Anda di halaman 1dari 3

Riba menurut Agama Yahudi

Riba (rente) dalam Yudaisme sangat dicerca dan dicemooh. Kata


Ibrani untuk bunga neshekh, secara harfiah berarti menggigit.
Pengertian ini merujuk pada bunga tinggi yang menyengsarakan. Dalam
Keluaran dan Imamat, kata riba selalu berkaitan dengan pelarangan
pinjaman kepada orang miskin dan melarat. Sementara dalam Ulangan,
larangan ini diperluas untuk mencakup semua peminjaman uang. Selain
itu, dalam kitab Talmud, dilarang mengambil bunga dalam beberapa jenis
kontrak penjualan, sewa dan kerja. Larangan mendapatkan bunga tinggi
tersebut tidak dianggap sebagai kejahatan dengan sanksi pidana mati
melainkan hanya sebagai pelanggaran moral.
di kalangan umat Yahudi, pelarangan riba tertulis secara jelas dan
terdapat di beberapa ayat sehingga tidak terdapat penafsiran yang
berujung pada perbedaan pendapat di kalangan pembesar pembesar
agama Yahudi. Larangan praktik pengambilan bunga (riba) terdapat di
kitab suci mereka yaitu Old Testament (Perjanjian Lama) maupun undang
undang Talmud.

Kitab

Levicitus (Imamat) pasal 25 ayat 36-37


menyatakan:
Janganlah engkau mengambil bungan
uang atau riba darinya, melainkan
engkau harus takut akan Allahmu, supaya
saudaramu
bisa
hidup
diantaramu.
Janganlah engkau member uangmu
kepadanya dengan meminta bunga, juga
makananmu
janganlah
kauberikan
dengan meminta riba

http://nienulis.blogspot.com/2013/04/pandangan-berbagai-agama-tentangriba.html
http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2014/12/10/riba-dalamprespektif-islam-kristen-yahudi-yunani-dan-romawi-691193.html

Riba menurut Agama Khonghucu

Agama Khonghucu memang tidak mengedepankan keuntungan


melainkan kebenaran (lebih jauh lihat Meng Zi IA.1), tapi jangan lupa
bahwa bangsa Tionghoa dikenal sebagai bangsa pedagang yang ulung.
Bangsa lain yang ingin mengetahui kunci keunggulan
dari bangsa Tionghoa dalam bidang perdagangan ini sering menyimpulkan
bahwa kuncinya terletak pada 'guanxi' = hubungan.
'guanxi' sendiri sering disebut-sebut sebagai ajaran KHC, tapi orang
kadang meremehkan 2 Kebajikan dasar agama KHC yang justru
merupakan dasar dari etika bisnis orang Tionghoa yakni Zhong dan Xin.
Setia dan Dapat Dipercaya ! Tanpa dua Kebajikan ini, bagaimana orang
bisa membentuk 'guanxi' ?
Agama KHC tidak identik dengan bangsa Tionghoa, tapi bangsa
Tionghoa sangat dalam dipengaruhi oleh ajaran agama KHC. Saat ini
Tiongkok mengalami boom ekonomi, itu juga karena ajaran Nabi Kong Zi.
Kemajuan Ekonomi Tiongkok berhasil dipacu juga berkat sabda Nabi Kong
Zi. Setelah melalui sistem ekonomi komunis pada era Mao Zedong,
Tiongkok mulai diperkenalkan dengan system ekonomi liberal oleh Deng
Xiaoping. Nah untuk memaju semangat bangsa Tiongkok yang 'tertidur'
karena ekonomi komunisme yang kaku, Deng Xiaoping mengutip Sabda
Nabi yakni 'Menjadi Kaya itu Mulia'
mungkin agak sulit kita jumpai etika bisnis didalam agama
Konghucu, karena basicnya nabi Konghucu adalah seorang guru yang
mengajarkan tentang kesusilaan dan cinta kasih, tapi saya ingin tau lebih
jelas tentang etika bisnis didalam Konghucu.
Kini setelah ekonomi Tiongkok melaju dan bahkan terlalu cepat, Hu
Jintao kembali mengutip sabda Nabi, "Pemerintahan demi Rakyat !" (saya
agak lupa persisnya semboyan Hu Jintao, tapi intinya memang demikian).

https://groups.yahoo.com/neo/groups/Junzigroup/conversations/topics/222
http://etd.repository.ugm.ac.id/index.php?
mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_i
d=52563

Anda mungkin juga menyukai