Business Intelligence
Business Intelligence
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan
terselesaikannya Laporan Tim Studi Implementasi Business Intelligence. Laporan
ini merupakan bentuk pertanggungjawaban Tim dalam melaksanakan penelitian yang
ditujukan untuk mengkaji aspek-aspek penting yang berkaitan dengan implementasi
BI.
Kami menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, masukan, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk
lebih sempurnanya Laporan ini.
Akhir kata, satu harapan bagi kami agar Laporan Tim Studi ini dapat
bermanfaat tidak hanya bagi anggota Tim, tetapi juga bagi Bapepam-LK dalam
mengembangkan industri pasar modal dan lembaga keuangan di masa mendatang.
ii
DAFTAR ISI
Hal
Abstrak
Kata Pengantar
ii
Daftar Isi
iii
Daftar Tabel
Daftar Gambar
vi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Business Intelligence
Pemerintah
2.4. Elemen-elemen Pengembangan Business Intelligence
2.4.1. Data Warehouse
9
9
12
14
17
19
22
23
23
iii
26
Indonesia
4.1.2. Pengembangan BI di Bagian Laboratorium Keilmuan
28
BAB V
33
36
36
38
5.2. Rekomendasi
39
Daftar Pustaka
41
iv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1.
12
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1.
Performance-Centric BI Implementation
Gambar 2.2.
10
Gambar 2.3.
15
Gambar 4.1.
Tahapan Pengembangan BI
32
Gambar 4.2.
34
vi
BAB I
PENDAHULUAN
yang
secara
jelas
mampu
mengidentifikasikan,
menjelaskan,
dan
o Informasi dini (alert) jika terjadi penyimpangan antara kinerja dengan tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya
o Menyediakan laporan ter-otomasi (automated-feedback)
o Memonitor secara real-time Key Performance Index (KPI)
Tuntutan untuk menjadi organisasi yang memiliki kinerja tinggi juga dihadapi
oleh Bapepam-LK. Bapepam-LK memiliki tugas yang sangat penting berkaitan dengan
pengawasan dan pengembangan industri finansial di Indonesia. Kegiatannya menuntut
perhatian yang tinggi, terutama terkait dengan peran strategis pasar modal dan lembaga
keuangan dalam perekonomian nasional serta kerja sama internasional.
Setelah dilakukannya proses penggabungan, tugas dan wewenang Bapepam-LK
menjadi sangat luas, mencakup pengawasan industri pasar modal dan pengawasan
lembaga keuangan (asuransi, dana pensiun, dan perusahaan pembiayaan). Tugas dan
wewenang tersebut mutlak membutuhkan suatu dukungan sistem pengawasan yang
dilakukan secara elektronik, handal dan terpadu. Melihat data yang dikelola sangat
beragam dan jumlahnya banyak serta adanya tuntutan untuk mampu melakukan
pengawasan yang responsif, efektif dan efisien, maka implementasi BI di Bapepam-LK
menjadi suatu kebutuhan mendesak.
Upaya implementasi BI memerlukan investasi sumber daya organisasi yang relatif
cukup besar, baik itu berupa dana, waktu, maupun sumber daya manusia. Di sisi lain,
menurut beberapa hasil studi dan riset, pembangunan BI juga memiliki risiko yang cukup
besar untuk mengalami kegagalan (tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi). Risiko ini
akan terjadi jika pembangunan BI tersebut tidak direncanakan secara cermat.
