Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA

MODUL H.03 STABILITAS BENDA TERAPUNG


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

Kelompok 1 :
Hendrie Priyadi
Dedi Sulistyo
Andi Sardi
Adi Wibowo
Juang Rachman Aji

121122015
121122009
121122001
121122501
121122003

Asisten Modul

: Maudina Baiti

Tanggal Praktikum

: 15 Agustus 2015

Tanggal Disetujui

Nilai Laporan

Paraf Asisten

LABORATORIUM HIDROLIKA, HIDROLOGI, DAN SUNGAI


JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA

2015

H03 STABILITAS BENDA TERAPUNG


3.1Tujuan Praktikum
Menentukan tinggi titik metacentrum.

3.2Teori Dasar

G
M

Gambar.3.2.1 Gambar G, M dan B saat keadaan stabil dan setelah


digoyangkan
Titik metacentrum adalah titik perpotongan antara garis vertikal yang
melalui titik berat benda dalam keadaan stabil (G) dengan garis vertikal yang
melalui pusat apung setelah benda digoyangkan (B). Tinggi titik
metacentrum adalah jarak antara titik G dan titik M. Titik apung B adalah titik
tangkap dari gaya apung atau titik tangkap dari resultan tekanan apung.
Jarak bagian dasar ponton ke titik apung B adalah setengah jarak bagian
dasar ponton ke permukaan air (setengah jarak bagian ponton yang terendam
atau tenggelam). Biasanya penyebab posisi (B) pada gambar 1 di atas
masalah bergeraknya suatu benda tertentu (w) sejauh x dari titik G, sehingga
untuk mengembalikan ke posisi semula harus memenuhi persamaan berikut:
Momen guling = Momen mengembalikan ke posisi semula

w . x = W . GM sin, maka
w.x
w. x
=
,
W . sin W . tan <<<

GM =

Secara teoritis GM dapat pula diperoleh dari:


GM=BM BG
Dengan,
I min
V

BM=

dan

BG=

(y

d
)
2

Dimana:
W
w

Berat ponton

Berat pengatur beban transversal

GM =

Sudut putar ponton


Tinggi titik metacentrum

BM =

Jarak antara titik apung dan titik metacentrum

BG =

Jarak antara titik apung dan titik berat ponton

Ix

Momen inersia arah c dari luasan dasar ponton

V
y

=
d

Volume zat cair yang dipindahkan

Jarak antara titik berat ponton dan dasar ponton


Kedalaman bagian ponton yang terbenam air

Benda yang terendam di dalam air akan mengalami gaya berat sendiri benda
(FG) dengan arah vertikal ke bawah dan gaya tekanan air dengan arah vertikal
keatas. Gaya ini disebut gaya apung atau gaya Buoyancy (FB)

Jika :
FG > FB maka benda pada kondisi tenggelam
FG = FB maka benda pada kondisi melayang (terendam)
FG < FB maka benda pada kondisi terapung
Hukum

Archimedes

menyatakan

bahwa

benda

yang

terapung

atau terendam dalam zat cair akan mengalami gaya apung sebesar berat zat cair
yang dipindahkan oleh benda tersebut

Gaya yang bekerja adalah FG dan gaya hidrostatik yang bekerja pada seluruh
permukaan yang terendam. Karena benda diam, maka gaya hidrostatik pada arah
horizontal akan sama besar dan saling meniadakan, sedangkan gaya hidrostatik
yang bekerja pada permukaan dasar benda merupakan gaya apung. Bila benda
dalam keadaan diam, maka resultan gaya arah vertikal maupun horisontal sama
dengan nol. Suatu benda dikatakan stabil bila benda tersebut tidak terpengaruh
oleh ganguan kecil (gaya) yang mencoba membuatnya tidak seimbang.
Sebaliknya benda itu dikatakan dalam keadaan tidak stabil atau labil jika ada yang
mempengaruhi

3.3Alat dan Bahan


1.

Meja hidrolika

2.

Perangkat alat percobaan stabilitas benda apung

b
d

400 mm

e
a

200 mm

Gambar H 03.2 Perangkat Alat Percobaan Stabilitas Benda Apung


Keterangan Gambar:
a.

Kotak ponton

b.

Tiang vertikal

c.

Skala derajat

d.

Pengatur beban geser

e.

Skala jarak

f.

Pengatur beban transversal

g.

Unting-unting
Spesifikasi:
- Dimensi ponton

Panjang

: 350 mm

Lebar

: 200 mm

Tinggi

75 mm

- Massa ponton

: 1457 gram

- Massa pengatur beban transversal

: 322 gram

g = 9,81 m/det2
air = 1,00 gr/cm3

3.4Cara Kerja
1. Menyiapkan meja hidrolika.
2. Menyiapkan ponton dan perlengkapannya.
3. Mengatur pengatur beban transversal sehingga tepat di tengah ponton.
4.

Mengatur beban geser pada tiang vertikal sedemikian rupa sehingga titik
berat ponton secara keseluruhan terletak di atas ponton.
Caranya:
a)

Meletakkan pengatur beban geser sehingga 200 mm dari dasar


ponton.

b)

Mencari titik berat ponton dengan cara ponton digantungkan


pada seutas benang yang diletakkan atau dikaitkan pada tiang vertikal di
antara pengatur beban transversal dan pengatur beban geser (unting-unting

c)

harus dipegang agar penentuan titik berat ponton dipengaruhi).


Apabila telah terjadi keseimbangan yaitu pada saat posisi

benang tegak lurus dengan tiang vertikal, maka titik tersebut (G) ditandai.
d)
Apabila letak titik G masih berada di bawah ponton, menaikkan
lagi letak beban, mengulangi langkah b sampai c, sampai letak titik G
e)

berada di atas ponton.


Tinggi titik tersebut diukur dari dasar ponton (y).

5. Mengisi tangki pengatur volume pada meja hidrolika dan mengapungkan


ponton di atasnya.
6. Mengeset unting-untingterlebih dahulu, di mana dalam keadaan stabil sudut
bacaannya nol derajat.
7. Menghitung kedalaman bagian ponton yang terbenam (d), dan menentukan
titik pusat gaya apung dari dasar ponton dalam keadaan stabil (B).
8. Menggerakkan beban transversal ke sebelah kanan setiap 20 mm, mencatat
perubahan sudut pada tiap penggeseran yang dilakukan.
9. Menggerakkan kembali beban transversal ke arah semula tiap 20 mm,
sampai kembali ke titik awal (0).
10. Mengulangi langkah ke-8 dan 9, untuk penggeseran beban transversal ke
sebelah kiri.
11. Mengulangi kembali langkah ke-4, dimulai dari poin b, sampai dengan
langkah 10 dengan menaikkan beban geser tiap 50 mm sampai posisi massa
geser di puncak tiang vertikal.

3.5 Data pengamatan

200

250

300

Distence Of
Moveable Mass
Right Of Centre
mm

Angle
Of
Heel
(Right)

Distance Of
Moveable
Mass Left Of
Centre mm

Angle
Of
Heel
(Left)

Average

Average Sin

85
85
85
85
92
92
92
92
100

15
30
45
60
15
30
45
60
15

2
4.5
6.5
8.5
2.5
5
7.5
10
3

15
30
45
60
15
30
45
60
15

2
4.5
6.5
8.5
2.5
5
7.5
10
3

2
4.5
6.5
8.5
2.5
5
7.5
10
3

0.0348
0.7845
0.1132
0.1478
0.0436
0.0871
0.1305
0.1736
0.0523

100
100

30
45

6
8.5

30
45

6
8.5

6
8.5

0.1045
0.1478

100

60

11

60

11

11

0.1908

Pengolahan data dalam praktikum ini akan menggunakan metode Least Square yang
melibatkan pergeseran bebannya sebagai x dan sin rata-rata sebagai y. rata-rata
dapat dijabarkan :
rata-rata=

kanan + kiri
2

Persamaan-persamaan lainnya yang digunakan dalam metode ini antara lain:


b=

xy
x2

b=

y
y =

w
W . GM

GM =

Keterangan:
GM = Tinggi metacentrum (mm)
W = Berat ponton (gr)
9

w
W .b

w = Berat pengatur beban transversal (gr)

Koefisien korelasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:


2

r=

( bx y )2
( y y )2

Pengolahan data secara teori

menggunakan persamaan-persamaan sebagai

berikut :
BM =

I min
L2
=
V
12. d

Persamaan tersebut dapat diturunkandari formulasi rumus momen inersia


BG = (y d/2)
GM teori = BM BG
Keterangan:
L = Lebar ponton (mm)
d = Kedalaman bagian ponton yang tenggelam (mm)
y = Tinggi titik berat
Kesalahan-kesalahan dalam praktikum ini akan menghasilkan kesalahan relatif
dengan rumus sebagai berikut:
Kesalahan relatif =

GM teori GM praktikum
100
GM teori

Data praktikum ini diolah berdasarkan variasi ketinggian pengatur beban geser
dengan dasar ponton (t).

