Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA FLUIDA DAN HIDROLIKA

MODUL H-03

STABILITAS BENDA TERAPUNG

KELOMPOK 20 :

Aprilia Dhiya Ulhaq (1506745434)


David (1506745402)
Dody Rainaldo (1506745491)
Novena Ulimandalany Barus (1506745503)
Samuel Henrina (1506745535)

Asisten Modul : Hero Suspadama


Tanggal Praktikum : 1 Oktober 2016
Tanggal Disetujui : 6 Oktober 2016
Nilai Laporan :
Paraf Asisten :

LABORATORIUM HIDROLIKA, HIDROLOGI, DAN SUNGAI

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDONESIA

2016
2

3.1 Tujuan Praktikum


Menentukan tinggi titik Metacentrum

3.2 Teori Dasar

M
M


G G

B
B

X
Gambar H-03.1(sebelum dan sesudah digoyangkan)

Titik metacentrum adalah titik perpotongan antara garis vertikal


yang melalui titik berat benda dalam keadaan stabil (G) dengan garis
vertikal yang melalui pusat apung setelah benda digoyangkan (B). Tinggi
titik metacentrum adalah jarak antara titik G dan titik M. Titik apung B
adalah titik tangkap dari gaya apung atau titik tangkap dari resultan
tekanan apung.

Jarak bagian dasar ponton ke titik apung B adalah setengah jarak


bagian dasar ponton ke permukaan air (setengah jarak bagian ponton yang
terendam atau tenggelam). Biasanya penyebab posisi (B) pada gambar 1 di
atas masalah bergeraknya suatu benda tertentu (w) sejauh x dari titik G,
sehingga untuk mengembalikan ke posisi semula harus memenuhi
persamaan berikut:

Momen guling = Momen mengembalikan ke posisi semula

w.x = W . GM sin, maka

. .
GM = = . , <<<
.

Universitas Indonesia
3

Secara teoritis GM dapat pula diperoleh dari:

GM = BM BG

dengan,

BM = dan BG = ( 2 )

Dimana:
W = Berat ponton
w = Berat pengatur beban transversal
= Sudut putar ponton
GM = Tinggi titik metacentrum
BM = Jarak antara titik apung dan titik metacentrum
BG = Jarak antara titik apung dan titik berat ponton
Ix = Momen inersia arah c dari luasan dasar ponton
V = Volume zat cair yang dipindahkan
y = Jarak antara titik berat ponton dan dasar ponton
d = Kedalaman bagian ponton yang terbenam air

3.3 Alat dan Bahan

1. Meja Hidrolika
2. Perangkat alat percobaan Stabilitas Benda Apung

g
400 mm f c
e
a

350 mm 200 mm

Universitas Indonesia
4

Gambar H-03.2 (Tampak Samping dan Depan Meja Hidrolika)

Keterangan Gambar :
a. Unting-unting
b. Tiang vertikal
c. Skala derajat
d. Pengatur beban geser
e. Skala jarak
f. Pengatur beban transversal
g. Kotak ponton dengan spesifikasi:
- Dimensi ponton : Panjang : 350 mm
Lebar : 200 mm
Tinggi : 75 mm
- Massa ponton : 1457 gram
- Massa pengatur beban transversal : 322 gram
- g = 9,81 m/det2
- air = 1,00 gr/cm3

3.4 Cara Kerja


1. Menyiapkan meja hidrolika.
2. Menyiapkan ponton dan perlengkapannya
3. Mengatur pengatur beban transversal sehingga tepat di tengah ponton.
4. Mengatur beban geser pada tiang vertikal sedemikian rupa sehingga
titik berat ponton secara keseluruhan terletak di atas ponton.
Caranya:
a) Meletakkan pengatur beban geser sehingga 200 mm dari dasar
ponton.
b) Mencari titik berat ponton dengan cara ponton digantungkan pada
seutas benang yang diletakkan atau dikaitkan pada tiang vertikal di
antara pengatur beban transversal dan pengatur beban geser
(unting-unting harus dipegang agar penentuan titik berat ponton
dipengaruhi).

Universitas Indonesia
5

c) Apabila telah terjadi keseimbangan yaitu pada saat posisi benang


tegak lurus dengan tiang vertikal, maka titik tersebut (G) ditandai.
d) Apabila letak titik G masih berada di bawah ponton, menaikkan
lagi letak beban, mengulangi langkah b sampai c, sampai letak titik
G berada di atas ponton.
e) Tinggi titik tersebut diukur dari dasar ponton (y).
5. Mengisi tangki pengatur volume pada meja hidrolika dan
mengapungkan ponton di atasnya.
6. Mengeset unting-unting terlebih dahulu, di mana dalam keadaan stabil
sudut bacaannya nol derajat.
7. Menghitung kedalaman bagian ponton yang terbenam (d), dan
menentukan titik pusat gaya apung dari dasar ponton dalam keadaan
stabil (B).
8. Menggerakkan beban transversal ke sebelah kanan setiap 20 mm,
mencatat perubahan sudut pada tiap penggeseran yang dilakukan.
9. Menggerakkan kembali beban transversal ke arah semula tiap 20 mm,
sampai kembali ke titik awal (0).
10. Mengulangi langkah ke-8 dan 9, untuk penggeseran beban transversal
ke sebelah kiri.
11. Mengulangi kembali langkah ke-4, dimulai dari poin b, sampai
dengan langkah 10 dengan menaikkan beban geser tiap 50 mm sampai
posisi massa geser di puncak tiang vertikal.

3.5 Data Pengamatan


Metacentric, Height Apparatus Table
Jarak
Titik
Kedalaman Beban Jarak Angle Of Angle Of
Berat
ponton Geser Beban Heel Heel Rata
Ponton
(d) Vertikal Geser Kanan Kiri Rata
(y)
(mm) (t) (mm) () () ()
(mm)
(mm)
15 4 2,5 3,25
17 28 200 30 5 5 5
45 7,5 7,5 7,5

Universitas Indonesia
6

60 10 10 10
15 3 3 3
250 30 6 6 6
17 35
45 9 9 9
60 11,5 11,5 11,5
15 3,5 3,25 3,375
30 6,5 6,5 6,5
18 41 300
45 10 9,5 9,75
60 12 12,5 12,25

3.5 Pengolahan Data


Tugas :

1. Untuk tiap titik berat plot hubungan x dengan sin, lakukan analisis
regresi untuk mendapatkan nilai GM
2. Untuk setiap titik berat, hitunglah GM menggunakan persamaan yang
diturunkan secara teoritis
3. Bandingkanlah hasil tugas ke 1 dan ke 2 dengan menyajikan nilai
persentase perbedaan antara keduanya
4. Buat analisa tentang nilai GM untuk setiap perubahan letak titik G
5. Jelaskan apa yang akan terjadi jika letak titik G berada diatas titik M
(nilai GM negatif)

a. Pada saat t = 200 mm

x kiri dan
Sin Rata2 x2
Kanan Kiri Rata2 x.y
kanan (y)
15 4 2,5 3,25 0,0566927875 0,8503918135 225
30 5 5 5 0,0871557427 2,614672282 900
45 7,5 7,5 7,5 0,1305261922 5,87367865 2025
60 10 10 10 0,1736481777 10,41889066 3600
. 0,4480229002 19,75763341 6750

Universitas Indonesia
7

0,4480229002
= = = 0,1120057251
4

19,75763341
= = = 0,0029270568
2 6750


322
= =
. 0,0029270568 . 1457
= 75,503167

Grafik hubungan ketika beban geser = 200 mm dan titik berat 28 mm

Pengolahan data secara Teoritis :

. 3 2 2002
= = = = = 196,07843
12. . . 12. 12.17

17
= . = 28 . = 238
2 2

= = = 196,07843 238 = 41,92157

Kesalahan Teori


= | | 100%

41,92157 75,503167
= | | 100% = 80,1057%
41,92157

Grafik antara x dan sin


0.2
0.173648178
y rata rata

0.15
0.130526192
0.1 0.087155743
0.05 0.056692788 y = 0.0026x + 0.0134
0 R = 0.9938
0 15 30 45 60
y rata rata
Jarak Beban Transversal

Universitas Indonesia
8

b. Pada saat t = 250 mm

x kiri dan
Sin Rata2 x2
Kanan Kiri Rata2 x.y
kanan (y)
15 3 3 3 0,05233595624 0,7850393436 225
30 6 6 6 0,1045284633 3,135853898 900
45 9 9 9 0,156434465 7,039550927 2025
60 11,5 11,5 11,5 0,1993679344 11,96207607 3600
. 0,512666819 22,92252024 6750

0,512666819
= = = 0,1281667048
4

22,92252024
= 2
= = 0,003395924
6750


322
= =
. 0,003395924 . 1457
= 65,07862338

Grafik hubungan ketika beban geser = 250 mm dan titik berat 35 mm

Grafik antara x dan sin


0.25000

0.20000 0.19937
y rata rata

0.15000 0.15643
y = 0.0033x + 0.0049
0.10000 0.10453 R = 0.9979

0.05000 0.05234 y rata rata

0.00000 Linear (y rata rata)


0 15 30 45 60
Jarak Beban Transversal

Universitas Indonesia
9

Pengolahan data secara Teoritis :

. 3 2 2002
= = = =
12. . . 12. 12.17
= 196,07843137254

17
= . = 35 . = 297,5
2 2

= = 196,07843 297,5 = 101,42157

Kesalahan Teori


= | | 100%

101,42157 65,07862
= | | 100% = 35,83355099 %
101,42157

c. Pada saat t = 300 mm

x kiri dan
Sin Rata2 x2
Kanan Kiri Rata2 x.y
kanan (y)
15 3,5 3,25 3,375 0,05887080365 0,8830620548 225
30 6,5 6,5 6,5 0,1132032138 3,396096413 900
45 10 9,5 9,75 0,1693495038 7,620727673 2025
60 12 12,5 12,25 0,2121776722 12,98637684 3600
. 0,553601193 24,88626298 6750

0,553601193
= = = 0,1384002983
4

24,88626298
= = = 0,00368685377
2 6750


322
= =
. 0,00368685377 . 1457
= 59,94326676

Universitas Indonesia
10

Grafik hubungan ketika beban geser = 300 mm dan titik berat 41 mm

Grafik antara x dan sin


0.25
0.212177672
0.2
0.169349504 y = 0.0034x + 0.0094
y rata rata

0.15
R = 0.9967
0.113203214
0.1
y rata rata
0.05 0.058870804
Linear (y rata rata)
0
0 15 30 45 60
Jarak Beban Transversal

Pengolahan data secara Teoritis :

. 3 2 2002
= = = = = 185,18518
12. . . 12. 12.18

18
= . = 41. = 369
2 2

= = 185,18518 369 = 183,81482

Kesalahan Teori


= | | 100%

183,81482 59,94326676
= | | 100% = 67,38932149%
183,81482

3.7 Analisa Praktikum

Analisis Percobaan

Percobaan Stabilitas benda terapung ini dilakukan di laboratorium


hidrolika, hidrologi, dan sungai pada tanggal 1 Oktober 2016. Percobaan

Universitas Indonesia
11

ini dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan seperti
Meja Hidrolika, Ponton, Air, Unting unting dan Penggaris..

Setelah menyiapkan alat dan bahan maka yang dilakukan adalah


memastikan bahwa tidak adanya air yang tertinggal pada bagian dalam
ponton karena hal tersebut dapat mempengaruhi massa ponton yang
berdampak dalam melakukan praktikum. Setelah memastikan hal tersebut
maka praktikan diwajibkan untuk mencari titik berat dari ponton dengan
memasang beban vertikal yang pertama setinggi 200 mm sebagai t
kemudian mengencangkan beban transversal tepat ditengah tiang ponton
atau di titik nol.

Untuk mencari titik berat dari ponton adalah dengan mengikat tali
pada tiang ponton dan menggantungnya secara vertikal. Kemudian
praktikan mengatur jarak tali dengan titik dasar tiang maka jarak
tersebutlah yang dianggap sebagai jarak titik beratnya (y). Titik tersebut
dianggap sebagai titik berat apabila tali yang digantungkan tersebut tegak
lurus dengan ponton dan tidak menyentuh ponton. Setelah menemukan
titik berat ponton maka yang dilakukan oleh praktikan adalah menaruh
ponton tersebut diatas air yang sudah dimasukkan ke dalam meja
hidrolika, maka setelah tercelup praktikan dapat mengukur tinggi dari
ponton yang tercelup dengan membaca skala pengukuran pada sisi
samping ponton yang dianggap sebagai nilai d.

Setelah melihat tinggi ponton yang tercelup maka praktikan mulai


menggeser beban transversal pada ponton sebesar 15, 30, 45, 60 mm ke
kanan dan ke kiri maka praktikan kemudian mendapatkan bahwa unting
unting yang tergantung pada tiang ponton akan bergerak ke arah beban
transversal dan membentuk sudut. Sudut yang ditunjukkan oleh unting
unting pun bisa praktikan lihat dengan skala derajat.

Setelah praktikan mendapatkan nilai sudut yang tertera pada skala


pengukuran, maka praktikan bisa melanjutkan percobaan dengan prosedur
yang sama seperti prosedur sebelumnya tetapi dengan mengganti tinggi

Universitas Indonesia
12

dari beban vertikal menjadi 250 dan 300 mm. Maka praktikan akan
mendapatkan jumlah sudut dengan beban transversal sebesar 15, 30, 45,
dan 60 dari sebelah kanan dan kiri dengan ketinggian beban vertikal 200,
250, dan 300 mm. Percobaan ini harus dilakukan dengan hati hati dengan
mengusahakan agar ponton tersebut tetap berada di tengah meja hidrolika
dan tidak menyentuh sisi samping dari meja hidrolika karena dapat
mengganggu keseimbangan dari ponton itu sendiri.

Analisis Hasil

Percobaan Mekanika fluida modul H-03 mengenai stabilitas benda


terapung memiliki tujuan untuk mendapatkan nilai dari tinggi metacentrum
pada ponton. Perhitungan dalam percobaan ini menggunakan dua metode
yaitu metode teoritis dan metode dengan menggunakan persamaan GM.
Pengolahan data yang dikerjakan juga menggunakan cara least square
dengan menganggap jarak beban transversal sebagai x dan nilai sin rata
rata dari sudut hasil bagian kanan dan bagian kiri sebagai nilai y.

Pertama tama praktikan akan mengukur nilai GM hasil dari


praktikum dengan membagi hasil dari berat beban pengukur transversal
dengan perkalian antara nilai b (yang didapatkan dengan perhitungan least
square) dengan berat ponton. Nilai GM praktikum yang didapatkan pada
saat ketinggian beban geser vertikal 200 mm adalah 75,503167 mm, 250
mm sebesar 65,07862338 mm, dan 59,9432667 mm untuk beban geser
vertikal 300 mm.

Setelah mendapatkan nilai GM berdasarkan praktikum maka


praktikan bisa untuk membandingkan nilai GM berdasarkan praktikum
dengan nilai GM berdasarkan teori yang sudah ada dengan menghitung
nilai BMnya terlebih dahulu. Nilai BM didapatkan dari pembagian lebar
ponton yang dikuadratkan dengan perkalian 12 dikali tinggi ponton yang
terendam dalam air.

Setelah mendapatkan nilai BM, nilai BG pun bisa dihitung dengan


mengalikan nilai titik berat ponton dengan tinggi ponton yang terendam

Universitas Indonesia
13

dalam air dibagi 2. Maka nilai GM berdasarkan teori pun bisa didapatkan
dengan mengurangkan nilai BM dengan BG. Nilai GM teori yang
didapatkan dari ketinggian beban geser vertikal 200 mm adalah -41,92157
mm, 250 mm sebesar -101,42157 mm, dan -183,81482 mm untuk beban
geser vertikal 300 mm. Nilai GM teoritis pun yang didapatkan dari hasil
teoritis tersebut bernilai minus maka ini menunjukkan bahwa ponton
tersebut tidak stabil berdasarkan hasil perhitungan teoritis.

Dari percobaan ini kita dapat mengetahui bahwa titik berat ponton
semakin besar keatas atau besar jika beban geser vertikalnya juga semakin
besar/ ke atas. Selain itu nilai dari GM adalah jarak dari G ke M yang
mana sudah diketahui bahwa G adalah titik berat dari ponton dan M adalah
titik metacentrum atau titik seimbang benda yang didapatkan dari tegak
lurusnya dari titik tengah yang akan berpotongan dengan titik B. Nilai M
bisa berubah dengan dipengaruhi oleh beban transversal yang digeser. Jika
semakin kecil nilai M maka berarti semakin besar beban transversal
dijauhkan yang mengakibatkan semakin miringnya ponton dan semakin
sedikit jarak dari G terhadap posisi B.

Analisis grafik

Dari percobaan ini praktikum mendapatkan tiga buah grafik


antara nilai jarak pada beban transversal sebagai x dengan sin rata rata
antara sudut disebelah kanan dan kiri yang terbentuk sebagai y. Dari ketiga
grafik yang didapatkan ditemukan bahwa grafik berbentuk linear. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar jarak beban yang diletakkan pada
ponton dari titik nolnya maka nilai sin sudut yang terbentuk antara unting
unting dengan tiang ponton akan semakin besar yang berarti pula bahwa
sudut yang dibentuk pun semakin besar. Dalam grafik juga didapatkan
nilai R2 yang mendekati 1 pada ke tiga grafik hal tersebut menunjukkan
bahwa dalam praktikum ini data yang dipakai dapat digunakan dan masih
dapat diterima.

Universitas Indonesia
14

Dari grafik tersebut pula kita dapat mengetahui persamaan


linear dari grafik dan mengetahui besar R2nya. Pada percobaan dengan
berat beban geser vertikal 200 mm menghasilkan persamaan garis y =
0,0026x + 0,0134 dan nilai R nya sebesar 0,9938. Pada percobaan berat
yang memakai beban geser vertikal 250 mm menghasilkan persamaan
garis y = 0,0033x+0,0049 dan nilai R nya sebesar 0,9979. Sedangkan
pada ponton yang memakai beban geser vertikal 300 mm menghasilkan
persamaan garis y = 0,0034x+0,0094 dengan besar nilai Rnya 0,9967.

Analisis kesalahan

Percobaan modul H-03 ini pun bisa mengalami faktor faktor


kesalahan yang mengakibatkan perhitungan dari data maupun hasil
yang didapatkan tidak akurat. Kesalahan yang dilakukan bisa terjadi
saat praktikum berlangsung maupun saat pembuatan laporan.
Kesalahan kesalahan yang bisa saja terjadi saat praktikum sedang
berlangsung adalah saat memastikan tidak adanya air yang tersisa
dalam ponton, karena dalam praktikum kami ponton sempat
mengalami ketidakseimbangan sehingga ponton tenggelam maka kami
juga kurang mengeringkan pontonnya kembali dengan baik.
Adanya kesalahan dalam memastikan tali yang tergantung pada tiang
sebagai penentu dari titik berat tidaklah tegak lurus sehingga
mempengaruhi hasil data.
Kemungkinan yang ketiga bisa saja terjadi karena praktikan kurang
teliti dalam menaruh beban geser transversal pada jarak yang tepat.
Selain itu kemungkinan terbesar tempat kesalahan pada praktikum
terjadi adalah pada pengamatan sudut. Karena unting unting yang
selalu bergerak menyebabkan praktikan sulit untuk menentukan sudut
yang tepat dimana unting unting tersebut benar benar berhenti.
Kesalahan yang mungkin saja terjadi saat praktikan membuat laporan
karena ketidaktelitian praktikan dalam menginput data maupun
menghitung data.

Universitas Indonesia
15

3.8 Kesimpulan

Nilai tinggi GM yang didapatkan dalam praktikum adalah nilai untuk


menentukan stabilitas benda. Jika nilai GM negatif maka semakin
tidak stabil suatu ponton, sedangkan jika nilai GM semakin positif
maka semakin besar kemampuan ponton untuk stabil ke posisi semula.
Nilai GM akan bergantung pada sudut putar ponton, jarak beban
transversal, massa beban transversal dan massa dari ponton itu sendiri
Percobaan Stabilitas benda terapung ini biasa diaplikasikan dalam
Teknik Perkapalan untuk mencari titik keseimbangan kapal agar kapal
tersebut bisa digunakan dan mencegah terjadinya kapal tenggelam
akibat goncangan dari ombak laut.
Berikut adalah hasil dari praktikum modul H-03 yang didapatkan
kelompok 20 :

Pergeseran 200 mm 250 mm 300 mm


GM percobaan 75,503167 65,07862338 mm 59,9432667 mm
mm
GM teori -41,92157 -101,42157 mm -183,81482 mm
mm
Kesalahan 80,1057% 35,83355099 % 67,38932149%
Relatif

3.9 Daftar Pustaka

Herr Soeryantono. 2016. Mekanika Fluida.Universitas Indonesia

Laboratorium Hidrolika, Hidrologi dan Sungai Departemen Teknik Sipil


UI (2009). Pedoman Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika.
Potter, Merle C. Mechanics of Fluids Second Edition. Prentice Hall.
New Jersey. 1997.

Universitas Indonesia
16

3.10 Lampiran

Gambar 1. Menggeser beban vertikal


Sumber : Dokumentasi Praktikan (2016)

Gambar 2. Mencari titik berat ponton


Sumber : Dokumentasi Praktikan (2016)

Gambar 3. Menggeser Beban Transversal


Sumber : Dokumentasi Praktikan (2016)

Universitas Indonesia
17

Gambar 4. Sudut yang terbentuk setelah menggeser beban transversal


Sumber : Dokumentasi Praktikan (2016)

Gambar 5. Praktikan sedang mengamati sudut yang terbentuk


Sumber : Dokumentasi Praktikan (2016)

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai