PENDAHULUAN
II.2.
melangkah lebih lanjut untuk menelaah suatu penyakit secara mendalam, terlebih
dahulu harus bisa mengetahui tumbuhan yang dihadapi sehat ataukah sakit. Untuk
keperluan diagnosis, maka pengertian tentang tanda dan gejala perlu diketahui
dengan baik. Pada umumnya tanaman yang sakit akan menunjukkan gejala yang
khusus. Gejala adalah perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri
sebagai akibat adanya serangan suatu penyebab penyakit. Seringkali beberapa
penyebab penyakit menunjukkan gejala yang sama sehingga dengan
memperhatikan gejala saja, tidak dapat ditentukan diagnosis dengan tepat. Dalam
hal ini harus diperhatikan adanya tanda (sign) dari penyebab penyakitnya.
Gejala dapat setempat (lesional) atau meluas (habital, sistemik). Gejala dapat
dibedakan yaitu gejala primer dan sekunder. Gejala primer terjadi pada bagian
yang terserang oleh penyebab penyakit. Gejala sekunder adalah gejala yang terjadi
di tempat lain dari tanaman sebagai akibat dari kerusakan pada bagian yang
menunjukkan gejala primer. Berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi di
dalam sel, gejala dapat dibagi menjadi tiga tipe pokok yaitu :
a. Tipe Nekrotis : Gejalanya disebut nekrosis, meliputi gejala-gejala yang
terjadinya karena adanya kerusakan pada sel atau matinya sel.
b. Tipe Hypoplastis : Gejalanya disebut hipoplasia, meliputi gejala-gejala yang
terjadi karena terhambatnya atau terhentinya pertumbuhan sel
(underdevelopment).
c. Tipe Hyperplastis : Gejalanya disebut hiperplasia, meliputi gejala-gejala yang
terjadi karena pertumbuhan sel yang melebihi biasa (overdevelopment).
Suatu penyebab penyakit pada tumbuhan dibedakan menjadi dua golongan
yaitu yang disebabkan oleh faktor abiotik dan faktor biotik. Penyakit abiotik
adalah penyakit tanaman noninfeksius atau tidak dapat ditularkan antar tanaman
satu dengan yang lain. Oleh sebab itu penyakit abiotik juga disebut sebagai
penyakit noninfeksius (Natawigena, 1995). Agen penyebab penyakit abiotik juga
dibagi menjadi beberapa kelompok diantaranya adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Suhu tinggi
Suhu rendah
Kadar oksigen yang tak sesuai
Kelembaban udara yang tak sesuai
Keracunan mineral
Kekurangan mineral
Senyawa kimia alamiah beracun
c. Virus, Ilmu tentang Virus disebut Virologi. Virus (bahasa latin) = racun.
Hampir semua virus dapat menimbulkan penyakit pada organisme lain. Saat
ini virus adalah mahluk yang berukuran paling kecil. Virus hanya dapat dilihat
dengan mikroskop elektron dan lolos dari saringan bakteri (bakteri filter).
Virus merupakan kesatuan ultramikroskopik yang terdiri dari satu atau dua
bentuk asam nukleat yang dibungkus oleh senyawa protein kompleks (coat
protein atau kapsid). Gejala penyakit yang disebabkan oleh virus sangat
bervariasi. Ada virus yang laten tanpa menimbulkan gejala, ada virus yang
dapat menimbulkan gejala ke seluruh tubuh tanaman, mulai dari tidak berat
sampai sangat berat. Virus tumbuhan biasanya disebarkan oleh serangga
vektor golongan Aphid, leaf hoppers, Trips, tungau, lalat putih atau karena
pembuatan okulasi, penyambungan atau oleh adanya kontak antara tanaman
sakit dengan tanaman sehat. Cara pencegahan penyakit karena virus dilakukan
dengan tindakan vaksinasi. Vaksin pertama yang ditemukan oleh manusia
adalah vaksin cacar, ditemukan oleh Edward Jenner (1789), sedangkan
vaksinasi oral ditemukan oleh Jonas Salk (1952) dalam menanggulangi
penyebab polio. Manusia secara alamiah dapat membuat zat anti virus di
dalam tubuhnya, yang disebut Interferon, meskipun demikian manusia masih
dapat sakit karena infeksi virus, karena kecepatan replikasi virus tidak dapat
diimbangi oleh kecepatan sintesis interferon.
