Anda di halaman 1dari 4

DEFINISI

Safety stock (juga disebut buffer stock)


adalah istilah yang digunakan oleh logistik
untuk menggambarkan tingkat stok ekstra
yang dipertahankan untuk mengurangi risiko
stockouts (kekurangan bahan baku atau
kemasan) karena ketidakpastian pasokan
dan permintaan. tingkat safety stock yang
cukup ijin usaha untuk melanjutkan sesuai
dengan rencana mereka . Keselamatan
saham diadakan ketika ada ketidakpastian di
tingkat permintaan atau lead time untuk
produk;. ia berfungsi sebagai asuransi
terhadap stockouts.

menetapkan berapa service level yang


diberikan kepada pelanggannya. Secara
sederhana, kalau ada 100 permintaan,
berapa banyak yang dapat kita tolerir untuk
tidak terpenuhi? jika hanya 5, maka service
level kita adalah 95%. idealnya memang
100%, tetapi itu berarti kita harus
menyediakan safety stock yang sangat
besar. Karena safety stock adalah inventory,
maka uang yang tertanam di situ harus
diperhatikan.

CARA MENENTUKAN SAFETY STOCK


Ada 3 komponen yang menjadi
pertimbangan dalam menentukan safety
stock:

Pelanggan adalah segalanya. Pelanggan


harus didahulukan. Ketika mereka memesan
produk kepada kita, kita harus bisa
menyediakannya atau kita akan kehilangan
mereka. Ketika karena sesuatu hal anda
tidak bisa memenuhi pesanan mereka, maka
anda harus punya rencana cadangan untuk
memenuhinya. Rencana cadangan anda
adalah buffer stock dan safety stock.

1. Variasi permintaan. Sangat jarang sekali


kita menemukan kasus dimana permintaan
itu stabil apalagi sama tiap bulannya. selalu
ada variasi permintaan. Logikanya semakin
tinggi variasi permintaan dari waktu ke
waktu, pasti peluang untuk terjadi stock out
(kekurangan persediaan saat ada
permintaan) akan semakin besar. Oleh
karena itu, faktor variasi permintaan ini pun
harus berbanding lurus dengan safety stock
yang harus kita siapkan.

Kepana kita harus mengenal apa itu


buffer stock dan safety stock.

Apa itu buffer stock?


Stock yang kita buat untuk menanggulangi
perubahan permintaan pelanggan. Jika
dalam suatu process besar, maka bufer stock
adalah finished good anda.
Apa itu safety stock?

2. Lead time. Ada berbagai macam lead time


mulai dari lead time produksi, leadtime
transportasi, leadtime inspeksi, dan atau
leadtime yang lain bergantung terminologi
tiap-tiap perusahaan. Yang jelas sejak suatu
produk dipesan hingga dideliver kepada yang
memesan, waktu yang dibutuhkannya juga
bervariasi. Kadang kala seminggu selesai. Di
lain waktu bisa sampai 2 minggu atau lebih.
Seperti halnya variasi permintaan, maka
semakin besar leadtime-nya maka harus
semakin besar pula safety stock yang kita
butuhkan.
3. Service level. Setiap perusahaan perlu

Stock yang kita buat untuk menanggulangi


adanya kerusakan tidak terduga pada alatalat kita yang membuat kita tidak
beroperasi. Safety stock sebaiknya disimpan
dalam suatu area yang terkunci. Suatu
prosedure harus diterapkan untuk mengatur
penggunaan safety stock dan harus tercatat.
Safety stock juga harus dirotasikan dengan
produk yang baru untuk menanggulangi
masalah umur produk.
Siapa yang harus melakukan?
Penghitungan berapa jumlah safety stock
dan buffer stock harus dihitung oleh suatu

team yang terbentuk bersama orang dari


bagian planning material dan disetujui oleh
level managemant atas.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan hal ini?
Biasanya butuh beberapa jam untuk
mengumpulkan informasi dan melakukan
penghitungan jumlah safety dan buffer stock.
Dalam pertemuan ini gunakan sebagai forum
diskusi. Untuk penerapannya mungkin
memerlukan beberapa jam atau
hari,tergantung fokus team.
Buffer stock dan safety stock harus diadjust
secara berkala menyesuaikan dengan data
performance dan permintaan pelanggan
aktual.
Bagaimana cara melakukannya?
1. Pilih suatu proses dimana pernah
mengalami kekurangan stock/produck.
2. Analisa proses -proses sebelumnya dan
rata-rata down time.
3. Jumlah safety stock harus
memperhitungkan rata-rata down time
tersebut.
Bagaimana menentukan buffer stock?
1. Pilih salah satu produk.
2. Ambil data variasi permintaan pelanggan
dalam 2 sampai 3 bulan.
3. Catat permintaan tertinggi. Kurangi
dengan rata-rata permintaan perhari. Maka
anda mendapatkan buffer stock anda.
Contoh:
Jika permintaan tertinggi adalah 1000 dan
rata-rata permintaan adalah 800, maka
buffer stock anda adalah 200.
Bagaimana menentukan safety stock?
Perhitungan safety stock harus berdasarkan
perkiraan jumlah donwntime proses dan
resiko yang bersedia diterima oleh
perusahaan anda.

