Laporan Akhir Getaran Bebas
Laporan Akhir Getaran Bebas
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................6
1.1
Latar Belakang..........................................................................................6
1.2
Tujuan........................................................................................................6
1.3
Manfaat......................................................................................................2
Teori Dasar................................................................................................3
2.2
Aplikasi...................................................................................................15
Peralatan..................................................................................................16
3.2
Prosedur Praktikum.................................................................................18
3.3
Asumsi-asumsi........................................................................................19
Data Praktikum........................................................................................20
4.2
Perhitungan..............................................................................................22
4.2.1
4.2.2
4.3
Pembahasan.............................................................................................30
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................31
5.1
Kesimpulan..............................................................................................31
5.2
Saran........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBA
Gambar 2. 1 Siklus Getaran.....................................................................................3
Gambar 2. 2 Sistem pegas-massa dan Diagram Benda Bebas.................................5
Gambar 2. 3 Getaran Paksa dengan Peredam..........................................................7
Gambar 2. 4 Rekaman Gerak Harmonik..................................................................7
Gambar 2. 5 Model Massa - Pegas Sederhana dengan Peredam c..........................9
Gambar 2. 6 Kombinasi Pegas: (a) Pegas Paralel (b) Pegas Seri...........................11
YGambar 3. 1
Pegas..................................................................................................16
Gambar 3. 2 Massa ................................................................................................16
Gambar 3.3 Pulpen ................................................................................................16
Gambar 3.4 Stopwatch ..........................................................................................17
Gambar 3.5 Kertas Pencatat ..................................................................................17
Gambar 3.6 Oli ......................................................................................................17
Gambar 3.7 Gunting Kertas ..................................................................................17
Gambar 3. 8 Alat Uji Getaran Bebas ....................................................................18
Gambar 3. 9 Adaptor .............................................................................................18
Gambar 4. 1 Grafik pengujian getaran tanpa redaman dengan 1 pegas.................20
Gambar 4. 2 Grafik pengujian getaran tanpa redaman dengan 2 pegas.................20
Gambar 4. 3 Grafik pengujian getaran tanpa redaman dengan 3 pegas.................21
Gambar 4. 4 Grafik pengujian getaran dengan redaman menggunakan 1 pegas...21
Gambar 4. 5 Grafik pengujian getaran dengan redaman menggunakan 2 pegas...22
Gambar 4. 6 Grafik pengujian getaran dengan redaman menggunakan 3 pegas...22
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Data hasil perhitungan praktikum getaran tanpa redaman....................25
Tabel 4. 2 Data hasil perhitungan praktikum getaran dengan redaman.................29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akhir-akhir ini perkembangan industri berkembang dengan sangat pesat.
Tetapi banyak juga akibat negatif yang di timbulkan, salah satunya adalah mesin
tersebut menjadi semakin rumit dan kompleks. Semakin rumit dan kompelksnya
mesin menuntut kita supaya dapat menggunakan mesin secara maksimal.
Tentunya tidak hanya menggunakannya saja, kita juga harus memelihara mesin
tersebut agar mesin tersebut juga awet dan unjuk kerjanya maksimal.
Pemeliharaan mesin dari berbagai masalah harus kita atasi, salah satunya adalah
masalah getaran mesin. Karena, getaran mesin dapat menjadi beban tambahan
pada struktur dan konstruksi pondasi mesin.
Mesin dan struktur rekayasa (engineering) mangalami getaran sampai
derajat tertentu dan dalam rancangannya memerlukan pertimbangan sifat
osilasinya. Sistem yang bergetar bebas akan bergetar pada satu atau lebih
frekuensi pribadinya yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh
distribusi massa dan kekakuannya. Getaran itu terjadi karena adanya eksitasi baik
yang berasal dari dalam maupun dari luar sistem akan tetapi efek getaran yang
ditimbulkannya sangat tergantung dari frekuensi eksitasi tersebut dan elemenelemen dari sistem getaran itu sendiri. Maka dari itu, saya membuat laporan ini
supaya lebih memahami tentang praktikum getaran bebas yang nantinya akan
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum getaran bebas ini yaitu:
1. Memahami fenomena getaran bebas
2. Dapat menghitung frekuensi pribadi getaran bebas tanpa redaman
3. Dapat menghitung frekuensi pribadi getaran bebas dengan redaman
4. Dapat menghitung koefisien damping getaran bebas.
2
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari praktikum ini yaitu memahami
fenomena yang terjadi pada getaran bebas dan juga dapat mengaplikasikan
pengukuran getaran bebas pada kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia kerja
nantinya, serta mengidentifikasi kondisi mesin yang mengalami getaran bebas
pada kondisi nyata di lapangan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Dasar
Getaran adalah gerakan translasi (bolak-balik) yang ada di sekitar titik
kesetimbangan dimana kuat lemahnya dipengaruhi besar kecilnya energi yang
diberikan. Satu getaran frekuensi adalah satu kali gerak translasi penuh.
Kesetimbangan di sini maksudnya adalah keadaan dimana suatu benda berada
pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Getaran
mempunyai amplitudo (jarak simpangan terjauh dengan titik tengah) yang sama.
Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar, jadi
kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran sampai
derajat tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat
osilasinya.
4
diabaikan dan mempunyai nilai kekauan, k (N/m). Sistem mempunyai satu derajat
kebebasan karena geraknya digambarkan oleh koordinat tunggal x. Periode natural
k
m
Hukum Newton kedua adalah dasar pertama untuk meneliti gerak sistem.
Seperti yang ditunjukkan gambar diatas, perubahan bentuk pegas pada posisi
kesetimbangan statik adalah dan gaya pegas k adaah sama dengan gaya
gravitasi w yang bekerja pada massa m.
k = w = m.g
Dengan mengukur simpangan x dari kesetimbangan statik, maka gaya-gaya yang
bekerja pada m adalah k( + x) dan w, dengan x dipilih positif dalam arah ke
bawah, semua besaran berupa gaya, kecepatan dan percepatan juga positif dalam
arah ke bawah. Bilamana hukum Newton kedua untuk gerak di terapkan pada
massa (m) sebagai berikut:
F = 0
w - k = 0
w = k ..................... pers. (1)
F = m.a
w k ( + x) = m
w k kx = m
w w kx = m
m + kx = 0 ................ pers. (2)
6
dimana :
x = A sin t + B cos t
X
= A cos t B w sin t
= -A sin t B cos t
Maka :
m X
+ kx = 0
k
m
k
m
k
m
(rad/det)
2. Getaran Paksa
Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar,
jika rangsangan tersebut berosilasi maka sistem dipaksa untuk bergetar pada
frekuensi rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu frekuensi
natural sistem, maka akan didapat keadaan resonansi dan osilasi besar yang
berbahaya mungkin terjadi. Kerusakan pada struktur besar seperti jembatan,
gedung ataupun sayap pesawat terbang, merupakan kejadian menakutkan yang
disebabkan oleh resonansi. Jadi perhitungan frekuensi natural merupakan hal yang
utama.
Prinsip DAlembert
Sebuah alternatif pendekatan untuk mendapatkan persamaan adalah
Gerak Harmonik
Gerak osilasi dapat berulang secara teratur atau dapat juga tidak teratur,
jika gerak itu berulang dalam selang waktu yang sama maka gerak itu disebut
gerak periodik. Waktu pengulangan tersebut disebut perioda osilasi dan
kebalikannya disebut frekuensi. Jika gerak dinyatakan dalam fungsi waktu x (t),
maka setiap gerak periodik harus memenuhi hubungan (t) = x (t + ).
8
Bentuk gerak periodik yang paling sederhana adalah gerak harmonis,
kondisi ini dapat di peragakan dengan sebuah massa yang digantungkan pada
sebuah pegas ringan. Jika massa tersebut dipindahkan dari posisi diamnya dan
dilepaskan, maka massa tersebut akan berisolasi naik turun dengan persamaan:
x = Asin 2
Dengan A adalah amplitudo osilasi diukur dari posisi setimbang massa dan
adalah perioda. Gerak diulang pada t = . Gerak harmonis sering dinyatakan
sebagai proyeksi suatu titik yang bergerak melingkar dengan kecepatan tetap
kepada suatu garis lurus. Dengan kecepatan sudut garis op sebesar w, perpindahan
simpangan x dapat dituliskan sebagai:
x = Asin n t .... pers (1)
Besaran co biasanya diukur dalam radian perdetik dan disebut frekuensi
lingkaran, karena gerak berulang dalam 2 radian, maka didapat hubungan:
=
Dengan
= 2f
biasanya diukur dalam detik dan siklus perdetik. Kecepatan dan percepatan gerak
harmonik dapat diperoleh secara mudah dengan diferensiasi pers (1) dengan
menggunakan notasi titik untuk turunan, maka didapat:
9
harmonik dapat diharapkan pada sistem dengan pegas linier dengan gaya
bervariasi sebagai kx.
massa selain gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak dalam
fluida benda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida. Gaya akibat
kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan
(viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N s/m (SI).
Dengan menjumlahkan semua gaya yang berlaku pada benda kita mendapatkan
persamaan:
Solusi persamaan ini tergantung pada besarnya redaman. Bila redaman cukup
kecil, sistem masih akan bergetar, namun pada akhirnya akan berhenti. Keadaan
ini disebut kurang redam, dan merupakan kasus yang paling mendapatkan
perhatian dalam analisis vibrasi. Bila peredaman diperbesar sehingga mencapai
titik saat sistem tidak lagi berosilasi, kita mencapai titik redaman kritis. Bila
peredaman ditambahkan melewati titik kritis ini sistem disebut dalam keadaan
lewat redam. Nilai koefisien redaman yang diperlukan untuk mencapai titik
redaman kritis pada model massa-pegas peredam adalah:
10
Untuk mengkarakterisasi jumlah peredaman dalam sistem digunakan nisbah yang
dinamakan nisbah redaman. Nisbah ini adalah perbandingan antara peredaman
sebenarnya terhadap jumlah peredaman yang diperlukan untuk mencapai titik
redaman kritis. Rumus untuk nisbah redaman ( ) adalah:
Sebagai contoh struktur logam akan memiliki nisbah redaman lebih kecil dari
0,05, sedangkan suspensi otomotif akan berada pada selang 0,2-0,3. Solusi sistem
kurang redam pada model massa-pegas-peredam adalah:
Frekuensi alamiah teredam lebih kecil dari pada frekuensi alamiah tak teredam,
namun untuk banyak kasus praktis nisbah redaman relatif kecil dan karenanya
11
perbedaan tersebut dapat diabaikan. Karena itu deskripsi teredam dan tak teredam
kerap kali tidak disebutkan ketika menyatakan frekuensi alamiah.
Pengurangan Logaritmik
Suatu cara mudah untuk menentukan jumlah redaman yang ada dalam suatu
sistem adalah dengan mengukur laju peluruhan osilasi bebas.makin besar
redamannya, makin besar pula laju peluruhannya (kemundurannya). Di sini
diperkenalkan istilah pengurangan logaritmik (logarithmic decrement) yang
didefinisikan sebagai logaritma natural dari rasio dua amplitudo berurutan. Jadi
rumus pengurangan logaritmik adalah:
=ln
x1
x2
( n i 12 n ) t
x=x e
( n +i 1 2 n ) t
x= A e
( ni 1 2 n ) t
+B e
x=x e t sin ( 1 2 n t+ )
n
=ln
x1
x2
x e t sin (1 2 n t 1 + )
n 1
=ln
n (t1 +td )
xe
sin ( 1 2 n ( t 1 +t d ) + )
=ln
n t 1
n ( t 1+ t d )
=ln e t
n d
= n t d
12
Untuk dua pegas paralel, gaya P yang diperlukan untuk membuat perpindahan
pada satu sistem adalah sebesar perkalian antara perpindahan dengan jumlah
kedua konstanta pegas tersebut, sehingga besar kekakuan pegas total adalah :
P P
+
k1 k2
Akibatnya, gaya yang diperlukan untuk satu unit perpindahan (konstanta pegas
ekivalen) diberikan oleh:
13
getaran tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat yang
akan kita gunakan. Ada beberapa alat standard yang biasanya digunakan dalam suatu
pengukuran getaran antara lain:
a) Vibration Meter
Vibration meter biasanya bentuknya kecil dan ringan sehingga mudah
dibawa dan dioperasikan dengan battery serta dapat mengambil data getaran
pada suatu mesin dengan cepat. Pada umumnya terdiri dari sebuah probe,
kabel dan meter untuk menampilkan harga getaran. Alat ini juga dilengkapi
dengan switch selector untuk memilih parameter getaran yang akan
diukur.Vibration meter ini hanya membaca harga overall (besarnya level
getaran) tanpa memberikan informasi mengenai frekuensi dari getaran
tersebut. Pemakaian alat ini cukup mudah sehingga tidak diperlukan seorang
operator yang harus ahli dalam bidang getaran. Pada umumnya alat ini
digunakan untuk memonitor trend getaran dari suatu mesin. Jika trend
getaran suatu mesin menunjukkan kenaikan melebihi level getaran yang
diperbolehkan, maka akan dilakukan analisa lebih lanjut dengan menggunakan
alat yang lebih lengkap.
b) Vibration Analyzer
Alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur amplitude dan
frekuensi getaran yang akan dianalisa. Karena biasanya sebuah mesin mempunyai lebih
14
dari satu frekuensi getaran yang ditimbulkan, frekuensi getaran yang timbul
tersebut akan sesuai dengan kerusakan yang terjadi pada mesin tersebut. Alat ini
biasanya dilengkapi dengan meter untuk membaca amplitudo getaran yang
biasanya juga menyediakan beberapa pilihan skala. Alat ini juga memberikan
informasi mengenai datas pektrum dari getaran yang terjadi, yaitu data
amplitudo terhadap frekuensinya, data ini sangat berguna untuk analisa
kerusakan suatu mesin. Dalam pengoperasiannya vibration analyzer ini
membutuhkan seorang operator yang sedikit mengerti mengenai analisa
vibrasi.
c) Shock Pulse Meter
Shock pulse meter adalah alat yang khusus untuk memonitoring
kondisi antifriction bearing yang biasanya sulit dideteksi dengan metode
analisa getaran yang konvensional. Prinsip kerja dari shock pulse meter ini
adalah mengukur gelombang kejut akibat terjadi gaya impact pada suatu
benda, intensitas gelombang kejut itulah yang mengindikasikan besarnya
kerusakan dari bearing tersebut. Pada sistem SPM ini biasanya memakai
tranduser piezo-electric yang telah dibuat sedemikian rupa sehingga
mempunyai frekuensi resonansi sekitar 32 KHz. Dengan menggunakan probe
tersebut maka SPM ini dapat mengurangi pengaruh getaran terhadap
pengukuran besarnya impact yang terjadi.
Pemilihan titik ukur pada rumah bearing adalah sangat penting
karena gelombang kejut ditransmisikan dari bearing ke tranduser melalui
dinding dari rumah bearing, sehingga sinyal tersebut bisa berkurang karena
terjadi pelemahan pada saat perjalanan sinyal tersebut. Beberapa prinsip yang
secara umum bisa dipakai sebagi acuan dalam menentukan titik ukur adalah:
Jejak sinyal antara bearing dengan probe harus sedekat mungkin
Probe harus ditempatkan sedekat mungkin terhadap daerah bebandari
bearing
Lintasan sinyal harus terdiri dari satu sistem mekanis antara bearing
dengan rumah bearing. Sebagai contoh, apabila pada rumah bearing
15
digunakan cover sebagai sistem mekanis kedua, maka titik ukur tidak
boleh diambil pada posisi ini.
d) Osciloskop
Osciloskop
adalah
salah
satu
peralatan
yang
berguna
untuk melengkapi data getaran yang akan dianalisa. Sebuah osciloskop dapat
memberikan sebuah informasi mengenai bentuk gelombang dari getaran suatu
mesin. Beberapa kerusakan mesin dapat di identifikasi dengan melihat bentuk
gelombang getaran yang dihasilkan sebagai contoh, kerusakan akibat
unbalance atau misalignment akan menghasilkan bentuk gelombang yang
spesifik, begitu juga apabila terjadi kelonggaran mekanis (mechanical
looseness), oil whirl atau kerusakan pada antifriction bearing dapat
menghasilkan gelombang dengan bentuk-bentuk tertentu.
Osiloskop juga dapat memberikan informasi tambahan yaitu: untuk
mengevaluasi data yang diperoleh dari tranduser non-contact (proximitor).
Data ini dapat memberikan informasi pada kita mengenai posisi dan getaran
shaft relatif terhadap rumah bearing, ini biasanya digunakan pada mesinmesin yang besar dan menggunakan sleeve bearing (bantalan luncur).
Disamping itu dengan menggunakan dual osciloscop (yang memberikan
fasilitas pembacaan vertikal maupun horizontal), dan minimal dua tranduser
non-contact pada posisi vertikaldan horizontal maka kita dapat menganalisa
kerusakan suatu mesin ditinjau dari bentuk orbitnya.
Pemilihan dari tipe instrumen-instrumen tersebut bergantung pada
kemampuan dari instrumen itu terhadap tujuan kita melakukan pengukuran dan
persyaratan personal yang menggunakannya.
2.2 Aplikasi
Aplikasi dari getaran pada bidang konstruksi, yaitu:
Alat pemecah beton
Pemanfaatan pada mesin pengebor aspal jalan dengan getaran terjadi
secara kontinyu
16
Dimanfaatkan pada instrumen musik
Untuk dipakai pada jembatan diperkirakan terjadi resonansi yang besar
Shock breaker pada kendaraan seperti mobil dan motor
BAB III
METODOLOGI
3.1 Peralatan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah :
1. Pegas
Pegas digunakan untuk memberi variasi nilai konstanta dari getaran
yang akan diamati nanti dan dengan nilai kekakuan k = 1769,99 N/m.
17
Gambar 3. 1 Pegas
2. Massa
Massa digunakan untuk memberi gaya yang akan menyebabkan
getaran nantinya. Massa yang digunakan sebesar 0,34 kg.
Gambar 3. 2 Massa
3. Pulpen
Pulpen digunakan sebagai alat pencatat grafik getaran yang akan
dicari.
Gambar 3. 3 Pulpen
4. Stopwatch
Stop Watch digunakan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan
getaran sampai getarannya hilang (diam).
18
Gambar 3. 4 Stopwatch
5. Kertas
Kertas digunakan sebagai media untuk mencatat grafik nantinya.
6. Oli
Oli digunakan sebagai peredam dalam praktikum ini.
Gambar 3. 6 Oli
7. Gunting Kertas
Gunting kertas digunakan untuk menggunting gulungan kertas.
19
1. Alat pengujian getaran bebas disiapkan dengan menyusun alat seperti
gambar, tanpa redaman.
Gambar 3. 9 Adaptor
20
12. Pasang peredam pada tempat yang telah di tentukan dengan cairan oli
13. Catat hasil pengujian
14. Analisis dan simpulkan hasil dari praktikum.
3.3 Asumsi-asumsi
Massa batang pada alat uji diabaikan
Massa pegas pada alat uji diabaikan
Gunakan yang terjadi pada batang tetap dan batang luncur alat uji
diabaikan
Kecepatan penggerak kertas dianggap konstan.
21
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Praktikum
4.1.1
Pengujian getaran tanpa redaman ini menggunakan massa sebesar 0,34 kg dan
hasil grafiknya adalah:
Menggunakan 1 pegas
Waktu (t) = 1,45 detik.
Menggunakan 2 pegas
Waktu (t) = 1,68 detik.
Menggunakan 3 pegas
Waktu (t) = 2,73 detik.
22
4.1.2
Menggunakan 1 pegas
Waktu (t) = 1,102 detik.
Menggunakan 2 pegas
Waktu (t) = 1,54 detik.
23
Menggunakan 3 pegas
Waktu (t) = 1,39 detik.
4.2 Perhitungan
4.2.1
1. Menggunakan 1 pegas
Diketahui: k = 1769,99 N/m
t = 1,45 s
= 0,0925 m
m = 0,34 kg
Pencarian:
24
Frekuensi pribadi (Pengujian)
n
k
m
1769,99 N /m
0,34 kg
= 72,15 rad/s
n = 2f
f =
n
2
f =
72,15 rad / s
2 x 3,14
f = 11,49 Hz
Kecepatan
v = A
A 2 f
v =0,0925 m 2
1
=0,401 m/s
1,45 s
f =
0,401m/s
0,0925m
f = 4,33 Hz.
2. Menggunakan 2 pegas
Diketahui: k = 1769,99 N/m
t = 1,68 s
= 0,094 m
25
m = 0,34 kg
Pencarian:
kev = k1 + k2
= 1769,99 N/m + 1769,99 N/m
= 3539,98 N/m
Frekuensi pribadi (Pengujian)
k
m
3539,98 N /m
0,34 kg
= 102,04 rad/s
n = 2f
f =
n
2
f =
102,04 rad /s
2 x 3,14
f = 16,24 Hz
Kecepatan
v = A
A 2 f
v =0,094 m 2
1
=0,3516 m/ s
1,68 s
f =
0,3516 m/ s
0,094 m
f = 3,74 Hz
26
3. Menggunakan 3 pegas
Diketahui: k = 1769,99 N/m
t = 2,73 s
= 0,062 m
m = 0,34 kg
Pencarian:
kev = k1 + k2 + k3
= 1769,99 N/m + 1769,99 N/m + 1769,99 N/m
= 5309,97 N/m
Frekuensi pribadi (Pengujian)
k
m
5309,97 N /m
0,34 kg
= 124,97 rad/s
n = 2f
f =
n
2
f =
124,97 rad /s
2 x 3,14
f = 19,89 Hz
Kecepatan
v = A
=
A 2 f
v =0,062 m 2
1
=0,143 m/s
2,73 s
27
f =
f =
0,143m/ s
0,062m
f = 2,3 Hz
Tabel 4. 1 Data hasil perhitungan praktikum getaran tanpa redaman
Panjang
Gelombang
(m)
Kecepatan
(m/s)
Frek.
Pribadi
(Pengujian)
(Hz)
Jumlah
Pegas
Kekakuan
(N/m)
Frek.
Pribadi
(teori)
1769.99
11.49
0,0925
0,401
4,33
3539.98
16.25
0,094
0,3516
3,74
5309.97
19,89
0.065
0,143
2,3
4.2.2
1. Menggunakan 1 pegas
Diketahui: k
= 1769,99 N/m
= 1,102 s
= 0,102 m
m = 0,34 kg
X1 = 0,02 m
X2 = 0,017 m
Pencarian:
Frekuensi pribadi dengan redaman
k
n m
1769,99 N /m
0,34 kg
28
= 72,15 rad/s
n = 2f
n
2
f =
72,15 rad / s
2 x 3,14
= 11,48 Hz
Pengurangan logaritma
= ln
x1
x2
= ln
0,02m
=0,1625
0,017 m
Rasio redaman
=
2
0,1625
2 x 3,14
= 0,0259
Koefisien redaman
c = ccr = 2
km
=2 x 0,0259 x
1769,99 N /m x 0,34 kg
= 1,271 N s/m
1
2
= 72,15 rad/s
= 72,13 rad/s
1
2
(0,0259)
29
2. Menggunakan 2 pegas
Diketahui: k
= 1769,99 N/m
= 1,54 s
= 0,11 m
m = 0,34 kg
X1 = 0,015 m
X2 = 0,011 m
Pencarian:
kev = k1 + k2
= 1769,99 N/m + 1769,99 N/m
= 3539,98 N/m
Frekuensi pribadi dengan redaman
k
n m
3539,98 N /m
0,34 kg
= 102,04 rad/s
n = 2f
f =
n
2
102,04 rad /s
2 x 3,14
= 16,24 Hz
Pengurangan logaritma
= ln
x1
x2
= ln
0,015m
=0,31
0,011 m
30
Rasio redaman
=
2
0,31
2 x 3,14
= 0,0494
Koefisien redaman
c = ccr = 2
km
=2 x 0,0494 x
3539,98 N /m x 0,34 kg
= 3,43 N s/m
1
2
= 102,04 rad/s
1
2
(0,0494)
= 101,92 rad/s
3. Menggunakan 3 pegas
Diketahui: k
= 1769,99 N/m
= 1,39 s
= 0,023 m
m = 0,34 kg
X1 = 0,011 m
X2 = 0,009 m
Pencarian:
kev = k1 + k2 + k3
= 1769,99 N/m + 1769,99 N/m + 1769,99 N/m
= 5309,97 N/m
Frekuensi pribadi dengan redaman
31
k
n m
5309,97 N /m
0,34 kg
= 124,97 rad/s
n = 2f
n
2
f =
124,97 rad /s
2 x 3,14
= 19,89 Hz
Pengurangan logaritma
= ln
x1
x2
= ln
0,011 m
=0,201
0,009m
Rasio redaman
=
2
0,201
2 x 3,14
= 0,032
Koefisien redaman
c = ccr = 2
km
=2 x 0,032 x
5309,97 N /m x 0,34 kg
= 2,72 N s/m
32
D = n
1
2
= 124,97 rad/s
1
2
(0,032)
= 124,91 rad/s
Tabel 4. 2 Data hasil perhitungan praktikum getaran dengan redaman
Zeta
Redaman
(c)
Frek.
Pengujian
(Hz)
0,017
0,0259
1,271
72,13
0,015
0.011
0,0494
3,43
101,92
0.011
0,009
0,032
2,72
124,91
Jumlah
pegas
Kekakuan
(N/m)
X1
(m)
X2
(m)
1769.99
0.02
3539.98
5309.97
4.3 Pembahasan
Pada pratikum pertama, yaitu saat percobaan tanpa redamam terdapat
perbedaan nilai frekuensi pribadi antara teoritis dengan hasil pengujian. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun kemungkinan faktor itu disebabkan,
antara lain:
Faktor yang pertama berasal dari penguji itu sendiri, bisa jadi penguji
melakukan kesalahan dalam pengukuran dan pengujian yang menyebabkan
datanya berbeda.
Faktor kedua yaitu kurang kalibrasiya alat ukur yang kami gunakan. Alat
ukur ini sangat menentukan hasil yang didapat, sehingga terjadi perbedaan
antara teoritis dengan pengujian.
Dalam percobaan pertama ini juga diberikan perbedaan jumlah pegas dan
massa yang digunakan. Saat penggulung kertas bekerja, ada terjadi kesalahan
seperti: kertas penggulung tersangkut pada dinding grafik, kertas penggulung
tidak dapat berputar lagi karena melebihi kapasitas dan juga saat melakukan
peregangan pegas.
33
Dari hasil perhitungan yang dilakukan, terlihat bahwa nilai frekuensi
pribadi sangat berpengaruh dari jumlah pegas (konstantanya) dan juga massa
benda. Dari perhitungan terlihat bahwa frekuensi pribadi berbanding lurus dengan
jumlah pegasnya (konstanta) tetapi berbanding terbalik dengan massa bendanya.
Pada percobaan yang kedua, yaitu saat percobaan dengan redaman, nilai
Zeta ( juga berpengaruh terhadap jumlah pegas (konstanta) dan massa
benda. Zeta (
34
4. Nilai zeta ( ) berbanding lurus dengan kekakuan pegas maupun dengan
massa yang digunakan.
5. Dapat diketahui bahwa untuk getaran bebas dengan redaman nilai X1
(amplitudo 1) akan selalu lebih besar daripada nilai X2 (amplitudo 2)
sebagai akibat dari adanya peredam.
6. Nilai frekuensi pribadi berbanding terbalik dengan nilai massa yang
digunakan. Semakin berat massanya maka harga frekuensi pribadi akan
semakin kecil.
5.2 Saran
Adapun saran yang bisa disampaikan praktikan antara lain adalah:
1. Dalam pengujian getaran sebaiknya lebih diperhatikan lagi antara waktu
pelepasan massa yang ditarik dengan menjalankan kertas harus serentak
sehingga diperoleh hasil yang bagus.
2. Alat pengujian sebaiknya dirancang ulang kembali karena masih terdapat
kekurangan, seperti tepat penggulungan kertas yang terlalu kecil dan
gesekan antara alur pembawa massa dengan rumahnya agar dapat
diperkecil sehingga memaksimalkan percobaan.
3. Untuk mendapatkan grafik hasil pengujian yang baik, sebaiknya gunakan
kertas yang mempunyai tekstur yang kasar dan tidak berminyak pada saat
pengujian.Pastikan pena pencatat tidak macet.
4. Alat ukur getaran sebaiknya dikalibrasi, sehingga hasil pengukuran yang
didapat valid.
35
DAFTAR PUSTAKA
Chan,
Yefri.
Getaran
Bebas.
29
September
2013.
http://yefrichan.wordpress.com/2010/10/13/getaran-bebas.html
Wikipedia.
Getaran.
29
September
2013.
http://id.wikipedia.org//wiki//getaran.html
Chan,
Yefri.
Getaran
Mekanik.
30
September
2013.
http://yefrichan.files.wordpress.com//2010/05/diktat-getaran-mekanik1.pdf
36