Anda di halaman 1dari 40

Laporan kasus

EKLAMPSIA

dr. R.A Marissa Wreksoatmodjo


RSUD Kaur 2013

TINJAUAN PUSTAKA
Eklampsia preeklampsia dengan
kejang
Trias : hipertensi, proteinuria, oedem.
Eklampsia preeklampsia + kejang
(non neurologis).
Kumpulan gejala vasospasme,
resistensi pembuluh darah perifer ,
perfusi organ .

Etiologi eklampsia belum jelas.


4 hipotesis :
Iskemia plasenta
Toksisitas Very Low Density Lipoprotein

Maladaptasi imunologi
Genetik

Gangguan
Plasentasi

Penyakit
Vaskular ibu

Faktor genetik
Imunologik
inflamasi
Zat vasoaktif:
Prostaglandin
Nitrat oksidase
endotelin

Penurunan perfusi
Uteroplasenta

Trofoblas
Berlebihan

Zat perusak:
Sitokin
Peroksidase lemak

AKTIVASI
ENDOTEL
VASOSPASME
Hipertensi
Kejang
Oliguria

Iskemia hepar

KEBOCORAN
KAPILER

AKTIVASI
KOAGULASI

trombositopeni

Solusio
Edema

hemokonsentrasi

proteinuria

Kematian ibu perdarahan


intraserebral & edema paru.
Kematian perinatal prematuritas,
pertumbuhan janin terhambat, solusio
plasenta.

Eklampsia spasme pembuluh


darah + retensi garam dan air.

Hipertensi & proteinuria gejala


penting.
Sakit kepala, gangguan penglihatan,
nyeri epigastrium sudah berat.

KLASIFIKASI
Tekanan darah
Proteinuria
Edema
Sakit kepala
Gangguan penglihatan
Nyeri epigastrium
Oliguria
Peningkatan enzim hepar
Penurunan trombosit
Peningkatan bilirubin
Peningkatan creatinin

Ringan

Berat

>140/90

>160/110

+1(300 mg/24 jam)

2+(1000mg/24 jam)

+/+/-

+/+
+
+
+
+
+
+
+

PROTEINURIA
Category

Negative

Trace

1+

2+

3+

4+

Dipstick
Results

<15
mg/dL

15-29 mg/dL

30 mg/d

100 mg/dl

300 mg/dl

>2000
mg/dL

Equivalent
24-hour
Results*

<150 mg

150-299 mg

300-999
mg

1000-2999 mg

3-20 g

>20 g

Tujuan pengobatan PEB :


Mencegah terjadinya eklampsia.
Anak harus lahir dengan kemungkinan
hidup besar.
Persalinan harus dengan trauma yang
seminimal mungkin.
Mencegah hipertensi yang menetap.

Terminasi kehamilan menghilangkan


sebab & mencegah terjadinya eklampsia
dengan bayi yang masih prematur.

EKLAMPSIA
Kejang tonik-klonik generalisata
Hipoksemia ada asidemia laktat
akibat kejang janin bradikardia
setelah serangan kejang.
Kematian mendadak terjadi
bersamaan dengan kejang atau segera
sesudahnya akibat perdarahan otak
massif hemiplegia

NYERI EPIGASTRIUM
Nekrosis, iskemia, dan
edema hepatoselular
yang meregangkan
kapsul Glisson
Peningkatan
SGOT ,SGPT
Tanda untuk mengakhiri
kehamilan

Pengobatan
Pengendalian kejang dengan
magnesium sulfat intravena dosis
bolus.
Pemberian obat antihipertensi oral
atau intravena intermiten
Menghindari diuretik dan
pembatasan cairan intravena
Pelahiran.

Mencegah eklampsia
Terapi magnesium sulfat lebih baik
daripada fenitoin dalam mencegah
kejang eklampsia.
Manfaat magnesium sulfat profilaktik
bagi wanita dengan preeklampsia
ringan masih diperdebatkan karena
resiko eklampsia yang diperkirakan
adalah 1 dalam 100

Komplikasi yang biasa terjadi :

Solusio plasenta.
Hipofibrinogenemia.
Nekrosis hati.
HELLP Syndrome.
Kelainan ginjal.
DIC.
Prematuritas, dismaturitas, IUFD.

Ciri ciri HELLP Syndrome :

Nyeri ulu hati.


Mual & muntah.
Sakit kepala.
Tekanan darah diastolik 110 mmHg
Menampakkan adanya oedem.

Klasifikasi HELLP Syndrome :


Mississippi, dibagi menjadi 3 kelas:
Thrombositopenia
Kelas 1: 50.000 / l
Kelas 2: > 50.000 100.000 / l
Kelas 3: > 100.000 150.000 / l
Disfungsi hemolisis - hepatis
LDH 600 IU / L
SGOT dan / atau SGPT 40 IU / L
Ciri ciri tersebut harus semua terdapat
Tennessee, dibagi menjadi 2 kelas:
Complete
Trombosit < 100.000 / l
LDH 600 IU / L
SGOT 70 IU / L
Parsial
Hanya satu dari ciri ciri di atas yang muncul

Awal/aura

Kejang tonik

Kejang klonik

Koma

30 detik
mata terbuka ,tapi tidak melihat
Kelopak mata & tangan bergetar
Kepala diputar ke kanan kiri
30 detik
Otot & wajah kaku
Tangan menggenggam
Kaki bengkok kedalam
Muka sianotik,lidah tergigit

1-2 menit
Spasmus tonik hilang
Otot berkontraksi & berulang
Mulut membuka & menutup,lidah
dapat tergigit
Dari mulut keluar ludah berbusa
Muka kongesti & sianosis
Tidak sadar

ILUSTRASI KASUS

Nama
: Ny. T
Umur
: 29 th.
Alamat
: Kaur
Agama
: Islam.
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah
Tangga.
Masuk RS : 30 April 2013

Suami
: Tn. A
Umur
: 35 tahun.
Alamat
: Kaur
Agama
: Islam.
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Dagang.

Anamnesa

KU : Kejang sejak 1mgg.

RPD :
HDK (+), kejang pada kehamilan

RPS :
Kejang sejak 1mgg, riwayat
kejang 3 bulan yl.
Riwayat kejang pada kehamilan
anak I dan II
Keluar air air (-), lendir darah
(-), & mules mules (-).
Riw Hipertensi diketahui pada
saat kehamilan pertama
Sakit kepala, mual, muntah 1
mgg SMRS.
Pandangan kabur (+), nyeri ulu
hati (+).

anak I dan II
DM (-), jantung (-), asma (-),
alergi (-).

HPHT : 17 September 2013


TP : 24 Juni 2013

G3P2A0 :

1. Laki laki, 2600 gr, vaccum, 10


tahun, sehat.
2. Perempuan, 3200 gr, sc, 9 tahun,
sehat.
3. Hamil Ini

Status generalis :

Status Obstetri :

KU/Kes : SS/CM
TD 160/100, N 100, S
36.7, P 20.
Mata : CA -/-, SI -/ C/P : dbn
Ekstr : edema +/+

Ins : membesar sesuai


kehamilan.
Pal :
TFU 29 cm,
Teraba bokong,
pu-ka, kepala, blm
msk PAP.
Aus : DJJ 134 x/mnt.

Gen : bloody show -

LED
Leukosit
Hb
()
Ht
Trombosit
Protein total
Albumin
()
Globulin
()
SGOT
SGPT
Ureum
()
Creatinin

: 94 mm()
: 12.100 /l
: 14,3 gr/dl
: 43,2 %
: 195.000 /l
: 6,1 gr/dl ()
: 2,92 gr/dl
: 3,18 gr/dl
: 39 U/L
: 25 U/L
: 51 mg/dl
: 1,09 mg/dl

Urine
Warna
Kejernihan
PH : 6,5
BJ : 1020
Albumin
Glukosa
Keton
Urobilinogen
Bilirubin
Sedimen
Eritrosit
()
Leukosit
Epitel

: kuning.
: agak keruh.

: + 3 ()
: (-)
: (-)
: 0,2 EU
: (-)
: 5 10 / LPB
: 0 5 / LPB
: gepeng (+1).

USG : Janin : Janin tunggal hidup presentasi


kepala, intrauterine, preterm.
Diagnosis :
G3P2A0 Hamil 32-33 minggu dengan
eklampsia, belum inpartu dengan Riwayat
kejang berulang dan riwayat sc 1X
Prognosis :
Ibu : dubia ad malam
Janin : dubia ad malam

Perencanaan :
Obs. TTV, HIS, DJJ, & tanda tanda
perburukan eklamsia.
MgSO4 40% 4 gr 1 gr / jam.
Pro sc
Nifedipine 4 x 10 mg P.O
Vit C 2 x 400 mg I.V
Dexamethasone 2 x 6 mg I.V (2 hari).

1 Mei 2013 :

Dilakukan SCTPP & sterilsasi.


Diagnosis pre op : G3P2 Hamil 35 minggu, JTH, gawat
janin, eklampsia, riw kejang berulang,riw sc 1X.
Diagnosis post op : P3, NKB SMK, steril , eklampsia,
riw kejang berulang, BSC 2X.
Pk 10.15 :
Lahir bayi laki-laki, BB2600 gr, PB:48 cm, AS: 8/9, Anus
(+), Kelainan kongenital (-).
Pk 10.25 :
Lahir plasenta dengan berat 500gr, selaput ketuban utuh

Observasi 2 jam PP :

10.30
11.00
12.30
13.00

TD FN
130/90
140/9092
140/80
140/90

RR
92
20
88
80

Instruksi post op :

Observasi TTV & KU.


Imobilisasi 24 jam.
Realimentasi dini.
MgSO4 40% 1 gr/jam s/d 24 jam PP.
Nifedipine 4 x 10 mg
Vit C 2 x 400 mg I.V
Ceftriaxone 2 x 1 I.V
Tramadol 3 x 1 I.V
Diet 2000 kkal tinggi protein.

Kontraksi
20
baik
20
20

baik
baik
baik

2 Mei 2013:
S : pusing (+). Nyeri pada luka bekas operasi
St. generalis :

KU/Kes : Baik/CM
T 150/90, N 92, S 36.5 ,P 22
Mata : dbn
Thorax : dbn

St. obstetri :
TFU 2 jari bawah pusat.
Lokia rubra (+).
Laktasi -/-.

3 Mei 2013
S
: pusing (+), pk 01.00 kejang 1X selama + 5 menit,
kemudian pasien tidur. Nyeri pada luka bekas operasi berkurang.
O
: KU/Kes : SR/CM

T = 160/100 mmHg, N = 88 x/mnt, S = 36,5 C, P = 20


Status purpueralis :

Inspeksi
: Perut tampak datar, tampak bekas luka
operasi tertutup
verband, rembesan darah (-).

Palpasi : TFU 2 jbp. Nyeri tekan (-).

Auskultasi
: BU (+) N

Lokia rubra (+).

Laktasi -/-.

Lab (3/05/13) :
LED
: 90 mm ()
Leukosit : 18.200 /l
Hb : 12,3 gr/dl
Ht : 36,3 %
Trombosit : 63.000 l ()
SGOT
: 58 U/L ()
SGPT
: 54 U/L ()
Ureum
: 60 mg/dl ()
Creatinin : 1,12 mg/dl

A : NH2 P3 post SCTPP & sterilisasi dengan


eklampsia , Riwayat kejang berulang dan BSC
2X
P:
Obs TTV & KU
Nifedipine 4 x 10 mg P.O
Metil Dopa 3 x 250 mg P.O
Vit C 2 x 400 mg I.V
Dexamethasone 2 x 10 mg I.V
Cek PT, aPTT, Fibrinogen, D Dimer.
Konsul Penyakit Dalam.

ANALISA KASUS
Diagnosis Eklampsia Dengan Riwayat
Kejang Berulang

Kejang 1 mgg hilang timbul


HDK pada kehamilan anak I & II
Penglihatan kabur
Pusing, mual, muntah,nyeri ulu hati

Diagnosis HELLP Syndrome bukti


laboratoris disfungsi hepar &
trombositopenia
Trombosit
SGOT
SGPT

: 63.000 l ()
: 58 U/L ()
: 54 U/L ()

Riwayat Kejang : Kejang 3 bulan yl,


kehamilan I, II

Penatalaksanaan memenuhi
penatalaksanaan Eklampsia,
Terminasi kehamilan sudah tepat.
Nifedipine & Dexamethasone 2 x 10 mg
bermanfaat u/ mengobati HELLP
Syndrome.
Evaluasi efek terapeutik pada pasien ini
tidak dapat dilakukan pasien pulang
paksa.

Kesimpulan
Preeklampsia angka morbiditas dan mortalitas
ibu dan janin.
Deteksi dini dan pencegahan ANC yang teratur
dan berkesinambungan.
Terminasi pada komplikasi yang berat hasil
yang memuaskan, baik ibu maupun janin.
Diharapkan pelayanan kesehatan primer dapat
mendeteksi adanya preeklampsia. Jadi bila
merujuk pasien ke tingkat pelayanan yang lebih
tinggi tidak dalam keadaan terlambat.

Komplikasi eklampsia dapat mengenai


berbagai macam sistem tubuh.
Pengawasan dan penanganan ketat harus
dilakukan.
Terminasi kehamilan, dimana sudah
dilakukan secara tepat pada pasien ini.
Setelah itu pengontrolan tekanan darah
juga harus dilakukan secara ketat agar
tidak terjadi perburukan keadaan ibu.

Saran
ANC pada ibu hamil harus dilakukan secara
teratur sehingga adanya gejala preeklampsi
dapat terdeteksi secara dini dengan demikian
timbulnya gejala yang lebih berat (eklampsi)
dapat dihindari.
Perbaikan intake ibu, tinggi protein, tinggi
kalori, balans cairan seimbang 2000 cc/24 jam.
Pemberian terapi anti kejaang bila terjadi
kejang berulang

Anda mungkin juga menyukai