Anda di halaman 1dari 8

Tips Menulis: Pelatihan Menulis Skenario

Pelatihan Menulis Skenario


Oleh: FAHRI ASIZA
Pada dasarnya, membuat skenario tak jauh berbeda dengan menulis cerpen, novelet maupun
novel. Sama-sama memiliki sebuah bahan dasar, yaitu : Ide atau gagasan cerita atau bolehlah
kita katakan, "premis."
Ide atau gagasan sebuah cerita menjadi sebuah dasar atau jiwa dari cerita itu sendiri. Yang
membedakan antara skenario dan bentuk tulisan yang lainnya hanyalah dari struktur dan tetek
bengeknya saja.
Sebuah cerita yang bagus, tanpa premis yang kuat akan terasa hambar. Premis dalam sebuah
skenario biasanya lebih difokuskan pada tokoh utama. Premis kadang dianggap pula sebagai
sebuah KONSEP, konsep sentral atau ide cerita dalam penulisan skenario.
Sebagai contohnya begini dan biar gampangnya, saya ambil contoh DIVA saja yang
diterbitkan oleh LPPH, yang ceritanya akan dibuat skenario.
Premisnya : Bagaimana seorang ibu yang ingin anaknya menjadi seorang bintang demi
mengikuti ambisi masa lalunya yang tertunda, sementara si anak sebenarnya tidak mau
menjadi bintang.
Premis biasanya diarahkan dalam konflik. Dalam konflik DIVA ada dua pilihan. Terus
menjadi bintang demi ibunya atau dia menolak mentah-mentah dengan segala resikonya.
Nah, dari contoh di atas, premis atau ide cerita yang sederhana itu mengarah pada dua
konflik dalam diri tokoh utama. Dari sinilah skenario mulai berproses dengan bagan yang
biasa kita kenal :
BASIC IDEA -- BASIC STORY -- SINOPSIS -- TREATMENT -- SKENARIO
Premis mengarah menjadi basic idea (BI), yang merupakan gagasan lebih lanjut dari premis
terhadap skenario yang akan kita buat. Dalam BI ini belum ada gambaran tentang cerita,
tokoh bahkan adegan demi adegan yang akan kita buat. BI saya anggap perlu, karena ini
diperlukan untuk menjaga agar arah cerita tetap berada di jalannya.
Contoh BI yang kita angkat dari premis di atas :
Pada saat ini, begitu banyaknya pemilihan bintang iklan, menjadi penyanyi, menjadi bintang
sinetron, menjadi model yang banyak ditayangkan di televisi. Semua berlomba
mendapatkannya. Lalu kadang, bila salah satu gugur, akan terjadi saling peluk antara laki-laki
dan perempuan, kadang pula saling cium pipi dengan bertangisan entah pura-pura atau
benaran. Kadang, ada orangtua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya menjadi
bintang.
Nah, dari sini kita sudah bisa membayangkan arah skenario yang akan kita buat. Tapi kita
belum memiliki acuan yang nyata, bahkan cerita secara garis besarnya pun belum kita punya.

Berangkat dari BI, kita mengarah pada Basic Story (BS). Di dalam BS inilah kita mencoba
membuat arahan cerita yang sedikit lebih jelas. Terutama tentang tokoh utama, tokoh
pembantu dan tokoh-tokoh lainnya yang diperlukan. Juga kemana arah cerita yang akan kita
buat.
Contoh BS kita angkat dari BI
Diva (17 tahun), siswi SMU kelas 2, lebih suka berlatih karate atau naik gunung dari pada
menjadi seorang bintang. Tetapi ibunya terus memaksa. Ibunya ingin memenuhi ambisi masa
lalunya yang tertunda karena telah dilarang oleh orangtuanya. Diva terpaksa mau menuruti
keinginan ibunya demi menyenangkan ibunya, walau dia harus menekan rasa tidak sukanya.
Nora, sepupu Diva, ternyata meledek dan menghina ibu Diva yang dianggap miskin. Nora
sendiri merasa yakin dia akan menjadi bintang. Diva yang awalnya tidak mau menjadi
bintang, akhirnya berusaha keras untuk menjadi bintang. Berhasilkah Diva? Apa yang akan
diperbuat Nora?
Nah, secara sederhana BS sudah kita dapatkan. Kita bisa mendapatkan arahan cerita yang
lebih lengkap dari sebelumnya.
Setelah BS kita lalui, kita mulai membuat sinopsis. Berbeda dengan sinopsis cerpen atau
buku, sinopsis skenario harus dibuat jauh lebih lengkap. Dalam sinopsis skenario, urutan
cerita sudah mulai terbentuk, meski belum final. Fungsinya, bila kita hendak
mempresentasikan kita sudah punya gambaran utuh cerita.
Biasanya dalam sinopsis diutamakan menceritakan :
- tokoh utama dan tokoh pembantu
- peristiwa dan waktu kejadian
- main story dan side story
- motivasi tokoh
- hambatan-hambatan yang dialami tokoh utama
- jalan keluar dari setiap masalah dan hambatan serta apa yang dilakukan para tokoh
- ending atau penutup dari akhir cerita
Gimana? Cukup mudah, kan? Sekali lagi, saya katakan, pembelajaran ini untuk penulis
skenario pemula.
Oke, kita lanjutkan lagi, sekarang kita masuk tentang treatment.
Yang dimaksud dengan treatment adalah sebuah arah atau sketsa yang lebih jelas untuk
menuju ke skenario. Di sini susunan cerita sudah terbentuk secara nyata, dimulai dari awal
cerita sampai akhir, pergerakan tokoh, kejadian demi kejadian dikemukakan dengan jelas.
Sehingga dramatik cerita nampak nyata dan tidak kabur.
Dalam menulis treatment, dialog sama sekali belum dibuat, karena treatment adalah arahan
scene by scene yang menceritakan apa yang terjadi dan bagaimana kelanjutan dari scene by
scene menuju ending.
Treatment diperlukan, karena selain kita sudah dapat menangkap dan menilai daya tarik
cerita secara utuh (juga memudahkan untuk mengoreksinya sebelum membuat skenario),
dalam presentasi pun kita dengan mudah menceritakan apa yang ingin kita buat.

Kita harus pahami dulu tentang segala teknis penulisan skenario.


Tentang Setting.
Biasanya di tulis EXT atau INT (Exterior atau Interior) yang menandakan di mana kejadian
yang kita tulisan itu terjadi.
Lalu ada tempat yang akan kita tuliskan. Hingga jadinya.
01. Ext - Ruang Kelas
Tentang waktu
Ini perlu dilakukan untuk mengingatkan, kapan kejadian itu terjadi. Hingga jadinya begini :
01. Ext - Ruang Kelas - Pagi
Tentang Pemain
Ada juga skenario yang memerlukan pemainnya dituliskan, dengan maksud, agar yang
membaca segera tahu siapa yang bermain dari scene by scene, hingga ketika membuat
breakdown, astrada tidak kesulitan lagi untuk mengetahui siapa pemainnya. Tapi tidak semua
menerapkan gaya seperti ini.
01. Ext - Ruang Kelas - Pagi
Pemain : Titi, Imel, Agus
Keterangan :
01. Menunjukkan scene pertama, untuk selanjutnya, 02 - ...
Ext. Menunjukkan keterangan di luar
Ruang Kelas. Menunjukkan keterangan ruang kelas, karena ada Ext, maka kejadian itu
berada di luar ruang kelas. Bila berada di dalam, maka akan ditulis Int.
Pagi. Menunjukkan kapan peristiwa itu terjadi.
Hal teknis lainnya adalah seputar tetek bengek soal skenario. Misalnya, Cut To. Intercut,
dissolve, Voice Over dan lainnya yang dengan mudah bisa kita pelajari. Untuk teknis yang ini
silakan membaca buku-buku panduan skenario yang sudah ada.
Yang saya inginkan dalam pembelajaran ini, adalah sisi yang mudah dan sederhana tanpa
diribetkan oleh masalah-masalah teknis. Jadi pointnya tetap :
BASIC IDEA -- BASIC STORY -- SINOPSIS -- TREATMENT -- SKENARIO

untuk membuat simulasi air di blender menggunakan physic pada blender


langkah2nya
- buat mesh kotak (cube) , dan buat lagi didalamnya mesh kotak yang lebih kecil . contohnya
seperti berikut. dilihat pada mode wireframe (shortcut z)

-jika sudah klik mesh kotak kecil yang ada di dalam kotak yang besar, klik physic klik fluid,
pilih type fluid. contoh sebagai berikut :

-lalu pilih kotak yang besar, klik physic , klik fluid, klik domain lalu klik bake.
contoh :

-lalu jalankan animasinya, shorct cut alt + a, atau mainkan timelinenya sesuai bentuk air yg
anda inginkan..
hasilnya :

sekian tutorial dari saya semoga bermanfaat :D. selamat ber explorasi

Contoh Tutorial Blender (Membuat Robot)

1. Pertama-tama kita masuk ke aplikasi BLENDER, kemudia akan


muncul tampilan BLENDER dan bentuk kubus. Untuk membuat gambar
dibawah ini saya menambahkan bentuk dengan cara menekan alt+A dan
akan muncul beberapa bentuk tambahan seperti di bawah ini. Pada benuk
pertama saya menambahkan bentuk UV Sphere kemudian saya pipihkan
dengan cara menekan s+z pada keyboard.

2.

Langkah berikutnya saya menambahkan bentuk kaki pada robot dengan


menambahkan bentuk kubus (Cube), kemudian saya bentuk dengan
menggunakan edit mode dan membentuk runcing pada bagian ujungujungnya.

3. langkah ketiga saya membuat leher pada robot dengan menggunakan


bentuk cilinder yang sudah saya edit.

4. Pada langkah ini saya menambahkan kepala dengan menggunakan


bentuk kubus juga. Bentuk kubus saya pipihkan dan pada ujung
belakangnya saya runcingkan dengan menggunakan editmod. Untuk mata
saya menambahkan bentuk UV Sphare dan mulut menggunakan Torus.

5.

Langkah berikutnya saya membuat senjata pada kepala robotnya


dengan menggunakan bentuk kubus dan bentuk silinder sebagai
sambungan senjata dengan kepala. Bentuk ini saya edit terlebih dahulu
dengan menggunakan edit mode.

6. Dan inilah hasil robotnya.

Anda mungkin juga menyukai