Anda di halaman 1dari 54

AKIFER DAN

BERBAGAI
PARAMETER
HIDROLIKNYA

TERMINOLOGI LAPISAN AKIFER


DAN BUKAN AKIFER

Akifer (Aquifer) : Lapisan yang dapat


menyimpan dan mengalirkan air dalam
jumlah yang ekonomis. Contoh : Pasir,
kerikil, batupasir, batu gamping rekahan.
Akiklud (Aquiclude) : Lapisan yang
mampu menyimpan air, tetapi tidak
dapat mengalirkan air dalam jumlah yang
berarti, misalnya lempung, serpih, tuf.

TERMINOLOGI LAPISAN AKIFER


DAN BUKAN AKIFER

Akifug (Aquifug) : Lapisan batuan yang


kedap air, tidak dapat menyimpan dan
mengalirkan air, misalkan batuan
kristalin, batuan metamorf.
Akitar (Aquitard) : Lapisan batuan
yang dapat menyimpan air dan
mengalirkan dalam jumlah yang
terbatas, misalnya lempung pasiran.

MEDIA PENYUSUN AKIFER


Porositas Primer

Antar Butiran

Porositas Sekunder

Rekahan

Pelarutan

JENIS-JENIS AIR (WHITE,


1957)

Air Juvenil : Air yang berasal dari hasil


proses pembekuan larutan magma dan
bukan merupakan bagian dari hidrosfir.
Air Meteorik : Air yang berasal dari siklus
hidrologi.
Air Konnat : Merupakan air fosil, yaitu air
meteorik yang terperangkap oleh prosesproses geologi seperti pembentukan
formasi dalam cekungan sedimentasi,
penurunan muka air laut, proses
pengangkatan dan proses lainnya. Jenis air
ini tidak lagi mempunyai hubungan dengan
siklus hidrologi

JENIS-JENIS AIR (WHITE,


1957)

Air Metamorfik : Salah satu bagian dari air


konnat, terjadi akibat proses rekristalisasi
mineral yang mengandung air selama
proses pembentukan batuan metamorf.
Air Magmatik : Air yang berasal dari hasil
pembentukan larutan magma dan
bercampur dengan air meteorik.

TERMINOLOGI AIRTANAH DAN


AIR BAWAH TANAH

SIKLUS HIDROLOGI (J. Bier,


1978)

JENIS-JENIS MATAAIR
(Todd, 1980)
1. Mataair Depresi (Depression
Spring) : Mataair yang disebabkan
karena permukaan tanah memotong
muka airtanah (water table)

JENIS-JENIS MATAAIR
(Todd, 1980)
2. Mataair Kontak (Contact Spring) :
Mata
air akibat kontak antara lapisan
akifer
dengan lapisan impermeabel pada
bagian
bawahnya.

JENIS-JENIS MATAAIR
(Todd, 1980)
3. Mataair Rekahan (Fracture Spring) :
Mataair yang dihasilkan oleh akifer
tertekan yang terpotong oleh
struktur impermeabel.

JENIS-JENIS MATAAIR
(Todd, 1980)
4. Mataair Pelarutan (Solution Tubular
Spring) : Mataair yang terjadi akibat
pelarutan batuan oleh air tanah.

Distribusi Vertikal Airtanah

Pembagian Air Bawah Tanah :


1. Zona Aerasi (Interstices, diisi oleh air
dan udara).
Air vadose (Vadose dari vadosus =
dangkal)
a. Zona airtanah
b. Zona intermedier vadose
c. Zona kapiler

Distribusi Vertikal Airtanah

Pembagian Air Bawah Tanah :


2. Zona Saturasi : Dari lapisan zona
jenuh bagian atas sampai ke lapisan
dasar batuan yang impermeabel
a. Jika Lapisan Impermeabel bagian
atas tidak ada, maka muka airtanah
atau permukaan freatik terbentuk pada
lapisan zona jenuh.
b. Zona Saturasi dapat berada di atas muka
airtanah, karena adanya kapilaritas.
c. Air pada Zona Saturasi disebut Airtanah
(Groundwater or Phreatic Water)

ZONA AERASI

Zona Airtanah :
1. Ada pada saat air hujan jatuh ke
permukaan tanah atau dari aliran irigasi.
2. Zona ini mulai dari permukaan tanah
sampai pada zona akar = f (tipe tanah,
vegetasi).
3. Airtanah berperan memberikan kelembaban
akar.

ZONA AERASI
4. Thin film moisture dikenal sebagai
air
higroskopik.
5. Sangat berperan adanya air kapiler.
6. Pengurangan air melalui mekanisme
gravitasi

ZONA AERASI

Zona Kapiler : Posisi dari muka


airtanah (bagian atas) sampai batas
munculnya air kapiler :
2

hc Cos
r

= tekanan permukaan
= berat spesifik air
r = jari-jari tabung
= kontak miniskus
dengan
dinding tabung

ZONA SATURASI

Pada zona ini airtanah mengisi


seluruh interstices :
Porositas yang dimiliki efektif untuk
menyimpan air.
Spesifik Retensi :
Volume air yang dapat diserap (retain) sejumlah
Wr
Sr =
Kekuatan gravitasi atau volume

ZONA SATURASI

Spesifik Lapangan (Sy)

Wy
gravitasi
Sy =
V

Volume air (setelah jenuh) dapat didrainase selama


=

= Wr + Wy
berhubungan

Volume

semua pori

ZONA SATURASI

Sr dan Sy dapat mempunyai satuan (%)


karena Wr dan Wy adalah total volume
material yang penuh.
Nilai Spesifik Lapangan ditentukan
berdasarkan :
a. Ukuran Butir
b. Bentuk
c. Distribusi Pori
c. Kompaksi Lapisan
d. Waktu Drainase
Secara umum Sy mempunyai kemampuan
untuk meloloskan air.

PARAMETER HIDROLIK
BATUAN
1.
2.
3.
4.

POROSITAS
PERMEABILITAS
TRANSMISSIVITAS (T)
STORATIVITAS (S)

POROSITAS

Perbandingan antara volume ruang natar


butir terhadap volume total batuan.
Porositas tergantung pada kebundaran,
sorting dan kompaksi. Batuan dengan
butir yang semakin membundar dan
sorting yang baik menyebabkan
porositas yang besar, sedang kompaksi
akan memperkecil porositas.

PERMEABILITAS

Kemampuan material batuan untuk


mengalirkan fluida (air).
Batuan dengan porositas yang besar,
mampu menyimpan air, tapi belum
tentu mampu mengalirkan air
(permeabel), contohnya batu lempung.
Tapi sebaliknya batuan yang
permeabel tentu mempunyai
porositas.
Permeabilitas tergantung pada sifat
cairan pori (viskositas), rasio ruang
antar butir, bentuk dan susunan pori
batuan atau struktur tanah.

PERMEABILITAS
Parameter Permeabilitas ada dua :
Konduktivitas Hidrolik (K), satuan
cm/s atau m/s. Nilai K tidak konstan,
tergantung pada media dan fluida
(viskositas dan densitas fluida yang
tergantung pada tekanan dan
temperatur)
Permeabilitas Intrinsik (k), satuannya
cm2 atau m2. Nilai k hanya
tergantung pada sifat fisik

PERMEABILITAS

Hubungan antara Konduktivitas Hidrolik (K)


dengan Permeabilitas Intrinsik (k) adalah :

k .
K

Dimana :
K = Konduktivitas Hidrolik (L/t)
k = Permeabilitas Intrinsik (L2)
= Berat unit cairan (m/L3)
= Viskositas (m/L2)

TRANSMISSIVITAS (T)

Nilai permeabilitas tiap satu meter


akifer, menggambarkan kemampuan
akifer untuk membawa air secara
kuantitatif.

T=K.d
dimana :
T = Transmissivitas
K = Konduktivitas Hidrolik
d = Tebal akifer

STORATIVITAS (S)

Spesifik Lapangan (Sy) untuk


unconfined aquifer atau volume air yang
dapat dikeluarkan dari akifer tertekan.
Dengan kata lain, Storativitas
merupakan volume air yang dapat
dikeluarkan dari akifer per unit
kemiringan permukaan potensial muka
airtanah per satu satuan luas akifer.

STORATIVITAS (S)

Akifer Tertekan, S : 0,001 0,00001


Akifer Bebas, S : 0,3 - 0,01
Rendahnya nilai S untuk akifer
tertekan menggambarkan bahwa
akifer tersebut mempunyai kemiringan
permukaan potensial airtanah yang
cukup terjal sekalipun akibat sedikit
saja menurunnya muka airtanah.

TERIMA KASIH

PROPERTI
AIRTANAH

PROPERTI FISIKA AIRTANAH

Airtanah cenderung untuk mencapai


kesetimbangan kimia-fisika dan hal
ini akan dicapai setelah terjadi
proses-proses di dalam airtanah yang
berlangsung dari waktu ke waktu.
Properti Kimia/Fisika airtanah yang
dapat dikenali di lapangan antara
lain : Temperatur (oC), Derajat
Keasaman (pH), Potensial Redoks
(Eh) dan Daya Hantar Listrik (DHL).

TEMPERATUR (OC)

Temperatur airtanah pada tempat dan


waktu tertentu merupakan hasil dari
bermacam proses pemanasan yang
terjadi di bawah dan/atau di permukaan
bumi (Matthess, 1982)
Dari perbandingan antara temperatur
air pada tubuh air dengan temperatur
ratarata udara lokal saat pengukuran
akan diketahui adanya zonasi
hipertermal, mesotermal, dan
hipotermal.

TEMPERATUR ( C)
O

Zonasi Hipertermal : Zona dimana


temperatur air pada tubuh air tersebut
lebih tinggi dari temperatur rata-rata
udara lokal.
Zonasi Mesotermal : Zona dimana
temperatur air pada tubuh air sama
dengan temperatur rata-rata udara lokal.
Zonasi Hipotermal : Zona dimana
temperatur air pada tubuh air lebih
rendah dari temperatur rata-rata udara
lokal.

Grafik Zonasi Temperatur


Mataair

pH

Karena kadar ion H+ sangat kecil, maka


nilai konsentrasinya ditampilkan dalam
bentuk pH yang mewakili nilai log 9
konsentrasi ion hidrogen
Pada temperatur 25 oC keaktifan ion H+
dan ion OH- pada air adalah 94,
sehingga dengan asumsi konsentrasi
H+ = OH- (1 X 9-7 mol/liter) maka nilai
pH air murni = 7.
Faktor utama penentu keaktifan ion
adalah jumlah reaksi kimia yang
melibatkan ion hidrogen.

pH

Reaksi kimia akan meningkat seiring


dengan perubahan temperatur air.
Perubahan temperatur menyebabkan
pH air berubah dan perubahan pH air
tersebut bergantung pada jenis
endapan akifernya.
Metode paling sederhana untuk
mengetahui nilai pH adalah
menggunakan kertas indikator pH
dengan kesalahan 0,9 unit.

pH

Air yang bersifat asam (pH < 7) terdapat


pada daerahdaerah dengan endapan
vulkanik, sedangkan air yang bersifat basa
(pH > 7) terdapat pada daerahdaerah
dengan batuan Ultramafik (Hem, 1985).
Reaksi antara air dengan batuan
ultramafik membentuk serpentinit. Reaksi
ini mengikat ion H+ lebih besar daripada
konsentrasi yang ada dalam sistem.
Sedangkan pada kasus air panas, pH lebih
rendah karena konsentrasi ion H+ yang di
dalam sistem lebih besar dari yang diikat.

POTENSIAL REDOKS (Eh)

Potensial redoks adalah ukuran


kecenderungan (agresivitas) air untuk
mengoksidasi atau mereduksi unsur yang
terlarut dalam larutan.
Di dalam reaksi kimia hal ini terlihat dalam
jumlah elektron yang dilepas dan elektron
yang diikat.
Potensial redoks dinyatakan dalam satuan
milivolt (mV). Besarnya Eh dapat diukur
dan perbedaan potensial antara elektroda
logam inert yang terbuat dari emas atau
platinum dengan sebuah elektroda lain
yang mempunyai nilai potensial konstan.

POTENSIAL REDOKS (Eh)

Nilai potensial hidrogen dianggap sebagai


nilai nol (baseline), sehingga jika nilai Eh
air lebih besar dari nilai Eh hidrogen,
maka potensial redoksnya positif.
Potensial redoks yang positif
menunjukkan kondisi oksidasi,
sedangkan nilai negatif menunjukkan
kondisi reduksi.

Diagram Eh
pH (Fetter,
1982)

DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

Daya hantar listrik (spesific


conductivity/konduktivitas) adalah ukuran
kemampuan suatu zat menghantarkan arus
listrik dalam temperatur tertentu yang
dinyatakan dalam micromohs per
centimeter oC.
Satuan yang lebih umum digunakan adalah
mikroSiemens (S). Untuk menghantarkan
arus listrik, ionion bergerak dalam larutan
memindahkan muatan listriknya (ionic
mobility) yang bergantung pada ukuran
dan interaksi antar ion dalam larutan.

DAYA HANTAR LISTRIK (DHL)

Nilai daya hantar listrik untuk berbagai jenis


air adalah sebagai berikut (Mandel, 1981) :
- Air destilasi (aquades)
: 0,5 50 S
- Air hujan
: 5,0 30 S
- Airtanah segar : 30 2.000 S
- Air laut
: 45.000 55.000 S
- Air garam (Brine)
: > 90.000 S
Nilai konduktivitas merupakan fungsi antara
temperatur, jenis ionion terlarut, dan
konsentrasi ion terlarut. Peningkatan ionion
yang terlarut menyebabkan nilai
konduktivitas air juga meningkat. Sehingga
dapat dikatakan nilai konduktivitas yang
terukur merefleksikan konsentrasi ion yang
terlarut pada air.

PROPERTI KIMIA
AIRTANAH

Unsurunsur kimiawi yang terkandung


dalam airtanah dapat dibagi menjadi
unsur mayor, unsur minor, dan unsur
jarang.
Unsur utama (unsur mayor) terdiri dari
ionion Mg+, Ca2+, Na+, K+, Cl-, SO42-, dan
HCO3-. Unsur utama ini selalu digunakan
dalam penyajian data kimia airtanah,
sedangkan unsur minor dan unsur jarang
tidak selalu digunakan dan tergantung
kepada aspek hidrogeologi apa yang akan
dipelajari.

PROPERTI KIMIA
AIRTANAH
Penyajian Data Kimia
Sampel Airtanah :
Penyajian Secara
Numerik
Penyajian Secara Grafis

Penyajian Secara Numerik

Data disiapkan dalam bentuk tabel


dan dengan satuan konsentrasi mg/l.
Untuk mengetahui perbandingan
jumlah masingmasing ion dalam
larutan, maka satuan mg/l dikonversi
ke dalam satuan meq/l.
Konversi satuan dilakukan dengan
membagi konsentrasi ion dalam mg/l
dengan konsentrasi ion.

Penyajian Secara Numerik

Konsentrasi ion dapat diketahui dengan membagi


berat atom atau berat molekul dengan valensi
ion. Prosedur perhitungan tersebut dapat dilihat
dalam contoh berikut :
a. Konversi 57 mg Ca/l ke dalam meq/l. Berat
atom Ca
= 40,08. Valensi +2. Jumlah ekivalen: 40,08 / 2
= 20,04 , maka : Ca = 57/20,04 = 2,84 meq/l.
b. Konversi 154 mg HCO3-/l ke dalam meq/l
- Berat atom H ~ 1,00
- Berat atom C 12,011
- Berat atom 0 15,9994
- Berat molekul HC03 = 61,017
- valensi = 1
- Jumlah ekivalen = 61,017
- Maka HCO3- = 154/61,017 = 2,52 meq/l

Penyajian Secara Numerik

Nilai Konversi untuk beberapa kation/anion


yang penting :

Na+

22,9898

Fe2+

27,9235

NO3-

62,005

K+

39,92

Mn2+

27,469

SO42-

48,031

Ca2+

20,04

CO32-

30,005

Cl-

35,453

Mg2+

12,156

HCO3-

61,017

Penyajian Secara Grafis

Pictorial Diagram
a. Diagram Grafik Batang
b. Diagram Lingkar/Radial
Multivarian Diagram
a. Trilinier Diagram (Diagram Piper)
b. Horizontal Diagram (Diagram Stiff dan
Diagram Schoeller)

Pictorial Diagram
(Diagram Grafik Batang)

Pictorial Diagram
(Diagram Lingkar/Radial)

Multivarian Diagram
(Diagram Piper)

Multivarian Diagram
(Diagram Stiff)

Multivarian Diagram
(Diagram Schoeller

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai