Catatan:
1. Safety stock dan buffer stock harus
ditempatkan ditempat terpisah. Tercatat
pengisian dan pengambilannya.
2. Safety stock harus terkunci.
3. Harus diingat,safety stock dan buffer stock
adalah merupakan kompromi terhadap lean
sistem.
Bagaimanapun juga harus dicari cara terus
menerus untuk menghilangkan stock
tersebut.
4. Membuat safety dan buffer stock juga
akan menghindarkan adan dari melakukan
overtime.
5. Safety stock dibuat untuk menjaga
pelanggan internal, sedangkan buffer stock
untuk menjaga pelanggan luar.
Menentukan tingkat inventory yang tepat
merupakan pekerjaan yang paling penting
dan menantang bagi operation manager. Jika
terlalu banyak inventory, uang anda akan
mati dalam modal kerja. Jika inventory terlalu
sedikit, anda akan mengalami stock out dan
customer akan kecewa. Untunglah ada
rumus untuk menentukan safety stock
Stock out disebabkan beberapa faktor antara
lain: demand yang fluktuasi, forecast yang
tidak akurat, lead time yang bervariasi (lead
time supplier maupun lead time
manufacturing). Banyak juga operation
manager yang menetapkan safety stock
berdasarkan estimasi atau juga jumlah stock
level. Contoh ada yang menetapkan 2 hari
stock atau 20% dari total stock.
Safety stock ditetapkan bukanlah untuk
menghilangkan seluruh stock out, tapi hanya
yang mayoritas saja. Contoh bila kita
tetapkan service level 95% artinya 95%
order dapat dipenuhi sedangkan 5% tidak
dapat dipenuhi (stock out). Jumlah safety
stock akan berbanding lurus dengan service
level. Dengan menggunakan rumus kita
dapat menentukan safety stock yang tetap
sesuai dengan customer service level.
Untuk mendapatkan angka safety stock perlu
kita lihat data historis aktual demand. Data
Actual
4,900 Std deviasi
4,600
5,100
5,200
5,300
Service
Safety
4,800
5,200
4,800
4,900
5,200 Demand