Anda di halaman 1dari 11

1.

Tari Sema

Sebuah tarian lain juga terkenal dari Timur Tengah adalah tari sema. Tarian ini dilakukan oleh
para dervish yang berputar. Tidak seperti tari perut yang dibentuk sebagai sarana hiburan, tari
sema diciptakan untuk alasan religius.
Tari sema telah dipertunjukkan selama 700 tahun oleh kaum sufi. Devish (bahasa Turki dan
Arab) berasal dari kata Persia darwish (berarti kerangka pintu) yang menggambarkan kaum sufi
yang berada pada ambang pencerahan. Banyak yang mengatakan istilah kaum sufi (sufi dalam
bahasa Arab berarti wol) muncul dari kebiasaan para nabi yang menggunakan mantel wol.
Tari sema dimulai dengan pujian kepada para nabi. Lalu, terdengar suara drum yang menjadi
simbol sang pencipta diikuti improvisasi musik dari alat musik ney (sejenis seruling) yang
menyimbolkan embusan napas sang pencipta yang memberi kehidupan kepada semua makhluk.
Pemimpin memberi hormat lalu memimpin para darwish membentuk lingkaran. Saat melewati
posisi sang pemimpin, para darwish akan saling memberi hormat sebagai lambang penghormatan
antarjiwa yang berbalut dalam bentuk raga.
Setelah tiga putaran, mereka melepas mantel. Setiap orang akan mendekati pemimpin, memberi
salam, mencium tangan, dan membentuk formasi sesuai intruksi pemimpinnya.
Dengan berputar, mereka melepas kehidupan duniawi dan bergabung dengan Allah. Mereka
membuka kedua tangan dengan tangan kanan menghadap ke atas agar mendapat berkah dari
surga dan tangan kiri menghadap kebawah untuk memberikan berkah ke bumi. Tarian diakhiri
dengan pembacaan Al-Quran.
Para darwish berputar-putar secara simultan selama 10 menit lalu berhenti dan berlutut.
Kemudian berdiri dan muali lagi. Proses ini diulang sebanyak empat kali, yang memiliki arti :

1. kelahiran manusia sebagai bukti Allah sebagai pencipta dan peran manusia sebagai
makhluk.
2. kegembiraan manusia menjadi saksi penciptaan.
3. kegembiraan akan cinta dan pengorbanan akan pikiran untuk mencinta, untuk
menggenapi perintah.
4. akhir perjalanan spiritual, termasuk kembali kepada kehidupan sehari-hari dan
pengabdian kepada Allah.

Pakaian semua terdiri dari topi tinggi yang menggambarkan ego mereka, jubah putih panjang
dengan rok lebar menggambarkan penutup ego, dan mantel hitam yang menggambarkan
kehidupan duniawi yang kemudian mereka lepaskan.
2. Tarian Sufi ( Whirling Dervishes )

Tarian Sufi ( Whirling Dervishes ) merupakan Tarian yang sangat religius dari Timur
Tengah. Tarian ini merupakan inspirasi dari Filsuf dan Penyair Turki yang bernama
Maulana Jalaluddin Rumi, dimana tarian ini bermakna bahwa dasar dari kehidupan di
dunia dan di bumi ini adalah berputar. Tarian ini juga dianggap sebagai bentuk sebuah
ekspresi dari rasa cinta, kasih, dan sayang yang maha tinggi dari seorang hamba kepada
sang Robbi. Gerakan tubuh memutar berlawanan dengan arah jarum jam sebagai
bentuk menyatukan diri dengan sang pencipta.
Konon ketika menari seperti itu, para penari mengalami ekstase yang di kalangan para
sufi dipahami sebagai tingkat pencapaian perasaan penyatuan dengan Tuhan. Bahkan,
ada pula yang mengaku gerakan yang tercipta seolah-olah bukan dari diri si penari .Para
penari terus berputar mengikuti alunan musik, dimana semakin lama, putaran itu kian
cepat dan panjang. Kostum tari dengan rok lebar yang mereka kenakan berkibar indah.
Meliuk seiring dengan derasnya putaran para darwis ( penari ) itu. Seolah mengalami
ekstase, mereka tampak menikmati putaran demi putaran yang semakin kencang.

Ketika guru spiritual Maulana Jalaluddin Rumi yang bernama Syamsuddin Tabriz,
meninggal dunia, Rumi mengekspresikan kesedihan itu dengan tarian sema tersebut.
Ketika gurunya meninggal, Rumi sadar bahwa manusia itu fana. Dari tarian itu, Rumi
menemukan tujuan hidup yang hakiki, yaitu mencari Tuhan. Sejak itulah dia mulai
berputar, bahkan bisa selama tiga hari tiga malam. Saat berputar, Rumi menanggalkan
semua emosinya serta semua rasa duniawi. Hanya satu yang dirasakannya, yaitu
kerinduan dan kecintaan yang sangat besar pada Sang Pencipta.Tarian ini memerlukan
fisik yang kuat, karena bisa berputar-putar sampai ber jam-jam.

Tetapi tarian ini mendapatkan Pro dan Kontra dari berbagai daerah .ada yang
beranggapan bahwa tarian sufi ini sesat .seperti hal nya sebuah bacaan yang pernah
saya baca di madrasah ibnu abbas ,mengabarkan bahwa tarian ini sesat
3. Tarian Tradisional Jepang - Kabuki

Kabuki ialah tarian tradisional Jepang nan paling populer. Setiap ada pertunjukan Kabuki
digelar, dipastikan akan penuh sesak oleh penonton. Sejak zaman tenno (kaisar Jepang) hingga
sekarang, Kabuki selalu jadi primadona masyarakat Jepang.

Para penarinya ialah pria. Kabuki menawarkan olah tari nan berbaur dengan kritik sosial dan
kearifan hidup. Jadi, amat pantas jika dikatakan bahwa Kabuki merupakan kesenian taraf tinggi.

Gerak khas Kabuki terletak pada langkah kaki nan sangat lemah lembut. Terdapat tiga gerakan
dasar pada Kabuki yaitu gerakan memutar, gerakan tangan, dan gerakan kepala. Setiap gerakan
ini menyimbolkan aktualisasi diri manusia. Seperti bagaimana ketika menangis, gembira, sedih,
dan berbagai aktualisasi diri emosional lainnya. Dipadu dengan busana berupa kimono nan eye
catching , menyaksikan Kabuki akan jadi pengalaman nan sukar dilupakan.

Penari Kabuki dirias secara mencolok dan mewah. Hal tersebut semakin membuat tarian
tradisional Jepang ini berbeda dibandingkan dengan tarian tradsional lainnya. Oleh UNESCO,
tarian tradisional Jepang Kabuki ini telah ditetapkan sebagai Karya Agung Warisan Budaya
Lisan dan NonBendawi Manusia.

Tarian tradisional Jepang nan satu ini memiliki sejarah nan cukup panjang. Pada 1603, tarian
kabuki ini sebenarnya berwujud dramatari. Dibawakan oleh seorang penari wanita bernama
Okuni. Dramatari tersebut dibawakan di sebuah kuil bernama Kitano Temmangu. Bermula dari
dramatari itulah, kabuki kini berkembang.
4.Tari New Vogue

New Vogue adalah bentuk tari dari Australia berasal dari tahun 1930-an. Sejak saat itu
New Vogue menjadi bagian yang penting dalam adegan Australia ballroom , dan memegang
peranan penting dalam menari sosial dan persaingan sebagai Latin atau Standar
Internasional.
Semua tarian New Vogue berdasarkan urutan langkah-langkah tarian yang terus-
menerus diulang, biasanya sampai musik berakhir. Mereka urutan selalu baik 16 atau 32 bar
panjang, dan membutuhkan musik yang pada gilirannya "sequencing" (terdiri dari ayat-ayat
yang baik 16 atau 32 bar panjang). Tarian Vogue saat ini didasarkan pada salah satu sub
kategori, termasuk Rhythm Waltz Wina, Rhythm Foxtrot Lambat, Rhythm Maret dan Rhythm
Tango.
5.Tari Ganggangsullae

Ganggangsullae () atauGanggangsuwollae () adalah sebuah tarian tradisional


dari Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan. Ganggangsullae yang disebut juga tarian melingkar
adalah tarian yang khusus dipentaskan oleh kaum wanita dengan saling berpegangan tangan
membentuk lingkaran dan menyanyi. Pada masa lalu orang Korea menampilkannya sebagai
bagian dari ritual untuk memohon panen yang baik dan berlimpah dari dewa.

Tarian ini biasanya dipentaskan pada saat perayaan-perayaan hari raya seperti Jeongwol
Daeboreum dan Chuseok di bawah sinar bulan purnama untuk memohon keberkatan dan panen
yang melimpah.

Tarian ini biasanya dilakukan di tepi pantai atau di padang rumput, kaum wanita tua dan muda
berkumpul dan membentuk lingkaran, saling berpegangan tangan dan menyanyi di bawah sinar
bulan purnama. Wanita dengan suara yang paling merdu menyanyi pertama kali dan diikuti oleh
penari lain. Mereka menyanyikan lirik lagu Ganggangsullae yang menceritakan tentang
kehidupan rakyat di desa dalam mengerjakan aktivitasnya sehari-hari, seperti mengerjakan
sawah, mencari ikan, menganyam, memasang genting dan sebagainya.

Nama Ganggangsullae itu sendiri berasal dari lirik yang dinyanyikan berulang-ulang dari
lagunya walaupun arti itu sebenarnya tidak diketahui. Tarian ini menggambarkan harmoni,
persamaan dan persahabatan antar kaum wanita serta sebagai ekspresi kebebasan dan
kegembiraan mereka. Pada awalnya gerakan tari mulai secara perlahan dan lama kelamaan
menjadi semakin cepat sehingga tampak terlihat berlari dalam lingkaran.
6.TARIAN BHARATHANATYAM

Bharatanatyam adalah tarian tradisional masyarakat India dari Tamil Nadu, India. Istilah bharatanatyam berasal
daripada gabungan suku kata bha (bhava, ekspresi), ra (raga, muzik), ta (tala, ritma) dan natyam (seni tarian
dramatik).

Teknik tarian bharatanatyam adalah berasaskan teks Natya Sastra yang dianggap sebagai manual rasmi bagi semua
seni drama, tarian dan muzik tradisional di negara India. Natya Sastra ditulis oleh Bharata Muni lebih 2500 tahun
dahulu.

Pada asalnya, bharatanatyam hanya ditarikan oleh devadasi iaitu golongan gadis yang menghambakan diri kepada
dewa-dewa dan kuil, serta tidak akan berkahwin sepanjang hayat. Golongan devadasi membuat persembahan
bharatanatyam di kuil untuk menunjukkan cinta mereka terhadap dewa yang dipuja.

Mengikut peredaran zaman, bharatanatyam mula menjadi persembahan pentas. Penari lelaki juga mula melibatkan
diri dalam tarian tradisional ini.

Terdapat dua bahagian utama dalam tarian bharatanatyam iaitu nritta dan nritya. Nritta merujuk pada gerak-geri
abstrak oleh penari dalam usaha menunjukkan kehebatan dan kemampuan membuat persembahan bharatanatyam.

Manakala bahagian nritya adalah bahagian cerita di mana penari menjadi pencerita yang akan menyampaikan
sebuah kisah kepada para penonton melalui gerak-geri (abhinaya) penuh ekspresif tanpa suara. Kisah akan
disampaikan melalui lagu yang dinyanyikan oleh seorang vokalis wanita.

Abhinaya yang digunakan oleh penari bharatanatyam termasuk mukhabhinaya (ekspresi muka), hastabhinaya
(ekspresi tangan; mudra), netrabhinaya (ekspresi mata) dan angikabhinaya (gerak-geri seluruh tubuh).

Pergerakan penari adalah secara semitrikal; iaitu apabila suatu aksi dilakukan pada sebelah kanan, maka aksi yang
sama akan dilakukan pada sebelah kiri. Penari bharatanatyam juga mampu menggerakkan setiap bahagian
anggotanya secara berasingan; misalnya hanya kepala atau mata digerakkan.
7.Tarian Naga

Tarian naga, adalah aktiviti hiburan dan mempunyai seni yang unik. Tarian naga berasal
daripada kebudayaan Dinasti Han dan sudah berusia kira-kira 2,000 tahun. Pada zaman kuno,
rakyat berfikir naga boleh menguruskan air hujan, maka rakyat sentiasa berdoa kepada naga
untuk turun hujan pada musim kemarau, dan kemudian menjadi aktiviti budaya dan rekreasi. Di
samping itu, bangsa Cina sangat memuja naga dan naga sebagai simbol tuah. Untuk Dinasti Tang
dan Song, Tarian naga telah
menjadi aktiviti semasa perayaan yang penting.
Pada perayaan Tahun Baru, kawasan bandar dan luar bandar di China telah ada adat bermain
tarian naga. Selepas beribu-ribu tahun pembangunan, bermain naga telah menjadi tarian rakyat
yang istimewa. Rakyat bukan sahaja berdoa untuk mencapai cuaca dan hasil tuaian yang baik,
tetapi juga mewujudkan suasana perayaan yang meriah dan menyampaikan perasaan
kegembiraan.

Bahan utama untuk membuat naga adalah rumput, buluh, kertas kayu, kain, dan lain-lain.
Selepas hiasan, naga akan mempunyai nilai seni yang tinggi. Terdapat satu "naga", jalur buluh
ditenun silinder untuk membentuk sangkar, kemudian memakaikan pakaian naga yang cantik.
Orang ramai menyalakan lilin atau lampu minyak dalam sangkar naga, kemudian menunjukkan
tarian naga pada waktu malam dan ia sangat menarik. Adat bermain naga telah dibawa ke luar
negara. Semasa perayaan tradisional dan perayaan utama orang Cina, mereka akan menari tarian
naga untuk menunjukkan semangat orang Cina.
9.Tarian Pentozali atau Pentozalis

The Pentozali atau Pentozalis adalah tarian rakyat dari pulau Kreta . Ia mengambil nama dari
yang lima (pente) langkah-langkah dasar dan lincah dan akhirnya sangat cepat kecepatan nya
(zalos menjadi kata Yunani langka untuk melompat). Nama dengan demikian dapat
diterjemahkan sebagai lima-melompat, biasanya Yunani permainan kata yang menyiratkan
bahwa menari dapat membuat satu lompatan lima kali lipat. Juga pada semangat permainan kata,
Zali berarti pusing, dan nama tarian juga dapat dipahami (lima-pusing)sebagai salah satu
yang bisa membuat para penari pusing lima kali lipat.

The Pentozali adalah tarian perang , kuat, dengan gerakan melompat tinggi dan memungkinkan
untuk improvisasi banyak. Dimulai dengan kecepatan sedang dan semakin mempercepat. Para
penari terus satu sama lain dengan bahu dan membentuk sebuah lingkaran yang tidak lengkap,
yang berputar berlawanan dengan sangat lambat, atau kadang-kadang tidak sama sekali, karena
sebagian dari langkah-langkah hidup yang semistationary. Penari pertama diharapkan dapat
berimprovisasi melakukan senam, dalam hal ini ia dan kedua tangan penari terus, bukan bahu,
dan kedua penari berdiri diam dan kaku, sehingga penari pertama memiliki dasar yang stabil di
mana untuk melakukan. Setelah penari bagian pertama telah selesai, ia diharapkan untuk
memecah barisan dan menari perlahan berjalan ke bagian belakang garis, menghasilkan
tempatnya untuk yang kedua, dan seterusnya. Perempuan juga melakukan tarian, namun
langkah-langkah mereka lebih terkendali karena pakaian mereka tidak memungkinkan untuk
melompat tinggi. Tradisional busana pria Kreta, di sisi lain, memfasilitasi menari akrobatik
karena mencakup vraka hitam, varian dari celana yang dikenakan ketat di sekitar pinggang dan
paha dan sangat longgar dan longgar di sekitar pinggul.
GAMBAR TARIAN BHARATANATYAM

TARI SEMA

TARI KABUKI
GANGGANGSULAE

NAGA
TARI

Anda mungkin juga menyukai