Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PERSATUAN DAN KESATUAN

BANGSA PADA MASA ORDE LAMA 5 JULI


1959 SAMPAI DENGAN 11 MARET 1966

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
1. GODWIN
2. YONGGI
3. OCHI
4. GRACE TARIGAN

SMA PARULIAN 1 MEDAN


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai dengan banyaknya


etnis, suku,agama, budaya, kebiasaan, di dalamnya. Di sisi lain, masyarakat
Indonesia dikenal sebagaimasyarakat multikultural, masyarakat yang
anggotanya memiliki latar belakang budaya (Cultural background)

Beragam. Kemajemukan dan multikulturalitas mengisyaratkan adanya


perbedaan. Bila dikelola secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas
menghasilkanenergi hebat. Sebaliknya, bila tidak dikelola secara benar,
kemajemukan dan multikulturalitas bisa menimbulkan bencana
dahsyat.Perbedaan yang terdapat di Indonesia ini merupakan sebuah warisan
yang diberikan kepadakita semua sebagai warga negara Indonesia. Perbedaan
yang meliputi banyak hal ini bukanmenjadi masalah bagi kita untuk tetap
menghargai, bertoleransi, dan menjaga kesatuan serta persatuan bangsa kita.
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sudah menjadi kewajibankita sebagai
warga negara untuk menjaga, melindungi, dan mempertahankannya.Kesatuan
dan persatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa mengalami perubahan-
perubahan yang signifikan. Di Indonesia terjadi beberapa masa yang berbeda,
yaitu masaRevolusi, Republik Indonesia Serikat, Liberal, Terpimpin, Orde Baru,
dan masa Reformasi.Tentunya perubahan masa yang sering terjadi dapat
berakibat kepada kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh dan tidak terpecah-belah. Arti
lebih luasnyayaitu berkumpulnya macam-macam corak dari berbagai
kalangan,ras,budaya, dan adatistiadat dalam masyarakat yang bersatu dengan
serasi.Persatuan bangsa berarti gabungan suku-suku bangsa yang sudah bersatu.
Dalam hal ini,masing-masing suku bangsa merupakan kelompok masyarakat
yang memiliki ciri-ciritertentu yang bersatu. Penggabungan dalam persatuan
bangsa, masing-masing bangsa tetapmemiliki ciri-ciri dan adat istiadat
semula.Dalam persatuan bangsa, satu suku bangsa menjadi lebih besar dari
sekedar satu suku bangsayang bersangkutan karena dapat mengatasnamakan
bangsa secara keseluruhan. Misalnyasuku Bugis atau suku Batak dapat
menyebutkan dirinya bangsa Indonesia, yang memiliki ciri jauh lebih luas dan
komplek dari pada suku Bugis atau Batak itu sendiri.Kesatuan merupakan hasil
dari persatuan yang telah menjadi utuh. Maka dari itu persatuandan kesatuan
sangat erat hubungannya.Kesatuan bangsa Indonesia berarti satu bangsa
Indonesia dalam satu jiwa bangsa seperti yangdiputuskan dalam kongres
Pemuda pada tahun 1928 dalam keadaan utuh dan tidak bolehkurang, baik
sebagai subyek maupun obyek dalam penyelenggaraan kehidupan
nasional.Sedangkan kesatuan wilayah Indonesia berarti satu wilayah Indonesia
dari Sabang sampaiMerauke yang terdiri dari daratan, perairan dan dirgantara
diatasnya seperti yang dinyatakandalam deklarasi Juanda 1957, dalam keadaan
utuh dan tidak boleh kurang atau retak
B. Persatuan dan kesatuan 5 Juli 1959 sampai 11 Maret 1966

Periode Demokrasi Terpimpin dimulai dengan lahirnya Dekrit Presiden pada 5


Juli 1959. Dekrit Presiden dibuat setelah Konstituante tidak dapat
menyelesaikan tugasnya untuk membentuk undang-undang dasar tetap sehingga
tidak menguntungkan bagi perkembangan ketatanegaraan,

Dekrit Presiden memuat ketentuan pokok sebagai berikut:


1. Menetapkan pembubaran konstituante
2. Menetapkan UUD 1945 berlaku kembali bagi segenap bangsa Indonesia
3. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan
Dewan Agung Sementara (DPAS) dalam waktu singkat.

Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959 disambut baik oleh rakyat dan didukung oleh
TNI AD. Dekrit Presiden juga dibenarkan oleh Mahkamah Agung dan DPR
yang bersedia bekerja terus dalam rangka menegakkan UUD 1945. Pada
periode ini, pemerintah Indonesia menganut sistem Demokrasi terpimpin.

Penyimpangan pada masa demokrasi terpimpin tahun 1959 sampai 1966 yaitu:

1. Menafsirkan Pancasila terpisah-pisah, tidak dalam kesatuan bulat dan


utuh

Periode Demokrasi Terpimpin didasarkan pada penafsiran dari sila keempat


Pancasila, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Tetapi, Presiden Soekarno saat itu menafsikan
terpimpin dengan arti “pimpinan terletak di tangan pemimpin besar revolusi.”

2. Pengangkatan presiden seumur hidup

UUD 1945 mengatur presiden untuk memimpin pemerintahan selama lima


tahun. Tetapi, Ketetapan MPRS No. III/1965 mengangkat Ir. Soekarno sebagai
presiden seumur hidup, seperti dikutip dari buku Pendidikan Kewarganegaraan
Pancasila, Demokrasi, dan Pencegahan Korupsi oleh A. Ubaedillah.

3. Presiden membubarkan DPR hasil Pemilu 1955

Kebijakan ini membuat hilangnya pengawasan dari lembaga legislatif terhadap


eksekutif.

4. Konsep Pancasila berubah menjadi konsep Nasakom (Nasionalis,


Agama, dan Komunis)
5. Bergesernya makna Demokrasi Terpimpin menjadi pemusatan
kekuasaan pada Presiden

Dalam pelaksanaan periode Demokrasi Terpimpin cenderung terjadi pemusatan


kekuasaan pada Presiden atau Pemimpin Besar Revolusi. Hal ini menjadi
pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi dengan lahirnya absolutisme dan
terpusatnya kekuasaan pada pemimpin, serta hilangnya kontrol sosial.

6. Pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif yang cenderung memihak


komunis

Pada masa Demokrasi Terpimpin terjadi kecenderungan pemihakan pada Blok


Timur atau RRC.

7. Manipol USDEK yang dibuat Presiden menjadi GBHN

Manipol USDEK (manifesto politik, undang-undang dasar, sosialisme


Indonesia, demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin, dan kepribadian Indonesia)
dijadikan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1960. USDEK
dibuat oleh Presiden Soekarno, sedangkan GBHN harusnya dibuat oleh MPR.

Penyalahgunaan makna demokrasi di masa lalu salah satunya yaitu “Demokrasi


Terpimpin” di masa Orde Lama pada 1959 sampai 1966 yang melahirkan
kepemimpinan absolut. Setelah periode tersebut, “Demokrasi Pancasila” di era
Orde Baru juga mematikan partisipasi rakyat dan menjadikan Pancasila sebagai
alat politik kekuasaan.
Dinamika yang terjadi di masa ini adalah para pemimpin MPR, DPR, BPK dan
MA diberi kedudukan sebagai menteri, sehingga ditempatkan sebagai bawahan
presiden. Presiden kemudian membubarkan DPR Tahun 1960 dan muncul UU
No. 19 tahun 1964 sehingga presiden bisa berhak untuk mencampuri proses
peradilan. Pada masa orde lama terjadi pemberontakan besar, yakni G3OS/PKI.

C. Surat Perintah Sebelas Maret 1966

Peristiwa G30S pada 1 Oktober 1965 memunculkan gejolak politik dan


ekonomi di dalam negeri. Pada akhir Oktober 1965 para mahasiswa yang
tergabung dalam Front Pancasila memprotes buruknya keadaan perekonomian
Indonesia saat itu, serta menuntut adanya tindak lanjut Soekarno terhadap
Peristiwa G30S.

Pada 12 Januari 1996, Front Pancasila melakukan aksi unjuk rasa di halaman
gedung DPR-GR dan mengajukan tiga tuntutan yang berisi:

1. Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI);


2. Pembersihan Kabinet Dwikora dari unsur-unsur yang terlibat G30S;
3. Serta penurunan harga.

Langkah Soeharto dilanjutkan dengan mengeluarkan SK Presiden Nomor 5 (18


Maret 1966). SK yang dibuatnya tersebut berisi perintah penangkapan 15 orang
menteri yang dianggap terkait PKI dan terlibat Gerakan 30 September 1965.
Menteri-menteri tersebut tidak lain adalah orang terdekat Soekarno. Puncaknya,
Soeharto ditunjuk menjabat sebagai presiden melalui Sidang MPRS. Soeharto
resmi menjabat sebagai presiden pada 27 Maret 1968.
D. KESIMPULAN

Pada masa Orde Lama (5 Juli 1959 - 11 Maret 1966), persatuan dan kesatuan
bangsa di Indonesia diwujudkan melalui berbagai kebijakan pemerintah yang
menekankan integrasi dan identitas nasional. Meskipun terdapat beberapa
konflik regional, pemerintah berupaya memelihara persatuan dengan
pendekatan nasionalis dan pembangunan ekonomi. Namun, periode ini juga
melibatkan tantangan, seperti konflik ideologis dan ekonomi, yang menjadi latar
belakang terjadinya peristiwa 30 September 1965 dan pergantian pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai