Anda di halaman 1dari 11

I.

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Secara umum tanaman adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang
memiliki manfaat sangat besar terutama bagi kepentingan manusia. Sebagian
besar produk/hasil tanaman tersebut dimanfaatkan oleh manusia untuk
kepentingan hidup dan kehidupannya. Tanaman dikatakan sakit apabila ada
perubahan seluruh atau sebagian organ tanaman yang menyebabkan terganggunya
kegiatan fisiologis sehari-hari. Secara singkat penyakit tanaman adalah suatu
penyimpangan dari keadaan normal. Penyebab sakit bermacam-macam antara lain
cendawan, bakteri, virus, kekurangan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara
(Pracaya, 1999). Definisi penyakit tumbuhan menurut Jones (1987) menyebutkan
bahwa penyakit tumbuhan adalah adanya penyimpangan dalam proses fisiologi
pada tubuh tanaman. Sedangkan menurut Triharso (1993), penyakit tumbuhan
secara umum adalah pembicaraan tentang tanaman yang menderita. Hal ini
didasari dari pengertian Plantpathology yang diartinya adalah plant = tumbuhan,
pathos = menderita, dan logos = membicarakan. (Ilmuusahatani,2014).
Penyebab penyakit tanaman bermacam-macam antara lain cendawan,
bakteri, virus, kekurangan air, kekurangan atau kelebihan unsur hara. Dengan
serangan yang dilakukan oleh hama pada tanaman maka tanaman tidak akan
mampu menghasilkan produksi secara maksimal karena terjadinya pembatasan
pertumbuhan akibat hama yang berada pada tanaman budidaya. Hal ini
disebabkan karena proses fisiologi tanaman yang terganggu. Dengan daun dan
batang serta tunas-tunas muda yang habis dimakan oleh hama secara tidak
langsung tanaman tidak dapat melaukan proses fotosintesis untuk menghasilkan
produksi dengan baik bahkan tidak dapat melakukan fotosentesis. (Wahana
pertanian,2010). Berbagai penyakit tanaman yang umumnya timbul antara lain
bercak daun, kudis, penyakit gosong, penyakit layu, penyakit karat dan penyakit
embun tepung. Penyebabnya berbeda-beda, misal penyakit layu dapat disebabkan
oleh bakteri ataupun jamur. Pengetahuan mengenai berbagai jenis mikroorganisme
yang menyebabkan penyakit sangat diperlukan, sehingga kita bisa merencanakan

bagaimana cara penanganan penyakit tersebut (Pracaya, 1999). Penyebab penyakit


dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu biotik atau parasit dan abiotik atau non
parasit. Biotik yaitu penyebab penyakit yang sifatnya menular atau infeksius,
msalnya jamur, bakteri, nematoda, mycoplasma dan tanaman tinggi parasitik.
Abiotik yaitu penyebab penyakit yang sifatnya tidak menular atau non infeksius.
Penyakit-penyakit karena penyebab abiotik sering disebut penyakit
fisiologis/fisiogenis, sedangkan patogennya disebut fisiopath. Fisiopath tersebut
antara lain kondisi cuaca yang tidak menguntungkan, kondisi tanah yang kurang
baik, dan kerusakan karena mekanik dan zat-zat kimia (Semangun, 1994).
Utamanya yang menyerang tanaman adalah pathogen. Pada waktu sekarang telah
dikenal banyak macam patogen tumbuhan dan tidak sedikit diantaranya yang
mempunyai arti ekonomi penting. Patogen adalah organisme penyebab penyakit
tanaman. Patogen (pathos = menderita + gen = asal-usul) merupakan agen yang
menyebabkan penderitaan (sakit). Setiap macam tanaman dapat diserang oleh
banyak macam patogen tumbuhan, begitu pula satu macam patogen ada
kemungkinan dapat menyerang sampai berpuluh-puluh tanaman. Sering pula
terjadi, bahwa patogen tumbuhan tertentu dapat menyerang satu macam organ
tanaman atau ada pula yang menyerang berbagai macam organ tanaman. Untuk
mengatasi kesulitan tersebut, maka diadakan klasifikasi penyakit tumbuhan
sehingga memudahkan kita untuk mempelajari penyakit tumbuhan menurut
kepentingannya masing-masing.sampai sekarang kita telah mengenal berbagai
kretaria yang digunakan untuk maksud tersebut.
I.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman dengan materi
tentang Mengenal Gejala Penyakit Tumbuhan adalah :
a. Agar mahasiswa dapat mengenal dan membedakan gejala penyakit tumbuhan.
b. Agar mahasiswa mengetahui penyebab penyakit berdasarkan gejala dan tanda
yang diamati khususnya yang disebabkan cendawan, bakteri dan virus.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Penyakit Tumbuhan dan Konsep Timbulnya Penyakit

