Anda di halaman 1dari 8

1.

Makyong (Malaysia)

Mak Yong atau Makyung merupakan sejenis tarian Melayu traditional.


Drama tari Mak Yong ini merupakan sebagai suatu bentuk drama-tari
Melayu yang menggabungkan unsur-unsur ritual, lakonan dan tarian yang
digayakan, muzik vokal dan instrumental, lagu, cerita dan teks
percakapan yang formal dan bersahaja. Drama-tari ini dipertontonkan
terutamanya di Terengganu , Patani, Kelantan, Kedah, Perlis serta di
Kepulauan Riau - Indonesia.
Mak Yong dipersembahkan sebagai hiburan dan juga sebagai cara
perubatan. Mak Yong dipercayai wujud sebelum kedatangan Islam lagi. Ia
dipentaskan sebagai pementasan Diraja di bawah naungan Kesultan
Kelantan sehingga 1920-an. Dengan itu, tradisi ini dikekalkan dalam
bentuk asal tanpa meninggalkan peningkatan yang terdapat di istana
seperti pakaian yang berhias cantik.
Persembahan Mak Yong biasanya dibuka dengan lagu "Mengadap Rebab"
diikuti dengan tarian, lakonan dan muzik. Setiap satu cerita mampu
dipersembahkan merentasi beberapa amalam dalam siri pertunjukkan tiga
jam. Dalam persembahan tradisi di kampung, ia dilakukan dipanggung
terbuka yang berlatarkan daun kelapa. Penonton akan duduk di tiga sisi
panggung, sisi yang ke empat dikhaskan bagi orkestra yang terdiri dari
pemain rebab, gendang kepala dua dan tetawak. Kebanyakan peranan
dilakukan oleh wanita dan ceritanya berasaskan cerita rakyat tradisi
dengan watak raja, dewa dan pelawak. Mak Yong di kaitkan dengan
upacara di mana pawang cuba menyembuhkan pesakit yang dirasuk
melalui nyanyian, tarian bersawai dan menurun.

2. Tari Naga Api (China)

Di abad ke-19, penduduk Tai Hang mulai mempertunjukkan sebuah tarian


naga untuk mencegah nasib buruk melanda desa mereka. Lebih dari
seabad kemudian, desa mereka telah ditelan oleh kota Hong Kong yang
tumbuh pesat. Namun, naga terus menari. Tarian ini telah dimasukkan ke
daftar nasional warisan budaya tak nyata ketiga China.
Semuanya dimulai beberapa hari sebelum Festival Tengah Musim Gugur,
sekitar 100 tahun lalu. Pertama, taifun menerpa komunitas nelayan dan
petani di Tai Hang, disusul wabah, dan kemudian ketika seekor ular piton
memangsa ternak penduduk desa, mereka merasa cukup. Seorang
peramal menyatakan satu-satunya cara menghentikan bencana adalah
menampilkan tari naga selama tiga hari dan tiga malam selama festival.
Para penduduk desa membuat naga besar dari jerami dan menutupinya
dengan batang dupa, yang kemudian dinyalakan. Ditemani bunyi drum
dan kembang api, mereka melakukan perintah ini dan menari selama tiga
hati tiga malam - dan wabah pun berhenti.
Penduduk Tai Hang tidak lagi bertani atau menangkap ikan, tapi mereka
masih menampilkan tari naga api di tiga hari saat Festival Tengah Musim
Gugur. Acara ini melibatkan 300 penari, 72.000 batang dupa, dan naga
sepanjang 67 meter yang menghasilkan semburan api, asap, dan
kemarahan dinamis saat menari dan berliuk-liuk di jalan-jalan sempit Tai
Hang.

3. Tari Odissi (India)


Odissi merupakan perpaduan antara
musik dan tarian dari daerah Orissa
yang telah ada lebih dari 2000 tahun
yang lalu yang dikembangkan dari
tarian kuno odra natya (tari odra). Hal
ini berkaitan dengan
devadasis (gadis penari) yang menari
untuk menghormati para dewa. Odissi
biasa ditarikan di pelataran candi
Megheswar, candi Ananta Basudeva,
dan candi Jagannath, candi yang paling
terkenal di Orissa. Pada mulanya penari
odissi adalah para gadis (devadasis
atau maharis), namun, pada sekitar
abad XV, para pemuda yang berdandan
seperti gadis juga mulai menarikan
odissi
untuk
menghibur
para
penikmatnya. Pemuda penari ini dikenal
sebagai gotipua atau sakhiplla.
Musik Odissi memberi penekanan pada lirik yang dibaca tanpa jeda
layaknya doa. Lirik ini merupakan puisi-puisi yang sangat terkenal, seperti
Jayadev, Kavisamrat Upendra Bhanja, Gopalkrushna, dan lain-lain. Lagu
odissi dinyanyikan dalam ragas (lagu) dan taalas (irama) tertentu. Taalas
memiliki pembagian ketukan dan saat diam yang berbeda untuk daerah
India Utara dan Selatan. Musik odissi asli, di daerah asalnya Orissa,
merupakan bentuk Udramagandhi, salah satu 5 cabang musik klasik Inda.
Namun di daerah lain, juga berkembang odissi dengan musik dari cabang
Hindustani dan Karnataki. Musik odissi menggunakan alat musik gamak,
tom-nom, dan mardal/pakhawaj (sejenis gendang dua sisi).
Tarian odissi merupakan gabungan antara nrittya (tari interpretasi) dan
nrutya (tari murni). Tema tariannya berdasarkan kepada mitologi dan nilai
religi yang menekankan pada keseimbangan jiwa dan estetika. Tari ini
terdiri dari 5 bagian :
1. mangalacharan;

2. batu nrutya;
3. pallavi
4. abhinaya, dan
5. mokshya
Magalacharan merupakan tarian doa yang diikuti dengan pembacaan
sloka (syair pujian) untuk Dewa Ganapati (Jagannath).
Batu nrutya merupakan tarian murni yang mengikuti ritme taalas dengan
gerakan yang diambil dari ukiran gaya Orissa. Pallavi merupakan tarian
paling anggun dengan raga yang mampu membangkitkan efek sensasi
dan pujian. Abhinaya merupakan bagian di mana penari menyanyikan
lagu dalam bahasa Oriya atau Sanskerta tentang kisah cinta Krishna dan
Radha. Bagian ini dilakukan dalam tempo lambat dengan gerakan tubuh
dan mata yang mampu menghanyutkan penonton. Mokshya merupakan
tarian dalam tempo cepat yang membawa penari menuju klimaks akhir.

4. Tari Kabuki (Jepang)

Kabuki ( , kabuki ) adalah sangat bergaya klasik Jepang tari drama. Teater Kabuki dikenal untuk penyesuaian dgn mode drama dan
rumit untuk make-up yang dikenakan oleh beberapa pemain tersebut.
Individu kanji karakter , dari kiri ke kanan, berarti menyanyi (), tari (),
dan keterampilan ( ). Kabuki Oleh karena itu kadang-kadang

diterjemahkan sebagai "seni menyanyi dan menari. Ini adalah,


bagaimanapun, Ateji karakter yang sebenarnya tidak mencerminkan
etimologi . Kanji dari 'keahlian', namun, umumnya mengacu pada seorang
pemain di teater kabuki. Karena kata kabuki diyakini berasal dari kata
kerja kabuku, berarti "ramping" atau "untuk keluar dari" biasa, kabuki
dapat diartikan sebagai "avant-garde" atau "aneh" teater. Ekspresi
kabukimono ( ) awalnya dimaksud untuk orang-orang yang
berpakaian aneh dan berjalan dengan angkuhnya di jalan.

5. Tari Samba (Brazil)

Samba adalah tarian Brasil dan genre musik yang berakar dari Afrika.
Hal ini diakui di seluruh dunia sebagai simbol dari Brasil dan Karnaval
Brasil. Dianggap sebagai salah satu ungkapan paling populer budaya
Brasil, samba telah menjadi ikon identitas nasional Brasil. Samba de
Roda (tari lingkaran) dari Bahia, yang menjadi warisan dunia oleh
UNESCO bidang kemanusiaan pada tahun 2005, adalah akar utama
dari Carioca samba, samba yang dimainkan dan ditarikan di Rio de
Janeiro.
Secara tradisional, samba dimainkan dengan senar (cavaquinho dan
berbagai jenis gitar) dan berbagai instrumen perkusi seperti tamborim.
Dengan pengaruh orkestra Amerika sejak Perang Dunia Kedua dan
dampak budaya musik AS pascaperang, mulai digunakan juga
instrumen tiup seperti trombon, terompet, choro, flute dan klarinet.

6. Tari Limbo

Tari limbo merupakan seni tari yang berasal dari Afrika Barat, dan
merupakan salah satu tarian yang paling sering dimainkan dalam pesta di
pinggir
pantai.
Dalam pertunjukan tari limbo para penari akan mencoba melewati papan
horizontal yang disangga oleh 2 tiang di mana setiap kali penari berhasil
melewatinya.
Maka papan itu akan semakin rendah dan rendah.Sedangkan penari yang
gagal melawati papan tersebut harus mengulang lagi dari awal.
Oleh karena itulah dalam tari limbo kelenturan tubuh penari menjadi
modal
utama
untuk
menarikan
tarian
ini.
Walaupun diakui sebagai tarian Afrika Barat, sebenarnya tari limbo berasal
dari kepulauan Trininad. tapi sayangnya sebagian besar orang
menganggap
tarian
ini
berasal
dari
Hawai.
Pada awal kemunculannya, tari limbo dibawakan dalam balutan musik
khas karibia, namun seiring berkembangnya musik reggae asal Jamaika,
tarian
limbo
pun
makin
identik
dengan
musik
reggae.
Walaupun tarian limbo sangat identik dengan unsur senang senag dan
hura hura, namun sebenarnya dalam tarian limbo terkandung filosofi
hidup
yang
sangat
dalam.
Limbo yang berasal dari kata limber yang berarti lentur mengandung
filosofi hidup agar manusia tidak kalah dengan masalah atau rintangan
yang
ada.
Hal ini tercermin dari gerakan tari limbo di mana penarinya harus
melewati papan limbo. Papan tersebut merupakan refleksi permasalah
yang
akan
dihadapi
manusia.
Di mana semakin orang itu dewasa maka rintangan hidup yang dihadapi
seseorang pun akan semakin berat. Seperti papan dalam tari limbo yang
semakin
lama
semakin
rendah.
Sekarang ini tari limbo sudah dikenal oleh beberapa negara. Dan negara
yang masih sering memainkan tari limbo adalah negara negara Afrika
dan Amerika Tengah.

7. Tari Tonga (Pulau Pasifik)

Tarian yang berasal dari pulau


Pasifik
ini
menarikan
puisi
yang
dibuat berdasarkan
mitos dan legenda. Misalnya, jika puisi
ter sebut menggambarkan bunga, penari
mengayun-ayunkan tangannya
seolah angin yang membawa wanginya bunga. PenariTonga biasanya berdiri
atau duduk, dengan menggerakkan tangan deng an anggun.

TARIAN
MANCANEGARA

DISUSUN OLEH
NAMA

: NUR ASRIANA

ABSEN
KELAS

: 24
: XII IPA 4

SMA NEGERI 6 PALEMBANG


TP. 2013-2014

Anda mungkin juga menyukai