Berangkat dari latar belakang itulah maka dibentuk Tim Studi Implementasi
Business Intelligence (Tim). Tim ini akan mengkaji aspek-aspek penting yang perlu
dipahami sebelum upaya pembangunan dan pengembangan BI di Bapepam-LK.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
2
membutuhkan akses data dan informasi. BI mempermudah seluruh level pegawai dalam
mengakses data dan informasi yang diperlukan sehingga membantu membuat suatu
keputusan. Jika kondisi seperti ini tercapai, maka misi dan strategi organisasi yang sudah
ditetapkan dapat dengan lebih mudah terlaksana serta terpantau tingkat pencapaiannya.
e. Meningkatkan efisiensi biaya
BI dapat meningkatkan efisiensi karena mempermudah seseorang dalam
melakukan pekerjaan : hemat waktu dan mudah pemanfaatannya. Waktu yang
dibutuhkan untuk mencari data dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan menjadi
semakin singkat dan cara untuk mendapatkannya pun tidak memerlukan pengetahuan
(training) yang rumit. Dengan demikian training-training yang bisanya sering dilakukan
dengan biaya yang cukup besar, dapat dihemat sedimikian rupa.
2.3. Implementasi Business Intelligence di Lembaga Pemerintah
Sistem BI yang biasanya digunakan di organisasi profit telah digunakan juga di
berbagai lembaga pemerintahan. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan layanan
kepada publik, efisiensi biaya, dan efektifitas kerja yang diembankan kepada organisasi
dimaksud.
Dalam mengimplementasikan BI di suatu lembaga pemerintah, hal utama yang
harus diperhatikan adalah bahwa BI harus mendukung pencapaian visi, misi, dan strategi
organisasi dalam mencapai tingkat kinerja organisasi (organization performance) yang
diinginkannya. BI harus sepenuhnya membantu organisasi dalam melaksanakan tugas
yang diembannya. BI harus menyatu dengan proses pekerjaan itu sendiri dan
menghasilkan informasi-informasi yang akan menjadi dasar pengambilan keputusan.
Secara garis besar, implementasi BI pada lembaga pemerintah dapat dilihat pada
garfik di bawah ini3 :
Gambar 2.1. Performance-Centric BI Implementation
BI and Government Performance Management: Getting to Green, Steve Williams, Nancy Williams, DM
Review, 2004
maka dikhawatirkan akan mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi. Kendalakendala tersebut antara lain adalah :
a. Masih rendahnya pemahaman bahwa BI juga dapat digunakan untuk meningkatkan
kinerja organisasi lembaga pemerintah
b. Kesulitan memilih sistem atau model BI yang sesuai dengan kebutuhan organisasi
pemerintah
c. Kesulitan menentukan ukuran-ukuran kinerja organisasi yang harus dicapai
d. Masih rendahnya kemampuan dan kemauan organisasi untuk berubah, dalam
mengadopsi perkembangan teknologi dan perubahan kebutuhan layanan yang diminta
oleh publik.
2.4. Elemen-elemen Pengembangan Business Intelligence
2.4.1. Data Warehouse
Data warehouse merupakan tempat penyimpanan untuk ringkasan dari data
historis yang diambil dari basis data-basis data yang tersebar di suatu organisasi. Data
warehouse mengumpulkan semua data perusahaan dalam satu tempat agar dapat
diperoleh pandangan yang lebih baik dari suatu proses bisnis/kerja dan meningkatkan
kinerja organisasi. Data warehouse mendukung proses pembuatan keputusan manajemen.
Tujuan utama dari pembuatan data warehouse adalah untuk menyatukan data
yang beragam ke dalam sebuah tempat penyimpanan dimana pengguna dapat dengan
mudah menjalankan query (pencarian data), menghasilkan laporan, dan melakukan
analisis. Salah satu keuntungan yang diperoleh dari keberadaan data warehouse adalah
dapat meningkatkan efektifitas pembuatan keputusan.
a. Subject Oriented atau berorientasi pada subyek. Sebuah data warehouse dikatakan
berorientasi pada subyek karena data disusun sedemikian rupa sehingga semua
elemen data yang terkait dengan event/objek yang sama dihubungkan
b. Time-variant, artinya bahwa perubahan data ditelusuri dan dicatat sehingga laporan
dapat dibuat dengan menunjukkan waktu perubahannya
c. Non Volatile berarti bahwa data yang telah disimpan tidak dapat berubah. Sekali
committed, data tidak pernah ditimpa/dihapus. Data akan bersifat static, hanya dapat
dibaca dan disimpan untuk kebutuhan pelaporan
d. Integrated, artinya data warehouse akan mencakup semua data operasional organisasi
yang disimpan secara konsisten.
Ke-empat
karakteristik
di
atas
saling
terkait
dan
kesemuanya
harus
diimplementasikan agar suatu data warehouse bisa efektif memiliki data untuk
mendukung
pengambilan
keputusan.
Implementasi
ke-empat
karakteristik
ini
membutuhkan struktur data dari data warehouse yang berbeda dengan database sistem
operasional biasa.
Sedangkan fungsi utama dari data warehouse meliputi5:
a. Pengambilan dan pengumpulan data (termasuk data dari luar organisasi yang
dibutuhkan)
b. Mempersiapkan data (transforming), seperti membersihkan dan mengintegrasikan
data
4
5
10
Data mart, yang merupakan bagian dari data warehouse yang mendukung kebutuhan
dari suatu fungsi bisnis atau departemen tertentu. Data mart dapat berdiri sendiri atau
Data mining Concepts & Techniques, Han, Jiawei & Kember, Micheline. 2001. Simon Fraser University
Academic Press, USA
11
terhubung ke data warehouse yang telah ada. Ada beberapa karakteristik dari data
mart yang membedakannya dengan data warehouse, yaitu :
-
Data mart hanya berfokus pada satu kebutuhan pengguna dengan satu
departemen atau fungsi bisnis
Data mart berisi lebih sedikit data dari yang ada dalam data warehouse, lebih
mudah dimengerti dan dipahami.
Kubus data (cube), adalah unit pemrosesan data yang terdiri dari tabel fakta dan
dimensi dalam suatu data warehouse.
Aggregation, adalah hitungan awal dari data numerik. Dengan menghitung dan
menyimpan jawaban dari query yang sebelumnya telah dibuat, waktu proses query
dapat lebih cepat. Dengan adanya agregasi, data yang jumlahnya ribuan atau bahkan
ratusan ribu dalam suatu basis data multidimensi dapat dicari dengan mudah dan tidak
memakan banyak waktu. Agregasi ini merupakan pondasi dari pembentukan kubus
data, karena mengorganisir kumpulan data kedalam struktur data basis data
multidimensi sehingga menghasilkan respon time yang cepat.
12
data yang besar yang selama ini tidak diketahui tetapi mempunyai potensi informasi yang
bermanfaat.
Konsep data mining muncul dikarenakan timbulnya data explosion akibat dari
penumpukan data oleh sistem pengolahan basis data terpadu di suatu organisasi. Proses
data mining menggunakan berbagai perangkat analisis data untuk menemukan pola dan
hubungan dalam data yang mungkin dapat digunakan untuk membuat prediksi yang
valid.
Data mining menganalisis data untuk menemukan informasi yang tersembunyi
pada sejumlah besar data yang disimpan. Data mining merupakan proses yang berbeda
dengan analisis statistik biasa.
Tabel berikut menyajikan perbandingan antara keduanya7 :
Tabel 2.1. Perbandingan Analisis Statistik dengan Data Mining
Analisis Statistik
Data Mining
proses analisisnya
13
Analisis Statistik
Data Mining
Hasil dari operasi data mining berupa tabel-tabel dan file-file yang berisi data
analisis yang dapat diakses dengan query dan reporting tools. Terdapat empat operasi
umum data mining yaitu :
a. Predictive and Classification Modeling, yang biasa digunakan untuk memperkirakan
suatu kejadian khusus. Diasumsikan bahwa seorang analis mempunyai pertanyaan
khusus untuk ditanyakan.
b. Link Analysis, yang digunakan untuk mencari hubungan antara record-record pada
basis data
c. Database Segmentation, yang digunakan untuk mengelompokkan record-record yang
berhubungan ke dalam segmen-segmen. Pengelompokkan ini merupakan langkah
pertama dari pemilihan data, sebelum operasi data mining lainnya dilakukan
d. Deviation Detection, yang digunakan untuk mencari record-record yang dipandang
tidak normal dan memberikan alasan untuk anomali tersebut.
14
dan Expert Infotmation System (EIS). Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan melalui
OLAP antara lain seperti : menlakukan query, meminta laporan yang ad hoc, mendukung
analisis statistik, analisis interaktif, serta membangun aplikasi multimedia.
OLAP merupakan proses komputer yang memungkinkan pengguna dapat dengan
mudah dan selektif memilih dan melihat data dari sudut pandang yang berbeda-beda.
Data pada OLAP disimpan dalam basis data multidimensi. Jika pada basis data relasional
terdiri dari dua dimensi, maka pada basis data multidimensi terdiri dari banyak dimensi
yang dapat dipisahkan oleh OLAP menjadi beberapa sub atribut.
OLAP dapat digunakan untuk data mining atau menemukan hubungan antara
suatu item yang belum ditemukan. Pada basis data OLAP tidak perlu memiliki ukuran
besar seperti data warehouse, karena tidak semua transaksi membutuhkan analisis tren.
Dengan menggunakan open database connectivity (ODBC), data dapat diimpor dari basis
data relasional menjadi suatu basis data multidimensi untuk OLAP.
Berdasarkan struktur basis datanya OLAP dibedakan menjadi 3 kategori utama :
a. Multidimensional Online Analytical Processing (MOLAP)
Multidimensional Online Analytical Processing (MOLAP) adalah OLAP yang secara
langsung mengarah pada basis data multidimensi. MOLAP memproses data yang
telah disimpan dalam array multidimensional di mana semua kombinasi data yang
mungkin dicerminkan, masing-masing di dalam suatu sel yang dapat diakses secara
langsung.
b. Relational Online Analytical Processing (ROLAP)
Relational Online Analytical Processing (ROLAP) adalah suatu format pengolahan
OLAP yang melakukan analisis data secara dinamis yang disimpan dalam basis data
15
16
Kerangka BI akan lebih terstruktur, bukan gabungan dari berbagai data mart (data
parsial)
17
b. Bottom-up Approach
Kebalikan dengan pendekatan sebelumnya, dalam pendekatan bottom-up BI yang
akan disusun justru dari tingkat departemental (departemental data warehouse) baru
kemudian diintegrasikan menjadi data warehouse organisasi secara keseluruhan.
Pendekatan ini sangat tepat bagi kebutuhan suatu organisasi yang memprioritaskan
pembangunan BI di suatu departemen terlebih dahulu. Kemudian setelah sukses di
departemen tersebut akan dilanjtukan ke departemen lainnya.
Kelebihan dari pendekatan ini adalah :
-
Implementasi lebih mudah untuk dikelola dan lebih cepat memperlihatkan hasil
Bersifat incremental, dimana data mart yang penting dapat dijadwalkan lebih
awal
18
c. Practical Approach
Pendekatan
ini
mengkombinasikan
ke-dua
pendekatan
sebelumnya
untuk
19
apa saja yang dibutuhkan, data-data apa saja yang perlu dianalisis, dan dimana
sajakah data-data tersebut dikelola. Kemudian, siapa sajakah yang terkait dengan
kebutuhan analisis tersebut dan bagaimana bentuk informasi yang diharapkan.
Kesemuanya harus jelas terlebih dahulu sebelum dimulainya pengembangan BI.
b. Kualitas data yang tidak/kurang baik
BI tidak akan dapat digunakan dengan baik jika data yang akan dianalisis merupakan
data yang tidak/kurang baik kualitasnya. Data yang tidak/kurang baik akan
menghasilkan informasi yang kurang baik dalam pengambilan keputusan (garbage in
= garbage out concept)
c. Kurangnya mengantisipasi terhadap perubahan di organisasi
Sistem BI beserta implementasinya seringkali mengalami perubahan kebutuhan dan
organisasi patut mengantisipasi hal tersebut. Perubahan yang terjadi di organisasi pun
juga membutuhkan antisipasi pada sistem BI yang dipakai. Untuk itu organisasi harus
memperhitungkan sumber daya yang dibutuhkan.
d. Pengadaan sistem BI yang one-stop shoping
Sampai dengan saat ini, belum ada sistem BI yang siap pakai (fit) untuk semua jenis
organisasi yang membutuhkannya. Untuk itu pengadaan BI di suatu organisasi
memerlukan suatu proses penyempurnaan yang berkelanjutan dan bukan hanya
sekadar pembelian sistem yang sekali beli dapat digunakan seterusnya tanpa
penyempurnaan. Kebutuhan infrasruktur seperti server dan jaringan juga harus
diakomodasikan karena akan terus berkembang menyesuaikan banyaknya data yang
akan disimpan.
20
Pihak
outsourcing BI hanya bertindak sebagai tenaga yang membantu membuat sistem, tapi
bentuk sistem dan kebutuhan apa saja yang diperlukan hanya organisasilah yang
mengetahui dengan baik.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Wawancara
Untuk mengumpulkan data penelitian yang berkaitan dengan upaya inplementasi
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
23
Divisi Riset BES menyadari adanya tantangan untuk pengelolaan informasi dan analisis
data transaksi obligasi yang lebih baik.
b. Bentuk Pengembangan
Pengembangan sistem dimulai dari Divisi Riset BES yang menyampaikan
spesifikasi bisnis atas sistem/aplikasi yang diminta. Kemudian Divisi TI melakukan
analisis atas kebutuhan tersebut dan melakukan pengkajian atas beberapa alternatif solusi.
Terdapat dua pilihan waktu itu : menggunakan aplikasi Reporting dan Business
Intelligence (BI). BES memilih aplikasi BI karena memiliki fitur yang lebih banyak
(bahkan fitur reporting sudah termasuk di dalamnya) walaupun BI membutuhkan biaya
yang lebih besar daripada aplikasi reporting.
Selanjutnya disusun analisis cost and benefit terhadap dua pilihan tersebut dan
akhirnya walaupun membutuhkan biaya yang lebih besar dalam jangka menengah dan
panjang, aplikasi BI dinilai jauh lebih bermanfaat. Aplikasi BI ini nantinya tidak hanya
digunakan terbatas di Divisi Riset untuk mengolah data perdagangan obligasi, namun
dapat digunakan oleh Divisi Pencatatan untuk mengolah data Emiten. Selain itu juga
dapat dimanfaatkan untuk memantau kondisi finansial perusahaan, yang berarti menjadi
sentral informasi dalam proses pengambilan keputusan.
Divisi TI menjadi fasilitator dalam kegiatan pengembangan dengan menyediakan
perangkat server dan personil yang mengerti akses informasi dan desain basis data.
Sebagian besar kegiatan pengembangan dilakukan oleh vendor (outsourcing). Sedangkan
ujicoba dan acceptance dilakukan oleh user (Divisi Riset).
Adapun tahapan pengembangan tersebut melalui lima tahapan sebagai berikut:
o Business understanding (pemahaman kebutuhan pengguna)
24
25
o Kebersihan data yang akan digunakan oleh BI. Prinsip garbage in garbage out
benar-benar perlu diperhatikan.
o Komitmen dari user untuk terlibat aktif baik dari tahap desain maupun dalam
operasionalnya merupakan kunci utama keberhasilan karena aplikasi BI didesain
berorientasi kepada user dengan minimal keterlibatan dari personil TI. Hal ini dapat
dicapai dengan program training yang baik untuk user.
4.1.2. Pengembangan BI di PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI)
a. Latar Belakang Pengembangan BI
Pengembangan BI di PT KPEI ditujukan untuk membantu perusahaan tersebut
dalam proses pengambilan keputusan dalam dua hal : sistem yang berkaitan dengan
fungsi utama perusahaan dalam mengelola kliring di bursa dan sistem yang berkaitan
dengan pengelolaan aktivitas perusahaan. Pengembangan BI dilaksanakan secara
bertahap, yang dimulai pada akhir tahun 2007 ini sampai dengan tahun 2010.
Sistem aplikasi utama meliputi sistem e-CLEARS (sistem on-line yang dimiliki dan
dioperasikan oleh KPEI guna mendukung proses kliring dan penjaminan penyelesaian
transaksi bursa), ARMS (Automated Risk Management System) merupakan sistem
terpadu pemantauan risiko, sistem kliring Derivatif dan Fixed-Income. Sedangkan sistem
aplikasi pendukung meliputi sistem keuangan, sumber daya manusia, dan office
automation.
b. Bentuk Pengembangan
Dalam pengembangan BI di PT KPEI, terlebih dahulu dibentuk suatu Manajemen
Proyek yang terdiri dari Divisi TI, users (wakil-wakil pengguna), serta konsultan/vendor.
26
PT KPEI menggunakan practical approach dimana kerangka utama data warehouse akan
didefinisikan terlebih dahulu, baru kemudian akan dibangun data-marts yang dibutuhkan.
Setelah data marts yang diinginkan sudah terbangun akan segera diintegrasikan. Adapun
data marts yang terlebih dahulu akan dibangun adalah ARMS (Automated Risk
Management System).
Adapun langkah-langkah yang akan segera dilaksanakan oleh Manajemen Proyek
Implementasi BI di PT KPEI adalah sebagai berikut :
o Business Feasibility
o Vendor Selection
o Requirements Definition
o Design
o Implementation
o Testing
o Production
o Maintenance
c. Manfaat yang Diperoleh
Pengelolaan dan pengawasan kliring perdagangan di bursa merupakan salah satu
aspek penting yang mendukung pasar modal Indonesia. Dengan makin banyaknya produk
investasi di pasar modal maka semakin banyak pula jumlah data dan informasi yang
dikelola oleh PT KPEI. Dengan implementasi BI maka pengawasan atas kliring menjadi
semakin dipermudah, terutama dikaitkan dengan pemantauan risiko yang timbul dari
kegiatan kliring (risk-assessment).
27
28
melakukan eksperimen dan membangun prototipe. Data dan informasi yang dibutuhkan
langsung
dimintakan
kepada
masing-masing
fakultas
dan
secara
periodik
29
Membuat skema data relasi (star schema, snowflake schema, facts constellation)
o Deployment :
-
User Training
30
31
tersebut agar yang bersangkutan mengetahui dengan mendalam sistem yang dibangun
dan bagaimana mengembangkannya di masa mendatang.
o Dokumentasi aplikasi, terutama jika menggunakan jasa pihak ketiga dalam
pembangunan sistem BI.
Hal ini diperlukan agar dalam pemeliharaan dan pengembangan sistem tersebut di
masa mendatang tidak membutuhkan upaya yang terlalu besar.
o Peran aktif dari users
Kejelasan data dan bentuk kebutuhan informasi yang dibutuhkan hanya didapat dari
user yang benar-benar akan memanfaatkan sistem BI tersebut sehingga keterlibatan
aktif mereka sangat dibutuhkan.
o Perubahan pola kerja
Dalam tahap implementasi sistem, terdapat kemungkinan perubahan dalam prosedur
kerja. Untuk itu perlu dilakukan sosialisasi agar perubahan yang terjadi dapat diterima
oleh users.
32
4.2. Analisis
Dari hasil penelitian terhadap ke-tiga lembaga di atas, Tim telah menganalisis
beberapa hal yang patut diperhatikan terkait rencana implementasi dan pengembangan BI
di suatu organisasi dan diharapkan dapat diterapkan dalam membangun BI di BapepamLK. Hasil analisis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
4.2.1. Tahapan Dalam Mengembangkan BI
Dalam mengembangkan BI setidaknya terdapat tahapan-tahapan yang harus
dilaksanakan untuk memastikan agar upaya pengembangan BI akan mencapai hasil yang
maksimal. Secara garis besar, tahapan tersebut dapat dijelaskan pada gambar berikut :
Gambar 4.1. Tahapan Pengembangan BI
33
34
o Data Storage
Bagian ini terkait dengan upaya loading data dari staging area ke data warehouse
repository (berupa relational data base)
o Information Delivery
Bagian ini terkait dengan upaya menyediakan user interface yang akan
menghubungkan pengguna dengan data warehouse. Jenisnya dapat berupa OLAP,
data mining, maupun report/query.
Gambar 4.2. Arsitektur dan Konstruksi BI
35
ditandai dengan telah dilaksanakannya user acceptance test (UAT) dan user telah
memahami bagaimana menggunakan sistem tersebut dengan tepat.
e. Tahap Pemeliharaan (Maintenance)
Kebutuhan informasi yang dibutuhkan organisasi akan terus berkembang. Untuk itu,
sistem BI yang telah diimplementasikan mungkin saja memerlukan perkembangan
lebih lanjut (enhancement). Untuk itu perlu dipersiapkan suatu proses pemeliharaan
yang berkesinambungan.
4.2.2. Pendekatan Pengembangan BI
Dalam pengembangan BI di Bapepam-LK, pendekatan yang dirasakan sesuai
dengan kondisi organisasi yang ada adalah pendekatan praktikal (practical approach).
Dimana dengan pendekatan ini pengembangan BI akan dilakukan pada tiap-tiap
departemen/biro namun tetap mengacu pada standar arsitektur informasi organisasi
secara keseluruhan.
Latar belakang pemilihan metode pendekatan tersebut adalah :
o Mempertimbangkan besarnya cakupan organisasi beserta kebutuhan informasinya
o Lebih cepat menampakan hasil (faktor psikologis)
o Meminimalkan risiko kegagalan
o Dapat diutamakan pada departemen yang membutuhkan prioritas
4.2.3. Faktor-faktor Kunci Sukses
Berikut beberapa faktor yang menjadi kunci sukses dalam pengembangan BI :
o Dukungan dan komitmen berkelanjutan dari Pimpinan organisasi terhadap proyek BI,
karena proyek BI bukan merupakan aktivitas yang bersifat one-stop shopping
36
37
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan penelitian yang telah dilakukan, Tim dapat menyimpulkan
beberapa kesimpulan penting sebagai berikut :
a. Setelah dilakukannya proses penggabungan, tugas dan wewenang Bapepam-LK
menjadi sangat luas, mencakup pengawasan industri pasar modal dan pengawasan
lembaga keuangan. Melihat pihak yang diawasi cukup banyak, data yang dikelola
sangat beragam, serta adanya tuntutan untuk mampu melakukan pengawasan yang
responsif dan tepat dalam pengambilan keputusan, maka implementasi BI di
Bapepam-LK menjadi suatu kebutuhan mendesak.
b. Implementasi BI memerlukan investasi sumber daya organisasi yang relatif cukup
besar (dana, waktu, maupun sumber daya manusia) serta memiliki risiko yang cukup
tinggi untuk mengalami kegagalan. Untuk itu implementasi BI mutlak memerlukan
perencanaan yang matang dan dukungan berkelanjutan dari Pimpinan organisasi.
c. Dalam mengembangkan BI terdapat tahapan-tahapan yang harus dipenuhi untuk
memastikan agar pengembangan BI mencapai hasil sebagaimana yang diinginkan.
Secara garis besar, tahapan meliputi :
o Tahap Perencanaan Proyek (Project Planning),
38
5.2. Rekomendasi
Beberapa rekomendasi Tim yang dapat disampaikan sehubungan dengan rencana
implementasi BI di Bapepam-LK adalah sebagai berikut :
a. Sebelum dilakukannya pengembangan BI, dua hal yang harus segara dilaksanakan
adalah :
o Penyusunan arsitektur teknologi dan informasi Bapepam-LK yang akan menjadi
dasar pengembangan sistem dan aplikasi secara keseluruhan (termasuk BI).
o Penyempurnaan seluruh basis data yang ada di Bapepam-LK sehingga terstandar
dan terintegrasi (Relational Database Management System)
39
40
DAFTAR PUSTAKA
41