Oleh :
Rizky Herlin Nurpratiwi
153 150 143
Kelas D
1
A. Pengantar
Berkomunikasi
(min nonverbal)
Semua Orang
Namun, tidak
Semua Orang
Bernilai Logis
berkomuni
kasi
Contoh ...
Pada anak :
Seorang anak berusia 4 tahun mengomentari teman-temannya lalu mengambil
kesimpulan. Cikra punya adik. Aiz punya adik. Iam punya adik. Semua punya adik.
Kalimat pertama - Kalimat ketiga = Premis = Benar
Kalimat keempat = Kesimpulan = Salah (karena tak semua orang punya adik)
Pada orang dewasa :
Umumnya berbentuk Stereotip
Kadang orang tua melarang anaknya menikah dengan orang dari suku tertentu
karena orang tua itu punya pandangan stereotip tentang suku terkait yang
digeneralisasikan.
Padahal sesuatu yang konon berlaku pada satu suku belum tentu berlaku pada
individu di dalam suku itu.
3
Jadi ...
Menyimpulkan dengan benar dan sahih adalah kegiatan yang seharusnya
terjadi dalam berkomunikasi
Kesimpulan keliru (pembicara) pernyataan yang keliru
Kesimpulan keliru (pendengar) kesalahpahaman
Yang diidealkan dalam ilmu komunikasi adalah pernyataan dan pemahaman
yang tepat.
Ketepatan pernyataan dan pemahaman bergantung pada kesimpulan yang
tepat, dimana teknik-tekniknya dipelajari dalam logika.
B. Logika
Asal Kata (etimologi) :
Logos (Yunani) = Kata, Ide, Akal
Logike (Yunani) = Seni berpikir
Logica (Latin) = Seni berpikir
Logique (Prancis) = Seni berpikir
Logic (Inggris) = Seni berpikir
Tesaurus Bahasa Indonesia mensinonimkan logika dengan : (1) ilmu mantik,
dan (2) akal sehat.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan logika menjadi dua : (1)
pengetahuan tentang kaidah berpikir, dan (2) jalan pikiran yang masuk akal.
5
merupakan
ilmu
tentang
C. Komunikasi
Berasal dari kata bahasa Inggris communication.
Oxford Dictionary of English mengategorikan communication sebagai
kata benda yang berarti :
(1) the imparting or exchanging of information by speaking, writing, or
using some other medium (penyampaian dan pertukaran informasi
melalui pembicaraan, tulisan, atau penggunaan media lain);
(2) a letter or message containing information or news (tulisan atau
pesan yang berisi informasi atau berita);
(3) the successful conveying or sharing of ideas and feeling
(kesuksesan menyampaikan atau membagi gagasan dan perasaan).
11
12
Retorika
Aristotle (384-322 SM), bapak retorika, mendefinisikan retorika sebagai
kemampuan meninjau sarana yang dapat digunakan untuk membujuk dalam
berbagai keadaan.
Aristotle berkesimpulan bahwa model-model bujukan ada yang bersifat teknis
maupun nonteknis.
Keberhasilan membujuk ditopang oleh faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal sebagai model bujukan nonteknis. Misalnya, saksi, bukti dan
dokumentasi.
Faktor internal sebagai model bujukan teknis. Komunikator perlu membujuk
komunikan dengan panduan prinsip-prinsip retorika.
Menurut Aristotle, bujukan secara teknis dapat berhasil dengan merekayasa tiga
hal : (1) karakter pembicara, (2) emosi pendengar dan (3) perkataan yang
disampaikan. Ethos, pathos, dan logos.
15
Enthymeme
Di poin terakhir penjelasan diatas, retorika berjumpa dengan logika (logos).
Sebab, Aristotle menyatakan bahwa enthymeme adalah substansi persuasi
retoris.
Enthymeme adalah silogisme tidak sempurna karena berisi satu atau dua premis
tanpa kesimpulan, atau sebaliknya berisi kesimpulan tanpa premis satupun.
Misal : Saya suka orang itu, karena dia ramah
Kesimpula
n
Premis
Sekian
dan
Terima Kasih
20