0,11
0,08
0,06
0,03
0,00
0,91
1,84
1,77
1,71
1,64
1,59
1,53
1,47
1,42
1,37
1,32
1,28
1,23
1,19
1,14
1,10
1,06
1,02
0,99
0,95
0,91
0,88
0,84
0,81
0,78
0,74
0,71
0,68
0,65
0,62
0,59
0,56
0,54
0,51
0,48
0,45
0,43
0,40
0,37
0,35
0,32
0,29
0,27
0,24
0,22
0,19
0,16
0,14
0,11
0,08
0,06
0,03
0,92
1,87
1,80
1,73
1,67
1,61
1,56
1,50
1,45
1,40
1,35
1,31
1,26
1,22
1,17
1,13
1,09
1,05
1,02
0,98
0,94
0,91
0,87
0,84
0,81
0,77
0,74
0,71
0,68
0,65
0,62
0,59
0,57
0,54
0,51
0,48
0,46
0,43
0,40
0,38
0,35
0,32
0,30
0,27
0,25
0,22
0,19
0,17
0,14
0,11
0,09
0,06
0,93
1,90
1,83
1,77
1,70
1,65
1,59
1,54
1,48
1,43
1,38
1,34
1,29
1,25
1,20
1,16
1,12
1,08
1,05
1,01
0,97
0,94
0,90
0,87
0,84
0,81
0,77
0,74
0,71
0,68
0,65
0,62
0,60
0,57
0,54
0,51
0,49
0,46
0,43
0,41
0,38
0,35
0,33
0,30
0,28
0,25
0,22
0,20
0,17
0,14
0,12
0,09
0,94
1,93
1,86
1,80
1,74
1,68
1,62
1,57
1,52
1,46
1,42
1,37
1,32
1,28
1,24
1,20
1,16
1,12
1,08
1,04
1,01
0,97
0,94
0,90
0,87
0,84
0,81
0,78
0,75
0,72
0,69
0,66
0,63
0,60
0,57
0,55
0,52
0,49
0,47
0,44
0,41
0,39
0,36
0,34
0,31
0,28
0,26
0,23
0,20
0,18
0,15
0,12
0,95
1,96
1,90
1,83
1,77
1,71
1,66
1,60
1,55
1,50
1,45
1,40
1,36
1,31
1,27
1,23
1,19
1,15
1,11
1,08
1,04
1,00
0,97
0,94
0,90
0,87
0,84
0,81
0,78
0,75
0,72
0,69
0,66
0,64
0,61
0,58
0,55
0,53
0,50
0,47
0,45
0,42
0,40
0,37
0,34
0,32
0,29
0,26
0,24
0,21
0,18
0,16
0,96
2,00
1,93
1,87
1,81
1,75
1,69
1,64
1,59
1,54
1,49
1,44
1,39
1,35
1,31
1,27
1,23
1,19
1,15
1,11
1,08
1,04
1,01
0,97
0,94
0,91
0,88
0,85
0,82
0,79
0,76
0,73
0,70
0,67
0,64
0,62
0,59
0,56
0,54
0,51
0,48
0,46
0,43
0,41
0,38
0,35
0,33
0,30
0,28
0,25
0,22
0,19
0,97
2,04
1,97
1,91
1,85
1,79
1,73
1,68
1,63
1,58
1,53
1,48
1,44
1,39
1,35
1,31
1,27
1,23
1,19
1,15
1,12
1,08
1,05
1,01
0,98
0,95
0,92
0,89
0,86
0,83
0,80
0,77
0,74
0,71
0,69
0,66
0,63
0,60
0,58
0,55
0,53
0,50
0,47
0,45
0,42
0,40
0,37
0,34
0,32
0,29
0,26
0,23
0,98
2,09
2,02
1,96
1,90
1,84
1,78
1,73
1,67
1,62
1,58
1,53
1,48
1,44
1,40
1,36
1,32
1,28
1,24
1,20
1,17
1,13
1,10
1,06
1,03
1,00
0,97
0,94
0,90
0,88
0,85
0,82
0,79
0,76
0,73
0,71
0,68
0,65
0,63
0,60
0,57
0,55
0,52
0,49
0,47
0.44
0,42
0,39
0,36
0,34
0,31
0,28
0,99
2,15
2,08
2,02
1,96
1,90
1,84
1,79
1,74
1,69
1,64
1,59
1,54
1,50
1,46
1,42
1,38
1,34
1,30
1,26
1,23
1,19
1,16
1,12
1,09
1,06
1,03
1,00
0,97
0,94
0,91
0,88
0,85
0,82
0,79
0,77
0,74
0,71
0,69
0,66
0,63
0,61
0,58
0,56
0,53
0,50
0,48
0,45
0,42
0,40
0,37
0,34
1,00
2,29
2,22
2,16
2,10
2,04
1,98
1,93
1,88
1,83
1,78
1,73
1,69
1,64
1,60
1,56
1,52
1,48
1,44
1,40
1,37
1,33
1,30
1,27
1,23
1,20
1,17
1,14
1,11
1,08
1,05
1,02
0,99
0,96
0,94
0,91
0,88
0,86
0,83
0,80
0,78
0,75
0,72
0,70
0,67
0,65
0,62
0,59
0,57
0,54
0,51
0,48
BAB III
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Gambar III.1 Blok Diagram Alir Uap dan Air PT. Musim Mas
Keterangan gambar :
P-1
P-2
P-3
P-4
V-1
V-2
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
V-3
V-4
V-5
V-6
V-7
V-8
V-9
boiler 3 memiliki kapasitas yang sama yaitu tekanan uap maksimal 30 bar dengan
temperatur maksimal 300 0C. Sedangkan untuk boiler 4 memilki kapasitas yang
berbeda dengan boiler lainnya yaitu tekanan uap 40 bar dengan temperatur uap
400 0C.
Di dalam operasi normal turbin artinya tidak kekurangan daya listrik ke
beban, maka turbin yang beroperasi adalah turbin 2 dan turbin 4. Sedangkan
turbin 1 dan turbin 3 adalah cadangan untuk beban puncak dan apabila ada
gangguan di turbin 2 dan turbin 4. Begitu juga dengan boiler, untuk operasi
normal, boiler yang beroperasi hanya tiga unit dari empat unit yang ada yaitu dua
dari boiler 1, 2, 3 dan satu lagi boiler 4. Untuk boiler 1, 2, 3 mensuplai uapnya
terlebih dahulu ke header sebelum diberikan ke turbin. Oleh karena itu perlu
dilakukan sinkronisasi boiler sebelum uap-uapnya di masukkan ke header, yaitu
dengan menyamakan tekanan uapnya yaitu sebesar 30 bar untuk setiap bolier yang
akan disinkron. Untuk boiler 4 digunakan khusus untuk mensuplai uap ke turbin 4
yang memiliki daya yang cukup besar yaitu 10 MW.
Ada dua jenis tipe turbin yang dipergunakan pada sistem pembangkit ini,
yaitu :
1. turbin tipe kondensing
2. turbin tipe back pressure.
III.1.1. Turbin Tipe Kondensing
Turbin tipe kondensing adalah turbin yang menggunakan kondensor, di
mana uap yang dipakai ke turbin akan diembunkan kembali menjadi air di
kondensor untuk dikembalikan ke boiler melalui deaerator. Selain dari itu,
kondensor juga berfungsi untuk meringankan kerja turbin dengan menambahkan
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
sistem injector ke sistem kondensor pada pembangkit ini. Prinsip kerja sistem
injector ini yaitu dengan meng-inject-kan uap untuk menghasilkan vakum di
kondensor, sehingga vakum ini akan membantu kerja turbin dengan cara
menghisap udara dari turbin, sehingga meringankan kerja turbin untuk memutar
generator. Uap yang di-inject-kan ke injector langsung berasal dari uap boiler
dengan tekanan uap maksimal 15 bar yang dikontrol oleh keran kontrol (control
valve).
Main valve
turbine
P-15
uap
exhaust
ruptured disc
kondensor
kondensor
hot well
boiler
safety valve
air kondensat
control valve
motive steam 15 bar
P-17
pompa
kondensat
Sistem injector
exhaust
air pendingin
injector
Control valve ke boiler
Control valve
Gambar III.2 Blok Diagram Kondensor dan Injector PT. Musim Mas
Di dalam operasionalnya, pembangkit jenis ini harus benar-benar dijaga
kevakumannya karena sangat berpengaruh terhadap kinerja turbin di dalam
memutar generator. Dalam kondisi pembangkit stop atau keluar dari sistem
jaringan listrik, maka nilai tekanan di dalam kondensor adalah 1000 mbar atau
nilai kevakumannya (daya hisap uap exhaust turbin ke injector) adalah 0 mmHg
atau dengan kata lain sistem injector tidak aktif menghisap udara dari kondensor.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Dalam kondisi operasi normal atau pembangkit berada di sistem jaringan listrik,
nilai tekanan kondensor dijaga berada di nilai 60 mbar sampai 200 mbar sesuai
dengan beban yang dipikulnya.
Berikut ini adalah contoh perhitungan nilai kevakuman kondensor :
misalkan di lapangan dengan daya pembangkit (P) = 1200 kW, didapat :
tekanan kondensor (P)
= 60 mbar
= - 760 mmHg -
x760mmHg
1000 mbar
60 mbar
= - 760 mmHg -
x760mmHg
1000 mbar
= - 714,4 mmHg
Artinya dengan tekanan kondensor 60 mbar (gauge pressure) sama dengan 714,4
mmHg (absolute pressure / tanda minus menunjukkan absolute) injector
menghisap udara dari kondensor.
air kondensat masuk
pipa dari kondensor
air kondensat
keluar
motive steam /
control valve 15 bar
auger
valve
tabung injector
exhaust
exhaust
tekanan tinggi
tekanan rendah
air pendingin injector
pembangkit akan mensuplai daya yang semakin besar pula diikuti dengan
konsumsi uap yang besar untuk memutar rotor turbin.
Pembangkit tipe kondensing di perusahaan ini ada 3 unit, yaitu Turbin 1
kapasitas 2400 kW, Turbin 3 kapasitas 4000 kW dan Turbin 4 kapasitas 10 MW.
Ketiga unit pembangkit ini memiliki karakter dan prinsip kerja yang sama. Oleh
karena itu, maka diambil Turbin 3 sebagai contoh. Berikut ini adalah karakteristik
konsumsi uap dari pembangkit ini.
Tekanan uap masuk (barG)
: 30.0
: 300.0
: 0.100
: 4500
25000
no HV closed
1 HV closed
20000
2 HV closed
all HV closed
15000
10000
5000
4500 RPM
0
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
Untuk daya 500 kW, konsumsi uap (steam flow) = 5200 kg / HR dengan catatan
seluruh hand valve dalam kondisi tertutup, maka :
500kW
Untuk 1 kW, steam flow (X)
1kW
500(X)
5200 kg
=
HR
= 5200 kg
5200 kg
= 10,4 kg
HR
HR
500
HR
Atau dengan kata lain, pembangkit ini mengkonsumsi uap untuk 1 kW adalah
sebesar 10,4 kg setiap jamnya.
casing turbin
noozle
rotor turbin
hand valve
uap masuk
penampang
noozle
uap ke
kondensor
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
by pass
valve
turbine
Back Pressure
Valve (BPV)
uap
buangan
uap
exhaust
tangki back
pressure
boiler
drain valve
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
: 30.0
: 300.0
: 3,2
: 7000
45000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
0
500
1000
1500
2000
Power Output (kW)
2500
3000
3500
1000 kW adalah 17000 kg / hr. Maka untuk 1 kW adalah sekitar 17 kg / hr. Ini
berarti konsumsi uap untuk turbin jenis back pressure mengkonsumsi uap lebih
banyak dari pada turbin jenis kondensing.
steam
boiler
governor
gear box
turbin
uap
cooling tower
kondensor
exhaust
steam
ke deaerator
(boiler)
pompa
kondensor
pompa
cooling tower
control
valve
hot well
pompa
vacuum
air
air cooling tower
uap
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
generator AVK
pf
: 0.80
rotation direct
: left
rotation
: 1500 rpm
excitation
: 57 V, 4.7 A
insul class
:H
Aux excitation
: 80 V 50 Hz
valve, jika level air di hot well terlalu rendah, maka control valve akan
membuka banyak memasukkan air ke hot well dan jika sudah sesuai
dengan level yang diinginkan, maka control valve akan menutup sehingga
air akan dialirkan ke deaerator. Ini sangat penting karena sangat
mempengaruhi nilai kevakuman dari kondensor yaitu jika level air naik
maka vakum akan turun di mana vakum dijaga minimal 30 cmHg.
5. Pompa vakum berfungsi untuk menghisap udara dari kondensor sehingga
kevakuman di kondensor terjaga.
6. Pompa oli berfungsi untuk mensirkulasikan oli ke mesin turbin seperti
gear box, bearing turbin, bearing generator, dengan tujuan untuk
mendinginkan komponen-komponen mesin tersebut. Pompa oli ini terdiri
dari dua yaitu pompa oli utama (mechanical pump) yang dikopelkan
langsung ke gearbox turbin dan pompa oli bantu (auxilary oil pump) yaitu
berupa motor induksi yang beroperasi ketika turbin proses start dan stop
running.
Di dalam memulai operasi turbin 1, ada beberapa prosedur kerja atau urutan
kerja yang harus dilakukan antara lain :
1. mengaktifkan terlebih dahulu pompa oli bantu (auxilary oil pump) untuk
melakukan pelumasan ke mesin agar suhu mesin tidak terlalu tinggi.
2. setiap pompa-pompa pendukung diaktifkan yaitu pompa cooling tower,
pompa kondensat, pompa vakum dan kipas cooling tower agar air cooling
tower tetap dingin.
3. buka sedikit valve utama (manual valve) untuk mengatur sealing steam di
mana sealing steam diatur dengan tekanan 0.5 sampai 0.8 kgf/cm2. Sealing
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
steam berfungsi untuk menjaga casing turbin tidak dimasuki udara atau
uap yang di dalam turbin tidak keluar dari casing.
4. setelah vakum mencapai 50-55 cmHg, aktifkan governor dengan
mengaktifkan hand-trip pada governor agar uap dapat masuk ke turbin.
5. jalankan turbin melalui panel kontrol dengan kecepatan awal 500 rpm
terlebih dahulu, 700 rpm, 1000 rpm sampai kecepatan normalnya 1500
rpm.
6. setelah turbin berjalan normal 1500 rpm, cek semua kondisi turbin untuk
memastikan semua komponen aman dan turbin siap untuk disinkronkan ke
jaringan.
7. setelah sinkron, lakukan pembebanan perlahan sesuai dengan kapasitas
turbin. Dalam hal ini, turbin 1 berkapasitas 2400 kW.
Berikut ini adalah beberapa parameter yang harus diperhatikan ketika
turbin 1 sedang beroperasi di dalam beberapa tabel berikut ini.
Tabel III.1 Daya per Jam (13 Januari 2009)
waktu
9:00
10:00
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
16:00
17:00
18:00
19:00
20:00
21:00
22:00
23:00
0:00
1:00
daya
(kW)
1250
1200
1100
1400
1350
1150
1100
1250
1500
1250
1500
1250
1400
1600
1050
850
1200
actuator
(%)
44
43
42
48
45
42
40
44
51
44
51
44
49
49
39
35
44
tegangan
(V)
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
frekuensi
(Hz)
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
pf
0.92
0.92
0.91
0.91
0.92
0.92
0.9
0.91
0.93
0.91
0.92
0.91
0.91
0.92
0.9
0.89
0.92
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
2:00
3:00
4:00
5:00
6:00
7:00
8:00
2000
1800
1700
1800
1800
1700
1800
2000
1800
1700
1800
1800
1700
1800
2000
1800
1700
1800
1800
1700
1800
1300
1150
1050
1200
1150
1050
1200
45
44
41
42
44
41
42
400
400
400
400
400
400
400
50
50
50
50
50
50
50
0.92
0.92
0.9
0.9
0.92
0.9
0.9
waktu
inlet
steam
press
(bar)
steam
chest
(kgF/
cm2)
exh.
steam
press
(cm
Hg)
sealing
steam
(kgF/
cm2)
9:00
10:00
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
16:00
17:00
18:00
19:00
20:00
21:00
22:00
23:00
0:00
1:00
2:00
3:00
4:00
5:00
6:00
7:00
8:00
27.8
27.7
27.5
27.5
27.3
27.8
27.3
27.3
27.5
27.7
27.4
27.7
27.2
27.5
27.2
27.5
27.5
27.5
27
27
27.6
27
27
27.6
14
13
12.5
15
14
12
11.5
11.5
17
13.5
17
13.5
16
17
11.5
9.4
13.6
14.2
14.7
11.7
12.2
14.7
11.7
12.2
66
65
64
65
65
64
66
66
65
65
65
65
64
62
67
69
66
66
66
66
66
66
66
66
0.74
0.73
0.73
0.72
0.72
0.72
0.77
0.73
0.71
0.72
0.7
0.72
0.7
0.7
0.7
0.7
0.71
0.7
0.71
0.7
0.7
0.71
0.7
0.7
speed
(rpm)
lub oil
to
brg(kgF/
cm2)
oil
in
oil out
CW
in
CW
out
tbn
brg
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1500
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
52
54
55
55
54
53
52
52
53
54
54
54
55
55
53
53
54
54
54
53
53
54
53
53
44.4
44.9
45.3
45.1
45.1
44.8
44.5
44.8
45.4
45.6
45.8
45.7
46.2
46.9
44.3
43.7
44.7
44.7
44.7
43.9
44.2
44.7
43.9
44.2
30
30
30
30
30
30
30
30
31
31
31
31
31
32
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
32
32
32
32
32
32
32
32
33
33
33
33
33
34
32
32
32
32
32
32
32
32
32
32
56.4
56.7
56.8
57
56.8
56.7
55.4
56.1
57.3
57.2
58.3
58.2
58.2
58.2
55.8
54.7
56.5
56.8
56.8
55.5
55.9
56.8
55.5
55.9
waktu
9:00
10:00
11:00
12:00
condenser
press
(cm.Hg)
hot
well
temp
(0C)
hot well
level
60
60
60
61
45
45
44
45
normal
normal
normal
normal
CW. Temp
(0C)
inlet
outlet
30
30
30
30
36
36
36
36
output press
signal press
air supply
control press
1.3
1.3
1.4
1.3
0.65
0.65
0.7
0.65
1.5
1.5
1.5
1.5
0.65
0.65
0.7
0.65
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
13:00
14:00
15:00
16:00
17:00
18:00
19:00
20:00
21:00
22:00
23:00
0:00
1:00
2:00
3:00
4:00
5:00
6:00
7:00
8:00
61
62
62
61
60
61
59
61
60
59
62
62
61
62
62
62
62
62
62
62
46
43
42
45
49
47
50
48
48
49
42
39
44
45
45
42
43
45
42
43
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
normal
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
28
27
28
28
28
28
28
28
28
28
36
36
36
36
36
36
36
36
36
36
35
34
35
35
35
35
35
35
35
35
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
2.6
1.4
1.4
1.4
1.4
1.3
1.4
1.3
1.4
1.3
1.4
1.5
1.5
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
0.7
0.7
0.7
0.7
0.65
0.7
0.65
0.7
0.65
0.7
0.75
0.75
0.68
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
0.65
0.65
0.65
0.65
0.65
0.65
0.6
0.65
0.65
0.62
0.7
0.73
0.65
0.65
0.65
0.66
0.68
0.65
0.66
0.68
waktu
9:00
10:00
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
16:00
17:00
18:00
19:00
20:00
21:00
22:00
23:00
0:00
1:00
2:00
3:00
4:00
5:00
6:00
7:00
8:00
suc.
press
(cm.Hg)
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
17
15
15
15
15
15
15
15
15
15
condensate pump
vacuum pump
pump
no.
suc. press
(cm.Hg)
disc. Press
(kgF/cm2)
pump
no.
vacuum
(cm.Hg)
pump
no.
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
50
50
51
51
51
51
51
51
50
50
50
50
50
50
51
50
50
50
50
50
50
50
50
50
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
53
53
53
53
53
53
53
53
50
52
50
50
50
50
53
54
53
53
53
53
53
53
53
53
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Keterangan :
Exh.
: exhaust
Tbn
: turbine
Lub.
: lubrication
Disc. : discharge
Brg
: bearing
Suc.
: suction
CW
: Cooling Water
Gen
: generator
= 27.8 bar
27.8
1250
2400
= 27.7 bar
Steam chest
27.7
1200
2400
= 13.85 bar
= 13.58131 kgF/cm2
Demikian seterusnya nilai perhitungan steam chest untuk setiap beban
yang dipikul oleh turbin 1. Atau dengan kata lain nilai yang diperoleh melalui
perhitungan identik sama dengan nilai yang diperoleh di lapangan (nilai
pengukuran).
Ada beberapa parameter lain selain dari dua parameter yang sudah
diuraikan di atas yang sangat mempengaruhi kinerja dari turbin 1. Parameterparameter tersebut merupakan parameter yang benar-benar harus diperhatikan
agar turbin 1 tidak trip, antara lain adalah sebagai berikut :
1. nilai vakum, di mana vakum dijaga minimal 30 cmHg.
2. nilai exhaust steam minimal 10 cmHg
3. tekanan lub oil
4. vibrasi dari mesin turbin dan generator
5. suhu mesin tidak lebih dari 75 0C
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
main valve
governor
gear box
turbin
bypass
to plant
control valve
BPV
exhaust steam
uap
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
daya
(kW)
500
550
550
480
550
550
500
450
500
600
600
650
650
600
650
600
650
650
700
700
650
700
700
650
Tegangan
(V)
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
frekuensi
(Hz)
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
pf
0.88
0.89
0.93
0.91
0.88
0.9
0.91
0.89
0.89
0.91
0.92
0.92
0.92
0.91
0.91
0.9
0.92
0.92
0.93
0.94
0.94
0.93
0.94
0.94
temp
(0C)
303
304
305
305
305
305
303
303
303
press
(bar)
28
28
28
27.8
28
28
28
28
28
control
oil
press
(bar)
4.6
4.6
4.6
4.6
4.6
4.6
4.6
4.5
4.5
gear 2
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
exh. steam
temp
(0C)
174
175
175
175
175
175
175
175
175
press
(bar)
3.8
4
3.8
3.8
3.8
3.8
3.8
3.9
3.9
nozzle
press
(bar)
flow
(ton/h)
inlet oil to
gear box
temp (0C)
9
9.5
9.5
8.8
9.8
10
9
9
9
12.56
12.5
12.49
10.81
11.68
13.03
11.3
10.5
10
48
48
49
49
49
49
49
49
49
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
18:00
19:00
20:00
21:00
22:00
23:00
0:00
1:00
2:00
3:00
4:00
5:00
6:00
7:00
8:00
303
303
303
303
303
303
303
303
300
300
303
303
300
303
303
27.5
27.5
27.5
27.5
27.5
27.5
27.5
27.5
27.5
27
27.5
27.3
27
27.5
27.3
4.5
4.5
4.5
4.5
4.5
4.5
4.5
4.6
4.6
4.6
4.6
4.5
4.6
4.6
4.5
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
4.4
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.7
1.65
1.65
1.65
1.65
1.65
1.65
1.65
1.65
1.65
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
175
4
4
3.9
4
4
4
3.9
3.9
3.9
3.9
4
4
3.9
4
4
11
11.5
11.5
11
11
11
11
12
11.5
12.1
12.5
12.5
12.1
12.5
12.5
14.96
14.7
14.71
14.48
14.03
15.32
14.98
14.28
14.5
14.7
14.46
14.4
14.7
14.46
14.4
49
49
49
49
47
47
46
47
47
47
47
47
47
47
47
waktu
9:00
10:00
11:00
12:00
13:00
14:00
15:00
16:00
17:00
18:00
19:00
20:00
21:00
22:00
23:00
0:00
1:00
2:00
3:00
4:00
5:00
6:00
7:00
8:00
oil cooler
water
temp (0C)
in
out
30
32
31
33
31
33
31
33
31
33
31
33
31
33
31
33
31
33
31
33
31
33
31
33
31
33
30
32
30
32
29
31
30
32
30
32
30
32
30
32
30
32
30
32
30
32
30
32
BPV
(bar)
tbn brg
oil press
(bar)
speed
(rpm)
3.4
3.4
3.4
3.4
3.4
3.4
3.4
3.4
3.4
3.4
3.5
3.5
3.5
3.5
3.5
3.4
3.4
3.4
3.4
3.5
3.5
3.4
3.5
3.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
1.5
6917
6848
6854
6825
6840
6909
6917
6825
6854
6825
6884
6825
6884
6913
6804
6854
6880
6825
6884
6917
6910
6884
6917
6910
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Perubahan nilai beban pada Tabel III.5 di atas akan mempengaruhi nilai
gov. Limit Load (%). Gov. Limit Load adalah nilai membukanya governor untuk
memasukkan uap ke turbin untuk menghasilkan daya yang dibutuhkan. Semakin
besar nilai beban pembangkit, maka semakin besar nilai Gov. Limit Load.
Beberapa parameter lain yang berpengaruh terhadap perubahan beban adalah nilai
noozle dan flow pada Tabel III.6. Noozle pressure adalah nilai tekanan uap yang
dipakai untuk beban yang sedang dipikul oleh generator. Semakin tinggi nilai
beban generator maka akan semakin tinggi juga nilai noozle pressure untuk
melayani nilai beban tersebut. Flow adalah konsumsi uap untuk nilai beban yang
sedang dilayani oleh turbin tersebut. Semakin besar nilai beban yang sedang
dilayani oleh pembangkit, maka semakin banyak uap yang dipakai dalam satuan
ton/jam.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Gambar III.10 Skema Generator Diesel PT. Musim Mas KIM II Medan
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
frekwensi meter
I
Hz
47
48
47
48
50
52
53
52
53
600
500
400
Hz
50
300
400
500
600
300
slow
fast
100
II
synchronoscope
Synchrone Switch
0
1
2
3
Synchrone Lamp
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
2000
2500
4000
4000
3000
3000
2000
kW
1500
2000
2000
1000
500
cos
600
500
400
frekwensi meter
0.9
48
47
50
0.7 0.6
0.9
Hz
300
0.8
52
0.8
53
0.7
0.6
100
1
(-)
2
(+)
off
on
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
4. karena sinkronisasi yang akan dilakukan adalah otomatis, maka atur posisi
selector switch man auto ke posisi auto agar CB bisa menutup secara
otomatis jika generator sudah sinkron.
5. perhatikan panel sinkron terutama sinkronoskop. Jika arah jarum berputar
cepat ke arah tanda positif (+) maka frekuensi generator lebih tinggi dari
pada di jaringan, sedangkan jika berputar ke arah tanda negatif (-) maka
artinya frekuensi generator lebih rendah dari pada di jaringan. Usahakan
frekuensi generator yang akan diparalelkan lebih tinggi dari pada di
jaringan. Jika tidak, maka naikkan frekuensi generator dengan upper and
lower frequency switch dengan menggerakkan switch ini ke arah 2 (+),
maka frekuensi dan beban akan bertambah ke generator yang akan
diparalelkan, dan jika generator sudah sinkron dengan jaringan maka CB
akan menutup secara otomatis dan generator sudah masuk ke sistem
jaringan.
6. kembalikan switch-switch yang dipakai tadi ke posisi semula seperti
synchrone switch ke posisi 0, switch man auto ke posisi off, starter key
switch ke posisi off.
7. lakukan pembebanan ke generator disesuaikan dengan kapasitas mesin
tersebut.
Di dalam kondisi beban puncak, yaitu dari jam 18.30 sampai jam 22.30
maka turbin akan melakukan koordinasi dengan pembangkit diesel untuk
melakukan pemindahan beban dari PLN ke turbin atau dengan kata lain disebut
dengan istilah change power. Karena pada kondisi beban puncak, PLN akan
memutus dayanya untuk melayani pasokan listrik ke masyarakat dalam waktu
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
beberapa jam (sekitar jam 18.30 sampai jam 22.30) setelah itu PLN kembali lagi
memasok daya listriknya kembali ke perusahaan.
Dengan memperhatikan diagram satu garis pada gambar III.14, maka
dapat dilihat langkah-langkah untuk melakukan proses pemindahan beban (change
power) dari jaringan PLN ke jaringan turbin dengan perantaraan generator diesel :
1. Generator diesel dijalankan 2 unit yaitu SKL 1 dan SKL 2, kemudian
melakukan sinkronisasi terhadap generator uap (turbin).
2. generator diesel menarik beban sebesar 800 kW dari turbin melalui ACB
Turbin 5000 A.
3. setelah bus bar SKL terbebani 800 kW, maka ACB Turbin 5000 A dibuka
kemudian diesel SKL melakukan sinkronisasi ke jaringan PLN dengan
menutup coupler 2 SKL to PLN dan kemudian diesel SKL segera menarik
beban dari PLN (1300 kW).
4. setelah diesel SKL terbebani dengan beban PLN (1300 kW) ditambah
beban 800 kW yang dari turbin, maka diesel SKL melakukan sinkronisasi
dengan turbin dengan menutup kembali ACB turbin 5000 A (coupler 2
SKL to PLN dibuka kembali).
5. SKL melakukan pengiriman beban setiap 200 kW ke turbin sampai beban
di diesel SKL 0 kW.
6. setelah beban di diesel SKL terkirim semua ke turbin, maka diesel SKL
melepas sinkron dengan jaringan turbin dan turbin melakukan pembagian
beban agar setiap turbin memikul beban dengan seimbang sesuai dengan
kemampuan tiap-tiap turbin.
7. Setelah kondisi turbin aman, maka diesel SKL segera di-stop.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
: turbin 1 2400 kW
: turbin 2 3200 kW
KE-1 : turbin 3 4 MW
KA-1 : link sub stasiun turbin ke sub stasiun SKL
KA-2 : turbin 4 10 MW
KA-3 : transformator 3000 kVA SHINKO
KA-4 : sub stasiun turbin 3
KA-5 : spare
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
BAB IV
PEMBEBANAN UNIT PEMBANGKIT
IV.1 BEBAN YANG DIPIKUL PEMBANGKIT
Jenis beban yang dipikul oleh pembangkit ada dua jenis yaitu beban statis
yang berupa pemanas dan lampu-lampu penerangan serta beban dinamis yang
berupa motor-motor listrik. Dalam setiap waktu, tiap-tiap pembangkit memikul
beban yang berbeda-beda setiap harinya. Berikut ini adalah contoh dari
karakteristik beban yang dipikul oleh pembangkit tanggal 19 November 2008.
Tabel VI.1 Karakteristik Beban Pembangkit PT. Musim Mas KIM II Medan
waktu
(per
jam)
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
20.00
21.00
22.00
23.00
24.00
01.00
02.00
03.00
beban
beban
turbin1- turbin22.4MW 3.2MW
(kW)
(kW)
1400
450
1500
1300
1250
1200
1400
1400
1150
1450
1700
1850
1500
1650
1350
1250
1250
1250
1250
950
750
900
800
750
900
800
860
900
1080
1050
850
1000
950
830
850
850
850
850
pf
beban
turbin410MW
(kW)
0.95
0.91
0.95
0.93
0.92
0.92
0.93
0.94
0.92
0.95
0.95
0.96
0.95
0.95
0.94
0.93
0.93
0.93
0.93
7200
8300
7200
7200
7200
7300
7300
7300
7350
8050
7950
7950
8000
7900
7050
7000
7000
7000
7000
pf
beban
PLN2MW
(kW)
total
beban
turbin
(kW)
0.91
0.94
0.92
0.92
0.92
0.92
0.92
0.92
0.92
0.94
0.93
0.93
0.94
0.92
0.91
0.92
0.92
0.92
0.92
900
950
980
900
950
1000
900
1000
1000
1100
1000
1000
1000
1000
9550
9500
9600
9300
9200
9400
9500
9560
9400
10580
10700
10650
10500
10500
9230
9100
9100
9100
9100
beban
turbin
+
PLN
(kW)
10450
10450
10580
12540
10150
10400
10400
10560
10400
10580
10700
10650
10500
10500
10330
10100
10100
10100
10100
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
04.00
1250
850
0.92
7070
0.92
1000
9170 10170
05.00
1150
850
0.92
7040
0.92
1050
9040 10090
06.00
1050
850
0.91
7070
0.92
1000
8970
9970
07.00
1200
700
0.92
6950
0.91
1000
8850
9850
08.00
1300
800
0.93
7030
0.92
950
9130 10080
Maka jika Tabel VI.1 di atas dikonversikan ke grafik adalah sebagai berikut :
9000
8000
7000
beban (kW)
6000
5000
4000
3000
2000
1000
09
.00
10
.00
11
.00
12
.00
13
.00
14
.00
15
.00
16
.00
17
.00
18
.00
19
.00
20
.00
21
.00
22
.00
23
.00
24
.00
01
.00
02
.00
03
.00
04
.00
05
.00
06
.00
07
.00
08
.00
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
12000
10000
beban (kW)
8000
6000
4000
2000
08
.0
0
07
.0
0
06
.0
0
05
.0
0
04
.0
0
03
.0
0
02
.0
0
01
.0
0
24
.0
0
23
.0
0
22
.0
0
21
.0
0
20
.0
0
19
.0
0
18
.0
0
17
.0
0
16
.0
0
15
.0
0
14
.0
0
13
.0
0
12
.0
0
11
.0
0
10
.0
0
09
.0
0
sampai 22.00 dengan rata-rata beban sekitar 10586 kW. Pada pukul 22.30, PT.
PLN Persero kembali memasok dayanya ke pabrik, sehingga dilakukan proses
pemindahan beban dari jaringan turbin ke jaringan PLN dengan perantaraan
generator diesel. Beban yang dipindahkan adalah sebesar 1300 kW sehingga
beban turbin berkurang menjadi sekitar 9200 kW sampai 9230 kW. Pada pukul
24.00 sampai pukul 07.00 beban rendah dikarenakan aktifitas berkurang, dan pada
pukul 08.00 aktifitas pabrik kembali dimulai dan akan naik kembali seperti hari
sebelumnya.
BPV tidak membuang uap lagi. Sisa beban Turbin 2, diberikan ke Turbin 1 atau
dipindahkan ke Turbin 4 atau Turbin 3 jika beroperasi.
Ada 2 jenis tipe pembebanan di PT. Musim Mas KIM II Medan yaitu tipe
Droop Load dan tipe Base Load. Tipe Droop Load yaitu pembangkit beroperasi
mengikuti perubahan beban di jaringan, sedangkan tipe Base Load yaitu
pembangkit beroperasi pada beban tertentu, di mana beban yang ditanggung
pembangkit tidak dapat naik turun tanpa dilakukan oleh operator. Untuk
pembangkit tipe Droop Load adalah Turbin 1 dan Turbin 4, sedangkan tipe Base
Load adalah Turbin 2 dan Turbin 3.
Secara matematis, pembagian beban untuk daya aktif, reaktif, semu dan
faktor daya sistem dari pembangkit generator uap dapat dilihat pada perhitungan
berikut ini :
Dari data beban turbin uap pada Tabel IV.1 dapat dilihat :
= 9550 kW
Ptbn4
Pt
= Ptbn1,2 + Ptbn4
9550
= Ptbn1,2 + 7200
Ptbn1,2
= 9550 7200
= 2350 kW, cos tbn1,2 = 0.95
Qtbn4
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
= 3280.32 kVAr
Qtbn1,2
Qt
= Qtbn1,2 + Qtbn4
= 3280.32 + 772.408
= 4052.728 kVAr
S2
= P2 + Q2
= 95502 + 4052.7282
= 91202500 + 16424604.24
= 107627104.24
= 107627104.24
= 10374.34 kVA
Maka didapat faktor daya dari sistem pembangkit generator uap pada jam
09.00 WIB adalah :
pf
P
S
9550
10374.34
= 0.9205
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
S=
103
74.3
4 kV
Q = 4052.728 kVAr
P = 9550 kW
cos = 0.9205
= 9500 kW
Ptbn4
Pt
= Ptbn1,2 + Ptbn4
9500
= Ptbn1,2 + 8300
Ptbn1,2
= 9500 8300
Ptbn1,2
Qtbn4
Qtbn1,2
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Qt
= Qtbn1,2 + Qtbn4
= 546.73 + 3012.5
= 3559.23 kVAr
S2
= P2 + Q2
= 95002 + 3559.232
= 90250000 + 12668118.1929
= 102918118.1929
= 102918118.1929
= 10144.85 kVA
Maka didapat faktor daya dari sistem pembangkit generator uap pada jam
10.00 WIB adalah :
pf
P
S
9500
10144.85
P = 9500 kW
cos = 0.936
kVAr
101
Q = 3559.23
= 0.936
44.8
5 kV
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
= 9600 kW
Ptbn4
Pt
= Ptbn1,2 + Ptbn4
9600
= Ptbn1,2 + 7200
Ptbn1,2
= 9600 7200
= 2400 kW, cos tbn1,2 = 0.95
Qtbn4
Qtbn1,2
Qt
= Qtbn1,2 + Qtbn4
= 788.64 + 3067.187
= 3855.827 kVAr
S2
= P2 + Q2
= 96002 + 3855.8272
= 92160000 + 14867401.853929
= 107027401.85
= 107027401.85
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
= 10345.405 kVA
Maka didapat faktor daya dari sistem pembangkit generator uap pada jam
11.00 WIB adalah :
pf
P
S
9600
10345.405
103
45.4
05
kVA
Q = 3855.827
P = 9600 kW
cos = 0.9279
kVAr
= 0.9279
= 9300 kW
Ptbn4
Pt
= Ptbn1,2 + Ptbn4
9300
= Ptbn1,2 + 7200
Ptbn1,2
= 9300 7200
= 2100 kW, cos tbn1,2 = 0.93
Qtbn4
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Qt
= Qtbn1,2 + Qtbn4
= 829.973 + 3067.187
= 3897.16 kVAr
S2
= P2 + Q2
= 93002 + 3897.162
= 86490000 + 15187856.0656
= 101677856.0656
= 101677856.0656
= 10083.54 kVA
Maka didapat faktor daya dari sistem pembangkit generator uap pada jam
12.00 WIB adalah :
pf
P
S
9300
10083.54
= 0.9223
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
P = 9300 kW
cos = 0.9223
kVAr
100
Q = 3897.16
83.5
4 kV
= 10700 kW
Ptbn4
Pt
= Ptbn1,2 + Ptbn4
10700
= Ptbn1,2 + 7950
Ptbn1,2
= 10700 7950
= 2750 kW, cos tbn1,2 = 0.95
Qtbn4
Qtbn1,2
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
= 903.881 kVAr
Qt
= Qtbn1,2 + Qtbn4
= 903.881 + 3142.041
= 4045.922 kVAr
S2
= P2 + Q2
= 107002 + 4045.9222
= 114490000 + 16369484.83
= 130859484.83
= 130859484.83
= 11439.38 kVA
Maka didapat faktor daya dari sistem pembangkit generator uap untuk
beban puncak jam 19.00 WIB adalah :
pf
P
S
10700
11439.38
P = 10700 kW
cos = 0.935
114
39.3
8 k
VA
Q = 4045.922 kVAr
= 0.935
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
= 8850 kW
Ptbn4
Pt
= Ptbn1,2 + Ptbn4
8850
= Ptbn1,2 + 6950
Ptbn1,2
= 8850 6950
= 1900 kW, cos tbn1,2 = 0.92
Qtbn4
Qtbn4
= 3166.51 kVAr
Qtbn1,2
Qt
= Qtbn1,2 + Qtbn4
= 809.396 + 3166.51
= 3975.906 kVAr
S2
= P2 + Q2
= 88502 + 3975.9062
= 78322500 + 15807828.52
= 94130328.52
94130328.52
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
= 9702.08 kVA
Maka didapat faktor daya dari sistem pembangkit generator uap untuk
beban puncak jam 07.00 WIB adalah :
pf
P
S
8850
9702.08
P = 8850
kW
cos = 0.912
114
39.
38
kV
Q = 3975.906 kVAr
= 0.912
ini. Boiler yang digunakan ada empat unit dengan kapasitas yang berbeda-beda.
Masing-masing boiler tersebut adalah Boiler Cangkang 1 (BC-1) berkapasitas 32
ton uap / jam, Boiler Cangkang 2 (BC-2) dan Boiler Cangkang 3 (BC-3)
berkapasitas sama yaitu 45 ton uap / jam, dan Boiler Cangkang 4 (BC-4)
berkapasitas 55 ton uap / jam. Untuk tanggal 19 November 2008, boiler yang
beroperasi ada 3 unit yaitu BC-2, BC-3 dan BC-4. Artinya kapasitas uap kering
yang tersedia untuk Turbin 1 dan 2 adalah 90 ton uap / jam, sedangkan kapasitas
uap kering yang tersedia dari BC-4 ke Turbin 4 adalah 55 ton uap / jam. Data dari
perusahaan didapat bahwa BC-1,2,3 memerlukan 195 kg cangkang kelapa sawit
untuk menghasilkan 1 ton uap kering, sedangkan untuk BC-4 memerlukan 230 kg
cangkang kelapa sawit untuk menghasilkan 1 ton uap kering. Di bawah ini
ditunjukkan perhitungan konsumsi bahan bakar untuk setiap generator uap yang
beroperasi tanggal 19 November 2008 yang lalu.
Turbin 2
Tabel VI.2 Konsumsi Uap Turbin 2 Per Jam
waktu
(per jam)
beban
turbin23.2MW (kW)
09.00
950
10.00
750
11.00
900
12.00
800
13.00
750
14.00
900
15.00
800
16.00
860
17.00
900
18.00
1080
19.00
1050
konsumsi uap
(ton/jam)
16.25
14.60
16.05
15.00
14.58
15.95
15.02
15.75
16.07
17.75
17.45
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
20.00
850
21.00
1000
22.00
950
23.00
830
24.00
850
01.00
850
02.00
850
03.00
850
04.00
850
05.00
850
06.00
850
07.00
700
08.00
800
15.60
17.01
16.48
15.38
15.60
15.65
15.63
15.71
15.58
15.61
15.63
14.46
15.03
377.84 tonh
Jumlah :
18220 kWh
= 195 kg cangkang,
= 377.84 195
= 73678.8 kg cangkang kelapa sawit
377.84
18220
= Rp 29.471.520
Turbin 4
Tabel VI.3 Konsumsi Uap Turbin 4 Per Jam
waktu
(per jam)
09.00
10.00
11.00
12.00
13.00
14.00
15.00
16.00
17.00
18.00
19.00
beban
turbin410MW (kW)
konsumsi uap
(ton/jam)
33.84
7200
39.13
8300
33.75
7200
33.82
7200
33.85
7200
34.31
7300
34.32
7300
34.29
7300
34.55
7350
37.84
8050
37.37
7950
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
20.00
21.00
22.00
23.00
24.00
01.00
02.00
03.00
04.00
05.00
06.00
07.00
08.00
37.36
7950
37.65
8000
37.15
7900
33.14
7050
32.95
7000
32.93
7000
32.91
7000
32.94
7000
33.22
7070
33.09
7040
33.26
7070
32.67
6950
33.04
7030
829.38
176410
Jumlah :
tonh
kWh
Data dari perusahaan diperoleh untuk 1 MW membutuhkan 4.7 ton uap kering.
Lama beroperasi = 24 jam
Energi listrik yang dihasilkan = 176410 kWh
Jumlah uap yang dikonsumsi = 829.38 tonh
Turbin 4 mengkonsumsi uap dari BC-4,
1 ton uap
= 829.38 230
= 190.7574 ton
= 190757.4 kg cangkang kelapa sawit
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
829.38
176410
= Rp 76.302.960
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan pengamatan terhadap Studi Pembangkit Tenaga
Uap dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. operasi paralel kedua jenis pembangkit di dalam prakteknya sedikit
berbeda dengan teori yang dipelajari, di mana pada saat sinkronisasi
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
frekuensi generator yang akan diparalelkan harus sedikit lebih tinggi dari
frekuensi jaringan.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Uap tipe kondensing mengkonsumsi bahan
bakar lebih sedikit dari pada Pembangkit Listrik tenaga Uap tipe back
pressure.
3. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel merupakan pembangkit cadangan
apabila terjadi kekurangan daya dan juga digunakan untuk melakukan
pemindahan beban dari jaringan PLN ke jaringan turbin dan sebaliknya.
V.2 SARAN
Dari studi koordinasi Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan Pembangkit
Listrik Tenaga Diesel Aplikasi PT. Musim Mas Medan, penulis ingin
menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Perlu dilakukan pengecekan atau up grade terhadap boiler agar dapat
menghasilkan tekanan uap yang benar-benar maksimal sehingga masingmasing generator dapat beroperasi secara maksimal dalam memberikan
daya ke beban.
2. Atau untuk mendapatkan hasil tekanan dan konsumsi uap yang maksimal,
maka unit boiler untuk pembangkit harus dipisah dengan unit boiler yang
dipakai ke bagian proses produksi.
3. walaupun saat ini kapasitas pembangkit mampu untuk memenuhi
kebutuhan beban, untuk ke depan perlu dilakukan penambahan
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdul Kadir, Prof, Pembangkit Tenaga Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta,
1990
2. Djiteng Marsudi, Ir, Operasi Sistem Tenaga Listrik, Balai Penerbit Dan
Humas ISTN Bhumi Srengseng Indah, Jakarta, 1990.
3. Djiteng Marsudi, Ir, Pembangkitan Energi Listrik, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 2005.
4. Neno Suhana, Rangkaian Kontrol Genset Seri Teknik, Penerbit ITB,
Bandung, 2002.
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009
Ronny Samuel Sianturi : Studi Pembangkit Listrik Tenaga Uap Dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Aplikasi
PT. Musim Mas Kim II Medan, 2008.
USU Repository 2009