PENDAHULUAN
itu, kemajuan suatu organisasi ditentukan pula bagaimana kualitas dan kapabilitas
sumber daya manusia di dalamnya.
Organisasi yang dimaksud tidak terkecuali organisasi pendidikan.
memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dan memajukan daerahnya
dengan meningkatkan daya saing daerah. Dalam upaya meningkatkan kualitas
pelayanan pendidikan kepada masyarakat dan meningkatkan daya saing daerah
dalam bidang pendidikan, diperlukan sumber daya manusia yang mampu
memahami bagaimana menciptakan metode pelayanan yang maksimal sehingga
dicapai pelayanan yang prima bagi masyarakat dan mampu melihat potensi yang
dimiliki daerah kemudian menciptakan inovasi dalam memanfaatkan potensi
daerah.
Di era otonomi daerah, dimana kewenangan terhadap penyelenggaraan
urusan pemerintahan terutama pelayanan masyarakat yang sudah diberikan
kepada daerah, menuntut masing-masing daerah berlomba-lomba memperbaiki
sistem pelayanan kepada masyarakat di tingkat daerah. Perbaikan pelayanan
kepada masyarakat tersebut akan terwujud apabila ada political will dari pimpinan
yang didukung oleh bawahan atau para pegawai daerah ataupun sebaliknya,
kesadaran itu muncul dari bawahan yang kemudian diakomodasi dan didukung
oleh atasan. Begitu juga dalam hal peningkatan daya saing daerah, membutuhkan
sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam menggali dan
memanfaatkan potensi daerah sehingga apa yang dimiliki daerah dapat dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat daerah.
mencari terobosan baru ke arah yang lebih baik, mampu berfikir yang inovatif,
kreatif, ekstratif, suasana kerja yang kondusif sehingga mampu menghasikan
kinerja aparatur yang efektif, efisien dalam proses pembangunan maupun dalam
pemberian pelayanan kepada masyarakat.
Pemerintah daerah sebagai salah satu organisasi publik tentunya
mempunyai tujuan yang sama dengan organisasi lain dalam mengelola sumber
daya manusia pelaksana pada organisasi pemerintah yaitu Pegawai Negeri Sipil
(PNS). Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai penyelenggara negara memiliki
peranan yang sangat besar, karena terwujudnya masyarakat yang kita cita-citakan
tergantung pada sikap mental, tekad dan semangat, ketaatan dan disiplin para
penyelenggara negara serta seluruh elemen masyarakat.
Untuk melaksanakan sebagaian kewenangan dalam bidang kepegawaian,
maka berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, Kepala Daerah memiliki peranan dalam melaksanakan manajemen
kepegawaian daerah meliputi penetapan formasi, pengadaan, pengangkatan,
pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun, gaji, tunjangan, kesejahteraan,
hak dan kewajiban, kedudukan hukum, pengembangan potensi dan pengendalian
jumlah pegawai.
Untuk melaksanakan sebagian kewenangan tersebut di atas, dalam
kenyataannya banyak permasalahan yang cukup krusial khususnya di daerah
kabupaten. Sebagai gambaran adalah kebijakan pengangkatan dalam jabatan
struktural dan mutasi pegawai di daerah yang masih banyak diwarnai nuansa
politis dan berbagai kepentingan baik kepentingan elit politik maupun elit
eksekutif. Sementara pada sisi lain secara normatif berdasarkan pasal 17 ayat (2)
1974
tentang
Pokok-pokok
Kepegawaian,
ditegaskan
bahwa
yang diperlukan. Oleh sebab itu rekruitmen, seleksi dan penempatan Pegawai
Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural harus mempertimbangkan aspek
kompetensi dan kinerja yang telah dilakukannya serta latar belakang pendidikan
dan jabatan sebelumnya. Namun sistem sentralisasi birokrasi yang diwariskan
oleh pemerintah orde baru telah menyebabkan birokrasi terjebak dalam
pengembangan kultur organisasi yang berorientasi vertikal dari pada kultur
horisontal, sehingga norma dan nilai- nilai yang menjadi acuan bertindak lebih
berorientasi pada penguasa yang pada akhirnya berkembang fenomena suka dan
tidak suka dalam birokrasi. Fenomena ini telah merasuk ke dalam birokrasi
pemerintahan daerah, termasuk di dalamnya pemerintah daerah kabupaten
Minahasa Tenggara, khususnya dalam merekrut dan menyeleksi pegawai negeri
untuk menduduki jabatan-jabatan structural yang strategis, sehingga dalam
prakteknya istilah manajemen the right man on the right place jauh dari
kenyataan. Hal demikian menjadi persoalan yang sangat krusial dalam proses
rekruitmen dan seleksi pejabat pada kantor-kantor dinas di daerah termasuk di
kantor dinas pendidikan sekarang ini.
Kabupaten
Minahasa
Tenggara
adalah
kabupaten
baru
di
provinsi Sulawesi Utara, Indonesia, dengan ibu kota Ratahan yang merupakan
pemekaran dari Kabupaten Minahasa Selatan. Kabupaten ini berdiri pada tanggal
23 Mei 2007. Sebagai sebuah kabupaten, tentunya memiliki satuan kerja
perangkat daerah (SKPD)
yang
pendidikan yang
5 PNS
sebelumnya bekerja sebagai guru SMP, 4 PNS bekas guru/kepala SMK, 1 PNS
bekas guru TK, 3 PNS bekas tata usaha SMP/SMA, serta 5 PNS sejak diangkat
sudah menjadi pegawai struktural, dan sisanya adalah PNS muda yang baru di
rekrut.
Dari data ini terlihat bahwa PNS atau sumber daya manusia yang ada di
kantor ini mayoritas berasal dari guru yang di tarik sebagai tenaga struktural.
Direkrutnya para guru ke kantor ini, karena pada awal pemekaran semua Satuan
Perangkat Kerja Daerah (SKPD) kekurangan pegawai, sehingga bukan hanya
dinas Dikpora saja yang merekrut para guru sebagai pegawai, tetapi hampir semua
SKPD juga merekrut para guru untuk dijadikan sebagai personilnya. Pada awal
pembentukan Dinas Dikpora, sumber daya manusia yang direkrut 80% berasal
dari guru SD dan kepala sekolah SD. Sisanya adalah PNS dari kantor camat dan
kantor cabang dinas pendidikan.
Hal ini tentunya memberikan dampak pada rendahnya kinerja dari dinas
ini, karena dengan personil yang sebagian besar berasal dari guru SD, sudah pasti
sebagian besar personil tidak bisa melaksanakan fungsinya secara maksimal
berdasarkan tupoksinya masing-masing. Salah satu contoh adalah kepala bidang
pendidikan menengah di jabat oleh bekas guru SD, kepala bidang perencanaan di
pegang oleh bekas kepala SD. Mereka juga belum pernah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan yang bisa membantu mereka dalam melaksanakan tugas
pokoknya. Setelah 7 (tujuh) tahun berdiri, sumber daya manusia yang ada pada
dinas ini juga tidak banyak berubah karena walaupun sudah ada beberapa pegawai
yang direkrut memiliki latar belakang pendidikan yang lebih baik, tetapi sebagian
besar pejabat yang menduduki jabatan strategis latar belakang pekerjaan
sebelumnya adalah bekas guru yang tidak pernah memegang jabatan kepala
sekolah, bahkan kepala dinas sekarang berlatar belakang guru SD.
Sumber daya manusia yang ada pada dinas ini kenyataannya sebagian
besar tidak melek teknologi. Jangankan mengetahui internet, mengoperasikan
komputer saja tidak mampu sehingga harus merekrut pegawai tidak tetap untuk
membantu PNS yang ada. Padahal sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 48
tahun 2005, tidak memperbolehkan adanya tenaga honorer di lingkungan instansi
pemerintahan.
Perekrutan dan seleksi sumber daya manusia pada dinas ini, tampaknya
belum melalui kajian yang seharusnya.
C. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang permasalahan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini diformulasikan sebagai berikut:
1. Bagaimana rekruitmen dan seleksi sumber daya manusia pada Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Minahasa Tenggara?
2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung pelaksanaan rekruitmen dan seleksi
sumber daya manusia pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Minahasa Tenggara?
3. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan rekruitmen dan seleksi
sumber daya manusia pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Minahasa Tenggara?
10
A. Deskripsi Teoretik
1. Konsep Dasar Manajemen
1.1.
Pengertian Manajemen
Manajemen menurut Manullang (1997:48) adalah, Seni dan ilmu
11
adalah
Fungsi-Fungsi Manajemen
Manajemen tak lepas dari fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan,
12
keputusan
untuk
mempersiapkan
tindakan-tindakan
di
masa
serangkaian
merupakan suatu
pengambilan keputusan
untuk
proses
dilakukannya,
pengambilan
keputusan
yang
telah
13
14
Pengorganisasian adalah
Abdurachman
(1973:78)
berpendapat
bahwa
penggerakan/
pelaksanaan adalah kegiatan manajemen untuk membuat orang lain suka dan
dapat bekerja. Siagian (1980:128), mengatakan bahwa penggerakan adalah
keseluruhan pemberian motif bekerja kepada para bawahan sedemikan rupa
sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi
dengan efisien dan ekonomis.
Terry (2001:181) mengatakan bahwa:
Penggerakan/pelaksanaan adalah mengintegrasikan usaha-usaha anggota
atau kelompok sedemikian rupa sehingga dengan selesainya tugas-tugas
yang diserahkan kepada mereka, mereka memenuhi tujuan-tujuan individual
dan kelompok. Dengan kata lain, menempatkan semua anggota kelompok
agar bekerja secara sadar untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan
sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi.
Pelaksanaan adalah upaya membangkitkan dan mendorong semua anggota
kelompok agar berkehendak dan berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan
dengan ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian
dari pihak pimpinan. Oleh karena itu, tercapainya tujuan bukan hanya tergantung
pada penggerakan dan pengawasan.
15
16
17
Yang dibangun atau dikembangkan melalui proses pembangunan dari SDM itu
dapat dipertanyakan, apanya dari SDM itu yang harus dibangun sehingga
terwujud manusia seutuhnya atau manusia yang berbobot atau yang berkualitas
sesuai dengan hakikat dan sasaran pembangunan nasional Indonesia. Yang perlu
dibangun adalah daya yang berasal atau bersumber dari manusia itu ataukah
manusia yang menghasilkan daya itu yang harus dibangun atau dikembangkan.
Menurut Hasibuan (2003:244) sumber daya manusia adalah kemampuan
terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya
dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya
dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Sumber Daya Manusia
atau man power di singkat SDM merupakan yang dimiliki setiap manusia . SDM
terdiri dari daya fikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya kemampuan setiap
manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya. SDM atau manusia menjadi
unsur utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Peralatan yang handal atau
canggih tanpa peran aktif SDM, tidak berarti apa-apa. Daya pikir adalah
kecerdasan yang dibawa lahir (modal dasar) sedangkan kecakapan diperoleh dari
usaha
(belajar
dan
pelatihan).
Kecerdasan
tolok
ukurnya Intelegence
18
merupakan modal dan kekayaan yang terpenting dari setiap kegiatan manusia.
Manusia sebagai unsur terpenting mutlak dianalisis dan dikembangkan dengan
cara tersebut. Waktu, tenaga dan kemampuanya benar-benar dapat dimanfaatkan
secara optimal bagi kepentingan organisasi, maupun bagi kepentingan individu.
Sebagai faktor pertama dan utama dalam proses pembangunan, SDM selalu
menjadi subjek dan objek pembangunan. Proses administrasi pun sangat
dipengaruhi oleh manajemen sumber daya manusia, dan ada empat macam
klasifikasi sumber daya manusia sebagaimana dikemukakan oleh Ermaya
(1996:2):
1.
19
SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu
tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua, SDM
menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha
kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang
mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat.
Menurut Hariandja (2002:2) sumber daya manusia merupakan salah satu
faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi disamping faktor yang lain
seperti modal. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi
dalam perusahaan yang dikenal dengan manajemen sumber daya manusia.
Menurut Effendi (1995:3), sumber daya manusia menyangkut dimensi,
jumlah karakertistik (kualitas), dan persebaran (penduduk). Meskipun upaya
untuk menyatukan pengertian pengembangan sumber daya manusia telah banyak
dilakukan oleh para pakar, ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai
pengertian pengembangan sumber daya manusia. Tidak tertutup kemungkinan
ketidaksamaan pengertian pengembangan sumber daya muncul sebagai akibat
setiap negara mempunyai pengertian yang disesuaikan dengan kondisi dan
kepentingan masing-masing negara.
Menurut B. Silalahi dan R.B. Silalahi (1995:74), manusia adalah makhluk
yang ingin berperan atau berfungsi. Sejak bayi, seseorang senantiasa
mengadakan gerakan-gerakan fungsional seperti menangis jika lapar atau kurang
nyaman, merangkak menuju suatu tempat, dan seterusnya berkembang menurut
perkembangan fisiologi, mental, bahkan spiritual. Manusia mempunyai
20
21
organisasi bisnis, yang dapat diwujudkanmenjadi potensi nyata secara fisik dan
non-fisik dalam mewujudkan eksistensi organisasi, (Hadari Nawawi, 2003:13).
Mengelola SDM di era globalisasi bukan merupakan hal yang mudah. Oleh
karena itu, berbagai macam supra struktur dan infrastruktur perlu disiapkan untuk
mendukung proses terwujudnya SDM yang berkualitas. Lembaga sekolah yang
ingin tetap eksis dan memiliki citra positif di mata masyarakat tidak akan
mengabaikan aspek pengembangan kualitas SDM-nya. Oleh karena itu peran
manajemen sumber daya manusia dalam organisasi tidak kecil, bahkan sebagai
sentral pengelola maupun penyedia SDM bagi departemen lainnya.
Sumber daya manusia dalam sebuah organisasi merupakan hal yang sangat
penting, seiring dengan makin besarnya perhatian dari berbagai pihak terhadap
mutu kehidupan manusia sesuai dengan kodrat dan martabatnya. Sejalan dengan
itu, Siagian (dalam Kambey, 1999:3) menyatakan bahwa harkat dan martabat
manusia bukan hanya diakui akan tetapi harus dijunjung tinggi pula. Selanjutnya
menurut Handoko (2001:4) keberhasilan pengelolaan sumber daya organisasi
sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan sumber daya manusia. Tujuannya
adalah untuk memberikan organisasi satuan kerja yang efektif.
Atmodiwiryo (2000:206) mendefinisikan sumber daya adalah unsur
pendukung dan penunjang pelaksanaan kegiatan yang terdiri atas tenaga, dana,
sarana dan prasarana. Selanjutnya pengertian ini dipertegas lagi oleh Hadari
Nawawi (dalam Kambey, 1993:3) sebagai berikut:
1)
22
3)
manajemen sumber daya manusia dan telah diterima secara universal. Sejalan
dengan itu Flippo (dalam Handoko, 2001:3) menyatakan bahwa manajemen
personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan
kegiatan-kegiatan
pengadaan,
pengembangan,
pemberian
kompensasi,
23
24
25
Kegiatan fungsi ini terdiri dari pengembangan dan penerapan rencana dan
program-program untuk menjamin agar jumlah maupun tipe personel yang
diperlukan dapat terpenuhi sesuai dengan tempat dimana mereka akan bekerja,
memenuhi prinsip the right man on the right place. Karena itu terkait langsung
dengan perencanaan organisasi kedepan, maka fungsi ini dipandang sangat
penting dalam rangka mencapai tujuan organisasi dimasa yang akan datang.
Perencanaan SDM memiliki keterkaitan dan berpengaruh kepada hampir semua
fungsi MSDM. Meskipun demikian, secara khusus memiliki kaitan yang sangat
erat pada dua aktifitas manajemen sumber daya, yaitu (1) pengadaan staf, dan (2)
manajemen karir
a) Tujuan perencanaan SDM
Secara umum tujuan strategis perencanaan SDM adalah untuk mengidentifikasi
kebutuhan
ketersediaan
SDM
dan
mengembangkan
program-program
26
27
Seleksi merupakan salah satu bagian penting dalam aktivitas atau kegiatan
manajemen sumber daya manusia. Terutama untuk pengadaan tenaga kerja,
karena dengan adanya seleksi maka akan menghasilkan karyawan-karyawan yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan baik dan segi jumlah maupun mutu, yang
akan menjamin kelancaran tugas- tugas dan jalannya aktivitas. Guna mendapat
pegawai/karyawan
seperti
yang
diharapkan,
perusahaan/organisasi
harus
seleksi adalah
karyawan/
28
29
30
e) Tes prestasi (achievement test) mengetes dan mengukur apa pelamar akan
mampu berprestasi mengerjakan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Tes
prestasi ini hendaknya dilakukan secara cermat dan mendalam untuk
mengetahui apa pelamar mempunyai mental serta kemampuan besar dalam
mencapai prestasi kerja optimal.
3)
31
Memeriksa referensi adalah meneliti siapa referensi pelamar, dipercaya atau tidak
untuk memberikan informasi mengenai sifat, perilaku, pengalaman kerja, dan halhal lain yang dianggap penting dari pelamar. Referensi adalah seseorang yang
dapat memberikan informasi dan jaminan mengenai sifat, perilaku dan hal lain
dari pelamar tersebut..
Tahap 5. Evaluasi Medis (Tes Kesehatan)
Tes kesehatan yaitu pemeriksaan kesehatan fisik pelamar apakah memenuhi
spesifikasi yang telah ditentukan untuk jabatan yang bersangkutan. Misalnya
pendengaran, penglihatan (buta warna atau tidak), berpenyakit jantung atau tidak,
mempunyai cacat badan atau tidak.
32
33
34
35
36
Observasi
Observasi yang dilakukan adalah:
37
penelitian, dalam kegiatan ini peneliti berada bersama objek yang diteliti,
(Margono, 2003:158).
b. Observasi tidak langsung. Pengamatan yang akan dilakukan tidak pada saat
berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diselidiki misalnya melalui
berbagai sumber seperti bahan-bahan tulisan berupa berbagai dokumen yang
berkaitan dengan fokus penelitian
2.
Wawancara
Wawancara akan dilakukan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan
fokus penelitian. Wawancara yang akan peneliti lakukan adalah wawancara tak
terstruktur, dimana wawancara ini dilakukan dalam sikap yang informal. Beberapa
hal yang mendorong peneliti untuk melakukan jenis wawancara ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
38
39
3.
Studi Dokumentasi
Dokumen yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi dokumen tertulis
b.
c.
d.
40
e.
mengecek
keabsahan
data
dalam
penelitian
ini,
41
lain pada saat informan itu bersama-sama dengan informan lainnya, atau tidak
bersama dengan informan yang lain.; (4) pengecekan sejawat, (5) kecukupan
referensi, bahan referensi yang akan digunakan untuk meningkatkan kepercayaan
dan kebenaran data dalam penelitian adalah hasil rekaman tape, kamera foto dan
dokumen-dokumen kantor yang terkait dengan fokus permasalahan, seperti
Renstra Dinas Dikpora, rencana perekruitmen dan seleksi sumber daya manusia,
profil dinas, laporan tahunan.
b) Transferabilitas
Transferabilitas hasil penelitian berkaitan dengan pertanyaan sampai
dimanakah penelitian ini dapat digunakan dalam situasi-situasi lain.
Untuk memenuhi kriteria ini, peneliti akan berupaya membangun nilai
transfer penelitian dengan cara melaporkan hasil penelitian seteliti dan secermat
mungkin agar semua pihak dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh
peneliti. Kriteria ini dimaksudkan untuk mengungkapkan secara jelas dan rinci
tentang data yang ditemukan serta memudahkan pemahaman pembaca terhadap
hasil penelitian ini dan dalam penerapannya.
c) Dependabilitas
Kriteria ini akan digunakan dalam rangka menguji tingkat kesesuaian
data yang diperoleh di lapangan, apakah perolehan data dari hasil penelitian dapat
dipertahankan. Cara yang akan digunakan peneliti untuk menetapkan proses
penelitian dapat dipertahankan yaitu dengan audit dependabilitas oleh auditor
independen guna mengkaji kegiatan yang dilakukan.
Untuk itu dalam pemeriksaan, peneliti akan menyediakan bahan-bahan
yang diperlukan seperti catatan lapangan, hasil rekaman tape recorder, dokumen-
42
dokumen dinas, foto-foto, dan hasil analisis data yang berupa rangkuman atau
konsep-konsep, hasil sintesis data yang berhubungan dengan literatur serta catatan
mengenai proses penelitian (metodologi, perencanaan, strategi, dan usaha
keabsahan data).
d) Konfirmabilitas
Kriteria yang keempat ini, akan digunakan untuk mencari tingkat
objektivitas data yang di peroleh dari penelitian dan dilakukan secara bersamaan
dengan analisis data. Penafsiran (interpretasi) data didasarkan pada hubunganhubungan, aspek-aspek umum, pertalian antara satuan-satuan informasi, kategorikategori dan pola setiap aspek.
Peneliti
dengan kaidah penelitian kualitatif dan terbuka bagi pemeriksaan dan verifikasi
oleh orang-orang yang berminat (pembaca) untuk menilai kualitas hasil penelitian
dengan menguji apakah data yang telah diperoleh peneliti setelah dikonfirmasi
tetap stabil.
43
DAFTAR PUSTAKA
Andi, Kirana . 1997. Manajemen Organisasi, Jakarta: Widya Press
Anthony, R.N. dan J. Dearden, 1992. Sistem Pengendalian Manajemen,
(Terjemahan), Jakarta; Erlangga.
Anwar Prabu, Mangkunegara, , 2009. Perencanaan Sumber Daya Manusia.
Bandung, Refika Aditama
Burhanuddin, Analisis Administrasi, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan,
Cet.I, Bumi Aksara, Jakarta, 1994.
Dewa Ketut Sukardi. 1993. Analisis Inventori Minat dan Kepribadian, Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Duncan, J, 1999, Management. Random House, Alabama, USA.
Gay, L. R dan Airasian, P. 2000. Educational Research, Prentice Hall New
Jersey, USA
Ginanjar, Kartasasmita. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat: Memadukan
Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: CIDES.
44
45
46