d. Mikoplasma, mikoplasma merupakan organisme prokaryotik seperti bakteri
yang organel-organelnya tidak bermembran. Mikoplasma dapat membentuk
ovoid sampai fillamen dan kadang-kadang menyerupai hifa.
e. Tumbuhan parasit, Tumbuhan parasit adalah tumbuhan yang untuk
kelangsungan hidupnya menggantungkan sebagian atau seluruh sumber
energinya pada tumbuhan lain (disebut tumbuhan inang) dan mengakibatkan
inangnya mengalami kekurangan energi (lihat artikel simbiosis). Dalam
pengertian ini tidak termasuk persaingan antarorganisme, maupun
pemangsaan yang dilakukan oleh beberapa tumbuhan insektivora.Tumbuhan
parasit yang menggantungkan sebagian sumber energi pada tumbuhan inang
disebut parasit fakultatif dan tumbuhan yang sepenuhnya menggantungkan
sumber energi pada tumbuhan inang disebut sebagai parasit obligat (parasit
6
III.1.
III.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Kegiatan Praktikum ke III Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman dengan
materi Mengenal Gejala Penyakit Tumbuhan yang dilaksanakan pada hari Kamis,
23 April 2015 bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Palangka Raya.
III.2.
Nekrotik; cabai, tomat, wortel. Hipoplastis; daun pisang dan Hiperplastis; daun
jeruk), alcohol, aquadest, kapas, dan kertas tissue. Sedangkan alat yang digunakan
adalah mikroskop, lub, obyek glass, cover glass, jarum pentul, dan silet.
III.3.
Prosedur Kerja
IV.1.
IV.
HASIL DAN PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan
Nama Tanaman
Tanaman
Gejala yang
(Nama Ilmiah)
yang
Diamati
Nama
Tipe Gejala
Penyaki
t
Diamati
Penyebab
Penyakit
Daun berwarna
1
Jagung (Zea
Daun dan
hijau
mays)
Batang
kekuningan,
Hipoplasia
Kerdil
(atropi)
Virus
batang pendek
Wortel (Daucus
carota)
Ubi Jalar
(Ipomea
Busuk
Terjadi
Umbi
pembusukan
Nekrosis
Terdapat bercak
kasar dan
Hiperplastis
buah
Bakteri
Erwina
(Soft
Rot)
Kudis
(Scab)
carotavora
Bakteri
Streptomyce
batatas)
Cabai
4
(Capsicum
Buah
annum L.)
menonjol
Busuk kering
s scabies
pada bagian
Cendawan
buah cabai
tampak spora
Nekrosis
Dry rot
berwarna
(Collethotri
cum
capsici)
kecoklatan
Busuk kering
pada bagian
Bawang Daun
5
(Ailium
Pada daun
fistulosom L.)
bawang daun
tampak spora
Nekrosis
Bercak
daun
kecoklatan
Pembekakan
Bakteri
setempat pada
6
(Manikara
(Agrobacter
jaringan
Batang
zapota)
tumbuhan
Hiperplastis
ium
Puru
tumefaciens
sehingga
terbentuk bintilbintil
Bagian disekitar
Daun Terong
7
Pipit (Solanium
Daun
rudepannum)
Daun Jeruk
(Citrus xhytrix)
tulang daun
Hipoplastis
berwarna
Bagian daun
menguning dan
Daun
tampak spora
berwarna
Nekrosis
Vein
clearing
Embun
jelaga
kecoklatan
IV.2.
(Altenaria
porri)
berwarna
Sawo
Cendawan
Pembahasan
Virus
Cendawan
V.
V.1.
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari hasil praktikum ini yaitu tidak
10
V.2.
Saran
Saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan diadakannya praktikum
ini adalah agar praktikum berikutnya praktikan bisa lebih tenang dalam mengikuti
kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
https://ilmuusahatani.wordpress.com/2014/11/21/ilmu-penyakit-tumbuhan/
11