Anda di halaman 1dari 4

PNEUMONIA ATIPIKAL

Pneumonia merupakan penyebab utama mordibasi dan mortalitas. Sekitar 4


juta kasus pneumonia komuniti terjadi di Amerika Serikat setiap tahunya,
yang menyebabkan sekitar 1 juta perawatan di rumah sakit dan biaya
pelayanan kesehatan lebih dari 9 milyar dollar. Pneumonia merupakan
penyebab mortalitas terkait infeksi yang tertinggi, dan enyebab kematian
keenam terbanyak di Amerika Serikat.
Pada tahun terakhir, etiologi merupakan tatalaksana pneumonia telah
mengalami perubahan. Pneumonia komuniti semakin sering ditemukan pada
usia lanjut dan pasien dengan penyakit komorbid. Penyakit komorbid
tersebut antara lain penyakit paru obstruktif kronik, dibetes melitus, gagal
ginjal, dan gagal jantung kongestif. Pasien dengan penyakit tersebut pada
umumnya terifeksi organisme atipik, yang diisolasi dari sebagian besar
pasien pneumonia. Istilah pneumonia atipik, yang pertama kali digunakan
pada tahun 1938, awalnya mendeskripsikan pneumonia yang menunjukkan
gejala-gejala sistemik yang lebih dominan dibandingkan gejala pernapasan.
Pada saat penisilin dan ampesilin (dulunya merupakan antibiotik yang efektif
secara niversal untuk infeksi streptococcus pneumoniae) digunakan secara
luas, sejumlah kasus yang secara signifikan gagal merespon dengan terapi
tersebut disebut sebagai pneumonia atipik primer. Istilah primer merujuk
pada fakta bahwa S.pneumoniae tidak terdapat dalam isolat.
Patongen penyebaba pneumonia atipik sendiri dianngap atipik, karena
bukan merupakan penyebab bakterial klasik dari pneumonia kumunit.
Dahulu, sekitar 90% kasus pneumonia komuniti disebabkan oleh
S.pneumonia; namun saat ini kepentingan relatif dari patongen ini telah
menurun jauh. Saat ini, S. pneumoniaehanya diisolasi dari sekitar 25% - 60%
kultur sputum, dan hingga 40% kasus pneumonia komuniti disebabkan
patogen atipik.

ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

Pneumonia atipik sering disebabkan oleh Mycoplasma Pneumoniae,


Chlamydophlia (sebelumnya disebut chlamydia) pneumoniae, Chlamydophlia
psittaci, Legionella pneumophila, dan Coxiella burneti. pneumonia atipik
akibat bakteri Mycoplasma dan Chlamydophlia biasanya menyebabkan
pneumonia yang ringan, tidak seperti tipe penyakit yang lainnya yang dapat
muncul dengan lebih cepat dan gejala awal yang lebih berat. Mycoplasma
pnemoniae sering kali menyerang usia dewasa muda serta dihubungkan
dengan anemia, ruam tipe tertentu, dan kondisi neurologis seperti
meningitis, mielitis, dan ensefasilitis.
Pneumonia akibat bakteri terkait klamidia terjadi sepanjang tahun dan
mewakili 5-15%dari seluruh pnemonia. Biasanya pnemonia ini bersifat ringan
dengan angka kematian rendah. Pnemonia atipik karena Legionella mewakili
2-5% pneumonia dan memiliki angka kemaian yang lebih tinggi. Orang
dewasa lainnya dengan faktor resiko seperti merokok, mempunyai penyakit
kronik serta sistem imun yang menurun memiliki resiko lebih tinggi untuk
mengalami pneumonia tipe ini. Pajanan dengan udara yang terkontaminasi
(seperti dari sistem pendingin ruangan yang terinfeksi) juga telah
dihubungkan dengan pneumonia karena Legionella.

GEJALA
Gejala-gejala yang didapatkan pada pneumonia atipik antara lain sebagai
berikut:

Menggigil
Demam
Batuk
Nyeri kepala
Kekakuan otot dan nyeri otot
Pernapasan cepat
Penurunan nafsu makan
Lemah
Kebingungan (terutama pada Legionella)
Ruam (terutama pada Mycoplasma)
Diare (terutama pada Legionella)

DIAGNOSIS
Pasien yang dicurigai terinfeksi pneumonia harus menjalani evaluasi medis
lengkap, termasuk pemeriksaan fisis menyeluruh dan foto polos dada

terutama pada pemeriksaan fisis saja tidak terlalu dapat membedakan


pneumonia dari bronkitis akut atau infeksi pernafasan lainnya. Berdasarkan
derajat keparahan penyakit, dapat dilakukan berbagai pemeriksaan
tambahan, diantaranya:

Hidung darah perifer lengkap (DPL)


Kultur darah
Uji serologi untuk anti bodi terhadap bakteri spesifik
Bronkoskopi
Biopsi paru terbuka (hanya dilakukan pada penyakit yang sangat serius
saat diagnosis tidak dapat dibuat dari sumber lainnya)
Kultur sputung
Tes urin atau usap tenggorok

PRINSIP TATA LAKSANA


Faktor-faktor yang mempengaruhi tatalaksana pneumonia atipik terdiri dari
penilaian awal mengenai derajat keparahan pneumonia, yang akan
menentukan tempat terapi (rumah, rumah sakit, atau unit perawatan yang
intensif); perawatan suportif yang sesuai (cairan dan oksigeninasi);
infestigasi tatalaksana kondisi komorbid (penyakit paruh obstruktif kronik
atau penyakit jantung iskemik); stadium terminal/paliatif (status resusitasi
dan inisiasi serta terminasi dukungan ventilator); dan pemulangan. Salah
satu langkah awal manajemen pasien pneumonia adalah menentukan
apakah mereka perlu dirawat di rumah sakit. Setelah diadakan pneumonia
berdasarkan radiografi paru, perlu diputuskan apakah pasien dapat diterapi
sebagai pasien rawat jalan atau perlu dilakukan rawat inap.
Tatalaksana pneumonia atipik biasanya dimulai secara empiris, karna
pada berbagai kasus, patogen spesifik belum diidentifikasi secara spesifik.
Beberapa kelas antibiotik efektif terhadap patogen atipik, namun antibiotik
-laktam biasanya tidak efektif karena C. pneumoniae dan spesies Legionella
adalah organisme intraseluler dan M. pneumonia tidak memiliki dinding sel.
Eritromisin dan tetrasiklin (dalam kasus-kasus tertentu) telah menjadi pilihan
umum untuk tata laksana pneumonia atipik. Eritromisin dan tertrasiklin
efektif terhadap M. pneumoniae dan telah ditunjukkan mengurangi durasi
gejala pada infeksi C. pneumoniae. Maklorida yang lebih baru seperti
azitromisin dan klaritromisin memiliki aktifitas yang baik terhadap M.
pneumoniae, C. pneumoniae, dan spesies Legionella; dan umumnya
ditoleransi lebih baik dibandingkan eritromisin. Doksisiklin efektif dan
mempunyai efek samping gastrointestinal yang lebih sedikit. Fluorokuinolon

menunjukkan aktifitas yang sangat baik terhadap M. pneumoniae, C.


pneumoniae, dan spesies Legionella. Rekomendasi terapi empirik spesifik
didasarkan pada apakah pasien dirawat di rumah sakit atau dirawat sebagai
pasien rawat jalan.

PROGNOSIS
Pasien npneumoniae akibat Mycoplasma atau Chlamydophila sebagian besar
memberikan respon terhadap terapi antibiotik yang sesuai dengan baik,
walupun terdapat kemungkinan kecil terjadinya relaps jika antibiotik
diberikan pada periode yang terlalu pendek (kurang dari dua minggu). Pada
pneumonia yang disebabkan oleh Legionella, penyakit berat terutama terjadi
pada lansia dan pada mereka dengan penyakit kronik dan sistem imun yang
melemah. Penyakit ini dihubungkan dengan angka mortalitas yang lebih
tinggi. Komplikasi-komplikasi tersebut terdiri dari gagal napas, ventilasi
mekanik - terutama pada pneumonia berat yang disebabkan legionella.
Ruang dan anemia hemolitik - terutema dihubungkan dengan pneumonia
akibat Mycoplasma. Belum terdapat kesepakatan yang disetujui dalam hal
pencegahan pneumonia atipik, dan saat ini belum tersedia vaksinasi untuk
pneumonia atipik.

KESIMPULAN
Patogen atipik saat ini bertanggung jawab terhadap hamper 50% kasus
pneumonia, sehingga masih dipertanyakan apakah istilah atipik memang
tetap dapat digunakan. Karena prevalensi dan morbiditasyang tingi maka
Infectious Diseases Society of America (IDSA) merekomendasikan
tatalaksana empirik berupa obat-obatan dengan aktivitas yang baik
terhadap patogeng tipik dan atipik.

Anda mungkin juga menyukai