Anda di halaman 1dari 14

A.

SEJARAH MIKROBIOLOGI
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk, sifat dan
kehidupan jasad-hidup yang termasuk mikroba (jasad-renik, mikrobia,
mikroorganisme).
Secara teori dunia mikroba sudah dikenal kehadirannya dan
peranannya, tetapi baru terbuka setelah penemuan mikroskop sederhana
oleh Anthony Van Leeuwenhoek (1632-1723). Mikroskopnya dikatakan
sederhana karena hanya memiliki satu lensa dengan perbesaran 200x,
tetapi dengan penemuannya ini maka rahasia dan pertanyaan besar
tentang bentuk mikroba mulai terungkap.
I. Periode Spekulasi/ perintisan: sejak jaman Prasejarah-1850
Pada jaman ini para ahli mencoba mencari jawaban tentang berbagai
permasalahan yang timbul di lingkungan yang berkaitan dengan peranan
mikroba, misalnya:
1. Bagaimana dan dari mana kehidupan ini berasal (masalah Biogenesis)
2. Apa yang terjadi dengan bahan makanan yang kemudian menjadi busuk
atau berbau (masalah pembusukan, pelendiran)
3. Mengapa dan bagaimana suatu penyakit dapat menular dan menyebar
(masalah contagion)
4. Apa yang terjadi denganpelukaan yang kemudian membengkak dan
mengeluarkan nanah ( masalah supurasi)
5. Bagaimana proses fermentasi dapat terjadi.
Tentang bagaimana kehidupan berasal muncul teori tentang:
1. Abiogenesis/Generatio spontanea oleh Aristoteles
2. Biogenesis oleh Lazzaro Spallanzani dan Fransisco Redi, yang
kemudian disempurnakan oleh Louis Pasteur
3. Teori Urey oleh Harold Urey
Penemuan yang lain, antara lain:
Proses fermentasi, contohnya pembuatan minuman anggur semula
diduga merupakanproses kimia biasa, tetapi diketahui oeh para ahli seperti

Louis Pasteur, ternyata merupakan proses biologis dimanamikroba (ragi/


Saccharomyces cereviceae) yang berperan. Dari penemuan ini dan
penyempurnaan teori biogenesisnya maka Louis Pasteur (1822-1895)
dianggap sebagai Bapak Mikrobiologi.
Fracastorius (1478-1553) menemukan dasar-dasar tentang perpindahan
dan penyebaran jasad penyebab penyakit.
Kircher (1602-1680) satu setengah abad kemudian menemukan caracara yang pasti tentang penularan, penyebaran dan perpindahan jasad
penyebab penyakit yang diuraikan secara terperinci.
Panum (1820-1885) menemukan penyakit campak.
Snow (1813-1858) dan Budd (1811-1880) menemukan tentang
epidemi kolera asia.
II. Periode Keemasan: 1850-1910
Pada periode ini merupakan periode keemasan dimana dasar
pengetahuan tentang mikroba diperoleh, antara lain:
1. Penemuan metode isolasi (pemisahan), pembuatan preparat dan
identifikasi biakan mikroba secara murni oleh Robert Koch (18431910).
2. Penemuan cawan petri (petri-disk) untuk

cara-teknik pembiakan

mikroba oleh Petri (salah seorang assisten Koch).


3. Penemuan oleh Gram di tahun 1844 untuk sistem pewarnaan bakteri ,
sehingga bakteri terbagi menjadi dua kelompok besar, gram positif dan
gram negatif.
4. Penemuan Chamberland (1887) untuk sistem saringan/filter guna
keperluan sterilisasi secara fisik.
Khusus tentang Robert Koch namanya sampai sekarang masih
dikenang karena jasanya yang besar di bidang mikrobiologi kedokteran
dan kemanusiaan, dengan Postulat Kock yang menjadi dasar bagi seorang
ahli untuk mencari, menemukan, dan mengetahui jasad penyebab suatu

penyakit maka ikhwal dan penyebab penyakit TBC, tifus, difteri, kolera,
gonorhu, dan anthrax, dapat terungkap dan dipisahkan secara murni.
Tahap-tahap kerja Postulat Kock adalah sebagai berikut:
1. Bahwa mikroba yang disangka penyebab harus selalu didapatkan pada
semua penderita dan tidak didapatkan pada bukan penderita (orang
sehat).
2. Bahwa mikroba penyebab harus dapat dibiakkan secara murni di
dalam media tanpa kehadiran bagian/jaringan jasad yang tadinya
dikenal.
3. Bahwa biakan jasad yang sudah dibiakkan, bila diinokulasikan
(disuntikkan) kepada hewan percobaan, akanmenimbulkan gejala
penyakit yang sama.
4. Bahwa biakan jasad

yang

sudah

di

inokulasikan,

dapat

diinokulasi/dipisahkan kembali serta kalau kemudian dibiakkan akan


mempunyai bentuk yang sama.
Penemu lain pada periode keemasan, antara lain:

Ehrlich (1854-1915) menemukan senyawa arsenat Salvarsan yang

dapat membunuh bakteri penyebab sifilis.


Davaine (1850) menemukan penularan penyakit anthrax pada hewan

melalui darah.
Von Behring dan Kitasato (1890) dapat membiakkan basil tetanus
Metchnikkoff (1883) menemukan sel-sel fagosit pada sel darah putih
Oliver Wendell Holmes pada tahun 1843 secara tegas menyatakan
bahwa demam nifas yang sering berkibat fatal, menular dan bisa jadi
disebabkan oleh mikroorganisme yang dibawa oleh bidan dan dokter,

dari ibu yang satu kepada yang lain.


Ignaz Philip Semmelweis (1818-1865), mempelopori penggunaan
prosedur obstetrik (kebidanan) dapat mengurangi kemungkinan infeksi

yang disebabkan oleh jasad renik.


Loeffer (1884) penemu penyakit difteri
Rush (1813) penemu penyakit sipilis.
Webster (1843) penemu penyakit pes.

Spencer (1851) penemu penyakit kolera


Welch (1894) penemu penyakit tifus.
McCoy (1910) penemu penyakit difteri di Amerika Serikat.

III. Periode Modern: 1910-Sekarang


Periode ini ditandai dengan dipergunakannya metode dan peralatan
yang mutakhir, seperti mikroskop elektron, khromatografi-gas dan
sebagainya. Sehingga terungkap masalah antibiotika, vaksin, serum, virus
dan yang lain.
Penemu virus pertama kali adalah Iwanowski (1892) yang menemukan
penyakit aneh pada daun tembakau dan diberi nama TMV (Tobacco
Mosaic Virus).
Pada tahun 1937 River menyusun postulat untuk penyakit yang
disebabkan oleh virus. Kriterianya mirip dengan postulat Koch. Tahapan
postulat River adalah:
a) Virusnya harus berada di dalam sel hospes atau cairan hospes yang
sakit.
b) Filtrat dari bahan yang terinfeksi (darah, hasil gerusan/tumbukan) tidak
mengandung bakteri atau mikroba yang dapat tumbuh dalam medium
buatan; filtrat ini harus dapatmenyebabkan infeksi pada jasad yang
peka.
c) Filtrat yang sejenis yang berasal dari hospes yang peka itu harus dapat
menimbulkan kembali penyakit yang sama.
Periode modern ini juga ditandai oleh diraihnya hadiah Nobel oleh
para ahli mikrobiologi yang bergerak dibidang pengobatan dan kedokteran
seperti:
o Domagk (1939) menemukan obat sulfa, sebagai obat ampuh untuk
infeksi bakteri.
o Flemming, Florey dan Chain (1945) untuk penemuan antibiotika
penisilin.
o Waksman (1952) untuk penemuan antibiotika streptomisin.
o Stanley (1946) untuk penemuan protein-virus secara murni.
o Enders, Weller dan Beadle (1954) untuk penemuan virus poliomyelitis.

B. PRINSIP DASAR BAKTERIOLOGI


Istilah bakteri berasal ari kata bakterion dari Bahasa Yunani yang
berarti tongkat atau batang. Istilah bakteri ini sekarang banyak di pakai
untuk tiap mikroba yang bersel satu. Bakteri merupakan salah satu
mikroorganisme yang dapat hidup di tempat yang tersebar di seluruh
dunia. Bakteri adalah mikroorganisme unicelluler prokaryotik yang
umumnya tidak berklorofil meskipun mempunyai dinding sel, organisme
ini bersifat kosmopolitan paling banyak jumlahnya dan tersebar luas
hampir di semua tempat.
Morfologi bakteri diamati dengan menggunakan mikroskop. Untuk
mengukur sel bakteri digunakan ukuran khusus yang disebut micrometer
(1 mikron = 0,001 milimeter). Ukuran bakteri yang biasa diamati di
laboratorium berukuran antara 0,15 sampai 1,5 lebar dan 1-5 panjang.
Susunan bakteri yang umum ditemui adalah
1.
2.
3.
4.

diplokokus (kokus berpasangan),


streptokokus (formasi rantai),
stafilococus (formasi bergelombol seperti buah anggur),
tetrade (formasi kelompok berjumlah 4),

Struktur tubuh bakteri


Bakteri bersel tunggal, meskipun dapat berpasang-pasangan dan tiap
sel hidup sendiri-sendiri. Sel tersebut merupakan sitoplasma yang nampak
berdinding tegas, akan tetapi inti sel tidak jelas nampak.
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
a. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri) meliputi:
dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula
penyimpanan.
b. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu) meliputi kapsul,
flagelum, pilus, fimbria, klorosom, vakuola gas dan endospora.

Struktur dasar sel bakteri


1. Dinding sel
Tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan polisakarida
(ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri gram positif
bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila peptidoglikannya
tipis).
Dengan adanya dinding sel ini, tubuh bakteri memiliki bentuk yang
tetap. Fungsi dinding sel adalah untuk melindungi sel. Berdasarkan
struktur protein dan polisakarida yang terkandung di dalam dinding sel ini,
bakteri dapat dibedakan menjadi bakteri gram positif dan gram negatif.
Jika bakteri diwarnai dengan tinta Cina kemudian timbul warna pada
dinding selnya, maka bakteri itu tergolong bakteri gram positif.
Sebaliknya, jika diberi warna dengan tinta Cina namun tidak menunjukkan
perubahan warna pada dinding selnya, maka bakteri itu digolongkan ke
dalam bakteri gram negatif.
Bakteri gram positif mempunyai peptidoglikan di luar membran
plasma. Pada bakteri gram negatif, peptidoglikan terletak di antara
membran plasma dan membran luar dan jumlahnya lebih sedikit.
Umumnya bakteri gram negatif lebih patogen.
2. Dinding sel
Beberapa bakteri gram positif mengandung substansi asam teikoat
yang dikaitkan pada asam muramat dari lapisan peptidoglikan.
3. Asam teikoat
Berwujud dalam dua bentuk utama yaitu asam teikoat ribitoi dan asam
teiokat gliserol fungsi dari asam teiokat adalah mengatur pembelahan sel
normal. Apabila diberi pewarna gram menghasilkan warna ungu. Bakteri
gram-negatif

dinding

sel

gram

negatif

mengandung

10-20

peptidoglikan. Diluar lapisan peptidoglikan ada struktur membran yang


tersusun dari protein fostolipida dan lipopolisakarida. Apabila diberi
pewarna gram menghasilkan warna merah.
Di sebelah luar dinding sel terdapat kapsul. Tidak semua sel bakteri
memiliki kapsul. Hanya bakteri patogen yang berkapsul. Kapsul berfungsi

untuk mempertahankan diri dari antibodi yang dihasilkan selinang. Kapsul


juga berfungsi untuk melindungi sel dari kekeringan. Kapsul bakteri
tersusun atas persenyawaan antara protein dan glikogen yaitu glikoprotein.
4. Membran plasma
Membran yang menyelubungi sitoplasma tersusun atas lapisan
fosfolipid dan protein, bersifat semipermeable, berfungsi untuk mengatur
keluar masuknya zat ke dalam sel. Membran sel tersusun atas molekul
lemak dan protein Lipoprotein.
Jadi membran selnya sama seperti halnya membran sel organisme
yang lain. Sel bersifat semipermiable dan berfungsi mengatur keluar
masuknya zat keluar atau ke dalam sel.
5. Lembar fotosintetik
Khusus pada bakteri berfotosintesis, terdapat pelipatan membrane sel
kearah sitoplasma. Membran yang berlipat-lipat tersebut berisi klorofil,
dikenal sebagai lembar fotosintetik (tilakoid). Lembar fotosintetik
berfungsi untuk fotosintesis contohnya pada bakteri ungu. Bakteri lain
yang tidak berfotosintesis tidak memiliki lipatan demikian.
6. Sitoplasma
Sitoplasma adalah cairan sel, merupakan tempat berlangsungnya reaksi
metabolik. Sitoplasma adalah cairan yang berada di dalam sel (cytos = sel,
plasma= cairan). Sitoplasma tersusun atas koloid yang mengandung
berbagai molekul organik seperti karbohidrat, lemak, protein, mineral,
ribosom, DNA, dan enzim-enzim. Sitoplasma merupakan tempat
berlangsungya reaksi-reaksi metabolisme.
7. DNA
Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA) atau
asam inti, merupakan materi genetic bakteri yang terdapat di dalam
sitoplasma. Bentuk DNA bakteri seperti kalung yang tidak berujung
pangkal. Bentuk demikian dikenal sebagai DNA sirkuler. DNA tersusun
atas dua utas polinukleotida berpilin. DNA merupakan zat pengontrol
sintesis protein bakteri, dan merupakanzat pembawa sifat atau gen. DNA
ini dikenal pula sebagai kromosom bakteri. DNA bakteri tidak tersebar di

dalam sitoplasma, melainkan terdapat pada daerah tertentu yang disebut


daerah inti. Materi genetik inilah yang dikenal sebagai inti bakteri.
8. Plasmid
Selain memiliki DNA kromosom, bakteri juga memiliki DNA
nonkromosom. DNA nokromosom bentuknya juga sirkuler dan terletak di
luar DNA kromosom. DNA nonkromosom sirkuler ini dikenal sebagai
plasmid. Ukuran plasmid sekitar 1/1000 kali DNA kromosom. Plasmid
mengandung gen-gen tertentu misalnya gen kebal antibiotik, gen patogen.
Seperti halnya DNA yang lain, plasmid mampu melakukan replikasi dan
membentuk kopi dirinya dalam jumlah banyak. Dalam sel bakteri dapat
terbentuk 10-20 plasmid.
9. Ribosom
Organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun atas protein dan
RNA sebagai tempat sintesis protein. Ribosom merupakan organel yang
berfungsi dalam sintesis protein atau sebagai pabrik protein. Bentuknya
berupa butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun
atas protein dan RNA.
10. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan
yang dibutuhkan.
11. Mesosom
Terbentuk dari membran sel yang tidak membentuk lipatan. Organel
ini berfungsi sebagai pengganti mitochondria. Pada tempat tertentu terjadi
penonjolan membran sel kearah dalam atau ke sitoplasma. Tonjolan
membrane ini berguna untuk menyediakan energi atau pabrik energi
bakteri. Organ sel (organel) ini disebut mesosom. Selain itu mesosom
berfungsi juga sebagai pusat pembentukan dinding sel baru diantara kedua
sel anak pada proses pembelahan.
12. Kapsul atau lapisan lendir
Lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu, bila lapisannya
tebal disebut kapsul dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir. Kapsul
dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air. Kapsul atau lapisan
lendir merupakan bahan kental yang mengelilingi dinding sel bakteri.

Kapsul penting bagi bakteri karena merupakan pelindung dan sebagai


penyimpan cadangan makanan.
13. Flagelum atau bulu cambuk
Struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel.
14. Pilus dan fimbria
Struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding
sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter
lebih kecil dan tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram
negatif. Fungsi pili adalah sebagai pintu gerbang bagi masuknya materi
genetik selama perkawinann dan untuk membantu melekatkan diri pada
jaringan hewan atau tumbuhan yang merupakan sumber nutriennya.
15. Fimbria
Sejenis pilus tetapi lebih pendek daripada pilus.
16. Klorosom
Struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan mengandung
pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom
hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
17. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis.
18. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram
positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika kondisi tidak menguntungkan
bagi kehidupan bakteri. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi
genetik, dan ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein
dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi cahaya,
suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan menguntungkan
endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri baru.Bakteri ada yang dapat
membentuk endospora, pembentukan endospora merupakan cara bakteri
mengatasi kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan.
Ciri-ciri bakteri
a.
b.
c.
d.

Organisme multiselluler
Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
Umumnya tidak memiliki klorofil
Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron

umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.


e. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
f. Hidup bebas atau parasit.

g. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau
gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
h. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya
mengandung peptidoglikan
Bentuk bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang (basil),dan spiral
(spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil yang disebut kokobasi
Berbagai macam bentuk bakteri :
1. Bakteri Kokus : Bakteri dengan bentuk dasar bulat
Bentuk Bakteri kokus:
a. Monokokus, yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal. Misalnya
Neisseria gonorrhoeae, penyebab penyakit kencing nanah.
b. Diplokokus, yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan. Misalnya
Diplococcus pneumonia, penyebab penyakit pneumonia atau radang
paru-paru.
c. Tetrakokus, yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi
empat.
d. Sarkina, yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk
kubus.
e. Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan
membentuk rantai. Misalnya Streptococcus pyrogenes, penyebab
demam jengkering dan sakit tenggorokan, dan Streptococcus
thermophilus, untuk membuat yoghurt.
f. Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan
seperti buah anggur
2. Bakteri Basil : Bakteri dengan bentuk dasar batang
Bentuk bakteri Basil:
a. Monobasil, yaitu berupa sel bakteri basil tunggal.
b. Diplobasil, yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan.
c. Streptobasil, yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk
rantai. Misalnya Azotobacter dan Bacillus anthracis.
3. Bakteri Spirilia : Bakteri dengan bentuk dasar spiral
Bentuk Bakteri Spiral:

a. Spiral yaitu bentuk sel bergelombang. Misalnya Spirillum.


b. Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup.
c. Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma. Misalnya Vibrio
cholera, penyebab penyakit kolera.
Ukuran bakteri
Ukuran rata-rata bakteri berdiameter 1,25m.

Bentuk basil
Bentuk coccus
Bentuk spiral
Bentuk vibrio
Bentuk spirochete

: lebar 0,3-1, panjang 1,5-4 .


: ukuran tengahnya rata-rata 1.
: lebar 0,5-1, panjang 2-5 .
: lebar 0,5 panjang sampai 3.
: lebar 0,2-0,7, panjang 5-10.

Susunan kimia bakteri


Susunan kimia bakteri terdiri dari:
a.

85% air

b.

Zat hidrat arang

c.

Protein

d.

Lemak

e.

Garam-garaman: Na, K, Ca, Mg, Fe, Zn, P, dan sebagainya

f.

Enzim atau fermen

g.

Vitamin.

Alat gerak bakteri


Alat gerak pada bakteri berupa flagellum atau bulu cambuk adalah struktur
berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagellum
memungkinkan

bakteri

bergerak

menuju

kondisi

lingkungan

yang

menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi


kehidupannya.
Flagellum memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang
berbeda-beda pula yaitu:
a.

Monotrik : bila hanya berjumlah satu

b.

Lofotrik : bila banyak flagellum disatu sisi

c.

Amfitrik : bila banyak flagellum dikedua ujung

d.

Peritrik : bila tersebar diseluruh permukaan sel bakteri

Reproduksi bakteri
Cara Perkembangbiakan bakteri:
Bakteri umumnya melakukan reproduksi atau berkembang biak secara
aseksual (vegetatif = tak kawin) dengan membelah diri. Pembelahan sel pada
bakteri adalah pembelahan biner yaitu setiap sel membelah menjadi dua.
Reproduksi bakteri secara seksual yaitu dengan pertukaran materi genetik
dengan bakteri lainnya.
Pertukaran materi genetik disebut rekombinasi genetik atau rekombinasi
DNA. Rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
a. Transformasi adalah pemindahan sedikit materi genetik, bahkan satu
gen saja dari satu sel bakteri ke sel bakteri yang lainnya.
b. Transduksi adalah pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel
bakteri lainnnya dengan perantaraan organisme yang lain yaitu
bakteriofage (virus bakteri).
c. Konjugasi adalah pemindahan materi genetik berupa plasmid secara
langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti
jembatan diantara dua sel bakteri yang berdekatan.Umumnya terjadi
pada bakteri gram negatif.
Bakteri

heterotrof

adalah

bakteri

yang

tidak

dapat

mensintesis

makanannya sendiri. Kebutuhan makanan tergantung dari mahluk lain.


a.

Bakteri Autotrof

Bakteri yang dapat menyusun zat makanan sendiri dari zat anorganik yang
ada. Dari sumber energi yang digunakannya, bakteri autotrof (auto = sendiri,
trophein = makanan) dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
b.

Bakteri Fotoautotrof

Bakteri fotoautrotof yaitu bakteri yang memanfaatkan cahaya sebagai energi


untuk mengubah zat anorganik menjadi zat organik melalui proses

fotosintesis.
Contoh bakteri ini adalah: bakteri hijau, bakteri ungu.
c.

Bakteri kemoautotrof.

Bakteri kemoautrotof adalah bakteri yang menggunakan energi kimia yang


diperolehnya pada saat terjadi perombakan zat kimia dari molekul yang
kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan melepaskan hidrogen.
Contoh bakteri ini adalah: Nitrosomonas , Nitrosocoocus, Nitrobacter

C. APLIKASI

MIKROBIOLOGI

DALAM

BIDANG

KEPERAWATAN
Salah satu manfaat mikroorganisme dalam bidang kesehatan adalah
dalam menghasilkan antibiotika. Bahan antibiotik dibuat dengan bantuan
fungi, aktinomiset, danbakteri lain. Antibiotik ini merupakan obat yang paling
manjur

untuk

memerangi

infeksi

oleh

bakteri.

Beberapa

mikroba

menghasilkan metabolit sekunder, yang sangat bermanfaat sebagai obat untuk


mengendalikan berbagai penyakit infeksi. Sejak dulu dikenal jamur
Penicillium yang pertama kali ditemukan oleh Alexander fleming (1928),
dapat menghasilkan antibiotika penisilin. Sekarang banyak diproduksi
berbagai antibiotik dari berbagai jenis mikroba yang sangat berperan penting
dalam mengobati berbagai penyakit. Selain untuk antibiotik, dalam bidang
kesehatan mikrorganisme juga dapat digunakan sebagai agen pembusuk di
dalam saluran pencernaan alami, yang turut membantu mencerna makanan di
dalam saluran pencernaan.
Dasar pengetahuan tentang mikrobiologi dan parasitologi diperlukan di
bidang keperawatan karena alasan berikut:
1. Perawat harus memiliki gagasan tentang bagaimana penyebaran infeksi
2. Perawat mengetahui permukaan yang paling rentan terhadap agen infeksi
3. Bagaimana perawat menjaga instrumen aseptis dan bebas kontaminan

4. Perawat dapat mengenali gejala-gejala infeksi


5. Perawat mengetahui bagaimana merawat luka terbuka tanpa menginfeksi
itu dengan hati-hati
6. Perawat harus bisa mengenali jenis infeksi segera setelah terjadi

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Syamsunir. 1992. Dasar-dasar Mikrobiologi Parasitologi untuk Perawat.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Anonim. Manfaat Mikrobiologi Untuk Ilmu Keperawatan. (Artikel). Diunduh
dari http://diegaznapashacliquers.blogspot.com pada hari Senin, 3 Maret
2014
Arum, Christy. 2012. Aplikasi Mikrobiologi dalam Kebidanan. (Artikel).
Diunduh dari http://sichesse.blogspot.com pada hari Senin, 3 Maret 2014
Dwidjoeputro. 1981. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Tambayong, Jan. 1999. Mikrobiologi untuk Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.
Hasyimi, M. 2010. Mikrobiologi & Parasitologi untuk Mahasiswa Keperawatan.
Jakarta: Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai