Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang 2
Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang 2
TUGAS AKHIR
oleh:
I. E. SULASTRI SIHOTANG
060424006
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puja dan puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini. Shalawat serta salam kepada pemilik pribadi mulia Rasulullah Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabatnya, yang membawa kita dari zaman jahiliyah kepada
zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Penyusunan Tugas Akhir ini dengan judul Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang
Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP dan KPP Sumbagut I ini disusun
guna melengkapi syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Program Strata satu (S-1) di
Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan saran
dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis ingin sampaikan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir. M. Sofian Asmirza S.M.Sc, selaku dosen pembimbing utama yang telah
membimbing penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini;
2. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas
Sumatera Utara;
3. Bapak Ir. Faizal Ezeddin, MS, selaku Koordinator Program Pendidikan Ekstension;
4. Seluruh Dosen dan pegawai Universitas Sumatera Utara khususnya Jurusan Teknik Sipil
yang telah mendidik dan membina penulis sejak awal hingga akhir perkuliahan;
5. Pimpinan dan seluruh Staff PT. Pembangunan Perumahan, sebagai Pelaksana proyek yang
telah memberi bimbingan kepada penulis dan bersedia memberikan data-data pendukung;
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
6. Terimakasih yang teristimewa, penulis ucapkan kepada kedua orangtua tercinta, yang telah
mengasuh, mendidik, dan membesarkan serta selalu memberikan dukungan baik moral,
material, maupun doa yang tak henti-hentinya mereka mohonkan kepada Allah SWT
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Begitu juga kepada keluarga yang
telah memberikan seni kehidupan dan dukungan yang tiada henti-hentinya kepada penulis
untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini;
7. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa dan teman-teman yang
memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini kemungkinan belum sempurna, untuk itu
penulis dengan tulus dan terbuka menerima kritikan dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhir kata, sekali lagi penulis sampaikan terimakasih kepada pihak yang telah banyak
membantu dan semoga atas bimbingan serta bantuan moral dan material yang penulis terima
mendapat imbalan dari Allah SWT.
I. E. SULASTRI SIHOTANG
060424006
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
ABSTRAK
Pondasi tiang atau disebut juga pondasi dalam dipergunakan untuk konstruksi beban
berat (high rise building). Sebelum melaksanakan suatu pembangunan konstruksi yang
pertama-tama dilaksanakan dan dikerjakan dilapangan adalah pekerjaan pondasi (struktur
bawah). Pondasi merupakan suatu pekerjaan yang sangat penting dalam suatu pekerjaan teknik
sipil, karena pondasi inilah yang memikul dan menahan suatu beban yang bekerja diatasnya
yaitu beban konstruksi atas.
Tujuan dari studi ini untuk menghitung daya dukung tiang pancang dari hasil sondir,
Standar Penetrasi Test (SPT), dan berdasarkan parameter kuat geser tanah, membandingkan
hasil daya dukung tiang pancang dan menghitung penurunan yang terjadi pada tiang pancang.
Metodologi pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan observasi, pengambilan data
dari pihak proyek serta melakukan studi keperpustakaan. Pada perhitungan daya dukung tiang
pancang dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, untuk data sondir dengan metode
Aoki De Alencar dan metode langsung, untuk data SPT dengan metode Meyerhof dan
berdasarkan parameter kuat geser tanah.
Berdasarkan data sondir, SPT, parameter kuat geser tanah yang diperoleh dan dihitung
dengan beberapa metode diperoleh hasil perhitungan untuk data sondir dengan menggunakan
metode Aoki de Alencar titik-1 Qult = 423.793 ton dan titik-2 Qult = 509.036 ton, dengan
metode langsung titik-1 Qult = 649.980 ton dan titik 2 Qult = 415.563 ton. Untuk data SPT
menggunakan metode Meyerhof diperoleh titik-1 Qult = 350.612 ton dan titik-2 Qult =
385.969 ton. Sedangkam untuk parameter geser tanah titik-1 Qult = 234.572 ton dan titik-2
Qult = 268.259 ton. Untuk penurunan tiang tunggal dihitung menggunakan metode Poulus dan
Davis sebesar 28.27 mm.
Hasil perhitungan daya dukung pondasi terdapat perbedaan nilai, baik dilihat dari
penggunaan metode perhitungan maupun lokasi titik yang ditinjau. Dari hasil perhitungan
dapat disimpulkan daya dukung pondasi yang paling baik digunakan adalah daya dukung tiang
pancang dari data SPT.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
ABSTRAK .........................................................................................................iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR NOTASI ............................................................................................. x
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Umum ............................................................................................ 1
I.2. Latar Belakang .............................................................................. 3
I.3. Tujuan ........................................................................................... 3
I.4. Manfaat ......................................................................................... 3
I.5. Pembatasan masalah ..................................................................... 4
I.6. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Pendahuluan ................................................................................. 6
II.2. Defenisi Tanah ............................................................................. 6
II.3. Penyelidikan Lapangan dengan pengeboran ............................... 7
II.4. Penyelidikan Lapangan dengan SPT ........................................... 8
II.5. Penyelidikan Lapangan dengan Sondir ..................................... 10
II.6. Macam-macam Pondasi ............................................................. 14
II.7. Pengertian Pondasi Tiang Pancang ............................................ 17
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
II.1
II.2
Nilai Faktor empiric untuk tipe tanah yang berbeda ............................ .39
II.3
II.4
II.5
tanah atau
II.7
IV.1 Perhitungan daya dukung pondasi tiang titik S-1 dari sondir ................ ......... 83
IV.2 Perhitungan daya dukung pondasi tiang titik S-2 dari sondir ............... ......... 84
IV.3 Perhitungan tahanan ujung tiang pancang pada titik BH-1
dari data SPT ....................................................................................... ......... 87
IV.4 Perhitungan tahanan ujung tiang pancang pada titik BH-2
dari data SPT ....................................................................................... ......... 88
IV.5 Perhitungan daya dukung tiang pancang berdasarkan parameter kuat
geser tanah pada titik 1 (BH-1) ........................................................... ......... 91
IV.6 Perhitungan daya dukung tiang pancang berdasarkan parameter kuat
geser tanah pada titik 2 (BH-2) ........................................................... ......... 92
IV.7 Perkiraan penurunan tiang tunggal ....................................................... ......... 97
V.1
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
II.1
II.2
II.3
II.4
II.5
II.6
II.7
II.8
II.9
di
laboratorium ........................................................................................ 76
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR NOTASI
PK
= Perlawanan Konus
JP
= Interval pembacaan = 20 cm
Qb
Qs
qc
Ap
Kt
= Keliling tiang
qc
Li
Cu
= kohesi undrained
= Tegangan vertikal
Ko
= koefisien tanah
Pps
As
Sg
Eg
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Umum
Pembangunan suatu konstruksi, pertama tama sekali yang dilaksanakan dan
dikerjakan dilapangan adalah pekerjaan pondasi (struktur bawah) baru kemudian
melaksanakan pekerjaan struktur atas. Pembangunan suatu pondasi sangat besar fungsinya
pada suatu konstruksi. Secara umum pondasi didefenisikan sebagai bangunan bawah tanah
yang meneruskan beban yang berasal dari berat bangunan itu sendiri dan beban luar yang
bekerja pada bangunan ke tanah yang ada disekitarnya.
Struktur bawah sebagai pondasi juga secara umum dapat dibagi dalam dua jenis yaitu
pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pemilihan jenis pondasi ini tergantung kepada jenis
struktur atas, apakah termasuk konstruksi beban ringan atau beban berat dan juga jenis
tanahnya.Untuk konstruksi beban ringan dan kondisi lapisan tanah permukaan cukup baik,
biasanya jenis pondasi dangkal sudah memadai. Tetapi untuk konstruksi beban berat biasanya
jenis pondasi dalam adalah menjadi pilihan, dan secara umum permasalahan perencanaan
pondasi dalam lebih rumit dari pondasi dangkal.
Untuk hal ini penulis mencoba mengkonsentrasikan Tugas Akhir ini kepada
permasalahan pondasi dalam, yaitu tiang pancang. Pondasi tiang pancang adalah batang yang
relative panjang dan langsing yang digunakan untuk menyalurkan beban pondasi melewati
lapisan tanah dengan daya dukung rendah kelapisan tanah keras yang mempunyai kapasitas
daya dukung tinggi yang relative cukup dalam dibanding pondasi dangkal. Daya dukung tiang
pancang diperoleh dari daya dukung ujung (end bearing capacity) yang diperoleh dari tekanan
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
ujung tiang dan daya dukung geser atau selimut (friction bearing capacity) yang diperoleh dari
daya dukung gesek atau gaya adhesi antara tiang pancang dan tanah disekelilingnya.
Secara umum tiang pancang dapat diklasifikasikan antara lain: dari segi bahan ada
tiang pancang bertulang, tiang pancang pratekan, tiang pancang baja, dan tiang pancang kayu.
Dari segi bentang penampang, tiang panang bujur sangkar, segitiga, segi enam, bulat padat,
pipa, huruf H, huruf I, dan bentuk spesifik. Dari segi teknik pemancangan, dapat dilakukan
dengan palu jatuh (drop hammer), diesel hammer, dan hidrolic hammer.
Tiang pancang berinteraksi dengan tanah untuk menghasilkan daya dukung yang
mampu memikul dan memberikan keamanan pada struktur atas. Untuk menghasilkan daya
dukung yang akurat maka diperlukan suatu penyelidikan tanah yang akurat juga. Ada dua
metode yang biasa digunakan dalam penentuan kapasitas daya dukung tiang pancang yaitu
dengan menggunakan metode statis dan metode dinamis.
Penyelidikan tanah dengan menggunakan metode statis adalah penyelidikan sondir dan
standart penetrasi test (SPT). Penyelidikan sondir bertujuan untuk mengetahui perlawanan
penetrasi konus dan hambatan lekat tanah yang merupakan indikasi dari kekuatan daya dukung
lapisan tanah dengan menggunakan rumus empiris.
Penyelidikan standart penetrasi test (SPT) bertujuan untuk mendapatkan gambaran
lapisan tanah berdasarkan jenis dan warna tanah melalui pengamatan secara visual, sifat-sifat
tanah, karakteristik tanah. Data standart penetrasi test (SPT) dapat digunakan untuk
menghitung daya dukung.
Perencanaan pondasi tiang pancang mencakup rangkaian kegiatan yang dilaksanakan
dengan berbagai tahapan yang meliputi studi kelayakan dan perencanaan teknis. Semua itu
dilakukan supaya menjamin hasil akhir suatu konstruksi yang kuat, aman serta ekonomis.
I.2 Latar Belakang
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Adapun latar belakang tugas akhir ini adalah untuk membandingkan hasil penyelidikan
lapangan dari sondir, hasil penyelidikan lapangan dari SPT dan hasil penyelidikan
laboratorium berupa parameter geser tanah dalam menghitung daya dukung pondasi tiang dari
hasil ketiga jenis alat uji tersebut, hasil dari perhitungan tersebut akan dibandingkan, sehingga
akan diperoleh perbedaannya dan juga diharapkan akan diperoleh daya dukung pondasi tiang
yang paling aman serta menguntungkan dari masing masing penyelidikan lapangan tersebut
sehingga dapat diperoleh daya dukung yang baik dimana hasilnya dipakai untuk mendesain
pondasi yang aman dan ekonomis.
I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :
a. Menghitung daya dukung tiang pancang dari hasil sondir, standar penetrasi test, dan
parameter kuat geser tanah.
b. Membandingkan hasil daya dukung tiang pancang dari metode penyelidikan.
c. Menghitung kapasitas kelompok ijin tiang.
d. Menghitung penurunan yang terjadi pada tiang pancang.
I.4 Manfaat
Penulisan Tugas Akhir ini diharapkan bermanfaat bagi :
a. Sebagai bahan referensi bagi siapa saja yang membacanya khususnya bagi mahasiswa
yang menghadapi masalah yang sama.
b. Untuk pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
Pada pelaksanaan proyek pembangunan Gedung Kanwil DJP dan KPP Sumagut I Jalan
Suka Mulia Medan terdapat banyak permasalahan yang dapat ditinjau dan dibahas, maka
didalam laporan ini sangatlah perlu kiranya diadakan suatu pembatasan masalah. Yang
bertujuan menghindari kekaburan serta penyimpangan dari masalah yang dikemukakan
sehingga semua sesuatunya yang dipaparkan tidak menyimpang dari tujuan semula. Walaupun
demikian, hal ini tidaklah berarti akan memperkecil arti dari pokok-pokok masalah yang
dibahas disini, melainkan hanya karena keterbatasan belaka. Namun dalam penulisan laporan
ini permasalahan yang ditinjau hanya dibatasi pada :
a. Hanya ditinjau untuk tiang pancang tegak lurus.
b. Hanya ditinjau pada jenis tiang pancang beton pracetak.
c. Tidak meninjau akibat gaya horizontal.
d. Perhitungan penurunan hanya pada tanah pasir.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pendahuluan
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Pada bab ini akan dibahas mengenai yang umum di pakai dalam penyelidikan di
lapangan dan metode pelaksanaanya. Terutama yang akan dijelaskan disini adalah mengenai
penyelidikan lapangan dengan SPT dan juga dengan Cone Penetration Test (CPT, Sondir).
Pada bab ini juga akan dicoba dibahas mengenai interpretasi secara teoritis, dari hasil
SPT dan Sondir dalam memperkirakan parameter parameter tanah dan korelasi hasil
penyelidikan lapangan tersebut terhadap parameter parameter tanah.
udara dan air, tanah pada kondisi jenuh sebagian (partially saturated). Tanah kering adalah
tanah yang tidak mengandung air sama sekali atau kadar airnya nol.
perkedalaman penetrasi. Cara ini telah dibakukan sebagai ASTMD 1586 sejak tahun 1958
dengan revisi revisi secara berkala sampai sekarang.
Pemancangan biasanya dilakukan dengan beban 140 lbs ( 63.5 kg ) yang dijatuhkan
dari ketinggian 30 atau 75 cm.
Pengamatan dan perhitungan dilakukan sebagai berikut :
a. Mula mula tabung SPT dipukul kedalam tanah sedalam 45 cm yaitu kedalaman yang
diperkirakan akan terganggu oleh pengeboran.
b. Kemudian untuk setiap kedalaman 15 cm dicatat jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk
memasukkannya.
Jumlah pukulan untuk memasukkan split spoon 15 cm pertama dicata sebagai N1. jumlah
pukulan untuk memasukkan 15 cm kedua adalah N2 dan jumlah pukulan untuk
memasukkan 15 cm ketiga adalah N3. jadi total kedalaman setelah pengujian SPT adalah
45 cm dan menghasilkan N1, N2 dan N3.
c. Angka SPT ditetapkan dengan menjumlahkan 2 angka pukulan terakhir (N2+N3) pada
setiap interval pengujian dan dicatat pada lembaran Drilling Log.
d. Setelah selesai pengujian, tabung SPT diangkat dari lubang bor kepermukaan tanah untuk
diambil contoh tanahnya dan dimasukkan kedalam kantong plastik untuk diamati di
laboratorium.
Hasil dari pekerjaan Bor dan SPT kemudian dituangkan dalam lembaran drilling log yang
berisi :
Deskripsi tanah meliputi : jenis tanah, warna tanah, tingkat plastisitas dan
ketebalan
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Jumlah N pukulan memberikan petunjuk tentang kerapatan relatif dilapangan khususnya tanah
pasir atau kerikil dan hambatan jenis tanah terhadap penetrasi. Uji ini biasanya digunakan
untuk tanah yang keras.
tanah pada ujung sondir ( tahanan ujung ) dan gesekan pada selimut sondir ( hambatan lekat
atau gesekan selimut ). Standarisasi alat sondir di Indonesia belum dilakukan hingga saat ini.
Standar alat sondir yang umum digunakan dan telah diterima secara luas tercantum dalam
ASTM D 3441-75T yaitu : sondir yang mempunyai luas proyeksi ujung konus sebesar 10 cm2
dan luas selimutnya sebesar 150 cm2, penetrasi yang dilakukan dengan manual atau hidrolik
dengan kecepatan tidak lebih dari 2 cm/det.
Alat sondir terdiri dari konus atau bikonus yang dihubungkan dengan batang dalam
penyanggah (casing). Kemudian alat sondir ini ditekan kedalam tanah dengan bantuan mesin
sondir hidraulik yang digerakkan secara manual. Ada 2 type ujung konus pada sondir mekanis
yaitu ( lihat Gambar II.1 ) :
Konus biasa, yang diukur adalah perlawanan ujung konus dan biasanya digunakan pada
tanah berbutir kasar, dimana besar perlawanan lekatnya kecil.
Bikonus yang diukur adalah perlawanan ujung konus dan hambatan lekatnya yang
biasanya digunakan pada tanah yang berbutir halus.
Pembacaan tahanan ujung konus dan hambatan lekatnya dilakukan pada setiap kedalaman 20
cm. Cara pembacaan pada sondir secara mekanis adalah secara manual dan bertahap, yaitu
dengan mengukur tahanan ujung dengan alat ukur menometer kemudian baru diukur gesekan
selimaut dan tahanan ujung sehingga hasil laporan adalah pengurangan pengukuran
(pembacaan) kedua terhadap pengukuran (pembacaan) pertama. Cara penetrasi sondir mekanis
(konus dan bikonus). Selanjutnya dilakukan perhitungan bedasarkan rumus sebagai berikut :
-
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Dimana :
PK
JP
= Interval pembacaan = 20 cm
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
b.Untuk mengetahui jumlah hamabatan lekat tanah ( perlawanan geser atau friction
tanah terhadap selubung bikonus yang dinyatakan dalam gaya persatuan panjang )
(a)
(b)
Gambar II.1 Dimensi Alat Sondir Mekanis
a) Konus
b) Bikonus
II.5.3 Cara Pelaporan hasil uji sondir
Cara pelaporan hasil uji sondir biasanya dilakukan dengan menggambarkan variasi
tahanan ujung ( qc ) dengan gesekan selimut ( fs ) terhadap kedalamannya. Bila hasil sondir
diperlukan untuk mendapatkan daya dukung tiang, maka diperlukan harga komulatif gesekan
(jumlah hambatan lekat), yaitu dengan menjumlahkan harga gesekan selimut terhadap
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
kedalaman, sehingga pada kedalaman yang ditinjau dapat diperoleh gesekan total yang dapat
digunakan untuk menghitung gesekan pada kulit tiang.
Besaran gesekan komulatif ( total friction ) diadaptasikan dengan sebutan jumlah
hambatan lekat (JHL). Bila hasil sondir digunakan untuk klasifikasi tanah, maka cara
pelaporan hasil sondir ang diperlukan adalah menggambarkan tahanan ujung ( qc ), gesekan
selimut ( fs ), dan ratio gesekan ( FR ) terhadap kedalaman tanah. Data sondir tersebut
digunakan untuk mengidentifikasi dari profil tanah terhadap kedalaman.
1. Pondasi dangkal
Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung seperti :
a. Pondasi setempat
Biasanya digunakan pada tanah yang mempunyai nilai daya dukung berbeda beda
di satu tempat pada suatu lokasi bangunan yang akan dibangun. Untuk mentransfer beban
yang dipikul oleh pondasi ini, agar dapat merata didistribusikan pada semua tempat
biasanya dibuat beberapa pondasi setempat kemudian dihubungkan dengan plat balok.
Untuk pemakaian pondasi seperti ini biasanya dijumpai pada pondasi rumah tinggal
gedung bertingkat, ataupun gudang gudang tempat penimbunan barang dimana untuk
setiap titik pondasi setempat diteruskan oleh kolom balok ke atasnya ataupun rangka baja
(Gambar II.3.a).
b. Pondasi Menerus
Digunakan pada tanah yang mempunyai nilai daya dukung yang seragam pada satu
lokasi pekerjaan yang akan dibangun. Pemakaian pondasi ini sangat ekonomis dari segi
pelaksanaannya, dan dapat dipakai pasangan batu kali untuk pasangan pondasi bentuk
trapesiumnya dan plat beton untuk dasar pondasi tersebut. Kemampuan pondasi ini dalam
mentransfer beban kebawah pondasi (tanah) dianggap bisa merata akibat kemampuan daya
dukung tanah yang homogen dalam meredam beban yang dipikul oleh pondasi (Gambar
II.3.b).
c. Pondasi Tikar
Jenis pondasi ini umumnya berlaku untuk tanah yang mempunyai nilai daya
dukung tanah yang sangat kecil, dimana jenis tanah tersebut termasuk jenis tanah CH
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
menurut USCS (Unified Soil Classification System). Nilai daya dukung tanah yang sangat
kecil, mengakibatkan kemampuan tanah dalam memberikan daya dukung sangat kecil.
Untuk mendapatkan nilai daya dukung yang maksimum, biasanya digunakan pondasi
seperti ini dengan mengandalkan luasan plat untuk memberikan daya dukung yang
maksimum dan dikombinasikan dengan pondasi tiang ke atas, sehingga nilai friksi
tambahan dapat diharapkan sepanjang tiang untuk menambah nilai friction file antara tiang
dan tanah juga nilai daya dukung ujung (end bearing file) dari luasan pondasi. Mengingat
konstruksi tersebut tidak ekonomis dari segi pelaksanaanya untuk gedung yang sederhana,
maka konstruksi tersebut banyak dipakai pada gedung bertingkat (Gambar II.3.c).
Plat Balok
Beban
Beban
M.T
Pondasi Setempat
Pondasi Setempat
(a)
Pasangan Batu
Kali
Plat Beton
(b)
Beban
Beban
Beban
M.T
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
(c)
Gambar II.3 Tipe tipe pondasi dangkal
2. Pondasi dalam
Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau
batu yang terletak jauh dari permukaan, seperti:
a. Pondasi sumuran (pier foundation) yaitu pondasi yang merupakan peralihan antara
pondasi dangkal dan pondsi tiang (Gambar II.5), digunakan bila tanah dasar yang kuat
terletak pada kedalaman yang relatif dalam, dimana pondasi sumuran nilai kedalaman
(Df) dibagi lebarnya (B) lebih besar 4 sedangkan pondasi dangkal Df/B 1.
b. Pondasi tiang (pile foundation), digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang
normal tidak mampu mendukung bebannya dan tanah kerasnya terletak pada
kedalaman yang sangat dalam (Gambar II.4). Pondasi tiang umumnya berdiameter
lebih kecil dan lebih panjang dibanding dengan pondasi sumuran (Bowles, 1991).
Muka Tanah
Muka Tanah
Tanah keras
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
Perletakan Pondasi Sumuran Pada tanah lempung
Perletakan Pondasi SumuranPada Tanah Keras
USU Repository 2009
(Sistem Kombinasi)
Muka Tanah
umumnya ditentukan oleh kekuatan reaksi tanah dalam mendukung tiang yang dibebani dan
pada kekuatan tiang itu sendiri dalam menahan serta menyalurkan beban diatasnya.
II. 7. 1 Penggolongan pondasi tiang pancang
Pondasi tiang pancang dapat digolongkan berdasarkan pemakaian bahan, cara tiang
meneruskan beban dan cara pemasangannya, berikut ini akan dijelaskan satu perstu
II. 7. 1. 1 Pondasi tiang pancang menurut pemakaian bahan
Pembagian tiang pancang menurut pamakaian bahan terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
A. Tiang Pancang Kayu
Tiang pancang kayu dibuat dari batang pohon yang cabang-cabangnya telah dipotong
dengan hati-hati, biasanya diberi bahan pengawet dan didorong dengan ujungnya yang kecil
sebagai bagian yang runcing. Kadang-kadang ujungnya yang besar didorong untuk maksudmaksud khusus, seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana tanah tersebut akan bergerak
kembali melawan poros. Kadang kala ujungnya runcing dilengkapi dengan sebuah sepatu
pemancangan yang terbuat dari logam bila tiang pancang harus menembus tanah keras atau
tanah kerikil.
Pemakaian tiang pancang kayu ini adalah cara tertua dalam penggunaan tiang pancang
sebagai pondasi. Tiang kayu akan tahan lama dan tidak mudah busuk apabila tiang kayu
tersebut dalam keadaan selalu terendam penuh di bawah muka air tanah. Tiang pancang dari
kayu akan lebih cepat rusak atau busuk apabila dalam keadaan kering dan basah yang selalu
berganti-ganti.
Sedangkan pengawetan serta pemakaian obat-obatan pengawet untuk kayu hanya akan
menunda atau memperlambat kerusakan dari pada kayu, akan tetapi tetap tidak akan dapat
melindungi untuk seterusnya. Pada pemakaian tiang pancang kayu biasanya tidak diijinkan
untuk menahan muatan lebih besar dari 25 sampai 30 ton untuk setiap tiang.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Tiang pancang kayu ini sangat cocok untuk daerah rawa dan daerah-daerah dimana
sangat banyak terdapat hutan kayu seperti daerah Kalimantan, sehingga mudah memperoleh
balok/tiang kayu yang panjang dan lurus dengan diameter yang cukup besar untuk di gunakan
sebagai tiang pancang.
a. Keuntungan pemakaian tiang pancang kayu :
Kekuatan tariknya besar sehingga pada waktu diangkat untuk pemancangan tidak
menimbulkan kesulitan seperti pada tiang pancang beton precast;
Muda untuk pemotongannya apabila tiang kayu sudah tidak dapat masuk lagi ke dalam
tanah;
Tiang pancang kayu lebih sesuai untuk friction pile dari pada end bearing pile karena
tekanannya relatif kecil.
Karena tiang pancang ini harus selalu terletak di bawah muka air tanah yang terendah
agar dapat tahan lama, maka kalau air tanah yang terendah itu letaknya sangat dalam,
hal ini akan menambah biaya untuk penggalian.
Tiang pancang yang di buat dari kayu mempunyai umur yang relative kecil di
bandingkan dengan tiang pancang yang di buat dari baja atau beton, terutama pada
daerah yang muka air tanahnya sering naik dan turun.
Pada waktu pemancangan pada tanah yang berbatu ( gravel ) ujung tiang pancang kayu
dapat dapat berbentuk berupa sapu atau dapat pula ujung tiang tersebut merenyuk.
Apabila tiang kayu tersebut kurang lurus, maka pada waktu dipancangkan akan
menyebabkan penyimpangan terhadap arah yang telah ditentukan.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Tiang pancang kayu tidak tahan terhadap benda-benda yang agresif dan jamur yang
menyebabkan kebusukan.
Precast Concrete Reinforced Pile ini mempunyai tegangan tekan yang besar, hal ini
tergantung dari mutu beton yang di gunakan.
Tiang pancang ini dapat di hitung baik sebagai end bearing pile maupun friction pile.
Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air tanah seperti
tiang pancang kayu, maka disini tidak memerlukan galian tanah yang banyak untuk
poernya.
Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap pengaruh air
maupun bahan-bahan yang corrosive asal beton dekkingnya cukup tebal untuk
melindungi tulangannya.
b. Kerugian pemakaian Precast Concrete Reinforced Pile
Karena berat sendirinya maka transportnya akan mahal, oleh karena itu Precast
reinforced concrete pile ini di buat di lokasi pekerjaan.
Tiang pancang ini di pancangkan setelah cukup keras, hal ini berarti memerlukan
waktu yang lama untuk menunggu sampai tiang beton ini dapat dipergunakan.
Bila memerlukan pemotongan maka dalam pelaksanaannya akan lebih sulit dan
memerlukan waktu yang lama.
Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang pancang ini tergantung
dari pada alat pancang ( pile driving ) yang tersedia maka untuk melakukan
panyambungan adalah sukar dan memerlukan alat penyambung khusus.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Pondasi tiang pancang tipe ini adalah pondasi yang di cetak di tempat dengan jalan
dibuatkan lubang terlebih dahulu dalam tanah dengan cara mengebor tanah seperti pada
pengeboran tanah pada waktu penyelidikan tanah. Pada Cast in Place ini dapat dilaksanakan
dua cara:
1. Dengan pipa baja yang dipancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton dan
ditumbuk sambil pipa tersebut ditarik keatas.
2. Dengan pipa baja yang di pancangkan ke dalam tanah, kemudian diisi dengan beton,
sedangkan pipa tersebut tetap tinggal di dalam tanah.
a. Keuntungan pemakaian Cast in Place
Tiang ini tidak perlu diangkat, jadi tidak ada resiko rusak dalam transport.
Pada saat penggalian lubang, membuat keadaan sekelilingnya menjadi kotor akibat
tanah yang diangkut dari hasil pengeboran tanah tersebut.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
(susunan butir) dari komposisi tanah, panjang tiang yang berada dalam tanah dan
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Tiang pancang H dapat mengalami kerusakan besar saat menembus tanah keras dan
yang mengandung batuan, sehingga diperlukan penguatan ujung.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Tiang ini terdiri dari tiang pancang kayu untuk bagian yang di bawah permukaan air
tanah sedangkan bagian atas adalah beton. Kita telah mengetahui bahwa kayu akan tahan
lama/awet bila terendam air, karena itu bahan kayu disini diletakan di bagian bawah yang
mana selalu terletak dibawah air tanah.
Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :
a. Casing dan core dipancang bersamaan ke dalam tanah hingga mencapai kedalaman yang
telah ditentukan untuk meletakkan tiang pancang kayu tersebut dan harus terletak di
bawah muka air tanah yang terendah;
b. Kemudian core di tarik ke atas dan tiang pancang kayu dimasukkan ke dalam casing dan
terus dipancang hingga mencapai lapisan tanah keras;
c. Setelah mencapai lapisan tanah keras, pemancangan dihentikan dan core ditarik keluar
dari casing. Kemudian beton dicor ke dalam casing sampai penuh terus dipadatkan
dengan menumbukkan core ke dalam casing.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Gambar II.11 Tiang Pancang Water proofed steel pipe and wood pile
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
a. Lapisan tanah keras dalam sekali letaknya sehingga tidak memungkinkan untuk
menggunakan cast in place concrete pile. Sedangkan kalau menggunakan precast
concrete pile akan terlalu panjang sehingga akan sulit dalam pengangkutan dan
biayanya juga akan lebih besar;
b. Muka air tanah terendah sangat dalam sehingga apabila kita menggunakan tiang
pancang kayu akan memerlukan galian yang sangat besar agar tiang pancang tersebut
selalu di bawah muka air tanah terendah.
Cara pelaksanaan tiang ini adalah sebagai berikut :
1) Casing baja dan core dipancang ke dalam tanah hingga mencapai kedalaman yang telah
ditentukan di bawah muka air tanah;
2) Kemudian core ditarik keluar dari casing dan tiang pancang kayu dimasukkan dalam casing
terus dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras;
3) Setelah sampai pada tanah keras core dikeluarkan lagi dari casing dan beton dicor sebagian
ke dalam casing, kemudian core dimasukkan lagi ke dalam casing;
4) Beton ditumbuk dengan core sambil casing ditarik ke atas sampai jarak tertentu sehingga
terjadi bentuk beton yang menggelembung seperti bola di atas tiang pancang kayu tersebut;
5) Core ditarik lagi keluar dari casing dan casing diisi dengan beton lagi sampai padat setinggi
beberapa cm di atas permukaan tanah. Kemudian beton ditekan dengan core kembali
sedangkan casing ditarik ke atas sampai keluar dari tanah.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Gambar II.12 Tiang Pancang Composite ungased concrete and wood pile
Lapisan tanah keras terlalu dalam letaknya bila digunakan cast in place concrete pile;
Letak muka air tanah terendah sangat dalam apabila kita menggunakan tiang composite
yang bawahnya dari tiang pancang kayu.
Gambar II.13 Tiang Pancang Composite dropped shell and pipe pile
II.7.1.2 Berdasarkan cara penyaluran beban yang diterima tiang ke dalam tanah
Berdasarkan cara penyaluran bebannya ke tanah, pondasi tiang dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu :
1. Pondasi tiang dengan tahanan ujung (End Bearing Pile)
Tiang ini akan meneruskan beban melalui tahanan ujung tiang ke lapisan tanah
pendukung.
tanah
lunak
tiang
tanah keras
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Gambar II.15 Pondasi Tiang Pancang Dengan Tahanan Ujung (End Bearing Pile)
Sumber: Ir. Sardjono, H. S. Pondasi Tiang Pancang, Jilid I
2. Tiang pancang dengan tahanan gesekan (Friction Pile)
Jenis tiang pancang ini akan meneruskan beban ke tanah melalui gesekan antara tiang
dengan tanah di sekelilingnya. Bila butiran tanah sangat halus tidak menyebabkan tanah di
antara tiang - tiang menjadi padat, sedangkan bila butiran tanah kasar maka tanah di antara
tiang akan semakin padat.
tiang
tanah
berbutir
kasar
Gambar II.16 Pondasi Tiang Pancang Dengan Tahanan Gesekan (Friction Pile)
Sumber: Ir. Sardjono, H. S. Pondasi Tiang Pancang, Jilid I
3. Tiang pancang dengan tahanan lekatan (Adhesive Pile)
Bila tiang dipancangkan pada dasar tanah pondasi yang memiliki nilai kohesi tinggi,
maka beban yang diterima oleh tiang akan ditahan oleh lekatan antara tanah disekitar dan
permukaan tiang.
tiang
tanah
berkohesif
tinggi
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Gambar II.17 Pondasi Tiang Pancang Dengan Tahanan Lekatan (Adhesive Pile)
Sumber: Ir. Sardjono, H. S. Pondasi Tiang Pancang, Jilid I
3. Kerusakan tiang
Pemilihan ukuran dan mutu tiang didasarkan pada kegunaannya dalam perencanaan,
tetapi setidaknya tiang tersebut harus dapat dipancangkan sampai ke pondasi. Jika tanah
pondasi cukup keras dan tiang tersebut cukup panjang, tiang tersebut harus dipancangkan
dengan penumbuk (hammer) dan tiang harus dijaga terhadap kerusakan akibat gaya
tumbukan dari hammer.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Diantara perbedaaan tes dilapangan, sondir atau cone penetration test (CPT) seringkali
sangat dipertimbangkan berperanan dari geoteknik. CPT atau sondir ini tes yang sangat cepat,
sederhana, ekonomis dan tes tersebut dapat dipercaya dilapangan dengan pengukuran terusmenerus dari permukaan tanah-tanah dasar. CPT atau sondir ini dapat juga mengklasifikasi
lapisan tanah dan dapat memperkirakan kekuatan dan karakteristik dari tanah. Didalam
perencanaan pondasi tiang pancang (pile), data tanah sangat diperlukan dalam merencanakan
kapasitas daya dukung (bearing capacity) dar tiang pancang sebelum pembangunan dimulai,
guna menentukan kapasitas daya dukung ultimit dari tiang pancang. Kapasitas daya dukung
ultimit ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :
Qu = Qb + Qs = qbAb + f.As........................................................... ..............(II.3)
dimana :
Qu
Qb
Qs
qb
Ab
As
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Aoki dan Alencar mengusulkan untuk memperkirakan kapasitas dukung ultimit dari data
Sondir. Kapasitas dukung ujung persatuan luas (qb) diperoleh sebagai berikut :
qb =
qca (base)
............................................................................. ...............(II.4)
Fb
dimana :
qca (base)
= Perlawanan konus rata-rata 1,5D diatas ujung tiang, 1,5D dibawah ujung
tiang dan Fb adalah faktor empirik tahanan ujung tiang tergantung pada
tipe tiang.
s
Fs
.................................................................................... ..............(II.5)
dimana :
qc (side)
Fs
Fb
= Faktor empirik tahan ujung tiang yang tergantung pada tipe tiang.
Faktor Fb dan Fs diberikan pada Tabel II.1 dan nilai-nilai faktor empirik s diberikan pada
Tabel II.2.
Tabel II.1 Faktor empirik Fb dan Fs
Fb
Fs
Tiang Bor
3,5
7,0
Baja
1,75
3,5
Beton Pratekan
1,75
3,5
Tipe Tanah
Tipe Tanah
s (%)
Pasir berlanau
2,2
Tipe Tanah
s (%)
(%)
Pasir
1,4
Pasir kelanauan
2,0
Pasir berlanau
dengan lempung
berpasir
2,4
Lempung
2,8
berpasir
2,8
dengan lanau
Pasir kelanauan
dengan
Lempung
Lempung
2,4
Lanau
3,0
lempung
berlanau
3,0
dengan pasir
Pasir
Lanau
berlempung
2,8
berlempung
dengan lanau
Pasir
berlempung
3,0
dengan pasir
Lanau
3,0
berlempung
3,4
Lempung
berlanau
Lempung
4,0
6,0
Dimana :
Qu = Kapasitas Daya Dukung Tiang Pancang.
q c =Tahanan ujung Sondir (Perlawanan penetrasi Konus pada kedalaman yang ditinjau).
Dapat digunakan faktor koreksi Meyerhoff :
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
- Daya dukung ijin pondasi tiang dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
Q u Ijin =
q c xA p
3
JHLxK t
........................................................... (II.7)
5
Dimana :
Q u Ijin = Kapasitas daya dukung ijin tiang pancang.
qc
JHL
Kt
= Keleling tiang.
Ap
bervariasi terhadap kedalaman. Oleh sebab itu pengambilan harga q c untuk daya dukung
diujung tiang kurang tepat. Suatu rentang disekitar ujung tiang perlu dipertimbangkan dalam
menentukan daya dukungnya.
Menurut Meyerhoff :
q p = q c Untuk keperluan praktis.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
dimana:
= Koefisien adhesi antara tanah dan tiang
cu = Kohesi undrained (kN/ m2)
= N-SPT*2/3*10
p = Keliling tiang (m)
Li = Kanjang lapisan tanah (m)
dimana :
Qp = Tahanan ujung per satuan luas, ton.
Ap = Luas penampang tiang pancang , m2.
cu
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Nc* = Faktor daya dukung tanah, untuk pondasi tiang pancang nilai Nc* = 9 (Whitaker
and Cooke, 1966).
Untuk mencari nilai cu (Undrained cohesion), dapat digunakan persamaan di bawah ini
:
*
p
= 0,21 + 0,25 a
cu
dimana :
*
pa
dimana :
Qp = Tahanan ujung per satuan luas, ton.
Ap = Luas penampang tiang pancang , m2.
q'
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Li
= Keliling tiang, m.
= i* . cu................................................................................ ............(II.16)
dimana :
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
dimana :
K0 = Koefisien tekanan tanah
K0 = 1 sin
v = Tegangan vertikal efektif tanah, ton/m2.
v = . L
L = 15D
D = Diameter
= 0,8 .
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
1 + 2K 0
3
Harga faktor daya dukung sesuai dengan grafik diatas dapat juga dilihat pada tabel berikut :
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Dimana :
Pps = Kapasitas ultimate tahanan kulit (kg/cm2)
As = Luas permukaan efektif pada fs bekerja dan biasanya dihitung sebagai keliling x
pertambahan penanaman L (cm 2)
L
fs
= Tahanan kulit yang akan dihitung dengan menggunakan salah satu metode tersebut
diatas
II.10.3.1 Metode
Metode diusulkan oleh Tomlinson (1977) tahan kulit dibagi menjadi dua jenis yaitu
lempung dan pasir dihitung sebagai berikut :
Untuk tanah lempung
fs = .cu .. ( II.20)
Untuk tanah pasir
fs =
1
q ' K s tan ( II.21)
2
Dimana :
fs = Tahanan kulit
= Koefisien yang harganya dapat dihitung pada grafik II.21
cu = Kohesi rata-rata setiap lapisan tanah yang ditinjau
q = Tegangan vertical efektif pada elemenL
Ks = Koefisien rata-rata tekanan tanah pada seluruh panajang yang tertanam dipengaruhi oleh
jenis tiang dan kondisi tanah
= Sudut geser efektif diantara tanah dengan tiang pancang atau nilai pada tabel 2.2
Pile Type
Ks for
Low relative density
Steel
20
0.5
1.0
Concrete
0.75
1.0
2.0
Wood
0.67
1.5
4.0
Tabel II.5 Harga sudut gesekan antara beberapa bahan pondasi dengan tanah atau batuan
No Bahan bahan yang mempunyai permukaan antara (interface)
Susut gesek
( 0)
35
29 - 31
24 29
19 24
22 26
Bahan residu yang sangat kaku dengan bahan residu yang sangat
keras atau tanah liat yang terkonsolidasi sebelumnya
Tanah liat kaku sedang dengan tanah liat kaku dan tanah liat
endapan
Tiang Pancang Lempengan Baja terhadap :
22
17 19
17
Pasir endapan, kerikil atau pasir yang bercampur endapan atau tanah
14
liat
4
11
plastic
Beton Bebentuk atau Tiang pancang baja beton terhadap :
1
22 26
17 22
berukuran semacam
3
17
14
35
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
33
29
26
17
14 - 16
II.10.2.2 Metode
Vijayvergia dan Focht (1972) menyajikan sebuah metode alternative untuk mendapatkan
tahanan kulit fs untuk sebuah tiang pancang didalam lempung sebagai berikut:
fs = ( q + 2cu ) (II.22)
dimana :
q, cu = Nilai nilai yang didefenisikan didalam persamaan II.21
Koefisien didapatkan dari sebuah analisa regresi grafik dari sebuah diagram dengan sejumlah
besar pengujian beban tiang pancang. Tiang pancang yang lebih pendek kebanyakan berada
didalam lempung yang lebih kaku atau lempung yang mempunyai kerak yang kaku yang dapat
menerangkan nilai yang lebih besar untuk tiang pancang pendek. Ditempat dimana tiang
pancang yang panjang menembus lampung yang pendek maka nilai nilai merefleksikan
pengambilan nilai rata rata untuk sebuah nilai tunggal dan perkembangan tahanan kulit batas
karena kapasitas tiang pancang tidak dapat bertambah dengan q tanpa batas. Korelasi tersebut
dilaporkan untuk metode ini besarnya kira kira 10%.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
= K.tan; dimana tan ad alah k oefisien g esek an efek tif diantara tiang p ancang d eng an
tanah, K adalah koefisien tanah lateral yang biasanya digunakan harga Ko.
Harus diperhatikan bahwa didalam jangkauan nilai praktis daripada Ko dan tan
Maka hasil perkalian (yakni ) mempunyai nilai rata rata sebesar 0.25 sampai ke 0.40 dengan
nilai rata rata sebesar 0.32.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
II.11 Kapasitas Daya Dukung Tiang Bor Dari Hasil Loading Test Dengan Metode
Davisson
Jika kurva beban penurunan telah diperoleh dari uji beban tiang, maka dapat diestimasi
beban ultimit yang menyebabkan runtuhnya tiang. Bila tiang pada lempung lunak penentuan
beban ultimit relatif mudah karena kurvanya akan berbentuk seperti kurva A (Gambar II.24),
di mana beban yang menyebabkan keruntuhan tiang adalah pada beban yang konstan namun
penurunan yang terjadi berlebihan. Akan tetapi, bila tiang pada pasir, tanah-tanah campuran
atau lempung kaku, untuk menentukan titik keruntuhan tiang pada kurva beban penurunan
menjadi sulit kurva B (Gambar II.24). (H. C. Hardiyatmo, 2002)
Davisson (1973), mengusulkan cara yang telah banyak dipakai pada saat ini. Cara
mendefenisikan kapasitas ultimit tiang pada penurunan tiang sebesar (Gambar 2.15) :
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
(a)
(b)
Gambar II.26 Pola-pola kelompok tiang pancang khusus : (a) Untuk kaki tunggal,
Untuk dinding pondasi
Sumber : Bowles, 1991
(b)
S 2,5 D
S3D
dimana :
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
= Jarak masing-masing.
= Diameter tiang.
Biasanya jarak antara 2 tiang dalam kelompok diisyaratkan minimum 0,60 m dan
maximum 2,00 m. Ketentuan ini berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut
:
1. Bila S < 2,5 D
Pada pemancangan tiang no. 3 (Gambar II.25) akan menyebabkan :
a. Kemungkinan tanah di sekitar kelompok tiang akan naik terlalu berlebihan karena
terdesak oleh tiang-tiang yang dipancang terlalu berdekatan.
b.
2. Bila S > 3 D
Apabila S > 3 D maka tidak ekonomis, karena akan memperbesar ukuran/dimensi dari poer
(footing).
Pada perencanaan pondasi tiang pancang biasanya setelah jumlah tiang pancang dan
jarak antara tiang-tiang pancang yang diperlukan kita tentukan, maka kita dapat menentukan
luas poer yang diperlukan untuk tiap-tiap kolom portal.
Bila ternyata luas poer total yang diperlukan lebih kecil dari pada setengah luas
bangunan, maka kita gunakan pondasi setempat dengan poer di atas kelompok tiang pancang.
Dan bila luas poer total diperlukan lebih besar daripada setengah luas bangunan, maka
biasanya kita pilih pondasi penuh (raft fondation) di atas tiang-tiang pancang.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
(a)
(b)
Gambar II.28 Tipe keruntuhan dalam kelompok tiang : (a) Tiang tunggal,
(b) Kelompok tiang
Sumber : Hardiyatmo, 2002
Umumnya model keruntuhan blok terjadi bila rasio jarak tiang dibagi diameter (S/D)
sekitar kurang dari 2 (dua).
tiang yang meruncing, variasi sifat tanah dengan kedalaman dan pengaruh muka air tanah.
Adapun persamaan-persamaan efisiensi tiang tersebut yang disarankan oleh Converse-Labare,
sebagai berikut :
Eg = 1
(n'1).m + (m 1).n'
..(II.27)
90.m.n'
dimana :
Eg
D=
Diameter tiang.
b. Kecepatan penurunan.
Istilah penurunan (settlement) digunakan untuk menunjukkan gerakan titik tertentu pada
bangunan terhadap titik referensi yang tetap. Umumnya, penurunan yang tidak seragam lebih
membahayakan bangunan dari pada penurunan totalnya. Contoh-contoh bentuk penurunan
dapat dilihat pada Gambar II.29.
a. Pada gambar (a), dapat diperhatikan jika tepi bangunan turun lebih besar dari bagian
tengahnya, bangunan diperkirakan akan retak-retak pada bagian tengahnya.
b. Pada gambar (b), jika bagian tengah bangunan turun lebih besar, bagian atas bangunan
dalam kondisi tertekan dan bagian bawah tertarik. Bila deformasi yang terjadi sangat besar,
tegangan tarik yang berkembang dibawah bangunan dapat mengakibatkan retakan-retakan.
c. Pada gambar (c), penurunan satu tepi/sisi dapat berakibat keretakan pada bagian c.
d. Pada gambar (d), penurunan terjadi berangsur-angsur dari salah satu tepi bangunan, yang
berakibat miringnya bangunan tanpa terjadi keretakan pada bagian bangunan.
Selain dari kegagalan kuat dukung (bearing capacity failure) tanah, pada setiap proses
penggalian selalu dihubungkan dengan perubahan keadaan tegangan didalam tanah. Perubahan
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
tegangan pasti akan disertai dengan perubahan bentuk, pada umumnya hal ini yang
menyebabkan penurunan pada pondasi (Hardiyatmo, 1996).
Q.I
........................................................................................ .........(II.28)
Es.D
dimana : I = Io . Rk . Rh . R
b. Untuk tiang dukung ujung
S=
Q.I
........................................................................................ .........(II.29)
Es.D
dimana : I = Io . Rk . Rb . R
dengan :
S
Io
= Faktor pengaruh penurunan untuk tiang yang tidak mudah mampat (Gambar
II.30).
Rk
Rh
= Faktor koreksi untuk ketebalan lapisan yang terletak pada tanah keras (Gambar
II.32).
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
= Diameter tiang.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
E p .RA
Es
................................................................................... ...........(II.30)
dimana : RA =
Ap
1 .d 2
4
dengan :
K
Ep
Es
Eb
Lempung jenuh
0,4 0,5
0,1 0,3
Lempung berpasir
0,2 0,3
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Lanau
0,3 0,35
Pasir padat
0,2 0,4
Pasir kasar
0,15
Pasir halus
0,25
( Hardiyatmo, 1996)
Berbagai metode tersedia untuk menentukan nilai modulus elastisitas tanah (Es), antara
lain dengan percobaan langsung ditempat yaitu dengan menggunakan data hasil pengujian
krucut statis (sondir). Karena nilai laboratorium dari Es tidak sangat baik dan mahal untuk
mendapatkan (Bowles, 1977). Bowles memberikan persamaan yang dihasilkan dari
pengumpulan data pengujian kerucut statis (sondir), sevagai berikut :
Es = 3qc
Es = 2 sampai 8q c
qc (side)
Dari analisa yang dilakukan secara mendetail oleh meyerhof, untuk nilai modulus elastisitas
tanah dibawah ujung tiang (Eb) kira-kira 5-10 kali harga modulus elastisitas tanah di sepanjang
tiang (Es).
(Q + Qs ) L
......................................................................... ..........(II.32)
A.Ep
dimana :
Q
Qs
= Tahanan gesek
Ep
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
q.Bg .I
2.qc
................................................................................. .............(II.33)
dimana :
Q
Lg Bg
= Faktor pengaruh = 1 -
L
0,5
8 Bg
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
kerusakan strukturnya oleh pengaruh rangkak (creep). Oleh karena itu, dengan alasan tersebut,
kriteria penurunan pondasi pada tanah pasir dan pada tanah lempung berbeda.
Karena penurunan maksimum dapat diprediksi dengan ketetapan yang memadai,
umumnya dapat diadakan hubungan antara penurunan diizinkan dengan penurunan
maksimum. Dimana syarat perbandingan penurunan yang aman yaitu :
Stotal Sizin
Sizin = 10 % . D ............................................................................. ...........(II.34)
dimana :
D
Diameter tiang.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
penurunan akibat beban kerja (working load) yang terjadi lebih kecil dari 10 mm untuk faktor
aman yang tidak kurang dari 2, 5.
Reese dan ONeill (1989) menyarankan pemilihan faktor aman (F) untuk perancangan
pondasi tiang (Tabel II.5), yang dipertimbangkan faktor - faktor sebagai berikut :
1. Tipe dan kepentingan dari struktur;
2. Variabilitas tanah (tanah tidak uniform);
3. Ketelitian penyelidikan tanah ;
4. Tipe dan jumlah uji tanah yang dilakukan;
5. Ketersediaan tanah ditempat (uji beban tiang);
6. Pengawasan/kontrol kualitas di lapangan;
7. Kemungkinan beban desain aktual yang terjadi selama beban layanan struktur.
Tabel II. 7. Faktor Aman Yang Disarankan (Reese & ONeill, 1989)
Klasifikasi
struktur
Monumental
Permanen
Sementara
Faktor keamanan ( F )
Kontrol
baik
2,3
2
1.4
Kontrol
normal
3
2,5
2
Kontrol
jelek
3,5
2,8
2,3
Kontrol sangat
jelek
4
3,4
2,8
Qu
............................................................................................... (II.35)
2, 5
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Beberapa peneliti menyarankan faktor keamanan yang tidak sama untuk tahanan gesek
dinding dan tahanan ujung. Kapasitas izin dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
Qa =
Qb Qs
...................................................................................... (II.36)
+
3 1, 5
Penggunaan faktor keamanan 1, 5 untuk tahanan gesek dinding (Qs) yang harganya lebih
kecil dari faktor keamanan tahanan ujung yang besarnya 3, karena nilai puncak tahanan
gesek dinding dicapai bila tiang mengalami penurunan 2 sampai 7 mm, sedang tahanan
ujung (Qb) membutuhkan penurunan yang lebih besar agar tahanan ujungnya bekerja secara
penuh. Jadi maksud penggunaan faktor keamanan tersebut adalah untuk meyakinkan
keamanan tiang terhadap keruntuhan dengan mempertimbangkan penurunan tiang pada
beban kerja yang diterapkan.
2. Tiang bor
Kapasitas ijin tiang bor, diperoleh dari jumlah tahanan ujung dan tahanan gesek dinding
yang dibagi faktor keamanan tertentu.
a. Untuk dasar tiang yang dibesarkan dengan diameter d< 2 m
Qa =
Qu
........................................................................................... (II.37)
2, 5
Qu
............................................................................................ (II.38)
2
Untuk tiang dengan diameter lebih dari 2 m, kapasitas tiang izin perlu dievaluasi
dengan pertimbangan terhadap penurunan tiang.
Pondasi tiang pancang dapat memikul beban struktur atas pada kedalaman tanah keras
yang dalam dengan memikul beban menggunakan gaya gesekan selimut tiang dan terhadap
tanah keras. Apabila kondisi tanah cukup labil dan tanah keras berada pada kedalaman tertentu
dimana tidak memungkinkan untuk dibuat pondasi dangkal, selain itu pemakaian tiang
pancang lebih ekonomis dan tidak memakan banyak waktu dalam pelaksanaannya.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Lokasi Proyek
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
3. Sumber Dana
4. Sifat Kontrak
: Unit Price.
5. Konsultan
: PT. Patron.
6. Kontraktor Utama
7. Waktu Pelaksanaan
: Lumpsump.
: 26 m
: 600 mm
: K - 500
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Tahapan kedua adalah meninjau langsung ke lokasi proyek dan menentukan lokasi
pengambilan data yang dianggap perlu.
Tahapan ketiga adalah Pelaksanaan pengumpulan data data dari pihak kontraktor yaitu PT.
Pembangunan Perumahan (PP).
Data yang diperoleh adalah :
1. Data hasil sondir pada dua titik yang ditinjau.
2. Data hasil SPT
3. Data Laboratorium
Tahap keempat adalah mengadakan analisis data dengan menggunakan data-data diatas
berdasarkan formula yang ada.
Tahapan kelima adalah mengadakan analisis terhadap hasil perhitungan yang dilakukan dan
membuat kesimpulan.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Skema pelaksanaan studi ini dapat dilihat pada Gambar III.2 berikut.
Pengumpulan data-data
laboratorium dari lokasi
proyek
Pengumpulan data-data
lapangan dari lokasi
Diskusi
Selesai
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Gambar III.3 Gambar lokasi sondir, SPT dan pengambilan contoh tanah untuk
laboratorium
diuji di
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Pendahuluan
Pada bab ini, penulis akan mengaplikasikan metode perhitungan daya dukung yang
telah disampaikan pada bab II. Daya dukung tiang akan dihitung dengan menggunakan data
hasil sondir yaitu tahanan ujung (qc) dan gesekan selimut tiang (fs) dan juga dengan data
Standard Penetration Test (SPT) yaitu jumlah pukulan palu (N Value) serta perhitungan
daya dukung dengan menggunakan data laboratorium.
= 60 cm
= x 60 cm
= 188.4 cm
1
x x D2
4
1
x x 602
4
= 2826 cm2
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Tiang pancang
Perlawanan konus
(kg/cm2)
12.10
95
12.20
100
12.40
208
12.60
229
12.80
241
13.00
260
13.20
260
13.40
260
13.60
260
13.80
260
13.90
260
95 + 100 + 208 + 229 + 241 + 260 + 260 + 260 + 260 + 260 + 260
11
= 221.181 kg/cm2
Dari persamaan (II.4), kapasitas dukung ujung persatuan luas (qb) :
qb =
qca (base)
(Nilai Fb dari Tabel II.1, beton precast = 1.75)
Fb
qb =
221.181
= 126.389 kg/cm2
1.75
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Qb = 126.389 x 2826
= 357175.314 kg = 357.175 ton
b. Perhitungan kapasitas dukung kulit (Qs)
13.00 Meter
0,00 Meter
Pasir (SW)
qc (side) = 67.815 kg/cm2
- 13.0 Meter
f = 67.815 .
s
Fs
0,014
= 0.272 kg/cm2
3,5
Dari persamaan (II.3), Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang pancang (Qu) :
Qu
= Qb + Qs
= 357.175 + 66.618 = 423.793 ton
Qu
SF
423.793
2,5
= 169.517 ton
B. Perhitungan di titik S-2 diperoleh data sondir yaitu :
Data tiang pancang :
Diameter tiang (D)
= 60 cm
= x 60 cm
= 188.4 cm
1
x x D2
4
1
x x 602
4
= 2826 cm2
Tiang pancang
Perlawanan konus
(kg/cm2)
15.90
180
16.00
193
16.20
208
16.40
225
16.60
250
16.80
265
17.00
265
17.20
265
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
17.40
265
17.60
265
17.70
265
180 + 193 + 208 + 225 + 250 + 265 + 265 + 265 + 265 + 265 + 265
11
= 240.545 kg/cm2
Dari persamaan (II.4), kapasitas dukung ujung persatuan luas (qb) :
qb =
qca (base)
(Nilai Fb dari Tabel II.1, beton precast = 1.75)
Fb
qb =
240.545
= 137.454 kg/cm2
1.75
16.80 Meter
0,00 Meter
Pasir (SW)
qc (side) = 95.321 kg/cm2
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
- 16.8 Meter
f = 95,321 .
s
Fs
0,014
= 0.381 kg/cm2
3,5
= Qb + Qs
= 388.445 + 120.591
= 509.036 ton
Qu
SF
509.036
2,5
= 203.614 ton
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
A p = () x 3,14 x 60 = 2826 cm
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Q Ult = q p x A p + JHL x K
Q Ijin = q p x A p / 3 + JHL x K / 5
Q Ult = q p x A p + JHL x K
Q Ijin = q p x A p / 3 + JHL x K / 5
Selanjutnya perhitungan data sondir S-2 dibuat dalam tabel (seperti tertera dihalaman
berikutnya).
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Tabel IV.1 Perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang berdasarkan data
sondir pada S-1
Kedalaman
(m)
PPk (qc)
(kg/cm)
Ap
(cm)
qc1
(kg/cm2)
qc2
(kg/cm2)
qp
(kg/cm2)
JHL
(kg/cm)
K
(cm)
Qult
(ton)
0.00
2826
1.5
188.4
4.239
1.00
2826
3.00
5.5
80
188.4
30.615
2.00
10
2826
5.33
15
10.1665
250
188.4
75.831
3.00
20
2826
9.00
56
32.5
354
188.4
158.539
4.00
92
2826
25.60
116
70.8
538
188.4
301.440
5.00
140
2826
53.60
85
69.3
766
188.4
340.156
6.00
30
2826
58.40
40.5
49.45
890
188.4
307.422
7.00
51
2826
66.60
53
59.8
974
188.4
352.496
8.00
55
2826
73.60
72.5
73.05
1076
188.4
409.158
9.00
90
2826
73.20
52.5
62.85
1252
188.4
413.491
10.00
15
2826
48.20
38
43.1
1352
188.4
376.517
11.00
61
2826
54.40
80.5
67.45
1424
188.4
458.895
12.00
100
2826
64.20
180
122.1
1566
188.4
640.089
13.00
260
2826
105.20
130
117.6
1686
188.4
649.980
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Tabel IV.2 Perhitungan daya dukung pondasi tiang pancang berdasarkan data sondir
pada S-2
Kedalaman
(m)
PPk (qc)
(kg/cm)
Ap
(cm)
qc1
(kg/cm2)
qc2
(kg/cm2)
qp
(kg/cm2)
JHL
(kg/cm)
K
(cm)
Qult
(ton)
0.00
2826
188.4
42.390
1.00
60
2826
30
40.5
35.25
104
188.4
119.210
2.00
21
2826
40.5
33
36.75
214
188.4
125.098
3.00
45
2826
33
47.5
40.25
310
188.4
184.868
4.00
50
2826
47.5
67.5
57.5
400
188.4
225.374
5.00
85
2826
67.5
104
85.75
488
188.4
323.671
6.00
123
2826
104
128.5
116.25
586
188.4
413.491
7.00
134
2826
128.5
142.5
135.5
680
188.4
490.547
8.00
151
2826
142.5
121.5
132
816
188.4
517.582
9.00
92
2826
121.5
105
113.25
924
188.4
500.014
10.00
118
2826
105
127
116
1058
188.4
548.809
11.00
136
2826
127
83
105
1138
188.4
494.644
12.00
30
2826
83
25.5
54.25
1228
188.4
401.151
13.00
21
2826
25.5
55.5
40.5
1322
188.4
415.563
14.00
90
2826
55.5
102
78.75
1414
188.4
476.935
15.00
114
2826
102
153.5
127.75
1506
188.4
606.601
16.00
193
2826
153.5
229
191.25
1598
188.4
811.627
16.80
265
2826
229
132.5
180.75
1680
188.4
773.147
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
IV.2.3 Perhitungan kapasitas daya dukung tiang dari hasil Standard Penetration Test (
SPT )
Perhitungan kapasitas daya dukung tiang pancang per lapisan dari data SPT memakai
metode Meyerhoff dan data diambil pada BH-1 dan BH-2.
A. Perhitungan pada titik 1 (BH-1)
Daya dukung ujung tiang pancang pada tanah non kohesif adalah :
Qp = 40.N SPT .
Lb
. Ap < 400.N SPT . Ap
D
= 40 x 13 x 1/0.6 x 0.2826
= 244.92 kN
Untuk tahanan geser selimut tiang pada tanah non kohesif adalah :
Qs = 2. N-SPT . p . Li
= 2 . 13 . 1,884 . 1
= 48.984 kN
Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada tanah kohesif adalah :
Qp = 9 . cu . Ap
= 9 . 26,667 . 0.2826
= 67,824 kN
Untuk tahanan geser selimut tiang pada tanah kohesif adalah :
Qs = . cu . p . Li
= 1 . 26,667 . 1,884 . 1
= 50,240 kN
Cu = N-SPT . 2/3 . 10
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
= 4 . 2/3 . 10
= 26.667 kN/m2
Tabel IV.3 Perhitungan Tahanan Ujung Tiang Pancang pada titik BH - 1 dari
SPT
Depth
(m)
0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
10.0
11.0
12.0
13.0
14.0
15.0
16.0
17.0
18.0
19.0
20.0
21.0
22.0
23.0
24.0
25.0
26.0
27.0
28.0
29.0
30.0
Soil
Layer
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
N
0
4
8
9
10
10
9
9
13
12
20
20
21
22
24
25
26
24
23
22
23
Cu
(kN/m)
6
6
6
6
6
6
23
24
25
27
29
28
27
26
33
0
26.667
53.333
60
66.667
66.667
60
60
-
1
1
0.85
0.85
0.75
0.75
0.85
0.85
-
40
Skin Friction
(kN)
Local
0
50.240
85.408
96.084
94.200
94.200
96.084
96.084
48.984
45.216
75.360
75.360
79.128
82.896
90.432
94.200
97.968
90.432
86.664
82.896
86.664
86.664
90.432
94.200
101.736
109.272
105.504
101.736
97.968
124.344
150.720
Cumm
0
50.240
135.648
231.732
325.932
420.132
516.216
612.300
661.284
706.500
781.860
857.220
936.348
1019.244
1109.676
1203.876
1301.844
1392.276
1478.940
1561.836
1648.500
1735.164
1825.596
1919.796
2021.532
2130.804
2236.308
2338.044
2436.012
2560.356
2711.076
End
Bearing
(kN)
Qult
(kN)
Qult
(ton)
0
67.824
135.648
152.604
169.56
169.560
152.604
152.604
244.920
452.160
1130.400
1507.200
1978.200
2486.880
2712.960
2826.000
2939.040
2712.960
2599.920
2486.880
2599.920
2599.920
2712.960
2826.000
3052.080
3278.160
3165.120
3052.080
2939.040
3730.320
4521.600
0
118.064
271.296
384.336
495.492
589.692
668.820
764.904
906.204
1158.660
1912.260
2364.420
2914.548
3506.124
3822.636
4029.876
4240.884
4105.236
4078.860
4048.716
4248.420
4335.084
4538.556
4745.796
5073.612
5408.964
5401.428
5390.124
5375.052
6290.676
7232.676
0
11.806
27.130
38.434
49.549
58.969
66.882
76.490
90.620
115.866
191.226
236.442
291.455
350.612
382.264
402.988
424.088
410.524
407.886
404.872
424.842
433.508
453.856
474.580
507.361
540.896
540.143
539.012
537.505
629.068
723.268
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Lb
. Ap < 400.N SPT . Ap
D
= 40 x 8 x 1/0.6 x 0.2826
= 150.720 kN
Untuk tahanan geser selimut tiang pada tanah non kohesif adalah :
Qs = 2. N-SPT . p . Li
= 2 . 8 . 1,884 . 1
= 30.144 kN
Daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada tanah kohesif adalah :
Qp = 9 . cu . Ap
= 9 . 26,667 . 0.2826
= 67,824 kN
Untuk tahanan geser selimut tiang pada tanah kohesif adalah :
Qs = . cu . p . Li
= 1 . 26,667 . 1,884 . 1
= 50,240 kN
Cu = N-SPT . 2/3 . 10
= 4 . 2/3 . 10
= 26.667 kN/m2
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Tabel IV.4 Perhitungan Tahanan Ujung Tiang Pancang pada titik BH - 2 dari
SPT
Depth
(m)
Soil
Layer
0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
10.0
11.0
12.0
13.0
14.0
15.0
16.0
17.0
18.0
19.0
20.0
21.0
22.0
23.0
24.0
25.0
26.0
27.0
28.0
29.0
30.0
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
Skin Friction
(kN)
Local
Cumm
Cu
(kN/m)
6
6
6
6
6
6
0
4
8
10
12
10
7
5
10
15
18
22
26
28
27
26
26
25
26
27
24
23
22
27
30
33
35
36
37
39
0
26.667
-
1
1
-
0
50.240
30.144
37.680
45.216
37.680
26.376
18.840
37.680
56.520
67.824
82.896
97.968
105.504
101.736
97.968
97.968
94.200
97.968
101.736
90.432
86.664
82.896
101.736
113.040
124.344
131.880
135.648
139.416
146.952
40
150.720
End
Bearing
(kN)
Qult
(kN)
Qult
(ton)
0
50.240
80.384
118.064
163.280
200.960
227.336
246.176
283.856
340.376
408.200
491.096
589.064
694.568
796.304
894.272
992.240
1086.440
1184.408
1286.144
1376.576
1463.240
1546.136
1647.872
1760.912
1885.256
2017.136
2152.784
2292.200
2439.152
0
67.824
150.720
376.800
678.240
753.600
659.400
565.200
1130.400
1695.600
2034.720
2486.880
2939.040
3165.120
3052.080
2939.040
2939.040
2826.000
2939.040
3052.080
2712.960
2599.920
2486.880
3052.080
3391.200
3730.320
3956.400
4069.440
4182.480
4408.560
0
118.064
231.104
494.864
841.520
954.560
886.736
811.376
1414.256
2035.976
2442.920
2977.976
3528.104
3859.688
3848.384
3833.312
3931.280
3912.440
4123.448
4338.224
4089.536
4063.160
4033.016
4699.952
5152.112
5615.576
5973.536
6222.224
6474.680
6847.712
0
11.806
23.110
49.486
84.152
95.456
88.674
81.138
141.426
203.598
244.292
297.798
352.810
385.969
384.838
383.331
393.128
391.244
412.345
433.822
408.954
406.316
403.302
469.995
515.211
561.558
597.354
622.222
647.468
684.771
2589.872
4521.600
7111.472
711.147
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
= 60 cm
= x 60 cm
= 188,4 cm
1
x x D2
4
= 2826 cm2
Dari persamaan (II.14) daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada tanah non
kohesif adalah (kedalaman 12 m) :
Qp
= Ap . q' (Nq* - 1)
q'
= . Li
= 2.027 . 1 = 2.027 ton/m2
Dengan nilai = 30.1690 maka berdasarkan grafik korelasi antara dan Nq* didapat
nilai Nq* = 34
Qp
= Ap . q' (Nq* - 1)
= 2,826 . 2.027 . (36 1)
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
= 200.491 ton
= f i. Li . p
Dengan nilai tahanan satuan skin friction pada tanah non kohesif :
f
= K0 . o . tan
K0
= 1 sin
= 1 sin 30.1690 = 0.497
= . L
L = 15D = 15 . 0.6 = 9 m
o
= 0,8 .
= 0,8 . 30,169 = 24.135
= K0 . o . tan
= 0,497 . 18.243 . 0.448 = 4,062 ton/m2
Qs
= f i. Li . p
= 4,062 . 1 . 1,884 = 7.653 ton
Dari persamaan (II2) daya dukung ujung pondasi tiang pancang pada tanah kohesif
adalah (kedalaman 6 m) :
Qp
= Ap . cu . Nc*
= 2,826 . 30 . 9 = 152,604 ton
Dari persamaan (II.13) nilai tahanan satuan skin friction pada tanah kohesif:
f
= i* . cu
= 0,55 . 3 = 1.65 ton/m2
Qs
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Perhitungan kapasitas daya dukung pondasi tiang pancang berdasarkan parameter kuat
geser tanah pada titik 1 (BH-1) pada lapisan tanah lainnya dapat dilihat pada tabel IV.5 dan
titik 2 (BH-2) dapat dilihat pada tabel IV.6.
Tabel IV.5 Perhitungan kapasitas daya dukung tiang pancang berdasarkan parameter kuat geser
tanah pada BH.1
Depth
Soil
Cu
(m)
Layer
KN/m2
Ko
tan
ton/m3
q'
0'
ton/m2
ton/m2
ton/m2
Nq*
Skin Friction
End
Qult
(ton)
Bearing
(ton)
Local
Cumm
(ton)
0,000
0,000
67.825
135.647
70.588
143.937
152.604
167.111
169.561
190.975
169.561
197.883
152.604
187.144
152.604
193.361
200.491
248.900
200.491
256.553
200.491
264.206
200.491
271.858
200.491
279.511
140.192
226.870
140.192
234.527
140.192
242.184
140.192
249.841
140.192
257.498
140.192
265.156
239.263
372.053
239.263
379.878
239.263
387.704
239.263
395.530
239.263
403.356
239.263
411.182
286.364
466.215
286.364
474.148
286.364
482.081
286.364
490.014
286.364
497.947
286.364
505.880
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
10.0
11.0
12.0
13.0
14.0
15.0
16.0
17.0
18.0
19.0
20.0
21.0
22.0
23.0
24.0
25.0
26.0
27.0
28.0
29.0
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
6
6
6
6
6
6
0,00
26.667
53.333
60
66.667
66.667
60
60
-
0,00
0.55
0.55
0.55
0.55
0.55
0.55
0.55
-
0,00
1.657
1.657
1.657
1.657
1.657
1.657
1.657
2.027
2.027
2.027
2.027
2.027
2.067
2.067
2.067
2.067
2.067
2.067
2.065
2.065
2.065
2.065
2.065
2.065
2.068
2.068
2.068
2.068
2.068
0,00
0.497
0.497
0.497
0.497
0.497
0.529
0.529
0.529
0.529
0.529
0.529
0.488
0.488
0.488
0.488
0.488
0.488
0.448
0.448
0.448
0.448
0.448
0,00
0.448
0.448
0.448
0.448
0.448
0.413
0.413
0.413
0.413
0.413
0.413
0.458
0.458
0.458
0.458
0.458
0.458
0.505
0.505
0.505
0.505
0.505
0,00
2.027
2.027
2.027
2.027
2.027
2.067
2.067
2.067
2.067
2.067
2.067
2.065
2.065
2.065
2.065
2.065
2.065
2.068
2.068
2.068
2.068
2.068
0,000
18.243
18.243
18.243
18.243
18.243
18.603
18.603
18.603
18.603
18.603
18.603
18.585
18.585
18.585
18.585
18.585
18.585
18.612
18.612
18.612
18.612
18.612
0,000
1.467
2.933
3.300
3.667
3.667
3.300
3.300
4.062
4.062
4.062
4.062
4.062
4.064
4.064
4.064
4.064
4.064
4.064
4.154
4.154
4.154
4.154
4.154
4.154
4.211
4.211
4.211
4.211
4.211
0
36
36
36
36
36
25
25
25
25
25
25
42
42
42
42
42
42
50
50
50
50
50
0,000
2.763
5.526
6.217
6.908
6.908
6.217
6.217
7.653
7.653
7.653
7.653
7.653
7.657
7.657
7.657
7.657
7.657
7.657
7.826
7.826
7.826
7.826
7.826
7.826
7.933
7.933
7.933
7.933
7.933
0,000
2.763
8.289
14.507
21.415
28.323
34.540
40.757
48.410
56.062
63.715
71.368
79.020
86.677
94.335
101.992
109.649
117.306
124.963
132.789
140.615
148.441
156.267
164.092
171.918
179.851
187.784
195.717
203.650
211.583
30.0
2.068
0.448
0.505
2.068
18.612
4.211
50
7.933
219.516
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
10.0
11.0
12.0
13.0
14.0
15.0
16.0
17.0
18.0
19.0
20.0
21.0
22.0
23.0
24.0
25.0
26.0
27.0
28.0
29.0
30.0
Soil
Cu
Layer KN/m2
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
6
6
6
6
6
6
Ko
tan
ton/m
0'
q'
ton/m
0,00
0.740
0.740
0.740
0.740
0.740
0.487
0.487
0.487
0.487
0.487
0.487
0.542
0.542
0.542
0.542
0.542
0.542
0.486
0.486
0.486
0.486
0.486
0.486
0.455
0.455
0.455
0.455
0.455
0.455
0,00
0.213
0.213
0.213
0.213
0.213
0.459
0.459
0.459
0.459
0.459
0.459
0.399
0.399
0.399
0.399
0.399
0.399
0.461
0.461
0.461
0.461
0.461
0.461
0.497
0.497
0.497
0.497
0.497
0.497
0,00
1.822
1.822
1.822
1.822
1.822
1.969
1.969
1.969
1.969
1.969
1.969
2.075
2.075
2.075
2.075
2.075
2.075
2.072
2.072
2.072
2.072
2.072
2.072
2.090
2.090
2.090
2.090
2.090
2.090
Nq*
f
2
ton/m
0,000
16.398
16.398
16.398
16.398
16.398
17.721
17.721
17.721
17.721
17.721
17.721
18.675
18.675
18.675
18.675
18.675
18.675
18.648
18.648
18.648
18.648
18.648
18.648
18.810
18.810
18.810
18.810
18.810
18.810
ton/m
0,000
0.733
2.585
2.585
2.585
2.585
2.585
3.961
3.961
3.961
3.961
3.961
3.961
4.039
4.039
4.039
4.039
4.039
4.039
4.178
4.178
4.178
4.178
4.178
4.178
4.254
4.254
4.254
4.254
4.254
4.254
Skin Friction
(ton)
0
10
10
10
10
10
36
36
36
36
36
36
28
28
28
28
28
28
34
34
34
34
34
34
48
48
48
48
48
48
End
Qult
Bearing
(ton)
Local
Cumm
(ton)
0,000
2.763
4.869
4.869
4.869
4.869
4.869
7.463
7.463
7.463
7.463
7.463
7.463
7.609
7.609
7.609
7.609
7.609
7.609
7.871
7.871
7.871
7.871
7.871
7.871
8.014
8.014
8.014
8.014
8.014
8.014
0,000
2.763
7.632
12.502
17.371
22.241
27.110
34.573
42.036
49.499
56.962
64.425
71.888
79.497
87.106
94.714
102.323
109.932
117.541
125.412
133.283
141.155
149.026
156.898
164.769
172.783
180.797
188.811
196.825
204.839
212.853
0,000
67.625
46.341
46.341
46.341
46.341
46.341
194.754
194.754
194.754
194.754
194.754
194.754
158.327
158.327
158.327
158.327
158.327
158.327
193.231
193.231
193.231
193.231
193.231
193.231
277.598
277.598
277.598
277.598
277.598
277.598
0,000
70.388
53.973
58.843
63.712
68.582
73.451
229.327
236.790
244.253
251.716
259.179
266.642
237.824
245.432
253.041
260.650
268.259
275.867
318.643
326.514
334.385
342.257
350.128
357.999
442.509
450.523
458.537
466.551
474.564
482.578
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
n = 2
m =3
(n'1).m + (m 1).n'
90.m.n'
n = 2 ; m = 3
Eg = 1 30.964 .
(2 1).3 + (3 1).2
90.3.2
= 0.599
Dari persamaan (II.26), Kapasitas kelompok ijin tiang (Qg) :
Dari data sondir dengan metode Aoki De Alencar didapat nilai Qa = 169,517 ton
Qg = Eg . n . Qa
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
IV.5 Menghitung penurunan tiang tunggal (single pile), penurunan kelompok tiang
(pile group), dan penurunan ijin
Penurunan tiang tunggal (single pile)
13,00 Meter
0,00 Meter
Pasir (SW)
qc (side) = 67.815 kg/cm2
- 13.0 Meter
Eb = 10 . Es
= 10 . 20.345 Mpa
= 203.45 Mpa
Menentukan modulus elastisitas dari bahan tiang :
Dengan K-beton K-500 maka fc = 500 kg/cm2 = 50 MPa
Ep = 4700 .
fc'
= 4700 .
50
= 33.234,0187 MPa
RA =
Ap
1 .d
4
2826
1 .60 2
4
= 1,00
Menentukan faktor kekakuan tiang :
K =
E p .RA
Es
33.234,0187 1
= 1.633,523
20.345
Untuk
60
db
=
= 1, diameter ujung dan atas sama
d
60
Untuk
L 1300
=
= 21.667
60
d
= 0,082 (untuk
db
L
= 21.667,
= 1) Gambar II.30
d
d
Rk
= 1.120 (untuk
L
= 21.667, K = 1633.523) Gambar II.31
d
Rh
= 0.20
(untuk
h
L
= 21.667,
= 1) Gambar II.32
d
L
Rb
= 0.65
(untuk
Eb
L
= 21.667,
= 10) Gambar II.34
d
Es
Q.I
Es.D
458200 kg . 0,018
203.45 kg / cm 2 . 60 cm
= 0.676 cm
= 6.76 mm
b. Untuk tiang dukung ujung
I = Io . Rk . Rb . R
= 0.082 . 1.12 . 0.65 . 0,96
= 0.0573
S =
Q.I
Es.D
458200 kg . 0,0573
203.45 kg / cm 2 . 60 cm
= 2.151 cm = 21.51 mm
c. Untuk penurunan tiang elastis
S =
(Q + Qs ) L
A.Ep
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
= 0.636 cm = 6.36 mm
Hasil perhitungan perkiraan penurunan tiang tunggal dapat dilihat pada Tabel IV.7.
Tabel IV.7 Perkiraan penurunan tiang tunggal
No.
Bentuk penurunan
6.76 mm
21.51 mm
28.27 mm
q.Bg .I
2.qc
dimana :
qc =
Q
Lg Bg
458200
225 . 300
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
= 6.788 kg/cm2
I
=1-
L
0,5
8 Bg
=1-
2600
0,5
8 . 300
Sg =
q.Bg .I
2.qc
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
IV.6 Diskusi
Analisa daya dukung pondasi tiang pancang pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwi
KJP dan KPP Sumbagut I di Jalan Suka Mulia Medan ini, yaitu untuk mengtahui daya dukung
tiang pancang terhadap beban yang dipikulnya.
Besarnya daya dukung tiang pancang dapat diperoleh berdasarka analisa yang
dilakukan dengan menggunakan data hasil Drilling Log yang telah dilakukan dilapangan.
Analisa daya dukung berdasarkan SPT dapat dihitung berdasarkan nilai konus pada ujung
tiang. Jika tanah memiliki nilai SPT yang kecil, maka nilai tahanan ujung kecil pula, demikian
sebaliknya.
Untuk menganalisa daya dukung tiang pancang digunakan beberapa metode
diantaranya metode Aoki dan De Alencar, metode langsung dan metode Mayerhof. Dari hasil
perhitungan dapat dilihat perbandingan daya dukung berdasarkan data sondir, SPT dan
parameter geser tanah. Perbedaan daya dukung tesebut bisa disebabkan karena jenis dan
kedalaman tanah yang berbeda bahkan pada jarak terdekat sekalipun dan juga karena
pelaksanaan pengujian yang bergantung pada ketelitian operator yang melaksanakannya.
Apabila daya dukung yang diijinkan satu tiang sudah diketahui, maka daya dukung
kelompok tiang dapat ditentukan dengan menggandakannya terhadap effisiensi kelompok tiang
pancang. Dalam hal ini menggunakan metode Converse-Labare.
A. Berdasarkan data sondir :
Dengan metode Aoki De Alencar
1. Sondir S-1 pada kedalaman 13.00 m, Qult = 423.793 ton;
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
dengan penurunan ijin sebesar 25 mm maka penurunan tiang tunggal tidak aman dan tidak
memenuhi syarat. Kemudian didapat penurunan kelompok tiang sebesar 19.58 mm lebih kecil
jika dibandingkan dengan penurunan ijin sebesar 25 mm maka penurunan tersebut aman.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
1. Hasil perhitungan daya dukung tiang tunggal berdasarkan data sondir, SPT dan parameter
kuat geser tanah pada saat pemancangan adalah sebagai berikut:
Tabel V.1 Hasil perhiungan daya dukung ultimit tiang pancang
Data Sondir
Aoki dan De
Titik
Alencar
(ton)
2.
Data Sondir
Data SPT
Parameter
Metode Langsung
Metode Mayerhof
Geser tanah
(ton)
(ton)
(ton)
423.793
649.980
350.612
234.572
509.036
415.563
385.969
268.259
Dari hasil perhitungan didapat kapasitas kelompok ijin tiang sebesar 507.703 ton.
Perhitungan ini didapat berdasarkan data sondir dengan metode Aoki De Alencar.
3. Hasil perhitungan penurunan tiang tunggal dan kelompok tiang (pile group) adalah sebagai
berikut :
Tabel V.2 Hasil perhitungan penurunan pada tiang pancang
Penurunan
Tiang Tunggal (mm)
Penurunan
Penurunan ijin
(mm)
28.27
19.58
25
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
Dari hasil perhitungan penurunan diatas untuk penurunan tiang tunggal lebih besar dari
penurunan ijin sehingga dapat disimpulakan penurunan tersebut tidak aman dan tidak
memenuhi syarat.
4.
Dari data sondir, SPT dan parameter geser tanah daya dukung tiang pancang yang
sebaiknya digunakan adalah berdasarkan data SPT.
5. Perbedaan daya dukung dapat disebabkan karena jenis dan sifat tanah yang berbeda pada
jarak yang terdekat sekalipun pada lokasi penelitian bisa yang menyebabkan perbedaan
kepadatan tanah sehinggah mempengaruhi daya dukung tiang.
V.2 Saran
1. Sebelum melakukan perhitungan hendaknya kita memperoleh data teknis yang
lengkap, karena data tersebut sangat menunjang dalam membuat rencana analisa
perhitungan, sesuai dengan standar dan syarat-syaratnya.
2. Lebih teliti dalam melaksanakan pengujian baik dalam penggunaan peralatan ataupun
pembacaan hasil yang tertera pada sebagian alat uji hingga pada pengolahan data;
3.
Oleh hal tersebut diatas, penyelidikan di lapangan dengan sondir dan SPT untuk
perencanaan daya dukung pondasi tiang masih kurang akurat, sehingga masih perlu
digunakan alat uji yang lain seperti : Uji pembebanan tiang dan uji yang lainnya.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
Bowlesh, J. E., 1991, Analisa dan Desain Pondasi, Edisi keempat Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Das, M. B., 1941, Principles of Foundation Engineering Fourth Edition, Library of Congress
Cataloging in Publication Data.
Hardiyatmo, H. C., 1996, Teknik Pondasi 1, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hardiyatmo, H. C., 2002, Teknik Pondasi 2, Edisi Kedua, Beta Offset, Yogyakarta.
Petunjuk Praktikum Mekanika Tanah.
Poulus, H.G & Davis, E.H.1968, The Settlement Behaviour of Single Axially Loaded
Incompressible Piles and Pierss, Geothechnique, Hardiyatmo, H.C
Sardjono, H.S, 1988, Pondasi tiang pancang, jilid 1, penerbit Sinar Jaya Wijaya, Surabaya.
Sardjono, H.S, 1988, Pondasi tiang pancang, jilid 2, penerbit Sinar Jaya Wijaya, Surabaya.
Titi, H. H. and Farsakh, M. A. Y., 1999, Evaluation of Bearing Capacity of Piles from Cone
Penetration Test, Lousiana Transportation Research Center.
W.C.Vis Kusuma, Gideon, 1991, Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang/CUR, Erlangga,
Jakarta.
Wahyu Hidayat, 2008, Tugas Akhir Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada
Proyek Pembangunan Islamic Center Kabupaten Kampar-Riau, Fakultas Teknik,
Jurusan Teknik Sipil, Program Ekstension, Universitas Sumatera Utara, Medan.
I. E. Sulastri Sihotang : Analisa Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Pada Proyek Pembangunan Gedung Kanwil DJP Dan
KPP Sumbagut I Jalan Suka Mulia Medan, 2009.
USU Repository 2009