Anda di halaman 1dari 3

Jurnal Hubungan Antara Tingkat Stres Lansua dan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di

RW 01 Kunciran Tangerang oleh Yanih Mardiana dan Zelfino.


Menurut jurnal penelitian tersebut tingkat stress pada lansia adalah tinggi rendahnya tekanan
yang dirasakan atau di alami oleh lansia sebagai akibat dari stressor berupa perubahan-perubahan baik
fisik, mental maupun social dalam kehidupan yang dialami lansia. Tekanan darah tinggi atau hipertensi
adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah lebih dari 140 mmHg (tekanan sistolik)
dana tau lebih dari 90 mmHg (tekanan distolik). Stress merupakan fenomena universal yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari dan akan dialami oleh setiap orang. Stress memberikan
dampak secara total pada individu seperti dampak : fisik, social, intelektual, psikologis, dan spiritual. Usia
lanjut memiliki hubungan dengan stress sedangkan stress itu senduru menyebabkan penurunan kualitas
hidup pada lansia. hipertensi juga menjadi masalah global karena terus meningkat dari setiap tahunnya.
Menurut WHO pada tahun 2008, sekitar 972 juta orang atau 26,4% penduduk di seluruh dunia menderita
hipertensi. Angka ini mungkin akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta penderita
hipertensi, 333 juta berada di negara sedang berkembang, termasuk Indoesia. Hipertensi merupakan salah
satu penyakit tidak menular (PTM).
Menurut pengertian Gerontologi, lansia adalah suatu tahap dalam hidup manusia mulai dari bayi, anakanak, remaja, tua, dan usia lanjut, dan bukan penyakit melainkan suatu proses alami yang tidak bisa
dihindarkan.
Dalam Buku Join National Committee On Prevention Detection, Evaluation, and Treatment of High
Pressure VII, 2003 menjelaskan bahwa tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan dimana
tekanan darah seseorang adalah >140 mmHg (tekanan sistolik) dan .90 mmHg (tekanan diastolic) .
Penyebab hipertensi sendiri beragam , yaitu :
-

Hipertensi essensial adalah hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik) ini terjadi
karena factor lingkungan maupun genetic.

Hipertensi sekunder disebabkan karena kelainan di ginjal (penyempitan arteri ginjal/penyakit


parenkim ginjal), kelenjar endokrin, berbagai obat, disfungsi orga, tumor, dan kehamilan.

Hasil dan pembahasan dalam jurnal disebutkan bahwa lansia yang menderita hipertensi di wilayah RW 01
paling banyak berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 33 orang. Sedangkan lansia laki-laki yang
menderita hipertensi sebanyak 27 orang, hasil ini tidak sesuai dengan Depkes RI(2008), yang menyatakan
bahwa factor gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria lebih beresiko 2,29 kali untuk

menderita hipertensi dibandingkan dengan perempuan. Laki-laki diduga memiliki gaya hidup yang
cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan wanita.
Dari hasil penelitian Yuliarti dalam jurnal ini diketahui bahwa pada usia lanjut laki-laki mempunyai
peluang untuk terkena hipertensi 3,9 kali dibandingkan dengan perempuan. Begitu pula dari hasil
penelitian yang dilakukan di Departemen Kelautan dan Perikanan RI, dikemukakan bahwa laki-laki
mempunyai peluang 6 kali terkena hipertemsi dibandingkan perempuan (Murti, 2005).
Tingkat stres pada lansia yang terbanyak pada kategori tingkat stress sedang jumlah 51 responden (85%),
kemudian tingkat stress berat dengan jumlah 9 responden (155). Menurut Suuzane & Brenda (2008),
stress dengan tingkat sedang adalag stress yang terjadi lebih lama, dari beberapa jam sampaihari. Fase ini
ditandai dengan kewaspadaan, focus oada indera penglihatan dan pendengaran, peningkatan ketegangan
dalam batas toleransi, dan mampu mengatasi situasi yang dapat mempengaruhinya.
Kejadian hipertensi dibagi menjadi empat, yaitu hipertensi ringan, sedangm berat dan sangat berat untuk
mengetahui tingkat stress lansia yang menyebabkan hipertensi. lansia yang terkena hipertensi lebih
banyak pada hipertensi tingkat sedang yaitu sebanyak 31 responden (51,7%), kemudian hipertensi ringan
sebanyak 17 responden (28,3%) dan hipertensi berat sebanyak 12 responden (20%). Kesimpulan dari data
diatas bahwa tingkat stress lansia dari hasil penelitian yang dialami oleh lansia memiliki tingkatan stress
sedang. Hipertensi banyak dialami oleh lansia yang memiliki hipertensi sedang sebanyak 30 responden.
Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stress lansia dan kejadian hipertensi pada lansia.

REVIEW JURNAL KEPERWATAN KOMUNITAS


HUBUNGAN ANTARA TIGKAT STRES LANSIA DAN KEJADIAN
HIPERTENSI PADA LANSIA DI RW 01 KUNCIRAN TANGERANG

Disusun oleh :
ARIE CAHYANI EKA PUTRI
11121003
S1 REGULER VA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMINA BINA MEDIKA


JL.Bintaro Raya No.10 Tanah Kusir Kebayoran Lama Utara, Jakarta Selatan 12240. Tlp: (021)
7234122, 7207184 fax : (021) 7234126

Anda mungkin juga menyukai