KELOMPOK 4 :
Elka Hastija Oktaviani
Diana Fauziatul Anwar
Dinda Salsabila Putri Aqila
Nuraeni
Nurah Nur
Nurkhasanah
Yuliyanti
Yuliati Fadillah
Yusril Alfani
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………..
2.1 Definisi Hypoparatiroid.......................................................................................... 3
2.2 Etiologi Hypoparatiroid ......................................................................................... 4
2.3 System Medis Sebagai Strategi Adaptasi Sosial-Budaya ...................................... 7
2.4 Peran perawat dalam menghadapi aneka budaya .................................................. 8
2.5 Aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan prilaku kesehatan ........ 9
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tentang “Asuhan
Keperawatan dengan Hypoparatiroid, Hyperparatiroid, dan Diabetes insipidus”.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu metode pembelajaran pada mata
kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan di Program Studi Sarjana Keperawatan
STIKes Kharisma Karawang. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan masukan, dorongan dan bimbingan
kepada penulis dalam menyusun makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini penulis
menyadari masih jauh dari sempurna, untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik
yang sifatnya konstruktif dari semua pihak untuk perbaikan makalah ini. Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membaca dan bagi
pengembangan ilmu keperawatan.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
2. Tujuan khusus
- Dapat menjelaskan fisiolohis kelenjar paratiroid
- Dapat menjelaskan definisi hipoparatiroid
- Dapat menjelaskan etiologi dari hipoparatiroid
- Dapat menjelaskan patofisiologi dari hipoparatiroid
- Dapat menjelaskan manifestasi klinis dari hipoparatiroid
- Dapat menjelaskan klasifikasi dari hipoparatiroid
- Dapat menjelaskan pemeriksaan-pemeriksaan diagnostik yang
dilakukan pada klien hipoparatiroid
- Dapat menjelaskan penatalaksaan medis pada klien hipoparatiroid
- Dapat menjelaskan komplikasi dari hipoparatiroid
- Dapat menjelaskan asuhan keperawatan pada klien hipoparatiroid
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2. ANATOMI FISIOLOGI
Peran kalsium
Kalsium merupakan unsure mineral yg terdapat dalam tubuh kita,
sekitar 1 kg tubuh kita adalah terdiri dari kalsium. Dalam tulang 99%
tersusun atas garam kalsium yang berikatan dengan fosfat dan lainnya
kalsium berada dicairan ekstrasel dan plasma darah. Pada keadaan
normal kadar kalsium total dipertahankan antara 8.5 – 10.7 mg%.
Mineral kalsium dlam tubuh diperoleh dari makanan yang kemudian
diabsorpsi diusus, jika terjadi kelebihan absorpsi akan dikeluarkan
bersama tinja dan akan disekresi melalui urin.
Keadaan kalsium dalam darah mg/100ml :
- Kalsium serum total : 9.5
- Terikat pada protein :4
- Tidak terikat pada protein : 5.5
- Terionisasi : 4.5
- Berbentuk kompleks :1
3. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Hipoparatiroid dapat berupa hipoparatiroid neonatal, simpel idiopatik
hipoparatiroid, dan hipoparatiroid pascabedah.
a. Idiopatik hipoparatiroid
Pada factor Idiopatik ini misalnya pada penyakit graves, hashimoto
atau mungkin terkait dengan penyakit autoimun.
b. Iatrogenic hypoparathyroidism
Factor Iatrogenik disebabkan karena pemindahan kelenjar paratiroid
selama tiroidektomi, infark kelenjar paratiroid akibat tidak
adekuatnya suplai darah ke kelenjar selama pembedahan, dan adanya
perlengketan kelenjar satu dengan yang lainnya paska operasi.
c. Hipomagnesemia.
d. Sekresi hormon paratiroid yang aktif
e. Gangguan autoimun genetik
4. PATOFISIOOGI
Hipoparatiroid merupakan keadaan menurunnya parathormon (PTH),
yang mengakibatkan menurunnya kadar kalsium serum dan meningkatnya
kadar serum fosfat. Pada keadaan normal PTH berperan meningkatkan
resorpsi tulang untuk mempertahankan keseimbangan kadar kalsium
serum dan juga mengatur sekresi fosfat oleh ginjal sehingga terjadi
keseimbangan kadar kalsium dengan fosfat. Tidak adanya atau
berkurangnya PTH mempengaruhi reabsorpsi kalsium dalam tulang dan
terganggunya pengaturan reabsorpsi kalsium ditubulus ginjal. Dengan
demikian jika kadar PTH menurun maka resorpsi tulang menurun dan
kadar kalsium dalam serum juga akan menurun menimbulkan gejala
kekurangan kalsium seperti iritabilitas neuromuscular misalnya terjadi
kejang tetani. Sementara itu penurunn PTH akan berpengaruh terhadap
penurunan sekresi fosfat diginjal, sehingga terjadi peningkatan kadar
fosfat serum.
Rendahnya kadar kalsium serum mengakibatkan gangguan berbagai
proses tubuh, diantaranya adalah gangguan konduksi jantung, dan
neuromuscular. Pada pasien dengan hipoparatiroid dapat mengakibatkan
kematian karena obstruksi pernapasan akibat adanya tetani atau spasme
laring. Tetani merupakan bentuk khusus kejang spastic yang predileksinya
terutama pada otot –otot fleksor dan jari – jari akibat iritasi saraf periffer
dan ganglion yang berhubungan dengan keadaan hipokalsemia.
b. Chronic Hypoparatiroidism
Pada chronic hypoparatiroid ini lebih banyak terjadi pada factor
Idiopatic.hal tersebut dapat dilihat pada system :
- System integument
Brittle nails ( kerapuhan kuku )
Rambutnya mudah rontok
Kulit kering dan bersisik
- Hal yang tak terduga kalsifikasi muncul pada gangguan
penglihatan dan basal ganglia.hingga cataracacts
- Pada system persarafan mengalami kerusakan otak permanen,
disertai dengan psikosis atau kejang-kejang
- System kardiovaskuler, adanya hypokalsemia mempengaruhi
jantung yang menyebabkan disritmia pada akhirnya akan
mengalami gagal jantung.
6. TEST DIAGNOSTIC
a. Laboratorium
Tetanus terjadi pada kadar kalsium serum yang berkisar dari 5 – 6
mg/dl ( 1,2 hingga 1,5 mmol/L) atau lebih rendah lagi. Nilai
normalnya ( 8,5 – 10,7 mg/dl).
- Serum fosfat terjadi peningkatan
( normal : 2.5 – 4.5mg/100 ml)
b. Pemeriksaan urin
- Rendah atau tidak ada kalsium
c. CT ( Computed tomography ) untuk menunjukkan kalsifikasi otak,
dan menunjukkan hipokalsemia kronis.
d. Pemeriksaan Ophthalmic menunjukan adanya kalsifikasi lensa okuler,
yang dapat menyebabkan pembentukan cataract.
e. Pemeriksaan X – Ray
- Adanya kalsifikasi pada basal ganglia di otak
- Kadang – kadang terjadi kalsifikasi pada serebelum dan fleksus
koroid
- Densitas dari tulang dapat bertambah
7. KOMPLIKASI
Jika pengobatan tidak dimulai dengan cepat pada hypoparatiroid akut
dapat mengakibatkan obstruksi pernapasan sekunder tetani dan
laringospasms. Pada hypoparatiroidisme kronis, komplikasinya adalah
kalsifikasi di mata dan ganglia basal.
8. PENATALAKSANAAN
a. Terapi utama adalah untuk menaikan kadar kalsium serum sampai 9 –
10 mg/dL ( 2,2 – 2,5 mmol/L) dan menghilangkan gejala
hipoparatiroidsme serta hipokalsemia.
b. Apabila terjadi hipokalsemia dan tetanus paskatiroidektomi, terapi
yang harus seger dilakukan adalah pemberian kalsium glukonas
intravena. Jika terapi ini tidak segera menurukan iritabilitas
neuromuskuler dan serangan kejang, preparat sedative seperti
pentobarbital dapat diberikan.
c. Pemberian preparat parathormon parenteral dapat dilakukan untuk
menagatasi hipoparatiroidisme akut disertai tetanus. Namun demikian,
akibat tingginya insidens reaksi alergi pada penyuntikan parathormon,
maka penggunaan preparat ini dibatasi hanya pada hipokalsemia akut.
Pasien yang mendapatkan parathormon memerlukan pemantauan akan
adanya perubahan kadar kalsium serum dan reaksi alergi.
d. Akibat adanya iritabiliats neuromuscular, penderita hipokalsemia dan
tetanus memerlukan lingkungan yang bebas dari suara bising,
hembusan angin yang tiba – tiba, cahaya yang terang atau gerakan
yang mendadak.
e. Trakeostomi atau ventilasi mekanis dibutuhkan bersama dengan obat –
obat bronkodilator jika pasien mengalami gangguan pernapasan.
f. Terai bagi penderita hipoparatiroidisme kronis ditentukan sesudah
kadar kalsium serum diketahui. Diet tinggi kalsium rendah fosfor
diresepkan. Meskipun susu, kuning telur merupakan makanan yang
tinggi kalsium, jenis makanan ini harus dibatasi karena kandung
fosfornya yang tinggi. Bayam juga perlu dihindari karena mengandung
oksalat yang akan membentuk garam kalsium yang tidk larut. Table
oral garam kalsium, seperti kalsium glukonat, dapat diberikn sebagai
suplemen dalam diet. Gel aluminium hidrosida atau aluminium
karbonat ( gelusil, amphojel) diberikan sesudah makan untuk mengikat
fosfat dan meningkatkan ekskresinya lewat traktus gastrointestinal.
g. Preparat vitamin D dengan dosis yang bervariasi dihidrotakisterol
(AT 10 atau Hytakerol), atau ergikal siferol (vitamin D2) atau
kolekalsiferol (vitamin D3) diperlukan dan akan meningkatkan
absorpsi kalsium dari trakstus gastrointestinal.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Riwayat penyakit
- Sejak kapan pasien mengalami tanda dan gejala hipoparatiroidisme
dan tindakan yang sudah dilakukan untuk mengatasi gejala
tersebut
- Apakah perna mengalami operasi khususnya pengangkatan
kelenjar tiroid atau paratiroid
- Apakah pasien perna mengalami tindakan penyinaran pada daerah
leher
- Apakah ada riwayat keluarga dengan penyakit yang sama dengan
pasien
b. Keluhan utama pasien saat ini
- Adakah kelainan bentuk tulang
- Kejang
- Kesemutan pada bibir dan jari – jari tangan
- Kram kaki dan perasaan kaku pada kedua tangan dan kaki
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan integument
- Kulit kering dan kasar
- Kuku mudah rapuh
b. Muskuloskletal
- Kelemahan otot
- Kelainan bentuk tulang
- Kejang otot ( tetani )
- Tanda Chvosteks positif
- Tanda Trausseaus positif
- Adanya kesemutan, paresthesia dank ram ekstremitas
- Kejang dan nyeri otot, tangan dan kaki
c. System persarafan
- Menurunnya kesadaran
- Kehilangan memori
- Nyeri kepala
- Parestesia pada jari – jari tangan dan kaki
d. System pernapasan
- Kesulitan bernapas
- Adanya tanda – tanda bronkospasme dan spasme laring
e. System kardiovaskuler
- Hipotensi
- Aritmia jantung
- Perubahan EKG.
2. Nyeri Akut
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Hormon paratiroid dapat mempengaruhi banyak sistem didalam tubuh
manusia. Efek utama mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat dalam
tubuh. Kelainan hormon paratiroid banyak dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti tumor jinak (adenoma soliter), paratiroid carsinoma, dan
hiperplasia pada sel kelenjar paratiroid yang dapat mengakibatkan
terjadinya hiperparatiroidisme. Hipoparatiroid terjadi apabila kelenjar
paratiroid memproduksi hormon paratiroid lebih sedikit dari biasanya.
2. SARAN
Melihat dari kasus kelainan pada kelenjar paratiroid, maka diharapkan
para tenaga medis dan perawat harus lebih profesional dan
berpengalaman dalam mengkaji seluruh sistem metabolisme yang
mungkin terganggu karena adanya kelainan pada kelenjar paratiroid.
Karena penanganan dan pengkajian yang tepat akan menentukan
penatalaksanaan pengobatan yang cepat dan tepat pula pada kelainan
kelenjar paratiroid.
DAFTAR PUSTAKA