Anda di halaman 1dari 8

Obat Anti Jamur Topikal

Menurut Kuswadji dan Widaty (2001) obat antijamur topikal yang ideal adalah obat
yang aktif pada konsentrasi sangat rendah, mempunyai formula yang beragam, efek samping
minimal atau bahkan tidak ada, dengan formula yang spesifik (misalnya untuk kuku dan
mukosa) dan mempunyai manfaat tambahan untuk kelainan yang biasa menyertai infeksi
jamur (misalnya antiinflamasi, keratolitik dan antibakteri).
Obat topikal yang diperuntukkan pada infeksi dermatofita berdasarkan mekanisme
kerjanya meliputi :
1. Bahan kimia antiseptik
Mempunyai sifat antibakteri dan antijamur ringan serta bersifat mengeringkan,
misalnya Cestallani paint (solusio carbol fuchsin) dapat digunakan untuk kasus tinea kruris
dan kandidosis intertriginosa. Selain itu juga dapat dindikasikan untuk tinea unguium, tinea
imbrikata dan tinea korporis (Kuswadji dan Widaty, 2001; Siregar, 2005).
2. Bahan keratolitik
Yaitu bahan yang meningkatkan eksfoliasi stratum korneum. Misalnya salep
Whitefield mengandung asam salisilat 3 %, asam benzoat 6 % dalam petrolatum, dikatakan
efektif bagi tinea pedis dan asam undesilenat krim dan bedak 3 %. Asam salisilat pada
konsentrasi rendah (1 2 %) berefek keratoplastik, konsentrasi tinggi (3 20 %) berefek
keratolitik dan dipakai pada keadaan dermatosis yang hiperkeratotik dan pada konsentrasi
sangat tinggi (40 %) dipakai untuk kelainan-kelainan yang dalam. Asam salisilat berkhasiat
fungisid terhadap banyak fungi pada konsentrasi 3 6 % dalam salep, selain itu berkhasiat
bakteriostasis lemah. Asam salisilat tidak dapat dikombinasikan dengan seng oksida karena
akan terbentuk garam sengsalisilat yang tidak aktif. Asam benzoat mempunyai sifat antiseptik
terutama fungisidal. Salep Whitefield dapat juga berguna untuk pengobatan topikal pada tinea
kruris, tinea unguium dan tinea korporis. Asam undesilenat dalam bentuk cairan dapat
digunakan pada tinea unguium (Kuswadji dan Widaty, 2001; Tjay dan Rahardja, 2003;
Hamzah, 2005; Siregar, 2005).

3. Golongan allilamin
Golongan ini bekerja dengan menghambat enzim epoksidase skualen pada proses
pembentukan ergosterol membran sel jamur. Allilamin memiliki efektivitas klinis yang tinggi
dengan angka kesembuhan berkisar 70 100 %. Naftitin merupakan obat antijamur
berspektrum luas dan derivat allilamin yang sintetis. Dapat menurunkan ergosterol yang
menghambat pertumbuhan sel jamur. Pada konsentrasi 1 % memiliki daya antiinflamasi.
Tersedia dalam bentuk krim, gel atau solusio 1 %. Penderita tinea korporis dewasa
maupun anak-anak cukup dioleskan 4 kali sehari pada sekitar lesi selama 2 minggu dalam
bentuk krim 1 %. Tinea kruris 4 kali sehari selama 2 4 minggu dalam bentuk krim 1 %.
Tinea pedis dioleskan 4 kali sehari dalam bentuk krim 1 % atau 2 kali sehari dalam bentuk
gel 1 %. Terbinafin merupakan derivat allilamin yang sintetis yang menghambat epoksidase
skualen, sebuah enzim penting dalam biosintesis sterol pada jamur yang menghasilkan
defisiensi ergosterol, penyebab kematian sel jamur. Penelitian menemukan bahwa obat ini
efektif dan tertoleransi dengan baik oleh anak-anak.
Terbinafin dioleskan 4 kali sehari pada penderita tinea kruris dan tinea korporis baik
dewasa maupun anak-anak dalam waktu 1 4 minggu. Penderita tinea pedis dewasa dan
anak-anak (>12 tahun) diberikan olesan sebanyak 2 kali sehari dalam bentuk krim (Cholis,
2001; Kuswadji dan Widaty, 2001; Lesher, 2004; Rubiez, 2004; Wiederkehr, 2004; Robins,
2005). MIMS tahun 2005 menyebutkan contoh nama merk dagang obat naftitin yaitu exoderil
dan contoh nama merk dagang obat terbinafin yaitu interbi, lamisil dan termisil (Evaria,
2005).
4. Golongan benzilamin
Butenafin merupakan obat anti jamur baru, termasuk golongan benzilamin yang
bersifat fungisidik terhadap dermatofit, seperti Trichophyton mentagrophytes, Microsporum
canis dan Trichophyton rubrum yang menyebabkan infeksi-infeksi tinea. Butenafin bekerja
pada stadium yang lebih dini dalam alur metabolisme sehingga menyebabkan terjadinya
akumulasi skualen dan kematian sel jamur. Sifat fungisidik butenafin menyebabkan masa
pengobatan yang pendek dengan angka kesembuhan yang tinggi dan angka kekambuhan
yang rendah. Penderita tinea korporis dewasa dan anak-anak (> 12 tahun) dioleskan sebanyak
4 kali sehari selama 2 minggu dalam bentuk krim 1 %. Penderita tinea kruris dewasa dan

anak-anak (> 12 tahun) dioleskan sebanyak 4 kali sehari selama 2 4 minggu dalam bentuk
krim 1 %. Penderita tinea pedis dewasa dan anak-anak (> 12 tahun) dioleskan sebanyak 2 kali
sehari selama 1 minggu atau 4 kali sehari selama 2 4 minggu dalam bentuk krim 1 %.
Contoh nama merk dagang obat butenafin adalah mentax (Cholis, 2001; Lesher, 2004;
Wiederkehr, 2004; Robins, 2005).
5. Golongan imidazol
Umumnya senyawa imidazol ini berkhasiat fungistatis dan pada dosis tinggi bekerja
fungisid terhadap fungi tertentu. Imidazol memiliki efektivitas klinis yang tinggi dengan
angka kesembuhan berkisar 70 100 %. Mekanisme kerjanya dengan menghambat sintesis
ergosterol, suatu unsur penting untuk integritas membran sel (Gonzales, 1987 cit Hardyanto,
1990; Cholis, 2001; Tjay dan Rahardja, 2003). Golongan imidazol meliputi :
a. Mikonazol
Derivat mikonazol ini berkhasiat fungisid kuat dengan spektrum kerja lebar sekali.
Lebih aktif dan efektif terhadap dermatofit biasa dan kandida daripada fungistatika lainnya.
Zat juga bekerja bakterisid pada dosis terapi terhadap sejumlah kuman Gram positif kecuali
basil-basil Doderlein yang terdapat dalam vagina. Penderita tinea kruris dewasa dan anakanak diberikan sebanyak 2 kali sehari selama 4 minggu dalam bentuk krim 2 %, bedak kocok
ataupun bedak. Penderita tinea pedis dewasa dan anak-anak diberikan sebanyak 2 kali sehari
selama 2 6 minggu dalam bentuk krim 2 % atau bedak kocok. Jika menggunakan bedak,
maka cukup ditaburkan 2 kali sehari selama 2 4 minggu (Tjay dan Rahardja, 2003; Rubeiz,
2004; Wiederkehr, 2004; Robins, 2005). MIMS tahun 2005 menyebutkan contoh nama merk
dagang obat mikonazol yaitu micoskin, mexoderm dan daktarin (Evaria, 2005).
b. Klotrimazol
Derivat imidazol ini memiliki spektrum fungistatis yang relatif lebih sempit daripada
mikonazol. Pada konsentrasi tinggi, zat ini juga berdaya bakteriostatis terhadap kuman Gram
positif. Penderita tinea pedis dan tinea korporis dewasa diberikan sebanyak 2 kali sehari
selama 2 6 minggu dalam bentuk krim 1 % atau solusio, sedangkan pada anak-anak tidak
tersedia. Penderita tinea kruris dewasa dan anak-anak diberikan sebanyak 2 kali sehari selama
4 minggu dalam bentuk krim 1 %, solusio ataupun bedak kocok (Tjay dan Rahardja, 2003;

Rubeiz, 2004; Wiederkehr, 2004; Robins, 2005). MIMS tahun 2005 menyebutkan contoh
nama merk dagang obat klotrimazol yaitu canesten, lotremin dan fungiderm (Evaria, 2005).
c. Ketokonazol
Ketokonazol adalah fungistatikum imidazol pertama yang digunakan per oral (1981).
Spektrum kerjanya mirip dengan mikonazol dan meliputi banyak fungi patogen. Penderita
tinea pedis dewasa dan anak-anak dioleskan sebanyak 2 kali atau 4 kali sehari selama 2 4
minggu dalam bentuk krim 1 %. Penderita tinea kruris dewasa dan anak-anak dioleskan
sebanyak 2 kali atau 4 kali sehari selama 2 4 minggu dalam bentuk krim 2 %. Penderita
tinea korporis dewasa dan anak-anak dioleskan sebanyak 4 kali sehari selama 2 minggu
dalam bentuk krim 2 % (Tjay dan Rahardja, 2003; Lesher, 2004; Rubeiz, 2004; Wiederkehr,
2004; Robins, 2005). MIMS tahun 2005 menyebutkan contoh nama merk dagang obat
ketokonazol yaitu formyco, nizoral dan mycozid (Evaria, 2005).
d. Ekonazol
Ekonazol adalah derivat mikonazol, tetapi satu dari empat atom klor diganti oleh atom
H. Spektrum kerjanya lebih kurang sama, hanya lebih aktif terhadap Aspergillus. Obat ini
efektif untuk infeksi kutaneus. Titik tangkapnya berhubungan dengan metabolisme sintesis
RNA dan protein, mengganggu permeabilitas dinding sel jamur sehingga menyebabkan
kematian sel jamur. Penderita tinea pedis dewasa dan anak-anak dioleskan sebanyak 2 kali
atau 4 kali sehari selama 4 minggu dalam bentuk krim 1 %. Penderita tinea kruris dewasa dan
anak-anak dioleskan sebanyak 2 kali atau 4 kali sehari dalam bentuk krim 1 %. Contoh nama
merk dagang obat ekonazol adalah pevaryl (Tjay dan Rahardja, 2003; Wiederkehr, 2004;
Robins, 2005).
e. Oksikonazol
Oksikonazol merupakan obat jamur yang memiliki spetrum luas. Titik tangkapnya
yaitu menghambat sintesis ergosterol yang akan menyebabkan kematian sel jamur. Penderita
tinea pedis dewasa dan anak-anak dioleskan sebanyak 4 kali sehari selama 2 minggu dalam
bentuk krim 1 %. Penderita tinea kruris dewasa dan anak-anak dioleskan sebanyak 4 kali
sehari selama 2 4 minggu dalam bentuk krim 1 % atau bedak kocok. Contoh nama merk
dagang obat oksikonazol adalah oxistat (Wiederkehr, 2004; Robins, 2005).

f. Sulkonazol
Sulkonazol merupakan obat jamur yang memiliki spektrum luas. Titik tangkapnya
yaitu menghambat sintesis ergosterol yang akan menyebabkan kebocoran komponen sel,
sehingga menyebabkan kematian sel jamur. Penderita tinea kruris dewasa dan anak-anak (>
12 tahun) dioleskan sebanyak 4 kali sehari selama 2 4 minggu dalam bentuk krim 1 % atau
solusio. Contoh nama merk dagang obat sulkonazol adalah exelderm (Wiederkehr, 2004).
g. Sertakonazol
Bentuk krim sertakonazol nitrat merupakan antijamur yang aktif melawan
Trichophyton rubrum, Trichophyton mentagrophytes dan Epidermophyton floccosum.
Diindikasikan untuk tinea pedis dengan dioleskan 2 kali sehari baik dewasa maupun anakanak (> 12 tahun). Contoh nama merk dagang obat sertakonazol adalah ertaczo (Rubeiz,
2004).
h. Bifonazol
Bifonazol merupakan derivat imidazol yang berkhasiat terhadap beberapa jenis jamur
dan ragi yang patogen terhadap manusia serta terhadap beberapa kuman Gram positif.
Bifonazol bermanfaat pada pengobatan tinea unguium dalam bentuk losio atau krim yang
dikombinasikan bersama urea 40 % dengan bebat (Madani, 2000; Tjay dan Rahardja, 2003).
MIMS tahun 2005 menyebutkan contoh nama merk dagang obat bifonazol yaitu mycospor
(Evaria, 2005).
6. Golongan lainnya
a. Siklopiroks
Senyawa hidroksipiridon ini berspektrum luas. Senyawa ini berkhasiat fungisid
terhadap Candida albican dan Trichophyton rubrum, fungistatis terhadap Malassezia furfur
(panu), lagi pula bekerja bakteriostatis lemah. Walaupun struktur kimianya berbeda dengan
zat-zat

imidazol,

tetapi

mekanisme

kerjanya

diperkirakan

sama,

yaitu

ter

hadap membran plasma sel jamur. Mungkin juga mekanisme kerjanya berdasarkan perintah
transpor dari asam-asam amino dan ion-ion melalui membran sel. Daya kerjanya diperkuat
bila dibuat ester oalmin. Siklopiroks khusus digunakan secara dermal. Penderita tinea pedis

dewasa dan anak-anak (> 10 tahun) dioleskan sebanyak 2 kali sehari dalam bentuk krim 1 %,
jika tidak ada perbaikan setelah 4 minggu maka perlu dievaluasi lagi. Hal tersebut juga
berlaku pada penderita tinea kruris dan tinea kapitis. Solusio siklopiroks telah dilaporkan
dapat berpenetrasi melalui semua lapisan kuku pada kasus tinea unguium namun memiliki
efikasi yang rendah sehingga perlu kombinasi dengan obat antijamur oral. (Tjay dan
Rahardja, 2003; Lesher, 2004; Wiederkehr, 2004; Blumberg, 2005; Robins, 2005). MIMS
tahun 2005 menyebutkan contoh nama merk dagang obat siklopiroks yaitu batrafen dan
loprox nail lacquer (Evaria, 2005).
b. Tolnaftat
Tonaftat termasuk golongan tiokarbonat dan merupakan antijamur yang sangat efektif
terhadap dermatofitosis dan infeksi Pityrosporum orbiculare tetapi tidak terhadap Candida.
Mekanisme kerjanya adalah dengan menghambat epoksidasi skualen pada membran sel
jamur. Biasanya digunakan 2 kali sehari selama 2 4 minggu dan dilanjutkan 2 minggu
setelah gejala klinis hilang. Penderita tinea kruris dewasa dan anak-anak dioleskan sebanyak
2 kali sehari. Tersedia dalam bentuk krim 1 %, solusio dan bedak. Tolnaftat dapat
diindikasikan pada pengobatan topikal untuk tinea korporis dan tinea unguium. Contoh nama
merk dagang obat tolnaftat adalah tinactin (Hardyanto, 1990; Wiederkehr, 2004, Siregar,
2005).
c. Haloprogin
Haloprogin

berkhasiat

fungisid

terhadap

Epidermophyton,

Pityrosporum,

Trichophyton dan Candida. Kadang-kadang terjadi sensitasi dengan timbulnya gatal-gatal,


perasaan terbakar dan iritasi kulit. Penderita tinea kruris dewasa dan anak-anak dioleskan
sebanyak 3 kali sehari. Tersedia dalam bentuk krim 1 % dan solusio. Biasanya digunakan
dalam waktu 2 4 minggu. Contoh nama merk dagang obat haloprogin adalah halotex
(Kuswadji dan Widaty, 2001; Tjay dan Rahardja, 2003; Wiederkehr, 2004).
Pengobatan pada tinea unguium sangat memerlukan kombinasi dengan obat antijamur
oral terutama generasi baru seperti itrakonazol dan terbinafin, karena jika hanya
mengandalkan obat topikal saja maka daya penetrasi terhadap kuku sangat terbatas sehingga
tidak efektif (Blumberg, 2005). Pengobatan tinea manus pada prinsipnya sama dengan
pengobatan yang dilakukan pada tinea pedis (Madani, 2000).

Terapi Skabies
Syarat obat yang ideal ialah :
1.
2.
3.
4.

Harus efektif terhadap semua stadium tungau.


Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik.
Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian.
Mudah diperoleh dan harganya murah

Cara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita yang
hiposensitisasi). Beberapa macam obat yang dapat dipakai pada pengobatan scabies yaitu:
1. Permetrin.
Merupakan obat pilihan untuk saat ini , tingkat keamanannya cukup tinggi, mudah
pemakaiannya dan tidak mengiritasi kulit. Dapat digunakan di kepala dan leher anak usia
kurang dari 2 tahun. Penggunaannya dengan cara dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8
jam kemudian dicuci bersih (http://www.medinfo.co.uk/condition/scabies.html).
Dengan kadar 5% dalam krim, kurang toksik dibandingkan gameksan, efektivitasnya
sama, aplikasi hanya sekali dan dihapus setelah 10 jam. Bila belum sembuh diulang
setelah seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi di bawah umur 2 bulan.
2. Malation.
Malation 0,5 % dengan daasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya
diberikan beberapa hari kemudian.(Harahap. M, 2000).
3. Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %).
Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari. Sering
terjadi iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai. (Handoko, R, 2001).
4. Belerang Endap (sulfur presipitatum)
Dengan kadar 4 20% dalam bentuk salap atau krim. Preparat ini karena tidak efektif
pada stadium telur, maka penggunaannya tidak boleh lebih dari 3 hari. Kekurangannya
yang lain ialah berbau dan megotori pakaian dan kadang kadang menimmbulkan iritasi.
Dapat dipakai pada bayi berumur kurang dari 2 tahun.
Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10 % secara umum aman dan efektif digunakan.
Dalam konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam hari
selama 3 malam. (Harahap, M, 2000).
5. Monosulfiran.
Tersedia dalam bentuk lotion 25 %, yang sebelum digunakan harus ditambah 2 3
bagian dari air dan digunakan selam 2 3 hari. (Harahap, M, 2000).

6. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan).


Kadarnya 1 % dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap
semua stadium, mudah digunakan dan jarang terjadi iritasi. Tidak dianjurkan pada anak di
bawah 6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemberian
cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian.(Handoko, R,
2001).
7. Krotamiton 10 % dalam krim atau losio, merupakan obat pilihan. Mempunyai 2 efek
sebagai antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut dan uretra. (Handoko,
R, 2001).

Anda mungkin juga menyukai