Penyakit tanaman adalah gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh


mikroorganisme. Mikroorganisme itu dapat berupa virus, bakteri, dan jamur.
Penyebaran penyakit tanaman dapat melalui angin, air, atau serangga. Penyakit
tanaman dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu penyakit sistematik dan penyakit
lokal. Penyakit sistematik adalah penyakit yang menyebar ke seluruh tubuh
tanaman, sehingga seluruh tanaman akan sakit. Penyakit lokal adalah penyakit
yang hanya tedapat disuatu tempat atau bagian tertentu, misalnya pada buah,
bunga, daun, cabang, batang atau akar (Sunaryono, 1981). Penyakit tanaman
merupakan penyimpangan dari sifat normal yang menyebabkan tanaman tidak
dapat melakukan kegiatan fisiologis seperti biasanya. Ada tiga faktor yang
mendukung timbulnya penyakit yaitu tanaman inang, penyebab penyakit, dan
faktor lingkungan. Tanaman inang adalah tanaman yang diserang oleh patogen.
Patogen ada dua yaitu fisiopath yang bukan organisme dan parasit yang
meruapakan organisme seperti jamur, bakteri, dan virus (Motoredjo, 1989).
Fisiopath merupakan faktor lingkungan yang tidak tepat bagi tanaman, misalnya
suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, adanya gas beracun yang berasal dari
pencemaran ataupun hasil samping metabolisme tanaman itu sendiri dan
kurangnya unsur hara pada tanah (Pyenson, 1979).
Konsep timbulnya penyakit diawali dengan menunjuk pathogen sebagai
penyebab penyakit utama, yang selanjutnya diketahui pada berbagai macam buku
teks mengenai konsep timbulnya penyakit umumnya dianut tiga segitiga penyakit.
Komponen tersebut adalah inang, pathogen dan lingkungan dan berkembang
menjadi segi empat penyakit. Beberepa factor komponen dalam penyakit ini
selanjutnya dapat diuraikan kembali sehingga konsep timbulnya suatu penyakit
menjadi lebih berkembang.

II.2.

Gejala Penyakit Tumbuhan


Di dalam mempelajari ilmu penyakit tumbuhan sebelum seseorang

melangkah lebih lanjut untuk menelaah suatu penyakit secara mendalam, terlebih
dahulu harus bisa mengetahui tumbuhan yang dihadapi sehat ataukah sakit. Untuk

keperluan diagnosis, maka pengertian tentang tanda dan gejala perlu diketahui
dengan baik. Pada umumnya tanaman yang sakit akan menunjukkan gejala yang
khusus. Gejala adalah perubahan yang ditunjukkan oleh tumbuhan itu sendiri
sebagai akibat adanya serangan suatu penyebab penyakit. Seringkali beberapa
penyebab penyakit menunjukkan gejala yang sama sehingga dengan
memperhatikan gejala saja, tidak dapat ditentukan diagnosis dengan tepat. Dalam
hal ini harus diperhatikan adanya tanda (sign) dari penyebab penyakitnya.
Gejala dapat setempat (lesional) atau meluas (habital, sistemik). Gejala dapat
dibedakan yaitu gejala primer dan sekunder. Gejala primer terjadi pada bagian
yang terserang oleh penyebab penyakit. Gejala sekunder adalah gejala yang terjadi
di tempat lain dari tanaman sebagai akibat dari kerusakan pada bagian yang
menunjukkan gejala primer. Berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi di
dalam sel, gejala dapat dibagi menjadi tiga tipe pokok yaitu :
a. Tipe Nekrotis : Gejalanya disebut nekrosis, meliputi gejala-gejala yang
terjadinya karena adanya kerusakan pada sel atau matinya sel.
b. Tipe Hypoplastis : Gejalanya disebut hipoplasia, meliputi gejala-gejala yang
terjadi karena terhambatnya atau terhentinya pertumbuhan sel
(underdevelopment).
c. Tipe Hyperplastis : Gejalanya disebut hiperplasia, meliputi gejala-gejala yang
terjadi karena pertumbuhan sel yang melebihi biasa (overdevelopment).
Suatu penyebab penyakit pada tumbuhan dibedakan menjadi dua golongan
yaitu yang disebabkan oleh faktor abiotik dan faktor biotik. Penyakit abiotik
adalah penyakit tanaman noninfeksius atau tidak dapat ditularkan antar tanaman
satu dengan yang lain. Oleh sebab itu penyakit abiotik juga disebut sebagai
penyakit noninfeksius (Natawigena, 1995). Agen penyebab penyakit abiotik juga
dibagi menjadi beberapa kelompok diantaranya adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Suhu tinggi
Suhu rendah
Kadar oksigen yang tak sesuai
Kelembaban udara yang tak sesuai
Keracunan mineral
Kekurangan mineral
Senyawa kimia alamiah beracun

h. Senyawa kimia pestisida


i. Polutan udara beracun
j. Hujan es dan angin
Penyakit biotik merupakan penyakit tanaman yang disebabkan oleh suatu
organisme infeksius bukan binatang sehingga dapat ditularkan dari satu tanaman
ke tanaman yang lainnya. Agen-agen biotik atau pathogen-patogen tanaman
meliputi organisme-organisme sebagai berikut :
a. Jamur (Fungi), Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil
sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler
dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa
dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium.
Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara
generatif.
b. Bakteri, Bakteri merupakan organisme yang paling banyak jumlahnya dan
lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang lain . Bakteri memiliki
ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-tempat
yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang
merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan mahluk
hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot serta
umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis). Bakteri
dibagi menjadi 2 subkingdom, yaitu Arkhaebakteria dan Eubakteria.
Perbedaan antara subkingdom arhaebakteria dan eubakteria adalah komposisi
RNA ribosomnya. Subkingdom eubakteria adalah seluruh anggota bakteri
selai arkhaebakteria. Eubhakteria ini sering dianggap sebagai bakteri yang
sesungguhnya. Bakteri bereproduksi secara vegetative/aseksual dengan
membelah diri secara biner. Ada tiga proses para seksual yang telah diketahui,
yaitu transformasi , konjugasi dan transduksi.Bentuk bakteri sangat bervariasi,
tetapi secara umum ada 3 tipe, yaitu :
1. Bentuk batang / silindris.
2. Bentuk bulat / kokus
3. Bentuk spiral / spirilium.