Catatan:
1. Safety stock dan buffer stock harus
ditempatkan ditempat terpisah. Tercatat
pengisian dan pengambilannya.
2. Safety stock harus terkunci.
3. Harus diingat,safety stock dan buffer stock
adalah merupakan kompromi terhadap lean
sistem.
Bagaimanapun juga harus dicari cara terus
menerus untuk menghilangkan stock
tersebut.
4. Membuat safety dan buffer stock juga
akan menghindarkan adan dari melakukan
overtime.
5. Safety stock dibuat untuk menjaga
pelanggan internal, sedangkan buffer stock
untuk menjaga pelanggan luar.
Menentukan tingkat inventory yang tepat
merupakan pekerjaan yang paling penting
dan menantang bagi operation manager. Jika
terlalu banyak inventory, uang anda akan
mati dalam modal kerja. Jika inventory terlalu
sedikit, anda akan mengalami stock out dan
customer akan kecewa. Untunglah ada
rumus untuk menentukan safety stock
Stock out disebabkan beberapa faktor antara
lain: demand yang fluktuasi, forecast yang
tidak akurat, lead time yang bervariasi (lead
time supplier maupun lead time
manufacturing). Banyak juga operation
manager yang menetapkan safety stock
berdasarkan estimasi atau juga jumlah stock
level. Contoh ada yang menetapkan 2 hari
stock atau 20% dari total stock.
Safety stock ditetapkan bukanlah untuk
menghilangkan seluruh stock out, tapi hanya
yang mayoritas saja. Contoh bila kita
tetapkan service level 95% artinya 95%
order dapat dipenuhi sedangkan 5% tidak
dapat dipenuhi (stock out). Jumlah safety
stock akan berbanding lurus dengan service
level. Dengan menggunakan rumus kita
dapat menentukan safety stock yang tetap
sesuai dengan customer service level.
Untuk mendapatkan angka safety stock perlu
kita lihat data historis aktual demand. Data

tsb kemudian kita cari standard deviasinya


kemudian dikalikan dengan safety faktor
untuk mendapatkan safety stock.
Rumus nya adalah: Safety stock = safety
factor x standard deviasi
Safety stock = Z x (PC/T) x D
dengan:
Z = safety factor (lihat tabel)
PC = performance cycle = siklus forecast
atau siklus order
d = standard deviasi dari demand
T = siklus periode demand
Untuk mencari safety stock anda tinggal pilih
dari tabel diatas berapa service level yang
diinginkan lalu berapa Z score nya (safety
factor). Lalu kalikan dengan standard deviasi.
Ada cara yang lebih mudah dengan
menggunakan aplikasi excel yang dapat
dilihat dibawah ini.
Contoh
Minggu
Pemakaian
1
= 231
2
3
level = 90%
4
5
stock = 296
6
7
8
9
10
rata-rata = 5,000

Actual
4,900 Std deviasi
4,600
5,100
5,200
5,300

Service

kolom service level) diperoleh angka 296


Jadi service level 90% kita butuh safety
stock sebesar 296 dengan rata2 demand
sebesar 5000
Anda dapat mencoba untuk berbagai
service level, akan diperoleh nilai safety
stock yang berbeda
Kasus diatas bila periode forecast sama
dengan periode demand
Bila forecast nya tiap 4 minggu sedangkan
demand nya tiap minggu maka rumus nya
harus diubah menjadi (4/1) x safety stock.
Jadi untuk kasus diatas menjadi 4 x 296 =
592.
Cara menentukan service level
Bedakan service level untuk masing-masing
produk sesuai dengan kriteria, tingkat
kepentingan di mata customer, profit margin
atau jumlah sales nya
Bagaimana bila terjadi variasi dalam Lead
Time?
Rumusnya harus di modifikasi menjadi
Safety stock = Z x LTLT x D rata2
Dimana:
Z = safety factor (lihat tabel)
LTLT = std deviasi lead time
D rata2 = demand/kebutuhan rata2
atau dapat di tulis lengkap menjadi

Safety

4,800
5,200
4,800
4,900
5,200 Demand

Data diatas memperlihatkan aktual


pemakaian tiap minggu
Cari standard deviasi nya dengan rumus
excel yaitu: std devaisi = STDEV(sorot kolom
actual pemakaian) didapat 231
Tentukan service level nya dalam persen,
misalkan 90%
Hitung safety stock dengan rumus excel: =
NORMINV(sorot kolom std deviasi;0;sorot

Safety stock = service level x (PC/T x D 2 )


+ ( LTLT x D rata2 )2
Bagian sebelah kiri adalah safety stock
karena variasi demand, sedangkan sebelah
kanan adalah safety stock karena variasi
lead time.
Contoh
Sebuah gudang distribusi memasok plastic
film roll untuk kebutuhan packaging industri
makanan. Kebutuhan rata2 per minggu 50
roll, std deviasi kebutuhan per minggu
sebesar 10 roll. Std deviasi lead time 0. Lead
time proses produksi stabil sebesar 7 hari
dan lead time pengiriman dari pabrik ke
gudang selama 1 hari, total 8 hari. Deviasi
kebutuhan dihitung tiap periode 1 minggu.

Dengan menggunakan rumus:


Safety stock = Z x (PC/T) x D
Bila service level yang diinginkan sebesar
95% dimana management mengharapkan
dari 100 kali order yang diterima, hanya
boleh 5x terjadi stock out.
Dari table servicel level diperoleh safety
factor sebesar 1.65 untuk 95% servce level.
Dari data diatas PC = 8 hari yaitu 7 hari
manufacturing lead time dan 1 hari lead time
pengiriman dari pabrik ke gudang.
T = 7 hari karena siklus demand per minggu
(7 hari)
Sehingga kalau dimasukkan dalam rumus
menjadi:
Safety stock = 1.65 x (8/7) x 10 roll = 18
roll
Inilah jumlah safety stock yang harus
disimpan di gudang untuk antisipasi demand
yang deviasi nya sebesar 10 roll per minggu
dengan total lead time 8 hari.
Bagaimana kalau lead time nya bervariasi
katakan 1 hari deviasi lead time ( = 0.07
minggu).
Masukkan ke rumus:
Safety stock = service level x (PC/T x D 2 )
+ ( LTLT x D rata-rata)2
= 1.65 x (8/7 x 102 ) + ( 0.07 x 502 ) =
1.65 x 114.3 + 12.2 = 19 roll
Jadi kalau lead time nya memiliki deviasi 1
hari ( 0.07 minggu) maka safety stock akan
bertambah menjadi 19 roll.
Hasil ini menunjukkan bahwa vaiasi demand
merupakan faktor dominan dalam
menentukan safety sotck. Pengaruhnya
hampir 10 kali lipat dari variasi yang terjadi
di lead time.

Karena itu cara mengurangi safety stock


adalah dengan :
1. mengurangi deviasi demand (mengurangi
variasi)
2. mempertimbangkan besarnya service
level, kalau customer tidak memerlukan
service level yang tinggi, turunkanlah service
level nya.
Setelah safety stock ditetapkan, harus di
monitor secara teratur bagaimana
pemakaian safety stock tersebut. Bila yang
terpakai hanya setengahnya, evaluasi
kembali nilai service level.
Alternatif mengurangi safety stock:
1. bila item yang ditangani cukup ringan,
kurangi safety stock, bila demand mencapai
puncak kirim barang tsb dengan pesawat (air
freight)
2. perbaiki forecast, forecast yang tidak
akuran akan menyebabkan terjadi deviasi
demand yang besar
3. untuk lingkungan industri yang make to
stock perlu dipertimbangkan menjadi make
to order bagi item2 yang variasi demand nya
tidak menentu. Selama customer mau
menunggu tidak ada salahnya mencoba
menjadi make to order
4. dengan melakukan postponement
(penundaan) packaging. Cara ini adalah
mengirim dalam jumlah bulky ke gudang
distribusi. Setelah menerima order dari
customer, gudang distribusi akan melakukan
packaging sesuai permintaan customer.
Contoh: biskuit oreo ada yang isi 2, 4, 6, 12.
Dikirim bulky ke gudang distribusi lalu kalau
ada yang pesan isi 12 baru dibuatkan
packagingnya. Jadi mengurangi kesalahan
forecasat dengan menimbun lebih banyak
safety stock.

Anda mungkin juga menyukai