Anda di halaman 1dari 3

KEBIJAKAN POLITIK LUAR NEGERI MASA ORDE BARU PELITA I, II

DAN III

Pada masa orde baru (Pelita I,II dan III) ada beberapa Kebijakan Luar Negeri yang dilakukan
pemerintah, yaitu :

1) Kembali kepada Politik Luar Negeri Bebas Aktif


Politik luar negeri Indonesia pada masa yang condong kepada salah
satu blok pada masa Demokrasi Terpimpin merupakan pengalaman pahit
bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu Orde Baru bertekad untuk untuk
mengoreksi bentuk-bentuk penyelewengan politik luar negeri Indonesia
pada masa Orde Lama. Politik luar negeri yang memihak kepada salah
satu blok dinyatakan salah oleh MPRS (kemudian MPR). Indonesia harus
kembali ke politik luar negeri yang bebas dan aktif serta tidak
memencilkan diri. Sebagai landasan kebijakan politik luar negeri Orde
Baru telah ditetapkan dalam Tap No. XII/ MPRS / 1966. Menurut rumusan
yang telah ditetapkan MPRS, maka jelaslah bahwa politik luar negeri RI
secara keseluruhan mengabdikan diri kepada kepentingan nasional.
Sesuai dengan kepentingan nasional, maka politik luar negeri RI yang
bebas dan aktif tidak dibenarkan memihak kepada salah satu blok ideologi
yang ada. Namun bukanlah politik yang netral, tetapi suatu politik luar
negeri yang tidak mengikat diri pada salah satu blok ataupun pakta
militer..
2) Kembali menjadi anggota PBB
Pada 28 September 1950 Indonesia memasuki PBB dan tercatat
menjadi anggota yang ke-60. Banyak manfaat yang diperoleh bangsa
Indonesia semenjak menjadi anggota PBB. Berbagai bantuan dan jasa
baik PBB telah dinikmati bangsa Indonesia :
a. PBB turut berperan menyelesaikan pertikaian Indonesia - Belanda

dalam Perang Kemerdekaan


(1945- 1950) dengan mengirimkan KTN dan UNCI.
b. PBB berjasa menyelesaikan pengembalian Irian Barat ke pangkuan RI
denganmengirim misi
UNTEA.
c. PBB banyak memberikan bantuan dalam bidang ekonomi, sosial, dan
budaya melalui organisasi
khusus, seperti IMF, UNESCO, WHO, dan sebagainya.
Namun, hubungan yang harmonis antara Indonesia dan PBB menjadi
terganggu sejak Indonesia menyatakan diri keluar dari keanggotaan PBB
pada 7 Januari 1965.
Persoalannya, usul Indonesia agar Malaysia tidak diterima sebagai
anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB tidak membuahkan hasil.
Kenyataannya, Malaysia tetap diterima sebagai anggota tidak tetap
Dewan Keamanan PBB.
Sejak keluar dari keanggotaan PBB, Indonesia praktis terkucil dari
pergaulan internasional. Kenyamanan dan kebersamaan hidup dengan
bangsa lain tidak dapat dirasakan lagi. Begitu pula pembangunan negara
menjadi terhambat sehingga berakibat pada kesengsaraan rakyat.
Menyadari adanya kerugian itu, maka pemerintah Orde Baru
memutuskan untuk masuk kembali menjadi anggota PBB. Pada tanggal 3
Juni 1966 akhirnya disepakati bahwa Indonesia harus kembali menjadi
anggota PBB dan badan-badan internasional lainnya.
Indonesia secara resmi akhirnya kembali menjadi anggota PBB
sejak tanggal 28 Desember 1966. Indonesia tetap diterima kembali
sebagai anggota PBB yang ke-60. Kembalinya Indonesia mendapat
sambutan baik dari sejumlah negara Asia bahkan dari pihak PBB sendiri
hal ini ditunjukkan dengan ditunjuknya Adam Malik sebagai Ketua Majelis
Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974.
3) Normalisasi hubungan dengan negara Singapura & Malaysia
a) Normalisasi hubungan dengan Singapura
Sebelum pemulihan hubungan dengan Malaysia Indonesia telah
memulihkan hubungan dengan Singapura dengan perantaraan Habibur
Rachman (Dubes Pakistan untuk Myanmar). Pemerintah Indonesia
menyampikan nota pengakuan terhadap Republik Singapura pada tanggal
2 Juni 1966 yang disampikan pada Perdana Menteri Lee Kuan Yew.
Akhirnya pemerintah Singapurapun menyampikan nota jawaban
kesediaan untuk mengadakan hubungan diplomatik.
b) Normalisasi hubungan dengan Malaysia
Normalisasi hubungan Indonesia dan Malaysia dimulai dengan
diadakan perundingan di Bangkok pada 29 Mei-1 Juni 1966 yang
menghasilkan perjanjian Bangkok, yang berisi:

Rakyat Sabah diberi kesempatan menegaskan kembali


keputusan yang telah mereka ambil mengenai kedudukan
mereka dalam Federasi Malaysia.

Pemerintah kedua belah pihak menyetujui pemulihan


hubungan diplomatik.Tindakan permusuhan antara kedua belah
pihak akan dihentikan.

Peresmian persetujuan pemulihan hubungan IndonesiaMalaysia oleh Adam Malik dan Tun Abdul Razak dilakukan di
Jakarta tanggal 11 agustus 1966 dan ditandatangani
persetujuan Jakarta (Jakarta Accord). Hal ini dilanjutkan dengan

penempatan
negara..

perwakilan

pemerintahan

di

masing-masing

4) Pendirian ASEAN (Association of South-East Asian Nations)


Indonesia menjadi pemrakarsa didirikannya organisasi ASEAN pada
tanggal 8 Agustus 1967. Latar belakang didirikan Organisasi ASEAN
adalah adanya kebutuhan untuk menjalin hubungan kerja sama dengan
negara-negara secara regional dengan negara-negara yang ada di
kawasan Asia Tenggara.
Tujuan awal didirikan ASEAN adalah untuk membendung
perluasan paham komunisme setelah negara komunis Vietnam
menyerang Kamboja.
Hubungan kerjasama yang terjalin adalah dalam bidang politik,
ekonomi, sosial, dan budaya. Adapun negara yang tergabung dalam
ASEAN adalah Indonesia, Thailand, Malysia, Singapura, dan Filipina.
5) Integrasi Wilayah Timor-Timor ke Wilayah Indonesia
Timor- Timur merupakan wilayah koloni Portugis sejak abad ke-16
tapi kurang diperhatikan oleh pemerintah pusat di Portugis sebab jarak
yang cukup jauh. Tahun 1975 terjadi kekacauan politik di Timor-Timur
antar partai politik yang tak terselesaikan sementara itu pemerintah
Portugis memilih untuk meninggalkan Timor-Timur. Kekacauan tersebut
membuat sebagian masyarakat Timor-Timur yang diwakili para pemimpin
partai politik memilih untuk menjadi bagian Republik Indonesia yang
disambut baik oleh pemerintah Indonesia. Secara resmi akhirnya TimorTimur menjadi bagian Indonesia pada bulan Juli 1976 dan dijadikan
provinsi ke-27. Tetapi ada juga partai politik yang tidak setuju menjadi
bagian Indonesia ialah partai Fretilin. Hingga akhirnya tahun 1999 masa
pemerintahan Presiden Habibie melakukan jajak pendapat untuk
menentukan status Timor-Timur. Berdasarkan jajak pendapat tersebut
maka Timor-Timur secara resmi keluar dari Negara Kesatuan republik
Indonesia dan membentuk negara tersendiri dengan nama Republik
Demokrasi Timor Lorosae atau Timur Leste.

Anda mungkin juga menyukai