4. HORMON PARATIROID
DAN
KALSITONIN
1. HORMON PARATIROID
Hormon paratiroid (HPT) berasal dari kelenjar
paratiroid yg td empat kelenjar kecil, terletak
bilateral pd ujung atas dan bawah kelenjar tiroid.
Fungsi kelenjar paratiroid diketahui sejak th
1891, ketika terlihat adanya gejala yg timbul
akibat terangkatnya kelenjar tsb pd operasi
kelenjar tiroid.
Kemudian th 1900 dilakukan paratiroidektomi
tanpa merusak tiroid, ternyata tindakan ini
menyebabkan tetani, konvulsi dan diakhiri
kematian dg cepat.
3
KALSIUM TULANG
HPT dapat menambah kecepatan resorpsi ion Ca dan
fosfat dari bagian tulang yang stabil. Pengaruh HPT
pada mobilisasi ion Ca dari tulang ke plasma hanya
terjadi bila kadar ion Ca plasma lebih dari 7 mg % .
Hormon paratiroid dpt mempercepat resorpsi tulang
dg menambah kecepatan diferensiasi sel-sel
mesenkim menjadi osteoklas, dan memperpanjang
masa paruh sel-sel tsb.
EKSKRESI KALSIUM
HPT dpt menambah reabsorpsi ion Ca dan
ekskresi fosfat di tubuli ginjal; hal ini mnyebabkn
kadar ion Ca di cairan ekstrasel bertambah.
Paratiroidektomi, menurunkan reabsorpsi Ca di
tubuli distal, sedangkan HPT meningkatkannya.
Bila kadar ion Ca plasma menurun sampai < 7
mg %, ekskresinya akan berkurang karena jml
yg difiltrasi glomerulus menurun dan hampir
seluruh kation ini direabsorpsi di tubuli meskipun
kapasitas reabsorpsinya menurun.
HPT dpt menambah ekskresi fosfat anorganik dr
ginjal, karena reabsorpsi di tubuli proksimal.
10
EFEK LAIN
HPT dpt menurunkan kadar ion Ca, sedangkan
paratiroidektomi menambah kadar ion Ca dalam
air susu ibu dan saliva.
Efek ini berlawanan dengan efek hormon tsb thd
ion Ca plasma.
Karena efek inilah HPT dpt mengadakan
konservasi ion Ca dlm cairan ekstrasel, yaitu dg
mengurangi kecepatan transport ion Ca dr cairan
ekstrasel ke air susu dan saliva.
Jadi bukan saja karena efeknya pada tulang, ginjal
dan usus. HPT juga dpt menurunkan kadar ion Ca
dlm lensa mata.
11
12
HIPERPARATIROIDISME
Pd hewan, pemberian HPT dosis tunggal yg tinggi dpt
menyebabkan perubahan kimia darah yg spesifik utk
hiperparatiroidisme.
Kadar ion Ca sangat meningkat, diikuti penurunan
fosfat plasma.
Bila HPT diberikan utk waktu lama, terjadi dekalsifikasi
tulang dan terbtk kista dlm tulang, deformitas, dan
fraktur spontan tulang.
Ca yg dimobilisasi dr tulang, akan mengumpul di
jaringan lemak, ginjal, dinding lambung, bronkus,
jaringan ikat interstisial, otot jantung dan tunika media
arteriol.
Hewan tsb terlihat tdk mau makan, muntah, diare dan
mengalami atoni otot.
Akhirnya terjadi kematian karena insufisiensi ginjal
13
akibat nefrokalsinosis difus dan nefrolitiasis.
FARMAKOLOGI HPT
HPT hanya dpt diberikan secara suntikan, pemberian oral akan
dirusak oleh enzim proteolitik saluran cerna.
Masa paruhnya kira-kira 20 menit.
Dlm darah, sebagian HPT terikat oleh fraksi a-globulin protein
plasma, ekskresinya melalui urin < 1 %.
INDIKASI.
Dahulu HPT digunakan untuk menjnggikan kadar ion Ca
plasma, akan tetapi kini hipokalsemia diatasi dg pemberian ion
Ca dan/atau dg vitamin D.
SEDIAAN
Suntikan HPT, didpt dr kelenjar paratiroid sapi.
Peneraan hayati utk menentukan aktivitas sediaan dilakukan pd
anjing sehat.
Satu unit HPT potensinya kira2 sama dg 1/1.000 dr jml yg
dibutuhkan utk meningkatkan kadar ion Ca plasma sebesar 1
mg % dlm waktu 16 - 18 jam.
14
KALSITONIN
15
KALSITONIN
Kalsitonin merupakan hormon polipeptida yg berefek
hipokalsemik dan hipofosfatemik.
Pertama kali diisolasi dari kelenjar tiroid.
Hormon polipeptida ini terdiri dari residu 32 asam
amino yg membtk rantai tunggal lurus.
Sekresi dan biosintesis kalsitonin dipengaruhi oleh
kadar ion Ca++ plasma; bila kadar ion ini tinggi maka
kadar hormon pun meningkat, dan sebaliknya.
Pengukuran kadar kalsitonin dg cara imunoassay
didapatkan, kadar basal kalsitonin < 100 pg/ml.
Pemberian infus Ca++ dpt meningkatkan kadar basal
ini sampal 2-3 kali lipat.
Kadar rata2 kalsitonin pd wanita lbh rendah dp pria.
16
MEKANISME KERJA
Efek hipokalsemik dan hipofosfatemik kalsitonin terjadi
akibat efek penghambatan langsung kalsitonin thd
resorpsi tulang oleh sel-sel osteoklas dan osteosit.
Hormon ini kecuali menghambat resorpsi tulang juga
dpt merangsang pembtkan tulang oleh osteoblast.
Meskipun kalsitonin dpt mengurangi efek osteolisis
HPT, tetapi bukan merpkan antihormon paratiroid;
oleh karenanya tdk menghambat aktivasi adenil
siklase sel tulang maupun ambilan Ca++ ke tulang yg
diinduksi oleh HPT.
Kerja kalsitonin tdk dihambat oleh inhibitor sintesis
RNA maupun protein. Nampaknya sebagian efek
kalsitonin diperantarai oleh adanya peningkatan kadar
17
AMP-sikIik di osteoblas.
FARMAKOKINETIK
Kalsitonin hanya dpt diberikan secara parenteral, per
oral cepat dirusak oleh cairan lambung. Sesudah
pemberian SK, kadar puncak dalam plasma tercapai
dlm waktu 15-45 menit. Masa paruh plasma kalsitonin
manusia sekitar 4 menit.
Meskipun masa paruh plasmanya sangat singkat
tetapi masa paruh biologiknya (aktivitasnya) dpt
beriangsung beberapa jam atau beberapa hari.
Metabolisme kalsitonin manusia terutama terjadi di
ginjal. Obat ini tdk dpt melalui barier plasenta tetapi
dpt masuk ke air susu ibu.
18
EFEK SAMPING
Efek samping yang mungkin timbul pada penggunaan
kalsitonin adalah ruam kulit, mual, muntah, diare,
flushing di daerah muka dan malese. Urnumnya keluhan
saluran cerna dan kulit ini berkurang walaupun terapi
diteruskan.
Peningkatan ekskresi Na+ dan air, yang bersifat
sementara pernah dilaporkan pada awal terapi. Hal ini
mungkin berhubungan dengan efek langsung pada ginjal
dan untuk memperbaiki dinarnik sirkulasi. Mungkin pula
terjadi inflamasi pada tempat suntikan. Obat ini tidak
dianjurkan untuk wanita yang menyusui, sedangkan
keamanannya pada wanita hamil belum diteliti.
20
2.2. FARMAKOLOGI
INDIKASI.
Efek hipokalsemk dan hipofosfatemik hormon ini
dimanfaatkan untuk keadaan hiperkalsemia,
misalnya pada hiperparatiroidisme,
hiperkalsemia idiopatik dan keracunan vit D.
Kalsitonin juga efektif untuk dekalsifikasi yang
dapat terjadi pd berbagai kelainan, misalnya pd
osteoporosis yg bertalian dg usia lanjut,
resorpsi tulang yang bertambah pada imobilisasi
penderita; dan
Paget's disease.
21
EFEK SAMPING
Kalsitonin umumnya cukup aman.
Erupsi kulit yang nonspesifik, mual, muntah,
diare dan urtikaria dapat terjadi pada
pengobatan dengan kalsitonin.
Peningkatan ekskresi air dan garam yang
selintas dapat terjadi pada awal pengobatan dan
diduga karena adanya perbaikan hemodinarnik.
Rasa sakit dan peradangan di tempat suntikan
juga dapat terjadi.
22
.
.
24