c. Virus, Ilmu tentang Virus disebut Virologi. Virus (bahasa latin) = racun.
Hampir semua virus dapat menimbulkan penyakit pada organisme lain. Saat
ini virus adalah mahluk yang berukuran paling kecil. Virus hanya dapat dilihat
dengan mikroskop elektron dan lolos dari saringan bakteri (bakteri filter).
Virus merupakan kesatuan ultramikroskopik yang terdiri dari satu atau dua
bentuk asam nukleat yang dibungkus oleh senyawa protein kompleks (coat
protein atau kapsid). Gejala penyakit yang disebabkan oleh virus sangat
bervariasi. Ada virus yang laten tanpa menimbulkan gejala, ada virus yang
dapat menimbulkan gejala ke seluruh tubuh tanaman, mulai dari tidak berat
sampai sangat berat. Virus tumbuhan biasanya disebarkan oleh serangga
vektor golongan Aphid, leaf hoppers, Trips, tungau, lalat putih atau karena
pembuatan okulasi, penyambungan atau oleh adanya kontak antara tanaman
sakit dengan tanaman sehat. Cara pencegahan penyakit karena virus dilakukan
dengan tindakan vaksinasi. Vaksin pertama yang ditemukan oleh manusia
adalah vaksin cacar, ditemukan oleh Edward Jenner (1789), sedangkan
vaksinasi oral ditemukan oleh Jonas Salk (1952) dalam menanggulangi
penyebab polio. Manusia secara alamiah dapat membuat zat anti virus di
dalam tubuhnya, yang disebut Interferon, meskipun demikian manusia masih
dapat sakit karena infeksi virus, karena kecepatan replikasi virus tidak dapat
diimbangi oleh kecepatan sintesis interferon.
d. Mikoplasma, mikoplasma merupakan organisme prokaryotik seperti bakteri
yang organel-organelnya tidak bermembran. Mikoplasma dapat membentuk
ovoid sampai fillamen dan kadang-kadang menyerupai hifa.
e. Tumbuhan parasit, Tumbuhan parasit adalah tumbuhan yang untuk
kelangsungan hidupnya menggantungkan sebagian atau seluruh sumber
energinya pada tumbuhan lain (disebut tumbuhan inang) dan mengakibatkan
inangnya mengalami kekurangan energi (lihat artikel simbiosis). Dalam
pengertian ini tidak termasuk persaingan antarorganisme, maupun
pemangsaan yang dilakukan oleh beberapa tumbuhan insektivora.Tumbuhan
parasit yang menggantungkan sebagian sumber energi pada tumbuhan inang
disebut parasit fakultatif dan tumbuhan yang sepenuhnya menggantungkan
sumber energi pada tumbuhan inang disebut sebagai parasit obligat (parasit
6

sejati). Parasit fakultatif masih memiliki organ fotosintetik yang berfungsi


secara normal sebagaimana tumbuhan bukan parasit. Contoh kelompok
pertama ini misalnya mistletoe. Contoh kelompok kedua (parasit sejati) adalah
tali putri (Cuscuta), benalu, dan padma (Rafflesia).

III.1.

III.
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Kegiatan Praktikum ke III Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman dengan

materi Mengenal Gejala Penyakit Tumbuhan yang dilaksanakan pada hari Kamis,
23 April 2015 bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Palangka Raya.
III.2.

Bahan dan Alat


Bahan yang digunakan adalah bagian dari tanaman yang bergejala (gejala

Nekrotik; cabai, tomat, wortel. Hipoplastis; daun pisang dan Hiperplastis; daun
jeruk), alcohol, aquadest, kapas, dan kertas tissue. Sedangkan alat yang digunakan
adalah mikroskop, lub, obyek glass, cover glass, jarum pentul, dan silet.
III.3.

Prosedur Kerja

Prosedur kerja dari praktikum ini adalah :


a. Mengamati gejala penyakit kemudian dengan gambarkan (dokumentasi Foto),
menyebutkan cirri-ciri atau penampakan fisiologis dari gejala tersebut.
b. Mengamati secara mikroskopis penyebab penyakit dengan berdasarkan tanda
yang tampak dan gambar serta menyebutkan bagian-bagiannya.

IV.1.

IV.
HASIL DAN PENGAMATAN
Tabel Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil pengamatan Mengenal Gejala Penyakit Tumbuhan.


Bagian
No

Nama Tanaman

Tanaman

Gejala yang

(Nama Ilmiah)

yang

Diamati

Nama
Tipe Gejala

Penyaki
t

Diamati

Penyebab
Penyakit

Daun berwarna
1

Jagung (Zea

Daun dan

hijau

mays)

Batang

kekuningan,

Hipoplasia

Kerdil
(atropi)

Virus

batang pendek

Wortel (Daucus
carota)
Ubi Jalar
(Ipomea

Busuk

Terjadi
Umbi

pembusukan

Nekrosis

umbi dan berair


Umbi

Terdapat bercak
kasar dan

Hiperplastis

buah

Bakteri
Erwina

(Soft
Rot)
Kudis
(Scab)

carotavora
Bakteri
Streptomyce

batatas)

Cabai
4

(Capsicum

Buah

annum L.)

menonjol
Busuk kering

s scabies

pada bagian

Cendawan

buah cabai
tampak spora

Nekrosis

Dry rot

berwarna

(Collethotri
cum
capsici)

kecoklatan
Busuk kering
pada bagian

Bawang Daun
5

(Ailium

Pada daun

fistulosom L.)

bawang daun
tampak spora

Nekrosis

Bercak
daun

kecoklatan
Pembekakan

Bakteri

setempat pada
6

(Manikara

(Agrobacter

jaringan
Batang

zapota)

tumbuhan

Hiperplastis

ium

Puru

tumefaciens

sehingga

terbentuk bintilbintil
Bagian disekitar

Daun Terong
7

Pipit (Solanium

Daun

rudepannum)

Daun Jeruk
(Citrus xhytrix)

tulang daun

Hipoplastis

berwarna
Bagian daun
menguning dan
Daun

tampak spora
berwarna

Nekrosis

Vein
clearing

Embun
jelaga

kecoklatan

IV.2.

(Altenaria
porri)

berwarna

Sawo

Cendawan

Pembahasan

Virus

Cendawan

V.
V.1.

PENUTUP

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari hasil praktikum ini yaitu tidak

seluruh serangga merupakan hama/organisme yang menyerang tanaman sehingga


mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terganggu,
yang berdampak turunnya kualitas dan kuantitas serta kerugian ekonomis bagi
manusia nsmun sebagian dari golongan serangga ada yang menguntungkan
manusia terutama petani. Serangga-serangga yang menguntungkan ini bersifat
predator dan parasit yang dapat mengurangi populasi dan dapat mengendalikan
hama tanaman. Serangga menguntungkan ini biasanya berasal dari ordo
orthoptera, ordo odonata, ordo diptera, ordo coleoptera merupakan serangga
bersifat predator atau memangsa hama dan ordo hymenoptera yang bersifat parasit
dan menjadikan serangga tanaman sebagai inang. Perbedaan serangga predator
dan serangga parasit yaitu berada pada strategi penanganan hama itu sendiri,
untuk serangga predator ham yang diserang disebut dengan mangsa karena
serangga ini secara langsung menyerang, membunuh dan memakan serangga
hama dan ukuran serangga predator ini biasanya lebih besar dari pada hama yang
dimangsanya. Sedangkan untuk serangga parasit serangga hama yang diserangnya
disebut dengan inang karena sifat serangga ini adalah memparasiti hama serangga
yang dapat menyebabkan sakit hingga kematian pada serangga hama dan
ukurannya biasanya lebih kecil dari pada inangnya. Serangga parasit dan predator
ini sedapat mungkin jangan sampai terbasmi bila perlu dilakukan pelestarian
terutama di lahan pertanian karena serangga ini sangat membantu petani untuk
mengendalikan serangga hama sehingga keberadaan serangga hama tidak sampai
pada ambang batas yang merugikan, sehingga produksi pertanian dapat dihasilkan
secara maksimal.

10

V.2.

Saran
Saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan diadakannya praktikum

ini adalah agar praktikum berikutnya praktikan bisa lebih tenang dalam mengikuti
kegiatan praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
https://ilmuusahatani.wordpress.com/2014/11/21/ilmu-penyakit-tumbuhan/

11

Anda mungkin juga menyukai