NIS 3364
KELAS X.C
HALAMAN PENGESAHAN
Nama Peserta Didik :
NIS
3537
Judul Penelitian
(Telah diperiksa dan disetujui sebagai syarat untuk mengikuti evaluasi BUGEMM
yang diselenggarakan oleh SMA Plus Negeri 17 Palembang tahun 2012)
Penguji,
Pembimbing,
NIP 1929657015039382
NIP
196808161994121002
Mengetahui,
Kepala SMA Plus Negeri 17 Palembang
KATA PENGANTAR
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas dalam kegiatan BUGEMM (Budaya
Gemar Membaca dan Menulis) di SMA Plus Negeri 17 Palembang pada semester
pertama tahun pelajaran 2012/2013.
Dengan telah selesainya laporan ini, puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan YME karena atas berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ini dengan baik dan lancar.
Penulis menyampaikan terima kasih
pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penulisan laporan ini,. Terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. H. Syaiful Bahri, selaku Kepala SMA
Plus Negeri 17 Palembang yang telah memberikan kemudahan berupa administrasi dan
sarana yang penulis perlukan. Serta seluruh dewan guru SMA Plus Negeri 17
Palembang dan keluarga serta teman-teman yang telah memberi motivasi dan dorongan
dalam penulisan laporan ini.
Mudah-mudahan laporan ini bermanfaat bagi pembaca sebagai sumber informasi
baru mengenai Pengaruh budaya Asing terhadap Kecintaan siswa SMAN Plus 17
Palembang kepada Budaya Indonesia
.
Palembang,
Desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1
Latar Belakang..........................................................................1
1.2
Rumusan Masalah.....................................................................2
1.3
Tujuan Penelitian.......................................................................3
1.4
Manfaat Penelitian....................................................................3
Kebudayaan...............................................................................4
2.1.1 Pengertian Kebudayaan..................................................4
2.1.2 Unsur-unsur Kebudayaan...............................................5
2.2
2.3
Kebudayaan Indonesia..............................................................11
3.2
3.3
3.4
3.5
Metode Penelitian.....................................................................14
4.2
4.3
Simpulan...................................................................................20
5.2
Saran.........................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................22
LAMPIRAN ..................................................................................................vii
KARTU BIMBINGAN BUGEMM................................................................ix
BIODATA PENULIS......................................................................................x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.1 Presentase frekuensi siswa yang mengenal budaya pop Korea......15
Tabel 4.1.2
Tabel 4.1.3
Tabel 4.1.4
Tabel 4.2.1
Tabel 4.2.2
Tabel 4.3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kebudayaan adalah hasil karya pemikiran manusia yang dilakukan dengan sadar
dalam kehidupan kelompok. Unsur-unsur potensi budaya yang ada pada manusia antara
6
lain pikiran (cipta), rasa, dan kehendak (karsa). Untuk menjadi manusia sempurna,
ketiga unsur kebudayaan tersebut tidak dapat dipisahkan. Dalam hubungan ini, Ki Hajar
Dewantara menyatakan bahwa Kebudayaan adalah buah budi manusia dalam hidup
bermasyarakat.
Kebudayaan bersifat dinamis. Kebudayaan selalu berubah seiring perkembangan
zaman. Perubahan kebudayaan ini telah terjadi sejak zaman pra-sejarah yaitu
berubahnya pola hidup berburu dan meramu menjadi pola hidup bercocok tanam tingkat
lanjut dan perundagian.
Perubahan kebudayaan disebabkan oleh banyak faktor, salah satu faktor
pendukungnya adalah adanya kontak dengan kebudayaan lain. Seperti masuknya
kebudayaan India ke Nusantara (Indonesia) pada awal zaman sejarah. Kebudayaan India
tersebut mempengaruhi kepercayaan dan ritual masyarakat, seni dan teknologi, serta tata
cara administrasi pemerintahan yang cukup tinggi.
Perubahan kebudayaan seperti di atas tidak dapat kita hindari. Pada era
modernisasi, perubahan kebudayaan berlangsung sangat cepat karena pengaruh
kemajuan teknologi. Budaya asing dapat masuk ke Indonesia sewaktu-waktu dan
membuat perubahan yang signifikan mulai dari pola pikir, perilaku, sampai pola hidup
masyarakat. Budaya asing yang sangat besar pengaruhnya terhadap kebudayaan di
Indonesia adalah budaya barat. Budaya barat masuk ke berbagai sektor termasuk cara
berpakaian. Budaya pakaian orang Indonesia yang tertutup sebagai simbol kepribadian
orang timur mulai bergeser. Terutama di kalangan para remaja. Gaya berpakaian remaja
menjadi lebih terbuka dan norak. Bahkan, di kota-kota besar seperti Jakarta, gaya hidup
bebas yang merupakan gaya pop barat sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Seiring berubahnya waktu masuknya budaya pop sekarang ini tidak hanya di
dominasi oleh budaya barat. Asia pun sudah mulai menjadi pengekspor budaya pop.
Selama sepuluh tahun terakhir, demam budaya pop Korea melanda Indonesia.
Fenomena ini dilatarbelakangi Piala Dunia Korea-Jepang 2002 yang berakhir dengan
masuknya Korea sebagai kekuatan empat besar dunia. Kesuksesan Korea di Piala Dunia
2002 semakin menaikkan prestise Korea di mata dunia.
Sekarang, bisa dikatakan hampir semua manusia di seluruh dunia menyukai dan
tergila-gila akan K-Pop. Dan pada umumnya, Indonesia adalah salah satu negara yang
terkena dampak K-Pop yang cukup besar. Mulai dari banyaknya peminat untuk
menonton konser grup band Korea hingga munculnya boyband dan girlband yang kekorea-koreaan. Apakah ini akibat dari begitu kuatnya pengaruh musik K-Pop atau
bukan, namun sepintas memang tidak bisa dipungkiri. Bahkan Ayu Ting Ting yang
7
Rumusan Masalah
Penelitian ini berfokus pada kebudayaan Pop Korea, kebudayaan asli Indonesia,
dan dampak yang didapatkan. Rumusan masalah pada karya tulis ini adalah:
1. Bagaimanakah pengaruh budaya Pop Korea terhadap perilaku sosial siswa
SMA Plus Negeri 17 Palembang?
2. Bagaimanakah eksistensi kebudayaan asli Indonesia setelah budaya Pop
Korea merebak di kalangan siswa SMA Plus Negeri 17 Palembang?
3. Apa saja dampak positif dan negatif dari kemunculan budaya pop Korea
terhadap siswa SMA Plus Negeri 17 Palembang?
1.3
Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan definisi tentang
Manfaat penelitian
1. Untuk menyelesaikan BUGEMM evaluasi tahap I.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Kebudayaan
2.1.1
Pengertian Kebudayaan
Budaya berasal dari kata majemuk budi daya atau kekuatan dari akal, akal atau
budi itu mempunyai unsur-unsur cipta atau pikiran, rasa, karsa atau kehendak. Hasil dari
ketiga unsur itulah yang disebut kebudayaan. Dengan demikian, kebudayaan adalah
hasil dari cipta, rasa, dan karsa. Kata kebudayaan berasal dari (bahasa Sansekerta)
Budhayah yang merupakan bentuk jamak kata budhi yang berarti budi atau akal.
Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal.
Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya
dengan kebudayaan berasal dari kata Latin Colere. Artinya mengolah atau mengerjakan,
yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut, yaitu colere kemudian culture,
diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah
alam (Soekato,2006:150).
Orang yang pertama kali merumuskan definisi kebudayaan menurut Effendhie
(1999:2) adalah E.B Taylor (18321917), guru besar Antropologi di Universitas Oxford
pada tahun 1883. Pada tahun 1871, E.B Taylor mendefinisikan kebudayaan sebagai
berikut: Kebudayaan adalah mencakup ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral,
adat istiadat dan kemampuan-kemampuan, serta kebiasaan-kebiasaan lain yang
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sementara itu, beberapa ilmuwan
Indonesia juga telah membuat definisi kebudayaan. Koentjaraningrat, guru besar
Antropologi di Universitas Indonesia mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan
sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat
yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar.
Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa kebudayaan adalah semua hasil
cipta, rasa dan karsa manusia dalam kehidupan masyarakat yang diperoleh dengan cara
belajar sebagai anggota masyarakat.
2.1.2
Unsur-unsur Kebudayaan
Soekanto dalam bukunya yang berjudul Sosiologi Suatu Pengantar (2006:
153) mengemukakan bahwa kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari
unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suat kebulatan
yang bersifat sebagai kesatuan.
Pada diri manusia terdapat unsur-unsur potensi budaya (Suparto,1985:54)
seperti:
1. Pikiran (Cipta), yaitu kemampuan akal pikiran yang menimbulkan ilmu
pengetahuan. Dengan akal pikirannya manusia selalu mencari, mencoba
menyelidiki, dan kemudian menemukan sesuatu yang baru.
2. Rasa, dengan pancainderanya manusia dapat mengembangkan rasa estetika
(rasa indah), dan ini menimbulkan karya-karya seni atau kesenian.
3. Kehendak (karsa), manusia selalu menghendaki akan kesempurnaan hidup,
kemuliaan, dan kesusilaan.
10
Dengan potensi akal pikir (cipta), rasa, dan karsa itulah manusia berbudaya. Di
samping ketiga unsur tersebut, Melville J. Herskovits juga mengemukakan unsur-unsur
kebudayaan yang lain, yaitu:
1.
2.
3.
4.
Alat-alat teknologi
Sistem ekonomi
Keluarga
Kekuasaan politik
11
2.2
2.2.1
budaya yang ringan, menyenangkan, trendi, banyak disukai dan cepat berganti. Dalam
pandangan John Fiske (1989), agar menjadi budaya populer, sebuah komoditas budaya
haruslah dapat melahirkan ketertarikan pada banyak orang karena budaya pop bukan
sekadar
barang
konsumsi,
melainkan
sebuah
budaya
(http://scribd.com).
12
kali muncul pada tahun dekade 1930-an akibat masuknya musik pop Jepang yang juga
turut memengaruhi unsur-unsur awal musik pop di Korea. Pengaruh penjajahan Jepang
atas Korea juga membuat genre musik Korea tidak bisa berkembang dan hanya
mengikuti perkembangan budaya pop Jepang pada saat itu. Musik Pop Korea awalnya
terbagi menjadi genre yang berbeda-beda, pertama adalah genre oldies yang
dipengaruhi musik barat dan populer di era 60-an. Debut penampilan kelompok Seo
Taiji and Boys di tahun 1992 menandakan awal mula musik pop moderen di Korea yang
memberi warna baru dengan aliran musik rap, rock, techno Amerika. Tren musik ini
turut melahirkan banyak grup musik dan musisi berkualitas lain hingga sekarang.
Pada tahun 2000-an pendatang-pendatang baru yang berbakat mulai
bermunculan. Aliran musik R&B serta Hip-Hop yang berkiblat ke Amerika mencetak
artis-artis semacam MC Mong, 1TYM, Rain, Big Bang yang cukup sukses di Korea
dan luar negeri. Musik rock masih tetap digemari di Korea ditambah dengan
kembalinya Seo Taiji yang bersolo karier menjadi musisi rock serta Yoon Do Hyun
Band yang sering menyanyikan lagu-lagu tentang nasionalisme dan kecintaan terhadap
negara. Musik techno memberi nuansa moderen yang tidak hanya disukai di Korea saja,
penyanyi Lee Jung-hyun dan Kim Hyun-joong bahkan mendapat pengakuan di Cina dan
Jepang.
Berbagai artis Korea menangguk kesuksesan di dunia internasional seperti BoA
yang menembus Jepang dan digemari di banyak negara. Pada awalnya, kajian tentang
budaya populer tidak dapat dipisahkan dari peran Amerika Serikat dalam memproduksi
dan menyebarkan budaya Populer. Negara tersebut telah menanamkan akar yang sangat
kuat dalam industri budaya populer, antara lain melalui Music Television (MTV),
McDonald, Hollywood, dan industri animasi mereka (Walt Disney, Looney Toones, dll).
Namun, perkembangan selanjutnya memunculkan negara-negara lain yang juga berhasil
menjadi pusat budaya populer seperti Jepang, Korea Selatan, Hongkong, dan Taiwan.
13
Amerika Serikat sebagai negara asal budaya pop juga mendapat pengaruh
penyebaran budaya pop Korea tersebut. Hal ini dibuktikan dengan masuknya beberapa
artis Korea ke Hollywood. Di samping itu, film-film Korea juga menjadi magnet bagi
sutradara Hollywood untuk melakukan re-make film Korea, salah satunya Il Mare yang
ceritanya diadopsi Hollywood menjadi Lake House. Kasus di Amerika Serikat tersebut
menjadi
contoh
keberhasilan
ekspansi
budaya
populer
Korea
di
dunia.
Hallyu atau Korean Wave (Gelombang Korea) adalah istilah yang diberikan
untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia. Pada
umumnya Hallyu mendorong masyarakat penerima untuk mempelajari bahasa Korea
dan kebudayaan Korea (http://id.wikipedia.org/wiki/koreanwave).
Dengan demikian budaya pop Korea merupakan budaya massa yang dapat
diterima oleh semua kalangan dan berkembang melampaui batas negara. Budaya pop
Korea ini bukanlah budaya asli Korea yang bersifat tradisional, melainkan budaya yang
diciptakan sesuai dengan arah selera pasar.
2.2.3
Indonesia. Tak hanya aliran musiknya, namun dandanan yang mereka pakai juga
menawarkan sesuatu yang berbeda. Penggambaran gaya Korea itu bisa dilihat dari
bagaimana gaya rambut, dandanan, fashion dan pernak-pernik Korea menjadi muatan
penting dalam garapan suatu sinetron misalnya. Tidak ketinggalan iklan televisi pun ikut
bermain dengan melirik kesan Korea dalam tayangan iklan di televisi.
Masuknya K-POP ke Indonesia membuat pergeseran musik melayu dan dangdut
Indonesia. Musik melayu dan dangdut sudah semakin jarang diminati masyarakat dan
jarang ditampilkan di layar televisi. Masyarakat sekarang lebih menyukai boyband dan
girlband ala Korea. Pergeseran tersebut membuat peminat musik melayu dan dangdut
mulai menurun drastis. Korean Pop Culture telah merambah secara global, tidak
terkecuali Indonesia. Globalisasi Korean Pop Culture tersebut sering juga disebut
sebagai Hallyu yang memiliki peran besar membawa perubahan di Indonesia. Hallyu
atau Korean Wave pada hakikatnya merupakan fenomena demam Korea yang
disebarkan melalui Korean Pop Culture ke seluruh penjuru dunia lewat media massa,
dan yang terbesar lewat jaringan internet dan televisi.
14
15
menjadi pembuka bagi bermunculannya boy band dan girl band lain di
Indonesia.
2.3
Kebudayaan Indonesia
Kebudayaan Indonesia dapat didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan lokal
yang telah ada sebelum terbentuknya negara Indonesia pada tahun 1945. Seluruh
kebudayaan lokal yang berasal dari kebudayaan beraneka ragam suku di Indonesia
merupakan bagian integral dari kebudayaan Indonesia (http://tiankids.web.id).
Menurut
J.J.
Hoenigman
(http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya),
wujud
kebudayaan Indonesia dibedakan menjadi tiga yaitu gagasan, aktivitas, dan artefak.
1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan berbentuk ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak, tidak dapat diraba atau
disentuh.
2. Aktivitas (tindakan)
16
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Dalam hal ini, hal yang diamati adalah pola perilaku
siswa SMA Plus Negeri 17 Palembang terhadap budaya pop Korea yang
meliputi gaya berpakaian, model rambut, dan interaksi sosial.
3. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya manusia dalam masyarakat yang berupa benda-benda atau
hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Dalam penelitian ini,
artefak yang akan diamati adalah benda-benda yang dimiliki oleh siswa SMA
Plus Negeri 17 Palembang berkaitan dengan budaya pop Korea. Misalnya,
poster artis korea, VCD boy band maupun drama/film Korea, pin bergambar
artis Korea, kumpulan majalah yang berisi berita-berita dunia hiburan Korea.
Ketiga wujud kebudayaan di atas akan digunakan sebagai media untuk
mengetahui tingkat fanatisme siswa SMA Plus Negeri 17 Palembang terhadap budaya
pop Korea sekaligus sebagai alat ukur eksistensi kebudayaan Indonesia di kalangan
siswa SMA Plus Negeri 17 Palembang.
17
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1
industri masyarakat yang mencakup ilmu pengetahuan, seni, moral, maupun adat
istiadat kebudayaan Korea.
3.2
3.2.1
Populasi
Menurut Margono (2004:118), pengertian populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi
populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Kalau setiap manusia
memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama dengan
jumlah manusianya.
Populasi terdiri dari objek atau subjek penelitian yang memiliki jumlah tertentu
dan karakteristik yang ditentukan oleh penulis. Populasi bukan hanya jumlah yang ada,
objek atau subjek yang sedang dipelajari, tetapi mencakup semua karakteristik dari
objek atau subjek. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Plus Negeri 17
Palembang yang berjumlah 249 orang.
3.2.2
Sampel
18
Sampel adalah bagian dari populasi. Karena populasi bersifat besar, penulis
tidak mungkin meneliti seluruh populasi karena kurangnya tenaga dan waktu. Oleh
karena itu, sampel yang di ambil harus bisa mewakili populasi.
Jadi sampel yang diambil secara acak adalah 64 siswa yang merupakan 25% dari
seluruh siswa kelas X SMA Plus Negeri 17 Palembang. Penulis mengambil sampel 8
orang di setiap kelas X di SMA Plus Negeri 17 Palembang. Sampel tersebut dipilih
dikarenakan penulis bersekolah di SMA Plus Negeri 17 Palembang sehingga
memudahkan penulis dalam mengumpulkan data.
3.3
teknik angket atau kuisioner. Teknik ini dilakukan dengan cara memberikan sejumlah
pertanyaan yang tertulis kepada sampel yang telah ditentukan guna untuk mendapatkan
jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh penulis.
3.4
secara deskriptif. Selain itu, dari informasi yang diterima akan dilakukan pengumpulan
data pendukung, analisis, dan penyelidikan masalah untuk menentukan solusi yang
dibahas.
3.5
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif
dan kualitatif. Maksud dari analisis kuantitatif adalah metode yang lebih menekankan
pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena social, sedangkan kualitatif
adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam
terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi.
Keduanya merupakan penelitian dengan cara menyaring data lalu dijelaskan dan
dianalisis.
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Pengaruh budaya pop Korea terhadap perilaku sosial siswa SMA Plus
Negeri 17 Palembang
Tabel 4.1.1
Pertanyaan
Pilihan
Frekuensi
Presentase
Ya
49
76.56%
Tidak
15
23.44%
Total
64
100%
20
Tabel 4.1.2
Presentase frekuensi siswa yang menyukai semua hal yang berbau Korea
Pertanyaan
Pilihan
Frekuensi
Presentase
Ya
52
81.25%
Tidak
12
18.75%
Total
64
100%
Pertanyaan
Menurut anda, apakah dengan
Pilihan
Frekuensi
Presentase
Ya
25
39.06%
Tidak
39
60.94%
Total
64
100%
Jadi, dapat disimpulkan bahwa budaya pop Korea tidak merusak nasionalisme
siswa SMA Plus Negeri 17 Palembang.
Tabel 4.1.4
Pertanyaan
Menurut anda, apakah budaya
Pilihan
Frekuensi
Presentase
Ya
16
25%
Tidak
48
75%
Total
64
100%
Tabel 4.2.1
22
Pertanyaan
Apakah anda tahu tentang
budaya asli Indonesia?
Pilihan
Frekuensi
Presentase
Ya
59
92.19%
Tidak
7.81%
Total
64
100%
Sumber: Kuisioner
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 59 siswa dengan presentase 92.19%
mengenal budaya asli Indonesia, dan sebanyak 5 siswa dengan presentase 7.81% tidak
mengenal budaya asli Indonesia.
Sebagian siswa yang mengenal budaya asli Indonesia, dapat menyebutkan
beberapa contoh budaya Indonesia seperti: Batik, genre musik dangdut, Tari Tanggai,
Reog Ponorogo, dan masih banyak lagi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh siswa SMA Plus Negeri 17
Palembang mengenal budaya asli Indonesia.
Tabel 4.2.2
Pertanyaan
Pilihan
Frekuensi
Presentase
Budaya Indonesia
41
64.07%
Budaya Korea
23
35.93%
Total
64
100%
23
4.3
Dampak postif dan negatif dari kemunculan budaya pop Korea terhadap
siswa SMA Plus Negeri 17 Palembang
Tabel 4.3
Pilihan
Frekuensi
Presentase
Ya
36
56.25%
Tidak
28
43.75%
Total
64
100%
ke Indonesia membawa
dampak yang baik bagi siswa
SMA Plus Negeri 17
Palembang?
Sumber: Kuisioner
Berdasarkan tabel di atas, sebanyak 36 siswa dengan presentase 56.25%
mengungkapkan bahwa budaya pop Korea membawa dampak positif bagi siswa SMA
Plus Negeri 17 Palembang. Salah satu dampak positif tersebut ialah kecintaan
masyarakat terhadap musik semakin tinggi.
Sedangkan, sebanyak 28 siswa dengan presentase 43.75% mengungkapkan bahwa
budaya pop Korea membawa dampak negatif bagi siswa. Salah satunya ialah
mengurangi rasa cinta terhadap musik Indonesia seperti melayu dan dangdut.
Namun, setelah disimpulkan bahwa sebagian besar siswa SMA Plus Negeri 17
Palembang mengungkapkan bahwa budaya pop Korea membawa dampak positif.
24
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat menyimpulkan sebagai
berikut:
4. Pengaruh yang ditimbulkan budaya Pop Korea terhadap perilaku sosial siswa
SMA Plus Negeri 17 Palembang ialah tergantung pada individu masing-masing,
bagaimana cara individu tersebut menanggapi dan menerapkannya dalam pribadi
mereka yang nantinya akan mewujudkan perilaku sosial mereka.
5. Eksistensi kebudayaan asli Indonesia setelah budaya Pop Korea merebak di
kalangan siswa SMA Plus Negeri 17 Palembang adalah, budaya Indonesia tetap
dikenal dan tetap menarik bagi siswa SMA Plus Negeri 1 Palembang. Karena
menurut mereka, budaya Indonesia adalah budaya yang unik, menarik, dan
bervariasi.
6. Dampak positif dan negatif dari kemunculan budaya pop Korea terhadap siswa
SMA Plus Negeri 17 Palembang adalah sebagai berikut:
Dampak Positif
1. Kecintaan masyarakat pada musik semakin tinggi
2. Bakat-bakat yang selama ini terpendam dapat dikembangkan atau
diekspresikan
3. Mempererat hubungan antara Indonesia dan Korea
Dampak Negatif
1. Mengurangi rasa cinta terhadap musik Indonesia seperti melayu dan dangdut
2. Musik asli Indonesia lama kelamaan akan hilang
3. Membuat pergeseran budaya lokal
25
5.1
Saran
Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan, penulis menyarankan agar
siswa SMA Plus Negeri 17 Palembang tetap mencintai budaya Indonesia meski kini
budaya pop Korea telah merebak di kalangan masyarakat.
Disadari atau tidak, sungguh sebenarnya kita sedang terjajah dengan kejayaan
Korean Pop Culture di Indonesia. Penulis berharap siswa SMA Plus Negeri 17
Palembang dapat lebih kreatif lagi dalam berkarya dan menghasilkan yang terbaik untuk
Indonesia, agar kita tak merasa terjajah dengan kehadiran Korean Pop Culture dalam
diri kita, karena sejujurnya belakangan kita tidak pernah mengetahui perkembangan
musik di Indonesia. Bukan karena tidak cinta, tetapi karena budaya pop Korea benarbenar menyuguhkan sesuatu yang selalu berbeda dari apa yang ada sebelumnya.
26
DAFTAR PUSTAKA
Effendhie, Machmoed. 1999. Sejarah Budaya. Jakarta: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Margono. 2004. Prosedur Penelitian. Online. Diposkan pada 2004 di
http://scringidea.web.id/prosedur-penelitian.
Scribd. 2011. Korean Wave di Indonesia, Budaya Pop Internet, dan Fanatisme Remaja.
Online. Diposkan pada 2011 di http://www.scribd.com/doc.
Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Suparto. 1985. Sosiologi dan Antropologi SMA Kelas II Semester 3-4 Program Ilmuilmu Sosial dan Pengetahuan Budaya. Bandung: Armico.
Tian. 2010. Pola Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia. Online. Diposkan
oleh Tiankids pada 2010 di http://tiankids.web.id/pola-kehidupan-sosial-budayamasyarakat-indonesia.
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2010. Korean Wave. Online. Diposkan pada 2010 di
http://id.wikipedia.org/wiki/budaya .
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2010. Korean Wave. Online. Diposkan pada 2010 di
http://id.wikipedia.org/wiki/Koreanwave.
27
Kuisioner
Nama :
Kelas :
___________________________________________________________________________
1. Apakah anda tahu definisi dari budaya?
a. Ya
b. Tidak
Lainnya: ..............................
2. Menurut anda, Perlukah memikirkan budaya bangsa?
a. Sangat Perlu
c. Tidak terlalu perlu
b. Perlu
d. Tidak perlu
3. Apakah anda sebagai remaja Indonesia mencintai budaya Indonesia?
a. Ya
b. tidak
4. Apakah dengan masuknya budaya asing berdampak pada kehidupan sosial remaja
indonesia?
a. Sangat Berdampak
c. Kurang Berdampak
b. Berdampak
d. Tidak Berdampak
5. Jika Berdampak, Tolong sebutkan dampak apa sajakah itu!
.
28
29
NIS
3537
Nama Pembimbing
Judul Penelitian
Tanggal
Topik
Komentar Pembimbing
Tanda Tangan
Pembimbing,
Yuswan S,Pd.
BIODATA PENULIS
30
Nama Lengkap
NIS
3537
Kelas
X.B
Jenis Kelamin
Laki-laki
Agama
Islam
Alamat
31