Kuat Tekan Vs Slump
Kuat Tekan Vs Slump
SKRIPSI
Oleh
GUNAWAN 0400524772
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat
untuk gelar kesarjanaan pada
Jurusan Teknik Sipil
Jenjang Pendidikan Strata-1
Oleh
GUNAWAN
0400524772
SKRIPSI
Oleh
GUNAWAN
0400524772
Disetujui:
Pembimbing
Ir. GUNAWAN. T
JUDUL
Abstrak
Sebelum dilakukan pengecoran beton di buat terlebih dahulu perencanaan
campuraan beton. Pada perencanaan Mix Desain dapat direncanakan Kekuatan tekan
dengan Slump yang berbeda beda. Umumnya perencanaan campuran beton dengan
slump yang semakin tinggi akan mempunyai kekuatan tekan yang lebih rendah. Dalam
studi penelitian ini dilakukan mix desain dengan merencanakan proporsi campuran yang
sama dengan slump yang berbeda beda dengan menggunakan air sebagai parameter.
Dengan slump yang berbeda beda akan didapatkan perbandingan kekuatan tekan beton
untuk slump 8 2 cm, 122 cm, 14 2 cm dan 162 cm. Pada grafik akan dapat dilihat
hubungan kekuatan tekan untuk slump yang berbeda beda dan akan terlihat penurunan
kekuatan beton dengan semakin tingginya slump yang digunakan dalam perencanaan.
KATA PENGANTAR
Pertama tama Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha esa,
sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dalam Tahun Ajaran 2003 / 2004.
Tugas Akhir merupakan mata kuliah wajib yang harus diselesaikan untuk
memenuhi syarat syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Sipil pada Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Bina Nusantara.
Adapun Tugas Akhir ini merupakan penelitian untuk mendapatkan Hubungan
Kekuatan Tekan Beton dan Slump yang pada pelaksanaannya dilakukan di laboratorium
PT. Subur Brothers.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir Penulis di bantu oleh banyak pihak sehingga
dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.
Pada kesempatan ini Penulis inigin mengucapkan terima kasih kapada :
1. Ir. Gunawan Theodosius
2. Bapak H.M. Subekti, BE., MSc., : Kepala Jurusan Teknik Sipil Universitas BINUS.
3. Ibu Amelia Makmur, ST. MT.
: Rekan Mahasiswa.
8. Stevanus Adrianto
: Rekan Mahasiswa.
10. Teman teman yang telah memberikan saran atau bantuan dalam pelaksanaan
penelitian.
Walaupun Penulis telah menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan sebaik mungkin,
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dari Tugas Akhir ini. Untuk itu Penulis
mengharapkan kritk dan saran yang membangun dari semua pihak, selain itu Penulis
berharap Tugas Akhir ini dapat memberi manfaat bagi rekan rekan mahasiswa / i yang
akan datang dan kepada siapa saja yang menyempatkan diri untuk membaca Tugas Akhir
ini.
Gunawan
DAFTAR ISI
Halaman Cover Depan
Halaman Judul
Halaman Persetujuan Hardcover ............................................................................ i
Abstrak .................................................................................................................
ii
Prakata ..................................................................................................................
iii
xi
Bab 1 Pendahuluan
1.1
Latar Belakang................................................................................ 1
1.2
Identifikasi Masalah 2
1.3
1.4
Lingkup Penelitian... 2
1.5
Sistematika Penulisan... 3
Umum 5
2.2
Mix Desain 5
2.2.1
2.2.2
2.2.3
Macam Pengerjaan..
38
3.2
39
3.3
Benda Uji
40
3.4
Sistem Perawatan
40
3.5
41
3.6
42
4.2
4.3
Pembahasan Hasil 64
Kesimpulan .. 67
5.2
Saran 68
Daftar Pustaka
Riwayat Hidup
Lampiran
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
13
Tabel 2.6
12
Tabel 2.5
Tabel 2.4
Faktor
Air
Semen
untuk
Beton
Bertulang
14
dalam
Air.............................................................................................
15
Tabel 2.7
16
Tabel 2.8
17
Tabel 2.9
18
Tabel 2.10
Tabel 2.11
Tabel 2.12
Tabel 2.13
20
21
22
23
vii
Tabel 2.14
26
Tabel 2.15
28
Tabel 2.16
31
Tabel 3.1
41
Tabel 4.1
44
Tabel 4.2
46
Tabel 4.3
47
Tabel 4.4
48
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
52
Tabel 4.10
51
Tabel 4.9
50
Tabel 4.8
49
53
viii
54
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.17
58
Tabel 4.16
57
Tabel 4.15
56
Tabel 4.14
55
59
60
61
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
32
Gambar 2.2
33
34
35
36
Gambar 2.4
37
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 4.1
62
Gambar 4.2
63
Gambar 4.3
64
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
Lampiran B
Lampiran C
Lampiran D
Lampiran E
Lampiran F
Lampiran G
Lampiran H
Lampiran I
Mix Desain
Lampiran J
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Beton adalah bahan yang diperoleh dari mencampur semen, pasir, agregat
kasar atau batu pecah, air, yang mengeras menjadi benda padat1. Sebagai bahan
konstruksi, beton saat ini lebih banyak digunakan dibandingkan bahan kayu dan
bahan lainnya. Bahan kayu sebagian besar untuk bekisting dalam pembuatan
konstruksi beton
Perkembangan teknologi beton saat ini telah mengalami kemajuan pesat
dengan adanya bahan tambahan yang dapat mendukung sifat sifat beton,
menambah dan memperbaiki sifat beton sesuai dengan sifat beton yang
diinginkan. Sifat sifat beton dapat bervariasi, hal ini tergantung pada pemilihan
bahan bahan dan campuran yang digunakan.
Berdasarkan sifat sifat beton yang bervariasi maka penulis tertarik
melakukan penelitian untuk memperoleh hubungan antara slump dan kekuatan
tekan beton dengan tujuan agar dapat memperoleh slump yang ideal yang dapat
dipakai dalam mix desain untuk menentukan kekuatan tekan beton sesuai dengan
yang direncanakan.
Penulis berharap penelitian ini dapat berguna bagi dunia konstruksi di
Indonesia.
T. Gunawan, S. Margaret, Konstruksi Beton I, Jilid 1, Delta Teknik Group, Jakarta, 1996, hal 1.
1.2.
IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
suatu
1.3.
1.4.
RUANG LINGKUP
Sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka dalam penelitian ini
dilakukan beberapa pembatasan masalah yang dikaji.
Hal hal itu sebagai berikut :
1. Mutu beton antara 25 35 MPA, dengan menggunakan slump yang berbeda.
2. Perencanaan campuran beton mutu tinggi menggunakan metode DOE2.
3. Bahan yang digunakan :
Semen
: Semen Indocement.
Air
Anonim, Pedoman Pelaksanaan Praktikum Beton, Universitas Bina Nusantara, Jakarta, 2003, hal 32.
1.5.
SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penulisan skripsi ini,
maka penulisannya dibagi secara lebih sistematis ke dalam lima bab sebagai
berikut :
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang penelitian, ruang
lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan mengenai konsep, metode dan
pengertian yang digunakan, yaitu tentang bahan penyusun beton,
kuat tekan, cara perawatan beton.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas macam macam pengujian terhadap
bahan bahan penyusun beton, sifat perawatan beton, teknik
4
pengambilan sampel dan pengumpulan data, macam dan teknik pengujian (kuat
tekan).
BAB 4
ini
mencakup
pengujian
bahan,
Trial
Mix,
BAB 5
BAB II
DASAR TEORI
2.1.
UMUM
Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat, air
dan semen atau dengan bahan tambahan atau zat aditif. Bahan bahan air dan
semen bereaksi secara kimiawi ( hidrasi ), kemudian mengikat agregat menjadi
satu.
2.2.
MIX DESAIN3
Anonim, Pedoman Pelaksanaan Praktikum Beton, Universitas Bina Nusantara, Jakarta, 2003, hal 41.
6
3. Analisa saringan agregat
Analisa agregat memberikan suatu untuk informasi penting mengenai
prosentase agregat yang lolos dari saringan yang sudah ditentukan. Dari hasil
ini maka dapat ditentukan agregat tersebut memiliki gradasi yaag baik, cukup
baik maupun kurang baik. Semakin baik gradasi yang didapat maka akan
didapatkan kekuatan yang lebih dari beton yang dihasilkan.
4. Menentukan water content agregat
Menentukan banyaknya kandungan air yang terdapat didalam agregat
dalam keadaan jenuh permukaan kering sangat penting karena berpengaruh
terhadap banyaknya air yang diperlukan pada ampuran beton.
Design
Proses mix desain terdiri dari beberapa tahapan seperti dibawah ini:
a.
b.
s=
(f ' cr fcr )
n 1
Dengan :
fc = kuat tekan masing masing hasil uji, Mpa
fcr = kuat tekan beton rata rata, Mpa
N = Jumlah hasil Uji Kuat Tekan ( minimum 30 benda uji )
( 2.1 )
8
Jika jumlah data hasil uji kurang dari 30 buah maka dilakukan koreksi
terhadap nilai deviasi standar dengan suatu faktor pengali, seperti pada tabel
berikut :
FAKTOR PENGALI DEVIASI STANDAR
TABEL 2.1
JUMLAH DATA
FAKTOR PENGALI
30
1,00
25
1,03
20
1,08
15
1,16
< 15
Tidak boleh
c.
s ( Mpa )
Sangat memuaskan
2,8
Memuaskan
3,5
Baik
4,2
Cukup
5,0
Jelek
7,0
Tanpa kendali
8.4
Anonim Buku pelaksanaan praktikum beton, Universiras Bina Nusantara, Jakarta, 2003, hal 43.
( 2.2 )
10
d.
= fc + m
( 2.3 )
dimana:
e.
fcr
fc
f.
g.
11
Langkah penetapannya dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Lihat tabel 2.3, dengan data jenis semen, jenis agregat kasar dan umur
beton yang dikehendaki, dibaca perkiraan kuat tekan silinder beton yang
akan diperoleh jika dipakai faktor air semen 0,50. Jenis kerikil maupun
umur beton yang direncanakan, maka dapat diperoleh kuat tekan beton
seandainya dipakai faktor air semen 0,50.
Lihat Gambar 2.1, buatlah titik A Gambar 2.1, dengan nilai faktor air
semen 0,50 ( sebagai Absis ) dan kuat tekan beton yang diperoleh dari
tabel 1
h.
12
TABEL 2.3
PERKIRAAN KUAT TEKAN BETON ( Mpa ) DENGAN FAKTOR AIR
SEMEN 0,50
JENIS
JENIS
SEMEN
AGREGAT
I, II, III
III
UMUR ( HARI )
KASAR
28
91
Alami
17
23
33
40
Batu Pecah
19
27
37
45
Alami
21
28
38
44
Batu Pecah
25
33
44
48
13
TABEL 2.4
PERSYARATAN FAKTOR AIR SEMEN MAKSIMUM UNTUK
BERBAGAI PEMBETONAN DAN LINGKUNGAN KHUSUS.
Jenis Pembetonan
keliling
korosif,
disebabkan
oleh
0,52
0,55
matahari langsung.
b. Terlindung dari hujan dan terk matahari
0,60
langsung
Beton yang masuk ke dalam tanah :
a. Mengalami keadaan basah dan kering
0,55
berganti ganti.
b. Mendapat pengaruh sulfat dan alkali dari
tanah
14
payau / laut.
TABEL 2.5
FAKTOR AIR SEMEN MAKSIMUM UNTUK BETON YANG
BERHUBUNGAN DENGAN AIR TANAH YANG MENGANDUNG SULFAT
Konsentrasi Sulfat
( SO3 )
Jenis semen
fas
( SO3 )
dalam
air
maksimum
tanah ( gr/ft )
Dalam tanah
Total
( SO3 ) dalam
( SO3 ) campuran air : tanah
= 2: 1 ( gr/ft )
< 0,2
< 1,0
< 0,3
Tipe I dengan atau
0,50
tanpa Pozolan ( 15
40 % )
0,2
1,0 1,9
0,3 1,2
0,50
Tipe I tanpa
0,5
Pozolan
0,55
Tipe I dengan
Pozolan 15% 40% ( semen
Portland
Pozolan )
0,55
Tipe II atau V
0,5
1,9 3,1
1,2 2,5
Tipe I dengan
0,45
1,0
Pozolan 15% - 40%
( Semen Portland
Pozolan )
Tipe II atau V
0,50
1,0
3,1 5,6
2,5 5,0
0,45
Tipe II atau V
2,0
> 2,0
> 5,6
> 5,0
0,45
Tipe II atau V
dan pelindung
15
TABEL 2.6
FAKTOR AIR SEMEN UNTUK BETON BERTULANG DALAM AIR
Berhubungan dengan
Tipe semen
Air tawar
Semua tipe I V
0,50
Air payau
0,45
atau
0,50
Tipe II atau V
Air laut
Tipe II atau V
0,45
16
i.
TABEL 2.7
PENETAPAN NILAI SLUMP ( CM )
Pemakaian beton
Maks
Min
12,5
5,0
2,5
tanah
Pelat, balok, kolom dan dinding
15,0
7,5
Pengerasan jalan
7,5
5,0
Pembetonan masal
7,5
2,5
j.
17
TABEL 2.8
PENETAPAN BESAR BUTIR AGREGAT MAKSIMUM
No
Saringan
Gradasi Agregat
( mm )
40 mm
30 mm
20 mm
14 mm
75,00
100
37,50
90 100
100
26,50
90 100
100
19,00
30 70
90 100
100
13,20
25 60
90 100
09,50
10 35
25 55
40 85
04,75
05
0 10
0 10
0 10
02,36
02
05
05
05
k.
18
TABEL 2.9
PERKIRAAN KEBUTUHAN AIR PER METER KUBIK BETON ( LITER )
Berdasarkan
Jenis
ukuran maks.
batuan
Slump ( mm )
0 10
10 30
30 60
60 180
Alami
150
180
205
225
Batu pecah
180
205
230
250
Alami
135
160
180
195
Batu pecah
170
190
210
225
Alami
115
140
160
175
Batu pecah
155
175
190
205
Kerikil
10 mm
20 mm
40 mm
Dalam tabel 2.9 apabila agregat halus dan agregat kasar yang
dipakai dari jenis yang berbeda ( alami dan pecahan ), maka jumlah air
yang
A
diperkirakan
diperbaiki
dengan
= 0,67 Ah + 0,33 Ak
rumus
:
(2.4 )
Dimana :
A
Ah
19
Ak
l.
20
TABEL 2.10
KEBUTUHAN SEMEN MINIMUM UNTUK BERBAGAI PEMBETONAN DAN
LINGKUNGAN KHUSUS
Jenis pembetonan
275
325
325
langsung
275
langsung
Beton yang masuk ke dalam tanah :
325
berganti ganti.
tanah.
Beton yang selalu berhubungan dengan air tawar /
payau / laut.
21
TABEL 2.11
KANDUNGAN SEMEN MINIMUM UNTUK BETON YANG BERHUBUNGAN
DENGAN AIR TANAH YANG MENGANDUNG SULFAT
Konsentrasi Sulfat
( SO3 )
Dalam tanah
( SO3 ) dalam
Total
( SO3 ) campuran air :
tanah = 2: 1 (
gr/ft )
( SO3 )
dalam
air
tanah ( gr/ft
)
Jenis semen
< 0,2
< 0,3
0,2 0,5
1,0 1,9
0,3 1,2
1,2 2,5
1,0 2,0
3,1 5,6
2,5 5,0
> 0,2
> 5,6
< 5,0
Kandungan semen
min. ( kg/m beton
)
Ukuran
maksimum agregat
( mm )
40
20
10
300
280
Tipe I dengan atau 280
tanpa Pozolan ( 15
40 %
290
330
380
270
310
360
250
290
340
TipeI
dengan 340
Pozolan 15% 40%
(Semen
Portland Pozolan )
290
Tipe II atau V
Tipe II atau V
330
330
380
370
370
420
420
370
420
Tipe
I
tanpa
Pozolan
Tipe I dengan
Pozolan 15% 40%(
Semen
Portland Pozolan )
Tipe II atau V
330
22
TABEL 2.12
KANDUNGAN SEMEN MINIMUM UNTUK BETON BERTULANG DALAM
AIR ( KG/M )
Kandungan semen
Berhubungan dengan
Tipe semen
minimum
Ukuran maksimum agregat
( mm )
40
20
Air tawar
Semua tipe I V
280
300
Air payau
Tipe I + Pozolan
340
280
Tipe II atau V
290
330
330
370
Air laut
Tipe II atau V
Cara pertama, faktor air semen dihitung kembali dengan cara membagi
jumlah air dengan jumlah semen minimum.
23
Daerah I
Daerah II
Daerah III
Daerah IV
10
100
100
100
100
4,8
90 100
90 100
90 100
95 100
2,4
60 95
75 100
85 100
95 100
1,2
30 70
55 90
75 100
90 100
0,6
15 34
35 59
60 79
80 100
0,3
5 20
8 30
12 40
15 50
0,15
0 10
0 10
0 10
0 15
24
( 2.5 )
BJah
BJak
pengujian laboratorium.
25
vertikal ke atas sampai mencapai garis miring yang dibuat pada
langkah 1 diatas.
3. Dari titik potong ini kemudian ditarik garis horizontal ke kiri sehingga
diperoleh nilai berat jenis beton.
langkah ( 20 ) dan ( 21 ).
Kebutuhan agregat kasar dihitung dengan cara mengurangi kebutuhan
agregat campuran dengan kebutuhan agregat halus.
26
TABEL 2.14
FORMULIR PERANCANGAN CAMPURAN BETON NORMAL
NO
URAIAN
HASIL
Mpa
Deviasi standar ( s )
Mpa
Nilai tambah ( m )
Mpa
Mpa
Cm
10
Mm
11
Ltr
12
Kg
13
Kg
14
Dipakai semen
Kg
15
16
17
18
19
20
Kebutuhan agregat ( 19 ) ( 11 ) ( 14 )
Kg/m
21
Kg/m
22
Kg/m
27
Catatan :
Dalam perhitungan diatas, agregat halus dan agregat kasar dianggap dalam keadaan
jenuh kering permukaan, sehingga apabila agregatnya tidak kering muka, maka harus
dilakukan koreksi terhadap kebutuhan bahannya.
Hitungan koreksi dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
Air
= A - [( Ah A1)/100] x B - [( Ak A2)/100] x C
( 2.6 )
Agregat halus
= B + [( Ah A1)/100] x B
( 2.7 )
Agregat kasar
= C + [( Ak A2)/100] x C
( 2.8 )
Dimana :
A
Ak
Ah
A1
A2
28
TABEL 2.15
PROPORSI CAMPURAN
PROPORSI CAMPURAN
Volume
Berat total
Air
Semen
Ag. Halus
Ag. Kasar
1 m
Kg
Ltr
Kg
Kg
Kg
1 x adukan
Kg
Ltr
Kg
Kg
Kg
beton. Definisi
29
Mobilitas yaitu kemudahan dimana beton dapat mengalir kedalam
cetakan dan dituang kembali.
Stabilitas yaitu kemudahan beton untuk tetap sebagai massa yang
homogen, koheren dan stabil selama dikerjakan dan digetarkan tanpa
terjadi pemisahan butiran dari bahan utamanya.
2. Kekuatan Agregat7
Kekuatan agregat untuk batuan tipe granit, basal, Trap Rock, batuan api,
kuarsa dan batu kapur padat bisa mencapai 30000 Psi sampai dengan 45000
Psi.
3. Jenis dan Kualitas semen
Ada berbagai jenis semen yang dapat digunakan dalam pembuatan beton,
misalnya semen dengan kadar alumina yang tinggi menghasilkan beton yang
kuat hancurnya 24 jam sama dengan semen portland biasa pada umur 28 hari.
4. Jenis dan lekuk bidang permukaan agregat
Kenyataannya menunjukkan bahwa penggunaan agregat kasar berupa
batu pecah akan menghasilkan kekuatan tekan yang lebih besar dibandingkan
dengan menggunakan batu koral dari sungai.
Tegangan dimana retak terbentuk sebagian besar tergantung pada sifat
agregat kasar. Kerikil yang licin menimbulkan tegangan yang lebih rendah
dibandingkan batu pecah yang kasar dan bersudut karena lekatan mekanis
dipengaruhi oleh sifat sifat permukaan dan bentuk agregat kasar.
30
5.
Perawatan beton
Perawatan yang baik terhadap beton akan memperbaiki beberapa segi
dari kualitasnya. Disamping lebih kuat dan awet terhadap agresi kimia, beton
ini juga lebih tahan terhadap aus dan kedap air.
Sehari setelah pengecoran merupakan saat terpenting, periode sesudahnya
diperlukan perawatan dengan air dalam jangka panjang untuk memperbaiki
beton yang kurang baik perawatannya dan kurang kekedapan airnya.
Perawatan dilakukan dengan cara membasahi atau merendam beton dengan
air. Semakin terawat maka akan juga didapatkan beton yang kedap air.
Untuk mendapatkan beton yang baik , penempatan adukan yang sesuai
harus diikuti dengan perawatan ( Curing ) pada lingkungan yang tepat selama
tingkatan tingkatan pengerasan awal. Curing merupakan nama yang
diberikan pada prosedur prosedur yang digunakan untuk menimbulkan
hidrasi semen dan berupa pengawasan temperatur serta gerakan air dari dan
kedalam beton.
Jangka waktu perawatan yang tercantum dalam spesifikasi spesifikasi
pada umumnya dimaksudkan agar:
Dapat dicegah terjadinya retak retak permukan beton yang diakibatkan
oleh terlalu cepatnya penguapan air pada sat beton itu masih muda.
Tercapainya kekuatan beton yang diisyaratkan
Kekuatan tetap bertambah selama proses pembasahan. Pembasahan
gunanya untuk memperlancar hidrasi dari semen.
31
Umur beton
Pada
keadaan
normal
kekuatan
beton
bertambah
dengan
TABEL 2.16
UMUR BETON
Umur Beton ( Hari )
Portland Semen Biasa
14
21 28 90
365
1,2 1,35
Kepadatan Beton8
Metode konsolidasi untuk benda uji kubus dilakukan dengan dua kali
penggetaran untuk tiap lapisan yang berbeda atau apabila dilakukan
pemadatan dengan rojokan., rojokan dilakukan pada dua lapisan dengan
32 kali tusukan tiap lapisan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
rongga rongga / keropos yang tidak diinginkan.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
MACAM PENGERJAAN
Pekerjaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1.
Riset Kepustakaan.
Kepustakaan dilakukan dengan pengumpulan informasi dari buku, diktat,
dan bacaan bacaan lainnya yang berhubungan dengan penulisan skripsi
ini. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh
Metode Hipotesa.
Bertujuan untuk mengkaji hubungan antara variabel variabel yang
diteliti berdasarkan teori untuk merumuskan hipotesa penelitian.
3.
Praktikum
Dilakukan di Laboratorium untuk mendapatkan data data yang
diperlukan dan analisa secara statistik. Kegiatan ini meliputi :
39
3.2.
40
3.3.
BENDA UJI
Dalam penelitian ini, benda uji yang akan dibuat adalah berupa kubus
ukuran 15 x 15 x 15 cm.
15 cm
15 cm
15 cm
15 cm
3.4.
SISTEM PERAWATAN
1. Tujuan
Mempercepat proses hidrasi dan pengerasan beton tanpa mengurangi
kelembaban yang diperlukan pada proses tersebut.
2. Prosedur pelaksanaan
Benda uji dimasukkan ke dalam bak perendaman (air tawar) selama waktu
yang telah ditentukan untuk pengujian. Sebelum benda uji dimasukkan
kedalam bak perendaman terlebih dahulu benda uji diberi kode / tanda untuk
membedakan kelompoknya.
41
3.5.
Slump
Hari
Jenis Pengujian
10
Kuat Tekan
28
10
Kuat Tekan
10
Kuat Tekan
28
10
Kuat Tekan
10
Kuat Tekan
28
10
Kuat Tekan
10
Kuat Tekan
28
10
Kuat Tekan
12
14
16
42
3.6.
43
Mulai
Persiapan :
Persiapan peralatan
Persiapan material
Pemeriksaan Material
Tidak
Memenuhi
syarat
Ya
Membuat Benda Uji :
Kubus 15 x 15 x 15 cm
Slump 8 2
Slump 12 2
Slump 14 2
Slump 16 2
Masing masing 20 benda uji
Pengetesan
7 hari dan 28 hari
Kesimpulan
Selesai
44
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dari proses penelitian di laboratorium dan hasil hasil yang diperoleh maka dapat dibuat
grafik Hubungan Kekuatan tekan dan Slump.
4.1 Hasil Data Laboratorium
DATA KEKUATAN TEKAN BETON SLUMP 8 2 CM:
TABEL 4.1
Umur
Berat
( Hari )
( Kg )
( kg / cm2 )
7,8
324
347,1
7,9
325,3
7,8
345,8
8,1
333,8
333,3
8,1
351,1
8,1
320
375,1
8,1
400,9
28
8,1
444
28
8,2
424,4
28
8,2
484
28
8,1
456
28
8,1
432,9
28
8,2
387,6
45
Umur
( hari )
Berat ( Kg )
28
386,7
28
8,2
425,3
28
8,1
360
28
8,2
432,9
( Kg / cm )
46
DATA KEKUATAN TEKAN BETON SLUMP 12 2 CM :
TABEL 4.2
Umur
( Hari )
Berat
( Kg )
8,0
314,70
8,0
306,20
8,0
329,30
7,8
297,30
8,1
293,80
8,0
300,40
8,0
310,20
8,0
330,70
8,0
317,80
8,0
297,80
28
8,0
297,80
28
8,2
406,20
28
8,1
366,20
28
8,1
362,20
28
8,0
403,10
28
8,1
392,90
28
8,0
404,90
28
8,1
394,20
28
8,0
387,10
28
8,0
385,30
47
DATA KEKUATAN TEKAN BETON SLUMP 14 2 CM :
TABEL 4.3
Umur
( Hari )
Berat
( Kg )
7,9
271,10
7,8
328,90
8,0
336,90
8,0
310,70
7,8
312,90
7,8
317,30
8,1
337,30
7,8
310,20
8,1
331,10
8,1
318,20
28
7,9
348,90
28
8,1
342,20
28
8,0
421,80
28
7,9
397,30
28
8,0
375,60
28
7,9
347,60
28
8,1
345,30
28
8,0
308,00
28
7,8
329,30
28
357,30
48
DATA KEKUATAN TEKAN BETON SLUMP 16 2 CM :
TABEL 4.4
Umur
Berat
( Hari )
( Kg )
8.0
297,8
7,8
278,7
7,8
320,9
7,8
286,2
8.0
320
7,8
265,8
7,8
260,9
7,8
258,7
7,8
306,7
7,8
270,7
28
8,0
297,80
28
8,0
406,20
28
7,8
366,20
28
7,8
362,20
28
8,0
403,10
28
7,9
392,90
28
8,0
404,90
28
8,0
394,20
28
8,1
387,10
28
7,7
385,30
( kg / cm2 )
49
4.2
No. ( Hari )
Tegangan Tekan
Berat
kubus
Tegangan Tekan
rata rata
( Kg )
( kg / cm2 )
Silinder ( Mpa )
( Mpa )
1.
7,8
324
26,892
28,68812
2.
347,1
28,8093
28,68812
3.
7,9
325,3
26,9999
28,68812
4.
7,8
345,8
28,7014
28,68812
5.
8,1
333,8
27,7054
28,68812
6.
333,3
27,6639
28,68812
7.
8,1
351,1
29,1413
28,68812
8.
8,1
320
26,56
28,68812
9.
375,1
31,1333
28,68812
10.
8,1
400,9
33,2747
28,68812
50
TABEL ANALISIS KEKUATAN TEKAN BETON SLUMP 12 2 CM
TABEL 4.6
Tegangan tekan
Umur
No. ( Hari )
Tegangan Tekan
Berat
kubus
Tegangan Tekan
rata - rata
( Kg )
( kg / cm2 )
Silinder ( Mpa )
( Mpa )
1.
314,7
26,1201
25,71506
2.
306,2
25,4146
25,71506
3.
329,3
27,3319
25,71506
4.
7,8
297,3
24,6759
25,71506
5.
8,1
293,8
24,3854
25,71506
6.
300,4
24,9332
25,71506
7.
310,2
25,7466
25,71506
8.
330,7
27,4481
25,71506
9.
317,8
26,3774
25,71506
10.
297,8
24,7174
25,71506
51
Tegangan Tekan
Berat
kubus
Tegangan Tekan
( Kg )
( kg / cm2 )
Silinder ( Mpa )
rata rata
( Mpa )
1.
7,9
271,1
22,5013
26,34918
2.
7,8
328,9
27,2987
26,34918
3.
336,9
27,9627
26,34918
4.
310,7
25,7881
26,34918
5.
7,8
312,9
25,9707
26,34918
6.
7,8
317,3
26,3359
26,34918
7.
8,1
337,3
27,9959
26,34918
8.
7,8
310,2
25,7466
26,34918
9.
8,1
331,1
27,4813
26,34918
10.
8,1
318,2
26,4106
26,34918
52
Berat
No. ( Hari ) ( Kg )
Tegangan Tekan
kubus
Tegangan Tekan
( kg / cm2 )
Silinder ( Mpa )
rata rata
( Mpa )
1.
297,8
24,7174
23,79112
2.
7,8
278,7
23,1321
23,79112
3.
7,8
320,9
26,6347
23,79112
4.
7,8
286,2
23,7546
23,79112
5.
320
26,56
23,79112
6.
7,8
265,8
22,0614
23,79112
7.
7,8
260,9
21,6547
23,79112
8.
7,8
258,7
21,4721
23,79112
9.
7,8
306,7
25,4561
23,79112
10.
7,8
270,7
22,4681
23,79112
53
Tegangan Tekan
Berat
kubus
Tegangan Tekan
rata rata
( Kg )
( kg / cm2 )
Silinder ( Mpa )
( Mpa )
1.
28
8,1
444
36,852
35,14054
2.
28
8,2
424,4
35,2252
35,14054
3.
28
8,2
484
40,172
35,14054
4.
28
8,1
456
37,848
35,14054
5.
28
8,1
432,9
35,9307
35,14054
6.
28
8,2
387,6
32,1708
35,14054
7.
28
386,7
32,0961
35,14054
8.
28
8,2
425,3
35,2999
35,14054
9.
28
8,1
360
29,88
35,14054
10.
28
8,2
432,9
35,9307
35,14054
54
TABEL ANALISIS KEKUATAN TEKAN BETON SLUMP 12 2 CM
TABEL 4.10
Tegangan tekan
Umur
No. ( Hari )
Tegangan Tekan
Berat
kubus
Tegangan Tekan
rata rata
( Kg )
( kg / cm2 )
Silinder ( Mpa )
( Mpa )
1.
28
297,8
24,7174
31,53917
2.
28
8,2
406,2
33,7146
31,53917
3.
28
8,1
366,2
30,3946
31,53917
4.
28
8,1
362,2
30,0626
31,53917
5.
28
403,1
33,4573
31,53917
6.
28
8,1
392,9
32,6107
31,53917
7.
28
404,9
33,6067
31,53917
8.
28
8,1
394,2
32,7186
31,53917
9.
28
387,1
32,1293
31,53917
10.
28
385,3
31,9799
31,53917
55
TABEL ANALISIS KEKUATAN TEKAN BETON SLUMP 14 2 CM
TABEL 4.11
Tegangan tekan
Umur
No. ( Hari )
Tegangan Tekan
Berat
kubus
Tegangan Tekan
rata rata
( Kg )
( kg / cm2 )
Silinder ( Mpa )
( Mpa )
1.
28
7,9
348,9
28,9587
29,65839
2.
28
8,1
342,2
28,4026
29,65839
3.
28
421,8
35,0094
29,65839
4.
28
7,9
397,3
32,9759
29,65839
5.
28
375,6
31,1748
29,65839
6.
28
7,9
347,6
28,8508
29,65839
7.
28
8,1
345,3
28,6599
29,65839
8.
28
308
25,564
29,65839
9.
28
7,8
329,3
27,3319
29,65839
10.
28
357,3
29,6559
29,65839
56
TABEL ANALISIS KEKUATAN TEKAN BETON SLUMP 16 2 CM
TABEL 4.12
Tegangan tekan Tegangan Tekan
Umur
No. ( Hari )
Berat
kubus
( Kg )
( kg / cm2 )
Silinder
( Mpa )
Tegangan Tekan
rata rata
( Mpa )
1.
28
8,0
305,30
25,3399
28,910
2.
28
8,0
355,60
29,5148
28,910
3.
28
7,8
346,70
28,7761
28,910
4.
28
7,8
304,40
25,2652
28,910
5.
28
8,0
413,30
34,3039
28,910
6.
28
7,9
406,20
33,7146
28,910
7.
28
8,0
320,00
26,56
28,910
8.
28
8,0
383,60
31,8388
28,910
9.
28
8,1
328,00
27,224
28,910
10.
28
7,7
320,00
26,56
28,910
57
TABEL ANALISA KEKUATAN TEKAN BETON SLUMP 8 2 CM
TABEL 4.13
Tegangan
Umur
No. ( Hari )
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Berat
( Kg )
Tegangan
Tegangan
Tegangan
Tekan
Tekan
Tekan
Standar
tekan kubus
Silinder
28 Hari
rata rata
Deviasi
( kg / cm2 )
( Mpa )
( Mpa )
( Mpa )
( Mpa )
7,8
324
26,892
33,615
35,5
3,01
347,1
28,809
36,011
35,5
3,01
7,9
325,3
27
33,750
35,5
3,01
7,8
345,8
28,701
35,876
35,5
3,01
8,1
333,8
27,705
34,631
35,5
3,01
333,3
27,664
34,580
35,5
3,01
8,1
351,1
29,141
36,426
35,5
3,01
8,1
320
26,56
33,200
35,5
3,01
375,1
31,133
38,916
35,5
3,01
8,1
400,9
33,275
41,594
35,5
3,01
28
8,1
444
36,852
36,852
35,5
3,01
28
8,2
424,4
35,225
35,225
35,5
3,01
28
8,2
484
40,172
40,172
35,5
3,01
28
8,1
456
37,848
37,848
35,5
3,01
28
8,1
432,9
35,931
35,931
35,5
3,01
28
8,2
387,6
32,171
32,171
35,5
3,01
28
386,7
32,096
32,096
35,5
3,01
28
8,2
425,3
35,3
35,300
35,5
3,01
28
8,1
360
29,88
29,880
35,5
3,01
28
8,2
432,9
35,931
35,931
35,5
3,01
58
TABEL ANALISA KEKUATAN TEKAN BETON SLUMP 12 2 CM
TABEL 4.14
Tegangan
Tegangan
Tegangan
Tekan
Tegangan
Tekan
Tekan 28
rata
Standar
Berat
tekan kubus
Silinder
Hari
rata
Deviasi
( Kg )
( kg / cm2 )
( Mpa )
( Mpa )
( Mpa )
( Mpa )
8,0
314,7
26,120
32,650
31,842
2,27
8,0
306,2
25,415
31,769
31,842
2,27
8,0
329,3
27,332
34,165
31,842
2,27
7,8
297,3
24,676
30,845
31,842
2,27
8,1
293,8
24,385
30,481
31,842
2,27
8,0
300,4
24,933
31,166
31,842
2,27
8,0
310,2
25,747
32,184
31,842
2,27
8,0
330,7
27,448
34,310
31,842
2,27
8,0
317,8
26,377
32,971
31,842
2,27
8,0
297,8
24,717
30,896
31,842
2,27
28
8,0
297,8
24,717
24,717
31,842
2,27
28
8,2
406,2
33,715
33,715
31,842
2,27
28
8,1
366,2
30,395
30,395
31,842
2,27
28
8,1
362,2
30,063
30,063
31,842
2,27
28
8,0
403,1
33,457
33,457
31,842
2,27
28
8,1
392,9
32,611
32,611
31,842
2,27
28
8,0
404,9
33,607
33,607
31,842
2,27
28
8,1
394,2
32,719
32,719
31,842
2,27
28
8,0
387,1
32,129
32,129
31,842
2,27
28
8,0
385,3
31,980
31,980
31,842
2,27
Umur
No. ( Hari )
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
59
TABEL ANALISA KEKUATAN TEKAN BETON SLUMP 14 2 CM
TABEL 4.15
Tegangan
Tegangan
Tegangan
Tekan
Tegangan
Tekan
Tekan 28
rata
Standar
Berat
tekan kubus
Silinder
Hari
rata
Deviasi
( Kg )
( kg / cm2 )
( Mpa )
( Mpa )
( Mpa )
( Mpa )
7,9
271,1
22,501
28,126
31,298
3,11
7,8
328,9
27,299
34,124
31,298
3,11
8,0
336,9
27,963
34,954
31,298
3,11
8,0
310,7
25,788
32,235
31,298
3,11
7,8
312,9
25,971
32,464
31,298
3,11
7,8
317,3
26,336
32,920
31,298
3,11
8,1
337,3
27,996
34,995
31,298
3,11
7,8
310,2
25,747
32,184
31,298
3,11
8,1
331,1
27,481
34,351
31,298
3,11
8,1
318,2
26,411
33,014
31,298
3,11
28
7,9
348,9
28,959
28,959
31,298
3,11
28
8,1
342,2
28,403
28,403
31,298
3,11
28
8,0
421,8
35,009
35,009
31,298
3,11
28
7,9
397,3
32,976
32,976
31,298
3,11
28
8,0
375,6
31,175
31,175
31,298
3,11
28
7,9
347,6
28,851
28,851
31,298
3,11
28
8,1
345,3
28,66
28,660
31,298
3,11
28
8,0
308
25,564
25,564
31,298
3,11
28
7,8
329,3
27,332
27,332
31,298
3,11
28
8,0
357,3
29,656
29,656
31,298
3,11
Umur
No. ( Hari )
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
60
TABEL ANALISIS KEKUATAN TEKAN BETON SLUMP 16 2 CM
TABEL 4.16
Tegangan
Tegangan
Tegangan
Tekan
Tekan
Tekan 28
rata
Standar
Silinder
Hari
rata
Deviasi
( Kg )
( kg / cm2 )
( Mpa )
( Mpa )
( Mpa )
( Mpa )
297,8
24,7174
30,897
29,324
3,12
7,8
278,7
23,1321
28,915
29,324
3,12
7,8
320,9
26,6347
33,293
29,324
3,12
7,8
286,2
23,7546
29,693
29,324
3,12
320
26,56
33,200
29,324
3,12
7,8
265,8
22,0614
27,577
29,324
3,12
7,8
260,9
21,6547
27,068
29,324
3,12
7,8
258,7
21,4721
26,840
29,324
3,12
7,8
306,7
25,4561
31,820
29,324
3,12
7,8
270,7
22,4681
28,085
29,324
3,12
28
305,3
25,3399
25,340
29,324
3,12
28
355,6
29,5148
29,515
29,324
3,12
28
7,8
346,7
28,7761
28,776
29,324
3,12
28
7,8
304,4
25,2652
25,265
29,324
3,12
28
413,3
34,3039
34,304
29,324
3,12
28
7,9
406,2
33,7146
33,715
29,324
3,12
28
320
26,56
26,560
29,324
3,12
28
383,6
31,8388
31,839
29,324
3,12
28
8,1
328
27,224
27,224
29,324
3,12
28
7,7
320
26,56
26,560
29,324
3,12
Tegangan
Umur
No. ( Hari )
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
61
PERHITUNGAN FAKTOR PEMBAGI
TABEL 4.17
Kuat Tekan Umur 28
Kuat tekan Umur 7 Hari
Hari
Faktor pembagi
Slump 8 2
28,68812
35,14054
0,816382
Slump 12 2
25,71506
31,53917
0,815337
Slump 14 2
26,34918
29,65839
0,888422
Slump 16 2
23,7912
28,91
0,82294
Contoh perhitungan :
Faktor pembagi
Faktor pembagi untuk konversi kuat tekan beton dari 7 hari menjadi kuat tekan pada
umur 28 hari dibulatkan menjadi 0,8.
= 26,892 / 0,8
= 33,615 Mpa
62
Tegangan Tekan rata rata
Standar Deviasi
( fc fcr )
1
N 1
20
( fc fcr )
1
20 1
147,483
19
= 2,786 Mpa
Jumlah Benda Uji
= 20 ( < 30 )
= 2,786 x 1,08
= 3,01 Mpa
63
4.3
Pembahasan Hasil
1. Analisa Grafik
a)
f'cr ( Mpa )
Gambar 4.1
40
35
30
25
20
15
10
5
0
12 14 16
Umur 7 Hari
10 12 14 16 18
Slump ( Cm )
Grafik Hubungan Kekuatan Tekan dan slump Untuk Umur 7 Hari
Penurunan maksimum kekuatan tekan beton umur 7 hari pada gambar 4.1 terjadi
pada slump 16 2 cm. Pada slump 8 2 cm beton mendapatkan kekuatan tekan yang
lebih besar dibanding slump yang lain. Pada grafik di atas dapat dilihat kekuatan tekan
64
mengalami penurunan seiring dengan semakin besarnya slump. Pada grafik slump
12
2 kekuatan tekan betonnya lebih kecil di bandingkan kekuatan tekan pada slump 14
2 ini dapat dipengaruhi oleh pemadatan yang kurang saat pengambilan contoh.
b)
Gambar 4.2
40
35
f'cr ( Mpa )
30
25
20
Umur 28 Hari
15
10
5
0
0
10
12
14
16
18
Slump ( Cm )
65
dengan gambar 4.1 tidak mengalami kenaikan kekuatan tekan beton seiring dengan
semakin tingginya slump yang digunakan. Pada gambar dapat
c)
= 35,062 Mpa
Gambar 4.3
40
8
35
12 14
f'cr ( Mpa )
30
16
25
20
Gabungan
15
10
5
0
0
10 12 14 16 18
Slump ( Cm )
Grafik Hubungan Kekuatan Tekan dan slump umur 7 hari dan 28 hari
66
Setelah beton pada umur 7 hari di konversi ke 28 hari dan di gabungkan dengan
beton yang berumur 28 hari di dapatkan kekuatan tekan rata- rata yang lebih tinggi di
bandingkan apabila digunakan kekuatan tekan yang berumur 7 hari dan 28 hari.
Pada grafik dapat dilihat peningkatan kekuatan tekan beton pada slump 8 2 cm
dan kekuatan tekan beton mengalami penurunan yang tajam pada slump 12 2 cm. Pada
grafik 4.3 penurunan kekuatan tekan pada slump 8 2 cm sebesar 3,658 Mpa, pada
slump 12 2 cm sebesar 0,544 Mpa dan pada slump 14 2 cm sebesar 1,994.
Penurunan kekuatan tekan yang paling besar terjadi pada slump 8 2 cm.
67
BAB V
5.1
KESIMPULAN
Kekuatan tekan beton secara umum mengalami penurunan dengan
semakin tingginya slump yang di peroleh dalam pengecoran. Pengaruh slump
terhadap kekuatan beton adalah sebagai berikut :
1. Dengan diperoleh slump yang semakin tinggi, grafik fungsi kuat tekan
terhadap slump 8, slump 12, slump 14 dan slump 16 semakin lama
mengalami penurunan kuat tekan dan mencapai titik terendah pada slump 16
2 cm yaitu :
23,791 Mpa untuk umur 7 hari
28,91 Mpa untuk umur 28 hari
29,324 Mpa untuk gabungan umur 7 hari dan 28 hari
2. Pada slump 12 2 cm dan slump 14 2 cm diperoleh kekuatan tekan yang
sesuai dengan kekuatan tekan yang direncanakan ( 30 Mpa ).
3. Pada slump 8 diperoleh kekuatan tekan melebihi kekuatan tekan yang
diinginkan tetapi pada slump 8 jarang dipakai karena susahnya pengerjaan.
68
5.2
SARAN
Berdasarkan
kesimpulan
dan
berbagai
pembahasan
yang
sudah
Berat Piknometer
= A = 186 gram
= B
= 500 gram
= C
= 974 gram
= D = 665 gram
= E
= 484 gram
E
Apparent Specific Gravity
( Berat jenis semu )
= -----------------E + DC
484
= ---------------------------484 + 665 974
= 2,766
E
Bulk Specific Gravity
= -----------------
( Kondisi kering )
B+DC
484
= ---------------------------500 + 665 974
= 2,53
E
Bulk Specific Gravity
= ------------------
( Kondisi SSD )
B+DC
500
= ---------------------------500 + 665 974
= 2,618
BE
Persentase Absorbsi
= ------------------------ x 100 %
E
500 484
= ---------------------------- x 100 %
484
= 3,30 %
= 15 cm
Tinggi silinder
= 30 cm
Berat silinder
= 11980 gram
( W3 W5 )
Kadar air agregat =
-------------------- x 100 %
W3
Dimana :
W3
W5
1. W = 50 gram
1. W = 49,3 gram
2. W = 50 gram
2. W = 49,1 gram
3. W = 50 gram
3. W = 49,2 gram
= 500 gram
Weight retained
% Retained =
------------------------ * 100%
W
Weight
Weight
No. Sieve
Retained
Retained
Retained
Passing
4,8 mm
0,8
99,2
2,4 mm
63,5
67,5
13,5
86,5
1,2 mm
104,7
172,2
34,44
65,56
0,425 mm
93,25
265,45
53,09
46,91
0,3 mm
77,25
342,7
68,54
31,46
0,15 mm
100,9
443,6
88,72
11,28
0,075 mm
43,25
486,85
97,37
2,63
PAN
13,15
500
100
Total
500
= A = 5000 gram
= B = 3067 gram
= -----------------AB
4926
= -----------------5000 3067
= 2, 548
A
Berat jenis kering permukaan jenuh air ( SSD )
= -----------------AB
5000
= -----------------5000 3067
= 2,587
C
Berat jenis sebenarnya
= -------------------CB
4926
= -----------------4926 3067
= 2,65
AC
Penyerapan
= ---------------- * 100%
C
5000 4926
=----------------- * 100%
4926
= 1,5 %
Data :
Volume Silinder = 5301,4 cm
Berat agregat kasar : percobaan 1
= 7440 gram
= 7445 gram
= 7442,5 gram
Berat
Berat awal
=X
=Y
Data :
X1 = 500 gram
Y1 = 495 gram
X2 = 500 gram
Y2 = 497 gram
X3 = 500 gram
Y3 = 498 gram
(XY)
Persentase Kadar Air ( W ) = ----------------- x 100 %
X
( 500 495 )
W1
= ----------------- x 100 %
500
W1
W2 = 0,6 %
W3 = 0,4 %
W rata rata = 0,67 %
=1%
= 2000 gram
Weight retained
% Retained =
------------------------ * 100%
W
Weight
Weight
No. Sieve
Retained
Retained
Retained
Passing
25,4 mm
100
19,1 mm
191,5
191,5
9,575
90,425
12,7 mm
428,5
620
31
69
9,6 mm
605
1225
61,25
39,75
4,8 mm
271
1496
74,8
25,2
2,4 mm
481,5
1977,5
98,875
1,125
PAN
22,5
2000
100
Total
2000 gram
Lampiran I
Mix Desain
NO
URAIAN
HASIL
30 Mpa
Deviasi standar ( s )
5 Mpa
Nilai tambah ( m )
8.2 Mpa
38.2 Mpa
Batu Pecah
Alami
0,48
0,55
0.48
Type I
12 Cm
10
20 Mm
11
205 Ltr
12
13
14
Dipakai semen
15
16
427,1 Kg
325 Kg
427,1 Kg
0,48
Daerah 2
17
42 %
( gb.2.3.2 )
18
2,6
19
20
Kebutuhan agregat ( 19 ) ( 11 ) ( 14 )
1707,9 Kg/m
21
718,158 Kg/m
22
989,742 Kg/m
2340
PROPORSI CAMPURAN
Volume
1 m
1 x adukan
0,081 m
Berat total
Air
Semen
Ag. Halus
Ag. Kasar
2340 Kg
205 Ltr
427.1 Kg
718.158 Kg
989.742 Kg
189.54 Kg
16.605 Ltr
34.595 Kg
58.171 Kg
80.17 Kg
= 30 + 8.2
= 38.2 Mpa
: Alami
Agregat Kasar
: Batu Pecah
= 427,1 Kg
= 0,48
= 2,618
= 2,587
= 42 %
= 58 %
= 0,0675 + 0,0135
= 0,081 M