10

3.6 Pengolahan Data


1. Jarak 200mm
Kanan
xi

Kiri
xi

15

15

30

4.5

30

4.5

45

45

60

8.5

60

8.5

b=
y=

R2
=

rata-rata (
derajat )

y1=sin ratarata

xi

0.039

225

0.074

900

0.03925
0.07413

0.152

0.1526

0.3802

0.0025333
9
0.0950465
8
1.0038578
1

0.0950

0.58
9
2.22
2
5.16
9
9.12
1

202
5
360
0
675
0

0.115

0.11513

xiyi

17.1

f(xi)=bx
i
0.038
0.076

f(xi)-
0.057
0.019

sinrata-rata

4E-04

0.152

0.057

0.003

0.38

-2E04

0.007

f(x) = 0x + 0
R = 1

Linear ()

0.050
0.000
10

20

30

40

50

60

jarak pergeseran beban ( xi)

11

4E-04

0.019

0.200

0.100

0.003

0.114

Grafik y vs xi pada jarak beban 200 mm

0.150

(f(xi))

70

(y1)
0.003
1
0.000
4
0.000
4
0.003
2
0.007
2

GM percobaan=

w
322
=
=
221.002 mm
b .W 0,001.1457

Kedalaman ponton yang tenggelam ( d teori ) :


m ponton+m beban transversal 1457+ 322
=
=0,025 mm
D teori =
air . p .l
1.350 .200
Pengolahan data secara teoritis
BM =

Imin
L2
=
= 166,67 mm
V
12. d

d
0.025
BG = y =23
=22,9875 mm
2
2
GM teori = BM BG=166,6722,9875=143.625 mm
Kesalahan Teori :

|GMteoriGMpercobaan
|x 100
GMteori

KR=

Kanan

rata-rata
( derajat )

Kiri

xi

xi

15

2.5

15

2.5

30

30

45

7.5

45

7.5

60

10

60

10

b=
y=

R2 =
2. Jarak 250 mm

0.046
0.082
0.1264
0.1674

143.625221.002
x 100 = 53,8%
143.625

y1=sin
ratarata

xi

0.046

225

0.0819

900

0.1261

2025

0.1666

3600

10

6750

18.
8

0.4206

0.0027877
0.1051437
1.0590442

0.1051

12

xiyi

0.6
9
2.4
6
5.6
7

f(xi)=bx
i
0.0418
2
0.0836
3
0.1254
5
0.1672
6
0.4181
6

f(xi)-

0.063
0.022
0.02

(f(xi))

0.004
5E04
4E04

0.062

0.004

0.002

0.009

(y1)

0.003

5E-04

4E-04

0.004

0.008

Grafik y vs xi pada jarak beban 250 mm


0.2
0.15

f(x) = 0x + 0
R = 1

0.1

sinrata-rata

Linear ()

0.05
0
10

20

30

40

50

60

70

jarak pergeseran beban ( xi)

w
322
=
=
73.66 mm
b .W 0,003.1457

GM percobaan=

Kedalaman ponton yang tenggelam ( d teori ) :


m ponton+m beban transversal 1457+ 322
=
=0,025 mm
D teori =
air . p .l
1.350 .200
Pengolahan data secara teoritis
2

BM =

Imin
L
=
= 166,67 mm
V
12. d

d
0.025
BG = y =22
=21,9875 mm
2
2
GM teori = BM BG=166,6721,9875=144.625 mm
Kesalahan Teori :

|GMteoriGMpercobaan
|x 100
GMteori

KR=

144.62573.66
x 100 = 49,1%
144.625

3. Jarak 300 mm
Kanan
xi

rata-rata
( derajat )

Kiri
xi

y1=sin
rata-rata

13

xi

xiyi

f(xi)=bx
i

f(xi)-

(f(xi))

15

15

30

30

45

8.5

45

8.5

60

11

60

11

b=
y=

R2 =

0.04968

0.0497

225

2025

0.1849

0.09575
3
0.13993
9
0.18384
8

0.46922

6750

0.0959
0.1404

900

3600

0.74
5
2.87
3
6.29
7
11.0
3
20.9
5

0.0465

-0.0708

0.005

0.0931

-0.0242

0.0006

0.1396
0.1862
0.4655

0.11730
5

0.0031031
0.1173050
1
1.0860322

Grafik y vs xi pada jarak beban 300 mm


0.2
f(x) = 0x + 0.01
R = 1

0.15
sinrata-rata

0.1

Linear ()

0.05
0
10

20

30

40

50

60

jarak pergeseran beban ( xi)

GM percobaan=

w
322
=
=
44,20 mm
b .W 0,005.1457

Kedalaman ponton yang tenggelam ( d teori ) :


m ponton+m beban transversal 1457+ 322
=
=0,025 mm
D teori =
air . p .l
1.350 .200
Pengolahan data secara teoritis
BM =

Imin
L2
=
= 166,67 mm
V
12. d

d
0.025
BG = y =21
=20,9875 mm
2
2

14

70

0.0223
3
0.0688
8
-0.0038

0.0005

0.0047

0.0108

GM teori = BM BG=166,6720,9875=145.625 mm
Kesalahan Teori :

|GMteoriGMpercobaan
|x 100
GMteori

KR=

145.62544.20
x 100 = 69,6 %
145.625

3.7Analisis Praktikum
3.7.1

Analis Percobaan

Judul modul ini Stabilitas benda terapung yang memiliki tujuan untuk
menentukan tinggi titik Metacentrum. Titik Metacentrum adalah titik perpotongan
antara garis vertical yang melalui pusat apung setelah benda digoyangkan. Lalu
menentukan titik metacentrum yang diberi gaya pengaruh dari luar. Sebelum
melakukan praktikum ini harus menyiapkan alat-alatnya terlebih dahulu. Pertama
mengatur terlebih dahulu letak beban geser yaitu sejauh 200 mm dan selanjutnya 250
mm dan 300 mm. Meja Hidrolik juga harus diberi air secukupnya, dan juga jangan
sampai ada beban tambahan dalam ponton yaitu air yang masih berada dalam ponton
karena massanya bisa bertambah. Beban geser yang terdapat pada tiang ponton dan
beban transversal akan menjadi variable bebas. Lalu selanjutnya menentukan titik
seimbang ponton dengan cara menggantungkan ponton dengan sehelai benang pada
tiang ponton, dan diatur juga benang jangan sampai menyentuh badan ponton. Setelah
sudah menentukan titik seimbang jangan lupa untuk mengukur titik keseimbangan.
Hal yang penting juga adalah memperhatikan dan menyesuaikan sudut tegak lurus
yang harus diciptakan benang terhadap tiang ponton dengan beban transversal pada
skala nol.
Selanjutnya meletakkan ponton ke dalam meja hidrolika yang sudah terisi air
dan juga pastikan ponton terapung dalam keadaan tenang dan tidak menabrak dinding
di sekitarnya dan gangguan kontak dari luar juga, seperti terguncangnya meja
hidrolika yang dapat mempengaruhi hasil percobaan. Di sisi pontoon tertera skala
yang menunjukan kedalam ponton di dalam air. Langkah selanjutnya praktikan
mengatur unting-unting agar memastikan sudutnya dalam keadaan stabil yaitu 0
derajat. Lalu pastikan tinggi beban geser pada ketinggian yang seharusnya dalam
praktikum ini. Tinggi beban geser yang pertama adalah 200 mm. Setelah memastikan
ketinggian, dimulai percobaan dengan menggeserkan beban transversal ke arah kanan
15

sebesar 15 mm dan mendapatkan 2,5 derajat, selanjutnya dengan menggeserkan beban


transversal ke arah kiri dan mendapatkan 2 derajat. Selanjutnya di geser ke 30mm
dan di sebelah kanan didapatkan 4,5 derajat dan di sebelah kiri 4 derajat. Lalu digeser
sejauh 45 mm dan disebelah kanan didapatkan 7 derajat dan disebelah kiri 6,2 derajat.
Lalu yang terakhir digeser sejauh 60mm, disebelah kanan didapatkan 9 derajat dan
disebelah kiri 8,5 derajat. Lalu lakukan hal yang sama untuk letak beban geser
250mm dan 300mm. Semakin jauh jarak beban transversalnya dari titik tengah makin
tidak stabil pontoon tersebut karena pergerakan massa transversal sangat berpengaruh
sekali. Pembacaan sudut juga harus menunggu tali benang benar-benar diam, tapi
terdapat kesulitan saat praktikum benang masih bergerak cukup lama menunggu
berhenti bergerak.
3.7.2

Analisa Hasil

Dua metode yang digunakan adalah secara teoritis dan praktikum. Dalam
pengolahan data menggunakan persamaan:
GM = BM BG.
Cara mencari BM dan BG dengan cara persamaan seperti ini :
BM =

I min 1 p L 3
=
V
12.

1
L2
=
pld 12. d

d
BG =( y )
2
Dengan pengolahan data nilai r yang didapatkan sebagai berikut :

( bx y )2

r=
( y y )2
2

Pergeseran
R

200 mm

250 mm

300 mm

1.00385781

1.0590442

1.0860322

16

Lalu

praktikan

harus
GM =

menggunakan rumus

square dengan rumus b =

Pergeseran
B

mencari

w
W .b

xy
x2

GM

berdasarkan

percobaan

dengan

dimana b dapat ditemukan dengan metode least

dan nila b yang didapatkan ialah :

200 mm

250 mm

300 mm

0.00253339

0.0027877

0.0031031

Sehingga dapat ditentukannya nilai GM. Berikut hasil GM yang didapatkan :


Pergeseran
GM percobaan
GM teori
Kesalahan Relatif

200 mm
221.002
143.625
53.8

250 mm
73.66
144.625
49.1

300 mm
44.2
145.625
69.6

(%)

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan tinggi titik metacentrum dan
variable bebasnya adalah beban transversal dan beban geser yang keduanya
mempengaruhi hasil GM yang kita dapatkan. GM adalah hasil selisih jarak G ke M. G
adalah titik setimbang pontoon, dengan adanya beban geser maka percobaan di setiap
titik tengah pontoon akan berubah. M kita ketahui adalah titik setimbang yang
ditentukan dengan garis tegak lurus dari titik tengah pontoon yang akan berpotongan
dengan garis B seimbang, dan M akan berubah jika beban transversal digeser
menjauhi titik awal. Jarak beban transversal yang diberikan semakin besar atau
semakin jauh dari awal maka nilai M akan makin kecil. Semakin miring pontoon dari
posisi awal maka semakin kecil perpotongan yang dihasilkan. Jika jarak beban geser
semakin keatas maka semakin keatas juga titik seimbang dari pontonnya. Saat G dan
M bertemu yang menghasilkan GM=0 maka disebut stabilitas netral karena memiliki
GM=0 dan mengakibatkan momen penegak 0

17

18

Rumus Kesalahan Relatif :

GM teori GM praktikum
100
GM teori

Pergeseran
Kesalahan

200 mm
Relatif 53.8

250 mm
49.1

(%)

19

300 mm
69.6

3.7.3 Analisis Kesalahan

Kesalahan yang timbul disebabkan ketidaktelitian saat menghitung


deviasi, karena untang uting selalu bergerak sehingga terjadi kesalahan

pembacaan
Kesalahan juga bisa terjadi saat menormalkan kembali ke 0 derajat, belum

benar-benar tegak lurus.


Kesalahan juga bisa terjadi ketika menaruh beban transversal
Kesalahan juga terjadi karena meja hidrolika yang tergeser sehingga

mempengaruhi hasil praktikum atau juga ponton yang terkena dinding


Kesalahan juga bisa terjadi karena pembacaan d tercelup kurang jelas
karena kertas mm block yang sudah tidak jelas.

3.8

Kesimpulan

Nilai GM akan bergantung pada sudut putar ponton, jarak beban

transversal, massa beban transversal & ponton.


Semakin negatif nilai GM maka semakin miring atau tidak stabil
ponton tersebut, semakin positif nilai GM semakin besarnya

kemampuan untuk menstabilkan ke posisi semula.


Nilai GM adalah nilai yang mengidentifikasi stabilitas benda
Tinggi Metacentrum dapat ditentukan dengan menghitung dari selisih
jarak antara titik apung pada titik metacentrum dengan jarak antara

titik apung dengan titik berat ponton


Nilai Gmnya :

Pergeseran

200

250 mm

300 mm

GM percobaan

mm
221.00

73.66

44.2

GM teori

2
143.62

144.625

145.625

5
Dengan kesalahan relatif

Pergeseran
Kesalahan

200 mm
Relatif 53.8

(%)

20

250 mm
49.1

300 mm
69.6

3.9

Referensi

Laboratorium Hidrolika, Hidrologi dan Sungai Departemen Teknik Sipil UI


(2009). Pedoman Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika.
Potter, Merle C. Mechanics of Fluids Second Edition. Prentice Hall. New
Jersey. 1997.

Lampiran :

Ponton dan meja Hidrolika

21

Anda mungkin juga menyukai